Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rehani Alia Putri

NPM : 11521638

Kelas : 1PA 29

UTS PAI

1. Jelaskan Definisi, Fungsi, Tugas dan Tujuan Hidup Manusia dalam Perspektif Agama Islam!
Jawaban:

 Definisi

Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai dua dimensi, yaitu
dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal dan sebagainya). Unsur jasad
akan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap dan bangkit kembali pada hari
kiamat. (QS. Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah makhluk yang mulia, bahkan lebih mulia dari
malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29).

 Fungsi

Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu :

a. Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada
Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu
dan syahwat.
b. Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa
hanya Dialah Tuhannya.
c. Manusia sebagai khalifah. Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus
di pertanggung jawabkan di hadapan-Nya.Tugas hidup yang di pikul manusia di muka
bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi
untuk mengelola dan memelihara alam.

 Tugas

Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas mewujudkan
kemakmuran di muka bumi (Q.S. Hud : 61), serta mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan hidup
di muka bumi (Q.S. al-Maidah : 16), dengan cara beriman dan beramal saleh (Q.S. al-Ra’d : 29),
bekerjasama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan kesabaran (Q.S.
al-’Ashr : 1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan amanah dari Allah sejak
manusia pertama hingga manusia pada akhir zaman yang akan datang, dan merupakan perwujudan
dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (’abdullah).dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai
makhluk Allah harus mampu mengemban amanah dari Allah, yaitu menjalankan tugas-tugas
hidupnya di muka bumi. Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai dua tugas utama, yaitu: (1)
sebagai ’abdullah, yakni hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan dan
KehendakNya serta mengabdi hanya kepadaNya; dan (2) sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang
meliputi pelaksanaan tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, dalam keluarga/rumah tangga, dalam
masyarakat, dan tugas kekhalifahan terhadap alam.

 Tujuan

a. Menyembah Allah

Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah
SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNy
a. Manusia juga harus menjadikan rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya

َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬


ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Qs Adz z
ariyat : 56).

b. Menjalankan perannya sebagai khalifah

Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Istilah
khalifah disini adalah pemimpin dimana manusai bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupny
a dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk m
engelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban un
tuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusi
a di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya.

c. Meneruskan Ajaran islam

Tidak hanya beribadah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia juga wajib menuntut ilmu d
an meneruskannya pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tuju
an pendidikan menurut islamyang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang di
ajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manus
ia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar.
2. Jelaskan apa yang anda fahami tentang Al-Qur'an? Bagaimana cara terbaik kita untuk
berinteraksi dengan Al-Qur'an? Al-Qur’an adalah ‘Syifa’ atau obat, apa maksudnya?
Jawaban:

Terdapat sejumlah hal yang saya ketahui mengenai Al-Quran. Al-Quran adalah kitab suci yang
diturunkan kepada Rasulullah SAW secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22 tahun
lamanya. Al-Quran ini adalah kitab penutup dan berfungsi sebagai pedoman dan petunjuk hidup
bagi umat manusia hingga kiamat kelak.Al-Quran selain sebagai petunjuk hidup bagi manusia
juga berfungsi sebagai bukti kenabian Muhammad SAW serta berperan sebagai mukjizat.
Sampai saat ini, tak ada satu manusia pun yang menyanggupi membuat kitab semacam Al-Quran
dengan bahasa yang indah.Dalam kepercayaan umat islam, membaca Al-Quran adalah termasuk
ibadah yang mendatangkan kemuliaan dan pahala di sisi Allah SWT.

 Cara terbaik untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an

a. Mendengarkan Al Qur’an (Tasmi’).


Allah berfirman: “Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al ‘Araf : 204).

b. Membacanya dengan benar (Tilawah).


Allah berfirman : “Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan
barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
(Qs. Al Baqarah : 121).

c. Merenungkannya (Tadabbur).
Allah berfirman : “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh den
gan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pela
jaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Qs. Shaad : 29).

d. Menghafalkannya (Tahfidz).
Allah berfirman : “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam da
da orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kec
uali orang-orang yang zalim.” (Qs. Al Ankabut : 49).

e. Mengamalkannya (Tatbiq).
Allah berfirman : “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling bai
k di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mer
eka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (Qs. Az Zumar : 18).

f. Mengajarkannya (Ta’lim).
Allah berfirman : “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Mu
hammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kam
u, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengaj
arkan apa yang belum kamu ketahui.” (Qs. Al Baqaroh : 151)

 Al-Qur’an adalah Syifa’ atau obat :

Al-quran ialah penyembuh bagi semua penyakit hati. Baik berupa syahwat yang menghal
angi manusia untuk taat kepada syariat atau syubhat yang mengotori iman. Karena, dalam Alqur
an terdapat nasihat, motivasi, peringatan, janji, dan ancaman yang akan memicu seseorang pad
a sikap harap (raja’) dan takut (khauf). disaat hati seseorang sehat, tidak banyak berisi syahwat d
an syubhat, anggota badan pun akan mengikutinya. Karena, anggota badan akan jadi baik jika ha
tinya baik. Ia juga menjadi rusak, jika hatinya rusak.Selain menjadi obat penyembuh bagi penyak
it hati dan jiwa, Alquran juga menjadi obat penyembuh penyakit fisik. Asy- Syinqithi dalam kitab
nya, Tafsir Adhwa’ al-Bayan, mengatakan, Alquran ialah obat penyembuh yang mencakup obat b
agi penyakit hati dan jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa juga menjad
i obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Ini seperti yang dilakukan sah
abat yang membacakan surah al-Fatihah kepada seorang pemimpin kampung yang tersengat kal
ajengking.
3. Jelaskan bagaimana cara terbaik dalam memperoleh rezeki menurut pandangan Islam!
Jawaban:

a. Bersungguh-sungguh dalam Bekerja.

Dalam sebuah Hadis riwayat Ad-Dailami disebutkan bahwa:"Sungguh Allah amat senang
menyaksikan hamba-Nya kelelahan (bersusah payah) di dalam mencari rezeki yang halal".

b. Menjauhi Semua Perkara Haram

Selain menjauhi perkara yang haram, umat Islam juga diminta menjauhi perkara subhat. Subhat
adalah sesuatu yang belum jelas halal haramnya atau masih dalam perdebatan. Dalam sebuah
Hadis riwayat At-Tirmidzi disebutkan:"….Diharamkan rezeki bagi seorang laki-laki lantaran dosa
yang ia perbuat."

c. Meminta Rezeki kepada Allah

Rezeki yang halal dan berkah sesungguhnya berasal dari Allah.Rasullullah pernah bersabda
dalam sebuah Hadis riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi: "Barang siapa tertimpa suatu kemiskinan,
lalu mengadukan hal tersebut kepada sesama manusia, maka kemiskinan itu tidak akan pernah
tertutupi. Akan tetapi, barang siapa yang mengadukan hal tersebut kepada Allah, maka Allah
akan memberikan rezeki kepadanya, cepat atau lambat".

d. Mengeluarkan Sebagian Harta kepada yang Berhak

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk bersedekah. Misalnya membayar zakat mal,
memberi santunan kepada anak yatim dan fakir miskin, hingga menyumbangkan sebagian rezeki
untuk pembangunan masjid, madrasah dan pesantren. Allah menjamin orang yang bersedekah
hartanya tidak akan berkurang sedikitpun. Bahkan, jika seseorang menutup-nutupi apa yang
dimiliki, maka pintu kemiskinan akan dibuka untuknya.

e. Sabar dan Tawakkal

Cara mendapatkan rezeki yang halal dan berkah berikutnya adalah dengan sabar dan tawakal
dalam segala keadaan. Salah satu ciri rezeki yang tidak berkah adalah selalu merasa kurang atas
apa yang diberikan oleh Allah. Sehingga, hidupnya pun cenderung tidak tenang. Dalam sebuah
riwayat disebutkan,"Apabila Kalian tawakal kepada Allah dengan penuh kesungguhan, maka
Allah pasti memberikan rezeki kepada Kalian. Seperti ia telah memberikan rezeki kepada burung
yang berangkat saat petang dengan perut kosong kemudian kembali ke sarangnya dalam
keadaan perut kenyang".
4. Jelaskan bagaimana sikap terbaik seorang muslim dalam menghadapi musibah (khususnya
terkait pandemi Covid-19) menurut perspektif agama Islam!
Jawaban:

SEORANG MUSLIM MENGHADAPI COVID-19

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona. Penyakit ini
tergolong baru, pertama kali ditemukan di Wuhan, Hubei, China tahun 2019. Sebagian besar
orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga berat,
dan tidak sedikit juga pasien yang sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Lansia
maupun mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti penyakit kardiovaskular, diabetes,
penyakit pernapasan kronis (PPOK), dan kanker merupakan kelompok resiko tinggi dan sangat
dimungkinkan mengalami gejala yang berat hingga berakhir dengan kematian.Penyebaran virus
ini semakin masif hingga pada akhirnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi
mengumumkan wabah COVID-19 sebagai pandemi global. Hingga saat ini, peneliti masih terus
berusaha menemukan obat yang paling baik untuk menyembukan penyakit ini, disamping terus
dilakukannya penelitian untuk menemukan vaksin terhadap virus COVID-19 (virus SARS-cov tipe
2).Bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi pandemic ini?  

Pertama: Setiap Muslim Hendaknya Tawakal kepada Allah SWT. Perlu diingat bahwa
segala sesuatu terjadi atas kuasa Allah dan sudah menjadi takdir-Nya.

ٌ ِ‫ص يبَ ٍة ِإ اَّل بِ ِإ ْذ ِن هَّللا ِ َو َم ن يُ ْؤ ِم ن بِ ا هَّلل ِ يَ ه ِْد قَ ْل بَ هُ َو هَّللا ُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َع ل‬


‫يم‬ ِ ‫اب ِم ن ُّم‬
َ ‫ص‬َ ‫َم ا َأ‬

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 11). Dengan kata lain, semua
yang terjadi di dunia ini adalah atas izin Allah SWT dan tentunya ada hikmah dan kebaikan yang
dapat kita pelajari dan mengambil ilmunya meski dari kejadian buruk atau musibah sekalipun.
Dengan munculnya penyakit baru sekaligus menyebabkan wabah di seluruh dunia yaitu COVID-
19 ini, daripada mengutuk kegelapan lebih baik menyalakan lilin, daripada menyalahkan
keadaan, sikap yang harus kita hadirkan diantaranya adalah menguatkan ketakwaan, keimanan,
ibadah, dan amal saleh yang dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Kedua: Menjaga Aturan Allah. Ketika kita menjaga aturan Allah dengan melaksanakan
semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, tentu Allah juga akan menjaga kita dalam
setiap kondisi.Allah SWT berfirman:

َّ ‫نك ْم ۖ فَ ِإ ن ت َٰنَ َز ْع تُ ْم فِ ى َش ْى ٍء فَ ُر دُّوهُ ِإ لَ ى ٱ هَّلل ِ َو‬ ُ ‫ول َو ُأ ۟و لِ ى ٱ َأْل ْم ِر ِم‬ ۟ ‫يع‬ ۟ ‫يع‬
ُ ‫وا ٱ هَّلل َ َو َأ ِط‬ ُ ‫ام نُ ٓو ۟ا َأ ِط‬ ٓ
‫ول ِإ ن‬ ِ ‫ٱلر ُس‬ َ ‫ٱلر ُس‬
َّ ‫وا‬ َ ‫ٰيَ َأ يُّهَ ا ٱل َِّذ ينَ َء‬
‫اخ ِر ۚ ٰ َذ لِ كَ َخ ْي ٌر َو َأ حْ َس نُ تَ ْأ ِو ي اًل‬
ِ ‫ُك نتُ ْم تُ ْؤ ِم نُ ونَ بِ ٱ هَّلل ِ َو ْٱل يَوْ ِم ٱلْ َء‬

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’: 59)
Berdasarkan firman Allah tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa sebagai Muslim yang
beriman kepada Allah, kita juga diperintahkan untuk mematuhi Pemimpin, yang mana sebagai
rakyat Indonesia artinya kita harus mematuhi Pemerintah Indonesia. Jika dikaitkan dengan
kondisi saat ini, Indonesia sedang menghadapi Pandemi COVID-19 dan Pemerintah serta
jajarannya termasuk garda terdepan (Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan)   telah berupaya
menanggulangi masalah COVID-19 di Indonesia melalui upaya pengobatan, penelusuran kasus
dan pencegahan bagi masyarakat yang sehat dengan membuat aturan dan kebijakan terkait
langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran virus
COVID-19. 

Ketiga: Ingatlah Keadaan Seorang Mukmin Antara Bersyukur dan Bersabar. Dari Shuhaib,
ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ْر ا لَ هُ َو ِإ ْن َأ‬
ُ ‫ص ابَ ْت ه‬ َ ‫ْس َذ اكَ َأل َح ٍد ِإ الَّ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن ِإ ْن َأ‬
ُ ‫ص ابَ ْت هُ َس َّر‬
ً ‫اء َش َك َر فَ َك انَ خَ ي‬ َ ‫َع َج بًا َأل ْم ِر ْال ُم ْؤ ِم ِن ِإ َّن َأ ْم َر هُ ُك لَّهُ خَ ْي ٌر َو لَ ي‬
ُ ‫ْر ا لَ ه‬ ً ‫ص بَ َر فَ َك انَ خَ ي‬
َ ‫اء‬ُ ‫ض َّر‬
َ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah
didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu
baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya. ” (HR.
Muslim, no. 2999). Pada hakikatnya, kehidupan dunia ini adalah ujian. Ketetapan dari Allah SWT
bahwa ujian didatangkan kepada manusia dalam ragam bentuk, mulai dari ketakutan,
kekurangan, hingga paceklik. Untuk itu kita juga harus  bersabar dalam menghadapi wabah ini.
Allah SWT berfirman :

ٌ ‫ص يبَ ة‬ َ ‫ ال َِّذ ينَ ِإ َذ ا َأ‬  , َ‫الص ابِ ِر ين‬


ِ ‫ص ابَ ْت هُم ُّم‬ َّ ‫ات َو بَ ِّش ِر‬
ِ ‫س َو الث ََّم َر‬ِ ُ‫ال َو األنف‬ِ ‫ص ِّم نَ ا َأل َم َو‬ ٍ ‫وع َو ن َْق‬ ِ ‫وف َو ْال ُج‬ْ َ‫َو لَ نَبْلُ َو ن َُّك ْم بِ َش ْي ٍء ِّم نَ ْال خ‬
ْ
َ‫ك ه ُُم ال ُم هْت َُد ون‬ ‫ُأ‬ ٌ ٌ
َ ‫ص لَ َو ات ِّم ن َّر ب ِِّه ْم َو َر حْ َم ة َو ولَ ـِئ‬ َ ‫ك َع لَ ي ِْه ْم‬ ‫ُأ‬
َ ‫ ولَ ـِئ‬  . َ‫اج عون‬ ‫هّلِل‬ ْ ُ
ِ ‫قَ ال وا ِإ نَّا ِ َو ِإ نَّـا ِإ لَ ي ِْه َر‬

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan kembali kepada Allah). Mereka
itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”  (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Dengan demikian, perlu disadari bahwa ujian ini datangnya dari Allah SWT, maka tidak ada cara
terbaik untuk mendapatkan jalan keluar selain dengan kembali dan meminta pertolongan Allah
dengan senantiasa berdoa kepada-Nya.

Keempat: Ikhtiar, Melakukan ikhtiar untuk mencari sebab penyakit sehingga bisa
melakukan pencegahan dan untuk mendapatkan pengobatan. Berobat dan mencari sebab
tidaklah bertentangan dengan tawakal. Beberapa bentuk ikhtiar yang dapat kita lakukan dalam
menghadapi wabah COVID-19 ini adalah:

1. Membatasi aktivitas diluar rumah (#StayAtHome)


2. Melakukan Physical distancing
3. Menghidari kerumunan/ kegiatan yang mengundang keramaian
4. Menggunakan masker keluar rumah
5. Cuci Tangan Pakai Sabun sesering mungkin (dianjurkan selama 20 detik)

Kelima: Perkuat Diri Dengan Dzikir, Terutama Rutinkan Dzikir Pagi dan Petang.
Memperkuat dan perbanyak dzikir pagi dan petang seperti yang telah disyariatkan bagi umat
islam.

ِ‫س َو قَ ب َْل ْال ُغ ُر وب‬ ِ ُ‫ك قَ ب َْل طُ ل‬


ِ ‫وع الش َّْم‬ َ ِّ‫فَ اصْ بِ رْ َع لَ ٰى َم ا يَ قُ ولُ ونَ َو َس بِّحْ بِ َح ْم ِد َر ب‬

“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji
Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)”  (QS. Qaf: 39).

َ‫ْح انَ هَّللا ِ ِح ينَ تُ ْم ُس ونَ َو ِح ينَ تُ صْ بِ ُح ون‬


َ ‫فَ ُس ب‬

“Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di sore hari dan waktu kamu berada di
waktu pagi hari”  (QS. Ar-Rum:17).

Keenam: Cerdas dalam Memilah Informasi. Pintar Menyaring Berita dengan


mengkonfirmasi dan menemukan sumber yang terpercaya terlebih dahulu.

ِ ‫ص يبُوا قَ وْ مًا بِ َج هَ الَ ٍة فَ تُ صْ بِ ُح وا َع لَ ى َم ا فَ َع ْل تُ ْم ن‬


َ‫َاد ِم ين‬ ِ ُ‫ق بِ نَبَ ٍإ فَ تَبَ يَّنُ وا َأ ْن ت‬ َ ‫يَ ا َأ يُّ هَ ا ال َِّذ ينَ َآ َم نُ وا ِإ ْن َج‬
ِ َ‫اء ُك ْم ف‬
ٌ ‫اس‬

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” (QS.
Al Hujurat: 6).

Anda mungkin juga menyukai