Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF


“Asuhan Keperawatan Paliatif pada Kanker Pada Anak
Leukemia”

Disusun oleh :
Nining Atmawati
Nim 113121087

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES HAMZAR
TAHUN 2022
KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
danhidayah-Nya lah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul“AsuhanKeperawatanKankerPadaAnak:Leukemia”dengantepatpadawaktunya.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini
tanpa bantuan daripihak lain.Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampai
kan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan
masihperlu perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun pembahasan.
Olehsebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh seluruh pembaca. Selain itu, penulis
juga berharap makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca yang berkepentingan dengan makalahini.

Mamben 13 juli 2022

Penulis
DAFTARISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTARISI...............................................................................................................ii
BAB1PENDAHULUA
1.1 LatarBelakang...................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perawatan Paliatif................................................................................3
2.2 Konsep Dasar PenyakitTerminal: Leukemia....................................................4
2.3 Konsep Penatalaksanaan Keperawatan Paliatif Pada Pasien Leukemia.........11
BAB3 PENUTUP
4.1Kesimpulan......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUN

1.1 Latar Belakang


Leukemia atau yang biasa disebut kanker darah adalah penyakit akibat
terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel imatur) sel leukosit yang abnormal
danganas,serta sering disertai adanya leukosit dengan jumlah yang
berlebihan(Hidayat, 2006). Leukemia sering ditemukan pada anak dibawah usia 15
tahun dan merupakan penyakit kronis yang menempati urutan kedua dan ketiga
sebagai penyebab kematian pada anak (Andra dalam Farmacia,2007).
Anak dengan leukemia sangat membutuhkan perawatan yang intensif, selain
terapi farmakologi dan non farmakologi, anak dengan leukemia juga memerlukan
perawatan untuk mencapaip eningkatan kualitas hidupnya. Sehingga tenaga
kesehatan tidak hanya perlu berfokus pada kesembuhan pasien tetapi juga pada
kesejahteraan pasien yang bisa dicapai dengan pemberian perawatan
paliatif.Perawatan paliatif merupakan perawatan total secara aktif terhadap tubuh,
pikiran,dan jiwa anak yang turut melibatkan pemberian dukungan kepada keluarga.
Perawatan paliatif dimulai sejak terdiagnosa penyakit sampai akhir kehidupan
(Kars, dkk, 2011). Perawatan ini melibatkan keluarga dan tenaga kesehatan. Jenis
kegiatan paliatif meliputi penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan fisik
lain,asuhan keperawatan,dukungan psikologis, dukungan sosial,dukungan kultural
dan spiritual, dukungan persiapan dan selama masa berkabung (bereavement)
(MENKES RI,2007).
Pada perawatan paliatif ini dilakukan identifikasi, penilaian penyakit, dan
masalah yang dihadapi anak baik fisik,psikologi,danrohani(WHO,2002). Berbagai
keluhan yang tidak teratasi pada anak dengan leukemia dapat mempengaruhi
kualitas hidupnya, lambatnya penyembuhan luka, kecemasan, gangguan
tidur,regresi perkembangan,dan penurunan imun.Anak terkadang menunjukkan
berbagai perilaku yaitu perilaku secara verbal (berteriak, mengerang) dan perilaku
non verbal (meringis karena nyeri,memijat daerah yang sakit).Sehingga dibutuhkan
perawatan palitif untuk mengontrol emosional anak.
Perawat sangat penting untuk menilai secara berkelautan dari kebutuhan
emosional yang dialam ianak dan orang tua dan memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan spiritual yang melibat kan keluarga dan tokoh agama. Perawat dapat
memfasilitasi kegiatan yang dapat digunakan anak dan orang tua dalam mengontrol
setiap responyang akan muncul, tentunya dengan pendekatan-pendekatan yang
professional danmemberikan kenyamanan pada pasien, dengan tujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi penderitaan yang dialami
pasien karena penyakitnya.

1.2 RumusanMasalah
Dari penyusunan makalah ini, adapun rumusan masalah yang akan dibahas sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep perawatan paliatif?
2. Bagaimana konsep teori leukemia pada anak?
3. Bagaimana asuhan keperawatan paliatif pada anak dengan leukemia?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 TujuanUmum
Setelah melakukan perkuliahan Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif
inidiharapkan mahasiswa mengetahui dan dapat melakukan asuhan
keperawatan paliatif pada anak dengan leukemia.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep perawatan paliatif
b. Menjelaskan konsep penyakit leukemia pada anak
c. Menjelaskan konsep perawatan paliatif pada anak dengan leukemia
d. Menjelaskan asuhan keperawatan paliatif pada anak dengan leukemia
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perawatan Paliatif


2.1.1 Definisi Perawatan Paliatif
Menurut WHO perawatan paliatif merupakan pendekatan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah
yang berkaitan dengan masalah yang mengancam jiwa, melalui pencegahan
dan menghentikan penderitaan dengan identifikasi dan penilaian dini,
penangnanan nyeri dan masalah lainnya, seperti fisik, psikologis, sosial dan
spiritual (WHO,2017). Palliatif care berarti mengoptimalkan perawatan
pasien dan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup dengan
mengantisipasi, mencegah, dan mengobati penderitaan.Palliative care
meliputi seluruh rangkaian penyakit melibatkan penanganan fisik, kebutuhan
intelektual, emosional, social dan spiritual untuk memfasilitasi otonomi
pasien, dan pilihan dalam kehidupan (Ferrell, 2015).

2.1.2 PrinsipPerawatanPaliatif
Perawatan paliatif secara umum merupakan sebuah hal penting dan
bagian yang tidak terpisahkan dari praktek klinis dengan mengikuti prinsip:
1. Fokus perawatan terhadap kualitas hidup, termasuk kontrol gejala
yangtepat.
2. Pendekatan personal, termasuk pengalaman masa lalu dan
kondisisekarang.
3. Peduli terhadap sesorang dengan penyakit lanjut termasuk keluarga
atauorang terdekatnya.
4. Peduli terhadap autonomy pasien dan pilihan untuk mendapat rencana
perawatan lanjut,eksplorasi harapan dan keinginan pasien.

2.1.3 Perandan Fungsi Perawat


Dalam menjalankan peran dan fungsi perawat dalam perawatan
paliatif, perawat harus menghargai hak-hak pasien dalam menentukan
pilihan, memberikan kenyamanan pasien dan pasien merasa bermartabatu
yang sudah tercermin didalam rencana asuhan keperawatan. Perawat
memiliki tanggung jawab mendasar untuk mengontrol gejala dengan
mengurangi penderitaan dan memberi support yang efektif sesuai kebutuhan
pasien dan keluarga. Peran perawat sebagai pemberi layanan paliatif harus
didasarkan pada kompetensi perawat yang sesuai kode etik keperawatan
(Combs, et al., 2014).Menurut American Nurse Associatiuon Scope And
Standart Practice dalam (Margaret, 2013) perawat yang terintegrasi harus
mampu berkomuniasi dengan pasien,keluarga dan tenaga kesehatan lainnya
mengenai perawatan pasien dan ikut berperans erta dalam penyediaan
perawatan tersebut dengan berkolaborasi dalam membuat rencana yang
berfokus pada hasil dan keputusan yang berhubungan dengan perawatan dan
pelayanan, mengindikasikan komunikasi dengan pasien, keluarga dan yang
lainnya.

2.1.4 Langkah-Langkah Dalam Pelayanan Perawatan Paliatif


Menurut KEMENKES (2013), terdapat langkah-langkah dalam
melakukan pelayanan parawatan paliatif, diantaranya yaitu:
1. Menentekun tujuan perawatan dan harapan pasien
2. Membantu pasien dalam membuat advance care planning
3. Pengobatan penyakit penyerta dari aspeks osial yang muncul
4. Tatalaksana gejala
5. Dukungan psikologis,kultural dan sosial
6. Respon pada fase terminal: memberikan tindakan sesuai wasiat atau
keputusan keluarga bila wasiat belum dibuat
7. Pelayanan terhadap pasien dan keluarga termasuk persiapan duka cita

2.2 Konsep Dasar Penyakit Terminal: Leukemia


2.2.1 Definisi Penyakit Terminal
Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit
yangmenuju ke arah kematian. Contohnya seperti penyakit jantung, dan
kankeratau penyakitterminalini dapatdikatakanharapan untuk hidup tipis,
tidak ada lagi efek yang berarti dari obat-obatan,tim medis sudah giveup
(menyerah) dan seperti yang dikatakan di atas tadi penyakit terminal ini
mengarah kearah kematian (White,2002).
2.2.2 Definisi Leukemia
Leukemia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi
(pertumbuhan sel imatur) sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering
disertai adanya leukosit dengan jumlah yang berlebihan,yang dapat
menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia. (Hidayat, 2006). Menurut
Nursalam (2005), leukemia merupakan penyakit akibat proliferasi
(bertambah banyak atau multiplikasi) patologi dari sel pembuat darah yang
bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah penyakit akibat
terjadinya prolifersi sel leukosit yang abnormal dangan asserta sering disertai
adanya leukosit jumlah yang berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik dan biasanya berakhir fatal.
2.2.3 Etiologi
Menurut Yuni (2015) ada beberapa penyebab leukemia sebagai berikut:

1. Radiasi
Menurut data, LMA (Leukemia meiloid akut) lebih disebabkan karena serangan
radiasi. Sedangkan LLK (Leukemia Limfositik Kronik) sendiri jarang mendapa
tlaporan karna factor radiasi.

2. Faktor Leukemogenik
Maksudnya disini itu karena factor zat kimia tertentu. Biasanya racun lingkungan
seperti benzene, insektisida, obat-obatan terapi kemoterapi juga akan memungkinkan
terjadinya leukemia.
3. Virus
Virus ini biasanya virus HTLV (Human T-cellly mphotropic virus) penyebab
utamanya. HTLV itu T-cell Leukimia Viruses yang merupakan penyebab utama dari
ketidaknormalan perkembangan sel darah putih. Biasanya HTLV I atau II, virus
lainnya antara lain retrovirus atau virus leukemia feline.
4. Herediter
Herediter atau faktor keturunan. Biasanya orang yang memiliki Sindrom Down lebih
rentan terkena leukemia disbanding yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20
kali lebih rentan dibanding yang normal.
2.2.4 WOC
2.2.5 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk
demam,anemia,perdarahan,kelemahan,nyeri tulang atau sendi dengan atau
tanpa pembengkakan. Purpura merupakan haly ang umum serta hepar dan
lien membesar. Jika terdapat infiltrasi kedalam susunan saraf pusat dapat
ditemukan tanda meningitis.
1. Pucat
2. Malais
3. Keletihan (letargi)
4. Perdarahan gusi
5. Mudah memar
6. Peteki ada nekimosis
7. Nyeri sendi dan tulang
8. Berat badan turun
9. Iritabilitas
10. Muntah
11. Sakit kepala (pusing)

1.
Tabel2.1 Manifestasi Klinis Pada Setiap Stadium Leukemia
No. Stadium Manifestasi Klinis Perawatan Paliatif
1.Stadium 1 Tahap awal merupakan yang - Memberikan support
palingr ingan, stadium 1 perkembangan pada anak
ditandai dengan terjadinya - Meningkatkan kualitas hidup
pembengkakan pada kelenjar anak dengan cara menurunkan
getah bening. Tingkat resikonya gejala demam yaitu dengan
termasuk sedang dan tidak kompres, meningkatkan selera
terlalu berbahaya, karena sel makan akan dengan modifikasi
kanker belum menyebar dan asupan makanan serta
mempengaruhi organ fisik pemberian makanan (misal:
didalam tubuh. Manifestasi sambal bermain atau sambal
yang sering terjadi adalah: bercerita). Kemudian
1. Demam menurunkan resiko terjadinya
2. Sering terjadi perdarahan dan memar dengan memperhatikan
memar
aktivitas anak agar tidak terjadi
3. Pucat
perdarahan atau memar yang
4. Kehilangan selera makan
lebih banyak.
- Meningkatkan harapan sembuh
dan bias beraktivitas secara
normal bagi pasien dan
keluarga serta memberikan
dukungan pada anak maupun
keluarga.
2. Stadium 2 Selain terjadi pembengkakan - Merespon terhadap keluh
pada kelenjar getah bening, kesah anak dan keluarga.
memasuki stadium 2 ditandai Pada tahap ini, peran
dengan pembengkakan pada perawat adalah menjadi
limpa dan hati, atau salah satu pendengar yang
diantara kedua organ tersebut. baik.Karena berat badan
Ada perkembangan yang cukup anak semakin menurun,
signifikan pada pertumbuhan peran perawat dalam
limfosit. Tingkat resiko untuk
edukasi dan manajemen
tahap ini masih terbilang
nutrisi sangat dibutuhkan.
sedang. Manisfetasi yang
Selain itu perawat selalu
seringterjadiadalah:
memberikan dukungan
1. Benjolan pada kelenjar getah
psikologis dan spiritual
bening semakin besar
kepada keluarga untuk tetap
2. Mudah Lelah dan lemas
menemani anak hingga
3. Sering menggigil
akhir pengobatan.
4. Perdarahan semakin
- Meningkatkan kualitas
bertambah.
hidup anak dengan
memberikan dukungan
hidup dan meringankan
gejala-gejala yang ada.

3. Stadium3 Stadium 3 akan mempengaruhi - Meningkatkan kualitas


lebih dari dua organ.Kanker sudah hidup /kualitas meninggal
menyebar dan dengan damai.
mempengaruhi organ lain didalam - Merespon terhadap
tubuh. Para penderita akan keluh kesah
mengalami anemia.Manifestasi pasien/keluarga.

klinis lainnya adalah : - Pada tahap ini perawat bias

1. Anemia mengajarkan relaksasi


dengan teknik napas dalam
2. Berat badan semakin turun
pada anak apabila nyeri
3. Muntah
Masih dirasakan. Jika tidak
4. Nyeri pada sendi atau tulang bisa menggunakan
5. Rambut rontok (akibat Teknik nafas
kemoterapi) dalam,pilihan lainnya
adalah Teknik bermain
untuk menghilangkan
rasa nyeri pada anak.
- Kemudian perawat tetap
memberikan dukungan
informasi kepada anak
bahwa efek pengobatan
adalah rambut rontoh dan
muntah, sehingga anak
mampu menerima
kondisinya saat ini. Selain
itu perawat tetap
memperhatikan manajemen
Nutrisi pada anak.
4. Stadium4 Stadium 4 adalah yang paling - Memberikan rasa nyaman dan
berbahaya, karena tahap terakhir responsif selama proses
perkembangan kanker.Tingkat kematian
keeping darah akan menurun - Meningkatkan kualitas
drastis. Jika ditahap 3 kanker hidup/kualitas meninggal
menyebar ke organ tubuh selain dengan damai
limpa dan hati, pada tahap ini - Merespon terhadap
Keluh kesah pasien/keluarga
kanker akan mempengaruhi paru-
paru. Di samping itu, anemia akan
terjadi lebih akut. Tahap ini
merupakan tahap yang paling
beresiko.
2.1.2 PenatalaksanaanMedis
1. Penanganan Non Subortif
a. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker
yang diberikan ke cairan serebrospinal, atau melelui aliran darah untuk
dapat mencapai keseluruh tubuh agar terapi yang diberikan efektif.
Pengobatan dengan kemoterapi pada leukemia mieloblastik akut
diberikan dengan dosis yang tinggi dan di konsumsi dalam waktu yang
singkat. Sedangkan terapi untuk leukemia limfoblastik akut di
berikandengan dosis yang rendah dan waktu konsumsi yang lama
biasanya 2-3tahun.

Pemberian kemoterapi akan menimbulkan beberapa efek samping


berupa muntah, rambut rontok, dan nafsu makan turun. Pada kondisi
iniperawat harus bisa meningkatkan kenyamanan anak dalam
menghadapi efek samping tersebut. Salah satu cara yang bias digunakan
adalah menjelaskan kepada anak serta kluarga bahwa semua efek
samping tersebut adalah efek yang wajar terjadi pada proses pengobatan
ini. Kemudian perawat harus bias menenangkan anak serta memberikan
dukung anemosional agar anak terus termotivasi untuk menjalankan
pengobatan dan meneruskan kehidupannya. Selain itu, cara yang bias
dilakukan adalah dengan terapi bermain dan bercerita. Terapi tersebut
diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri atau bahkan meningkatkan
kenyamanannya kembali.

Pendekatan kepada keluarga juga perlu digunakan dalam


prosespengobatan ini. Keluarga juga harus mempunyai presepsi yang
sama tentang efek samping yang akan dialam. Sehingga keluarga bias
memberikan dukungan yang lebih baik pada anaknya..(American Cancer
Society,2012).
b. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang sangat terbatas
penggunaannya pada pasien leukemia. Hal ini dikarenakan sel sel
leukemia telah menyebar keseluruh tubuh melalui sumsum tulang
menuju organ-organ yang ada ditubuh.Terapi pembedahanhanya
dilakukan atas indikasi tertentu dan memiliki risiko tinggi (American
Cancer Society,2012).
c. Radiasi
Terapi radiasi menggunakan bahan energi dengan radiasi
tinggiuntuk menghancurkan sel-sel kanker. Terapi sendiri biasanya
dilakukanuntuk mencegah penyebaran dari sel-sel leukemia ke otak
maupun ketestis(AmericanCancerSociety, 2012).
2. Penanganan Suportif
 Pemberian tranfusi komponen darah yang diperlukan
 Pemberian komponen untuk meningkatkan kadar leukosit
 Pemberian nutrisi yang baik dan memadai
 Pemberian antibiotik, antijamur, dan anti virus bila diperlukan
 Perawatan diruang yang bersih
 Dukungan psikologis
 Kebersihan Oro-anal (mulut dan anus)

2.2 Konsep Penatalaksanaan Keperawatan Paliatif Pada Pasien Leukemia


2.2.1 Prinsip Penatalaksanaan Keperawatan Paliatif Pada Anak
Dengan Leukemia
Program perawatan paliatif pasien kanker adalah pendekatan
terintegrasi oleh tim paliatif untuk mencapai kualitas hidup pasien dan
kematian yang bermartabat serta memberikan dukungan bagi keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan kondisi pasien, dengan
mencegah dan mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian
yang seksama, serta pengobatan nyeri dan masalah-masalah lain, baik
masalah fisik,psikososial dan spiritual WHO,2016).
2.2.2 Prinsip Dasar Program Paliatif pada Anak dengan Leukimia
Prinsip tersebut di bawah ini merupakan acuan dalam melaksanakan
program paliatif pasien kanker (Adaptasi WHO, 2007):
1. Menghilangkannyeridangejalafisiklain.
2. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai prosesnormal.
3. Tidakbertujuanmempercepatataumenghambatkematian.
4. Mengintegrasikanaspekfisik,psikologis,sosial,danspiritual.
5. Memberikandukunganagarpasiendapathidupseaktifmungkin
6. Memberikandukungankepadakeluargasampaimasadukacita.
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dankeluarganya.
8. Menghindaritindakanyangsiasia.
9. Bersifatindividualtergantungkebutuhanpasien.

2.2.3 Penanganan Nyeri dan Ansietas Pada Pasien Terminal Leukemia


dalam Perawatan Paliatif
Nyeri adalah keluhan yang paling banyak dijumpai pada pasien
kanker stadium lanjut.Nyeri juga merupakan keluhan yang paling ditakuti
oleh pasien dan keluarga. Hampir 95% nyeri yang dialami pasien kanker
dapatd iatasi dengan kombinasi modalitas yang tersedia, termasuk
memberikan perhatian terhadap aspek psikologi, sosial, dan spiritual.
Tata laksana nyeri merupakan salah satu bagian dari terapi paliatif
.American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian
terapi kuratif bersamaan dengan terapi paliatif untuk stadium lanjut dan
terminal. Sesuai dengan penyebab yang ada dan prinsip tata laksana yang
digunakan diperawatan paliatif,modalitas yang dapat digunakan adalah:
1. Medikamentosa
Pemeberian Analgetik: NSAID, Nonopioid, Opioid; Adjuvant
(kortikoste-roid,antidepresan,antiepilepsi,relaksanotot,antispasmodik).
2. Nonmedikamentosa
 Fisik:kompres hangat dan TENS
 Interupsi terhadap mekanisme nyeri: anestesi, neurolisis dan terapi
relaksasi atau manajemen nyeri
 Modifikasi lingkungan dan gaya hidup: hindari aktifitas yang
memacu atau memperberat nyeri, immobilisasi bagian yang sakit
dengan alat, gunakan alat bantu untuk jalan atau kursiroda
 Dukungan psikologis
Agar anak merasa aman, diperlukan adanya keberadaan orang
tedekat dari anak untuk mendampingi selama masa pengobatan, baik
untuk menjalani kemoterapi secara rutin maupun dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan anak yang lain adalah kebutuhan
cinta kasih serta harga diri dari orang orang terdekat (Bara,
2015).Orang tua merupakan salah satu pemberi perawatan
(caregiver).
Salah satu faktor yang dapat menimbulkan respon unik individu
dalam merespon penyakit ataupun terapi, yaitu faktor interpersonal
(dukungan sosial). Dukungan sosial merupakan dukungan emosional
yang berasal dari teman, anggota keluarga,bahkan pemberi
perawatan kesehatan yang membantu individu ketika suatu masalah
muncul. Dukungan sosial sangat diperlukan oleh setiap individu
didalam setiap siklus kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin
dibutuhkan pada saat seseorang sedang menghadapi masalah
atausakit (Amanda, 2017).
 Lain-lain: modifikasi terhadap proses patologi yang ada, yaitu
diperlukan pada kondisi darurat seperti patah tulang karena proses
metastase, resiko patah tulang pada tulang penyangga tubuh,
metastase keotak dan metastase ke paru-paru.

Menurut Verssey dan Carlson (1996) dalam Pedoman Teknis


Pelayanan Paliatif Kanker (2013), terapi ansietas yang dapat diberikan pada
anak penderita kanker adalah sebagai berikut:
 Pressure:melakukan pemijatan (massage)
 Positioning:memeluk,memegang,menggendong
 Relaxation dengan memberikan postural drainage : tidur miring
atauposisi kepalalebihdirendahkan
 Distraction: bernyanyi, bermain, menonton TV atau video kesukaan
anak,mendengarkan musik,dan jalan-jalan.
 Hypnosis/ imagery: membantu memfokuskan perhatian anak
darihal- hal yang ditakuti dan mengembangkan daya imaginasi anak
dengan aman, nyaman,menarik, dan menyenangkan.
2.2.4 Tata Laksana Akhir Kehidupan Untuk Anak dengan Leukimia
1. Perawatan penyakit terminal pada anak dengan tujuan:
 Pastikan bahwa tidak ada rasa nyeri dan stress, serta menjaga agar tidak
mengalami nyeri yang berkepanjangan.

 Memberi perhatian secara penuh dengan kasih sayang.


 Mempersiapkan dan mendukung keluarga dalam menghadapi
kematian anaknya.
2. Persiapan menjelang akhir kehidupan
a. Pastikan kebutuhan anak dengan perawatan paliatif, khususnya
yang sedang menjelang akhir kehidupan, seperti kebutuhan
fisik,pikiran,danjiwa. Adapun perawatan tersebut, dapat berupa:
 Meringankan rasa sakit dan keluhan fisik lainnya yang
dirasakan anak.
 Menjaga agar anak merasa nyaman dan tenang.
 Menjaga kehidupan anak dan keluarga senormal mungkin.
 Membantu keluarga mendapatkan dukungan yang mereka
butuhkan.
 Membicarakan harapan atau keinginan anak.
 Memberikan informasi yang tepat dan jujur tentang
kondisianak.
 Membantu proses berduka atas kematian anak.
3. Perawatan pada saat pasien meninggal
Tempat yang tepat bagi anak untuk meninggal adalah di rumah
dan jangan biarkan anak meninggal tanpa ditunggu. Sebaiknya ada
tempat tersendiri dan nyaman untuk .Kita juga sebaiknya memahami
kebiasaan budaya dan keagamaan di daerah tempat kerja. Kita harus
dapat bersikap fleksibel terhadap permintaan orang tua. Tanda-tanda
akhir kehidupan,yaitu:
 Kesadaran menurun
 Banyak tidur
 Disorientasi
 Menolak makan, walaupun dalam bentuk cair
 Buang air kecil terganggu
 Kulit dingin,pucat,cutismamorata
 Pola nafas tidak teratur (napas cepat pendek dengan adanya
periode cepat atau lambat).

4. Perawatan setelah pasien meninggal


Berduka adalah sekumpulan emosi yang mengganggu
diakibatkan oleh perubahan atau berakhirnya pola perilaku yang ada.
Hal ini biasanya terjadi setelah seseorang kehilangan, termasuk karena
kematian. Rasa kehilangan bisa mulai dialami pasien, keluarga, kerabat
serta teman-teman pada saat seseorang menderita suatu penyakit.
Rasa berduka dipengaruhi oleh siapa yang meninggal, kedekatan
dengan yang meninggal, penyebab kematian, pribadi dan kondisi
sosial. Hubungan dengan pasien yang telah meninggal dapat
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk beradaptasi terhadap
kondisi yang ada. Hubungan yang baik dan dekat dapat menimbulkan
rasa kehilangan, kesepian dan tidak berguna.Pada kondisi
ini,pendekatan yang diperlukan adalah membantu agar merasa
memilikiharga diri, percaya diri,rasa aman.
Tugas dari pelayanan paliatif adalah memberikan dukungan, agar
rasa duka yang timbul tidak menjadi duka yang patologis atau hingga
menyebabkan depresi. Dukungan pada masa berkabung dilakukan pada
saat pasien meninggal dan pada saat pemakaman. Satu atau dua minggu
setelah pemakaman, follow up kepada keluarga yang berdukacita perlu
dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan mengatasi
rasa kehilangan dan kemampuan beradaptasi terhadap situasi baru,yaitu
kehidupan tanpa pasien yang telah meninggal.Follow up bias sebaiknya
dilakukan dengan kunjungan rumah, namun bila tidak memungkinkan
bias dilakukan melalui telepon.Tujuan dukungan masa berkabung
adalah:
1. Membantu agar keluarga bisa menerima kenyataan bahwa
pasien telah meninggal dan tidak akan kembali
2. Membantu agar keluarga mampu beradaptasi dengan situasi dan
kondisi baru
3. Membantu merubah lingkungan yang memungkinkan keluarga
Dapat melanjutkan hidup tanpa pasien yang meninggal
4. Membantu keluarga agar mendapatkan kembali rasa
percaya diri untuk melanjutkan hidup.
BAB 3

PENUTP

4.1 Kesimpulan
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi
(pertumbuhan sel imatur) sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering
disertai dengan jumlah leukosit yang berlebihan. Leukemia sering terjadi pada
anak dibawah 15tahun dan merupakan penyakit kronis kedua dan ketiga sebagai
penyebab kematian pada anak.
Anak penderita leukemia sangat membutuhkan perawatan yang intensif,
selain terapi farmakologi dan non farmakologi. Anak penderita leukemia juga
memerlukan perawatan untuk mencapai peningkatan kualitas hidupnya,sehingga
tenaga kesehatan tidak hanya berfokus pada kesembuhan pasien tetapi juga pada
kesejahteraan pasien yang bisa dicapai dengan pemberian perawatan paliatif.
DAFTARPUSTAKA

Chandrayani. 2009. Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah


SakitKankerDharmais tahun2004-2008. SkripsiFKM-UI.

Girsang, Natalia. 2018. Skripsi Efektivitas Hipnoterapi Terhadap Penurunan


IntensitasMual Muntah Post Kemoterapi Pada Pasien Anak Leukemia Di Rsup
H. AdamMalik Medan.Medan

NersHandayani,WiwikS.kep&dr.AndiSulistyoH.2008.BukuAjarAsuhanKeperawatanD
enganGangguanSistemHematologi.Jakarta:SalembaMedika.

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba

Medika.Suriadi, dkk.2010.Asuhan KeperawatanAnak Edisi2.Jakarta :SagungSeto.

Marpaung, Junierissa dan Sinaga Boneka. 2019. Dukungan Sosial Keluarga Pada
AnakPenderita Leukimia Berdasarkan Film “My Sister Keeper”. Jurnal
KOPASTA,6 (1), (2019).

BukuPetunjukTeknisPaliatifKankerPadaDewasa.2016.KementriankesehatanRepublik
Indonesia.

BukuPetunjukTeknisPaliatifKanker.2013.KementrianKesehatanRepublikIndonesia.

KEPMENKESRINOMOR:812/MENKES/SK/VII/2007TentangKebijakanPerawatan
Palliative MenteriKesehatan Republik Indonesia

Fitria, C.N. 2010. Palliative Care pada penderita Penyakit Terminal. GASTER. 7
(1:527-535).Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai