Anda di halaman 1dari 6

RESUME PERILAKU KEORGANISASIAN

BAB V

KEPRIBADIAN DAN NILAI

DISUSUN OLEH:

 LAFIDAN RIZATA FEBIOLA 041711333237


 KHOTI YALVAANI 041711333245
 MAYA AYU PUSPITA 041711333249
 MUHAMMAD IRSYAD E. M. 041711333253
 NURHALIZA SANI 041711333263
 MUSTIKA VINDA PERDANI 041711333281

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018
Bab V Kepribadian dan Nilai
 Kepribadian (Personality) adalah keseluruhan cara dimana seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
 Alasan mengapa manajer perlu mengetahui cara mengukur kepribadian digunakan
dalam keputusan perekrutan dan membantu manajer memprediksi siapa yang terbaik
untuk sebuah pekerjaan.

 Faktor – Faktor Penentu Kepribadian:


 Faktor Keturunan
 Faktor Lingkungan

 Sifat – Sifat Kepribadian adalah karakteristik yang sering muncul dan


mendeskripsikan perilaku seorang individu. Cara mengidentifikasi sifat yaitu:

 Myres-Briggs Type Indicator (MBTI) yaitu tes kepribadian yang menggunakan


empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe
kepribadian. Klasifikasian kedalam karekteristik:
1.     Ekstraver (extraverted) VS introver (introverted) (E-I) – individu dengan karakteristik
ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka bergaul dan tegas. Sedangkan
introver sebagai individu yang pendiam dan pemalu.
2.     Sensitif (sensing) VS Intuitif (intuitive) (S-N) – individu dengan karakteristik sensitif
digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan. Mereka
berfokus pada detail. Sebaliknya, individu dengan karakteristik intuitif mengandalkan proses
– proses tidak sadar dan melihat “gambaran umum”.
3.     Pemikir (thinking) VS Perasa (feeling) (T-F) – individu yang termasuk dalam
karakteristik pemikir menggunakan alasan dan logika untuk menangani berbagai masalah.
Sedangkan individu dengan karakteristik perasa mengandalkan nilai – nilai dan emosi pribadi
mereka.
4.     Memahami (judging) VS Menilai (perceiving) (J-P) – individu yang cenderung memiliki
karakteristik memahami menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan
terstruktur. Sedangkan individu dengan karakteristik menilai cenderung lebih fleksibel dan
spontan.

 Model Lima Besar (Big Five Model) dibentuk oleh John Bearden.


Faktor – faktor lima besar mencakup:
1.     Ekstraversi (extraversion) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan seseorang
yang suka bergaul, suka berteman dan tegas.
2.     Mudah akur atau bersepakat (agreeableness) adalah dimensi kepribadian yang
mendeskripsikan seseorang yang bersifat baik, kooperatif dan penuh kepercayaan.
3.     Sifat berhati – hati (conscientiousness) adalah dimensi kepribadian yang mendeskripsikan
seseorang yang bertanggungjawab, bisa dipercaya, gigih dan teratur.
4.     Stabilitas emosi (emotional stability) adalah dimensi kepribadian yang menggolongkan
seseorang sebagai orang yang tenang, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh (positif)
versus mudah gugup, khawatir, depresi dan tidak memiliki pendirian yang teguh (negatif).
5.     Terbuka terhadap hal – hal baru (openness to experience) adalah dimensi kepribadian
yang menggolongkan seseorang berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal
– hal baru.

 Dark Triad
            Faktor lima besar dalam kepribadian merupakan faktor-faktor yang diinginkan dalam
dunia sosial,terdapat tiga faktor yang disebut Dark Triad,yaitu faktor-faktor yang tidak
disukai dalam dunia sosial,faktor-faktor tersebut adalah machiavellianisme, narsisme,dan
psikopat.
1.    Machiavellanisme
            Seorang individu yang memiliki kepribadian machiavellanisme cenderung
menggunakan cara-cara yang kurang tepat demi mencapai hasil yang diinginkan, seorang
yang termasuk kategori machiavellanisme mempercayai bahwa tercapainya tujuan atau hasil
dapat membenarkan segala cara.Mereka cenderung berperilaku agresif dan kontraproduktif.
Menurut beberapa riset,seorang machiavellanisme lebih sering memanipulasi,lebih banyak
menang,serta mampu mempengaruhi orang lain.Namun kemenangan yang mereka raih hanya
bersifat jangka pendek,karena  maciavellanisme tidak disukai oleh banyak orang.
2.    Narsisme
            Narsisme ada suatu kepribadian seseorang dimana orang tersebut memilki rasa
berlebihan akan pentingnya diri, ingin dikagumi secara lebih,dan cenderung angkuh.
Seseorang yang narsis memiliki motivasi kerja,keterlibatan kerja,dan kepuasan hidup yang
lebih tinggi dibanding orang lainnya.Selain itu mereka yang berkepribadian narsis mampu
beradaptasi dan mengambil keputusan lebih baik ketika dihadapkan pada keputusan yang
kompleks.Namun dalam konteks etis,seorang pemimpin yang memiliki kepribadian narsis
dinilai tidak etis dan tidak efektif karena mereka cenderung berpikir mereka memimpin
dengan lebih baik dibanding pemimpin-pemimpin lainnya,yang justru mampu menurunkan
kinerja mereka sendiri.
3.    Psikopat
            Dalam konteks perilaku organisasi,psikopat didefinisikan sebagai perilaku kurang
peduli terhadap orang lain,dan kurangnya rasa bersalah atas perilakunya yang membahayakan
orang lain. Seorang dapat dikatakan sebagai psikopat ketika mereka menilai motivasi
seseorang dalam mematuhi norma sosial, kesiapan untuk menipu demi memperoleh hasil
yang diinginkan, imulsivitas dan ketidakpedulian terhadap orang lain.
            Berdasarkan sebuah studi,kepribadian psikopat memiliki korelasi yang positif
terhadap kemajuan organisasi namun tidak terkain dengan aspek yang mempengaruhi
kesuksesan dan efektivitas, hal itu disebabkan karena seorang psikopat cenderung berperilaku
licik,dan menggunakan taktik-taktik keras seperti ancaman dan manipulasi,dan perilaku kerja
bullying, dimana perilaku tersebut membantu mereka untuk memperoleh kekuasan dalam
organisasi.
 PENDEKATAN-PENGHINDARAN
            Kerangka kerja pendekatan-penghindaran menggunakan motivasi sebagai karateristik
kepribadian. Motivasi pendekatan dan penghindaran merupakan reaksi dari adanya
rangsangan atau stimulus. Kerangka pendekatan-penghindaran membantu memprediksi
perilaku kerja dan mencakup beragam motif kita saat bertindak. Contohnya tekanan
kompetitif memunculkan motivasi pendekatan dan motivasi penghindaran, motivasi
pendekatan berupa motivasi untuk bekerja lebih  keras untuk memenangkan
kompetisi,sedangkan motivasi penghindaran berupa pengalihan dan hilangnya motivasi
karena rasa takut untuk kalah. Kinerja seorang individu dipengaruhi oleh motivasi yang
mendominasi apakah motivasi pendekatan atau motivasi penghindaran.

 SIFAT KEPRIBADIAN LAINNYA YANG RELEVAN DENGAN PERILAKU


ORGANISASI
            Terdapat 3 faktor kuat dalam kepribadian yang  mempengaruhi perilaku
organisasi,yaitu
1.Evaluasi Inti Diri
            Evaluasi inti diri adalah evaluasi individu terhadap kemampuan,kompetensi,dan nilai
mereka sebagai individu. Seseorang yang memilki evaluasi inti diri positif cenderung lebih
menyukai dirinya,memandang dirinya efektif,mampu, dan dalam kendali atas lingkungannya.
Sedangkan seseorang yang memilki evaluasi diri yang negatif cenderung tidak menyukai
dirinya,ragu terhadap kemampuannya, dan merasa tidak berdaya atas lingkungannya.
            Orang yang memilki evaluasi diri positif, memilki kinerja lebih baik dibanding yang
orang yang memilki evaluasi negatif,hal itu disebabkan mereka mampu menetapkan tujuan 
yang tepat, mampu berkomitmen atas tujuannya,dan mampu bertahan dalam proses
pencapaian tujuannya. Selain itu mereka yang memiliki evaluasi diri positif mampu melayani
pelanggan dengan lebih baik.
2.Pengawasan Diri
            Pengawasan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya
terhadap faktor-faktor situasional eksternal. Pengawasan diri yang tinggi menunjukkan
kemampuan adaptasi yang baik,dapat menyesuaikan perilakunya terhadap perubahan situasi
dan tuntutan faktor eksternal. Seorang yang memilki pengawasan diri yang tinggi memilki
kinerja yang baik,dan lebih mungkin untuk menjadi seorang pemimpin.
3.Kepribadian Proakif
            Kepribadian proaktif adalah,ketika seseorang mengidentifikasi peluang,mengambil
inisiatif dan tindakan, serta mampu bertahan sampai adanya perubahan yang berarti. Orang-
orang yang memilki kepribadian proaktif lebih dibutuhkan oleh organisasi,karena mereka
mampu mengindentifikasi peluang,megambil tindakan atas adanya peluang tersebut,dan
mampu bertahan sampai adanya perubahan yang berarti. Selain itu,seorang yang memilki
kepribadian proaktif lebih cepat memproleh pekerjaan,hal itu dikarenakan mereka mampu
mempertimbangkan alternatif-alternatif (mengambil inisiatif dan tindakan) dalam
menghadapi kegagalan.
 KEPRIBADIAN DAN SITUASI
Semakin meningkat, kita mempelajari bahwa efek sifat-sifat tertentu pada prilaku
organisasi tergantung pada situasi. Dua kerangka kerja teoretis membantu menjelaskan
bagaimana ini bekerja, yaitu:

1)      Teori kekuatan situasi


Teori kekuatan situasi (situation-strength theory) mengindikasikan bahwa cara kepribadian
bertranslasi ke dalam prilaku bergantung pada kekuatan situasi.Para peneliti telah
menganalisis kekuatan situasi dalamorganisasi dari segi empat elemen, yaitu:
·         Kejelasan
·         Konsistensi
·         Batasan
·         Konsekuensi
Namun tidak berarti bahwa aturan selalu dinginkan oleh organisasi untuk menciptakan situasi
yang kuat bagi para pekerjanya, antara lain:
a  Pekerja dengan aturan-aturan yang luar biasa banyak dan proses yang dikendalikan sangat ketat
bisa jadi membosankan dan menyebabkan penurunan motivasi.
a  Setiap orang itu berbeda, pekerjan yang menurut orang itu baik mungkin terlihat buruk bagi
yang lainya.
a  Situasi yang kuat mungkin menekan kreativitas, inisiatif, dan keleluasan yang disebabkan oleh
beberapa budaya.
a  Pekerja semakin kompleks dan tekait secara global.
2)      Teori aktivitas sifat
Teori aktivitas sifat (trait activation theory [TAT]) memprediksi bahwa beberapa situasi,
pristiwa, atau intervensi mengaktivasikan sebuah sifat lebih dariyang lain.

 Nilai (value) 
Menunjukkan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir
tertentu lebih disukai secara sosial dibandingan cara pelaksanaan atau keadaan akhir
yang berlawan.

 Sistem nilai (value system) 


Sebuah hierarki yang didasarkan pada penggolongan nilai – nilai seseorang
individu menurut intensitas mereka.

 Nilai Terminal vs Nilai Instumental

 Nilai terminal adalah keadaan akhir kehidupan yang diinginkan, tujuan – tujuan yang
ingin dicapai seseorang selama masa hidupnya.
 Nilai instrumental adalah perilaku atau cara – cara yang lebih disukai untuk
mencapai nilai – nilai terminal seseorang.
 Nilai-nilai internasional (Hofstede)

1.     Jarak kekuasaan (power distance) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan


tingkatan dimana suatu masyarakat menerima kekuatan dalam institusi dan organisasi
didistribusikan secara tidak sama.
2.     Individualisme (individualism) adalah sifat kultur nasional yang mendeskripsikan
tingkatan dimana orang lebih suka bertindak sebagai individu daripada sebagai anggota suatu
kelompok. Lawannya Kolektivisme (collectivism) adalah sifat kultur nasional yang
mendeskripsikan kerangka sosial yang kuat dimana individu menghadap orang lain dalam
kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi mereka.
3.     Maskulinitas (masculinity) adalah sifat kultur nasional yang mendiskripsikan tingkat
sampai mana kultur tersebut menyukai peran pencapaian, kekuatan dan pengendalian dari
pekerjaan maskulin tradisional. Nilai sosial digolongkan menurut ketegasan dan
materialisme. Lawannya adalah feminitas (femininity) adalah sifat kultur yang mempunyai
sedikit perbedaan anatara peran pria dan wanita, dimana wanita diperlakukan sama seperti
pria dalam semua aspek masyarakat.
4.     Penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance) adalah sifat kultur nasional yang
mendeskripsikan tingkat sampai mana suatu masyarakat merasa terancam oleh situasi –
situasi yang tidak pasti dan ambigu serta berusaha untuk menghindarinya.
5.     Orientasi jangka panjang (long term orientation) adalah sifat kultur nasional yang
menekankan masa depan, penghematan dan ketekunan. Lawannya, orientasi jangka
pendek (short term orientation) adalah sifat kultur nasional yang menekankan masa lalu dan
masa kini, menghormati tradisi dan memenuhi kewajiban – kewajiban sosial.

Anda mungkin juga menyukai