Anda di halaman 1dari 82

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENINGKATKAN PERILAKU ISLAMI SISWA


KELAS VII SMP NEGERI 1 BANGKALA
KABUPATEN JENEPONTO

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
M. Anis
NIM: 105191111116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/2020 M
ABSTRAK

M.Anis-105191111116. 2020. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam


Meningkatkan Perilaku Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala
Kabupaten Jeneponto. Dibimbing oleh .Hj.Maryam dan Alamsyah
Maraknya perilaku siswa yang diluar dugaan. Karena pembelajaran yang
didapatkan didalam kelas tidak bisa diaplikasikan diluar kelas atau diluar
lingkungan sekolah. Siswa hanya mampu memahami teori hanya sebatas teks
tanpa diaplikasikan. Berdasarkan observasi awal di sekolah SMP Negeri 1
Bangkala terdapat beberapa siswa ketika didalam kelas berperilaku baik, tetapi
perilaku tersebut berbanding terbalik ketika diluar kelas, dari permasalahan
tersebut para guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam memiliki tugas dan
peran untuk meningkatkan perilaku Islami siswa. Dalam hal ini peneliti
membahas terkait peran guru PAI dalam meningkatkan perilaku Islami siswa di
SMP Negeri 1 Bangkala.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif
dengan mengambil objek SMP Negeri 1 Bangkala. Subjek Penelitiannya adalah
guru PAI, siswa, dan kepala sekolah. Pengumpulkan data dilakukan dengan
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru pendidikan agama Islam
berperan dalam peningkatan perilaku Islami siswa. Peran guru sebagai pendidik
dalam meningkatkan perilaku Islami siswa di SMP Negeri 1 Bangkala yaitu
dengan selalu membimbing dan membina siswa untuk berperilaku Islami sehari-
hari melalui pembiasaan budaya 7S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun,
semangat dan sepenuh hati pada seluruh warga sekolah. Selain itu, beberapa siswa
yang juga tertib dalam hal ibadah, seperti rajin mengikuti sholat berjamaah dan
tadarrus. Upaya peningkatan perilaku islami siswa maka sangat dibutuhkan peran
guru PAI. Maka guru harus meningkatkan kesadaran akan tugas dan tanggung
jawab guru sebagai pendidik. Kegiatan morning greating, shalat dhuhur
berjamaah dan literasi Al-Qur’an dapat menjadi faktor penunjang. Sedangkan
faktor penghambatnya adalah adanya pengaruh dari latar belakang siswa dan
pengaruh game online. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran yang
dilakukan oleh guru PAI untuk meningkatkan perilaku Islami siswa di SMP
Negeri 1 Bangkala. Peran yang dilakukan guru PAI sudah cukup baik, dan kiranya
demi peningkatan perilaku Islami yang optimal, penulis ingin memberikan.

Kata Kunci: Kata kunci: Peran, Guru PAI, Perilaku Islami

vii
KATA PENGANTAR

‫الر ِحين‬
‫الر ْح َو ِن ه‬ ‫بِس ِْن ه‬
‫َّللاِ ه‬

َ ‫علَى ا َ ِل ِه َو‬
‫صحْ ِب ِه‬ َ ‫اء َو ْال ُو ْر‬
َ ‫س ِليْنَ َو‬ ِ ‫علَى أ َ ْش َر‬
ِ َ‫ف اْأل َ ْن ِبي‬ َ ‫سالَ ُم‬ ‫ب ْالعَالَ ِويْنَ َوال ه‬
‫صالَة ُ َوال ه‬ ِ ّ ‫هلل َر‬ِ ِ ُ‫ْال َح ْود‬
ُ ‫أ َ ْج َو ِعيْنَ أ َ هها بَ ْعد‬

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah swt, yang telah

melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Peran Guru Pendidikan Agama

Islam dalam Meningkatkan Perilaku Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala

Kabupaten Jeneponto. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad saw yang telah menuntun jalan kebahagian hidup dunia dan akhirat.

Adapun tujuan penulis skripsi ini adalah untuk memenui syarat memperoleh

gelar sarjana Sastra Satu (S.1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Agama Islam

Penulis menyadari bahwa dalam menyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati dan kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima

kasih kepada:

1. Ayahanda H. Khaeruddin, S.Ag. M.M dan Ibunda Syamsinar, S, S.Pd.I

tercinta yang membesarkan, mendidik dan mendukung penulis dalam

menempuh perjuangan ini. yang selalu mendoakan penulis disetiap langkah

dan detik menuju cita-cita, atas semua pengorbanan semoga Allah swt

viii
membalasnya dengan nilai ibadah, dan senantiasa memberikan Taufik

Hidayah-Nya serta memberikan kebahagiaan dunia akhirat.

2. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse, M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, yang telah berjuang melakukan revolusi Kampus Biru.

3. Bapak Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam

4. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam

5. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Agama Islam beserta jajarannya

6. Segenap Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta para staf yang

telah membina serta berbagi ilmu kepada penulis.

7. Ibu Dr. Hj. Maryam, M.Th.I, pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta bantuan selama penulisan skripsi ini.

8. Bapak Alamsyah, S.Pd.I, MH pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memperbaharui skripsi ini dalam sela kesibukannya.

9. Kakak Nuratika, S.E.I dan Adik Abdul Najib yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

10. Keluarga besar SMP Negeri 1 Bangkala, yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian sehingga tersusunnya skripsi ini.

11. Kepada teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

angkatan 2016 dan teman-temanku PAI kelas D angkatan 2016 yang selalu

memberikan motivasi dan keceriaan.

12. Muhammad Fajrin, Dewa Ramadan, Ichsan Muamalah, Muh. Fadly

Alamsyah, dan Erwin Rusiadi telah membantu dan memberikan motivasi.

ix
13. Kepada Aulia Astuti Yusuf yang telah membantu dan memberikan semangat

tiap harinya.

14. Semua pihak yang terlibat yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

telah memberikan saran dan sumbangan pemikiran yang membuat

penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita

semua agar kita selalu berada pada jalan yang benar. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua. Aamiin ya rabbal aalamiin

Makassar, 18 Agustus 2020


Penulis

M.ANIS
Nim. 105191111116

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ......................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................ 7

A. Guru Pendidikan Agama Islam ......................................................... 7


1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ..................................... 7
2. Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam ............................................ 8
3. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam ............................................. 11
4. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ............................................. 12
5. Syarat-syarat Guru Pendidikan Agama Islam ................................ 15
B. Perilaku Islami .................................................................................. 17
1. Pengertian Perilaku Islami ............................................................... 17
2. Nilai-nilai Perilaku Islami ................................................................ 19
3. Karakteristik Perilaku Islami............................................................ 21

xi
4. Macam-macam Perilaku Islami........................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 26

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 26


B. Lokasi dan Objek Penelitian ............................................................. 26
C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Penelitian ........................................ 26
D. Sumber Data ...................................................................................... 27
E. Instrumen Penelitian.......................................................................... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 29
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 33


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 33
1. Letak Geografis ........................................................................... 33
2. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Bangkala.................................... 34
3. Visi dan Misi ............................................................................... 34
4. Keadaan Pendidik dan Peserta didik ........................................... 36
5. Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................... 40
B. Perilaku Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala ............... 44
C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan
Perilaku Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala ................ 45
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Meningkatkan Perilaku Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri
1 Bangkala.......................................................................................... 50

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 55


A. Kesimpulan......................................................................................... 55
B. Saran ................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bangkala .......................................34

Table 4.2 Nama-nama Pendidik SMP Negeri 1 Bangkala .........................................36

Table 4.3 Keadaan Peserta Didik SMP NEGERI 1 BANGKALA Berdasarkan Jenis

Kelamin .....................................................................................................40

Tabel 4.4 Keadaan Sarana di SMP Negeri 1 Bangkala Tahun Pelajaran 2019/202040

Tabel 4.5 Keadaan Prasarana SMP Negeri 1 Bangkala Tahun Pelajaran2019/2020 .42

xiii
DAFTAR GAMBAR

Tabel 4.1 Tampak Depan SMP Negeri 1 Bangkala ...................................................33

Table 4.2 Struktur Organisasi SMPN 1 bangkala ......................................................43

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan oleh Allah yang dulunya tidak mengetahui sesuatu

apapun. Allah memberi kita potensi yang sangatlah besar dan mengaruniai potensi

berupa kemampuan untuk berfikir pada otak manusia dan kemampuan fisik.

Selain itu Allah juga memberikan ilham ketakwaan dan kefajiran (kerusakan)

dalam jiwa manusia. Ilham inilah yang membuka kesempatan bagi manusia untuk

berkembang seluas mungkin sebagai sosok pemakmur bumi. Maka dari itu

dengan adanya suatu pendidikan manusia di bumi ini dapat dengan leluasa

menggali potensi yang ada dalam dirinya.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan

manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka

mempertahan kanhidup dalam penghidupan manusia yang mengembangkan tugas

dari Sang Kholiq untuk beribadah.

Manusia diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah ia dapatkan agar

tidak bingung dalam mengarahkan keberlangsungan hidupnya. Itulah pentingnya

seseorang itu harus menjadi orang yang terdidik baik didalam keluarga, sekolah,

dan masyarakat. Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang sistematis dan

terarah dan juga serta dilandasi dengan iman dan ketaqwaan. Maka perlu sekali

pendidikan Islam yang sistematis, efektif, dan efisien. Itu adalah cara yang tepat

untuk mencerdaskan bangsa.

1
2

Pendidikan agama Islam dapat merupakan program yang terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimani ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.1

Dalam surat Ali Imran ayat 102:

َ‫ٱَّلل َح َّق تُقَاتِ ِهۦ َو ََل ت َ ُموت ُ َّن ِإ ََّل َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُمون‬
َ َّ ‫وا‬ ۟ ُ‫ََٰٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
۟ ُ‫وا ٱتَّق‬

Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam.2

Allah memerintah kepada seluruh umat manusia agar selalu bertakwa

kepada-Nya dengan menaati dan bukan mendurhakai, mensyukuri dan bukan

mengingkari karunia-Nya dan dengan mengingat serta tidak melupakan-Nya. Dan

jangan sekali kali meninggal dalam keadaan memeluk agama lain selain agama

Islam. Dan di dalam pendidikan itu sendiri terdapat unsur guru. Guru merupakan

sosok yang sangat dihormati karena memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pembelajaran di sekolah. Dan guru juga sangat berperan dalam

membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya

secara optimal.3

1
Muhammad Alim. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2011) h. 6
2
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung, CV Penerbit Di
Ponegoro,2013) h.63
3
Rusdiyana & Yeti. Pendidikan Profesi Keguruan, (Bandung: CV Pustaka Setia 2015) h.
43
3

Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam

dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan

anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan

tujuan pendidikan agama yang hendak di capai yaitu membimbing anak agar

menjadi seorang muslim yang sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan

berakhlak mulia,serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara.

Peran guru sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kemajuan pendidikan.

Setiap pendidikan sangat membutuhkan guru yang kreatif, professional, dan

menyenangkan agar siswa nyaman saat proses pembelajaran, karena di setiap

pembelajaran siswa harus benar-benar menguasai bahan atau pelajaran-pelajaran

yang diajarkan oleh guru tersebut. Oleh karena itu guru harus bisa

mengembangkan sumber belajar, tidak hanya mengandalkan sumber belajar yang

sudah ada. Peranan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sangat besar

sekali. Apabila seorang guru tersebut berhasil dalam merencanakan, merancang,

melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran, maka bisa dikatakan

berhasil dalam kinerjanya sebagai seorang guru profesional.

Guru sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses

pertumbuhan dan perkembangan kepribadian siswa. Salah satu bentuk kepribadian

yang sulit ditanamkan kepada siswa adalah perilaku islami. Karakter islami

merupakan salah satu dari berbagai karakter yang ada pada diri manusia.

Persoalannya adalah seberapa besar seorang pendidik mampu diberi tanggung

jawab dalam hal ini.


4

Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan

merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Guru juga berperan penting dalam

pengembangan perilaku islami siswanya. Sikap religius yang dapat difahami

sebagai tindakan yang didasari oleh dasar kepercayaan terhadap nilai nilai

kebenaran yang diyakininya. Kesadaran ini muncul dari produk pemikiran secara

teratur, mendalam dan penuh penghayatan.4

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku islami, kita perlu

menanamkan budaya berislami yaitu suasana yang bernuansa Islami, seperti

adanya sistem absensi dalam jamaah shalat dzuhur, perintah untuk membaca kitab

suci setiap akan memulai pelajaran, dan sebagainya, yang biasa diciptakan untuk

menginternalisasikan nilai-nilai islami ke dalam diri peserta didik. Namun, budaya

Islami adalah suasana religius yang telah menjadi kebiasaan sehari-hari.5

Maraknya perilaku siswa yang diluar dugaan. Karena pembelajaran yang

didapatkan didalam kelas tidak bisa diaplikasikan diluar kelas atau diluar

lingkungan sekolah. Siswa hanya mampu memahami teori hanya sebatas teks

tanpa diaplikasikan. Berdasarkan observasi awal di sekolah SMP Negeri 1

Bangkala terdapat beberapa siswa ketika didalam kelas berperilaku baik, tetapi

perilaku tersebut berbanding terbalik ketika diluar kelas.

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jelaskan sebelumnya maka

peneliti mengangkat judul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Meningkatkan Perilaku Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala

Kabupaten Jeneponto”.
4
Muhammad Alim op.cit h. 5
5
Chusnul Chotimah & Muhammad Fathurrohman. Komplemen Manajemen Pendidikan
Islam Konsep Intregratif Pelengkap Manajemen Pendidikan Isam.(Yogyakarta: Teras 2014) h.332
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakng yang telah diuraikan, maka masalah penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku islami siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala

Kabupaten Jeneponto?

2. Bagaimana peran guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan

perilaku islami siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala Kabupaten

Jeneponto?

3. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat guru Pendidikan Agama

Islam dalam meningkatkan perilaku islami siswa kelas VII SMP Negeri 1

Bangkala Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui perilaku Islami siswa kelas Vll SMP Negeri 1 Bangkala

Kabupaten Jeneponto.

2. Mengetahui peran guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan

perilaku Islami siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala Kabupaten

Jeneponto

3. Mengetahui Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat guru Pendidikan

Agama Islam dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto

D. Manfaat Penelitian
6

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan pada pembahasan

sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoriti smaupun

praktis sehingga dapat membawa manfaat ilmiah.

1. Secara Teoritis

Sebagai pembanding bagi peneliti yang lain terkait dengan peran guru

dalam meningkatkan perilaku Islami siswa khususnya dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para guru Agama Islam akan lebih memperhatikan anak didiknya dalam

hal perilaku Islami.

b. Bagi pendidik, agama Islam merupakan tambahan ilmu pengetahuan tentang

bagaimana pengembangan perilaku Islami pada siswa.

c. Bagi peneliti, dapat memperluas ilmu pengetahuan serta lebih mendalami lagi

dibidang spesifikasi pendidikannya, yaitu di jurusan Pendidikan Agama

Islam,yang nantinya dapat diterapkan pada umat Islam.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Pendidikan atau lazimnya disebut sebagai guru adalah sosok orang dewasa

yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didik dalam

mengembangkan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan serta

mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah swt dan mampu

melakukan tugas sebagai makhluk individu yang bisa mandiri.

Menurut etimologi guru atau pendidik merupakan orang yang melakukan

bimbingan, pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik atau guru adalah

orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan.6 Dalam kamus bahasa

Indonesia adalah sebagai orang yang pekerjaannya mengajar.7

Secara terminologi, arti guru menurut beberpa ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Syaiful Bahri, yang dimaksud guru disini adalah Figure seorang
pemimpin atau sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak
didik yang bertujuan untuk membangun kepribadian anak didik menjadi
orang berguna bagi agama, bangsa dan Negara. Jadi guru disini mempunyai
tanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam rangka
membina jiwa dan watak anak didik.8
b. Menurut Madyo Ekosusilo, guru adalah seorang yang bertanggung jawab
untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan
kepribadian dan kemampuan peserta didik baik dari aspek jasmani dan rohani
sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial. 9

6
Ramayulis, Metodologi pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 49
7
Ibid, h. 50
8
Syaiful Bahri Djamaah, Guru dan Anak Didi dalam Interaksi Educatif, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), h. 36
9
Ramayuli, lot.cit.

7
8

c. Menurut Abdul Mujib, menjelaskan guru dalam Islam adalah bapak rohani
(spiritual Father) bagi peserta didik yang memberikan sanntapan jiwa dengan
ilmu, pembinaan akhlak mulia dan menghindari perilaku buruk.10

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana untuk

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati

penganut ajaran agama lain dengan hubungannya dengan kerukunan antara umat

beragma sehingga terwujud persatuan dan kesatuan Negara.11

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru

pendidikan Agama Islam adalah seorang figure atau aktor utama di dalam

kegiatan pendidikan yang mempunyai tugas dan wewenang dan tanggung jawab

untuk membimbing, melatih, membina serta menanamkan ajaran Islam kepada

peserta didik dalam hal keimanan, ibadah, syariat dan akhlak agar mereka

memiliki pengetahuan tentang Islam dan membentuk akhlak pada siswa.

2. Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam

Pekerjaan jabatan guru pendidikan agama islam adalah luas, yaitu untuk

membina seluruh kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari

pesertadidik sesuai dengan ajaran Islam. maka fungsi guru Pendidikan Guru

Agama Islam sebagai berikut:

1) Mengajarkan.

Sudah lazim kita ketahui bahwa funsi seorang guru adalah mengajarkan.

Mengajarkan artinya menginformasikan pengetahuan kepada oarng lain secara

10
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),
h. 88
11
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kmpetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 130
9

berurutan, langkah demi langkah. Ketika seorang guru masuk ke dalam kelas,

berhadapan dengan murid-murid, maka yang harus ditekankan di dalam hati guru

adalah dia akan mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Seorang guru harus

mampu membuat suasan belajar-mengajar yang menyenangkan kepada murid-

muridnya. Kehadirannya harus dirindukan dan dinanti-nanti oleh muridnya, atau

bukan sebaliknya, yaitu menkuti muridnya.

2) Membimbing/Mengarahkan

Membimbing artinya memberikan petunjuk kepada orang yang tidak tahu

atau belum tahu. Sedangkan mengarahkan adalah pekerjaan lanjutan dari

membimbing, yaitu memberikan arahan kepada orang yang dibimbing itu agar

tetap on the track, supaya tidak salah langkah atau tersesat jalan. Guru dengan

fungsi sebagai pembimbing dan pengarah adalah guru yang menjalankan

aktivitasnya dengan hati (qalbun). Karena dia mengetahui, yang menjadi sasaran

utama funsi profesionalnya adalah hati murid-muridnya, bukan sekedar otak

mereka. Dia akan memunculkan potensi hebat qalbun murid-muridnya. Qalbun

inilah yang memiliki kemampuan bertujuan hanya kepada Allah. Qalbunlah satu-

satunya potensi bathin manusia yang dapat memahami tujuan hidup manusia yaitu

hanya kepada Allah. Nah, guru berfungsi membimbing dan mengarahkan murid

muridnya “menemukan” Allah melalui mata pelajaran yang diajarakannya kepada

para murid.

3) Membina

Fungsi guru yang sangat vital adalah membina. Ini adalah puncak dari

rangkaian fungsi sebelumnya. Membina adalah upaya yang dilakukan dengan


10

sungguh-sungguh untuk menjadikan sesuatu lebih baik dan terus lebih baik dari

keadaan sebelumnya. Setelah guru mengajarkan muridmurid, lalu ia akan

membimbing dan mengarahakan, baru kemudian membina murid tersebut. Dari

sini kita bisa memahami, bahwa fungsi membina ini memerlukan kontinuitas

(kebersinambugan) dan terkait dengan intitusi pendidikan secara berjenjang. Di

samping itu, fungsi membina guru juga melibatkan para pemangku kebijakan,

yaitu pemerintah, dalam hal ini kementerian pendidikan dan kebudayaan.

Memang fungsi membina tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada para guru,

karrena pada fungsi ini terdapat unsure pemeliharaan dan penataan. Tapi harus

diakui, para gurulah yang menjadi ujung tombak seluruh proses pembinaan ini.

Oleh karena itu seluruh elemen pendidikan harus terlibat, bahu membahu dan

saling mendukung. Dalam fungsi pembinaan inilah peran strategis guru semakin

nyata dan sangat dibutuhkan.12

Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di

ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu

memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang

bahagia di dunia dan di akhirat. Maka dapat disimpulkan bahwa fungsi guru

pendidikan agama Islam adalah sebagai agen pembelajaran bagi siswa demi

meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT serta dapat mencapai

kehidupan bahagia di dunia dan akhirat.

12
Hamka Abdul Aziz, (Karakter Guru Profesional; Melahirkan Murid Unggul
Menjawab Tantangan Masa Depan), (Jakarta: Al-Mawardi Prima,2012), h. 33
11

3. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam

Adapun tugas seorang guru dalam pendidikan Islam dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1) Menyampaikan ilmu (transfer of knowledge). “Sampaikan apa yang

bersumber dariku walau satu ayat”. (Hadits Nabi). Dalam hal ini seorang

pendidik bertugas mengisi otak peserta didik (kognitif) seseorang. Seorang

pendidik (guru) tidak boleh menyembunyikan ilmunya agar tidak

diketahui orang lain. Menyampaikan ilmu itu adalah kewajiban orang yang

berpengatahuan.

2) Menanamkan nilai-nilai (transfer of values). Di sekeliling manusia

terdapat nilai-nilai, baik nilai yang baik maupun buruk. Tugas pendidiklah

memperkenalkan mana nilai yang baik tersebut seperti jujur, benar,

dermawan, sabar, tanggung jawab, peduli, dan empati, serta menerapkanya

dalam kehidupan peserta didik lewat praktik pengalaman yang dilatihkan

kepada mereka. Pada tataran ini si pendidik mengisi hati peserta didik,

sehingga lahir kecerdasan emosionalnya.

3) Melatihkan keterampilan hidup (transfer of skill). Pendidik juga bertugas

untuk melatihkan kemahiran hidup. Mengisi tangan peserta didik dengan

satu atau beberapa keterampilan yang dapat digunakannya sebagai bekal

hidupnya.13

Tugas guru pendidikan agama Islam adalah sangat luas, yaitu untuk

membina seluruh kemampuan-kemampuan dan sikap yang baik dari murid sesuai

13
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, (Cet. II; Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016). h. 106
12

dengan ajaran Islam. Guru PAI memiliki kedudukan yang terhormat tidak hanya

di sekolah namun juga di masyarakat. Kewibawaannya menyebabkan guru

dihormati, karena masyarakat percaya bahwa guru PAI adalah yang mendidik

anak didiknya agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.

4. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Peranan guru agama sebagai pengemban amanah pembelajaran,

Pendidikan Agama Islam haruslah orang yang memiliki pribadi yang saleh. Hal

ini merupakan konsekuensi logis karena dialah yang akan mencetak anak didiknya

menjadi anak saleh.

Secara umum peran guru adalah sebagai pengajar dan pendidik, sedangkan

menurut Sudirman AM dalam Akmal Hawi, peranan guru adalah:

a. Informator, pelaksana cara mengajar informative.

b. Organisator, pengelola kegiatan akademik.

c. Motivator, meningkatkan kegiatan da pengembangan kegiatan belajar siswa.

d. Inisiator, pencetus ide dalam proses belajar mengajar.

e. Transmitter, peyebar kebijaksanaan pendidikan dan dan pengetahuan.

f. Fasilitator, memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar

mengajar.

g. Mediator, penengah dalam kegiatan belajar mengajar.

h. Evaluator, menialai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun

tingkah laku.14

14
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: PT Grafindo
Persada 2013). h 45
13

Menurut Imam Ghazali dalam Mukhtar, seorang guru agama sebagai

penyampai ilmu, semestinya dapat menggetarkan jiwa atau hati murid-murdnya

sehingga semakin dekat dengan Allah swt. Dan memenuhi tugasnya sebagai

khalifahdibumi ini. Semua ini tercermin melalui perannya dalam sebuah proses

pembelajaran.15

1) Peran pendidik sebagai pembimbing.

Peran pendidik sebagai pembimbing sangat berkaitan dengan praktik

keseharian. Untuk dapat menjadi seorang pembimbing, seorang pendidik harus

mampu memperlakukan para siswa dengan menghormati dan menyayangi

(mencintai). Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pendidik

yaitu:

a) Meremehkan/merendahkan siswa

Meskipun siswa berasal dari keluarga miskin atau dari kampung, namun

sama sekali tidak boleh diremehkan. Semua siswa harus diperlakukan dengan

respek. Pendidik tidak boleh membuat salah seorang siswa sebagai bahkan

olok-olokan. Demikian pula ketika ada siswa yang cacat, pendidik tidak

diperkenankan menyinggung cacatnya sehingga dapat menyebabkan perasaan

siswa tersebut terluka.

b) Memperlakukan sebagia siswa secara tidak adil

Siswa tidak boleh ada yang merasa dianak tirikan, sehingga semuannya

merasa disayang oleh gurunya. Pendidik harus memberi perhatian yang wajar

dan cukup kepada seluruh siswa.

15
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: CV Misaka Galia
2003). h. 93-95
14

c) Membenci sebagian siswa.

Pendidik tidak boleh mengeluarkan kata kata yang bersifat membenci

siswa kepada sebagian siswa. Pendidikan dapat bersikap tegas atau bahkan

keras dalam menerapkan hukuman/sanksi. Namun, hal ini harus di berlakukan

kepada semua siswa yang melanggar ketentuan.

Dengan demikian, semua siswa merasa senang atau familiar untuk sama-

sama menerima pelajaran dari pendidikannya tanpa ada paksaan, tekanan dan

sejenisnya. Pada intinya, setiap siswa dapat merasa percaya diri bahwa di sekolah

ini dia akan sukses belajar lantaran di dorong dan diarahkan oleh pendidiknya dan

tidak dibiarkan sesat.

2) Peran pendidik sebagai model (uswah)

Dalam aktifitas dan proses pembelajaran, termasuk pembelajaran Pendidik

Agama Islam, proses pembelajaran yang berlangsung dikelas ataupun diluar kelas

memberikan kesan segalanya berbicara terhadap siswa. Dengan demikian,

tuturkata, sikap, cara berpakaian, penampilan, alat peraga, cara mengajar, dan

gerakgerik pendidik selalu diperhatikan oleh siswa. Tindak tanduk, perilaku,

bahkan gaya pendidik dalam mengajar pun akan sulit dihilangkan dalam ingatan

setiap siswa.

3) Peran pendidik sebagai penasehat.

Seorang pendidik memiliki jalinan ikatan batin atau emosional dengan

parasiswa yang diajarkannya. Dalam hubungan ini pendidik berperan aktif sebagai

penasihat. Peran pendidik bukan hanya sekedar menyampaikan pelajaran.16

16
Ibid, h.100
15

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat tentang peran guru PAI tidak

hanya menjadi seorang informator, organisator, motivator, pengasuh, insiator,

transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator tetapi juga mendidik individu

supaya beriman kepada Allah dan melaksanakan syari’at-Nya, mendidik diri

supaya beramal shaleh dan mendidik masyarakat untuk saling menasehati dalam

melaksanakan kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam menghadapi

kesusahan, beribadah kepada Allah serta menegakkan kebenaran. Dan disamping

itu, peran guru pendidikan agama Islam yang utama adalah membentuk akhlak

yang mulia dalam diri setiap peserta didik, sehingga bisa diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Syarat-Syarat Guru Pendidikan Agama Islam

Soejono dalam Sudiyono menyatakan bahwa syarat guru ialah sebagai

berikut:

1) Tentang umur, harus sudah dewasa.

Tugas mendidik ialah tugas yang amat penting karena menyangkut

perkembangan seseorang, jadi menyangkut nasib seseorang. Oleh karena

itu, tugas tersebut harus dilakukan secara bertanggung jawab. Itu hanya

dapat dilakukan oleh orang yang telah dewasa, karena anak-anak tidak

dapat dimintai pertanggung jawaban.

2) Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani.

Jasmani tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan,

bahkan dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit

menular. Dari segi rohani, orang gila berbahaya bla ia mendidik. Orang
16

idiot, tidak mungkin menjadi mendidik karena ia tidak akan mampu

bertanggung jawab.

3) Tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli.

Ini penting sekali bagi penduduk, termasuk guru. Orang tua di rumah

sebenarnya perlu sekali memperlajari teori-teori ilmu pendidikan. Dengan

pengetahuannya itu diharapkan ia akan lebih berkemampuan

menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anaknya dirumah. Seringkali

terjadi kelainan pada anak didik disebabkan oleh kesalahan-kesalahan

pendidikan didalam rumah tangga.

4) Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.

Syarat syarat tersebut amat penting dimiliki untuk melaksanakan

tugas-tugasmendidik selan mengajar. Bagaimana guru akan memberikan

contoh-contoh kebaikan bila ia sendiri tidak baik perangkaianya dedikasi

tinggi tidak hanya diperlukan dalam menididk selain mengajar, dedikasi

tinggi diperlukan juga dalam meningkatkan mutu mengajar.17

Dengan adanya syarat-syarat sebagai seorang guru tersebut,

diharapkan dapat tercipta pelaksanaan tugas yang baik dalam mencapai

tujuan pendidikan di sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Ngalim

Purwanto bahwa syarat-syarat sebagai seorang guru adalah “memiliki

ijazah yang selesai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, mempunyai pengalaman bekerja yang cukup, memiliki

kepribadian yang baik, mempunyai keahlian dan berpengetahuan luas,

17
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta 2009. h. 122-123
17

mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan

sekolah”.18

Usaha untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan sempurna,

serta menguasai ilmu yang akan disampaikan kepada peserta didik

hendaknya diperlukan keahlian khusus dalam bidangnya, begitu pula

halnya dengan guru Pendidikan Agama Islam. Adapun syarat-syarat guru

Pendidikan Agama Islam yaitu: seorang pendidik Islam harus seseorang

yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, ikhlas, berakhlak yang baik,

berkepribadian yang integral (terpadu), mempunyai kecakapan mendidik,

bertanggung jawab, mempunyai sifat keteladanan, serta memiliki

kompetensi keguruan yang meliputi kompetensi keperibadian, kompetensi

penguasaan atas bahan ajar dan kompetensi dalam caracara mengajar.

B. Perilaku Islami

1. Pengertian Perilaku Islami

Perilaku Islami Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap

rangsangan atau lingkungan.19 Aktualisasi perilaku dalam kehidupan sekarang ini

menjadi sangat penting, terutama dalam memberikan isi dan makna kepada nilai,

moral dan norma masyarakat. Apalagi pada masyarakat Indonesia yang sedang

dalam masa pancaroba ini. Aktualisasi nilai dilakukan dengan mengartikulasikan

nilai-nilai ibadah yang bersifat ritual menjadi aktifitas dan perilaku moral

masyarakat sebagai bentuk dari kesalehan sosial.

18
Ngalim Purwato, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2006, hlm. 126
19
http:kamusbahasaindonesia.org/pembudayaan#ixzz2t9wGXWLt, 12 Oktober 2019
18

Perilaku dapat dibentuk dengan empat cara, yakni: penguatan positif,

penguatan negatif, hukuman dan permusuhan.20 Memberikan respon yang

menyenangkan setelah reaksi yang dilakukan oleh individu merupakan

penguatan positif. Respon posistif ini dapat berupa pujian kepada orang lain

yang telah menyelesaikan pekerjaannya, pemberian penghargaan dapat berupa

apapun yang menyenangkan. Bila tanggapan disertai dengan penghentian atau

penarikan kembali sesuatu yang tidak menyenangkan disebut dengan penguatan

negatif. Penguatan baik positif maupun negatif memiliki kekuatan yang

mengesankan sebagai alat pembentuk perilaku. Suatu kajian terhadap penelitian

mengenai dampak penguatan pada perilaku menyimpulkan bahwa:

a. Sejumlah tipe penguatan diperlukan untuk menghasilkan perubahan

perilaku.

b. Sejumlah tipe hadiah akan lebih efektif digunakan dalam merubah

perilaku dari pada cara lain.

c. Kecepatan berlangsungnya proses pembelajaran dan dampaknya yang

permanen akan ditentukan oleh pengaturan waktu penguatan. Sedangkan

yang dimaksud perilaku Islami ialah perilaku yang mendatangkan

kemashlahatan kebaikan, ketentraman bagi lingkungan.21

Diantaranya taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu manusia yang

berpengetahuan, rajin ibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, disiplin,

20
Aan & Cepi, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h. 172
21
Said Howa, Perilaku Islam, (Jakarta: Studio Press, 1994), h. 7.
19

bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta

mengembangkan perilaku Islami dalam komunitas sekolah.

2. Nilai-Nilai Perilaku Islami

Setiap aspek pendidikan Islam mengandung beberapa unsur pokok yang

mengarah kepada pemahaman dan pengalaman agama Islam secara menyeluruh.

Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam pendidikan agama Islam mencakup:

a. Tauhid/Aqidah

Kata aqoid jamak dari aqidah berarti “kepercayaan” maksudnya ialah hal-

hal yang diyakini orang-orang Islam, artinya mereka menetapkan atas

kebenarannya seperti disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad

saw.22 Aspek pengajaran tauhid dalam dunia pendidikan Islam pada dasarnya

merupakan proses pemenuhan fitrah bertauhid. Fitrah bertauhid merupakan

unsure hakiki yang melekat pada diri menuasia sejak penciptaannya. Ketika

berada di alam arwah, manusia telah menikrarkan ketauhidannya. 23

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pendidikan agama Islam

pada akhirnya ditujukan untuk menjaga dan mengaktualisasikan potensi

ketauhidan melalui berbagai upaya edukatif yang tidak bertentangan dengan

ajaran agama Islam.

22
Chatib Toha, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), h. 90
23
Zulkarnaein, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), h. 27
20

b. Ibadah

Menurut Chatib Toha, dkk., ibadah secara bahasa berarti “taat, tunduk,

turut, mengikut dan do’a.”24 Bisa juga diartikan menyembah Allah swt. Ibadah

adalah pengabdian ritual sebagaimana diperintahkan da diatur dalam Al-Qur’an

dan sunnah. Aspek ibadah ini disamping bermanfaat bagi kehidupan duniawi,

tetapi yang paling utama adalah sebagai bukti dari kepatuhan manusia

memenuhi perintah-perintah Allah.25 Dari uraian di atas dapat dikemukakan

bahwa aspek ibadah dapat dikatakan sebagai alat untuk digunakan oleh

manusia dalam rangka memperbaiki akhlak dan mendekatkan diri kepada

Allah.

c. Akhlak

Akhlak menjadi masalah yang penting dalam perjalanan hidup manusia.

Sebab akhlak memberi norma-norma baik dan buruk yang menentukan kualitas

pribadi manusia. Menurut Chatib Toha, dkk., kata “’akhlak’ berasal dari bahasa

Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat.”

Menurut Al-Ghazali yang dikutip Chatib Toha, dkk., “Akhlak ialah suatu

sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan

dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.26

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah perbuatan yang

timbul dan tumbuh dari dalam jiwa, kemudian berbuah ke segenap anggota yang

menggerakkan amal-amal serta menghasilkan sifat-sifat yang baik serta menjauhi


24
Chatib Toha, dkk., op cit. h. 170
25
Zulkarnaen, op cit h. 28
26
Ibid, h. 111
21

segala larangan terhadap sesuatu yang buruk yang membawa manusia ke dalam

kesesatan.

3. Karakteristik Perilaku Islami

Menurut Hamzah Ya’cub yang dikutip oleh Chabib Toha, dkk.,

karakteristik perilaku Islam mencakup sumber moralnya, kriteria yang dijadikan

ukuran untuk menentukan baik dan buruknya tingkah laku, pandangannya

terhadap akal dan nurani, yang menjadi motif dan tujuan terakhir dari tingkah

laku, yaitu:

a. Al-Qur’an dan as-Sunnah Sebagai Sumber Nilai

Sebagai pedoman hidup dalam Islam Al-Qur’an dan As-Sunnah telah

menjelaskan kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan sekaligus menjadi

pola hidup dalam menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

b. Menempatkan Akal dan Naluri Sesuai Porsinya

Akal dan naluri diakui sebagai anugerah Allah yang mempunyai kemampuan

yang terbatas, sehingga memerlukan bimbingan wahyu. Akal dan nurani ini

harus dimanfaatkan dan disalurkan sebaik-baiknya dengan bimbingan dan

pengarahan wahyu.

c. Iman Sebagai Sumber Motivasi

Dalam pandangan Islam, yang menjadi pendorong paling dalam dan kuat

untuk melakukan sesuatu amal perbuatan yang baik adalah iman yang terpatri

dalam hati Iman itulah yang membuat seseorang muslim ikhlas, mau bekerja

keras bahkan rela berkorban. Iman sebagai motivasi dan kekuatan penggerak
22

paling ampuh dalam pribadinya. Jika “motor iman” itu bergerak, maka

keluarlah produksinya berupa amal shaleh dan akhlakul karimah.

d. Ridha Allah Sebagai Tujuan Akhir

Sesuai dengan pola hidup yang digariskan oleh Islam bahwa seluruh kegiatan

manusia diperuntukkan Allah. Seorang muslim dalam mencari rizki tidak

semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi sebagai sarana untuk

mendekatkan diri kepada Allah. Demikian juga dalam mencari ilmu

pengetahuan harus dijadikan sebagai jembatan dalam iman dan taqwa kepada

Allah swt.27

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik perilaku Islami

mencakup sumber nilai yang berasal dari Al qur’an dan hadis sebagai pedoman

hidup. Selain itu, yang menjadi pendorong paling dalam untuk melakukan sesuatu

amal perbuatan adalah iman dan harus menjadikan ridha Allah sebagai tujuan

akhir

4. Macam-Macam Perilaku Islami

Jika dilihat dari perpaduan antara iman, ibadah, pengetahuan dan akhlak,

maka perilaku Islami seorang muslim dapat dikategorikan menjadi tiga komponen

antara lain:

a. Perilaku Islami terhadap Allah SWT

Sifat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dalam ajaran Islam
bersifat timbal-balik, yaitu bahwa manusia melakukan hubungan dengan Tuhan
dan Tuhan juga melakukan hubungan dengan manusia. Tujuan hubungan manusia
dengan Allah adalah dalam rangka pengabdian atau ibadah. Dengan kata lain,

27
Ibid. h. 109
23

tugas manusia di dunia ini adalah beribadah. Sebagaimana firman Allah swt
dalam Al-Quran surat Adz-Dzariat ayat 56:

      

Terjemahnya:

“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah kepada ku.”

Jadi, perilaku manusia terhadap Allah SWT bisa dikatakan bahwa manusia

harus taat pada-Nya. Manusia adalah sebagai Abdullah, yang artinya adalah

sebagai hamba Allah. Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti

kemauan Allah, yang tidak boleh membangkang pada-Nya. Jika kita

membangkang maka kita akan terkena konsekuensi yang sangat berat. Kita adalah

budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus direstui oleh- Nya, harus

menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini memang budak

dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita menjadi

mempunyai harga diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi mempunyai

hati, kita menjadi mempunyai harapan cerah yang akan diberikan Allah, karena

ketaatan kita itu.

b. Perilaku Islami terhadap Sesama Manusia

Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa berhubungan

dengan orang lain. Manusia memiliki naluri untuk hidup berkelompok dan

berinteraksi dengan orang lain.28 Karena pada dasarnya, setiap manusia memiliki

28
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi sosial: psikologi kelompok dan psikologi terapan
(Jakarta: PT. Balai Pusta, 1999), h. 4
24

kemampuan dasar yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat

dijadikan sebagai alat tukar menukar pemenuhan kebutuhan hidup.

Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia

selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina

sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu

dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada

dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain,

manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-

tengah manusia. Selain saling mengenal, manusia juga sangat dianjurkan agar

dapat menjalin hubungan yang baik antar sesamanya. Sesuai firman Allah SWT

dalam surat Al-Hujuraat ayat 13 sebagai berikut:

            

         

Terjemahnya

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-


laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahi lagi Maha
Mengenal.”

Setelah memberi petunjuk tata karma pergaulan dengan sesama muslim,

ayat di atas beralih kepada uraian tentang prinsip dasar hubungan antar manusia.
25

Ayat tersebut menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiaannya sama di

sisi Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan yang lain. Tidak ada juga

perbedaan pada nilai kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan karena semua

diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.

c. Perilkau Islami terhadap Alam

Perilaku Islami terhadap alam adalah bahwa bagaimana seorang muslim

berbuat terhadap alam. Yang dimaksud alam di sini adalah segala sesuatu yang

ada di sekitar manusia, baik hewan, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak

bernyawa. Alam harus diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga, merawat

dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban

suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. 29

Berperilaku Islami terhadap alam adalah menjalin dan mengembangkan

hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya. Pada intinya, etika Islam

terhadap alam semesta mengajarkan perintah yaitu jangan membuat kerusakan di

muka bumi. Perintah ini mempunyai arti yang cukup luas mulai dari menjaga

kebersihan bumi, tidak bersikap sewenang-wenang terhadap alam, tidak

mengeksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan sendiri, dan himbauan

untuk memperbaiki kembali sumber daya alam yang telah rusak oleh ulah pihak

yang tidak bertanggung jawab.

29
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), h. 157
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam

meningkatkan perilaku Islami siswa kelas Vll SMP Negeri 1 Bangkala kabupaten

Jeneponto. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kodisi objek alamiah,

dimana peneliti adalah instrumen kunci.30

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian yang peneliti lakukan adalah di SMP Negeri 1 Bangkala

Kabupaten Jeneponto, yang tepatnya terletak di Kelurahan Bentemg, Kecamatan

Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Alasan peneliti menjadikan SMP Negeri 1

Bangkala sebagai lokasi penelitian karena peneliti tertarik dengan sekolah

tersebut.

Adapun objek dari penelitian yang dilakukan adalah guru pendidikan

agama Islam, siswa dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Bangkala.

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian

Penelitian kualitatif ini difokuskan pada peran guru pendidikan agama

Islam. Dengan fokus permasalahan tersebut, kajian yang dibahas mencakup peran

guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas Vll

SMP Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto. Deskripsi fokus penelitian yaitu:

30
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 8

26
27

1. Guru Pedidikan Agama Islam

Guru Pendidikan Agama Islam adalah seorang pendidik yang harus

memiliki pengetahuan, ketrampilan dan keahlian khusus dalam memaknai

pembelajaran agama Islam dan bertugas menanamkan nilai-nilai agama islam dan

ajarannya kepada peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

serta penggunaan pengalaman sehingga mampu direalisasikan dalam kehidupan

sehari-hari secara nyata. Karena pendidikan agama Islam sangatlah penting untuk

membangun pribadi siswa yang beriman dan beramal sholeh.

2. Perilaku Islami

Perilaku Islami adalah perilaku normatif manusia yang normanya

diturunkan dari ajaran Islam dan bersumber dari Al-Quran dan as-sunnah.

D. Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis sumber data, yakni data primer

dan data sekunder. Dibawah ini penulis akan menjelaskan maksud kedua jenis

data tersebut.

1. Data Primer

Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang

melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data

primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak

melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara

individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian

atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer disebut juga sebagai data asli atau
28

data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti

harus mengumpulkannya secara langsung.31

Menjadi data primer dalam penelitian ini adalah perwakilan siswa dari

setiap kelas Vll dengan mempertimbangkan kebutuhan penulis dalam rangka

melengkapi data penelitian. Dan guru mata pelajaran pendidikan Agama islam di

sekolah tersebut.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak lansung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen.3233

Data ini berupa dokumen-dokumen sekolah seperti keadaan geografis lembaga

pendidikan, profil sekolah, struktur kepengurusan sekolah, visi dan misi dan lain

sebagainya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dilapangan. Penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri,

namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan

akan dikembangkan instrument penelitian, yang diharapkan dapat melengkapi

data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi.34

31
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada
Universiti aparess, 2011), h. 117
32
Sugiyono, op. cit, h. 23
34
Ibid,.h. 61
29

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam melaksanakan penelitian yaitu dengan

metode penelitian lapangan (field research) yang mengharuskan peneliti langsung

ke lokasi untuk mendapatkan data-data atau kerangka-kerangka yang dibutuhkan

dalam menyusun skripsi ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti dalam pengumpulan data yaitu:

1. Observasi

Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung dan mencatat

secara langsung obyek penelitian utamanya mengamati Peran guru pendidikan

agama Islam dalam meningkatkan perilaku islami siswa kelas Vll SMP Negri 1

Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung

ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumen yang dipakai

dapat berupa lembar pengamatan, penduan pengamatan dan lainnya. 35 Data yang

diperoleh dari observasi adalah tentang situasi umum objek penelitian atau untuk

mencari data yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini

observasi digunakan untuk mengamati aktivitas pembelajaran peserta didik,

proses pembelajaran pendidikan agama Islam, serta fasilitas atau sarana dan data

yang dapat menunjang kelengkapan penelitian ini.

35
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. Raja
Gafindo Persada, 2009), h. 15
30

2. Wawancara

Wawancara mengharuskan peneliti melakukan percakapan langsung untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan responden yang dipilih yaitu,

guru dan perwakilan siswadi SMP Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Lincoln dan Guba dalam Sugiyono mengemukakan ada tujuh langkah

dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian

kualitatif, yaitu:

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

3) Mengawali atau membuka alur wawancara.

4) Melangsungkan alur wawancara.

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah di peroleh.36

3. Dokumentasi

Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data-data melalui bahan

tertulis berupa buku-buku, majalah, jurnal penting yang terdapat di kantor atau

instansi pemerintahan tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam

meningkatkan perilaku Islami siswa kelas Vll SMP Negeri 1 bangkala Kabupaten

Jeneponto. Sehingga dengan metode dokumentasi, akan diperoleh data mengenai

hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, foto, surat kabar dan sebagainya.

36
Sugiyono, op. cit, h. 72
31

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa

yang dapat diceritakan kepada orang lain.37

Dalam penelitian kualitatif, dalam melakukan analisis data terdapat

beberapa komponen sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,

memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana

kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah peneliti melakukan reduksi data, langkah yang diambil selanjutnya

adalah menyajikan data yang diperoleh. Dalam penyajian data dilakukan ke dalam

bentuk uraian singkat atau teks dan lain sebagainya.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan.

Kesimpulan dalam penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah yang sudah

dirumuskan sebelumnya, akan tetapi ada kemungkinan tidak dapat menjawab

rumusan masalah tersebut. Karena rumusan masalah dalam penelitian yang

37
Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2007), h. 248
32

bersifat kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang nantinya setelah

peneliti berada di lapangan. Sangat diharapkan, kesimpulan dalam penelitian ini

merupakan temuan baru dari peneliti. Temuan baru tersebut dapat berupa

deskripsi, atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih tampak samar

sehingga setelah diadakan penelitian dapat menjadi jelas.38

38
Sugiyono, Op.Cit, h. 80
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

SMP Negeri 1 Bangkala berada di Lingkungan Allu Kelurahan Benteng

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. SMP

Negeri 1 Bangkala berada didekat perkampungan dan letaknya strategis karena

berada didekat Jalan Poros Jeneponto sehingga mudah untuk dijangkau.

Gambar 4.1

Tampak Depan SMP Negeri 1 Bangkala

Adapun batas wilayah SMP Negeri 1 Bangkala adalah sebagai berikut :

a) Sebelah barat : Perkampungan warga Lingkungan Allu

b) Sebelah Timur : Perkampungan warga Lingkungan Allu

c) Sebelah Utara : Perkampungan warga Lingkungan Allu

d) Sebelah Selatan : Jalan Poros Jeneponto

33
34

2. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Bangkala

sekolah ini mulai dibuka pada tanggal 30 Juli 1964. Sekolah ini

dinyatakan berdiri berdasarkan SK pendirian: Tanggal 30 Juli 1964/ Nomor:

80/S.K/BIII/64.

Sejak sekolah ini berdiri sampai sekarang sudah ada enam nama yang

pernah menjabat sebagai kepala sekolah, yakni:

Tabel 4.1

Daftar Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bangkala

No Nama Kepala Sekolah Tahun Masa Jabatan

1 Drs. H. Baso M. Said 1990-1994

2 H. Abd. Malik 1991-1997

3 H. RembaHanung 1997-2000

4 H. NatsirUarunai 2000-2011

5 Kamaruddin S.Pd 2014-2017

6 Patmawati S.Pd 2017- Sampai Sekarang

(Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 1 Bangkala Tahun


Ajaran 2019/2020)

3. Visi dan Misi

a. Visi

Adapun visi SMP Negeri 1 Bangkala “Berakhlak Mulia, Disiplin, Cinta

Lingkungan dan Unggul Dalam Prestasi”.

b. Misi

Adapun misi SMP Negeri 1 Bangkala adalah sebagai berikut:


35

1) Menanamkan karakter religious melalui pembiasaan sehingga menjadi sumber

kearifan dalam bertindak.

2) Meningkatkan perilaku yang berakhlak mulia bagi seluruh warga sekolah.

3) Melaksanan pembelajaran secaa intensif, terjadwal efektif dan efisien bagi

guru dan siswa.

4) Terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.

5) Terwujudnya sistem manajemen lingkungan hijau (Green School)

6) Melaksanakan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan (PAIKEM) dan bimbingan konseling untuk meningkatkan

prestasi peserta didik.

7) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.

8) Menjalin kerjasama yang harmonis antara seluruh warga sekolah, antar

sekolah lingkungan masyarakat dan dunia usaha.

c. Tujuan Sekolah

Adapun tujuan sekolah SMP Negeri 1 Bangkala, yaitu:

1. Dapat mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dan perilaku yang berakhlak

karimah dalam kegiatan pembiasaan.

2. Membudayakan kegiatan 7S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun,

semangat dan sepenuh hati pada seluruh warga sekolah.

3. Melaksanakan tata tertib sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Membiasakan tepat dating, tepat masuk, tepat istirahat dan tepat pulang untuk

semua warga sekolah.


36

5. Menjadikan lingkungan sekolah yang rindang, bersih, indah, nyaman dan

sehat.

6. Mempertahankan persentase kenaikan kelas dan kelulusan mencapai 100%

7. Melahirkan generasi berprestasi baik akademik maupun non akademik yang

mampu bersaing di tingkat kecamata, kabupaten dan tingkat provinsi .

4. Keadaan Pendidik dan peserta didik.

a. Keadaan Pendidik

Pendidik merupakan salah satu faktor penentu dalam proses belajar

mengajar. Jumlah pendidik SMP Negeri 1 Bangkala sebanyak 65 orang.

Adapun daftar guru SMP Negeri 1 Bangkala Tahun Ajaran 2019/2020 sebagai

berikut:

Tabel 4.2

Nama-nama Pendidik di SMP Negeri 1 Bangkala

No Nama Pendidik Mapel

1 A. Eka Yuliana Kaimuddin, S.Pd Bahasa Indonesia

2 Adi Gunawan Susanto, S.Pd Matematika

3 Andi Novi Indasari, S.Pd Bahasa Indonesia

4 Arini Puspita, S.Pd Bahasa Indonesia

5 Basmawati Tenaga Administrasi Sekolah

6 Burhan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

7 Dahlia Lahaya Mahadi, S.Ag Pendidikan Agama Islam

8 Darmawati Tenaga Administrasi Sekolah


37

9 Darwis, S.Pd Bahasa Indonesia

10 Dian Yuniarti, S.E. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

11 Dra. Sakiah Tenaga Administrasi Sekolah

12 Dwi Desyani, S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

13 Elmi Sri Jayanti, S.Pd Seni Budaya

14 Ernawati. P, A.Md Kewirausahaan

15 Fadli Kamal, S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

16 Fajar Sahar, S.Pd Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

17 Firayanti Tenaga Administrasi Sekolah

18 Gustiah, S.Pd Bahasa Indonesia

19 Hamdan Tenaga Administrasi Sekolah

20 Hj. Marhuda, A.Ma Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

21 Ibrahim, S.Pd Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

22 Irnawati Baharuddin, S.Pd Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

Bimbingan dan Konseling (Konselor)

23 Irpan Tenaga Administrasi Sekolah

24 Jufri, S.Pd Tenaga Administrasi Sekolah

25 Jumriani, S.E Seni Budaya

26 Kasmawaty Tenaga Administrasi Sekolah

27 M.yusuf G, S.E Tenaga Administrasi Sekolah

28 Made, Tenaga Administrasi Sekolah

29 Mansyur, S.Ag Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


38

30 Marlina, S.T Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

31 Miftahur Risky Jufri Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK)

32 Mirzah Pujawati Utami, S.Pd Sosiologi, Seni Budaya

33 Muh. Alwi Hamka, S.Pd Seni Budaya

34 Muh. Amin, S.Pd Matematika

35 Muhammad Said Lassa, S.Pd Matematika

36 Mulyono Basri Tenaga Administrasi Sekolah

37 Murni Muslim, S.Pd Bahasa Inggris

38 Nurhani, S.E Tenaga Administrasi Sekolah

39 Nurhudaya, S.S Bahasa Inggris

40 Nurmiati Tenaga Administrasi Sekolah

41 Patmawati, A.Md Bahasa Indonesia

42 Patta Etty, S.E Tenaga Administrasi Sekolah

43 Rabiah, S.S Bahasa Inggris

44 Rahma, S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

45 Rahmat Hidayat, S.Pd Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

46 Ratnawati, S.E Tenaga Administrasi Sekolah

47 Resky Tenaga Administrasi Sekolah

48 Rismawati Tenaga Administrasi Sekolah

49 Rosima Achmad, S.Pd Bahasa Indonesia, Seni Budaya

50 Rosmiati, A.Ma Tenaga Administrasi Sekolah


39

51 Rosnawati S.Pd Bahasa Indonesia

52 Rosniati S.Pd Matematika

53 Sabaria Tenaga Administrasi Sekolah

54 Sarsina S.Ag Pendidikan Agama Islam

55 Sehaka Tenaga Administrasi Sekolah

56 Sitti Hamsinah S.Pd Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

57 Sudarmin R Tenaga Administrasi Sekolah

58 Sudarni S.Pd Matematika, Keterampilan, lainnya

59 Sujasman Tenaga Administrasi Sekolah

60 Suparjo S.Pd Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

61 Suriani Syarifuddin S.pd Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

62 Drs Syafaruddin Bahasa Indonesia

63 Syamsiah S.Pd Bahasa Indonesia

64 Syamsuddin Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

65 Yusni Permatasari S.Pd Pendidikan Agama Islam

(Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 1 Bangkala Tahun Ajaran
2019/2020)

Dari tabel tentang daftar guru SMP Negeri 1 Bangkala dapat

diklarifikasikan berdasarkan status guru PNS dan guru honorer. Adapun guru

PNS sebanyak 33 0rang termasuk kepala sekolah dan guru honorer 32 orang.

b. Keadaan peserta didik

Peserta didik adalah salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

sekolah, sebab tanpa mereka sekolah tidak mungkin berkembang demikian juga

keberhasilan pendidik sangat didukung oleh keadaan dan potensi peserta didik.
40

Untuk mengetahui keadaan peserta didik di SMP Negeri 1 Bangkala, maka

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3
Keadaan Peserta Didik SMP NEGERI 1 BANGKALA
Berdasarkan Jenis Kelamin
NO KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH
Laki-laki Perempuan
1 VII 83 102 185
2 VIII 65 103 168
3 IX 78 80 158
Jumlah Keseluruhan 226 285 511

(Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 1 Bangkala Tahun


Ajaran 2019/2020)

Dari data tentang keadaan siswa maka dapat diketahui bahwa terdapat 18

kelas dengan jumlah siswa tercatat sebanyak 511 siswa dengan rincian laki-laki

sebanyak 226 Siswa , dan perempuan sebanyak 285 siswa.

5. Keadaan sarana dan prasarana

a. keadaan prasarana

Untuk memenuhi kebutuhan dalam proses belajar mengajar, SMP Negeri

1 Bangkala dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antaralain:

Tabel 4.4
Keadaan Sarana di SMP Negeri 1 Bangkala Tahun Pelajaran
2019/2020
No. Jenis Bangunan Jumlah Ket.

1 Ruangan Guru 1

2 Ruangan Kelas 18
41

3 Ruangan Pegawai/Staff 1

4 RuanganLaboratoriumIpa 1

5 RuanganLaboratoriumKomputer 1

6 Ruangan Perpustakaan 1

7 RuanganOsis 1

8 Toilet 4

9 Musholla 1

10 Ruang Keterampilan 1

11 Ruang Multimedia 1

(Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 1 Bangkala Tahun


Ajaran 2019/2020)

Dari tabel tentang data prasarana SMP Negeri 1 Bangkala dapat diketahui

jumlah ruang kelas sebanyak 18 ruang dengan rincian 6 kelas untuk kelas VII, 6

kelas untuk kelas VIII, dan 6 kelas untuk kelas IX. Prasarana yang mendukung

proses pembelajaran juga sudah tersedia diantaranya Perpustakaan,

laboratorium, ruang multimedia dan ruang keterampilan. Dalam mendukung

kegiatan keagamaan disekolah ini sudah memiliki mushallah untuk

memudahkan akses siswa dalam beribadah. Siswa juga disediakan ruang Osis.

b. Keadaan sarana

Di samping fasilitas, prasarana yang menunjang pelaksanaan proses

belajar mengajar, sarana juga tidak kalah pentingnya karena keduanya sama-sama

berperan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sarana yang dimiliki SMP Negeri 1 Bangkala, dapat dilihat pada tabel

berikut:
42

Table 4.5

Keadaan Prasarana SMP Negeri 1 Bangkala Tahun Pelajaran

2019/2020

NO Jenis Prasarana Banyaknya Keadaan


sarana
1 Meja Siswa 552 Baik

2 Kursi Siswa 552 Baik

3 Meja Guru 73 Baik

4 Kursi 73 Baik

5 Papan Tulis 22 Baik

6 Tempat Sampah 30 Baik

7 Jam dinding 25 Baik

8 Lemari 30 Baik

9 Rak hasil karya peserta didik 18 Baik

(Sumber Data : Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 1 Bangkala Tahun


Ajaran 2019/2020)

Dari data tentang tentang keadaan sarana maka dapat diketahui bahwa

terdapat 9 sarana yang bisa dipergunakan dalam menunjang proses pembalajaran.


43

Gambar 4.2

Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto

Kepala Sekolah Komite Sekolah


Patmawati, S.Pd H. Natsir Yarunai, S.Pd

Wakasek

Drs. Sohopi

Kep. Perpustakaan Kepala lab IPA Kep. Tata usaha

Rabiah.SS Hj. Marhudah, S.Pd Bago

Humas Tim Kurikulum Kesiswaan

Sudarmin R,SE Murni muslim, S.Pd Rosnawati, S.Pd

Sarana dan Prasarana

Irfan S.Sos

Sumber: Dokumen SMPN 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto


44

B. Perilaku Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala

Perilaku Islami siswa kelas VII smp negeri 1 bangkala kabupaten

Jeneponto bertolak belakang dengan kenyataan yang ada, karena peserta didik

masih banyak yang kurang sesuai dengan aturan agama seperti yang dikatakan

oleh ibu Yusni Permatasari selaku guru PAI :

Masih banyak siswa yang belum memahami agama secara menyeluruh


sebagian dari perilaku yang nampak itu tidak sesuai dengan aturan agama,
seperti tidak mengucapkan salam ketika memasuki kelas dan bertemu
dengan orang lain.39

Hal senada disampaikan oleh ibu sarsina selaku guru PAI :

Kalau saya lihat ada beberapa siswa terlambat yang tidak mengucapkan
salam ketika memasuki ruang kelas, padahal didalam kelas sudah ada guru
yang sedang mengajar.40

Selain daripada itu, bebeapa dari siswa kelas VII smp negeri 1 bangkala

kabupaten jeneponto tidak tertib dalam hal berpakaian, seperti yang dikatakan ibu

Dahliya Lahaya Mahadi :

saya lihat dari cara berpakaian siswa. Ada beberapa siswa yang tidak
menaati peraturan dalam hal berpakaian, seperti kaki baju yang diluar, tidak
memakai dasi, bahkan ada beberapa siswa yang sengaja mencoret-coret
topinya.41

Tetapi hal berbeda yang disampaikan oleh ibu Patmawati selaku kepala
sekolah :

siswa kami di SMP negeri 1 bangkala kabupaten Jeneponto memiliki


perilaku Islami yang cukup baik dari segi ibadah siswa. Terlihat dari siswa
yang memenuhi mushollah untuk sholat berjamaah dan tadarrus setiap pagi
hari sebelum memasuki pelajaran.42

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diambil kesimpulan

39
Hasil wawancara dengan Yusni Permatasari, 7 Agustus 2020
40
Hasil wawancara dengan Sarsinah, 7 Agustus 2020
41
Hasil wawancara dengan Dahliya Lahaya Mahadi, 8 Agustus 2020
42
Hasil wawancara dengan Patmawati, 8 Agustus 2020
45

bahwa perilaku islami siswa SMP negeri 1 bangkala kabupaten Jeneponto terlihat

kurang dari segi berpakaian dan sopan santun selain itu, beberapa siswa yang juga

tertib dalam hal ibadah, seperti rajin mengikuti sholat berjamaah dan tadarrus.

C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan perilaku

Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala

Peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual peserta didik SMP Negeri 1 Bangkala Kab. Jeneponto merupakan suatu

bagian utama dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dari seorang guru.

Peran yang dilaksanakan guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 1

Bangkala Kab Jeneponto menjalankan beberapa peranan yang pelaksanaannya

cukup efektif.

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah

merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan.

Guru adalah orang yang membimbing, mengarahkan, dan membina anak didik

menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya,

sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai Agama Islam.

Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi

afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Maka dari itu, guru harus

memberikan motivasi kepada siswanya. motivasi yang diberikan tiada lain karena

untuk mengubah tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik dan untuk melihat

sejauh mana potensis tersebut dapat di kembangkan. Seperti yang dikatakan oleh

Ibu Dahliya Lahayah Mahadi :


46

Sebagai guru Pendidikan Agama Islama yang tidak hanya menyampaikan


materi pelajaran, akan tetapi memberikan motivasi didalam maupun di luar
pembelajaran, maka guru PAI harus menjadi motivator untuk para siswanya.
Motivasi yang diberikan seperti motivasi belajar, menghargai orang lain,
bertutur kata yang sopan, pentingnya akan memberikan pertolongan kepada
orang lain, menjalin tali rasa persaudaraan yang baik, membiasakan hidup
bersih, dan memiliki sifat kasih sayang. Karena pemberian motivasi
ekstrinsik dan keteladanan sangat perlu diberikan kepada siswa.43

Selain meberikan motivasi kepada siswa, guru juga harus mengetahui

dan menyelesaikan masalah peserta didik. Seperti yang disampaikan oleh ibu

Yusni Pratiwi :

Ketika ada siswa yang bermasalah seorang pendidik jangan memarahi siswa
tersebut akan tetapi memberikan contoh dan solusi bagaimana bersikap yang
sabar dan ikhlas. Hal yang paling tepat yang dilakukan pendidik ketika
terjadi masalah yaitu mengetahui terlebih dahulu motifnya dan kemudian
mengambil suatu keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
bersamasama.44

Hal senada juga disampaikan Ibu Sarsinah :

Hal yang sering dilakukan guru ketika siswa mendapat masalah yaitu
panggilan keruang BK untuk mendapatkan bimbingan. Salah satu masalah
yang terjadi di sekolah seperti perkelahian antara siswa karena adanya
saling mengejek. Penyelesaian masalah yaitu dengan mendamaikan dua
belah pihak dan melakukan perjanjian untuk tidak mengulangi kesalahan
tersebut.45

Menyelesaikan masalah peserta didik, penyelesaian masalah di kalangan

peserta didik memang perlu agar masalah tersebut tidak panjang lebar, dan untuk

mengantisipasi sifat menyimpang di antara dua belah pihak.

Selain itu, Pelaksanaan sholat berjamaah melihat keutamaan sholat

berjamaah adalah sunnah yang sangat penting dikerjakan karena mempunyai nilai

tinggi derajatnya dibanding sholat sendiri. Maka dari itu selaku guru yang ada di

43
Hasil wawancara dengan Dahliya Lahayah Mahadi, 8 Agustus 2020
44
Hasil wawancara dengan Yusni Pratiwi, 7 Agustus 2020
45
Hasil wawancara dengan Sarsinah, 7 Agustus 2020
47

SMP Negeri 1 Bangkala Kab Jeneponto membuat aturan untuk melaksanakan

sholat zhuhur berjamaah bersama siswa di mushollah sebelum meninggalkan

sekolah. Selain melihat ke utamaan sholat berjamaah juga untuk mengembangkan

potensi kecerdasan spirtual yang ada di dalam setiap individu siswa. Sebagaimana

yang di sampaikan oleh kepala sekolah ibu Patmawati :

Melihat keutamaan sholat berjamaah adalah hukumya sunnah yang sangat


penting untuk dikerjakan karena mempunyai nilai lebih tinggi derajatnya
dibanding sholat sendiri. Maka dari itu kepala sekolah dan semua guru yang
ada di sekolah ini membuat aturan untuk sholat berjamaah bersama siswa
sebelum meninggalkan sekolah. Aturan yang saya keluarkan di sekolah
mengenai sholat berjamaah di sepakati juga oleh semua guru dan
pelaksanaannya juga sudah berjalan dengan baik, kerena setiap wali kelas
mempunyai absen kontorl siswa dalam pelaksanaan sholat berjamaah, jadi
wali kelas mempunyai tanggungjawab dalam pelaksanaan tersebut.46

Dengan adanya aturan dari sekolah tentang pelaksanaan shalat berjamaah

maka siswa tidak perlu diingatkan. Karena sudah menjadi kebiasaan setiap hari.

Seperti yang disampaikan oleh Panji selaku siswa kelas VII di SMP Negeri 1

Bangkala :

Pada saat waktu shalat dhuhur, maka kami tidak perlu diingatkan lagi,
karena sudah menjadi kebiasaan setiap hari. Jadi, jika sudah berbunyi tanda
jam terakhir selesai maka bersegeralah kami kemushollah.47

Hal senada juga disampaikan oleh Dewa selaku siswa di SMP Negeri 1

Bangkala kabupaten Jeneponto :

Pada saat bel sudah berbunyi kami lansung ke mushallah untuk shalat
berjamaah tanpa disuruh lagi karena sudah menjadi kebiasaan.48

Selain itu metode pembelajaran sangat penting dalam proses peningkatan

perilaku Islami siswa, salah satunya adalah metode keteladanan. Sebagaimana

46
Hasil wawancara dengan Patmawati, 8 Agustus 2020
47
Hasil wawancara dengan Panji, 7 Agustus 2020
48
Hasil wawancara dengan Dewa, 7 Agustus 2020
48

yang disampaikan oleh ibu sarsinah selaku guru PAI :

Melihat metode pembelajaran yang diterapkan terlebih dahulu


mencontohkan cara berperilaku baik. Proses pembelajaran berlangsung guru
mengelompokkan siswa untuk membahas suatu topik, dari proses tersebut
dapat dilihat apakah siswa tersebut sudah mencerminkan nilai-nilai
kesopanan dan cara berperilaku baik.49

Hal senada juga disampaikan oleh ibu Dahliya Lahaya Mahadi :

Seorang guru tidak hanya sebagai perencana, tetapi juga sebagai pelaksana,
berkaitan dengan pembahasan tentang cara guru memotivasi siswa
menanamkan sopan santun yaitu melalui guru itu sendiri. Sebagai seorang
guru tentunya harus menjadi contoh teladan bagi siswanya di sekolah. Peran
guru di sekolah harus menjadi teladan, artinya guru harus menjadi model
perilaku yang harus dicontoh oleh para peserta didik. Apabila seorang guru
menunjukkan perilaku yang tidak sopan maka siswa pun akan berperilaku
seperti itu karena siswa biasanya meniru apa yang dilakukan oleh guru.50

Selain dari metode pembelajaran terdapat juga metode pembiasaan seperti

yang disampaikan oleh Yusni Peratiwi :

Demi terciptanya akhlah yang baik terhadap siswa peran guru disini harus
membiasakan dan melatih siswa untuk menolong. Bentuk pembiasaan guru
di sekolah ialah membantu menyelesaikan setiap permasalahan siswa, dan
membiasakan gotong royong membersihkan ruang kelas dan lingkungan
sekolah.51

Hal senada juga disampaikan oleh ibu kepala sekolah ibu Patmawati :

Salah satu upaya guru dalam mengembangkan perilaku islami adalah


dengan membiasakan siswa untuk disiplin. Baik itu disiplin etika, disiplin
sholat, disiplin kesopanan, disiplin menjaga kebersihan dan disiplin belajar.
Selain itu siswa juga dibiasakan membaca doa belajar dan membaca ayat
suci Al-Qur’an sebelum dan sesudah pelajaran. Karena dengan kedisiplinan
dan membiasakan berdoa anak akan mampu menanamkan nilai-nilai
spiritual dalam dirinya.52

49
Hasil wawancara dengan sarsinah, 7 Agustus 2020
50
Hasil wawancara dengan Dahliya Lahaya Mahadi, 8 Agustus 2020
51
Hasil wawancara dengan Yusni Peratiwi, 7 Agustus 2020
52
Hasil wawancara dengan Patmawati, 8 Agustus 2020
49

Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti melakukan observasi di

dalam kelas dan di musholla guna melihar proses pembelajaran Pendidikan agama

Islam dan diluar kelas. setelah mengamati ternyata hal tersebut sesuai dengan data

yang peneliti peroleh melalui wawancara:

Guru ketika memasuki kelas mengucapkan salam kepada murid-muridnya,


setelah ketua kelas memimpin temannya membaca do’a, guru Menyuruh
siswa untuk membaca ayat suci alquran, setelah jam belajar berakhir guru
mengontrol siswanya untuk melaksanakan sholat berjamaah. Pembiasaan
guru Pendidikan Agama Iskam lakukan yaitu membiasakan siswa untuk
gotong royong dalam membersihkan lingkungan sekolah.53
Dengan metode yang tepat yang diterapkan oleh guru Pendidikan Agama

Islam dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat mengembangkan potensi di

dalam dirinya. Di antaranya peserta didik dapat merasakan

kebersamaan/persaudaraan, peserta didik dapat bertutur kata yang sopan baik pada

teman maupun kepada gurunya, peserta didik dapat menjalankan ibadah sholat

zhuhur berjamaah dengan tertib dan benar, itu semua tidak lepas dari peran guru

sebagai pendidik dalam mengembangkan keerdasan spiritual yang ada setiap diri

individu siswa.

Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa dalam upaya peningkatan perilaku islami siswa maka sangat dibuthkan

peran guru PAI. Maka guru harus meningkatkan kesadaran kesadaran akan tugas

dan tanggung jawab guru sebagai pendidik, seperti memberikan motivasi dan

menyelesaikan masalah peserta didik. Selain itu metode pembelajaran sangat

dibutuhkan seperti metode keteladanan dan pembiasaan.

53
Observasi 7 Agustus 2020
50

D. Faktor Pendukung dan Penghambat guru Pendidikan Agama Islam

dalam Meningkatkan perilaku Islami siswa kelas VII SMP Negeri 1

Bangkala

Adapun faktor pendukung guru PAI dalam meningkatkan perilaku Islami

siswa dengan menerapkan beberapa program sebagai upaya penanaman nilai-nilai

sopan santun dimulai sejak pagi lewat program morning greating. Para guru

menyambut siswa yang baru datang tepat di depan gerbang. Program ini selain

bertujuan untuk memberikan tauladan kepada siswa tentang kedisiplinan dan

sopan santun, juga untuk membangun mood siswa agar antusias mengikuti

pembelajaran. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Dahlia:

Salah satu faktor pendukung peningkatan perilaku islami siswa yaitu


Penyambutan siswa yang dilakukan oleh guru pagi hari di depan gerbang
sekolah secara tidak langsung telah memberikan teladan kepada siswanya
tentang bagaimana berlaku santun saat bertemu dengan guru atau orang lain
dan memberikan dampak positif untuk membangun motivasi anak dalam
mengikuti pembelajaran.54

Membangun budaya santun bukan hanya sekedar memberikan pengertian

kepada siswa tentang sikap sopan santun di dalam proses pembelajaran, namun

yang lebih penting dan efektif adalah memberikan keteladanan. Salah satu bentuk

keteladanan yang dapat diberikan adalah dengan melakukan penyambutan siswa

dipagi hari. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Yusni Peratiwi:

Penyambutan siswa dipagi hari di depan gerbang sekolah yang dilakukan


oleh guru 30 menit sebelum bel tanda masuk berbunyi. Memiliki dampak
positif yang luar biasa dimana guru telah memberikan keteladan bersikap
sopan santun, kedisiplinan, kasih sayang dan menghargai orang lain.55

Selain kegiatan morning greating terdapat kegiatan tambahan seperti literasi

54
Hasil wawancara dengan Dahliya Lahaya Mahadi, 8 Agustus 2020
55
Hasil wawancara dengan Yusni Peratiwi, 7 Agustus 2020
51

AL-Qur’an jum’at pagi. Kegiatan literasi jum’at pagi merupakan kegiatan

keagamaan yang diikuti Oleh seluruh siswa di SMP NEGERI 1 Bangkala.

Kegiatan ini dilakukan rutin pada hari jum’at sebelum dimulai pelajaran. Secara

teknis proses pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di masing-masing kelas. Guru

yang mengajar pada jam pertama bertugas mengkondisisikan dan mengawasi

siswa di dalam kelas.

Adapun yang melatarbelakangi SMP Negeri 1 Bangkala mengadakan

kegiatan literasi Al-Qur’an disampaikan oleh Patmawati:

Dalam rangka meningkatkan kecerdasan spiritual siswa, maka perlu


diadakannya kegiatan-kegiatan yang mendukung prestasi belajar siswa,
selain mengoptimalkan kecerdasan intelektual maka diperlukan kegiatan
yang mengarah pada kecerdasan spiritual. Salah satunya adalah dengan
kegiatan literasi Al-Qur’an yang dilaksanakan pada hari jum’at pagi.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa guru PAI yang menjadi penanggung
jawab.56

Seperti yang disampaikan oleh ibu Patmawati sebagai kepala sekolah, ibu

Sarsinah sebagai guru PAI selaku penanggung jawab kegiatan keagamaan di SMP

1 Bangkala menjelaskan bahwasanya kegiatan ini bertujuan sebagai:

Melatih siswa untuk membiasakan diri dalam membaca Al-Qur’an, supaya


tidak tergeser oleh gaya hidup dan kebiasaan yang dikendalikan oleh
teknologi saat ini. Karena ketika belum tentu siswa terbiasa membaca Al-
Qur’an ketika dirumah, maka perlu dibiasakan mulai dari sekolah.57

Selain faktor pendukung terdapat pula faktor penghambat seperti. Latar

belakang siswa juga merupakan salah satu faktor penghambat terlaksanaya

perilaku Islami pada siswa. Karena tidak semua siswa tinggal dilingkungan yang

mendukung dirinya untuk mejadi baik. Kemudian latar belakang keluarga juga

mempengaruhi pembinaan akhlak pada siswa. Seperti yang disampaikan ibu


56
Hasil wawancara dengan Patmawati, 8 Agustus 2020
57
Hasil wawancara dengan sarsinah, 7 Agustus 2020
52

Dahliya Lahaya Mahadi :

Faktor penghambat dalam memberikan motivasi kepada siswa, yaitu siswa


yang berasal dari background keluarga yang berbedabeda. Ada yang berasal
dari kalangan keluarga yang Agama Islamnya sudah baik dan ada yang
berasal dari keluarga yang gama Islamnya sebatas di KTP saja.58

Selain latar belakang siswa yang menjadi faktor penghambat yaitu pengaruh

game online. Dan kejadian seperti ini sedang marak-maraknya kita rasakan pada

saat sekarang ini terutama bagi para remaja yang masih membutuhkan

pengawasan dan bimbingan dari orang-orang disekitarnya. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Ibu Sarsinah :

Salah satu faktor penghambat dalam meningkatkan perilaku islami siswa


adalah adanya pengaruh game online yang maraknya terjadi di kalangan
remaja saat ini.59

Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi kelakuan sorang

anak. Teman yang baik akan memberi pengaruh yang baik bagi seorang anak, dan

begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena teman adalah orang yang selalu

bersama anak dalam kesehariannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh ibu

Yusni :

Sering terjadi dikalangan siswa, ada salah satu siswa mengejek salah satu
kawannya, otomatis kawan yang diejek membalas apa yang dilakukan
temannya tersebut. Ini mengakibatkan siswa saling membully satu sama
lain.60

Hal yang senada juga disampaikan oleh ibu Patmawati:

Salah satu faktor penghambatnya adalah adanya pengaruh teman.


Tergantung dari pergaulan siswa.61

58
Hasil wawancara dengan Dahliya Lahaya Mahadi, 8 Agustus 2020
59
Hasil wawancara dengan sarsinah, 7 Agustus 2020
60
Hasil wawancara dengan Yusni Peratiwi, 7 Agustus 2020
61
Hasil wawancara dengan Patmawati, 8 Agustus 2020
53

Dari hasil wawancara tentang faktor pendukung dan penunjang dalam

meningkatkan perilaku Islami siswa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

dengan menerapkan kegiatan morning greating, shalat dhuhur berjamaah dan

literasi Al-Qur’an dapat menjadi faktor penunjang. Sedangkan faktor

penghambatnya adalah adanya pengaruh dari latar belakang siswa dan pengaruh

game online.

Hal tersebut menandakan bahwa peran guru sebagai pendidik sudah di

perankan oleh guru pai dengan baik, kesabaran dan kegigihan guru dalam

membina dan memperbaiki kepribadian siswa membuahkan hasil yang maksimal.

Kegiatan-kegiatan keagamaan juga menjadi faktor yang penting dalam

menanamkan perilaku Islami pada siswa, karena unsur tersebut menjadi sarana

guru dalam memperkokoh keimanan dan sekaligus menjadi media guru untuk

membudayakan perilaku Islami.

Dari hasil penelitian di atas penulis menemukan bahwa dalam rangka

peran guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan perilaku Islami siswa di

SMP Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan guru PAI ada beberapa Upaya yang dilakukan

Guru pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan perilaku Islami pada siswa

yaitu memberikan keteladanan bagi siswa seperti selalu berusaha membimbing

untuk berperilaku baik mengingatkan ketika mereka melakukan perbuatan yang

tidak terpuji, selalu berusaha memberikan contoh yang baik agar siswa dapat

memberikan umpan balik yang baik pada kehidupan sehari-hari, dan memberikan

contoh nyata pada saat kegiatan belajar seperti selalu mengingatkan siswa berbuat
54

baik dan sebagainya, maka secara tidak langsung siswa akan meneladani apa yang

di contohkan oleh gurunya.

Dengan adanya penelitian ini perilaku Islami siswa sudah mencerminkan

perilaku Islami berdasarkan dari hasil pengamatan saya selama ini, setiap siswa

bertemu dengan guru mereka mengucapkan salam dan sudah baik dalam hal

keterampilan. Hal tersebut menandakan peran guru sebagai pendidik sudah di

perankan oleh guru PAI dengan baik, kesabaran dan kegigihan guru dalam

membina dan memperbaiki kepribadian siswa membuakan hasil yang maksimal,

kegiatan-kegiatan serta fasilitas keagamaan juga menjadi faktor yang penting

dalam menanamkan perilaku islami pada siswa, karena kedua unsur tersebut

menjadi sarana guru dalam meningkatkan perilaku Islami sekaligus menjadi

media guru untuk membudayakan perilaku Islami.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab

sebelumnya dalam skripsi ini, maka penulis mengemukakan isi dari keseluruhan

inti penelitian berupa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Perilaku Islami Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala kabupaten

Jeneponto terlihat kurang dari segi berpakaian dan sopan santun selain itu,

beberapa siswa yang juga tertib dalam hal ibadah, seperti rajin mengikuti

sholat berjamaah dan tadarrus.

2. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan perilaku Islami

Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala. Upaya peningkatan perilaku

islami siswa maka sangat dibutuhkan peran guru PAI. Maka guru harus

meningkatkan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab guru sebagai

pendidik, seperti memberikan motivasi dan menyelesaikan masalah peserta

didik. Selain itu metode pembelajaran sangat dibutuhkan seperti metode

keteladanan dan pembiasaan.

55
56

3. Faktor Pendukung dan Penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam

Meningkatkan perilaku Islami siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bangkala.

Kegiatan morning greating, shalat dhuhur berjamaah dan literasi Al-

Qur’an dapat menjadi faktor penunjang. Sedangkan faktor penghambatnya

adalah adanya pengaruh dari latar belakang siswa dan pengaruh game

online.

B. Saran

1. Kepada Sekolah

Supaya pembelajaran bidang studi pendidikan agama Islam dalam hal

peningkatan perilaku Islami, dapat berjalan dengan baik dalam menopang

pencapaian visi dan misi sekolah maka sebaiknya pelaksanaan pembelajaran

pendidikan agama Islam lebih ditingkatkan dan lebih mengupayakan agar sarana

dan prasarana keagamaan lebih dilengkapi. Agar lebih menunjang proses belajar

mengajar dan peningkatan perilaku Islami, sehingga keberhasilan pembelajaran

pun dapat meningkat.

2. Kepada Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam usaha meningkatkan perilaku Islami siswa, guru PAI hendaknya

menyadari bahwa tidak semua siswa memiliki kesadaran untuk belajar PAI.

Untuk itu guru harus senantiasa memotivasi siswa agar memiliki kesadaran untuk

belajar PAI. Selain itu pembinaan perilaku Islami kepada siswa harus senantiasa

dilakukan agar budaya perilaku Islami siswa bisa menjadi kebiasaan sehari-hari.
57

3. Kepada Orang tua

Sebagai orang tua hendaknya selalu memberikan arahan dan dukungan

(moril maupun materil) kepada anaknya agar mereka terus meningkatkan

semangat dalam belajarnya dan memberikan bimbingan untuk selalu berperilaku

terpuji.

4. Kepada Siswa

Agar tercapai cita-citanya, hendaknya seorang siswa haruslah bersikap

aktif dalam proses pembelajaran dan pantang menyerah untuk mendapatkan

kefahaman ilmu pengetahuan serta selalu berperilaku terpuji utnuk membentuk

pribadi yang baik.

5. Kepada peneliti selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan semoga dapat melakukan

penelitian lanjutan sehingga dapat membantu para guru PAI untuk meningkatkan

perilaku Islami pada


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya

Aan & Cepi. 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi
Aksara.

Alim, Muhammad. 2011. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran


dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Aziz, Abdul Hamka. 2012. Karakter Guru Profesional; Melahirkan Murid Unggul
Menjawab Tantangan Masa Depan, Jakarta: Al-Mawardi Prima.

Chotimah, Chusnul, & Muhammad Fathurrohman. 2014. Komplemen Manajemen


Pendidikan Islam Konsep Intregratif Pelengkap Manajemen Pendidikan Isam.
Yogyakarta: Teras.

Daulay, Putra Haidar. 2016. Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Cet,II;
Jakarta: Prenadamedia Group.

Djamaah, Bahri, Syaiful. 2010. Guru dan Anak Didi dalam Interaksi Educatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hawi, Akmal. 2013. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT


Grafindo Persada.

Howa, Said, 1994. Perilaku Islam. Jakarta: Studio Press.

Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Di


Ponegoro. 2013.

Majid, Abdul & Dian Andayani, 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kmpetensi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mujib, Abdul. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV Misaka


Galia.

Moloeng, J Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset.

58
59

Purwato Ngalim. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Remaja


Rosdakarya.

Ramayulis. 2005. Metodologi pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rusdiyana & Yeti. 2015. Pendidikan Profesi Keguruan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sarwono Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi sosial: psikologi kelompok dan psikologi
terapan. Jakarta: PT. Balai Pusta,

Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Toha, Chatib, dkk. 2004. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.
Raja Gafindo Persada.

Zulkarnaein. 2008. Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

http:kamusbahasaindonesia.org/pembudayaan.
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara

Kepala Sekolah
1. Sudah berapa lama ibu menjadi kepala sekolah?

2. Bagaimanakah perilaku siswa di SMP Negeri 1 Bangkala?

3. Apa saja upaya yang dilakukan wujud sekolah dalam meningkatkan perilaku

islami?

4. Metode apa yang harus diterapakan untuk menunjang dalam meningkatkan

perilaku islami?

Siswa
1. Bagaimana pendekatan adik tentang guru PAI di SMP negeri 1 bangkala?

2. Apa saja pembiasaan yang dilakukan adik dalam perilaku islami?

3. Menurut adik, apakah guru PAI sudah memberikan teladan yang baik untuk

adik-adik?

Guru PAI
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi guru di sekolah ini ?

2. Bagaimana perilaku islami siswa kelas VII di SMP negeri 1 Bangkala?

3. Hal apakah yang bapak/ibu Lakukan dalam meningkatkan perilaku islami

siswa?

4. metode apasajakah yang harus digunakan dalam meningkatkan perilaku islami

siswa ?

5. Faktor apa sajakah yang mendukung dalam meningkatkan perilaku islami ?

6. Faktor apa sajakah yang menghambat dalam meningkatkan perilaku islami ?


Hasil wawancara

Narasumber : Ibu Patmawati

Peneliti : Sudah berapa lama ibu menjadi kepala sekolah?


Narasumber : saya mengajar kurang lebih 20 tahun.
Peneliti : Bagaimanakah perilaku siswa di SMP Negeri 1 Bangkala?
Narasumber : siswa kami di SMP negeri 1 bangkala kabupaten Jeneponto
memiliki perilaku Islami yang cukup baik dari segi ibadah siswa.
Terlihat dari siswa yang memenuhi mushollah untuk sholat
berjamaah dan tadarrus setiap pagi hari sebelum memasuki
pelajaran
Peneliti : Apa saja upaya yang dilakukan wujud sekolah dalam
meningkatkan perilaku islami ?
Narasumber : Melihat keutamaan sholat berjamaah adalah hukumya sunnah
yang sangat penting untuk dikerjakan karena mempunyai nilai
lebih tinggi derajatnya dibanding sholat sendiri. Maka dari itu
kepala sekolah dan semua guru yang ada di sekolah ini membuat
aturanuntuk sholat berjamaah bersama siswa sebelum
meninggalkan sekolah. Aturan yang saya keluarkan di sekolah
mengenai sholat berjamaah di sepakati juga oleh semua guru dan
pelaksanaannya juga sudah berjalan dengan baik, kerena setiap
wali kelas mempunyai absen kontorl siswa dalam pelaksanaan
sholat berjamaah, jadi wali kelas mempunyai tanggungjawab
dalam pelaksanaan tersebut
Peneliti : Metode apa yang harus diterapakan untuk menunjang dalam
meningkatkan perilaku islami?
Narasumber : Salah satu upaya guru dalam mengembangkan perilaku islami
adalah dengan membiasakan siswa untuk disiplin. Baik itu disiplin
etika, disiplin sholat, disiplin kesopanan, disiplin menjaga
kebersihan dan disiplin belajar. Selain itu siswa juga dibiasakan
membaca doa belajar dan membaca ayat suci Al-Qur’an sebelum
dan sesudah pelajaran. Karena dengan kedisiplinan dan
membiasakan berdoa anak akan mampu menanamkan nilai-nilai
spiritual dalam dirinya.
Hasil wawancara

Narasumber : Panji

Peneliti : Bagaimana pendekatan adik tentang guru PAI di SMP negeri 1


bangkala?
Narasumber : baik kak. Kami diajarkan agama bukan hanya teori tapi juga
prakteknya yang kemudian dibiasakan disekolah
Peneliti : Apa saja pembiasaan yang dilakukan adik dalam perilaku islami ?
Narasumber : Shalat dhuhur berjamaah. Pada saat waktu shalat dhuhur, maka
kami tidak perlu diingatkan lagi, karena sudah menjadi kebiasaan
setiap hari. Jadi, jika sudah berbunyi tanda jam terakhir selesai
maka bersegeralah kami kemushollah
Peneliti : Menurut adik, apakah guru PAI sudah memberikan teladan yang
baik untuk adik-adik?
Narasumber : Iya.

Narasumber : Dewa

Peneliti : Bagaimana pendekatan adik tentang guru PAI di SMP negeri 1


bangkala?
Narasumber : saya belajar dengan nyaman itu karena ibu guru juga baik.
Peneliti : Apa saja pembiasaan yang dilakukan adik dalam perilaku islami ?
Narasumber : Shalat dhuhur berjamaah. Pada saat bel sudah berbunyi kami
lansung ke mushallah untuk shalat berjamaah tanpa disuruh lagi
karena sudah menjadi kebiasaan.
Peneliti : Menurut adik, apakah guru PAI sudah memberikan teladan yang
baik untuk adik-adik?
Narasumber : Iya.
Hasil wawancara

Narasumber : Ibu Yusni Permatasari

Peneliti : Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi guru di sekolah ini ?


Narasumber : sekitar 2-3 tahun
Peneliti : Bagaimana perilaku islami siswa kelas VII di SMP negeri 1
Bangkala?
Narasumber : Masih banyak siswa yang belum memahami agama secara
menyeluruh sebagian dari perilaku yang nampak itu tidaksesuai
dengan aturan agama, seperti tidak mengucapkan salam ketika
memasuki kelas dan bertemu dengan orang lain
Peneliti : Hal apakah yang bapak/ibu Lakukan dalam meningkatkan
perilaku islami siswa?
Narasumber : Ketika ada siswa yang bermasalah seorang pendidik jangan
memarahi siswa tersebut akan tetapi memberikan contoh dan solusi
bagaimana bersikap yang sabar dan ikhlas. Hal yang paling tepat
yang dilakukan pendidik ketika terjadi masalah yaitu mengetahui
terlebih dahulu motifnya dan kemudian mengambil suatu
keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
bersamasama
Peneliti : metode apasajakah yang harus digunakan dalam meningkatkan
perilaku islami siswa ?
Narasumber : Demi terciptanya akhlah yang baik terhadap siswa peran guru
disini harus membiasakan dan melatih siswa untuk menolong.
Bentuk pembiasaan guru di sekolah ialah membantu menyelesaikan
setiap permasalahan siswa, dan membiasakan gotong royong
membersihkan ruang kelas dan lingkungan sekolah
Peneliti : Faktor apa sajakah yang mendukung dalam meningkatkan
perilaku islami ?
Narasumber : adanya program sekolah tentang mornong greating. Penyambutan
siswa dipagi hari di depan gerbang sekolah yang dilakukan oleh
guru 30 menit sebelum bel tanda masuk berbunyi. Memiliki
dampak positif yang luar biasa dimana guru telah memberikan
keteladan bersikap sopan santun, kedisiplinan, kasih sayang dan
menghargai orang lain.
Peneliti : Faktor apa sajakah yang menghambat dalam meningkatkan
perilaku islami ?
Narasumber : Salah satu faktor penghambat dalam meningkatkan perilaku
islami siswa adalah adanya pengaruh game online yang maraknya
terjadi di kalangan remaja saat ini
Narasumber : Ibu Sarsinah

Peneliti : Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi guru di sekolah ini ?


Narasumber : sekitar 5tahun
Peneliti : Bagaimana perilaku islami siswa kelas VII di SMP negeri 1
Bangkala?
Narasumber : Kalau saya lihatada beberapa siswa terlambat yang tidak
mengucapkan salam ketikamemasuki ruang kelas, padahal didalam
kelas sudah ada guru yang sedang mengajar
Peneliti : Hal apakah yang bapak/ibu Lakukan dalam meningkatkan perilaku
islami siswa?
Narasumber : Hal yang sering dilakukan guru ketika siswa mendapat masalah
yaitu panggilan keruang BK untuk mendapatkan bimbingan. Salah
satu masalah yang terjadi di sekolah seperti perkelahian antara siswa
karena adanya saling mengejek. Penyelesaian masalah yaitu dengan
mendamaikan dua belah pihak dan melakukan perjanjian untuk tidak
mengulangi kesalahan tersebut
Peneliti : metode apasajakah yang harus digunakan dalam meningkatkan
perilaku islami siswa ?
Narasumber : Melihat metode pembelajaran yang diterapkan terlebih dahulu
mencontohkan cara berperilaku baik. Proses pembelajaran
berlangsung guru mengelompokkan siswa untuk membahas suatu
topik, dari proses tersebut dapat dilihat apakah siswa tersebut sudah
mencerminkan nilai-nilai kesopanan dan cara berperilaku baik
Peneliti : Faktor apa sajakah yang mendukung dalam meningkatkan perilaku
islami ?
Narasumber : Melatih siswa untuk membiasakan diri dalam membaca Al-Qur’an,
supaya tidak tergeser oleh gaya hidup dan kebiasaan yang
dikendalikan oleh teknologi saat ini. Karena ketika belum tentu
siswa terbiasa membaca Al-Qur’an ketika dirumah, maka perlu
dibiasakan mulai dari sekolah
Peneliti : Faktor apa sajakah yang menghambat dalam meningkatkan
perilaku islami ?
Narasumber : Salah satu faktor penghambat dalam meningkatkan perilaku islami
siswa adalah adanya pengaruh game online yang maraknya terjadi di
kalangan remaja saat ini

Narasumber : Ibu Dahliya Lahaya Mahadi

Peneliti : Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi guru di sekolah ini ?


Narasumber : sekitar 18 tahun
Peneliti : Bagaimana perilaku islami siswa kelas VII di SMP negeri 1
Bangkala?
Narasumber : saya lihat dari cara berpakaian siswa. Ada beberapa siswa yang
tidak menaati peraturan dalam hal berpakaian, seperti kaki baju yang
diluar, tidak memakai dasi, bahkan ada beberapa siswa yang sengaja
mencoret-coret topinya
Peneliti : Hal apakah yang bapak/ibu Lakukan dalam meningkatkan perilaku
islami siswa?
Narasumber : Sebagai guru Pendidikan Agama Islama yang tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi memberikan motivasi
didalam maupun di luar pembelajaran, maka guru PAI harus menjadi
motivator untuk para siswanya. Motivasi yang diberikan seperti
motivasi belajar, menghargai orang lain, bertutur kata yang sopan,
pentingnya akan memberikan pertolongan kepada orang lain,
menjalin tali rasa persaudaraan yang baik, membiasakan hidup
bersih, dan memiliki sifat kasih sayang. Karena pemberian motivasi
ekstrinsik dan keteladanan sangat perlu diberikan kepada siswa
Peneliti : metode apasajakah yang harus digunakan dalam meningkatkan
perilaku islami siswa ?
Narasumber : Seorang guru tidak hanya sebagai perencana, tetapi juga sebagai
pelaksana, berkaitan dengan pembahasan tentang cara guru
memotivasi siswa menanamkan sopan santun yaitu melalui guru itu
sendiri. Sebagai seorang guru tentunya harus menjadi contoh teladan
bagi siswanya di sekolah. Peran guru di sekolah harus menjadi
teladan, artinya guru harus menjadi model perilaku yang harus
dicontoh oleh para peserta didik. Apabila seorang guru menunjukkan
perilaku yang tidak sopan maka siswa pun akan berperilaku seperti
itu karena siswa biasanya meniru apa yang dilakukan oleh guru
Peneliti : Faktor apa sajakah yang mendukung dalam meningkatkan perilaku
islami ?
Narasumber : Salah satu faktor pendukung peningkatan perilaku islami siswa
yaitu Penyambutan siswa yang dilakukan oleh guru pagi hari di
depan gerbang sekolah secara tidak langsung telah memberikan
teladan kepada siswanya tentang bagaimana berlaku santun saat
bertemu dengan guru atau orang lain dan memberikan dampak
positif untuk membangun motivasi anak dalam mengikuti
pembelajara
Peneliti : Faktor apa sajakah yang menghambat dalam meningkatkan
perilaku islami ?
Narasumber : Faktor penghambat dalam memberikan motivasi kepada siswa,
yaitu siswa yang berasal dari background keluarga yang
berbedabeda. Ada yang berasal dari kalangan keluarga yang Agama
Islamnya sudah baik dan ada yang berasal dari keluarga yang gama
Islamnya sebatas di KTP saja.
Dokumentasi

Mushollah sekolah

Wawancara dengan salah satu siswa

Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bangkala


Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai