Anda di halaman 1dari 4

Titik

Jika kita menulis dengan huruf Latin, tentu sudah sangat lazim menggunakan tanda baca, seperti koma
(,), titik (.), dan masih banyak lagi. Kita membutuhkannya, mungkin hampir setiap hari. Namun,
pernahkah kita bertanya: siapakah yang memulai penggunaan tanda baca?

Menurut BBC International, faktor-faktor yang mendorong kemunculan tanda baca dimulai pada abad
ke 3 SM. Saat itu, pustakawan Aristophanes di Kota Aleksandria, Mesir, merasa kesulitan menghadapi
ratusan ribu gulungan teks Yunani. Orang inilah yang kemudian menggagas penggunaan tanda baca
untuk memudahkan tugasnya.

Gulungan teks Yunani yang diterima oleh Aristophanes bukan hanya masih ditulis tanpa tanda baca,
pada teks itu juga tidak ada spasi sama sekali, dan belum menggunakan pembedaan huruf besar dan
huruf kecil. Walhasil, cukup sulit membaca uraian kata; dan bingung pula menentukan dari mana sebuah
kalimat dimulai.

Karena kerumitan dan susahnya mencerna informasi dari tulisan, daripada harus membaca sebuah teks,
orang Yunani lebih menyukai pidato lisan dari pejabat pemerintahan.

Sebagai solusi awal, Aristophanes menyarankan agar setiap penulis menambahkan tanda baca berupa
tanda titik tengah (·), bawah (.), dan atas, yang mirip dengan fungsi titik, koma dan spasi pada saat ini.
Berkatnya, para pembaca dan penulis Yunani menjadi terlatih untuk menggunakan terobosan dari
Aristophanes ini.

Sayangnya, inovasi dari Aristophanes sempat ditinggalkan, ketika orang Romawi mulai mengambil alih
hegemoni Yunani dalam kekaisaran. Sistem tulis Aristophanes yang telah mulai memudahkan pembaca
itu menjadi tak berguna.

Tradisi berbicara di depan umum, sebagaimana kebiasaan lama orang Yunani, lebih disukai orang
Romawi. Mereka berbicara dengan jeda irama, sebagai penanda akhir kalimat dan dimulainya ucapan
kalimat baru.

Masa perubahan baru terjadi saat orang Romawi mulai memeluk agama Kristen dan menuliskan kitab
suci. Mereka menjadi merasa perlu menghidupkan kembali sistem menulis yang dulu dikembangkan
Aristophanes.
ADVERTISEMENT

Kesadaran akan kebutuhan tanda baca kembali mencuat. Meskipun Penganut paganisme Romawi tetap
memilih bahasa lisan untuk mewarisi tradisi, orang-orang Kristen teguh menyebarluaskan kitab Mazmur
dan Injil melalui bantuan teks tertulis.

Asal Mula Koma, Titik, dan Tanda Baca Lainnya: Diciptakan untuk Memanjakan Kita (1)

Mesin cetak pada abad ke-15 | Wikimedia Commons

Penyebarluasan agama Kristen ke seluruh Eropa berbarengan dengan pengembangan terhadap tanda
baca dari sistem Aristophanes. Para uskup memiliki peran yang besar dalam pengembangan dan
penemuan tanda baca baru, yang menggantikan peran tanda titik tengah, bawah, dan atas, dari
Aristophanes. Mereka pun menambahkan beragam huruf berhias, atas dasar estetika, sebab mereka
yakin bahwa buku ialah identitas agama yang mesti terlihat anggun.

Tanda baca mengalami berbagai koreksi signifikan pada abad-abad berikutnya, setelah abad ke-4,
sejalan dengan pengaruh dari para penulis di berbagai negara di Eropa. Bahkan hampir selalu ada
perubahan fungsi atau penambahan tanda baca baru pada setiap zaman. Koma, titik koma (;), tanda
tanya (?) garis miring (/), dan tanda baca lainnya, mulai bermunculan dan saling menggantikan peran.

ADVERTISEMENT

Selama perkembangannya pada abad ke-4 sampai ke-15 itu, hampir tidak ada ketetapan fungsi tanda
baca yang seragam di berbagai negeri. Tak ayal, hal ini sungguh merepotkan bagi pembaca teks.

Akan tetapi, pada akhirnya, revisi dan inovasi tanda baca berhenti pada sekitar tahun 1450, ketika
percetakan memberlakukan standarisasi untuk mesin-mesin mereka. Tidak ada lagi penulis yang bisa
seenaknya mengubah peran tanda baca lama, pun tidak dapat menciptakan yang baru. Fungsi-fungsi
tanda baca dipermanenkan sejak saat itu dan diwariskan sampai kepada kita saat ini.

Bahasa

Literatur
Sejarah

User Story

Laporkan tulisan

Tim Editor

Bagikan:

Baca Lainnya

Tak Makan Nasi Selama 2 Tahun, Juwita Bahar Sempat Koma

Tanda-tanda Pacar Tak Lagi Sayang Denganmu, Salah Satunya Komunikasi yang Buruk

Yuk Baca Doa Ini untuk Pengantin Baru

Trending di News

Kasus Brigadir Yosua Ditarik ke Polda Metro, Naik ke Tahap Penyidikan

Usai ke Keluarga Brigadir Yosua, Komnas HAM Pertimbangkan ke Rumah Irjen Sambo

Penembak Istri Prajurit TNI di Semarang Ada 4 Orang dan Merencanakan Matang

Kronologi Kecelakaan Maut Truk Tangki Pertamina di Cibubur

Jangan Ada Intimidasi ke Keluarga Brigadir Yosua

kumparanplus

BARU

Kematian Brigadir Yosua: Bukan Baku Tembak Biasa

3 Konten
UPDATE

Mengapa Laki-Laki Tidak Bisa Menerima Penolakan?

2 Konten

Kiat Survive Menghadapi Rujakan Netizen Problematik

2 Konten

Minyak

12 Konten

Anda mungkin juga menyukai