TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN POSO TAHUN 2012 – 2032
BUPATI POSO,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
AZAS, TUJUAN, KEBIJAKAN DAN
STRATEGI PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Asas Penataan Ruang
Pasal 2
Bagian Kedua
Tujuan Penataan Ruang
Pasal 3
Bagian Ketiga
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah
Pasal 4
Bagian Keempat
Strategi Penataan Ruang
Pasal 5
BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Bagian Kedua
Pusat-Pusat Kegiatan
Pasal 7
Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana Utama
Pasal 8
Paragraf 1
Sistem Jaringan Transportasi Darat
Pasal 9
Pasal 11
Paragraf 2
Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pasal 12
Paragraf 3
Sistem Jaringan Transportasi Udara
Pasal 13
Paragraf 4
Sistem Jaringan Perkeretaapian
Pasal 14
Bagian Keempat
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 15
Paragraf 1
Sistem Jaringan Energi
Pasal 16
Paragraf 2
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 17
Paragraf 3
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 18
Paragraf 4
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Pasal 19
BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 20
Bagian Kedua
Kawasan Lindung
Pasal 21
Paragraf 1
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan
Kawasan Bawahannya
Pasal 22
Paragraf 2
Kawasan Perlindungan Setempat
Pasal 23
Paragraf 3
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
Pasal 24
Paragraf 4
Kawasan Rawan Bencana Alam
Pasal 25
Paragraf 5
Kawasan Lindung Lainnya
Pasal 26
Bagian Ketiga
Kawasan Budidaya
Pasal 27
Paragraf 1
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Pasal 28
Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Pasal 29
Paragraf 3
Kawasan Peruntukan Pertanian
Pasal 30
Paragraf 4
Kawasan Peruntukan Perikanan
Pasal 31
Paragraf 5
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Pasal 32
Paragraf 6
Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 33
Paragraf 7
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pasal 34
Paragraf 8
Kawasan Peruntukan Permukiman
Pasal 35
Paragraf 9
Kawasan Peruntukan Lainnya
Pasal 36
Pasal 37
BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 43
Pasal 44
BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 45
Bagian Kedua
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pasal 46
Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan
Pasal 47
Pasal 48
a. izin lokasi;
b. izin penggunaan pemanfaatan tanah; dan
c. izin mendirikan bangunan.
(2) Mekanisme perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, huruf b dan huruf c diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
Bagian Keempat
Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
Bagian Kelima
Larangan
Pasal 53
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 54
BAB IX
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Hak Masyarakat
Pasal 55
Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat
Pasal 56
Pasal 57
Bagian Ketiga
Peran Masyarakat
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
Pasal 63
BAB X
PENGAWASAN PENATAAN RUANG
Pasal 64
Pasal 65
Pasal 66
Pasal 67
BAB XI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 68
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 72
Pasal 73
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 74
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 75
Ditetapkan di Poso
pada tanggal 5 September 2012
BUPATI POSO,
ttd
PIET INKIRIWANG
Diundangkan di Poso
pada tanggal 5 September 2012
ttd
SINSIGUS SONGGO
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO
NOMOR: 8 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN POSO TAHUN 2012-2032
I. UMUM
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Yang dimaksud dengan Sintuwu Maroso adalah Persatuan yang kokoh.
Pasal 3
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten ditetapkan
untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten. Yang
dimaksud dengan “Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten”
adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
dalam pemanfaatan ruang darat, laut dan udara termasuk ruang di
dalam bumi untuk mencapai tujuan penataan ruang.
Pasal 4
Yang dimaksud dengan “Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten”
adalah langkah langkah pelaksanaan kebijakan penataan ruang.
Pasal 5
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional.
Ayat (4)
Huruf a sampai dengan huruf g
Cukup Jelas
Huruf h
Yang dimaksud dengan Base Transceiver Station (BTS) adalah
bagian dari Network element GSM yang berhubungan langsung
dengan Mobile Station (MS). BTS berfungsi sebagai pengirim dan
penerima (Transciver) sinyal komunikasi dari / ke MS serta
menghubungkan MS dengan Network elemen lain dalam jaringan
GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan menggunakan radio
interpace.
44
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Pola ruang wilayah Kabupaten merupakan gambaran pemanfaatan
ruang wilayah Kabupaten, baik untuk pemanfaatan yang berfungsi
lindung maupun budi daya
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan Sanitary Land Fill adalah metode
pemusnahan sampah yang paling efektif yang berupa cekungan
atau tanah yang digalih dan digunakan untuk menimbun sampah
sehingga tidak menyebar dan mengotori lingkungan. Teknologi ini
memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan
dalam jumlah yang luas dan murah.
45
Huruf d
Yang dimaksud dengan Reuse adalah menggunakan kembali
sampah yang masih dapat digunakan atau fungsi yang sama
maupun fungsi lainnya.
Ayat (7)
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (ILPLT) adalah seperangkat
bangunan yang digunakan untuk mengolah tinja yang berasal dari
suatu bangunan pengolah air limbah rumah tangga individual
maupun komunal yang diangkut dengan mobil tinja.
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Ayat (1)
Huruf a sampai dengan huruf e
Cukup Jelas
Huruf f
Yang dimaksud dengan Kawasan Estuari adalah kawasan
perairan yang semi tertutup menerima air tawar yang mengalir
dari daratan dan sekitarnya serta mempunyai hubungan
langsung dengan laut lepas. Keadaan lingkungannya sangat
dipengaruhi aktifitas pasang surut, sehingga terjadi pencampuran
dengan air tawar.
46
Pasal 27
Cukup Jelas
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
Pasal 32
Cukup Jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas
Pasal 35
Cukup Jelas
Pasal 36
Cukup Jelas
Pasal 37
Cukup Jelas
Pasal 38
Kawasan Strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap
ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
Pasal 39
Cukup Jelas
Pasal 40
Cukup Jelas
Pasal 41
Cukup Jelas
Pasal 42
Cukup Jelas
Pasal 43
Cukup Jelas
47
Pasal 44
Ayat (1)
Indikasi Program utama adalah petunjuk yang memuat usulan program
utama, perkiraan pendanaan beserta sumbernya,instansi pelaksana,
dan waktu pelaksanaan dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang
sesuai rencana tata ruang.
Pasal 45
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Huruf a sampai dengan huruf b
Cukup Jelas
Huruf c
Insentif dapat diberikan antarpemerintah daerah yang saling
berhubungan berupa subsidi silang dari daerah yang penyelenggaraan
penataan ruangnya memberikan dampak kepada daerah yang dirugikan,
atau antara pemerintah dan swasta dalam hal pemerintah memberikan
preferensi kepada swasta sebagai imbalan dalam mendukung
perwujudan rencana tata ruang.
Disinsentif berupa pengenaan pajak yang tinggi dapat dikenakan untuk
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai rencana tata ruang melalui
penetapan nilai jual objek pajak (NJOP) dan nilai jual kena pajak (NJKP)
sehingga pemanfaat ruang membayar pajak lebih tinggi.
Huruf d
Cukup Jelas
Pasal 46
Cukup Jelas
Pasal 47
Cukup Jelas.
Pasal 48
Cukup Jelas.
Pasal 49
Cukup Jelas
Pasal 50
Cukup Jelas
Pasal 51
Cukup Jelas
Pasal 52
Cukup Jelas
Pasal 53
Cukup Jelas
Pasal 54
Cukup Jelas
48
Pasal 55
Cukup Jelas
Pasal 56
Cukup Jelas
Pasal 57
Cukup Jelas
Pasal 58
Cukup Jelas
Pasal 59
Cukup Jelas
Pasal 60
Cukup Jelas
Pasal 61
Cukup Jelas
Pasal 62
Cukup Jelas
Pasal 63
Cukup Jelas
Pasal 64
Cukup Jelas
Pasal 65
Cukup Jelas
Pasal 66
Cukup Jelas
Pasal 67
Cukup Jelas
Pasal 68
Cukup Jelas
Pasal 69
Cukup Jelas
Pasal 70
Cukup Jelas
Pasal 71
Cukup Jelas
Pasal 72
Cukup Jelas
Pasal 73
Cukup Jelas
Pasal 74
Cukup Jelas
49
Pasal 75
Cukup Jelas
Pasal 76
Cukup Jelas