PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
bahkan kesehatan menjadi salah satu tolak ukur indeks pembangunan manusia
suatu bangsa.Hal ini terkait dengan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dari bangsa tersebut. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas
maka akan semakin meningkatkan pula daya saing bangsa tersebut dalam
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteran
perlindungan rakyat terhadap bahaya Narkotika dan penggunaan obat yang tidak
memenuhi syarat.
perwujudan dari paradigma sehat yang pada saat ini lebih banyak dapat
1
promotif dan rehabilitatif dan mempunyai 18 kegiatan pokok yang salah
Pelaksanaan farmasi sebagai salah satu profesi mempunyai kedudukan penting dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh Puskesmas maupun PUSKESMAS serta salah satu faktor yang dapat
dipengaruhi oleh hasil pelaksanaan kinerja petugas pelaksana farmasi itu sendiri
yaitu mutu pelayanan kefamasian yang diberikan oleh petugas pelaksana farmasi
kesehatan yang dialami dan tidak terhindar dari lingkungan dan kebiasaan
pada keadaan yang nyata sehingga dapat memahami peran farmasi di Puskesmas
2
memberikan kontribusi ke arah yang lebih baik untuk kemajuan Puskesmas
sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah
Utara.
Tua adalah :
3
menjalankan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
Puskesmas.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 PUSKESMAS
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
teknologi tepat guna, dengan biaya yang yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan derajat
Puskesmas mempunyai beberapa tugas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota
yaitu:
5
Setiap akhir bulan menyampaikan laporan pemakaian obat dan perbekalan
Petugas Medis :
Posyandu.
Pustu.
asuhan kebidanan.
keperawatan gigi.
6
Perawat Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi
masyarakat.
institusi lainnya.
perlengkapan kesehatan.
terhadap Apotek.
Apoteker.
masyarakat.
kegiatan Puskesmas.
Puskesmas perawatan.
lingkungan Puskesmas.
adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker
untuk menyediakan obat dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi
aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep,
peracikan obat, sampai dengan penyerahan obat kepada pasien. Pelayanan obat
bertujuan agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat
yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari
A. Perencanaan
Suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk
menentukan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jumlah, jenis,
dan waktu yang tepat. Tujuan perencanaan untuk pengadaan obat adalah :
Pola penyakit.
8
2008).
Puskesmas.Data mutasi obat yang dihasilkan oleh Puskemas merupakan salah satu
tahunan.Data mutasi obat ini sangat penting untuk perencanaan kebutuhan obat di
(Anonim, 2003).
B. Permintaan Obat
Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh
9
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi alokasi dana obat dipelayanan
kesehatan public
sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub
lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung dari
permintaan obat adalah data pemakaian obat sebelumnya, jumlah kunjungan resep,
C. Penerimaan Obat
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola
10
pembantu dan sub unit kesehatan lainya merupakan tanggung jawab Kepala
Puskesmas induk.
sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas, penerima
obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang, dan lain-lain).
Setiap penambahan obat-obatan, dicatat dan dibukukan pada buku penerima obat
D. Distribusi
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan
kesehatan antara lain sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan Puskesmas (kamar
obat, laboratorium).
kesehatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah, dan
dipertimbangkan
Sisa stok
Pola penyakit
11
Penyerahan obat
pelayanan.
(Anonim, 2003).
E. Pengendalian
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan obat pelayanan kesehatan dasar.
Puskesmas dan seluruh unit pelayanan, jumlah stok ini disebut stok kerja
Menentukan:
Stok optimum adalah jumlah stok obat yang disarankan kepada unit
secara terpisah berdasarkan bentuk sediaan, seperti kapsul, tablet, sirup, injeksi dan
FEFO.
F. Tempat peracikan
Wadah obat harus selalu tertutup rapat dengan baik untuk menghindari
kemungkinan terkontaminasi.
Wadah obat harus diberi label sesuai dengan obat yang ada di dalamnya.
13
Spantel/sudip untuk membantu mencampur dan membersihkan.
G. Penyimpanan obat
Memahami Resep.
Baca resep dengan cermat meliputi : nama obat, jenis, bentuk sediaan obat,
Apabila tulisan resep tidak jelas tanyakan kepada pembuat resep / dokter
penulis resep.
wadah semula.
H. Penyerahan obat
nama pasien, jenis obat, jumlah obat, aturan pakai obat, kemasan dan
sebagainya.
14
Obat diberikan melalui Apotek.
Informasi.
Penyebab utama penderita tidak menggunakan obat dengan tepat adalah karena
perlu sopan santun dan kesabaran dalam melayani pasien, karena pasien sebagai
penderita penyakit biasanya dalam keadaan tidak sehat atau kurang stabil emosinya
(Anonim, 2003).
memastikan ketepatan pemberian obat oleh dokter, penyedian obat dan memastikan
15
dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, produksi, penerimaan, penyimpanan,
S/SK/X/2004).
Pemilihan
merupakan peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi untuk
Perencanaan
perbeklalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia
16
Anggaran yang tersedia.
Penetapan prioritas.
Siklus penyakit.
Sisa persediaan.
Rencana pengembangan.
Pengadaan
berkualitas dengan harga yang wajar baik untuk program Jaminan Kesehatan
yang memuat daftar, jenis, spesifikasiteknisdan harga barang tertentu dari berbagai
17
transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kantor Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) untuk melihat,
barang/jasa;
pengadaan barang/jasa.
merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka
dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada system
diatur dalam Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012, yaitu efesiensi, efektif,
dimulai pada bulan Juli 2014. E-Purchasing merupakan tata cara pembelian
18
adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan
sebagai berikut:
E-Catalogue.
Komitmen).
Surat pesanan
Kuitansi
Penerimaan
origin, dan
Penyimpanan
21
Pendistribusian
diPUSKESMAS untuk pplayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat
Floor Stock
unit perawatan. Dengan adanya sistem ini, perbekalan farmasi yang dibutuhkan
mudah diperoleh pasien, karena telah tersedia melalui sistem floor stock. Namun
sistem ini hanya bisa diterapkan untuk pelayanan pada pasien rawat inap.
22
Keuntungan sistem floor stock adalah:
yang diterima pasien, sehigga pasien menerima langsung perbekalan farmasi sesuai
bahwa pendistribusian obat sesuai dengan dosis per hari yang dbutuhkan oleh
perbekalan farmasi kepada pasien sehingga penggunaan obat yang rasional dan
Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak terpakai di ruangan perawat,
Sistem kombinasi
Puskesmas besar pada umumnya tidak terpaku pada satu sistem distribusi
obat saja tetapi lebih fleksibel, yaitu dengan mengkombinasi beberapa sistem
diatas, bahkan mungkin menggunakan semua sistem diatas, namun sesuai dengan
harus sama dengan yang lainnya, tergantung pada kebijakan puskesmas itu sendiri.
Pengendalian
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
24
Kegiatan pengendalian mencakup:
Menentukan :
Stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan
pengiriman.
Penghapusan
farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar
dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait
sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan penghapusan adalah untuk menjamin
perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat yang dikelola sesuai dengan
standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan penggunaan obat yang sub
standar.
transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan IFRS. Adanya
adanya mutu obat yang sub standar harus ditarik dari peredaran. Pencatatan dapat
digunakan untuk melakukan pencatatan adalah kartu stok dan kartu stok induk.
25
perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang diajukan kepada
2.1.7 Evaluasi
menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman
keterampilan danperilaku apoteker serta bekerja sama dengan pasien dan profesi
kesehatan lainnya.
kesehatan adalah:
puskesmas.
26
Meningkatkan kerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain yang
Kegiatan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan adalah:
(medication error).
terkait obat, jika ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Persyaratan
administrasi meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan serta tinggi badan pasien
Tanggal resep
Stabilitas
27
Persyaratan klinis meliputi:
Duplikasi pengobata
Kontraindikasi
informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang
digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
penggunaan obat.
digunakan.
penggunaan obat pasien. Informasi yang harus didapatkan adalah nama obat dan
lama penggunaan obat, Repons Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) termasuk
riwayat alergi dan kepatuhan terhadap regimen penggunaan obat (jumlah obat yang
tersisa).
yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh
apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien
dan tenaga kesehatan di lingkungan puskesmas dan pihak lain di luar puskesmas,
bagi komite/sub komite farmasi dan terapi, menunjang penggunaan obat yang
rasional.
Konseling
kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan,
29
jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama pengunaan obat, efek samping
lain.
Dokumentasi.
30
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
memiliki pelayanan rawat jalan maupun rawat inap dan telah memenuhi standar
gudang dimana dijadikan sebagai ruangan penyimpan alat kesehatan dan obat
obatan, kemudia satu lagi ruang utama atau pusat ruangan kefarmasian yang
jawab yang dibantu oleh 2 orang asisten apoteker yang bertugas melayani resep dan
dalam.
3.2.1 Visi
3.2.2 Misi
31
struktur ekonomi yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
lingkungan.
ketertiban.
tata pemerintahan yang baik dan bersih (good & clean governance)
Lokasi puskesmas Gunung Tinggi ini terletak di Jln. Irian N0. 242
bidang usaha puskesmas Gunung Tinggi adalah berbentuk garis lurus atau lini.
Dengan demikian terdapat wewenang langsung antara setiap atasan dan bawahan.
Adapun struktur organisasi yang ada pada Puskesmas Gunung Tinggi sebagai
berikut:
1. Direktur
32
2. Wakil Direktur I Bidang Administrasi Umum
penunjang.
pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai dimana harus
dilakukan dengan sistem satu pintu.Instalasi farmasi adalah regulator bagi semua
inap.Pelayanan farmasi puskesmas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
33
pelayanan puskesmas yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau
farmasi.
Instalasi farmasi adalah unit kerja fungsional yang berada di bawah Wakil
Fasilitas ruangan harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar dapat
1 Ruang kantor/administrasi.
3 Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai.
4 Ruang distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai.
35
3 Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika.
5 Penerangan, sarana air, ventilasi dan system pembuangan limbah yang baik.
36
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Instalasi Farmasi
kesehatan lainnya sesuai dengan Permenkes Nomor 72 tahun 2016. Gudang farmasi
merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola barang persediaan farmasi yang
dilakukan sedemikian rupa agar kualitas dapat diperhatikan, barang terhindar dari
kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari pencuri dan
1. Penerimaan
jumlah, kualitas, spesifikasi dan persyaratan lainnya dari barang yang diterima
harus sama dengan yang tercantum dalam kontrak. Proses penerimaan sangat
penting karena pada proses inilah kita dapat menyaring barang-barang yang tidak
2. Penyimpanan
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kualitas barang dapat dipertahankan dan
terhindar dari kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari
4. Pengamanan.
5. Pengeluaran.
38
3. Pendistribusian Obat
sesuai dengan prinsip FIFO (First In First Out) yang artinya datang lebih dulu
dikeluarakan lebih dulu, selain itu dilihat dari masa kadaluwarsanya walaupun
datangnya lebih dulu atau terakhir tapi masa kadaluwarsanya dekat dikeluar lebih
4. Pemilihan
tahun sekali dengan capaian peresepan sesuai FORNAS sebesar 94% pada tahun
2017.
5. Perencanaan
dipesan oleh puskesmas. Puskesmas membuat dokumen surat perintah kerja (SPK)
puskesmas. Hal ini disebabkan karena tidak dipenuhinya permintaan obat yang
39
dipesan puskesmas oleh distributor sesuai batas waktu karena:
2. Obat tidak dikirim oleh pabrik (karena tidak ada stok obat di pabrik).
6. Pengendalian
untuk memastikan tidak ada kekosongan/ kelebihan obat di gudang dan tersedianya
data yang akurat (kesesuaian real stock dibandingkan dengan data yang ada dalam
SIMRS) untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai.
7. Administrasi
kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan setiap hari dan diinput datanya kedalam sistem informasi RS dan
3. Rekonsiliasi obat
40
Rekonsiliasi obat di Puskesmas Deli Tua dilakukan pada tiga tahap, yaitu:
4. Pelayanan informasi obat dilakukan pada pasien rawat jalan, pasien rawat
inap, dokter, perawat dan orang yang membutuhkan informasi tentang obat
cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki
mengisi SOAP.
Gunung Tinggi telah dilakukan pada pasien rawat inap dan rawat jalan
Tuabelum dilakukan.
41
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.1 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
43