TUGAS AKHIR
Oleh:
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R. I
POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar
Nomor : 214 /KPTS/BPSDMI/ATI-MAKASSAR/II/2020 yang telah dipertahankan di
depan Tim Penguji pada hari Senin tanggal 28 Oktober 2020 sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI
Makassar.
PANITIA UJIAN :
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
NIM : 17TKM213
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai
dengan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir
saya adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau
orang lain.
iv
KATA PENGANTAR
Tak henti-hentinya lisan ini selalu memuji nama Allah SWT yang senantiasa
memberikan kami rahmat, hidayah, nikmat kesehatan dan kesempatan serta
kemudahan dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Variasi Konsentrasi Dan
Suhu Zeolit Terhadap Penurunan Kadar Free Fatty Acid (FFA) Pada Minyak
Jelantah Menggunakan Metode Adsorpsi”. Dan tak lupa pula salawat serta
salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. serta para
keluarga dan sahabat yang membawa kita dari zaman kebodohan sampai zaman
intelektual seperti yang kita rasakan seperti saat ini.
Laporan Tugas Akhir adalah laporan karya ilmiah mahasiswa dari hasil
penelitian, sekaligus sebagai laporan akhir studi yang wajib disusun oleh setiap
mahasiswa yang telah menduduki semester akhir, guna menyelesaikan studinya
pada Program Diploma Tiga (D3) di Politeknik ATI Makassar.
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai hasil penelitian selama kuliah kerja
praktek di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Politeknik ATI Makassar,
mahasiswa D-III jurusan Teknik Kimia Mineral Politeknik ATI Makassar. Mulai
pelaksanaan penelitian hingga selesainya penulisan laporan ini, penulis tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberi begitu banyak nikmat-Nya yang tak dapat
terhitung;
2. Keluarga tercinta yaitu ayahanda Usman Syamsuddin, Nenek Hj.Nurliah,
Tante Jumriah Ali, Tante Dinar Muis, Tante Kurniatih Muis dan seluruh
keluarga besar saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu semoga Allah
selalu menjaga nya beserta keluarga yang senantiasa selalu memberikan
dukungan spiritual, moril, fasilitas sehingga kami dapat termotivasi akan
dukungan yang diberikan;
3. Bapak Ir. Muhammad Basri,MM., selaku Direktur Politeknik ATI Makassar;
4. Ibu Hj. Andi Arninda, ST., M.Si, selaku ketua Jurusan Teknik Kimia Mineral
yang selalu memberikan arahan dan motivasi bagi teman-teman mahasiswa
terkhusus Teknik Kimia Mineral;
5. Ibu Rachma, STP., M.M, selaku pembimbing I tugas akhir yang tak henti-
hentinya memberi arahan dalam memperbaiki isi laporan tugas akhir kami;
6. Ibu Flaviana Yohanala Prista Tyassena, S.ST., M.T., selaku pembimbing II
tugas akhir yang dengan sabar membimbing dan memperbaiki tata
penulisan laporan tugas akhir yang kami susun;
7. Kakak Ahmad Sahwawi, S.T., selaku Pembimbing Kuliah Kerja Praktek yang
selalu memberikan arahan serta informasi mengenai mekanisme proses di
CV.Garuda Energi Nusantara Oil.
v
8. Teman-teman mahasiswa angkatan 2017 Politeknik ATI Makassar yang
banyak memberikan informasi dan semangat;
9. Senior-senior Teknik Kimia yang begitu banyak memberi bantuan serta
informasi yang memadahi. Serta masih banyak lagi yang tak sempat kami
sebutkan satu per satu. Semoga Allah senantiasa memberkahi ilmu kita
sehingga kita dapat mengaplikasikannya dengan bijak dalam kehidupan kita
sehari-hari.
Penulis
vi
ABSTRAK
NUR WAHIDAH USMAN.2020. Pengaruh Variasi Konsentrasi Dan Suhu Zeolit
Terhadap Penurunan Kadar Free Fatty Acid (FFA) Pada Minyak Jelantah
Menggunakan Metode Adsorpsi. Dibawah bimbingan RACHMA sebagai
pembimbing I dan FLAVIANA YOHANALA PRISTA TYASSENA sebagai pembimbing
II.
Kata kunci : Minyak jelantah, Free Fatty Acid (FFA), adsorpsi, zeolit.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ..................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xiii
viii
LAMPIRAN ................................................................................................ 27
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pengaruh Konsentrasi zeolit Terhadap Kadar FFA .......................... 19
Tabel 4.2 Pengaruh Suhu Adsorpsi Zeolit Terhadap Kadar FFA ...................... 19
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................ 13
Gambar 4.1 Pengaruh Konsentrasi Zeolit Terhadap Kadar FFA ..................... 21
Gambar 4.2 Pengaruh Suhu Proses Adsorpsi Terhadap Kadar FFA ................ 22
xi
DAFTAR ISTILAH
Free Fatty Acid (FFA) : Asam lemak bebas
permukaan padatan
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3.1 Gambar Proses Penelitian ......................................................... 28
Lampiran 3.5 Perhitungan Standarisasi NaOH ................................................ 29
Lampiran 4.1 Perhitungan Kadar FFA .............................................................. 29
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembuatan biodiesel antara lain minyak goreng bekas. Bahan ini dinilai lebih
fatty Acid ( asam lemak bebas) yang tinggi dan adanya senyawa pengotor
lainnya. Free fatty acid merupakan hasil degradasi dari trigliserida sebagai
akhir dari kerusakan minyak yang ditandai dengan adanya bau tengik,
biodiesel, karena KOH yang digunakan sebagai katalis akan bereaksi dengan
FFA membentuk sabun. Selain itu sabun yang dihasilkan akan mempersulit
1
proses pemurnian biodiesel. Oleh karena itu perlu dilakukan pre-treatment
aktif. Menurut (Sari & Kamberan, 2019), karbon aktif dapat digunakan sebagai
adsorben namun hanya dapat menurunkan kadar FFA hingga 1,3% selain itu
karbon aktif mengalami kejenuhan pada konsentrasi tertentu. Oleh karena itu
B. Rumusan Masalah
kadar FFA?
C. Tujuan Penelitian
kadar FFA.
2
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak yang tinggi kandungan LTJ (Lemak Tak Jenuh)-nya memiliki nilai
tambah hanya pada gorengan pertama saja, sementara yang tinggi ALJ (Asam
Lemak Jenuh)-nya bisa lebih lama lagi, meski pada akhirnya akan rusak juga
Fuad, 2010).
dari berbagai macam aspek ialah dengan mengubahnya secara proses kimia
menjadi biodiesel. Hal ini dapat dilakukan karena minyak jelantah juga
merupakan minyak nabati, turunan dari CPO (Crude Palm Oil). Adapun
treatment untuk menurunkan angka asam lemak bebas pada minyak jelantah
(Akbar, 2008).
4
Minyak jelantah tergolong sebagai limbah organik yang banyak
rumah tangga atau industri makanan dan mereduksi biaya produksi biodiesel
Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari
minyak nabati, baik minyak baru maupun bekas penggorengan melalui proses
dengan melepaskan tiga buah asam lemak. Pemecahan itu dilakukan dengan
metanol atau etanol dan dibantu katalisator. Tiga buah asam lemak itu
bereaksi dengan metanol atau etanol menjadi ester metil atau etil asam lemak
yang sifat fisiknya mirip dengan minyak solar (Prihandana, Hendroko, &
Nuramin, 2006).
atau reaksi esterifikasi asam lemak bebas tergantung dari kualitas minyak
5
dalam minyak nabati maka proses pembuatan biodiesel secara komersial
1. Esterifikasi
alkohol dengan bantuan katalis asam, misalnya asam klorida (HCl), asam
sulfat (H2SO4) ataupun katalis asam padat untuk menghasilkan ester. Asam
sulfat, asam sulfonat organik atau resin penukar kation, asam kuat
sangat berlebih dan air sebagai produk samping harus disingkirkan dari fasa
dikonversi menjadi alkil ester melalui katalis asam (HCl atau umumnya
6
H2SO4). Ketika konsentrasi asam lemak bebas dalam minyak tinggi, seperti
2. Transesterifikasi
katalis basa. Alkohol yang umumnya digunakan adalah metanol dan etanol.
Reaksi ini cenderung lebih cepat membentuk metil ester dari pada reaksi
yang kecil (< 2 %) untuk menghindari pembentukan sabun (Adhani & Islami,
2016).
yang terkonversi menjadi metil ester. Hal ini disebabkan oleh jumlah
katalis basa adalah 3 %, jika melebihi kadar tersebut maka reaksi tidak
7
tersebut harus melalui pre-treatment terlebih dahulu (Atadashi, Aroua,
produk yaitu biodiesel (metil ester) dan gliserol. Gliserol berada dibawah
Free fatty acid (asam lemak bebas) merupakan hasil degradasi dari
trigliserida sebagai akhir dari kerusakan minyak. Selain itu, FFA juga
merupakan asam yang dibebaskan dari proses hidrolisis dari lemak. FFA ini
biasanya ditemukan dalam jumlah yang besar Kenaikan asam lemak bebas
dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan
ALB (asam lemak bebas). Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-
faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini
8
departemen perindustrian (SNI 01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar air
maksimal minyak adalah 0,30%. Syarat keadaan bau, warna dan rasa dalam
keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih dari 0,30% (Sukardjo, 1990).
lemaknya karena asam lemak tersebut akan mempengaruhi sifat fisik, kimia
terjadinya proses kerusakan minyak goreng yang terdapat secara alami atau
D. Adsorpsi
yang terjadi saat molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu
2005).
9
1. Adsorpsi dengan Zeolit
(drying agents), adsorben, dan sebagai katalis atau pengemban katalis pada
yang sangat kecil dan seragam jika dibandingkan dengan adsorben yang
lain seperti karbon aktif dan silika gel, sehingga zeolit hanya mampu
dari pori zeolit akan tertahan dan hanya melintasi antar partikel. Dalam
keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air
yang berada disekitar kation. Bila zeolit dipanaskan maka air tersebut akan
keluar. Zeolit yang telah dipanaskan dapat berfungsi sebagai penyerap gas
10
2. Mekanisme Adsorpsi dengan Zeolit
Proses adsorpsi yang terjadi antara zeolit dengan FFA adalah adsorpsi
kimia, hal ini dikarenakan adanya ikatan kimia yang terbentuk antara
ikatan hidrogen. Ikatan yang terbentuk kuat sehingga spesi aslinya tidak
menurunkan kadar FFA dapat disebabkan karena adanya gugus silanol (Si-
OH) pada permukaan zeolit, gugus silanol inilah yang berperan dalam
esterifikasi dengan katalis asam untuk mengurangi kadar FFA. Namun kedua
metode tersebut memiliki proses yang rumit dan memerlukan biaya yang
11
mahal, sehingga tidak efisien dalam pengerjaannya. Metode alternatif dalam
pengurangan kadar FFA dalam minyak jelantah yaitu dengan metode adsorpsi
(Sukardjo, 1990).
kotoran pada minyak, bahan ini disebut dengan adsorben yang dalam
penelitian ini digunakan karbon aktif dan zeolit. Minyak yang rusak akibat
proses oksidasi dan polimerisasi akan menghasilkan bahan dengan rupa yang
kurang menarik dan cita rasa yang tidak enak, serta kerusakan sebagian
vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat dalam minyak. Oksidasi
minyak dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
12
F. Kerangka Berpikir
Minyak Jelantah
Adsorpsi
Biodiesel
Minyak jelantah berasal dari lemak nabati yang diproses menjadi minyak
goreng dan telah digunakan secara berulang. Minyak jelantah digunakan sebagai
akan bereksi dengan alkohol membentuk metil ester. Namun minyak jelantah
memiliki kandungan free fatty acid (FFA) / asam lemak bebas yang terbentuk
akibat adanya pemanasan secara berulang. Kandungan FFA pada minyak jelantah
akan menghambat proses reaksi pembentukan biodiesel. Oleh karena itu akan
13
Metode pre-treatment yang akan dilakukan adalah mengadsorpsi kadar
FFA minyak jelantah menggunkan adsorben zeolite yang terlebih dahulu telah
sebagai adsorben, dinilai mampu menurunkan kadar FFA secara maksimal dan
memenuhi standar CV. Garuda Energi Nusantara jumlah maksimum kadar FFA
yang boleh terkandung dalam minyak jelantah sebagai bahan baku pembuatan
biodiesel adalah 2%
14
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat
2. Waktu
28 Agustus 2020.
1. Alat
300 mL, gelas kimia 1000 mL, gelas kimia 500 mL, gelas kima 300 mL, gelas
kimia 100 mL, gelas kimia 50 mL, labu ukur 250 mL, labu ukur 100 mL,
Termometer, pipet volume 10 ml, cawan petri, kasa asbes, desikator, statif
2. Bahan
Minyak jelantah, NaOH 0,1 N, asam oksalat 0,1 N, indikator PP, etanol
96%, karbon aktif, zeolit, kertas saring, aquades, aluminium foil, kain
penyaring.
15
C. Jenis Penelitian
menurunkan kadar Free Fatty Acid (Asam lemak bebas) dari minyak jelantah.
Selain itu dilakukan studi literatur dari jurnal dan penelitian sebelumnya.
sebagai berikut :
a. Variasi Suhu
16
b. Variasi Suhu
2) Diaduk selama 60 menit dengan variasi suhu 50ᴼC, 70ᴼC dan 90ᴼC
Fatty Acid)
kedalam Erlenmeyer
b. Ditambahkan 50 ml ethanol
E. Analisa Data
konsentrasi adsorben terhadap kadar FFA dan pengaruh suhu terhadap proses
adsorpsi.
17
Analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑉2 x N1
N2 =
V2
Keterangan :
Keterangan :
(Oil, 2015)
18
BAB IV
A. Hasil
Politeknik ATI Makassar, maka diperoleh persentasi kadar FFA pada minyak
No Zeolit (Gram) Konsentrasi Zeolit (%) Suhu Adsorpsi (°C) Kadar FFA (%)
1 7,5100 5 90 0,6942
2 12,0079 8 90 0,6050
3 16,5100 11 90 0,5367
Sumber : Data Primer
No Zeolit (Gram) Konsentrasi Zeolit (%) Suhu Adsorpsi (°C) Kadar FFA (%)
1 16,5200 11 50 0,5692
2 16,5100 11 70 0,5677
3 16,5200 11 90 0,5587
Sumber : Data Primer
19
B. Pembahasan
6 sampel yang masing- masing untuk variasi konsentrasi yaitu 5%, 8% dan
11% dari berat minyak jelantah. Sedangkan untuk variasi suhu dengan
adsorpsi karbon aktif. Variasi konsentrasi zeolit yang digunakan yaitu 5%,
8% dan 11% dari berat minyak jelantah. Proses adsorpsi dengan zeolit
saring. Hasil saringan dari adsorpsi zeolit akan dititrasi menggunakan NaOH
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kadar FFA pada konsentrasi 5%
kadar FFA yang diperoleh. Menurut (Suseno, 2010) hal ini disebabkan
20
berpengaruh terhadap luas bidang kontak antara adsorben dan adsorbat.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi zeolit 11% adalah
1.5
Kadar FFA (%)
1 0.6942 0.605
0.5367
Standar Kadar FFA GEN
0.5 Oil (%)
0
0 5 10 15
Konsentrasi (%)
zeolit sebanyak 11% dari berat minyak jelantah dengan variasi suhu
Berdasarkan data hasil pada Tabel 4.1 diperoleh kadar FFA pada
suhu 50°C sebesar 0,5692%, pada suhu 70°C sebesar 0,5677% dan pada
21
suhu 90°C sebesar 0,5587. Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa semakin
tinggi suhu yang digunakan maka semakin rendah kadar FFA yang
ini mampu berdifusi lebih cepat kedalam pori-pori adsorben. Dari data
1.5
m Kadar FFA (%)
1
b 0.5692 0.5677 0.5587 Standar Kadar FFA GEN
0.5 Oil (%)
a
0
r 0 20 40 60 80 100
Suhu (°C)
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa :
adalah semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka kadar FFA yang
2. Pengaruh suhu proses adsorpsi terhadap kadar FFA adalah semakin tinggi
suhu yang digunakan, maka semakin rendah kadar FFA pada minyak
jelantah dan suhu yang paling maksimal pada proses adsorpsi kadar FFA
yaitu 90°C.
B. Saran
kadar FFA.
23
DAFTAR PUSTAKA
Adhani , L., & Islami, A. (2016). Pembuatan Biodiesel dengan Cara Adsorpsi dan
Transesterifikasi dari Minyak Goreng Bekas. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Kimia.
Arisurya, R. E. (2009). Laju Adsorpsi Isotermal B-Karoten dari Metl Ester Minyak
Sawit dengan Menggunakan Atapulgit dan Magnesium Silikat Sintetik.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Atadashi, I. M., Aroua, M. K., Aziz, A. A., & Sulaiman, N. N. (2013). The Effects of
Catalyts in Biodiesel Production. Journal of Industrial and Engineering
Chemistry.
Darnoko, D., & Cheryan. (2000). Kinetics of Palm Oil Transesterification in a Batch
Reactor. Journal of The American Oil Chemist' Society.
Evy, S., & Edwar, F. (2012). Teknologi Pengolahan Biodiesel dari Minyak Goreng
Bekas dengan Teknik Mikrofiltrasi dan Transesterifikasi sebagai Alternatif
Bahan Bakar Mesin Diesel. Jurnal Riset Industri.
Gerpen, J. V., Shanks, B., & Pruszko, R. (2004). Biodiesel Production Technology.
Colorado: NREL.
Hikmah, M. N., & Zuliyana. (2010). Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Minyak
Dedak dan Metanol denga Proses Esterifikasi dan Transesterfikasi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Knothe, G., Gerpen, J. V., & Kharl, J. (2004). The Biodiesel Handbook. Illionis:
AOCS Press.
24
Listiadi, A. P., & Putra, I. M. (2013). Intesifikasi Biodiesel dari Minyak Jelantah
dengan Metode Interesterifikasi dan Pemurnian Dry Washing. Cilegon:
Universitas Agung Tirtayasa.
Lotero, E., Liu, Y., & Lopez, D. E. (2005). Synthesis of Biodiesel Via Acid Catalysis.
Industrial & Engineering Chemistry Research.
Sari, R. M., & Kamberan, A. (2019). Pemanfaatan Karbon Aktif Ampas dalam
Mereduksi Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) pada Minyak Goreng
Bekas sebagai Biodiesel. TALENTA.
25
Suseno. (2010). Optimasi Proses Adsorpsi Minyak Goreng Bekas dengan
adsorben Zeolit Alam. Jurnal Kimia dan Teknologi.
Sutarti, M., & Rachmawati. (1994). Zeolit. Jakarta: Pusat Informasi dan
Dokumentasi LIPI.
Zhang, Y., Dube, M. A., Mc Lean, D. D., & Kates, M. (2003). Biodiesel Production
from Waste Cooking Oil.
26
L
27
Lampiran 3.1 Gambar Proses Penelitan
28
Lampiran 3.5 Perhitungan Standarisasi NaOH 0,1N dengan Asam Oksalat
25 𝑚𝑙 x 0,1 N
=
27,4 𝑚𝐿
= 0,0912 N
1. Konsentrasi zeolit 5%
3,1 ml x 0,0912 N x 25,6
% FFA (𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑜) =
10,1667 gram
= 0,7118 %
= 0,6766 %
2. Konsentrasi zeolit 8%
=0,5812 %
29
2,7 ml x 0,0912 N x 25,6
% FFA (𝑑𝑢𝑝𝑙𝑜) =
10,0231 gram
= 0,6050 %
= 0,5135 %
=0,5599 %
1. Suhu 50°C
= 0,5799 %
=0,5585 %
Rata-rata kadar FFA pada suhu adsorpsi zeolite 50°C adalah 0,5692 %
30
2. Suhu 70°C
= 0,5793 %
=0,5561 %
Rata-rata kadar FFA pada suhu adsorpsi zeolite 70°C adalah 0,5677 %
3. Suhu 90°C
= 0,5360 %
=0,5814 %
Rata-rata kadar FFA pada suhu adsorpsi zeolite 90°C adalah 0,5587 %
31