Anda di halaman 1dari 25

SISTEM DISTRIBUSI SEKUNDER PADA TRANSFORMATOR 20

KV DAN KOMPONEN PENDUKUNG PADA TRANSFORMATOR

DISTRIBUSI

Di susun oleh :
kelompok 2
Arief rahmadi (Npm.18030029)
Basuni pratama (Npm.19030014)
Rivand zumara (Npm.19030023)
Roni pebriyanto.s (Npm.19030029)

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Sistem Distribusi merupakan sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan

pelanggan karena berfungsi untuk menyalurkan atau membagi tenaga listrik dari

sumber daya listrik besar (Bulk Source) sampai ke pelanggan. Sistem ini

berhubungan dengan pelanggan karena catu daya pada pusat – pusat beban

(pelanggan) dilayani langsung dengan sistem distribusi. Terdapat 2 sistem dalam

jaringan distribusi tenaga listrik yaitu sistem distribusi primer dan sistem

distribusi sekunder.

Dalam penyaluran tenaga listrik dari pembangkit membutuhkan beberapa

komponen listrik untuk menjalankannya,salah satu komponen tersebut ialah

transformator distribusi. Transformator distribusi merupakan salah satu

komponen utama pada suatu sistem pendistribusian tenaga listrik ke pelanggan.

Pada jaringan distribusi transformator distribusi berfungsi sebagai penurun

tegangan (step down) dari tegangan menengah 20KV menjadi tegangan rendah

(220/380V) Pelanggan tidak dapat menggunakan energi listrik secara langsung

mengingat tegangan operasi dalam sistem distribusi adalah sebesar 20 KV atau

disebut jaringan tegangan menengah. Sebagian konsumen industri memiliki

transformator sendiri untuk memenuhi kebutuhan dari industri tersebut.


Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari

gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi

sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial.

Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa

isolasi. Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan

dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik

Sebuah transformator dibuat dari banyak bagian dengan fungsi spesifik

masing-masing untuk memastikan dapat bekerja dengan sangat baik. sebagai

suatu alat kelistrikan tentu saja trafo memiliki komponen-komponen penting di

dalamnya, dan maka dari itu perlu diketehui beberapa komponen atau bagian

pendukung yang terdapat pada trafo 20 kv .

1.2 Rumusan masalah

Bedasarkan Latar belakang diatas, telah diambil permasalahan yang akan

dibahas adalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem distribusi sekunder pada transformator 20

kv ?

2. Apa saja komponen pendukung pada transformator distribusi ?


1.3 Batasan masalah

Agar pembahasan ini sesuai dengan konsep awal,dan tidak meluas, penulis

memberikan Batasan-batasan sebagai berikut:

1. Penulis hanya menjelaskan pengertian dari Sistem distribusi sekunder pada

transformator 20 kv.

2. Penulis hanya menjelaskan komponen pendukung pada transformator

distribusi.

1.4 Tujuan pembuatan makalah

Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dari Sistem distribusi sekunder pada transformator

20kv.

2. Mengetahui apa saja komponen pendukung dari transformator distribusi.

1.5 Manfaat Pembuatan Makalah

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatakan pemahaman dan pengetahuan dasar tentang system distribusi

sekunder pada transformator 20 KV dan komponen pendukung pada

transformator distribusi
1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari makalah ini bertujuan untuk memperjelas secara garis

besar apa yang akan penulis bahas pada setiap bab makalah ini, maka sistematika

penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pendahuluan ini bertujuan untuk menjelaskan hal–hal yang penting untuk

melengkapi makalah yaitu ; latar belakang, perumusan masalah, Batasan masalah,

dan sistematika penulisan makalah.

BAB II Landasan teori

Pada bab ini berisikan teori-teori yang membahas tentang hal yang di bahas

penulis di dalam makalah dan sekaligus sebagai topik utama dalam pembahasan

makalah tersebut.

BAB III Pembahasan

Pada bab ini berisikan tentang hasil dan pembahasan yang diperoleh dari

studi.

BAB IV Penutup

Pada bagian ini berisikan tentang ringkasan untuk menyimpulkan bagian

yang telah dibahas oleh penulis serta membuat sebuah saran untuk perbaikan
penulis kedepannya dan untuk perbaikan pada proyek ini untuk pengembangan

kedepannya

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Distribusi Sekunder 

Gambar . Hubungan tegangan menengah ke tegangan rendah dan konsumen Sumber

: (Suhadi, 2008).

Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari

gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi

sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini

dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Melihat

letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan

konsumen, jadi sistem ini berfungsi menerima daya listrik dari sumber daya (trafo

distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke


konsumen. mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen, maka

kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan.Sistem penyaluran daya listrik

pada Jaringan Tegangan Rendah dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

- Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) Jenis penghantar yang dipakai adalah

kabel telanjang (tanpa isolasi) seperti kabel AAAC, kabel ACSR. 14

- Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR) Jenis penghantar yang dipakai

adalah kabel berisolasi seperti kabel LVTC (Low Voltage Twisted Cable).ukuran

kabel LVTC adalah : 2x10mm2, 2x16mm2, 4x25mm2, 3x 35mm2, 3x50mm2,

3x70mm2. Menurut SPLN No.3 Tahun1987, jaringan tegangan rendah adalah

jaringan tegangan rendah yang mencakup seluruh bagian jaringan beserta

perlengkapannya, dari sumber penyaluran tegangan rendah sampai dengan alat

pembatas/pengukur.Sedangkan STR (Saluran Tegangan Rendah) ialah bagian JTR

tidak termasuk sambungan pelayanan (bagian yang menghubungkan STR dengan alat

pembatas/pengukur).

Sistem distribusi sekunder yang lazim disebut jaringan tegangan rendah

(JTR) dimulai dari sisi sekunder trafo distribusi sampai dengan sambungan rumah

(SR) pada pelanggan yang berfungsi untuk mendistribusikan energi listrik dari gardu

distribusi ke pelanggan dengan tegangan operasi yakni tegangan rendah (400/230

Volt, 380/220 Volt).


Jaringan sekunder tegangan rendah mendapat pengisian terbanyak dari tiga

atau lebih feeder dengan mudah menampung beban dari feeder yang terganggu itu.

Sistem demikian dinamakan jaringan kedua (second contingency network). Jaringan

sekunder tegangan rendah harus didesain sedemikian rupa hingga terdapat pembagian

beban dan pengaturan tegangan (voltage regulation) yang baik.

Sebelum masuk ke rumah, tegangan listrik yang mengalir dari jalur distribusi

PLN yang besarnya sekitar 6.000 - 24.000 volt perlu diturunkan terlebih dahulu

menggunakan transformator step down. Hasilnya adalah tegangan listrik skala

perumahan sebesar 220 volt. Fungsi transformator step down adalah mengubah

tegangan tinggi dengan arus rendah menjadi tegangan rendah dengan arus tinggi.

Fungsi utama transformator step down adalah menurunkan tegangan listrik dan

menyesuaikannya dengan kebutuhan elektronika.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Distribusi Sekunder 

Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah jaringan

tegangan menengah/primer (JTM), yang menyalurkan daya listrik dari gardu induk

subtransmisi ke gardu distribusi, jaringan distribusi primer menggunakan tiga kawat

atau empat kawat untuk tiga fasa. Jaringan yang kedua adalah jaringan tegangan

rendah (JTR), yang menyalurkan daya listrik dari gardu distribusi ke konsumen,

dimana sebelumnya tegangan tersebut ditransformasikan oleh transformator distribusi

dari 20 kV menjadi 380/220 Volt, jaringan ini dikenal pula dengan jaringan distribusi

sekunder. Jaringan distribusi sekunder terletak antara transformator distribusi dan

sambungan pelayanan (beban) menggunakan penghantar udara terbuka atau kabel

dengan sistem tiga fasa empat kawat (tiga kawat fasa dan satu kawat netral). Dapat

kita lihat gambar dibawah proses penyedian tenaga listrik bagi para konsumen.
Gardu Induk Transmisi

Interkoneksi 150 kV

Transmisi 70 kV

kV
Distribusi Primer 20

Jaringan Distribusi Sekunder


380/220V

Diagram Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama yaitu, sistem
pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Dari ketiga sistem tersebut
sistem distribusi merupakan bagian yang letaknya paling dekat dengan konsumen,
fungsinya adalah menyalurkan energi listrik dari suatu Gardu Induk distribusi ke
konsumen.

Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah:

1. Gardu Induk Distribusi

2. Jaringan Primer (JTM) 20kV

3. Transformator Distribusi

4. Jaringan Sekunder (JTR) 220/380V

Jaringan sekunder adalah jaringan tegangan rendah (JTR), yang


menyalurkan daya listrik dari gardu distribusi ke konsumen, dimana sebelumnya
tegangan tersebut ditransformasikan oleh transformator distribusi dari 20 kV
menjadi 380/220 Volt, jaringan ini dikenal pula dengan jaringan distribusi
sekunder. Jaringan distribusi sekunder terletak antara transformator distribusi dan
sambungan pelayanan (beban) menggunakan penghantar udara terbuka atau kabel
dengan sistem tiga fasa empat kawat (tiga kawat fasa dan satu kawat netral).

3.2 Trafo Distribusi

Transformator adalah peralatan pada tenaga listrik yang berfungsi untuk

memindahkan/menyalurkan tenaga listrik arus bolak-balik tegangan rendah ke

tegangan menengah atau sebaliknya, pada frekuensi yang sama, sedangkan prinsip

kerjanya melalui kopling magnit atau induksi magnit, dan menghasilkan nilai

tegangan dan arus yang berbeda.

Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi terdiri dari:

1. Sistem distribusi satu fasa dengan dua kawat, Tipe ini merupakan bentuk

dasar yang paling sederhana, biasanya digunakan untuk melayani penyalur

daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan

pedesaan.

2. Sistem distribusi satu fasa dengan tiga kawat, Pada tipe ini, prinsipnya sama

dengan sistem distribusi DC dengan tiga kawat, yang dalam hal ini terdapat

dua alternatif besar tegangan. Sebagai saluran “netral” disini dihubungkan


pada tengah belitan (center-tap) sisi sekunder trafo, dan diketanahkan, untuk

tujuan pengamanan personil. Tipe ini untuk melayani penyalur daya

berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan

pedesaan.

3. Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt, Tipe ini untuk

melayani penyalur daya berkapasitas sedang dengan jarak pendek, yaitu

daerah perumahan pedesaan dan perdagangan ringan, dimana terdapat dengan

beban 3 fasa.

4. Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt.

5. Sistem distribusi tiga fasa dengan tiga kawat, Tipe ini banyak dikembangkan

secara ekstensif. Dalam hal ini rangkaian tiga fasa sisi sekunder trafo dapat

diperoleh dalam bentuk rangkaian delta (segitiga) ataupun rangkaian wye

(star/bintang). Diperoleh dua alternatif besar tegangan, yang dalam

pelaksanaannya perlu diperhatikan adanya pembagian seimbang antara ketiga

fasanya. Untuk rangkaian delta tegangannya bervariasi yaitu 240 Volt, dan

480 Volt. Tipe ini dipakai untuk melayani beban-beban industri atau

perdagangan.

6. Sistem distribusi tiga fasa dengan empat kawat, Pada tipe ini, sisi sekunder

(output) trafo distribusi terhubung star,dimana saluran netral diambil dari titik
bintangnya. Seperti halnya padasistem tiga fasa yang lain, di sini perlu

diperhatikan keseimbangan beban antara ketiga fasanya, dan disini terdapat

dua alternatif besar tegangan.

Transformator Distribusi Step-Down

Tranformator Distribusi Step-Down kapasitas 2000 kVA yang di tunjukkan

pada Gambar di bawah ini berfungsi untuk menurunkan tegangan menegah 20 kV

dari PLN menjadi tegangan rendah 380/220V untuk di distribusikan kepada beban

mesin dan penerangan. Trafo distribusi berpendingin minyak (Oil-Immersed

Distribution Transformer) adalah trafo distribusi di mana bagian dalam trafo

tenggelam dalam minyak. Oli berfungsi sebagai media isolasi dan pendingin

Gambar.Trafo Distribusi Step-Down 20 kV to 220/380V Daya 2000 kVA

Bagian-Bagian Dari Transformator :

1) Inti Besi Inti besi tersebut berfungsi untuk membangkitkan fluksi yang timbul

karena arus listrik dalam belitan atau kumparan trafo, sedang bahan ini terbuat dari
lempengan-lempengan baja tipis, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi panas yang

diakibatkan oleh arus eddy (eddy current).

2) Kumparan Primer dan Kumparan Sekunder Kawat email yang berisolasi terbentuk

kumparan serta terisolasi baik antar kumparan maupun antara kumparan dan inti besi.

Terdapat dua kumparan pada inti tersebut yaitu kumparan primair dan kumparan

sekunder, bila salah satu kumparan tersebut diberikan tegangan maka pada kumparan

akan membangkitkan fluksi pada inti serta menginduksi kumparan lainnya sehingga

pada kumparan sisi lain akan timbul tegangan.

3) Minyak Trafo Belitan primer dan sekunder pada inti besi pada trafo terendam

minyak trafo, hal ini dimaksudkan agar panas yang terjadi pada kedua kumparan dan

inti trafo oleh eder, sehingga bilamana salah satu feeder primer terganggu, sisa

jaringan sekunder akan minyak trafo dan selain itu minyak tersebut juga sebagai

isolasi pada kumparan dan inti besi.

4) Isolator Bushing Pada ujung kedua kumparan trafo baik primer ataupun sekunder

keluar menjadi terminal melalui isolator yang juga sebagai penyekat antar kumparan

dengan body badan trafo.

5) Tangki dan Konservator Bagian-bagian trafo yang terendam minyak trafo berada

dalam tangki, sedangkan untuk pemuaian minyak tangki dilengkapi dengan

konserfator yang berfungsi untuk menampung pemuaian minyak akibat perubahan

temperature.
6) Katub Pembuangan dan Pengisian Katup pembuangan pada trafo berfungsi untuk

menguras pada penggantian minyak trafo, hal ini terdapat pada trafo diatas 100kVA,

sedangkan katup pengisian berfungsi untuk menambahkan atau mengambil sample

minyak pada trafo.

7) Oil Level Fungsi dari oil level tersebut adalah untuk mengetahui minyak pada

tangki trafo, oil level inipun hanya terdapat pada trafo diatas 100kVA.

8) Indikator Suhu Trafo Untuk mengetahui serta memantau keberadaan temperature

pada oil trafo saat beroperasi, untuk trafo yang berkapasitas besar indikator limit

tersebut dihubungkan dengan rele temperature.

9) Pernapasan Trafo Karena naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka

suhu minyaknya akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak

tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara diatas permukaan minyak keluar

dari tangki, sebaliknya bila suhu turun, minyak akan menyusut maka udara luar akan

masuk kedalam tangki. Kedua proses tersebut diatas disebut pernapasan trafo,

akibatnya permukaan minyak akan bersinggungan dengan udara luar, udara luar

tersebut lembab. Oleh sebab itu pada ujung pernapasan diberikan alat dengan bahan

yang mampu menyerap kelembaban udara luar yang disebut kristal zat Hygrokopis

(Clilicagel).

10) Pendingin Trafo Perubahan temperature akibat perubahan beban maka seluruh

komponen trafo akan menjadi panas, guna mengurangi panas pada trafo dilakukan

pendingin pada trafo, guna mengurangi pada trafo dilakukan pendinginan pada trafo.
Sedangkan cara pendinginan trafo terdapat dua macam yaitu : alamiah/natural (Onan)

dan paksa/tekanan (Onaf). Pada pendinginan alamiah (natural) melalui sirip-sirip

radiator yang bersirkulasi dengan udara luar dan untuk trafo yang besar minyak pada

trafo disirkulasikan dengan pompa. Sedangkan pada pendinginan paksa pada sirip-

sirip trafo terdapat fan yang bekerjanya sesuai setting temperaturnya.

11) Tap Canger Trafo (Perubahan Tap) Tap changer adalah alat perubah pembanding

transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang sesuai dengan

tegangan sekunder yang diinginkan dari tegangan primer yang berubah-ubah. Tiap

changer hanya dapat dioperasikan pada keadaan trafo tidak bertegangan atau disebut

dengan “Off Load Tap Changer” serta dilakukan secara manual.

12). Relai Proteksi Transformator

Jenis relai proteksi pada trafo tenaga adalah sebagai berikut:

a. Relai arus lebih (over current relay), berfungsi untuk mengamankan transformator

terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah

pengaman transformator. Juga diharapkan relai ini mempunyai sifat komplementer

dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan pada

bagian instalasi lainnya.

b. Relai Diferensial, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap

gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman.


c. Relai gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ), relai ini berfungsi

untuk mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman

transformator, khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat

dirasakan oleh relai differensial.

d. Relai arus lebih berarah, Directional Over Current Relay atau yang lebih dikenal

dengan Relai arus lebih yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai Pengaman

yang bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang dapat membedakan arah

arus gangguan. Relai ini mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu tegangan dan arus

yang masuk ke dalam relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke

belakang, pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan. Relai ini

dipasang pada penyulang 20 KV. Bekerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber

arus dari ZCT (Zero Current Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential

Transformers). Sumber tegangan PT umumnya menggunakan rangkaian Open-Delta,

tetapi tidak menutup kemungkinan ada yang menggunakan koneksi langsung 3 Phasa.

Relai ini terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah, juga pada

pengaman transformator tenaga, dan berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik

akibat adanya gangguan phasa-phasa maupun Phasa ke tanah. Untuk membedakan

arah tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingakan dengan Tegangan

pada phasa yang lain.


e. Relay connections, adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan

relai pada power faktor satu. Relai maximum torque angle adalah perbedaan sudut

antara arus dengan tegangan pada relai yang menghasilkan torsi maksimum.

f. Relai gangguan tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator jika

terjadi gangguan hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator.

Relai arah hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal.

Operating signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian trafo arus penghantar

(Iop = 3Io) sedangkan polarising signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan

residual dapat diperoleh dari rangkaian sekunder open delta trafo tegangan.

g. Relai tangki tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap

hubung singkat antara kumparan fasa dengan tangki transformator dan transformator

yang titik netralnya ditanahkan. Relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus

mengalir dari tangki akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi Bantu seperti

motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu, pemanas dll.

Pengaman arus ini sebagai pengganti relai diferensial, sebab sistim relai pengaman

tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan

biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga

tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang


dilewatkan melalui trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil, kemudian

tersambung pada relai tangki tanah dengan ratio Trafo Arus(CT) antara 300 s/d 500

dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.

13. Announciator Sistem Instalasi Tegangan Tinggi

Announciator adalah indikator kejadian pada saat terjadi ketidaknormalan pada

sistem instalasi tegangan tinggi, baik secara individu maupun secara bersama.

Announciator terjadi bersamaan dengan relai yang bekerja akibat jika terjadi

ketidaknormalan pada peralatan tersebut. Annunciator biasanya berbentuk petunjuk

tulisan yang pada kondisi normal tidak ada penunjukan, bila terjadi ketidaknormalan

maka lampu didalam indikator tersebut menyala sesuai dengan kondisi sistem pada

saat tersebut. Kumpulan indikator-indikator tersebut biasanya disebut sebagai

announciator.

Announciator yang terlengkap pada saat sekarang adalah pada instalasi gardu induk

SF6, sebab pada system GIS banyak sekali kondisi yang perlu di pantau seperti

tekanan gas, kelembaban gas SF6 disetiap kompartemen, posisi kontak PMT, PMS

baik PMS line, PMS Rel maupun PMS tanah dll. Untuk itu pembahasan tentang

annunciator akan diambil dari sistem annunciatornya gardu induk SF6. seperti.

Annunciator pada bay penghantar (SUTT maupun SKTT), Transformator dan

Koppel.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa:

1. Sistem distribusi sekunder pada trafo 20 kvdigunakan untuk menyalurkan

tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen.

Dimana sebelumnya tegangan tersebut ditransformasikan oleh

transformator distribusi dari 20 kV menjadi 380/220 Volt, jaringan ini

dikenal pula dengan jaringan distribusi sekunder. Jaringan distribusi

sekunder terletak antara transformator distribusi dan sambungan

pelayanan (beban) menggunakan penghantar udara terbuka atau kabel

dengan sistem tiga fasa empat kawat (tiga kawat fasa dan satu kawat

netral). Dapat kita lihat gambar dibawah proses penyedian tenaga listrik

bagi para konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang
paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat

menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi.

2. Komponen pendukung pada trafo distribusi di antaranya yaitu : relay

proteksi transformator, Pendingin Trafo Perubahan temperature, Tap

Canger Trafo (Perubahan Tap), Announciator Sistem Instalasi Tegangan

Tinggi.

4.2 SARAN

Saran yang dapat penulis berikan adalah :

1. Perlunya pembahasan lebih lanjut terhadap sistem pemahaman dan

pengetahuan dasar tentang system distribusi sekunder pada transformator 20

KV dan komponen pendukung pada transformator distribusi.


DAFTAR PUSTAKA
Artono arismunandar, DR. M.A.Sc. DR. Susumu Kuwahara. 1975. Buku pegangan
Teknik Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta: PT. Pradnya Pramita.
Standar Nasional Indonesia. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta:
Yayasan PUIL
http://www.klik-aruslistrik.com/2020/07/sistem-jaringan-distribusi-sekunder.html?
msclkid=0cd00070cf8f11ec9a8672f28b68b293
https://www.academia.edu/22787117/MAKALAH_JARINGAN_DISTRIBUSI_T
ENAGA_LISTRIK
http://eprints.polsri.ac.id/8155/3/FILE%20III.pdf
PERTANYAAN
1. Petra Bayu (19030007) kelompok 4
Apa kelebihan dari trafo 20 kv
Di jawab: 1.Dayanya lebih besar
2.Terus efisiensi lebih tinggi di banding trafo yang lain
3.Terus juga lebih fleksibel dalam pengaturan dan pemilihan voltase karena
ada OLTC (ON LOAD TAP CHANGER)
Tap changer adalah alat perubahan
perbandingan transformasi untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang lebih baik dari
tegangan jaringan primer yang berubah ubah

2. Madi Saputra (19030004) Kelompok 1


Apa perbedaan antara trafo 150 kv dan 20 kv pada komponen pendukungnya?
Di jawab: Tidak ada perbedaan untuk komponen pendukungnya.perbedaan
nya hanya di kumparan untuk trafo 20 kv mempunyai system sinkron ke 150
kv, sedangkan 150 kv tidak bisa ke 20 kv.

3. Feri andika hutasoit (19030004) kelompok 7


Jelaskan apa itu sistem radial serta berikan contohnya?
Di jawab: Sistem radial merupakan jaringan sistem distribusi primer yang
sederhana dan murah biaya investasinya. Pada jaringan ini arus yang paling
besar adalah yang paling dekat dengan Gardu Induk.
Contoh : Sistem Ring / loop yaitu,Jaringan distribusi primer,gabungan dari
dua tipe jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada
keadaan normal tipe ini bekerja secara radial pada saatb terjadi gangguan
PMT dapat dioperasikan sehingga gangguan dapat terlokasir.

4. Petrus aritonang (19030017) kelompok 5


Jelaskan fungsi dari trafo step down?
Di jawab: merubah tegangan dan arus tanpa menimbulkan perubahan
frekuensi. Transformator bekerja dengan menambah atau mengurangi
tegangan berdasarkan kebutuhan mesin.

5. Hengki sitorus (19030020) kelompok 3


Apa saja fungsi dari bagian dari trafo?
Di jawab: 1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, dan hal ini timbul karena
adanya arus listrik yang melalui kumparan. Serta inti besi terbuat dari
lempengan besi tipis yang berisolasi, guna untuk mengurangi panas pada inti
besi tersebut.

2. Kumparan Trafo
Kumparan trafo adalah sebuah lilitan kawat berisolasi yang membentuk
kumparan. Kumparan tersebut terdiri atas kumparan primer dan sekunder
yang sudah diisolasi dengan baik, dan kumparan tersebut nantinya menjadi
alat transformasi tegangan dan arus.

3. Minyak Trafo
Minyak trafo berfungsi sebagai bahan isolasi dan media pendingin dari
transformator itu sendiri.

4. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing
yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus
berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.

5. Tangki Konservator
Berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara yang di
sebabkan oleh pemanasan trafo karena arus beban. Oleh sabab itulah dipasang
silica gel, guna untuk menyerap kelembapan udara.

6. Bincar Dedi frengki (21033030) kelompok 6


Apa perbedaan dari gardu induk dan gardu distribusi?
Di jawab: Proses tenaga listrik dinaikkan dan diturunkan memerlukan Gardu
Induk, sedangkan untuk proses penurunan tegangan dari distribusi ke
konsumen memerlukan Gardu Distribusi.
Berdasarkan Besaran Tegangan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi
(GITET), yang bisa mentransformasikan 275 kV hingga 500 kV.

Anda mungkin juga menyukai