Anda di halaman 1dari 10

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN MENENGAH

LAPORAN PENUGASAN (LAPGAS)

MP : MANAJEMEN SABHARA
DOSEN : 1. KOMBES POL Drs. ARIDAN
2. KOMBES POL Drs. BUDIHARTO, S.H.

I. PENDAHULUAN
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa saat ini istilah Sabhara diganti
dengan Samapta tidak berdasarkan Skep khusus tetapi dari munculnya Keputusan
Kapolri No. Pol. : Kep / 53 / X / 2002 Tanggal 17 Oktober 2002 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Satuan – Satuan Organisasi pada Tingkat Mabes Polri dan Keputusan Kapolri
No. Pol. : Kep / 54 / X / 2002 Tanggal 17 Oktober 2002 Tentang Organisasi dan tata
Kerja Satuan – Satuan Organisasi Polri Pada Tingkat Kewilayahan, Pada Keputusan
tersebut istilah Sabhara hilang berganti dengan Samapta yang merupakan kependekan
dari Samapta Bhayangkara yang berarti bahwa satuan Polri yang senantiasa siap siaga
untuk menghindari dan mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas dalam upaya
mewujudkan keamanan dan ketertiban.1
Fungsi Samapta merupakan sebagian Fungsi Kepolisian yang bersifat preventif
yang memerlukan keahlian dan keterampilan khusus yang telah dikembangkan lagi
mengingat masing-masing tugas yang tergabung dalam fungsi Samapta perlu
menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Fungsi Kepolisian adalah
salah satu fungsi pemerintah negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat penegakan hukum, perlindungan dan pengayoman serta pelayanan kepada
masyarakat.
Dalam hal ini Sabhara merupakan salah satu fungsi opsnal Polri dibawah
Babinkam Polri yang diberi tugas dan wewenang bersifat preventif. Dimana fungsi
teknis Sabhara adalah sekelompok pekerjaan, kegiatan, usaha yang memerlukan
keahlian dan keterampilan khusus Sabhara Polri dalam rangka menyelenggarakan tugas
pokok Polri (terutama tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya preventif).2
1
Satsabhara, 1 Juli 2012, 30 Juli 2016 < http://www.polres-sumenep.net/sat-sabhara.html >
2
Fungsi Teknis Dan Manajemen Operasional Sabhara, 30 Juli 2016 < http://dokumen.tips/documents/ft-
sabhara-40-2011-.html# >
2

II. PEMBAHASAN
A. Tugas, Fungsi dan Peranan Sabhara
Berdasarkan Perkap No. 23 Tahun 2010 tentang Susunana Organisasi dan
Tata Kerja tingkat Polres dan Polsek, Satuan Samapta Bhayangkara yang
selanjutnya disingkat Satsabhara adalah unsur pelaksana tugas pokok fungsi
samapta bhayangkara pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres.
Adapun tugas pokok Satsabhara berdasarkan Perkap tersebut diatas
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan Turjawali
2. Pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah,
3. Pengamanan objek vital
4. TPTKP (Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara)
5. Penanganan Tindak Pidana Ringan
6. Pengendalian massa dalam rangka pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat
7. Pengamanan markas.
Tugas Pokok Sabhara adalah melaksanakan Fungsi Kepolisian tugas
preventif terhadap pelanggaran hukum atau gangguan Kamtibmas dengan
kegiatan penjagaan, pengawalan dan patroli dengan sasaran pokoknya adalah :3
1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Meniadakan unsur kesempatan atau peluang bagi anggota masyarakat
yang berniat melakukan pelanggaran hukum.
3. Melaksanakan tindakan represif tahap awal serta bentuk gangguan
Kamtibmas.
4. Melaksanakan penegakan hukum terbatas (Gakkumtas) Contoh :
Tipiring dan penegakan perda.
5. Pemberdayaan dukungan satwa dalam tugas opsnal Kepolisian.
6. Melaksanakan Search And Resque (SAR) terbatas

3
Fungsi Teknis Dan Manajemen Operasional Sabhara, 30 Juli 2016 < http://dokumen.tips/documents/ft-
sabhara-40-2011-.html >
3

Fungsi Sabhara merupakan sebagian fungsi Kepolisian yang bersifat


preventif yang merupakan keahlian dan keterampilan khusus yang telah
dikembangkan lagi mengingat masing-masing tugas yang tergabung dalam fungsi
Samapta perlu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat.
Perumusan dan Pengembangan Fungsi Samapta meliputi pelaksanaan tugas Polisi
Umum, menyangkut segala upaya pekerjaan dan kegiatan Pengaturan, Penjagaan,
Pengawalan, Patroli, Pengamanan terhadap Hak Penyampaian Pendapat dimuka
umum (PPDU). Pembinaan Polisi Pariwisata, Pembinaan Badan Usaha Jasa
Pengamanan (BUJP), SAR Terbatas, TPTKP, TIPIRING, dan PERDA,
Pengendalian Massa (Dalmas), Negoisasi, Pengamanan terhadap proyek vital/
Obyek vital dan Pemberdayaan Masyarakat, Pembinaan Bantuaan Satwa untuk
kepentingan Perlidungan, Pengayoman, Pertolongan dan Penertiban Masyarakat.4
Berdasarkan Perkap No. 23 Tahun 2010 tentang SOTK tinkat Polres dan
Polsek, dalam melaksanakan tugasnya Satsabhara juga menyelenggarakan fungsi,
sebagai berikut:
1. Pemberian arahan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas
Satsabhara.
2. Pemberian bimbingan, arahan, dan pelatihan keterampilan dalam
pelaksanaan tugas di lingkungan Satsabhara.
3. Perawatan dan pemeliharaan peralatan serta kendaraan Satsabhara;
4. Penyiapan kekuatan personel dan peralatan untuk kepentingan tugas
Turjawali, pengamanan unjuk rasa dan objek vital, pengendalian massa,
negosiator, serta pencarian dan penyelamatan atau Search and Rescue
(SAR).
5. Pembinaan teknis pemeliharaan ketertiban umum berupa penegakan
hukum Tipiring dan TPTKP.
6. Pengamanan markas dengan melaksanakan pengaturan dan penjagaan.

Adapun peranan Satsabhara di tingkat Polres dan Polsek dapat diuraikan


sebagai berikut:
1. Tingkat Polres :
a. Memberikan pembinaan teknis kepada Fungsi Sabhara satuan

4
Tribrata News Bukit Tinggi , 4.Sat Sabhara, 30 Juli 2016 < https://restabukit.wordpress.com/fungsi-
operasional/sat-samapta/ >
4

b. kewilayahan / Polsek
c. Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional Fungsi
d. Sabhara tingkat Polres dan Polsek.
e. Memberikan back-up operasional kewilayahan Polsek.
2. Tingkat Polsek :
Menyelenggarakan dan melaksanakan operasional Fungsi Sabhara
ditingkat Polsek sampai Pos Pol dengan melaksanakan Patroli yang
mengemban Multi Fungsi.
B. Kegiatan Turjawali
1. Pengaturan
Suatu kegiatan petugas kepolisian untuk mengatur kegiatan
masyarakat guna untuk mencapai suatu kegiatan yang aman dan kondusif.
Contoh : Pengaturan di depan sekolah guna memudahkan anak sekolah
menyebrang.
2. Penjagaan
Suatu bentuk kegiatan petugas kepolisian di suatu tempat yang statis
guna mencegah suatu tindak kriminalitas yang akan terjadi. Contoh :
Penjagaan Mako, Penjagaan Bank, dll.
Adapun tujuan Penjagaag yang dilakukan oleh Sabhara diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan, memelihara dan menjaga situasi yang mantap,
terkendali dan dinamis dalam rangka memelihara kamtibmas.
b. Memelihara, menjaga dan mengamankan keselamatan orang / jiwa
raga dan harta benda.
c. Terpelihara dan terciptanya ketaatan warga negara dan masyarakat
terhadap peraturan yang berlaku dalam rangka mewujudkan tegak
dan tertib hukum dalam masyarakat.
3. Pengawalan
Pengawalan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anggota Polri
untuk menjaga keamanan, keselamatan atas jiwa dan harta benda dari satu
tempat ke tempat lain.5 Adapun tujuan pengawalan tersebut diantaranya
adalah untuk memberikan pengamanan dan keselamatan terhadap orang

5
Skep Kapolri No. Pol : Skep/263/IV/2004 tanggal 21 April 2004 tentang Pengawalan
5

dan tahanan dan untuk memberikan pengamanan serta keutuhan harta


benda yang menjadi obyek pengawalan.
4. Patroli
Patroli adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih anggota Polri sebagai usaha mencegah bertemunya
niat dan kesempatan, dengan jalan mendatangi menjelajahi, mengamati,
mengawasi, memperhatikan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan
menimbulkan gangguan Kamtibmas, serta menuntut kehadiran
Polri untuk melakukan tindakan kepolisian guna memelihara
ketertiban dan keamanan umum masyarakat.
Adapun tujuan dari Patroli yang dilakukan Sabhara diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Peningkatan kehadiran Polisi berseragam di tengah-tengah
masyarakat.
b. Pencegahan bertemunya faktor niat dan kesempatan (N + K)
yang memungkinkan timbulnya kriminalitas.
c. Pencegahan terjadinya gangguan kamtibmas.
d. Pemberian rasa aman, perlindungan dan pengayoman masyarakat.
e. Diperolehnya informasi tentang kemungkinan timbulnya
gangguan kamtibmas.
f. Pembatasan gerak provokator dan separatis di tengah- tengah
masyarakat
C. Kegiatan Pelaksanaan Dalmas
Pengendalian Massa yang selanjutnya disebut Dalmas adalah kegiatan
yang dilakukan oleh satuan Polri dalam rangka menghadapi massa
pengunjuk rasa. 6 Dimana ruang lingkup Dalmas meliputi di jalan raya, di
gedung/bangunan penting dan di lapangan/lahan terbuka. Setiap ruang
lingkup tersebut terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.
1. Tahap Persiapan
a. Membuat surat perintah
b. Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang massa
pengunjuk rasa yang akan dihadapi, meliputi:
1) Nama organisasi Unras.
6
Perkap Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pendendalian Massa
6

2) Pimpinan / Penanggung jawab Unras.


3) Waktu, Tempat dan Rute diadakannya Unras.
4) Maksud dan Tujuan serta Thema Unras.
c. Menyiapkan perlengkapan, transportasi, komunikasi, dan logistik
serta dokumentasi.
d. Menyiapkan pasukan dalmas sebelum massa pengunjuk rasa
mendahului datang ke obyek yang dituju.
e. Menyiapkan kekuatan cadangan untuk antisipasi massa bertambah
banyak.
f. Membuat pos komando lapangan yang dekat dengan lokasi unjuk
rasa tetapi tersembunyi.
g. Membuat system komunikasi ke seluruh unit satuan polri.
h. Memberi APP kepada seluruh anggota yang terlibat tugas
pengendalian massa, yang meliputi:
1) Satuan dalmas dilarang membawa senjata tajam atau senjata
api.
2) Satuan Dalmas bergerak dengan atas perintah Komandan dan
dalam ikatan satuan.
3) Anggota Dalmas dilarang berdebat dengan massa (diserahkan
Tim Negosiator).
4) Penggunaan Tongkat “T’ hanya untuk mendorong massa bukan
untuk memukul.
5) Cek perlengkapan perorangan/satuan.
i. Melaksanakan Latihan perorangan / Satuan dan Peralatan, yang
meliputi:
1) Peran komunikasi Negosiator.
2) Ketahanan phisik dan mental.
3) Formasi Dasar dan Satuan.
4) Langkah Pelayanan Unras sesuai eskalasi (Damai, Tidak
tertib/Arogan, Anarkhis)
5) Peralatan Dalmas (Pemadam Api, Water Canon / RPM, Handy
Cam).

2. Tahap Pelaksanaan
7

a. Formasi Satuan Dalmas


1) Police Line (Jarak dengan Massa Min 10 M)
2) Tim Negosiator.
3) Sat Dalmas tanpa alat (Posisi Tangan Berkait Formasi bersaf).
4) Sat Dalmas dengan Alat (Tongkat “T”, Tameng fiber, Helm,
Pelindung Tangan, Pelindung Kaki, Rompi Dalmas, Pemadam Api,
Megaphone, Handy Cam, Alkom) Formasi bersaf.
5) Pemberdayaan Satwa ( merupakan Kuat Pendukung Dalmas)
6) Water Canon / RPM
b. Langkah-langkah kegiatan
1) Adakan peninjauan lapangan
2) Gunakan rute terdekat untuk menuju sasaran
3) Tahap isolasi, merupakan tahap awal dari pengendalian massa.
4) Tahap penyekatan sementara atau pengalihan rute
melaksanakan :
a) Tim Negosiator melakukan Negosiasi dengan pimpinan/
penanggung jawab massa pengunjuk rasa.
b) Tanyakan surat pemberitahuan kepada pimpinan massa
dari Polri dan beritahukan kewajiban yang harus dipatuhi
selama berunjuk rasa.
c) Jelaskan sikap dan kebijakan Polri terhadap massa.
d) Jelaskan undang-undang yg berlaku bagi pengunjuk rasa.
e) Satuan Dalmas melakukan penyekatan sementara dengan
memasang Police Line antara Massa Unras dan Pasukan
Dalmas/pengalihan route terhadap massa agar tetap tertib
ditempat yang sudah ditentukan atau menghindari massa yang
tidak sepadan.
f) Satuan Dalmas tetap menunjukan sikap yang ramah, tidak
terpancing emosi, tetap bertahan pada formasi yang telah
ditentukan
5) Satuan dalmas jangan sekali-kali berdiskusi atau membantah
issu yang diangkat oleh massa pengunjuk rasa.
6) Hindari kontak fisik, jangan mengancam/menggertak, tetapi
jaga sikap, jaga ketertiban dan keutuhan formasi.
8

7) Gunakan kamera photo/video/HandyCame untuk meliputi :


a) Massa Unras utamanya pimpinan massa.
b) Arah, kerumunan dan tindakan yang mereka lakukan.
c) Individu yang bertindak diluar kewajaran
d) Semua alat , Pamplet dan Transportasi yang digunakan
untuk Unras.
8) Liputan photo/video/HandyCame harus mencakup proses unjuk
rasa begitu pula rekaman aksi dan kata-kata yang diucapkan oleh
pimpinan massa.
9) Menutup gerakan massa yang menuju ke arah berbahaya,
dilakukan dengan formasi bersaf.
10) Pembubaran massa.
a) Membubarkan massa dengan mendorong apabila negosiator
gagal/tidak ada kesepakatan.
b) Pembubaran merupakan kegiatan atau tindakan, bila massa
mengganggu kamtibmas.
c) Penangkapan terhadap provokator dan pelaku tindak pidana.
d) Penangkapan oleh unit Intel sesuai prosedur yang berlaku.
11) Satuan Dalmas lintas ganti dengan PHH Brimob apabila unjuk
rasa berubah menjadi huru-hara / anarkis.
12) Satuan Dalmas menutup Pam Obyek Vital dan tempat-tempat
yang berada di sekitar unjuk rasa.
13) Pengawalan
a) Massa dapat dibubarkan dan situasi dapat dikendalikan,
masa diarahkan di tempat aman dengan kawalan satuan dalmas
b) Pengawalan dilaksanakan oleh petugas di depan dan di
belakang rombongan massa.
c) Massa diberi pengarahan untuk kembali dengan tertib ke
tempat masing-masing.
14) Provokator / pelaku tindak pidana dibawa ke komando

c. Dinamika Operasional Dalmas


9

1) Situasi damai (Cara bertindak pada Dalmas untuk situasi


tertib/hijau)
a) Adakan penjagaan dititik kumpul massa dan lakukan
pengawalan disepanjang perjalanan menuju lokasi unjuk rasa
dan pilihkan rute yang lancar dan aman.
b) Tim Negositor menyambut kedatangan massa dan
melakukan kegiatan Negosiasi
c) Sat Dalmas tanpa alat melapis dengan formasi bersaf
dibelakang negosiator dengan sikap siaga.
d) Petugas pemasang Police Line tetap menjaga keutuhan
Police Line.
2) Situasi tidak tertib / arogan ( Cara bertindak pada Dalmas untuk
situasi tidak tertib/kuning)
a) Menarik Police Line, Negosiator dibelakang Dalmas tanpa
alat.
b) Lakukan lintas ganti dengan Dalmas Pakai Alat.
c) Upayakan tidak sampai anarkhis, lakukan negosiasi lanjut.
d) Lakukan pendorongan massa seperlunya bila situasi massa
berkembang memanas.
e) Petugas Handy Cam harus selalu merekam / mengambil
gambar sepanjang terjadinya unjuk rasa.
f) Tim negosiator dan Dalmas Tanpa Alat menutup lambung
kanan / kiri dibelakang Dalmas Pakai Alat
3) Situasi anarkhis (Cara bertindak pada Dalmas untuk situasi
melanggar hukum/merah)
a) Lakukan Lintas ganti dengan PHH Brimob.
b) Menarik mundur Tim Negositor, Dalmas Tanpa Alat dan
Dalmas Pakai Alat menutup lambung kanan /kiri dibelakang
PHH Brimob.
c) Petugas Handy Cam selalu mengikuti / merekam jalannya
unjuk rasa.

3. Tahap Pengakhiran
10

a. Konsolidasi
1) Mengumpulkan kembali satuan dalmas yang terlibat dalam
tugas pengendalian massa.
2) Cek keutuhan personil dan peralatan
3) Data korban dipihak petugas maupun dipihak massa.
b. Kaji Ulang ( “Wash Up”)
1) Perlu dievaluasi tentang pelaksanaan tugas yang telah
dilaksanakan dan cara bertindak di lapangan.
2) Mengoreksi tindakan yang sesuai dengan prosedur.
3) Ucapkan terima kasih atas tugas yang telah dilaksanakan
c. Pelaporan yaitu membuat laporan tentang pelaksanaan tugas
pengendalian massa

III. PENUTUP
Perumusan dan Pengembangan Fungsi Samapta meliputi Pelaksanaan tugas Polisi
Umum, menyangkut segala upaya pekerjaan dan kegiatan Turjawali, PPDU, Pembinaan
Polisi Pariwisata, Pembinaan BUJP, SAR Terbatas, TPTKP, Tipiring, dan Perda,
Dalmas, Negoisasi, Pengamanan terhadap proyek vital/ Obyek vital dan Pemberdayaan
Masyarakat, Pembinaan Bantuaan Satwa untuk kepentingan Perlidungan, Pengayoman,
Pertolongan dan Penertiban Masyarakat. Adapun untuk pelaksanaan tugas fungsi teknis
Samapta diantaranya meliputi kegiatan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli
(Turjawali). Sedangkan salah satu fungsi Sabhara adalah Dalmas yaitu kegiatan yang
dilakukan oleh satuan Polri dalam rangka menghadapi massa pengunjuk rasa. Dimana
ruang lingkup Dalmas meliputi di jalan raya, di gedung/bangunan penting dan di
lapangan/lahan terbuka. Setiap ruang lingkup tersebut terdiri dari tahap persiapan,
pelaksanaan dan pengakhiran.

Anda mungkin juga menyukai