Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Nama : Friska Adelina Tumanggor
NIP : 199609262022022002
NDH : 25
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Instansi : RSUD Kabupaten Bekasi
i
LEMBAR PENGESAHAN
Coach Mentor
Penguji,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai -
Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK) dengan judul “Pemberian Edukasi Personal Hygine kepada
Keluarga Pasien melalui media leaflet dan video di Ruang Tulip RSUD Kabupaten Bekasi”
Adapun Rancangan Aktualisasi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan
Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Bekasi Angkatan VII Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kabupaten Bekasi bekerja sama dengan BPSDM Provinsi Jawa Barat .
Saya menyadari bahwa dalam proses penyelesaian rancangan aktualisasi ini tidak lepas
dari peran banyak pihak. Pada kesempatan ini , penulis ingin berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini, antara lain kepada :
1. Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat, Pejabat Struktural dan Fungsional BPSDM Provinsi
Jawa Barat, Para Pegawai BPSDM Provinsi Jawa Barat, Kepala BKPSDM Kabupaten
Bekasi beserta jajarannya, yang telah menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
Kabupaten Bekasi.
2. Bapak Plt. dr. H. Alamsyah, M.Kes. selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Bekasi yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti
Pelatihan Dasar CPNS di RSUD Kabupaten Bekasi, Golongan III Tahun 2022.
3. Bapak Embon S.H.,M.M selaku mentor penulis yang telah memberikan bimbingan selama
pembuatan Rancangan Aktualisasi
4. Bapak Drs.Ade Kasih Supriatna,M.Pd selaku coach penulis yang telah banyak memberikan
masukan dan bimbingan dalam menganalisa isu-isu yang dimuat dalam Rancangan
Aktualisasi
5. Ibu Eka, sebagai Kepala Ruangan Rawat Inap Tulip RSUD Kabupaten Bekasi, yang telah
membimbing dalam pengambilan isu-isu yang ada di Ruang Rawat Inap Tulip.
6. Orang tua dan keluarga penulis, yang telah memberikan dukungan, nasihat dan semangat
7. Rekan-rekan perjuangan Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Bekasi Golongan II dan III
Angkatan 1,2,3,4,5,6,dan 7
Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun akan selalu penulis nantikan guna penyempurnaan
rancangan aktualisasi ini
iii
Bekasi, 25 April 2022
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
Hal.
v
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI ......................................................................... 19
3.1 Deskripsi Isu ................................................................................................... 19
3.1.1 Isu Pertama ............................................................................................. 19
3.1.2 Isu Kedua ................................................................................................ 20
3.1.3 Isu Ketiga ................................................................................................ 20
3.2 Penetapan Core Isu ............................................................................... 21
3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu ................................................................... 23
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu ............................................................ 25
3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi ........................................................................ 26
3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi NND PNS (BerAKHLAK) .................. 31
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan
secara umum ( Isro’in , L dan Andarmoyo, S, 2012). Oleh karena itu, pengetahuan keluarga
tentang pentingnya personal hygine, frekuensi, waktu dan dan tahapan personal hygine yang
benar sangat dibutuhkan, agar keluarga pasien dapat mendukung upaya kesembuhan pasien
yang salah satunya dengan memenuhi kebutuhan personal hygine dan dapat membantu
memenuhi personal hygine pasien di RS dan pasca perawatan di RS.
Dalam peningkatan pengetahuan keluarga pasien mengenai personal hygine, sangat
dibutuhkan peran perawat sebagai educator. Edukasi kesehatan harus dilaksanakan dengan
kebutuhan pengetahuan secara terprogram dan sesuai dengan yang mereka perlukan saat
dirawat maupun pulang (Potter & Perry, 2012). Untuk itu pemberian edukasi personal hygine
kepada keluarga pasien sangat penting .
1.2.2. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam perancangan aktualisasi dan habituasi ini, yaitu :
1. Bagi Peserta
a. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu PNS yaitu
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaborasi) dalam menjalankan pekerjaan dan dalam kehidupan
sehari-hari;
b. Menjadi PNS yang Profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi
Dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan di RSUD Kabupaten Bekasi,
khususnya di Ruang Tulip.
2
1.3. RUANG LINGKUP
Laporan rancangan aktualisasi ini menjelaskan tentang isu actual yang terjadi dan
rencana kegiatana aktualisasi yang akan dilaksanakan di unit kerja tempat penulis bertugas
yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi. Kegiatan yang dilakukan pada
aktualisasi yaitu pemberian edukasi kepada keluarga pasien serta mengimplementasikan
nilai-nilai dasar BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, adaptif, dan Kolaboratif. Kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada
tanggal 26 April – 10 Juni 2022
3
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi adalah salah satu Perangkat Daerah
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi yang merupakan unsur penunjang
penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pelayanan kesehatan, dan salah satu Perangkat
Daerah yang menerapkan Pola Keuangan PPK-BLUD dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang non profit, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi ditandai dengan
peletakan batu pertama oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Wakil Gubernur
Propinsi Jawa Barat dan Bupati Bekasi pada tanggal 6 Agustus 2003. Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Bekasi resmi dibuka untuk umum pada tanggal 15 Agustus 2005,
berdasarkan Instruksi Bupati Bekasi Nomor : 2/2/2005 tentang pengoperasian Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bekasi dan surat ijin operasional Nomor :
503/2440/DINKES/RS/2005 tentang izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Bekasi.
4
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi memiliki Luas Tanah sebesar
24.053 m2 dengan Luas Bangunan 9.246,3 m2 (sesuai Sertifikat Hak Pakai No. 24). Lokasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi terletak di Jalan Teuku Umar Cibitung
Bekasi, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Utara : Desa Wanasari
Timur : Desa Telaga Asih
Selatan : Jl. Teuku Umar (Jl. Raya Cibitung – Cikarang)
Barat : PT. BRIDON dan Pasar Induk Cibitung
Pengukuhan nama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi melalui Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.07.06/III/1870/08, tanggal 28 Mei 2008,
tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah dengan nama “Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi” Propinsi Jawa Barat. Sedangkan Type Rumah sakit
adalah type B sesuai Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu
Provinsi Jawa Barat Nomor : 445.1/Kep.30/I.25.b/IPRSU-B-BPMPT/2016, tanggal 21 April
2016, tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum Kelas B. Nomor Kode Rumah Sakit
yaitu 3216252, sesuai surat Direktur Bina Pelayanan medik Nomor : IR.01.01/I.1/4497/08,
tanggal 15 September 2008
Sesuai dengan peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 6 Tahun 2016, Rumah
Sakit Umum Daerah sebagai unit organisasi bersifat fungsional dan unit layanan yang
bekerja secara profesional.
Mengacu pada Visi Jangka Menengah Kabupaten Bekasi tersebut RSUD Kabupaten
Bekasi telah menetapkan Visi yaitu :
5
di rumah sakit agar mampu memberikan rasa aman dan nyaman, serta menyenangkan
bagi para pelanggan.
2. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dokter dan tenaga kesehatan lainnya
pada semua lini pelayanan di rumah sakit dalam rangka pencapaian standar pelayanan
minimal, memberikan pelayanan kesehatan perorangan dengan handal, santun dan
meningkatkan daya saing minimal di wilayah Purwabeka.
3. Mengembangkan pelayanan-pelayanan unggulan yang mampu menjawab tantangan dan
peluang industrialisasi di kabupaten Bekasi.
8. Pemulasaran Jenazah
9. Ambulance
Prestasi RSUD Kabupaten Bekasi periode tahun 2020, penetapkan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bekasi sebagai Rumah Sakit Pendidikan, yang ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juni 2020 oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Ini merupakan
penetapan RSUD Kabupaten Bekasi sebagai Rumah Sakit Pendidikan Satelit untuk RSUD
Pasar Rebo dan Fakultas Universitas Yarsi Jakarta.
8
2.2. PROFIL PESERTA
Penulis merupakan peserta Latihan Dasar CPNS 2022 Angkatan 7, yang memiliki
jabatan fungsional dalam formasi Ahli Pertama Perawat di RSUD Kabupaten Bekasi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 Pasal 6 Tugas Jabatan Fungsional Perawat yaitu
melakukan kegiatan Pelayanan Keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan dan
pengelolaan keperawatan. Pada Pasal 8 dijelaskan uraian kegiatan tugas jabatan fungsional
Perawat Ahli Pertama, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada masyarakat;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/ lanjut;
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi
dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/
pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada
pelayanan Kesehatan
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan;
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan
tindakan);
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan
tindakan);
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada
tahap pre/ intra/ post operasi;
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/
berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
9
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. Melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu;
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan
masalah kesehatan masyarakat:
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (tak) stimulasi persepsi;
34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (tak) stimulasi sensorik;
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi;
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah;
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas;
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;
41. Melakukan perawatan luka;
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan
keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat primer;
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas
kesehatan;
10
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan
perawat; dan
51. Melakukan preseptorship dan mentorship
12
2. Akuntabel
Akuntabel adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduk
ASN sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan kepada publik.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya
mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Kata kunci : - Integritas
- Konsisten
- Dapat dipercaya
- Transparan
Kalimat afirmasi : “ Kami bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan”
Panduan perilaku : - Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
efektif dan efisien
- Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten
Kompeten artinya deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan
dalam melaksanakan tugas jabatan
Kata kunci : - Kinerja terbaik
- Sukses
- Keberhasilan
- Learning agility
- Ahli dibidangnya
Kalimat afirmasi : “Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas”
Panduan perilaku : - Meningkatkan kompetensi diri
- Membantu orang lain belajar
- Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Harmonis ialah kerjasama antar berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Begitu juga saat kita
bekerja dan menjalankan tugas sebagai ASN kita mengharapkan suasana harmonis selalu
13
tercipta di lingkungan kerja kita.
Kata kunci : - Peduli (caring)
- Perbedaan (diversity)
- Selaras
Kalimat afirmasi : “Kami saling peduli dan menghargai perbedaan”
Panduan perilaku : - Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
- Suka menolong orang lain
- Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Loyal dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara.
Kata kunci : - Komitmen
- Dedikasi
- Kontribusi
- Nasionalisme
- Pengabdian
Kalimat afirmasi : “Kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan
Negara”
Panduan perilaku : - Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945
- Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang sah
- Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
serta menjaga rahasia jabatan dan negara
6. Adaptif
Adaptif merupakan kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi berbagai
perubahan-perubahan yang terjadi, baik di lingkungan sekitarnya maupun di lingkungan
global.
Kata kunci : - Inovasi
- Antusias terhadap perubahan
- Proaktif
Kalimat afirmasi : “Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan”
Panduan perilaku : - Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
- Terus berinovasi dan mengembang kan kreativitas
- Bertindak proaktif
14
7. Kolaboratif
Kolaboratif adalah sikap dalam membangun kerjasama yang sinergis, oleh beberapa pihak
untuk dapat mencapai tujuan bersama. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala
aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai evaluasi
Kata kunci : - Kesediaan bekerja sama
- Sinergi untuk hasil yang lebih baik
Kalimat afirmasi : “Kami membangun kerjasama yang sinergis”
Panduan perilaku : - Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
- Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasil kan nilai tambah
- Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama
15
kewajiban menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan kebijakan yang
dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang, setia dan taat pada Pancasila
UUD 1945 dan NKRI, serta menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Salah satu hal baru dalam manajemen ASN adalah sistem merit.
Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses
dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi
individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Penerapan
sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, obyektivitas dan juga keadilan.
Pada penerapan sistem ini, pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM
didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi seseorang dalam atau untuk
melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan pertimbangan subyektif seperti
afiliasi politik, etnis, dan gender. Obyektifitas dilaksanakan pada semua tahapan
dalam pengelolaan SDM seperti pengangkatan, penempatan, dan promosi.
16
d. Tidak menggunakan sisir yang bergerigi tajam karena bisa melukai kulit kepala
e. Memijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut
f. Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung sampai
ke pangkal dengan pelan dan hati-hati
2. Perawatan kuku kaki dan tangan
a. Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya
dalam bentuk oval atau menikuti bentuk jari, sedangkan kuku kaki dipotong
dalam bentuk lurus
b. Tidak memotong kuku terlalu pendek karena dapat melukai kulit disekitar kuku
c. Tidak membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda tajam, sebab akan merusak
jaringan dibawah kuku
d. Memotong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan
e. Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau direndam
dengan air hangat terlebih dahulu
f. Tidak menggigiti kuku karena dapat merusak jaringan kuku
3. Kebersihan tubuh secara keseluruhan.
a. Membiasakan mandi dua kali sehari atau setelah beraktivitas
b. Menggunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
c. Menyabuni seluruh tubuh terutama lipatan-lipatan kulit, sela-sela jari, ketiak,
belakang telinga dll.
d. Tidak gunakan sabun mandi untuk wajah
e. Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan
hingga kaki
4. Kebersihan mulut dan gigi.
a. Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam
b. Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras
c. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah
d. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur
e. Meletakkan sikat gigi pada sudut 450 dipertemuan antara gigi dan gusi dan sikat
menghadap kearah yang sama dengan gusi
f. Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
g. Memeriksakan gigi secara teratur setiap enam bulan
17
5. Kebersihan alat kelamin ( genital hygiene )
a. Membersihkan area genitalia eksterna pada saat mandi ( wanita )
b. Perawatan yang sama dilakukan saat mandi terutama pada mereka yang
belum disirkumsisi ( pria )
18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
19
3.1.2. Isu Kedua
Isu kedua yang saya angkat adalah kurangnya kepatuhan petugas dalam mencuci
tangan. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
menyatakan salah satu sasaran keselamatan pasien adalah mengurangi risiko infeksi akibat
perawatan kesehatan. Kebersihan tangan adalah salah satu cara mengurangi risiko infeksi yang
dimaksud dalam pasal ini. Kegagalan dalam pelaksanaan cuci tangan dipicu oleh keterbatasan
fasilitas cuci tangan, seperti: wastafel, handuk kertas, pengering tangan dan cairan antiseptik.
Namun ketika sudah ada fasilitas, kendala berikutnya adalah kurangnya kesadaran petugas
kesehatan (perawat) untuk melakukan prosedur cuci tangan.
Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang bersangkutan untuk mentaati
atau mematuhi sesuatu, sehingga kepatuhan petugas kesehatan dalam melaksanakan Standar
Prosedur Operasional (SPO) hand hygiene tergantung dari perilaku mereka itu sendiri.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, terdapat perawat dan petugas kesehatan lain yang
tidak melakukan cuci tangan hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas yang disediakan dan
kurangnya kesadaran perawat dalam melakukan cuci tangan setelah berpindah dari satu pasien
ke pasien lain.
Jika kondisi ini tidak ditangani maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya risiko
seseorang yang berada di lingkungan rumah sakit untuk terkena infeksi nosokomial dan
meningkatkatnya angka infeksi Nosokomial dirumah sakit yang dapat memperpanjang
perawatan di rumah sakit dan menimbulkan tambahan biaya untuk uji diagnostik, biaya
perawatan, dan pengobatan.
Dalam kaitannya dengan manajemen ASN, belum dapat memberikan pelayanan secara
profesional kepada pasien. Sebagai pelayan publik dimana perawat dituntut untuk
memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas
Isu ketiga yang saya angkat adalah mengenai belum optimalnya pengisian
dokumentasi pengkajian pasien di ruang Tulip RSUD Kabupaten Bekasi. Pengkajian
merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada tahap ini semua data dikumpulkan
secara sistematis guna menentukan kesehatan pasien. Pengkajian harus dilakukan secara
komprehensif terkait aspek biologis, psikologis, sosial maupun spritual klien. Tujuan
pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien. Ada empat
20
metode pengumpulan data yang dapat digunakan oleh seorang perawat yaitu wawancara,
observasi sistematis, konsultasi, dan pengkajian fisik. Selama proses pengkajian, ada dua jenis
data yang harus dikaji seorang perawat, yaitu data subjektif dan data objektif. Data subjektif
adalah data yang didapat berdasarkan persepsi klien tentang masalah kesehatannya.
Sedangkan data objektif adalah data yang didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran,
atau pemeriksaan fisik dengan beberapa metode. Proses keperawatan harrus dilakukan secara
berkesinambungan, yakni diawali dari pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi,
evaluasi dan akan dilakukan kembali pengkajian setelah kita evaluasi keberhasilan asuhan
keperawatan
a. Aktual (A) artinya isu tersebut sedang terjadi dan sedang hangat dibicarakan oleh
masyarakat
21
b. Problematik (P) artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif
c. Kekhalayakan (K) artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak
d. Layak (L) artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Sesuai dengan hasil analisis diatas, isu yang memenuhi syarat adaalah “Belum
optimalnya edukasi personal hygine kepada keluarga pasien di ruang Tulip RSUD Kabupaten
Bekasi” dan “Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam mencuci tangan di ruang Tulip
RSUD Kabupaten Bekasi” sedangkan isu “Belum optimalnya pengisian dokumentasi
pengkajian pasien di ruang Tulip RSUD Kabupaten Bekasi” tidak memenugi syarat karena
tidak memenuhi azas aktual.
Berdasarkan tabel tapisan isu menggunakan metode APKL diatas, maka kemudian
dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth)
untuk menentukan isu yang akan menjadi prioritas. Menggunakan skala nilai 1-5 untuk
menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan. Isu dengan nilai terbesar akan
dijadikan isu utama. Lebih jelasnya, kriteria USG dijelaskan sebagai berikut :
22
menimbulkan masalah baru dan
Adapun rincian dalam melakukan tapisan isu menggunakan USG antara lain sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisis USG dengan mempertimbangakan nilai skor tertinggi, maka
dapat disimpulkan bahwa isu permasalahan pokok yang menjadi prioritas adalah “Belum
optimalnya edukasi personal hygine kepada keluarga pasien di ruang Tulip RSUD Kabupaten
Bekasi”
Selain melakukan analisis isu melalui metode APKL untuk menentukan kelayakan dan
metode USG untuk menentukan isu prioritas, maka untuk menganalisis penyebab isu, saya
menggunakan fishbond diagram.
23
Fishbond diagram/diagram tulang ikan merupakan salah satu metode untuk menganalisa
penyebab dari sebuah masalah atau kondisi. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram
sebab-akibat atau cause-effect diagram. Fishbone atau cause-effect diagram ini dipergunakan
untuk :
b. Mendapatkan ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk pemecahan suatu masalah
Penyebab Akibatnya
SURROUNDING SYSTEM
(LINGKUNGAN) (SISTEM)
Kurangnya edukasi
Mobilitas perawat mengenai personal hygine
. tinggi
Belum optimalnya
pelaksanaan
Perawat pendokumentasian
masih pemberian edukasi
mengerjakan pasien dan
tugas non keluarga
keperawatan
Belum
optimalalnya
Edukasi
Budaya masyrakat yang
menganggap bahwa
personal hygine pasien
hanya tugas perawat
SKILL SUPPLIER
(KETERAMPILAN) (PEMASOK)
24
3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Berdasarkan analisis dampak isu, maka perlu dilakukan upaya untuk mengatasi isu
tersebut. Gagasan pemecah isu yang saya lakukan yaitu “Pemberian Edukasi Personal Hygine
melalui media leaflet dan video”
25
3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi- Penguatan Nilai
Pelatihan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Meminta 1. Menyiapkan bahan 1. Tersedianya bahan Akuntabel : Mendukung visi RS yaitu Adanya nilai-nilai
arahan dan konsultasi yang akan konsultasi yang akan Rapi, detail menjadi RS dambaan organisasi yaitu
dukungan disampaikan kepada disampaikan kepada masyarakat yang handal bersifat sopan santun
kepada coach, coach, mentor dan coach, mentor dan dan mampu bersaing sehingga terciptanya
mentor dan kepala ruangan kepala ruangan Misi : Meningkatkan rasa saling
kepala secara rapi dan kompetensi SDM dokter menghorati, saling
ruangan detail & tenaga medis lainnya menghargai,
terkait 2. Meminta arahan dan 2. Coach, mentor dan Berorientasi pelayanan : pada semua lini komunikasi yang baik
pelaksanaan petunjuk coach, kepala ruangan Sopan, ramah pelayanan di RS antar rekan kerja
kegiatan mentor dan kepala memberikan arahan Akuntabel :
aktualisasi ruangan secara Bertanggungjawab
sopan, ramah, Kolaboratif :
bertanggungjawab Terbuka, menerima masukan dan
dan dengan terbuka arahan
menerima masukan
dan arahan
3. Mencatat arahan 3. Bukti catatan arahan Berorientasi pelayanan :
dengan cermat, dari coach, mentor dan Cekatan, teliti
cekatan dan teliti kepala ruangan
26
2 Membuat 1. Diskusi dan dengan 1. Mentor memberkan Berorientasi pelayanan : Mendukung visi RS yaitu Adanya nilai-nilai
leaflet sebagai mentor terkait saran dan arahan terkait Sopan, ramah menjadi RS dambaan organisasi yaitu
media edukasi pembuatan leaflet pembuatan leaflet Akuntabel : masyarakat yang handal bersifat sopan santun
personal sebagai media Bertanggungjawab dan mampu bersaing sehingga terciptanya
hygine edukasi personal Kolaboratif : Misi : Mengembangkan rasa saling
hygine dengan Terbuka, menerima masukan dan pelayanan-pelayanan menghorati, saling
sopan,ramah, arahan unggulan menghargai,
bertanggungjawab komunikasi yang baik
dan dengan terbuka antar rekan kerja
menerima masukan
dan arahan
2. Mengumpulkan 2. Terkumpulnya materi Akuntabel :
materi dan bahan dan bahan personal Bertanggungjawab,cermat
personal hygine hygine
secara cermat dan
bertanggungjawab
3. Membuat media 3.Tersedianya media Berorientasi pelayanan :
leaflet tentang leaflet Cekatan
personal hygine Akuntabel :
dengan cekatan, Rapi
rapi,kreatif, inovatif, Kompeten :
dengan kualitas Mengerjakan dengan kualitas
terbaik terbaik
Adaptif :
Inovatif
3 Membuat 1. Diskusi dan meminta 1. Mentor memberkan Berorientasi pelayanan : Mendukung visi RS yaitu Adanya nilai-nilai
video edukasi saran kepada mentor saran dan arahan terkait Sopan, ramah menjadi RS dambaan organisasi yaitu
personal terkait pembuatan pembuatan leaflet Akuntabel : masyarakat yang handal bersifat sopan santun
hygine video edukasi Bertanggungjawab dan mampu bersaing sehingga terciptanya
dengan sopan,ramah Kolaboratif : Misi : Mengembangkan rasa saling
bertanggungjawab, Terbuka, menerima masukan dan pelayanan-pelayanan menghorati, saling
dan dengan terbuka arahan unggulan menghargai,
menerima masukan komunikasi yang baik
dan arahan antar rekan kerja
27
2. Membuat video 2. Tersedianya video Berorientasi pelayanan :
edukasi personal edukasi personal Cekatan
hygine dengan hygine Akuntabel :
dengan cekatan, Rapi, bertanggungjawab
rapi,kreatif, Kompeten :
bertanggungjawab, Mengerjakan dengan kualitas
inovatif, dengan terbaik
kualitas terbaik Adaptif :
Inovatif, kreatif
4 Membuat QR 1. Diskusi dan dengan 1. Mentor memberkan Berorientasi pelayanan : Mendukung visi RS yaitu Adanya nilai-nilai
code video mentor terkait saran dan arahan terkait Sopan, ramah menjadi RS dambaan organisasi yaitu
edukasi pembuatan QR code pembuatan leaflet Akuntabel : masyarakat yang handal bersifat sopan santun
video edukasi Bertanggungjawab dan mampu bersaing sehingga terciptanya
dengan sopan,ramah Kolaboratif : Misi : Mengembangkan rasa saling
bertanggungjawab, Terbuka, menerima masukan dan pelayanan-pelayanan menghorati, saling
dan dengan terbuka arahan unggulan menghargai,
menerima masukan komunikasi yang baik
dan arahan antar rekan kerja
28
5 Melakukan 1. Meminta dukungan 1. Mentor memberikan Berorientasi pelayanan : Mendukung visi RS yaitu Adanya nilai-nilai
edukasi dan diskusi kepada dukungan dan saran Sopan, ramah menjadi RS dambaan organisasi yaitu
personal mentor terkait terkait pelaksanaan Akuntabel : masyarakat yang handal bersifat sopan santun
hygine pelaksanaan edukasi edukasi personal Bertanggungjawab dan mampu bersaing sehingga terciptanya
secara sopan,ramah, hygine Misi : Mengembangkan rasa saling
bertanggungjawab pelayanan-pelayanan menghorati, saling
2. Meminta ijin kepada 2. Keluarga pasien Berorientasi pelayanan : unggulan menghargai,
keluarga pasien memberi ijin dan Sopan, ramah komunikasi yang baik
untuk menjelaskan bersedia untuk Harmonis : antar rekan kerja
terkait pelaksanaan diedukasi Menghargai setiap orang
edukasi personal Kolaboratif :
hygine secara sopan, Terbuka
ramah, terbuka dan
menghargai setiap
keputusan keluarga
3. Membagikan leaflet 3. Terlaksananya dan Berorientasi pelayanan :
kepada keluarga dan tersampaikannya materi Cekatan
memberikan edukasi edukasi personal Akuntabel :
terkait personal hygine Jujur, bertanggungjawab
hygine dengan Kompeten :
cekatan, jujur, Kualitas terbaik
bertanggungjawab
dan dengan kualitas
terbaik
4. Menjelaskan pada 4. Keluarga Pasien Berorientasi pelayanan :
keluarga pasien memahami dan dapat Cekatan, ramah
tatacara scan QR melakuan scan QR Akuntabel :
code dengan code bertanggungjawab
cekatan, ramah, Kompeten :
bertanggung jawab, Membantu orang lain belajar
terbuka serta
membantu keluarga
apabila belum
memahami
29
5. Menjelaskan pada 5. Keluarga pasien dapat Berorientasi pelayanan :
keluarga cara menonton video Cekatan
menonton video edukasi Akuntabel :
edukasi dengan Jujur, bertanggungjawab
cekatan, jujur, Kompeten :
bertanggungjawab Kualitas terbaik
dan dengan
memberikan
penjelasan terbaik
6 Melakukan 1. Memberikan lembar 1. Lembar kuesioner diisi Berorientasi pelayanan : Mendukung visi RS yaitu Adanya nilai-nilai
evaluasi kuesioner kepada oleh keluarga pasien Cekatan menjadi RS dambaan organisasi yaitu
kegiatan dan keluarga dengan Harmonis : masyarakat yang handal bersifat sopan santun
membuat cekatan dan Suka membantu dan mampu bersaing sehingga terciptanya
laporan hasil membantu apabila Misi : Mengembangkan rasa saling
keluarga tidak pelayanan-pelayanan menghorati, saling
paham mengisi unggulan menghargai,
2. Mengumpulkan 2. Terkumpul nyalembar Berorientasi pelayanan : komunikasi yang baik
lembar kuesioner kuesioner Cekatan antar rekan kerja
yang telah diisi oleh Akuntabel :
keluarga pasien Cermat
dengan teliti dan
cermat
3. Menyusun laporan 3. Tersusunnya laporan Akuntabel :
hasil dengan jujur, hasil Jujur, bertanggungjawab
bertanggungjawab Kompeten :
dan dengan hasil Hasil kualitas terbaik
yang terbaik dengan Loyal :
tetap menjaga nama Menjaga nama baik instansi
baik ruangan kerja
4. Meminta kritik saran 4. Mentor dan coach Berorientasi pelayanan :
kepada coach dan memberikan kritik dan Sopan, ramah
mentor secara saran terkait laporan Akuntabel :
sopan, ramah dan hasil Bertanggungjawab
bertanggungjawab
30
3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Aktualisasi
1 2 3 4 5 6 per MP
1 Berorientasi Pelayanan 2 2 2 1 5 3 15
2 Akuntabel 2 3 2 3 4 3 17
3 Kompeten 0 1 1 1 3 1 7
4 Harmonis 0 0 0 0 1 1 2
5 Loyal 0 0 0 0 0 1 1
6 Adaptif 0 1 1 1 0 0 3
7 Kolaboratif 1 1 1 2 1 0 6
Jumlah Aktualisasi per
5 8 7 8 14 9 51
Kegiatan
31
BAB IV
RENCANA JADWAL KEGIATAN
AKTUALISASI
MEI JUNI
No Kegiatan
I II III IV I II
1 Meminta arahan dan dukungan kepada
coach, mentor dan kepala ruangan terkait
pelaksanaan
2 Membuat leaflet sebagai media edukasi
personal hygine
3 Membuat video edukasi personal hygine
4 Membuat QR code video edukasi
5 Melakukan edukasi personal hygine
6 Melakukan evaluasi kegiatan dan membuat
laporan hasil
32
BAB V
PENUTUP
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk menjadi pegawai yang professional
yakni ASN yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk membentuk ASN yang
professional tersebut diperlukan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh seorang ASN yaitu
Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang
disingkat menjadi BerAKHLAK. Terwujudnya nilai-nilai tersebut pada diri seorang ASN akan
membentuk ASN yang professional.
Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, terdapat 3 fungsi ASN yaitu
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Dengan
diadakannya Latsar CPNS ini diharapkan akan membentuk ASN yang professional, serta
menjadi pelayan masyarakat yang mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Rancangan aktualisasi ini dibuat sebagai salah satu perwujudan nyata nilai-nilai dasar
ASN dalam menjalankan tugas yang diperoleh penulis selama mengikuti kegiatan pelatihan
dasar CPNS Golongan III Angkatan IV Tahun 2021. Begitu juga dalam menjalankan aktualisasi
dan habituasi, selain mendasari pelaksanaan tugas pokok, nilainilai dasar ini juga senantiasa
diaktualisasikan oleh penulis dalam rangka mendukung visi misi dan tujuan RSUD Kabupaten
Bekasi.
Pada akhirnya semoga rencana aktualisasi yang akan dilaksanakan menjadi salah satu
cara penulis untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN didalam kehidupan sehari-hari,
dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang ASN, juga sebagai landasan dasar agar
terciptanya sosok ASN yang sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan
33