Anda di halaman 1dari 3

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hak Asasi Manusia ( HAM )
2. Pengamalan Pancasila
3. Hukum dan sistim hukum di
Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah 1. Hak Asasi Manusia.
dan definisi) di modul ini a. Makna HAM
standar dasar untuk hidup bermartabat, termasuk anak
berkebutuhan khusus. Melanggar hak asasi dapat diartikan
memperlakukan orang seolah-olah bukan manusia. Fakta
menunjukkan bahwa pelanggaran hak asasi manusia,
khususnya hak anak justru banyak di lingkungan sekolah
dasar.
1). Hak Asasi Manusia, Negara Hukum, dan Demokrasi
Dalam sejarah perkembangan HAM, konsepsi HAM muncul
sebagai reaksi atas kekuasaan absolut sebagaimana
ungkapan Letat’est Moi (Negara adalah Saya) yang
dikemukakan oleh Louis XIV yang pada akhirnya
melahirkan sistem konstitusional dan konsep negara hukum,
baik itu rechtstaat maupun rule of law. Kekuasaan mutlak
pada satu tangan (raja) menimbulkan kesewenang-
wenangan, sebagaimana diungkapkan dalil Lord Acton:
power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely
(Budihardjo, 1983: 57).
2). Periodisasi Pemikiran dan Perkembangan HAM di
Dunia
Tulisan berikut ini akan mendalami periodisasi
historis dan penekanan HAM dari masa lalu, masa
kini dan serta kemungkinan masa depan HAM
ditinjau dari aspek jaminan konstitusi agar dapat
lebih memahami semangat, jiwa, dan arah HAM
dunia, selanjutnya dibahas periodisasi HAM di
Indonesia. Hak Asasi Manusia dapat dilihat dari
tiga periodisasi standar yang membagi tiga kurun
waktu utama dalam kajian sejarah

a). Zaman Kuno (…. – 475 M)


(1). Periode Pembebasan Manusia dari Kebiasaan
Hukum dalam Sistem Sosial yang Melanggar Ham.
Secara historis, Hak Asasi Manusia (HAM) di
zaman kuno sudah dikenal sejak zaman Nabi Musa
ketika membebaskan Bani Israel dari penindasan
dan perbudakan bangsa Mesir 3000 SM.
(2). Periode Konstitusional Awal Perlindungan HAM
Empat temuan kitab hukum atau undang-undang paling
awal yang membahas konsep HAM :
- Undang-undang Urukagina (2380 SM–2360 SM)

- Undang-undang Neo-Sumeria Ur-Nammu (2112–2095 SM)

- Undang-undang Hammurabi (1780 SM)

- Koresh Agung atau Cyrus the Great (539 SM)


b). Zaman Pertengahan (476 M – 1500 M)
(1). Periode Negosiasi: Pelepasan Sebagian Hak
Prerogatif Penguasa yang Diikat Hukum dan Jaminan
Kebebasan Manusia (Lahirnya HAM dan hukum
konstitusional)
Magna Carta atau Piagam Besar diratifikasi di Inggris
pada 15 Juni 1215 sebagai reaksi atas kelaliman Raja
John. Piagam ini terlahir dari perseteruan antara Raja
John, Paus Innocent III dan para bangsawan Inggris
kelas Baron. Selain menjadi perjanjian damai, fungsi
Magna Carta ialah meniadakan kekuasaan absolut
seorang raja.
c). Zaman Modern (1500 M sampai sekarang hingga
masa depan)
(1). Periode Pembaharuan atau Rennaisance yang lebih
menjamin kebebasan warga negara di hadapan hukum
Memasuki zaman modern, langkah penting parlemen
Inggris pada periode pembaharuan atau renaissance
adalah lahirnya dokumen HAM yang terkenal yaitu
Petition of Right, Habeas Corpus Act dan Bill of Rights.
2. Pengamalan Pancasila
Indonesia merupakan salah satu negara yang
penduduknya memiliki tingkat kemajemukan yang
tinggi. Kemajemukan ini ditandai dengan banyaknya
suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama, serta
berbagai kemajemukan lainnya. Hal inilah yang sering
menimbulkan terjadinya konflik di antara suku bangsa,
maupun penganut agama yang beragam itu, di dalam
memenuhi kepentingannya yang berbeda-beda.
a. Hubungan Agama dan Pancasila
Perhatikan tulisan Haedar Nashir dalam
Republika, Sabtu 22 Pebruari 2020 berikut ini.
Agama manapun tidak bertentangan dan
memusuhi Pancasila. Para pendiri bangsa dari
semua golongan telah bersepakat menjadikan
Pancasila ideologi negara. Pancasila dijadikan
titik temu, titik tumpu, dan titik tuju dari
Indonesia yang beragam dan majemuk dari
suku, agama, adat istiadat dan sebagainya. Di
dalam Pancasila terkandung jiwa dan nilai
ajaran agama yang luhur. Bung Karno bahkan
berkata, dengan sila Ketuhanan maka bukan
hanya menusianya, tetapi Negara Indonesia itu
bertuhan (Haedar Nashir, Republika, Sabtu,
22-2-2020).
b. Kajian Ilmiah Filosofis Pancasila
Secara ilmiah filosofis Pancasila dapat dikaji
sebagai berikut.
1) Merupakan kesatuan yang utuh. Kelima sila
tidak dapat dilepas satu dengan lainnya.
Walaupun masing-masing sila berdiri
sendiri tetapi hubungan antar sila
merupakan hubungan yang organis.
KB 2 PGSD PPKN 108
2) Setiap unsur pembentuk Pancasila
merupakan unsur mutlak yang
membentuk kesatuan, bukan unsur yang
komplementer.
3) Sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak
dapat ditambah atau dikurangi. Oleh
karena itu Pancasila tidak dapat diperas,
menjadi trisila yang meliputi sosio-
nasionalisme, sosio-demokrasi, ketuhanan,
atau eka sila yaitu gotong royong
sebagaimana dikemukakan oleh Ir.
Soekarno (Kaelan, 2001).
3. Hukum dan sistim hukum di Indonesia
Biarkan langit runtuh, tetapi hukum harus tetap
ditegakkan (Cicero: Filsuf Yunani). Hukum akan
menjamin adanya kepastian bagi setiap warga negara.
Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban setiap warga
negara diatur sedemikian rupa disertai dengan ancaman
sanksi yang tegas, sehingga barang siapa melanggar, dia
akan menerima akibat dari pelanggaran yang
dilakukannya.
a. Hakikat Indonesia Sebagai Negara Hukum
1). Pengertian Hukum
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa, dibuat oleh negara untuk mengatur
hubungan antara negara dengan warga negara
(Mertokusumo, 2005), juga mengatur hubungan
antara sesama warga negara. Norma hukum
diadakan agar masyarakat dalam suatu negara
menjadi tertib, aman, adil dan damai.
2). Fungsi Hukum
Dua fungsi hukum yang pokok adalah sebagai
sarana kontrol sosial dan sebagai sarana untuk
melakukan perubahan masyarakat (Mertokusumo,
2005).
3). Tujuan Hukum
Tujuan utama hukum adalah untuk menciptakan
ketertiban (Mertokusumo, 2005).
4). Jenis Hukum Berdasar Waktu Berlakunya
5). Jenis Hukum Menurut Bentuknya
6). Jenis Hukum Menurut Luas Berlakunya
7). Jenis Hukum Menurut Isinya
8). Jenis Hukum Berdasarkan Lapangan Hukumnya
9). Sumber Hukum (Mertokusumo, 2005)
b. Sistem Peradilan di Indonesia
1). Pelaksanaan Peradilan (Mertokusumo, 2005)
2). Kekuasaan Kehakiman (Mertokusumo, 2005)
3). Kewenangan Mahkamah Agung (Mertokusumo,
2005)
4). Kewajiban Pangadilan (Mertokusumo, 2005)
5). Hak untuk Banding (Mertokusumo, 2005)
6). Kewenangan Mahkamah Konstitusi
(Mertokusumo, 2005).
2 Daftar materi yang sulit Tidak ada
dipahami di modul ini
3 Daftar materi yang sering Tidak ada
mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai