Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
YULI HANDAYANI
NPM : 201912011
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Universitas Kaltara
i
KATA PENGANTAR
ii
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun
semoga laporan Kuliah Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukannya.
Yuli Handayani
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................6
1.2 OBJEK KULIAH KERJA PRAKTIK......................................................7
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT.....................................................................7
1.4 METODE PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTIK....................8
1.5 BATASAN MASALAH...........................................................................8
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN LAPORAN.......9
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................10
2.1 MANAJEMEN PROYEK..................................................................10
2.2 PENGADAAN PEMBERI JASA......................................................10
2.3 PERENCANAAN (Planning)............................................................12
2.4 PENGADAAN KONTRAKTOR......................................................13
2.5 DOKUMEN KONTRAK...................................................................15
2.6 STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN PROYEK..............15
2.7 METODE PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN...........................27
2.8 STANDAR DAN PERATURAN......................................................31
2.9 PEMASANGAN BATU BATA MERAH.........................................35
BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN KONTRUKSI.......................................36
3.1 PROSES PERENCANAAN DAN DOKUMEN PROJEK..................36
3.2 PROSES SELEKSI DAN PENUNJUKAN KONTRAKTOR.............37
3.3 ORGANISASI DAN PERSONIL.........................................................37
3.4 METODE PELAKSANAAN DAN PERALATAN.............................38
3.5. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MUTU.........................42
3.6. PENGENDALIAN BIAYA DAN JADWAL....................................43
iv
BAB IV TUGAS KHUSUS...................................................................................45
4.2 PENGERTIAN DINDING.....................................................................46
4.3 FUNGSI DINDING................................................................................46
4.4 BAHAN PENYUSUN STRUKTUR DINDING...................................47
4.5 METODE PELAKSANAAN DAN PERALATAN...............................49
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................51
5.1. ORGANISASI PERUSAHAAN.............................................................51
5.2. PROSES PENGADAAN JASA KONSTRUKSI....................................52
5.3. PROSES SELEKSI DAN PENUNJUKAN KONTRAKTOR................54
5.4. ORGANISASI PENANGANAN PEKERJAAN.....................................56
5.5. PENERAPAN STANDAR DAN PERATURAN...................................62
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................66
6.1. KESIMPULAN........................................................................66
6.2. SARAN....................................................................................67
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2 OBJEK KULIAH KERJA PRAKTIK
Objek pekerjaan yang diamati saat Kuliah Kerja Praktik ( KKP) yaitu
pengawasan konstruksi gedung yang membahas tentang pekerjaan struktur
dinding sesuai persetujuan dari pembimbing.
7
1.4 METODE PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTIK
Metode pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini adalah dengan
melakukan observasi secara langsung melalui sistem magang, dengan cara
mengikuti setiap kegiatan dari perusahaan dan wawancara. Dalam
pelaksanaannya, untuk memperkuat hasil dan data yang disusun, maka
dilakukan pendekatan melalui beberapa cara pengumpulan data, yaitu :
1.4.1 Pengumpulan Data Primer.
a. Observasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan pengamatan dangan melakukan kunjungan
lapang secara langsung. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
umum tentang peruahaan dan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi.
b. Wawancara
Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh keterangan-keterangan dari semua
pihak, baik itu dari pemilik perusahaan atau karyawan yang bekerja di perusahaan
tersebut.
c. Dokumentasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan data-data atau
dokumentasi saat di perusahaan yang berhubungan dengan semua data yang
diperlukan.
Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk mengambil data yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang dihadapi selama Kuliah Kerja Praktik. Pengumpulan data
atau informasi di peroleh dari referensi, laporan, literature,laporan kerja
sebelumnya dan atau ringkasan yang di peroleh dari pihak perusahaan.
8
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN DAN PENYAJIAN LAPORAN
Susunan penulisan karya tulis berupa Laporan Kerja Praktik secara umum terdiri
dari tiga bagian yaitu awal laporan, isi laporan, dan akhir laporan. Untuk
mencapai keseragaman format penulisan, standar penulisan di setiap bagian akan
dipaparkan dalam bab ini.. Tabel 2. 1 Sistematika penulisan laporan kerja praktik
9
BAB II
LANDASAN TEORI
10
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain;
Sementara ruang lingkup pekerjaan konstruksi sendiri didefinisikan sebagai
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/ atau pelaksanaan
beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,
elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Jadi jasa konstruksi ini
meliputi semua pekerjaan konstruksi mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
dengan pengawasan.
2.2.1 Ketentuan Umum
Ketentuan umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bertujuan untuk
mensinergikan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa dengan kebijakan-
kebijakan di sektor lainnya. Langkah kebijakan tersebut secara umum
diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2021 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
2.2.2 Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi
Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
sebelum pemasukan penawaran, dan menghasilkan daftar calon penyedia.
Prakualifikasi dilaksanakan untuk pemilihan Penyedia sebagai berikut:
1. Pekerjaan yang bersifat kompleks melalui Pelelangan Umum;
2. Yang menggunakan Pelelangan Terbatas; atau
3. Yang menggunakan Penunjukan Langsung, kecuali untuk penanganan
darurat.
Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi setelah
pemasukan penawaran. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan
sebagai berikut:
1. Melalui Pelelangan Umum kecuali untuk Pekerjaan Kompleks; atau
2. Yang menggunakan Pelelangan Sederhana
11
2.2.3 Tender
Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.
12
1. Pekerjaan dapat didefinisikan dengan sasaran dan target waktu khusus
2. Pekerjaaan unik atau tidak biasa dalam organisasi yang ada
3. Pekerjaan terdiri dari tugas yang kompleks dan saling berhubungan serta
4. memerlukan ketrampilan khusus
5. Proyek bersifat sementara tetapi penting bagi organisasi
6. Proyek meliputi hampir semua lini organisasi,
2.3.2 Standar dan Peraturan yang dijadikan sebagai landasan perencanaan,
terutama yang berkaitan dengan perencanaan struktur. Filosofi dasar desain
struktur adalah struktur harus memenuhi riteria kekuatan, kemampulayanan
(serviceability), dan persyaratan khusus lainnya. Berdasarkan metode desain
Load and Resistance Factor Design (LRFD), struktur memenuhi kriteria
kekuatan apabila kapasitas struktur yang tereduksi lebih besar daripada gaya
dalam terfaktor yang terjadi akibat kombinasi pembebanan maksimum.
Sedangkan berdasarkan metode desain Allowable Stress Design (ASD),
struktur memenuhi kriteria kekuatan apabila tegangan yang terjadi tidak
melebihi batas tegangan izin. Kriteria kemampulayanan meliputi beberapa
hal, seperti batasan lendutan (kekakuan), batasan lebar retak, batasan
vibrasi, dan lain-lain. Salah satu kriteria persyaratan khusus dapat berupa
kebutuhan daktilitas struktur bila terletak di daerah zona gempa.
13
melalui forum jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan Pasal 87 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mengamanatkan
dibentuknya Peraturan Pemerintah pelaksanaan Undang-Undang guna
menindaklanjuti ketentuan mengenai:
14
4.5. DOKUMEN KONTRAK
Kontrak Kerja Konstruksi adalah dokumen/produk hukum. Semua
pekerjaan atau usaha konstruksi yang diikat dengan kontrak kerja akan ditentukan
hak-hak dan kewajiban hukumnya, untuk itu kontrak kerja harus dibuat dengan
baik dan benar secara hukum.
Terdapat berbagai jenis kontrak yang terlihat dalam industri konstruksi, antara
lain :
a. Kontrak Konstruksi, sering juga disebut “Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pekerjaan”
b. Kontrak Pengadaan, yaitu kontrak yang hanya membahas aspek pengadaan
barang
c. Kontrak Agensi, yaitu kontrak pengadaan jasa (misalnya kontrak antara
pemilik proyek dan konsultan)
Pemilik Proyek
15
Strukur organisasi adalah bagian dari manajemen atau pengolaan proyek
dengan cara tertentu untuk mendapatkan tujuan tertentu. Secara garis besar pihak-
pihak yang terlibat dalam suatu proyek adalah sebagai berikut :
1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah pihak yang menginginkan suatu fasilitas proyek,
sekaligus yang menangung pembiayaan proyek yang akan didirikan.
2. Pelaksana Proyek di Lapangan
Pelaksana adalah bagian yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap
teknik dilapangan. Hak dan kewajiban pelaksana antara lain :
a) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan progam kerja, metode kerja, gambar
kerja, dan spesifikasi pekerjaan.
b) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil kerja di lapangan.
c) Mengusulkan perubahan rencana pelaksanaan karena kondisi pelaksanaan
yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai
16
dengan rencana.
d) Menjaga kebersihan dan ketertiban di lapangan.
e) Mengontrol setiap kebutuhan proyek untuk dilaporkan kepada manajer
proyek
3. Pengawas Proyek di Lapangan/Supervisior.
Pengawas Lapangan adalah orang perseorangan yang diberi kuasa
secara hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas,
seluruh tahapan konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan
syarat-syarat teknik yang ada.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :
a) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan.
b) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c) Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
d) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
e) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
f) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
g) Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
h) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
i) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
j) Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.
Pada proyek Pekerjaan Kontruksi Asrama Puti, PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara bertindak sebagai pemilik, dan pengawas proyek
17
karena proyek ini bersifat swasta dan pribadi. Adapun susunan organisasi
fugsional PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Tugas dan Tanggung Jawab :
Memimpin Perusahaan dengan membuat kebijakan-kebijakan
perusahaan.
18
b. Wewenang
1. Menetapkan pola kerja yang selaras dengan strategi pencapain
tujuan.
2. Menilai dan meminta pertanggung jawaban laporan serta
merumuskan alternatif perbaikan.
3. Mengadakan pengawasan dan evalusasi terhadap seluruh kegiatan
perusahaan.
c. Tanggung jawab
1. Bertanggung jawab atas perkambangan dan kelangsungan hidup
perusahaan secara keseluruhan.
2. Bertanggung jawab atas segala kegiatan perusahaan.
4. Manager Humas
a. Tugas
1. Bersama Direktur berkomunikasi dengan pihak-pihak dan instansi
terkait tentang kebijakan dan kegiatan perusahaan.
2. Memfasilitasi dialog dan lobi-lobi dengan pihak-pihak dan instansi
terkait kegiatan perusahaan.
3. Laporan berkala kepada direktur.
4. Menghimpun dan melaporkan informasi dari luar perusahaan dan
melaporkan kepada direktur.
b. Wewenang
1. Memberikan ususlan dan tanggapan kepada direktur tenteng
informasi yang berkembang di luar perusahaan.
2. Membuat kebijakan tertentu tentang hubungan masyarakat.
c. Taggung Jawab
1. Bertanggung jawab dan komunikasi kepada pihak-piha dan instansi
terkait.
2. Bertanggung jawab atas kegiatan Hubungan Masyarakat.
5. Manager Konstruksi
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab :
19
a. Pengendalian Waktu
1. Melaksanakan progam-progam pelaksanaan proyek.
2. Melakukan pengawasan dan monitoring pada progam-progam
pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan proyek.
3. Melakukan pengawasan terhadap prestasi/kemajuan fisik pelaksanaan
proyek.
4. Melaksanakan proyek sesuai dengan kontrak.
5. Secara pro aktif mengantisipasi permasalahan yang mungkin terjadi
dalam pelaksanaan proyek.
b. Pengendalian Biaya
1. Meng-estimasi pembiayaan proyek.
2. Menganalisis nilai reduksi biaya.
3. Malakukan kontrol dari biaya proyek.
4. Membuat laporan dan menguraikan sistem informasi managemen.
5. Meminimakan klaim yang mungkin terjadi.
c. Pengendalia Mutu
1. Melakukan review terhadap perencanaan dan kemampuan konstruksi
untuk meminimalkan atau menghindari klaim.
2. Melakukan perubahan-perubahan pada yang dimungkinkan terjadi
untuk mendapatkan efisiensi pelaksanaan proyek.
3. Melakukan monitoring terhadap keselamatan dan keamanan
kontraktor.
4. Menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat yang terkait.
d. Melaksanakan Fungsi Kontrol
1. Melakukan review dan mensukseskan tujuan owner.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS).
3. Melakukan review pada perencanaan terhadap fungsi dari spesifikasi
teknis.
4. Melakukan review pada perencanaan terhadap fungsi spesifikasi
teknis yang tidak rasional.
20
e. Mengendalikan Terhadap Kemungkinan Yang Akan Terjadi
1. Memepertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan pada tiap
tahapan operasional proyek.
2. Mengestimasi total biaya proyek termasuk yang mungkin
berkembang.
3. Melakukan penafsiran terhadap resiko yang mungkin terjadi.
4. Mengestimasi segala kemungkinan yang terjadi dalam
pelaksanaan proyek.
5. Mereview segala kemungkinan yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan proyek.
6. Mensukseskan pencapaian dari owner.
6. Manager Marketing
a. Tugas
1. Tugas Perencanan
1.) Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan memperhatikan
sumber daya perusahaan.
2.) Merencanakan marketing research dengan mengikuti perkemabangan
dan terhadap produk sejenis dari perusahaan lain.
3.) Merencanakan tindakan antisipatif dalam menghadapi penurunan
order.
2. Tugas Pelaksanaan
1.) Menciptakan, menumbuhkan dan memelihara kerja sama yang baik
dengan konsumen.
2.) Merumuskan standard harga jual dena koordiansi direktur dan pihak-
pihak terkait.
3.) Memberikan persetujuan kredit pelanggan dalam batas-batas yang
wajar.
b. Tanggung Jawab
1. Bertanggung jawab dalam membina hubungan baik dengan konsumen.
2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugasnya kepada direktur.
Bertanggung jawab atas konsistensi pelaksanaan prosedur yang
21
berlaku di bagian promosi dan melakukan anlisa atas efisiensi prosedur
tersebut.
c. Wewenang
1. Berwenang memutuskan kebijakan pemasrana perusahaan
2. Pada kondisi tertentu, berwenang untuk menolak permintaan order
dari konsumen.
3. Berwenang untuk melakukan koreksi terhadap harga CN Kontrak
apabila terjadi kesalahan.
7. Manager Administrasi
a. Tugas
1. Melakukan perencanaan proses kerja.
2. Melakukan perekrutan pegawai.
3. Melakukan penialain atas kinerja pegawai dan melakukan evaluasi.
4. Memastikan ketersediaan data.
5. Mengelola fasilitas dan inventaris.
6. Memantau biaya pengeluaran dan membantu menyusun anggaran.
7. Memastikan operasi administrasi mematuhi kebijakan dan peraturan.
b. Tanggung Jawab
1. Memastikan perencanaan proses kerja tersedia dan bisa dipertanggung
jawabkan.
2. Memastikan proses perekrutan pegawai berjalan dengan lancar dan
pegawai di rekrut sesuai dengan ekspetasi perusahaan.
3. Memastikan kinerja pegawai sesuai dengan ekspetasi perusahaan.
4. Memastikan ketersediaan data.
5. Memastiakn pengeloalaan jadwal dan tenggat waktu administrasi
sesuai dengan yang ditargetkan.
6. Memastikan fasilitas dan inventaris perusahaan terjaga dengan baik.
7. Memastikan biaya pengeluaran dan penyusunan anggaran seefisien
mungkin.
8. Memastikan opersi administrasi mematuhi kebijakan dan peraturan.
8. Manager Keuangan
22
a. Tugas
a.) Menandatangani segala masukan dan pengeluaran kas serta semua
surat yang masuk dan laporan dihasilkan.
b.) Mengawasi pengalokasian dana-dana yang tersedia agar sesuai
dengan taksiran kebutuhan, serta mengambil keputusan dalam
pemindahan dana-dana yang diperlukan.
c.) Mengawasi semua masalah yang menyangkut kelancaran penyedia
keuangan dan semua dana perusahaan.
b. Wewanang
a.) Menetapkan rencana pendapatan dan pengeluaran jangka panjang
juga jangka pendek berdasarkan anggaran yang telah disetujui dalam
rapat direktur.
b.) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran bukti-bukti penerimaan
maupun pengeluaran perusahaan.
c. Tanggung jawab
Bendahara bertanggung jawab kepada direktur utama dalam
bidang adminitrasi dan keuanganSite Manager
Tugas dan Tanggung Jawab :
A. Tugas Perencanaan
a. Merencanakan “ Time Schedule” pelaksanaan proyek sesuai
dengan kewajiban perusahaan terhadap owner atau kepentigan
perusahaan sendiri.
b. Merencakan pemakaian bahan, alat, dan instalasi untuk setiap
proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu
penggunaannya.
B. Tugas dan Kontroling Pengarahan
a. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada
pelaksanaan kepada pelaksana dalam menunjang pelaksana
proyek. Instruki-instruksi pekerjaan secara umum dapat diberikan
secara lisan dan bersifat khusus dilakukan dibukukan dalam buku
khusus dilakukan dalam buku instruksi pengawas.
23
b. Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
instruksi-instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas
pekerjaan maupun time schedule nya.
c. Mengadakan kontrol disiplin kerja dari pelaksana- pelaksana
proyek, mandor, maupun tenaga kerja sesuai tugas, kewajiban dan
wewenang masin-masing.
C. Tugas Lapoan
a. Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan-kesulitan
teknis dengan direktur.
b. Membuat laporan mingguan unuk direktur yang mencakup
kegiatan proyek, kesulitan-kesulitan proyek dan rencana detail
bangunan dengan direktur.
c. Membicarakn ksulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan
direktur.
D. Tugas Pengturan Tenaga
a. Megatur penggunaan tenaga kerja di proyek untuk menunjang
rencana time schedule.
b. Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor dan pekerja
sesuai dengan target kantor dan menugaskan dengan tujuan
masing-masing.
c. Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga
pelaksana kepada direktur.
d. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga unuk
dihitung oleh Budget Conrol ,mencheck ulang perhitungan upah
untuk disetujui oleh direktur.
9. Drafter
Tugas dan Tanggung Jawab Juru Gambar ( Drafter) :
1. Mendiagnosa Gambar Sketsa/Draft.
2. Mengedintifikasi Bahan Dan alat Yang diperlukan.
3. Membuat Jadwal Kerja.
4. Melakukan Penggambaran.
24
5. Menyimpan / merapihkan gambar dan peralatan yang sudah
selesai digunakan.
6. Membuat Laporan Hasil Penggambaran.
25
pekerjaan dilapangan.
6. Membuat progam penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila
terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan dilapangan.
7. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses
berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.
8. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan progam kerja mingguan,
metode kerja, gambar kerja, dan spesifikasi teknik.
9. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan
mengatur pelaksanaan tenaga kerja dan peralatan proyek.
10. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan
alat dilapangan.
11. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan hasil
pengukuran pekerjaaan dilapangan.
12. Mengadakan pemeriksaan dan pengkuran hasil pekerjaan
dilanpangan.
13. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan [ekerjaan, agar
selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja
yang telah ditetakan.
14. Menerapkan progam keselamatan kerja dan kebersihan dilapangan.
12. Mandor
Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Membaca dan memahami gambar kerja dan menerjemahakan
dalam langkah-langkah operasional.
2. Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan ( Setting Out ).
3. Menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga
kerja, bahan, dan alat.
4. Menghitung Harga Satuan Ongkos Kerja.
5. Merundingkan Harga Borongan Pekerjaan.
6. Membuat jadwal dan rencana kerja.
7. Menyiapkan dan mengukur pembagian tugas para tukang dan pekerja.
8. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam
26
melakukan pekerjaan.
9. Mengawasi kegiatan tukang dan pekerja dalam melaksanakan
pekerjaan.
10. Menerapkan keselamatan da kesehatan kerja.
11. Mengukur dan menghitung hasil kerja/opnme.
12. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan
menagih pembayaran.
13. Membayar upah para tukang dan pekerja. Logistik
Tugas dan Tanggung Jawab :
14. Menyediakan sumber daya fisik.
15. Mengendalikan pengiriman dan penyimpanan material dan alat.
16. Mengusulkan alternative pemasok dan subkontraktor.
17. Melakukan survey pemasok dan subkontraktor.
18. Tersedianya subkontraktor dan pemasok yang handal.
19. Terkendalinya pasokan sumber daya fisik.
27
Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-
1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03- 3422-1994).
b. Pekerjaan Pondasi
Pasangan batu seringkali digunakan untuk membuat konstruksi
dinding penahan tanah (gravity wall), dan juga untuk membuat pondasi
bangunan Gedung atau rumah (biasanya dikenal dengan istilah pondasi
menerus), hal ini dikarenakan kemampuan konstruksi pasangan batu dalam
menahan beban yang cukup besar.
Pada pelaksanaannya, pelaksanaan pekerjaan pasangan batu
tergolong pekerjaan yang mudah sehingga tidak memerlukan tukang ahli
untuk mengerjakannya. Selain mudah untuk dikerjakan, konstruksi dari
pasangan batu juga dianggap relatif lebih murah dibandingkan dengan
material konstruksi lainnya. Kedua hal inilah yang menjadi keuntungan
utama dari pasangan batu.
Untuk batu yang digunakan tidak ada persyaratan khusus, entah itu
batu kali, batu belah atau batu gunung, maupun batuan jenis lainnya asalkan
batu tersebut tergolong batuan keras, maka batu tersebut dapat digunakan.
Selain batu, bahan yang digunakan adalah adukan semen atau mortar
yang terbuat dari campuran Pasir, semen dan air secukupnya. Adukan semen
sebaiknya disiapkan / dicampurkan dalam wadah khusus untuk menjaga
agar tidak tercampur dengan material lain yang dapat mengganggu atau
mengurangi kualitas dari campuran. Selain menggunakan wadah khusus,
pembuatan adukan semen atau mortar juga dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin molen atau concrete mixer
c. Pekerjaan beton
Pekerjaan beton ini meliputi pekerjaan sloof, kolom, ring balok, balok
lantai, plat dak beton, dan pekerjaan plat canopy beton. Beton merupakan
salah satu bahan untuk struktur bangunan yang sangat banyak dipakai dan
luas penggunaannya. Umumnya kita menggunakan beton readymix untuk
pekerjaan struktur bangunan kita, tetapi jika kondisi lapangan maupun
lingkup pekerjaannya tidak memungkinkan untuk menggunakan beton
28
readymix (seperti : lokasi plat beton readymix sangat jauh, volume
pekerjaannya sangat kecil, dan lain sebagainya) maka akan digunakan beton
sitemix atau beton yang diaduk sendiri di lokasi proyek.
Bahan beton readymix maupun site mix terdiri dari semen, pasir
beton, kerikil, dan air. Untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan yang
diinginkan akan digunakan perbandingan atau komposisi bahan beton
dengan takaran tertentu.
2.7.2 Pekerjaan Dinding, Penutup Lantai dan Plafon
a. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi,
dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan
ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi
yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu)
dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata).
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar.
Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka
pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan
Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan
bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu
(struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat
dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk
mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada
bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan
dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat
yang ada, baik dari campuran plasterannya maupun teknik pengerjaannya.
(Material Pasangan Bata)
b. Penutup lantai
Lantai adalah suatu konstruksi yang menghubungkan atau
memisahkan antara pondasi dan ruangan dari suatu bangunan sehingga
ruangan terlihat bersih dan terawat. Ada juga yang mengartikan Lantai
29
adalah Sebuah Konstruksi bangunan gedung yang berada diatas tanah atau
yang berfungsi membatasi interior bangunan dengan permukaan tanah. Plat
lantai dapat pula berarti pembatas ruangan secara horizontal ( pada
bangunan bertingkat ). Selain itu, Plat lantai harus pula dapat menahan
beban yang bekerja diatasnya, seperti beban penghuni dan perabot. Lantai
berfungsi pula untuk menjadi buffer suhu panas, dingin dan resapan air
tanah dibawahnya.
Syarat Lantai yaitu : Memiliki kekuatan yang cukup, Tumpuan pada
dinding bisa mendukung luasan bangunan, Harus dijangkarkan pada dinding
sehingga mencegah lenturan, Mempunyai massa yang cukup untuk
meredam gema siapa, Mempunyai susunan yang cukup elastic untuk
menyerap pantulan suara, Porositas lantai memberikan isolaisi hawa dingin
dan hawa panas, Memiliki kualitas yang baik dan harus dapat dipasang
dengan cepat, Memerlukan perawatan minimal, Tidak kehilangan kekuatan
dalam jangka waktu yang lama.
c. Plafon
Persyaratan bahan Rangka plafon menggunakan besi hollow
galvanis, bahan yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan,
Penutup plafon Bahan penutup plafond untuk ruangan menggunakan
bahan plafon gypsum 9 mm, plafon GRC 4,5 mm dan plafon ekspose bahan
yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
d. pekerjaan Atap
Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :
Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-
beban yang bekerja padanya, pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga
menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya, bahan penutup
atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap
pengaruh cuaca, Sesuai dengan bangunan gedung ciri khas arsitektur
bangunan sekitar, Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis
30
bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka
kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari segi atap
spandek, shine foam aluminium foil double site dan lain – lainnya.
31
2.8.1 Standar yang digunakan Dalam Konstruksi
Di dalam dunia konstruksi, ada beberapa standar yang perlu diperhatikan
dan dipenuhi agar dapat menghasilkan karya konstruksi berkualitas apapun
jenisnya, mulai dari hunian, pembangunan jalan hingga konstruksi gedung.
Khususnya untuk konstruksi gedung, proses pembangunannya tidak dapat
dilakukan dengan sembarangan, ada standarisasi khusus yang harus diikuti untuk
memenuhi persepsi yang sama terkait tata cara, perhitungan dan hasil dari suatu
pekerjaan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah
menetapkan berbagai standar untuk pembangunan konstruksi gedung seperti
berikut ini:
1. SNI 03-1726-2002
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung
Standar ini meliputi penetapan ketentuan, perencanaan umum
struktur konstruksi gedung, perencanaan struktur gedung tak beraturan, kinerja
struktur gedung, pengaruh gempa pada struktur bawah, pengaruh gempa pada
unsur sekunder, unsur arsitektur dan instalasi mesin listrik.
Namun standar ini tidak berlaku untuk gedung yang memiliki karakteristik
berikut:
a. Konstruksi Gedung yang strukturnya tidak umum atau masih harus
dibuktikan kelayakannya
b. Gedung dengan sistem isolasi landasan untuk meredam pengaruh gempa
pada struktur atas bangunan
c. Bangunan hunian/rumah tinggal satu tingkat dan gedung non-teknis lain
2. SNI 03-1727-1989
Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
Menetapkan standar atas beban yang diijinkan untuk konstruksi gedung,
termasuk kapasitas beban hidup untuk atap miring, gedung parkir bertingkat
dan landasan helikopter pada atap bangunan.
3. SNI 03-1728-1989
Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung
32
Standarisasi ini memberi landasan dalam membuat aturan pendirian bangunan
di masing-masing wilayah. Tujuannya yaitu menyeragamkan bentuk dan isi
dari peraturan bangunan di seluruh kota di Indonesia.
4. SNI 03-1729-2002
Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung
Berguna untuk mengarahkan terciptanya pekerjaan perencanaan dan
pelaksanaan yang sesuai ketentuan minimum serta mendapatkan hasil
pekerjaan struktur yang aman, nyaman dan ekonomis.
5. SNI 03-1734-1989
Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
untuk Rumah dan Gedung
Berguna untuk mempersingkat waktu perencanaan berbagai bentuk struktur
umum dan menjamin syarat perencanaan tahan gempa untuk rumah dan
gedung yang berlaku.
6. SNI 03-1735-2000
Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
Digunakan dalam merencanakan bangunan dan lingkungan sekitarnya
khususnya dalam hal pencegahan terhadap bahaya kebakaran meliputi
pengamanan dan penyelamatan terhadap jiwa, harta benda dan kelangsungan
fungsi bangunan.
7. SNI 03-1736-2000
Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
2.1.2 Peraturan yang Harus dipatuhi Dalam Pelaksanaan Kostruksi
Selain itu dalam rangka memperjelas ketentuan mengenai forum Jasa
Konstruksi yang belum diatur dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
juga memuat pengaturan mengenai mekanisme partisipasi masyarakat yang
dilakukan oleh Masyarakat Jasa Konstruksi melalui forum Jasa Konstruksi
(Pasal 87).
33
Peraturan Pemerintah 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mendefinisikan bahwa Jasa Konstruksi
adalah layanan jasa konsultansi Konstruksi dan/atau pekerjaan Konstruksi.
Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi adalah upaya pengelolaan rangkaian
kegiatan untuk mewujudkan Bangunan Konstruksi yang kukuh, andal, berdaya
saing tinggi, berkualitas dan berkelanjutan.
Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan. Demikian disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Peraturan Pemerintah 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi bertujuan sebagai
pedoman dalam Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi berupa Jasa
Konsultansi Konstruksi, Pekerjaan Konstruksi, dan Pekerjaan Konstruksi
Terintegrasi dan rujukan dalam rangka kegiatan usaha Jasa Konstruksi.
Peraturan Pemerintah 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi menyebutkan bahwa
Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi adalah gabungan Pekerjaan Konstruksi dan
jasa Konsultansi Konstruksi. Konsultansi Konstruksi adalah layanan
keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan,
perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan Konstruksi suatu
bangunan.
Peraturan Pemerintah 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi memiliki harapan
bahwa Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat, menjadikan usaha Jasa Konstruksi
sebagai salah satu pendukung untuk pembangunan nasional dan mendorong
partisipasi masyarakat.
Peraturan Pemerintah 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi adalah pedoman baik
34
bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan Jasa
Konstruksi.
a. Bata merah
1. Pandangan Luar
Batu bata harus memiliki rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisanya
harus datar, tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk yang
berlebihan, tidak mudah hancur atau patah, warnanya seragam dan berbunyi
nyaring bila dipukul.
35
BAB III
TAHAPAN PELAKSANAAN KONTRUKSI
36
Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai tujuan
tersebut.
a) Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan apa yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu dan bagaimana urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
tersebut.
b) Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen-departemen
yang ada, subkontraktor yang diperlukan dan manajer-manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas pekerjaan yang ada.
c) Jadwal untuk setiap aktivitas harus sudah selesai.
d) Mempersiapkan anggaran dan sumberdaya yang diperlukan untuk
melaksanakan setiap aktivitas.
e) Mengestimasi waktu, biayaa dan performansi penyelesaian proyek.
37
proyek, yaitu bagaimana hubungan antar pihak-pihak yang terlibat dan
kapan (bilamana) keterlibatan pihak-pihak tersebut
3. Disamping penetapan organisasi proyek, manajemen puncak juga akan
mempengaruhi bentuk organisasi manajemen proyek yang digunakan.
OWNER
PRODEV KONTRAKTOR
Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu
baganorganisasi yang berhaku yaitu Hubungan Fungsional, Hubungan
fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing pihakyang terlibat
dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan perencanadan kontraktor.
Misalnya ada tahap disain dimana konsultan perencanaberfungsi sebagai
perencana, kontraktor belum berfungsi. Demikian pula sebaliknya pada saat
kontraktor berfungsi sebagai pelaksana konstruksi konsultan perencana sudah
tidak berfungsi.Bila pada saat pelaksanaan konstruksi terdapat masalah yang
berkaitan dengan perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan
kerjasama (kontrak) antarapemilik dengan konsultan perencana dan
kontraktor.
3.4 METODE PELAKSANAAN DAN PERALATAN
Metode pelaksanaan yang selama KKP berlangsung yaitu mengamati item
pekerjaan kolom utama, kolom praktis, dan dinding.
1. Item Pekerjaan balok
Balok adalah bagian dari konstruksi yang berfungsi memikul beban
lantai dan beban lain yang bekerja di atasnya dan kemudian menyalurkan
38
beban tersebut ke kolom-kolom. Balok juga berfungsi membagi-bagi plat
menjadi segmen- segmen dan sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang
lainnya sehingga diperoleh struktur yang kaku dan kokoh.
39
Gambar 3. 4 Pembesian
40
Sumber : Lokasi asrama putri PT.PKN
Gambar 3. 6 Pengecoran balok
41
3.5. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MUTU
42
3. Prosedur Pengujian Mutu di Lapanagan dan di Laboratorium
Peralatan laboratorium lapangan harus dapat mendukung pengujian-pengujian
yang tercantum dalam Spesifikasi Umum/Spesifikasi Khusus. Alat uji yang harus
tersedia di laboratorium lapangan dan berkaitan langsung dengan pengendalian
mutu harian antara lain adalah;
a) analisis saringan;
b) kadar air;
Untuk laboratorium lapangan alat ekstraksi yang digunakan adalah dari jenis
hammer test.
43
1.6.3 Penjadwalan Waktu
Supaya suatu pekerjaan konstruksi (PK) dapat berjalan lancer serta efektif,
maka diperlukan pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang
terlibat didalamnya. Sehubungan dengan ini maka pihak pelaksana dari suatu
pekerjaan konstruksi membuat suatu jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule).
Jadwal waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja yang berisi jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan waktu awal dan akhir suatu pekerjaan.
Mengingat jadwal waktu ini merupakan dasar penentuan waktu
pelaksanaan pekerjaan konstruksi maka pembuatan jadwal ini harus sudah selesai
sebelum pelaksanaan dimulai. Jadwal waktu penting sekali artinya bagi pimpinan
proyek yang bersangkutan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Dengan
adanya jadwal waktu ini, pimpinan proyek dapat mengetahui dengan jelas rencana
kerja yang akan dilaksanakan, sehingga kontiunitas pekerjaan dapat dipelihara.
Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk mengkoordinasi unit-unit proyek
sehingga diperoleh efesiensi kerja yang tinggi.
Tujuan penjadwalan waktu adalah :
1. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan untuk memudahkan melakukan
pekerjaan agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan
mencapai sasaran.
2. Untuk memperkirakan alokasi sumber daya yang harus disediakan setiap
kali diperlukan agar proyek dapat berjalan lancar dan efektif.
3. Untuk mengontrol kemajuan pekerjaan sehingga bila ada keterlambatan di
dalam pelaksanaan dapat segera diketahui untuk mengambil tindakan
penanggulangannya.
4. Untuk menentukan target lamanya waktu yang diminta oleh pemilik agar
dapat dipenuhi.
Sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan jadwal waktu
pelaksanaan proyek adalah :
1. Situasi dan kondisi lapangan, dimaksud untuk mengetahui hambatan-
hambatan atau kemudahan-kemudahan yang terjadi di lapangan.
2. Faktor cuaca yang akan berpengaruh terhadap prestasi kerja.
44
3. Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana seperti tenaga kerja,
kemampuan dan keterampilan, serta kapasitas alat-alat kerja.
4. tasan waktu yang diberi oleh pemberi tugas.
5. Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
6. Spesifikasi pekerjaan dilihat dari bestek yang direncanakan. Dari bestek
dapat ditentukan pekarjaan apa saja yang harus didahulukan dan mendapat
preoritas kualitas tertentu.
Ada beberapa cara teknik perencanaan jadwal kegiatan yang sering digunakan
dalam pekerjaan konstruksi ( PK )adalah :
1. Network Planing
2. Bart Chart
3. PERT (Program Evaluation and Review Technique)
BAB IV
TUGAS KHUSUS
45
4.2 PENGERTIAN DINDING
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi antara ruang dan kadang
melinduungi suatu area. Umumnya dinding membatasi bangunan dan
menyongkong struktur lainnya.
4.3 FUNGSI DINDING
Fungsi lain dari struktur dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan,peredam
suara,melindungi bagian dalam bangunan dari paparan sinar
matahari,hujan,maupuan binatang dan sebagainya.dinding terbagai menjadi
berapa bagian yaitu bagian yaitu dinding partisi,dinding pembatas,dinding
penahan.
46
3. Struktur Dinding Bata Ringan atau Hebel
Bata ringan atau hebel terbuat dari campuran berbagai material seperti
semen, pasir kuarsa, gipsum, air, dan sebagainya. Kelebihan dari penggunaan
material bata ringan atau hebel pada dinding rumah karena lebih ringan dan lebih
rapi saat pemasangan.
Sama seperti batu bata merah, bata ringan atau hebel juga mampu
menyerap panas. Keunggulan lainnya, tahan terhadap gempa. Namun untuk
pemasangan sebagai dinding rumah, bata ringan atau hebel tidak mudah. Di
perbaiki
Diperlukan perekat yang khusus dan cat khusus untuk melindungi dari air.
Selain itu, harganya juga lebih mahal daripada batu bata merah dan hanya dijual
di toko material besar.
Tetapi pada kondisi tertentu penggunaan bahan material kayu pada dinding
rumah juga banyak diterapkan seperti untuk studio musik, ruang karaoke, atau
villa pribadi. Tapi perhatikan juga perawatannya agar kayu-kayu yang dipakai
tahan lama mengingat kayu rentan pada iklim tropis dan juga serangan rayap.
47
Bahan dasar pembuatan batu bata merah:
a. Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50% sampai 70%
b. Sekam padi. Berfungsi untuk membuat rongga-rongga pada dinding bata
c. Kotoran binatang, berfungsi untuk melunakkan tanah dan membantu proses
pembakaran dengan memberikan panas yang lebih tinggi di dalam batu bata
d. Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah
Jika kualitas batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batako
dapat dibuat dengan mudah dengan alat atau mesin sederhana dan tidak perlu
dibakar.
Jarak pemasangan dinding bata ringan sama seperti yang disyaratkan pada
bata merah. Pemesanan dilakukan dalam ukuran 1 meter kubik. Untuk 1 meter
kubik bata jenis ini dapat digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 meter
persegi. Namun tergantung juga pada ketebalan dinding, bisa saja kurang dari
11,5 meter persegi bila ketebalannya lebih besar.
48
Kuliah Kerja Praktik yang dilakukan mahasiswa selama 3 bulan
memberikan manfaat yang banyak bagi mahasiswa baik itu ilmu, pengalaman
serta pengetahuan tentang Manajemen Konstruksi. Selama praktik kerja
mahasiswa mampu memahami dan mengerti bagaimana cara membandingkan
ilmu dari teori pelajaran maupun ilmu di lapangan dan juga mahasiswa mampu
mengetahui lebih banyak tentang Manajemen Konstruksi dalam sebuah proyek.
Serta mahasiswa juga mampu memahami dan mengerti permasalahan dan
kondisi yang ada di lapangan khususnya masalah yang dialami oleh MK.
Beberapa kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan dalam laopran ini
adalah sebagai berikut :
49
Dalam pengerjaan dinding mengunakan alat dan bahan berikut :
Alat :
4. Cangkul ( digunakan untuk memebuat adukan plesteran)
5. Cetok/sendok adukan (digunakan untuk menempelkan adukan semen
plesteran pada dinding batako)
6. Ember (dugunakan untuk menakar adukan )
7. Benang (digunakan sebagai alat bantu pekerja untuk memadu supaya
dinding plesteran rata dan tegak lurus )
Bahan :
1:2:3
1. Pasir pasang
2. semen
3. air
50
BAB V
PEMBAHASAN
51
3. Disamping penetapan organisasi proyek, manajemen puncak juga akan
mempengaruhi bentuk organisasi manajemen proyek yang digunakan.
OWNER
PRODEV KONTRAKTOR
Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu
baganorganisasi yang berhaku yaitu Hubungan Fungsional, Hubungan fungsional
adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing pihakyang terlibat dalam proyek,
seperti hubungan antara konsultan perencanadan kontraktor. Misalnya ada tahap
disain dimana konsultan perencanaberfungsi sebagai perencana, kontraktor belum
berfungsi. Demikian pula sebaliknya pada saat kontraktor berfungsi sebagai
pelaksana konstruksi konsultan perencana sudah tidak berfungsi.Bila pada saat
pelaksanaan konstruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan perencanaan,
penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama (kontrak) antarapemilik
dengan konsultan perencana dan kontraktor.
52
desain konstruksi, schematic design, program dan penentuan anggaran, serta
financing. Hal ini dilakukan sebagai upaya menentuka hal-hal yang mencangkup
teknis ekonomi. Hasil akhir pada tahap planning ini meliputi:
a. Laporan survey
b. Studi kelayakan
c. Program and budget
d. TOR atau Term of Reference
e. Master plan
53
Dokumen ini tersedia setelah terjadi ikatan atau kerjasama antara dua pihak
atau lebih.
1. Penunjukan Langsung
Kriteria Penunjukan Langsung Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya meliputi:
54
penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak untuk
menindaklanjuti komitmen internasional dan dihadiri oleh Presiden/Wakil
Presiden;
barang/jasa yang bersifat rahasia untuk kepentingan Negara meliputi
intelijen, perlindungan saksi, pengamanan Presiden dan Wakil Presiden,
Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden beserta keluarganya serta tamu
negara setingkat kepala negara/kepala pemerintahan, atau barang/jasa lain
bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Pekerjaan Konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem
konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas resiko kegagalan bangunan
yang secara keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan sebelumnya;
2. Tender Cepat
Tender Cepat dilakukan untuk metode pemilihan Penyedia
Barang/Konstruksi/Jasa Lainnya dengan menggunakan Sistem Informasi Kinerja
Penyedia Barang/Jasa (SIKaP) yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi,
55
evaluasi penawaran administrasi, evaluasi penawaran teknis, sanggah dan
sanggah banding.
Tender Cepat dapat dilakukan untuk Pengadaan Barang/Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan kriteria:
spesifikasi teknis/KAK dan volume pekerjaan telah ditentukan secara
rinci sehingga persyaratan teknis tidak dikompetisikan;
dimungkinkan penyebutan merek dalam spesifikasi teknis/KAK
sebagaimana dalam ketentuan pasal 19 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; dan
3. Tender
Tender dapat dilakukan untuk Pengadaan Barang/Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan kriteria:
Tender digunakan dalam hal tidak dapat menggunakan E-purchasing,
Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung dan Tender Cepat.
Dalam hal terdapat keragaman item, penyebaran lokasi/tempat
kerja/tempat serah terima, keterbatasan kapasitas dari Pelaku Usaha sebagai
akibat dari konsolidasi maka Pokja Pemilihan dapat menetapkan metode Tender
itemized.
Pada Tender itemized peserta pemilihan dapat menawarkan
satu/beberapa/seluruh item barang/jasa yang ditenderkan, dan Pokja Pemilihan
menetapkan lebih dari 1 (satu) pemenang pemilihan/Penyedia.
56
Sumber : https://id.images.search.yahoo.com/search/images
Gambar 5. 2 Pola Manajemen Proyek
57
pengawas mempunyai hubungan kontrak. Konsultas pengawas bertanggung
jawab wajib melaporkan kemajuan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
Pemberi tugas memberi imbalan berupa fee atas jasa pengawasan yang
dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
d) Hubungan Kerja Kontraktor dan Konsultan
1. Kontraktor bila mengalami kesulitan maka langsung mendiskusikan dengan
konsultan.
2. Konsultan memberikan pengarahan dan teguran kepada kontraktor agar
pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
3. Kontraktor dan konsultan dapat secara bersama-sama memecahkan segala
permasalahan yang dihadapi di lapangan dan disetujui terlebih dahulu oleh
pemberi tugas (owner).
1. Tugas dan Wewenang Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek mempunyai batasan tugas, wewenang dan
tanggung jawab masing-masing yang telah ditugaskan dalam rencana kerja.
Kelancaran suatu proyek tergantung dari kerjasama unsur-unsur organisasi
proyek dimana masing-masing menjalankan wewenangnya dengan baik.
a. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek (owner) adalah orang atau badan hukum atau instansi
yang memberi gagasan atau tugas pada perencana dan pelaksana untuk
mewujudkan keinginannya. Selain itu owner juga bertugas membuat Surat
Perintah Kerja (SPK) dan mendatangani Surat Perjanjian Kontrak serta
menyediakan dan membayar biaya perencanaan dan pembangunan proyek.
Dalam menentukan konsultan perencana, manajemen proyek, dan
kontraktor pelaksana pihak (owner) mengadakan pelelangan umum. Hal ini
sesuai dengan Keppres 80/2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang
dan jasa pemerintah pasal 2 ayat 2 yang berbunyi “Tujuan diberlakukannya
keputusan presiden ini adalah agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang
sebagian atau seluruhnya di biayai APBN/APBD dilakukan secara efisien, efektif,
58
terbuka dan bersaing, transparan, adil atau tidak diskriminatif, dan akuntabel”.
Berikut ini adalah tugas dan wewenang owner :
Tugas Owner
1. Memberi tugas kepada perencana untuk merencanakan proyek.
2. Menyediakan dana yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.
3. Menerima dan memonitor laporan perkembangan proyek.
4. Mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan perjanjian lainnya.
Wewenang Owner
1. Mengawasi penggunaan dana dalam rangka realisasi proyek.
2. Memimpin proyek.
3. Mengambil keputusan.
4. Mengawasi pekerjaan dalam hal ini owner dapat diwakili oleh tim konsultan
manajemen konstruksi.Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis dan administratif yang telah direncanakan
dan disepakati.
5. Mengadakan dan mengesahkan perubahan yang terjadi pada pelaksanaan
pekerjaan.
6. Menegur dan memberhentikan konsultan Manajemen Konstruksi dan atau
kontraktor yang tidak menjalankan tugasnya sesuai rencana.
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseorangan atau perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa konstruksi dengan berbagai disiplin ilmu, khususnya dengan
konstruksi dan arsitektur. Pada proyek pembangunan Asrama Putri
PT.PKNsebagai konsultan perencana memiliki tugas dan wewenang sebagai
berikut :
Tugas Konsultan Perencana
1. Merealisasikan gagasan dari pemilik (owner) tentang proyek.
2. Mengumpulkan data-data yang diperlukan di lapangan, lingkungan dan
penyelidikan tanah untuk perencanaan proyek.
3. Merencanakan gambar rencana bangunan secara keseluruhan yang
merupakan gambar kerja dan gambar detail serta menghitung konstruksi,
59
yang terdiri dari bidang arsitektual, mekanikal dan elektrikal.
4. Menghitung rencana anggaran biaya pelaksanaan pebangunan proyek.
5. Bertanggung jawab atas bangunan yang direncanakan.
6. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek sampai selesai dan memberikan
pengarahan bila perlu.
7. Menginformasikan kepada owner mengenai masalah- masalah yang ada dan
mengusulkan jalan keluarnya.
Wewenang Konsultan Perencana
1. Memeriksa pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak.
2. Memeriksa bahan-bahan beserta spesifikasinya dan alat yang digunakan.
c. Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi atau konsultan pengawas adalah pihak yang
ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan. Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing
seperti teknik sipil, arsitektur, mekanika elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga
sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan efisien..
Tugas Konsultan Pengawas
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.
2. Melaksankan pengawasan secara rutin dalam perjalanan proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dappat dilihat oleh
pemilik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik
proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
5. Mengoreksi dan menyutujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat sebelumnya.
Wewenang Konsultan pengawas adalah :
60
1. Memperingati atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja.
2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan.
3. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
4. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing
pelaksana proyek.
5. Melakukan peerubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (Site
instruction).
6. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan atau instansi yang berbentuk badan hukum
yang dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik atau yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan implementasi fisik berdasarkan surat
kontrak. Selain itu juga kontraktor utama mempunyai tanggung jawab atas
desain, engineering, pengadaan material, pabrikasi hingga pada konstruksi dan
instalasi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek, bila kontraktor mendapat
kesulitan, maka kontraktor pelaksana meminta petunjuk kepada konsultan
perencana..
Tugas dan Kewajiban Kontraktor adalah :
1. Membuat jadwal waktu pekerjaan (time schedule) secara terperinci untuk
setiap jenis pekerjaan serta mengevaluasi perkembangannya.
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan (As Built drawing) dan melaksanakan
pengadaan material serta peralatan yang di rekomendasikan atau telah
disetujui oleh direksi Manajemen Konstruksi.
3. Menyerahkan rencana kerja dan metode pelaksanaan untuk disetujui oleh
direksi Manajemen Konstruksi.
4. Menyediakan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Membuat laporan kemajuan peekerjaan (progress report).
6. Mengikuti rapat periodik bersama owner dan konsultan perencana.
61
Wewenang kontraktor adalah :
1. Mengkoordinir pekerja dalam masalah teknis serta data administrasi.
2. Kontraktor bisa langsung menunjuk sub kontraktor.
4.14. PENERAPAN STANDAR DAN PERATURAN
Dalam menyelesaikan suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan
efektif dan efisien, diperlukan sistem manajemen yang baik. Untuk menerapkan
sistem manajemen yang baik, diperlukan berbagai metode sesuai jenis bangunan
yang diselesaikan. Pihak manajemen menyusun dan mengarahkan metode-
metode agar dapat menyelaraskan antara sumber daya dan penggunaan peralatan
untuk mencapai tujuan proyek. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan
penggunaan peralatan dan pemanfaatan sumber daya di antaranya biaya, waktu,
dan sosial. Untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, maka manajemen
konstruksi melibatkan tahapan-tahapan metode yang standar digunakan pada
setiap bangunan (rumah, gedung, dll). Metode-metode tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang wajib
dilakukan dalam melaksanakan suatu proyek. Pada tahap ini, segala izin
yang dibutuhkan untuk proses pembangunan telah diurus serta segala
sesuatu yang menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah
disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan. Penyusunan jadwal
terinci, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, hingga kelengkapan
administrasi lapangan harus sudah disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
Kontraktor juga harus mempertimbangkan situasi lapangan sebagai
berikut:
a. Volume pekerjaan yang merujuk pada batasan minimal yang wajib
terpenuhi. Hal ini agar proyek tidak menyimpang dari perencanaan.
b. Kontraktor meneliti situasi lapangan seperti kontur tanah, sifat dan
luasan proyek hingga hal-hal yang bersangkutan agar tidak
62
berpengaruh pada estimasi biaya dan waktu.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan proyek, kontraktor
juga wajib melakukan pengukuran yang sesuai dengan target dan estimasi
waktu serta biaya proyek.
Pada tahap ini, kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan
ukuran dan mutu bangunan yang sesuai dengan syarat dan rencana kerja.
Akan tetapi, jika terjadi ketidakcocokan, kontraktor tidak diperkenankan
untuk melakukan tindakan pembetulan sebelum mendapatkan persetujuan
dari manajemen konstruksi.
Selanjutnya, pada tahap ini perlu diambil langkah pembersihan
yang mana kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari hal-hal
yang dapat menghambat proses pembangunan. Contohnya, lokasi harus
bersih dari pepohonan sampai ke akarnya agar tidak merusak struktur
tanah pada bangunan.
2. Pekerjaan Tanah dan Pasir
Tahap ini meliputi penggalian fondasi, hingga penimbunan galian
serta pemadatan setiap lapisan mencapai titik peil yang telah direncanakan.
Dalam tahap ini, terdapat beberapa ketentuan yang wajib di penuhi
kontraktor seperti:
a. Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar
serta mendapatkan persetujuan dewan pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah pondasi dimulai setelah pemasangan bouwplank dan
patok-patok disetujui direksi / pengawas lapangan. Fondasi yang
dibangun menggunakan batu gunung yang bermutu tinggi serta
mengandung lumpur dan pada bagian entrance menggunakan dengan
batu bata.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras dan bersih dari akar-akar
kayu, kotoran-kotoran serta bagian-bagian tanah yang longgar (tidak
padat)
d. Dilakukan pengurugan yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan
urugan kembali bekas tanah galian sesuai dengan gambar proyek.
63
3. Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang
bertulang hingga beton yang tidak bertulang. Kualitas beton sangat
tergantung pada bahan-bahan yang digunakan, yaitu:
a. Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar
berdasarkan Asosiasi Semen Indonesia. Dan juga, semen yang
digunakan harus benar-benar fresh atau belum mengeras. Dalam
menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib
memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar
berdasarkan Asosiasi Semen Indonesia. Dan juga, semen yang
digunakan harus benar-benar fresh atau belum mengeras. Dalam
menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib
memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
b. Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air
tawar yang memenuhi syarat dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung
minyak, asam alkali, dan bahan kimia lainnya yang merusak mutu
beton.
c. Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya
sebagai bahan campuran beton, kerikil yang dipilih juga harus
memenuhi syarat PBI 1971 yaitu memiliki gradasi yang baik, syarat
kekerasan yang tinggi, tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak
berpori.
d. Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus
memenuhi syarat mutu dari PBI 1971 diantaranya adalah dapat berupa
64
pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam, memiliki gradasi yang
baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak berpori, serta tidak
mengandung lumpur > 5%.
e. Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton
yang baik juga harus memenuhi syarat PBI 1971 diantaranya adalah
bersih dari lapisan minyak / karat / bebas cacat.
f. Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk
digunakan adalah kayu yang bentuk dan sifatnya tidak mengurangi
mutu bangunan dan memenuhi syarat dan ketentuan PKKI NI-5.
Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-
kuda atap yang meliputi kuda-kuda, gording, atap penutup hingga
seluruh detail sesuai rancangan proyek. Perlu diketahui, bahan atap
yang baik digunakan adalah yang bertaraf Standar Nasional Indonesia
(SNI) seperti atap genteng berbahan metal roof serta nok metal roof.
Selain itu, atap harus ditopang dengan kerangka berbahan kayu kelas 11
berkualitas baik.
4. Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen
konstruksi serta rancangan proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik,
maka kontraktor harus mengikuti petunjuk dari manajemen konstruksi.
Pada dasarnya, pemasangan lantai keramik harus mengikuti aturan bahwa
lantai keramik harus bersih, tidak retak ataupun bergelombang. Apabila
pemasangan keramik tidak rapi atau tidak sesuai dengan rancangan
proyek, maka wajib dibongkar dan dipasang ulang.
5. Pekerjaan Instalasi Listrik
Salah satu komponen yang tidak kalah penting adalah instalasi
listrik. Pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan peraturan listrik
yang berlaku di Indonesia. Pada tahap ini, pekerjaan meliputi pengadaan
dan pemasangan seluruh komponen-komponen kelistrikan tidak terkecuali
65
sakelar, stop kontak, lampu, panel listrik, hingga tahap percobaan sampai
listrik dapat menyala dengan baik.
6. Pekerjaan Penutup
Pekerjaan penutup ini meliputi pekerjaan pembersihan dan
pemeliharaan. Pada masa pekerjaan pembersihan, kontraktor wajib
membersihkan seluruh bagian dari proyek yang meliputi lantai, dinding,
atap, pintu, jendela, plafon dan lainnya hingga bangunan siap untuk
dihuni. Sedangkan pada masa pemeliharaan, kontraktor berkewajiban
mengganti material-material yang rusak ataupun tidak berfungsi sebagai
mana target proyek.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
66
rencana.
5. Proyek pekerjaan Kontruksi dan Fasum Asrama putri ini merupakan
proyek pribadi milik PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
6.2. SARAN
67
LAMPIRAN
68
69
70