SKRIPSI
ALDHI
201701052
i
HALAMAN PERNYATAAN
Aldhi
NIM. 201701052
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
Aldhi. The Relationship between the Leadership Style of the Head of the Health
Center and the Performance of Nurses at the Tomini Health Center, Tomini
District, Parigi Moutong Regency. Supervised by Ardin S Hentu and Sintong
Hutabarat.
iv
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA PUSKESMAS
TERHADAP KINERJA PERAWAT DI PUSKESMAS
TOMINI KECAMATAN TOMINI KABUPATEN
PARIGI MOUTONG
SKRIPSI
ALDHI
201701052
v
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
ALDHI
201701052
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
Ns.Afrina Januarista.,M.Sc
NIK. 20130901030
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan juli sampai September 2021 ialah
pendidikan kesehatan dengan judul “Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala
Puskesmas Terhadap Kinerja Perawat Di Puskesmas Tomini Kecamatan Tomini
Kabupaten Parigi Moutong”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi sarjana ilmu keperawatan Stikes Widya Nusantara Palu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan
tampa adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak
selama menyusun skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Widyawati L. Sitomorang. Bsc., MSc, selaku ketua yayasan STIKes Widya
Nusantara Palu.
2. Dr. Tigor H Situmorang, M.H., M.Kes. selaku ketua STIKes Widya Nusantara
Palu.
3. Sintong Hutabarat. M.Sc, selaku wakil ketua 1 bidang akademik sekaligus
pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Yuhana Damantalm, S.Kep., .,Erg selaku ketua prodi S1 Keperawatan STIKes
Widya Nusantara Palu
5. Ns. Ardin S Hentu., S.Kep., M.Kep, selaku pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
6. Evi Setyawati, S.K.M., M.Kes, selaku penguji utama yang telah memberikan
banyak masukan dan arahan dalam proses perbaikan skripsi ini.
7. Kepala Puskesmas Tomini beserta seluruh perangkat Puskesmas atas bantuan
dan kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
8. Responden atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini sesuai waktu yang telah ditetapkan.
vii
9. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang, serta dukungan
baik secara moral dan materi kepada penulis.
10. Himpinan Mahasiswa Islam Cabang Palu terkhusus Komisariat Kesehatan
Al-Qalbi yang telah memberikan dukungan dan doa selama penyusunan skripsi
ini.
11. Desyka Rizki R yang telah memberikan dukungan dan doa selama
penyusunan skripsi ini.
12. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dengan tulus dan ikhlas memberikan doa dan motivasi sehingga
dapat terselesaikannya skripsi ini.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
HALAMAN JUDUL SKRIPSI v
LEMBAR PENGESAHAN vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 23
C. Hipotesis 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian 24
C. Populasi dan Sampel 24
D. Variabel Penelitian 25
E. Definisi Operasional 25
F. Instrumen Penelitian 26
G. Teknik Pengumpulan Data 26
H. Analisis Data 27
I. Bagan Alur Penelitian 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 30
A. HASIL 30
B. PEMBAHASAN 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 41
A. SIMPULAN 41
B. SARAN 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep 27
Gambar 3.1 Skema Bagan Alur Penelitian 33
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini pelayanan kesehatan masyarakat merupakan hal yang
menjadi perhatian pemerintah, dalam hal ini puskesmas menjadi salah satu
institusi yang menjadi garda terdepan dalam hal pelayanan kesehatan dasar
masyarakat. Selanjutnya, dalam pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan
disebuah kabupaten atau kota puskesmas menjadi fasilitas kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan dengan mengutamakan tindakan promotive
dan preventif untuk mencakup pencapaian kesehatan masyarakat sebesar-
besarnya didalam wilayah kerjanya1.
Didalam hal menjalankan fungsi, puskesmas perlu secara optimal
mengelola kinerja pelayanan, proses pelayanan hingga kepada sumber
daya yang ada. Kepala Puskesmas selaku pemimpin juga bertugas sebagai
penanggung jawab untuk berjalannya semua pelayanan kesehatan yang ada
di Puskesmas termasuk kinerja perawat1.
Pemimpin adalah pengerjaan atau kemampuan seseorang untuk
memanfaatkan kapasitasnya untuk mempengaruhi orang lain untuk
menyelesaikan aktivitas tertentu yang dikoordinasikan menuju target yang
telah ditetapkan sebelumnya. Meski berbeda keadaan dan kondisi tertentu,
seorang pemimpin hendaknya berupaya mengubah karakter. Hal ini karena
penyesuaian alam merupakan tahapan untuk mengurusi isu-isu terkini.
Seseorang tidak akan sukses dalam memimpin tampa perubahan karakter,
visi misi yang jelas, integritas yang kukuh, dan kekuatan tahan dalam
menghadapi ada problem dan tantangan2.
Nursalam (2013), mengatakan bahwa ada tiga kategori utama dalam
gaya kepemimpinan yakni kepemimpinan demokratis, otokratis dan
laissez-faire. Untuk mempermudah peneliti dalam menilai dan memilah
gaya kepemimpinan apa yang diterapkan kepala Puskesmas maka peneliti
harus berdasar pada teori kepemimpinan demokratis, otokratis dan laissez-
faire. Dengan adanya gaya kepemimpinan dengan keadaan suatu asosiasi,
1
2
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan (Pendidikan)
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi
untuk Mahasiswa STIKes Widya Nusantara Palu, guna meningkatkan
ilmu pengetahuan mahasiswa.
2. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan juga
ilmu pengetahuan tentang hubungan gaya kepemimpinan Kepala
Puskesmas terhadap kinerja perawat.
3. Bagi Puskesmas Tomini
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi
Kinerja Perawat melalui gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh
kepala Puskesmas yang akan berdampak pada kualitas pelayanan di
Puskesmas Tomini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan tentang gaya kepemimpinan
a. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang didalam mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu dalam menentukan tujuan organisasi.
Dan memotivasi perilaku pengikutnya untuk mencapai tujuan,
serta memperbaiki kelompok dan budayanya9. Dari kata pimpin
lahirlah kata kerja pemimpin yang artinya membimbing dan
menuntun10.
b. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori tentang kepemimpinan yaitu sebagai berikut:
1) Teori Otokratis
Kepemimpinan otokratis adalah kekuasaan dan wewenang
mutlak berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu
menganut sistem sentralisasi wewenang, pengambilan
keputusan dan kebijakan hanya ditetapkan sendiri oleh
pemimpin, sedangkan bawahan tidak diikutsertakan dalam
proses pengambilan keputusan dan gaya kepemimpinan ini
hanya memfokuskan pada peningkatan produktivitas kerja
bawahan dan kurang memperhatikan kesejatraan dan
perasaan bawahannya (Hasibuan, 2011)11. Menurut (Citra,
2014) gaya kepemimpinan otokratis lebih menitikberatkan
pada segala hal yang mengarah pada kepemilikan pribadi
dimana menganggap organisasi milik sendiri dan karyawan
hanya sebagai alat yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
yang bersifat pribadi. Pemimpin yang menerapkan gaya
otokratis ini cenderung tidak menghiraukan kritik maupun
6
7
1) Kepemimpinan Otoriter
Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin membawa
kekuasaan penting tetapi para bawahan tidak dapat
memperoleh kebebasan dalam menggunakan wewenangnya.
Pemimpin yang otoriter umumnya atasan menyadari apa yang
menjadi keinginannya, sebagai bentuk dari hal ini maka atasan
menggunakan jabatannya untuk melakukan beberapa perintah
yang memaksa pada karyawannya. Pada gaya ini pengambilan
keputusan sepenuhnya oleh atasan tanpa melibatkan
karyawannya19.
2) Kepemimpinan Demokratis
Gaya demokratis merupakan gaya yang bersifat partisipatif
yang artinya bahwa semua anggota ikut berperan aktif dalam
satu organisasi yang memiliki masing-masing peran yang
berbeda. Tetapi bukan berarti atasan tidak tegas dalam
mempertimbangkan keputusan yang diambil, atasan akan lebih
teliti dalam mencerna pendapat agar sesuai dengan apa yang
akan dituju20.
3) Kepemimpinan Laissez Faire
Dalam gaya kepemimpinan Laissez Faire pemimpin
memberikan seluruh wewenang pengambilan keputusan
kepada bawahannya, pada dasarnya pemimpin akan
mengatakan, inilah pekerjaan yang harus kalian lakukan,
pemimpin tidak perduli apa dan bagaimana kalian
melakukannya yang pemimpin tahu semua pekerjaan harus
selesai dengan baik21.
d. Sifat-Sifat Pemimpin
Menurut William (2013), pada hakekatnya tidak boleh
memaksa seseorang untuk tetap bekerja ketika saat sedang merasa
dalam keadaan yang sulit. Jika seseorang bekerja karena terpaksa
maka hasil dari yang dikerjakan tidak akan sesuai atau tidak
10
3) Fungsi Partisipasi
Dalam melakukan fungsi ini, pemimpin berupaya untuk
memerankan individu-individu yang menjadi bawahannya,
seperti ketika sedang memilih sesuatu dan melakukannya. Hal
ini tidak boleh dianggap sebagai hal yang harus disikapi
dengan semaunya kecuali individu itu sendiri baik dalam
menjalankan tugas.
4) Fungsi Delegasi
Fungsi delegasi ini sesungguhnya adalah rasa percaya
diberikan pada seorang bawahan. Dalam hal ini atasan dan
bawahan saling melimpahkan tugas dan bekerjasama dalam
melakukannya seperti membuat sampai menetapkan
keputusan.
5) Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian mempunyai tujuan yaitu berhasilnya
suatu program kerja yang diinginkan dan mampu membuat
kerjaan dari bawahannya jadi terarah dan sistematis untuk
menciptakan target yang maksimal. Dalam fungsi ini yang
dilakukan yaitu mengarahkan, mengawasi dan
mengkoordinasi9.
f. Kepemimpinan Efektif
Menurut (Kumiadin dan Machali 2016), tujuan dilakukannya
penelitian yaitu untuk melakukan identifikasi mengenai perilaku
efektif. Beberapa yang termasuk kategori dari praktik
kepemimpinan, diantaranya :
1) Perencanaan serta perorganisasian (planning and organizing),
menetapkan tujuan juga rencana yang akan digunakan untuk
waktu yang lama, mengarahkan bagaimana penggunaan
personal serta kemampuan manusia agar dapat
memaksimalkan hasil kerja, mendapat cara untuk memperbaiki
koordinasi dan efektifitas dari pekerjaan.
12
Range
Ci ¿
K
14
Keterangan :
Ci = Interval kelas
Range = Selisih batas atas dan batas bawah
K = Banyaknya kelas
Interval kelasnya :
Range 1−0
Ci ¿ = =0,5
K 2
Dengan interval 2 maka skor pada jenis gaya kepemimpinan sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Skala data Kelas Kategori
1. 0,00 – 0,05 Otoriter
2. 0,06 – 1,00 Demokratis
2. Konsep Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Definisi kinerja yang tertulis di Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2016), mengutarakan kinerja diambil kesimpulan
untuk mencapai sesuatu yang telah dicapai atau menunjukkan
prestasi atau kemampuan kerja. Kinerja adalah penggambaran
terlaksananya pelaksanaan (achievement) pengaturan esensial suatu
perkumpulan dan pelaksanaan program operasional oleh individu
atau kumpulan individu dalam suatu perkumpulan baik dalam
jumlah maupun kualitas, sesuai dengan kewenangan dan
kewajibannya, sah dan sesuai hukum. tidak menyalahgunakan
hukum, moral dan etika. Kinerja sendiri menjadi penggambaran
dari tujuan dan langkah organisasi. Kinerja adalah perilaku yang
substansial yang ditunjukkan oleh setiap individu dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang sesuai
dengan tujuan dalam organisasi22.
15
lain.
4) Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran atau standar yang telah
ditentukan oleh suatu institusi dimana individu tersebut bekerja.
5) Kemandirian
Tingkat dimana seseorang dapat melakukan tanggung jawabnya
dalam melakukan suatu pekerjaan tanpa menuntut bimbingan
dan pengawasan selama melakukannya.
g. Indikator Kinerja
Indikator kinerja keperawatan merupakan variabel
kuantitatif dalam menunaikan target capaian yang sudah ditetapkan
perawat didalam melaksanakan pelayanan, asuhan dengan praktek
keperawatan32.
Untuk menggapai kinerja yang benar, tentunya
membutuhkan ada bermacam perlindungan fasilitas, keterampilan,
peluang, standar dan feed back. Ada 7 indikator kinerja.
Keterkaitan ketujuh indikator tersebut menurut (Putra 2017) adalah
sebagai berikut:
1) Tujuan
Kondisi dimana menjalankan sesuatu yang baik untuk
mencapai suatu target dimasa depan disebut tujuan. Dalam
mencapai tujuan tersebut di perlukan kerjasama yang baik antara
individu atau kelompok.
2) Standar
Standar memiliki arti penting dalam menyatakan kapankah
tujuan harus dicapai dan standar adalah sebuah ukuran apakah
tujuan dapat tercapai. Tanpa adanya standar tidak akan diketahui
kapan tujuan akan dicapai.
3) Umpan balik
Antara tujuan, standar dan umpan balik memiliki
keterkaitan. Umpan balik melaporkan kemajuan, baik kualitas
ataupun kuantitas in different definitions in the standard. Umpan
21
Range
Ci ¿
K
Keterangan :
Ci = Interval kelas
Range = Selisih batas atas dan batas bawah
K = Banyaknya kelas
Interval kelasnya :
Range 5−1
Ci ¿ = =1,3
K 3
Dengan interval 2 maka skor pada jenis kinerja sebagai berikut :
Tabel 2.2
Skala data Kelas Kategori
1. 2,4 – 3,6 Sedang
2. 3,7 – 5,00 Tinggi
23
B. Kerangka Kosep
Menurut (Pamungkas dan Usman 2017) kerangka konsep
merupakan bentuk teori yang dapat menerangkan variabel-variabel yang
diteliti35. Dalam hal ini kerangka konsep memudahkan peneliti dalam
menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Kerangka konsep dalam
penelitian ini dikemas dalam bentuk gambar di bawah ini :
: Garis Penghubung
C. Hipotesis
Hipotesis adalah hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi dari
sebuah penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan
gaya kepemimpinan Kepala Puskesmas terhadap kinerja perawat di
Puskesmas Tomini Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Dengan menggunakan Metode penelitian observational melalui
pendekatan cross-sectional. Cross-sectional yaitu peneliti melakukan
pengukuran variabel pada satu saat tertentu dengan cara observasi. Dalam
melakukan penelitian antara variabel independen (gaya kepemimpinan
kepala puskesmas) dan variabel dependen (kinerja perawat) dilakukan
sekali waktu pada waktu yang bersamaan36.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tomini
Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2021
di Puskesmas Tomini Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan subjek (manusia atau klien) yang
memenuhi kriteria yang ditetapka36. Populasi yang ada dalam
penelitian ini merupakan keseluruhan jumlah perawat yang ada di
Puskesmas Tomini, berjumlah 31 orang Perawat.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen populasi yang dihasilkan dari
strategi sampling yang mewakili populasi37. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling (tekhnik
sampel jenuh). Penggunaan teknik sampel jenuh atau total sampling
yaitu seluruh jumlah populasi digunakan sebagai sampel yang
berjumlah 31 orang Perawat.
24
25
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik pada objek yang akan diteliti, dalam hal
ini subjek (orang,benda dan situasi) berbeda dengan kelompok yang lain 31.
Terdapat 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel independen
Adalah variabel yang diduga sebagai sebab munculnya variabel
yang lain dalam konteks ini variabel yang dimaksud adalah variabel
terikat31. gaya kepemimpinan kepala Puskesmas merupakan variabel
independen dalam penelitian ini.
2. Variabel dependen
Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau
juga disebut dengan variabel respon atau output. dalam penelitian ini
1. Gaya Kepemimpinan
Pengukuran Gaya Kepemimpinan dapat dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner ini di ambil dari Maria Ovi
Puspitasari (2018). Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dengan
jumlah r hitung > dari r tabel (0,2732) berarti seluruh poin setiap
pernyataan adalah valid. Dan hasil uji reabilitas nilai Croncbach’s
Alpha dari variabel kinerja yaitu 0,867 > 0,70 yang berarti kuesioner
kinerja reliabel. Pernyataan yang digunakan berjumlah 9 item soal
dengan kriteria penilaian menggunakan skala gutman yang terdiri dari
2 macam jawaban pilihan jawaban Ya di beri skor (1), dan Tidak di
beri skor (0).
2. Kinerja perawat
2. Data Sekunder
Berupa data yang diperoleh dari pihak Puskesmas Tomini berupa
daftar jumlah keseluruhan perawat yang berada di Puskesmas Tomini.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah berdasarkan teori diatas analisis univariat
dilakukan untuk menganalisis hubungan dengan menggunakan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel yang akan
diteliti37.
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menggunakan distribusi
frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti.
Rumus analisa univariat sebagai berikut :
f
ρ= × 100 %
n
Keterangan :
ρ = Persentase
f = frekuensi
n = jumlah responden
2. Analisa Bivariat
Menurut Natoatmodjo (2010) Analisis bivariat dilakukan untuk
membuktikan hipotesis penelitian dengan cara mengetahui hubungan
antara variabel independen (gaya kepemimpinan) dan variabel
dependen (kinerja perawat)38. Analisis data dilakukan dengan uji
statistik Chi-Square (x2) dengan tingkat pemaknaan 5% (α = 0,05).
Dari hasil uji statistik maka dapat diketahui tingkat signifikan
hubungan antara kedua variabel tersebut.
Rumus Chi-Square :
X =n
2 {( ad−bc )− n2 }2
( α +b )( c+ d )( a+c )(b+ d)
Chi-Square adalah uji parametis yang sangat sering dipakai pada
penelitian. Tetapi uji ini memiliki beberapa syarat yang harus
diperhatikan jika ingin menggunakannya yaitu frekuensi responden
28
atau sampel yang dipakai besar tidak hanya itu ada beberapa syarat
dimana Chi-Square dapat digunakan. Jika :
a. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga
Actual count (F0) sebesar 0 (nol)
b. Ketika bentuk tabel kontingensi 2x2 maka tidak boleh ada 1 cell
saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga Expected
Count (Fh) kurang dari 5 (lima)
c. Ketika bentuk tabel lebih dari 2x2, missal 2x3, 2x4 dan
seterusnya, maka jumlah cell dengan frekuensi harapan yang
kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Uji statitika Chi-Square (x2), kriteria penilaiannya dilakukan sebagai
berikut :
a. Apabila ρ-value<0,05 artinya, ada hubungan antara variabel
independen dengan dependen.
b. Apabila ρ-value>0,05 artinya, tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan dependen.
29
Pelaksanaan penelitian
A. Hasil
1. Gambaran umum lokasi penelitian
Puskesmas Tomini adalah Puskesmas yang terletak di desa Tomini
Kecamatan Tomini. terdapat 14 desa yang menjadi wilayah kerja
Puskesmas Tomini yaitu desa Ambesia, Ambesia Selatan, Ambesia
Barat, Tilung, Sipontan, Ta’aniuge, Supilopong, Ogotumubu,
Ogotumubu barat, Tomini, Tomini Utara, Tomini Barat, Tingkulang,
dan Biga.
Puskesmas Tomini dalam menjalankan program kesehatan,
puskesmas induk memiliki 12 puskesmas pembantu yang tersebar di
14 desa yang ada, sedangkan untuk tenaga kesehatannya berjumlah
120 orang yang terdiri dari berbagai profesi yaitu dokter umum,
perawat, bidan, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, dan ahli
gizi.
Puskesmas Tomini memiliki dua jenis pelayanan yaitu rawat jalan
dan rawat inap yang beroperasi selama 1x24 jam dan terdapat beberapa
poli yaitu poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang
bertugas untuk pendataan dan menilai keluhan bayi sampai
memberikan konseling bagi ibu, poli gigi yang bertugas
mengidentifikasi dan memecahkan masalah sampai mengevaluasi
kinerja program kesehatan gigi dan mulut, poli Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) yang melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita di
Posyandu, ruangan Perawatan yang bertugas menerima pasien dan
mengkaji kebutuhan pasien secara komprensif hingga memberikan
asuhan keperawatan pada pasien sesuai kemampuan dan batas
wewenang, ruang persalinan bertugas untuk pertolongan pada pasien
bersalin, dan laboratorium untuk membantu mengdiagnosa penyakit
lewat hasil pemeriksaan darah, urine, feses dan lendir.
30
31
2. Karakteristik Responden
a) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik jenis kelamin responden di
Puskesmas Tomini
Jenis Kelamin Frekuensi ( f ) Persentase ( % )
Laki – Laki 12 38,7
Perempuan 19 61,3
Total 31 100
Sumber : Data Primer 2021
3. Analisa Univariat
Analisa Univariat adalah penjabaran yang dipakai untuk
mengetahui proporsi masing – masing variabel yang diteliti, dengan
mendeskripsikan hasil penelitian kedalam bentuk distribusi frekuensi.
Hasil analisa univariat sebagai berikut :
Tabel 4.5 distribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Puskesmas
Gaya Kepemimpinan Frekuensi ( f ) Persentase ( % )
Otoriter 12 38,7
Demokratis 19 61,3
Total 31 100
Sumber : Data Primer 2021
Dari tabel 4.5 diatas dari 31 responden perawat maka dapat dilihat
sebagian besar responden memilih Gaya Kepemimpinan Yang
digunakan Kepala Puskesmas yaitu Demokratis dengan jumlah 19
orang perawat (61,3%) sedangkan yang memilih gaya kepemimpinan
otoriter sebanyak 12 orang perawat dengan presentase 38,7%.
Tabel 4.6 distribusi kinerja Perawat
Kinerja Perawat Frekuensi ( f ) Persentase ( % )
Tinggi 18 58,1
Sedang 13 41,9
Total 31 100
Sumber : Data Primer 2021
Dari tabel 4.6 diatas, maka dapat dilihat sebagian besar perawat
memiliki kinerja yang Tinggi dengan frekuensi 18 orang perawat
(58,1%), sedangkan yang memiliki kinerja sedang 13 orang perawat
dengan presentase 41,9%.
4. Analisa bivariat
Analisa bivariat ini adalah untuk menjabarkan hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen yang diteliti, yaitu dimana
variabel independen adalah gaya kepemimpinan dan variabel dependen
adalah kinerja perawat. Untuk melihat adanya hubungan antara kedua
variabel maka digunakan Uji Chi-square (X2) dengan tingkat
34
B. Pembahasan
1. Gaya kepemimpinan
Berdasarkan hasil uji univariat yang dilihat pada tabel 4.5 yang
didapat dari hasil pengisian kuesioner tentang gaya kepemimpinan
dengan didapatkan hasil bahwa dari 31 responden ada sebanyak 19
orang perawat (61,3%) memilih gaya kepemimpinan yang diterapkan
kepala puskesmas demokratis. Menurut peneliti penilaian tentang gaya
kepemimpinan demokratis ini lebih dominan karna pemimpin didalam
mengambil suatu keputusan selalu melibatkan perawat dan mampu
memaksimalkan kemampuan bawahannya sehingga perawat dan
puskesmas dapat berkembang secara bersamaan. Hal ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Sasongko (2014), pada penelitian
Marfuah dan ruzikna (2015), yang mengatakan pemimpin dengan gaya
kepemimpinan demokratis lebih sering melibatkan bawahannya
didalam pengambilan keputusan jika terdapat masalah. Selain itu
terdapat koordinasi yang kuat atas pekerjaan yang diemban masing-
masing bawahan sehingga kekuatan utama bukan pada pemimpin
melainkan partisipasi aktif dari semua anggota dalam memaksimalkan
potensi yang ada pada bawahannya39.
Hal ini didukung oleh penelitian Yulianto, Nasrul dan Ricco
(2018), mengatakan kepemimpinan demokratis akan menggunakan
jabatan ataupun kekuatan pribadinya untuk memaksimalkan potensi-
potensi yang terdapat pada bawahannya sehingga baik karyawan atau
puskemas secara bersama-sama dapat berubah kearah yang lebih baik.
Adapun dalam hal mengambilan keputusan, pemimpin harus bersedia
mengakui keahlian spesialis dengan bidang masing-masing40.
Selain itu terdapat juga gaya kepemimpinan otoriter yang
diterapkan kepala puskesmas menurut 12 orang responden (38,7%) hal
ini disebabkan beberapa perawat yang menganggap bahwa pemimpin
tidak selalu melibatkan mereka didalam pengambilan keputusan dan
tidak mendengarkan saran maupun kritik yang telah diberikan oleh
bawahannya, hal ini didukung oleh penelitian Hartika (2018),
36
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala Puskesmas Tomini
adalah dapat dikategorikan masuk kedalam gaya kepemimpinan
demokratis dengan hasil data primer yang didapatkan sebesar (61,3%)
2. Kinerja Perawat di Puskesmas Tomini sebagian besar memiliki kinerja
yang tinggi (58,1%)
3. Terdapat Hubungan yang berkesinambungan Antara Gaya
Kepemimpinan Kepala Puskesmas Terhadap Kinerja Perawat Di
Puskesmas Tomini Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong
dengan hasil data primer yang gaya kepemimpinan demokratis dengan
kinerja perawat yang tinggi (54,8%).
B. SARAN
Adapun dari hasil penelitian Hubungan Gaya Kepemimpinan
Kepala Puskesmas Terhadap Kinerja Perawat Di Puskesmas Tomini
Kabupaten Parigi Moutong maka kiranya :
1. Bagi ilmu pengetahuan
Diharapkan penelitian ini bisa menambah referensi dan
pengetahuan bagi pembaca untuk dapat dijadikan acuan bahwa gaya
kemimpinan dapat berpengaruh pada kinerja perawat, sehingga hal ini
dapat diperhatikan lagi.
2. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat kiranya penelitian ini dapat menjadi pengetahuan
bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh penting terhadap kinerja
seseorang.
3. Bagi peneliti
Agar kedepannya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menggunakan variabel, metode dan subjek yang berbeda agar
mendapatkan hasil yang lebih baik. Adapun peneliti menyadari bahwa
penelitian ini jauh dari kata sempurna, oleh karna itu penelitian in ibis
dikembangkan oleh penelitian dikemudian hari dengan merubah
motode pengambilan data agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil SPSS
Frequency Table
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Gaya Kepemimpinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kinerja Perawat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Kinerja Perawat
Demokratis Count 17 2 19
Total Count 18 13 31
N of Valid Casesb 31
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,03.