Keluhan utama : Muntah-muntah Dilakukan pemeriksaan USG
sejak 4 hari smrs dalam sehari ± 4x didapatkan kesan Choleliths, Organ-organ
muntah. intraabdomen lainnya yang terscan dalam Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien batas normal. Xray Thorax kesan : mengeluh muntah sudah 4 hari, frekuensi Pneumonia, Cardiomegaly, Foto Polos muntah 4x/hari. Setiap makan mual dan Abdomen kesan : Tidak tampak kelainan. muntah. Demam (+). Nyeri ulu hati (+) CT Scan Abdomen kesan : Cholestatic dan ada juga nyeri pada perut kanan bawah intra dan extrahrpatic ec massa distal CBD (+), lemas (+) dan seluruh badan terasa dd/ massa caput pancreas, disertai multiple pegal-pegal. BAB dan BAK dbn. lymphadenopathy paraaorta abdominalis Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat DM dan gambaran omental cake right upper (-), Hipertensi (-), Jantung (-), Ginjal (-). quadrant suspect metastasis, Cholelith, Pasien post rawat 1 minggu lalu di RSUD Nephrolith dextra, Pneumonia lower lobe Nabire dengan didapatkan hasil dextra, efusi pleura dextra minimal, Colelitiasis. Fracture kompresi CV T12, osteoportosis, Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada spondylosis lumbalis. keluarga yang memiliki riwayat sakit yang sama dengan pasien, riwayat DM (-), Dispepsia fungsional dibagi atas 3 subgrup Hipertensi (-), Kuning (-), Jantung (-), yaitu: (a) dispepsia mirip ulkus {ulcer-like dyspepsia) bila gejala yang dominant adalah Ginjal (-), Keganasan (-). nyeri ulu hati; (b) dispepsia mirip dismotilitas Riwayat alergi : tidak ada (dysmotility-likedyspepsia) bila gejala Pemeriksaan Fisik pada pasien : dominant adalah kembung, mual, cepat Keadaan umum : Tampak Sakit kenyang; dan (c) dyspepsia non-spesifik yaitu bila gejalanya tidak sesuai dengan (a) maupun Sedang, Kesadaraan: Compos Mentis, (b). Dispepsia dijumpai pada sekitar 25% (8%- Tekanan Darah : 120/90 mmHg, HR : 54%) populasi setiap tahun, tetapi kebanyakan 91x/menit, RR : 20x/menit, T: 36,6 ℃ , tidak mencari pertolongan dokter. SpO2: 97% Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera Prevalensi infeksi Helicobacter pylori (fll pylori) meningkat sesuai pertambahan usia di Iklerik +/+, Leher : Pembesaran KGB (-), seluruh dunia, yaitu 40-60% pada orang tua JVP 5-2cm, Thorax/ Pulmo : Retraksi (-), asimtomatik dan lebih dari 70% pada orang Vesikuler, Rhonki -/-, wheezing-/-, Cor : tua dengan penyakit gastrointestinal. Pada Bunyi Jantung I-II regular, murmur (-), pasien usia lanjut dengan penyakit ulkus peptikum, pemakaian obat anti inflamasi non- Gallop (-), Abdomen : datar, supel, Bising steroid (OAINS) harus dipertimbangkan usus (+) kesan normal, NTE (+), nyeri sebagai kausa mengingat sangat banyak kuadran kanan bawah (+), ekstremitas : dikonsumsi pada kelompok usia lanjut. akral hangat, CRT <2”, pitting edem (-). OAINS bertanggung jawab terhadap 25% ulkus peptikum, komplikasi ulkus peptikum, Dilakukan pemeriksaan dan mortalitas yang berhubungan dengan laboratorium, hasil bermakna yang ulkus peptikum pada usia lanjut. Laporan dari didapatkan adalah : SGPT 684 U/L, Inggris dan Wales mengemukakan lebih dari Bilirubin total 6,16 mg/dL, Bilirubin 45% perdarahan ulkus peptikuiin berasal dari direct 5,95 mg/dL. Sedang dari hasil pasien berusia diatas 60 tahun, dengan penyebab terbanyak sekitar 80% berupa faktor pemeriksaan Imunoserulogi HBsAg predisposisi pemakaian aspirin atau OAINS Reaktif dan Anti HCV Non-Reaktif. lain. Untuk petugas kesehatan yang merawat pasien pada beberapa pria dikatakan sekresi asam lanjut usia, maka kasus GERD lambung mungkin ineningkat dengan (gastroesophageal reflux disease) dan ulkus bertambahnya usia. peptikum merupakan tantangan yang menarik oleh karena presentasi klinis yang berbeda Pada pasien dispepsia lanjut usia, ulkus dengan kasus serupa pada usia muda, sering peptikum lebih sering dijumpai dibandingkan atipikal, diagnosis sering terlambat, pasien usia muda. Ulkus peptikum pada lanjut kemungkinan muncul komplikasi tinggi, usia sering lebih serius dibandingkan kasus demikian juga mortalitasnya tinggi oleh karena sama pada usia muda oleh karena faktor risiko sering terdapat ko-morbiditas, serta strategi tukak lebih banyak pada usia lanjut, demikian terapinya lebih kompleks dibandingkan pasien juga dengan komplikasi dan kematian yang usia muda. Meskipun prevalensi H. pylori berhubungan dengan tukak peptik. Diduga menurun. populasi usia lanjut tetap bahwa tingginya morbiditas dan mortalitas mempunyai risiko untuk mendapat ulkus pada lanjut usia mungkin berhubungan dengan peptikum oleh karena pemakaian OAINS yang keterlambatan diagnosis dan terapinya. Faktor sangat luas. lainnya yang mempcngaruhi prognosis ulkus peptikum pada usia lanjut adalah ko- Pada orang tua diatas 65 tahun dapat morbiditas, polifarmasi, pemakaian OAINS, terjadi perubahan di lambung akibat proses dementia, dan malnutrisi. penuaan antara lain berkurangnya kadar prostaglandin mukosa, integritas vaskuler Kemungkinan kelainan organik hams menurun, dan aktivitas anti radikal bebas juga dipikirkan bila menghadapi dispepsia usia berkurang. Hal ini mengakibatkan pasien lanjut. Peranan pemakaian OAINS dan infeksi diatas usia 65 tahun mempunyai risiko H. pylori sangat besar pada kasus-kasus kerusakan mukosa lambung akibat pemakaian dengan kelainan organik. OAINS lebih besar dari pada bukan pemakai obat ini.Kadar prostaglandin mukosa pada Untuk menegakkan diagnosis lanjut usia lebih rendah dibandingkan usia dispepsia perlu dilakukan pemeriksaan teliti muda baik untuk mukosa antrum dan korpus mulai dari anamnesis seksama, pemeriksaan gaster maupun mukosa bulbus dan postbulber fisik, laboratorium, penunjang diagnosis duodenum. seperti radiologi, pencitraan abdomen, dan yang terpenting adalah pemeriksaan endoskopi Terdapat perubahan fisiologis yang (esofago-gastro-duodenoskopi). berhubungan dengan pertambahan usia pada saluran cerna bagian atas yang dapat Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada dikategorikan menjadi 2 yaitu: motilitas dan pasien dispepsia yang belum diinvestigasi sekretori. Perubahan pada motilitas esofagus terutama hasrus ditujukan untuk mencari akibat proses penuaan biasanya riagan dan kemungkinan adanya kelainan organik sebagai sering tidak dirasakan secara klinis. Perubahan kausa dispepsia. Pasien dispepsia dengan penting secara klinis mencakup penurunan alarm symptoms kemungkinan besar didasari tekanan sfingter esofagus atas dan kelainan organik. Termasuk keluhan alarm terlambataya relaksasi sfingter esofagus atas adalah: (1) disfagia, (2) weight loss, (3) bukti sesudah proses menelan. Perubahan tekanan perdarahan saluran cema (hematemesis, pada sfingter esofagus bawah akibat penuaan melena, hematochezia, anemia defisiensi besi, tidak dijumpai. atau fecal occult blood), atau (4) tanda obstruksi saluran cerna atas (muntah, cepat Meskipun sebelumnya diduga sekresi pcnuh). Pasien dengan alarm symptoms perlu asam lambung menurun akibat penuaan, dilakukan endoskopi segera untuk beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyingkirkan penyakit tukak peptik dengan akibat bertambahnya umur (tanpa disertai kompiikasinya, GERD, atau keganasan. Pasien infeksi Helicobacrer pylori) tidak menurunkan dispepsia berusia diatas 50 tahun, maka sekresi asam lambung. Sekresi asam lambung pemeriksaan endoskopi mutlak dikerjakan tetap dapat dipertahankan pada keadaan basal sebagai cvaluasi penyebab dispepsia pada sekitar 80% populasi lanjut usia, dan Endoskopi adalah pemeriksaan terbaik mengurangi stres seperti olah raga dan ralaksasi oleh karena stres, depresi atau masa kini untuk menyingkirkan kausa organik kecemasan juga dapat memperberat keluhan pada pasien dispepsia. Namun, pemeriksaan dispepsia H. pylori merupakan pendekatan bermanfaat pada penanganan kasus dispepsia baru. RINGKASAN
Pemeriksaan endoskopi diindikasikan Pasien dengan keluhan dispepsia banyak
terutama pada pasien dengan keluhan yang dijumpai pada praktek sehari-hari. Pada muncul pertama kali pada usia tua atau pasien kelompok usia lanjut lebih sering dijumpai dengan tanda alarm seperti penurunan berat dispepsia organik dibandingkan fungsional. badan, muntah, disfagia, atau perdarahan yang Pemakaian OAINS dan infeksi H. pylori diduga sangat mungkin terdapat penyakit memegang peranan penting sebagai kausa kelainan organik pasien dispepsia usia lanjut. struktural. Pemeriksaan endoskopi adalah aman pada usia lanjut dengan kemungkinan komplikasi serupa dengan pasien muda Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat proses penuaan, terutama pada ketahanan mukosa lambung. Perubahan Menurut Tytgat GNJ, endoskopi pada faktor agresif sangat sedikit dijumpai. direkomendasikan sebagai investigasi pertama Pendekatan diagnosis dengan pemeriksaan pada evaluasi penderita dispepsia dan sangat endoskopi sangat diperlukan pada dispepsia penting untuk dapat mengklasifikasikan usia lanjut untuk menyingkirkan kemungkinan keadaan pasien apakah dispepsia organik atau dispepsia organik. fungsional. Dengan endoskopi dapat dilakukan biopsi mukosa untuk mengetahui keadaan patologis mukosa lambung. Penatalaksanaan dispepsia pada usia lanjut harus lebih berhati-hati oleh karena presentasi klinik sering tidak nyata, pemakaian Pendekatan diagnosis dispepsia pada usia polifarmasi, ko-morbiditas dengan lanjut hendaknya serupa dengan setiap kemungkinan kelainan organik sebagai penyakit pada usia lanjut yaitu kecurigaan penyebab dispepsia harus dibuktikan sejak yang tinggi dan treshold rendah. Hal ini awal. disebabkan oleh karena presentasi klinik mungkin atipikal dan anamnesis sering keliru sehingga klinisi perlu memiliki kepekaan untuk memilih tes diagnosis yang memadai.
Meskipun penatalaksanaan dispepsia
(uninvestigated) bersifat individual, pendekatan awal yang bersifat cost-effective adalah pemeriksaan infeksi H.pylori dan mengobati infeksi dengan eradikasi kuman bila hasil tes positip (test and treat approach). Bila tes H. pylori negatip, terapi empirik dengan penekan asam lambung atau prokinetik yang direkomendasikan, Bila keluhan menetap atau kambuh setelah 6 atau 8 minggu terapi empirik, maka perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi.
Semua pasien dispepsia disarankan
menghentikan merokok dan, bila kondisi kesehatan memungkinkan, berhenti memakai obat ulserogenik. Juga harus dihindari makanan dan faktor lain yang mencetuskan keluhan. Perlu juga disarankan aktivitas