A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah di lakukan penyuluhan Tentang Stunting Diharapkan keluarga dapat
mengetahui dan memahami penyebab stunting dan cara pencegahanya.
b. Tujuan Khusus
Setelah di lakukan penyuluhan,di harapkan :
Keluarga Dapat Mengetahui Pengertian Stunting
Keluarga Dapat Mengetahui Penyebab Stunting
Keluarga Dapat Mengetahui Risiko Kesehatan Pada Anak Stunting
Keluarga Dapat Mengetahui cara pencegahan Stunting
B. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
C. MEDIA/ ALAT
a. Leaflet
b. PPT
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Anak Stunting
4. Menjelasakan cara
pencegahan stunting
E. MATERI : Terlampir
F. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah keluarga Tn. T
2. Evaluasi proses
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
3. Evaluasi hasil
a. 70% keluarga mampu menjelaskan pengertian Stunting
b. 65% keluarga mampu menyebutkan penyebab Stunting
c. 70% keluarga mampu menyebutkan Risiko Kesehatan Pada Anak Stunting
d. 75 % keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan Stunting
MATERI
1. Definisi.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat
kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak
normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Stunting adalah
masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu
lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia
dua tahun
2. Penyebab Stunting
Secara umum, kekerdilan atau stunting ini disebabkan oleh gizi buruk
pada ibu, praktik pemberian dan kualitas makanan yang buruk, sering
mengalami infeksi serta tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Calon ibu yang tidak bisa menjaga asupan nutrisi makanannya ketika hamil,
memiliki resiko yang cukup besar untuk melahirkan anak dengan dengan
masalah kesehatan seperti stunting. Bahkan, dalam beberapa kasus, hal seperti
ini menyebabkan stunting menjadi penyakit turun-temurun. Tak sampai disitu
saja, pemberian nutrisi atau makanan terhadap bayi dimasa-masa awal
pertumbuhan, juga bisa menjadi penyebab stunting. Kurangnya pemberian ASI
eksklusif di 6 bulan awal menjadi salah satunya
Kondisi lingkungan sekitar yang buruk menjadi salah satu faktor penyebab
munculnya beberapa masalah kesehatan. Stunting menjadi salah satunya. Bayi
yang sudah diberi nutrisi cukup melalui ASI namun hidup dikawasan atau
daerah yang tidak terjaga kehigienisannya, masih berpotensi cukup besar untuk
mengidap penyakit stunting. Kenapa? Sebab, infeksi yang disebabkan oleh
buruknya lingkungan sekitar dapat mengurangi kemampuan usus untuk bekerja
dengan baik. Dampaknya tentu saja langsung menuju ke tumbuh kembang anak.
stunting bisa muncul jikalau calon ibu tidak dapat menjaga pola makannya
ketika masih hamil. Pola makan yang tidak dijaga, dengan kecenderungan malas
makan menjadi yang paling utama. Beberapa penelitian menyebut bahwa bayi
yang lahir dengan berat badan rendah (yang notabene hasil dari kurangnya
asupan nutrisi sang ibu), memiliki peluang yang cukup tinggi untuk mengidap
stunting. Untuk mencegahnya, para ibu bisa melakukan pengecekan rutin terkait
berat badannya setiap satu bulan sekali.
Penyebab lain
Anak yang terlahir dengan sindrom alkohol janin (Fetus Alcohol
Syndrome/FAS) juga dapat mengalami stunting. FAS merupakan pola cacat
yang dapat terjadi pada janin karena Sang Ibu mengonsumsi terlalu banyak
minuman beralkohol saat sedang hamil. Anak dengan FAS memiliki
sekelompok rangkaian gejala yang mencakup bentuk wajah yang berbeda dari
anak normal, pertumbuhan fisik terhambat, serta beberapa gangguan mental.
Ketika dewasa, seorang wanita stunting memiliki risiko lebih besar untuk
mengalami komplikasi selama persalinan karena panggul mereka lebih kecil,
dan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
1. Seorang ibu harus mengonsumsi nutrisi yang dibutuhkan selama hamil dan
nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
2. Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Buah Hati, seperti memberikan ASI
eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring pertambahan usia.
3. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum
makan, meminum air yang aman, mencuci peralatan makan dan peralatan dapur,
membersihkan diri setelah buang air besar atau kecil, serta memiliki sanitasi
yang ideal (toilet yang bersih).
Menjaga asupan nutrisi yang ideal dan bervariatif ditambah dengan perilaku
hidup bersih dan sehat memegang peranan yang krusial bagi kesehatan ibu
hamil, terutama bagi janin. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekerdilan demi
kelangsungan hidup anak dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang yang
sehat, serta untuk memastikan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat,
terdidik, dan produktif
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Siti Uswatun. (2009). Peningkatan prevalensi gizi kurang pada balita
setelah pemberian bantuan langsung tunai. http://eprints.undip.ac.id/
News medical. (2015). Penyebab Gizi Kurang. http://www.news-
medical.net/health/Causes-of-malnutrition-(Indonesian).aspx