Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) yang mempunyai tanggung jawab atas kondisi kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan
bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bersangkutan.
UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling sebagai unit pelaksana teknis dari Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung sebagaimana telah disebutkan mempunyai tanggung
jawab masalah kesehatan kesehatan di wilayah kerjanya, yaitu di Kecamatan Kemiling.
Letak UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling di jalan Imam Bonjol Nomor 592 Kecamatan
Kemiling Bandar Lampung, mempunyai luas wilayah ±..... Km2 meliputi 4 kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Sumber Rejo
2. Kelurahan Sumber Rejo Sejahtera
3. Kelurahan Kemiling Permai
4. Kelurahan Kemiling Raya

Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Kemiling (data Profil UPT Puskesmas Rawat
Inap Kemiling tahun 20..) adalah jiwa, dengan proporsi jumlah jiwa yang ditanggung
dengan pembiayaan BPJS (kapitasi) ± 31.000 jiwa.
Kondisi geografis daerah sekitar Puskesmas adalah dataran rendah dengan beberapa daerah
perbukitan, daerah perkotaan yang padat pemukiman, terdapat beberapa pusat perbelanjaan,
sekolah, faskes lanjutan (rumah sakit), beberapa kantor dan lain-lain.
Jumlah kunjungan sakit (pasien) maupun kunjungan sehat di UPT Puskesmas Rawat Inap
Kemiling rata-rata .... orang perbulan (data Profil UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling
tahun 20..), sebagian besar adalah pengguna BPJS ± 70 %, program P2KM ± 25 % dan
pasien umum.
Jumlah peserta program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) di UPT Puskesmas Rawat
Inap Kemiling (data program Prolanis UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling tahun 20...)
adalah ±..... orang.
Berdasarkan fungsinya (Permenkes Nomor 43 Tahun 2019) maka UPT Puskesmas Rawat
Inap Kemiling juga menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama, dimana kedua upaya tersebut bersinergi
dalam manajemen Puskesmas. Hal ini juga diselaraskan dengan visi Puskesmas yaitu
“Mewujudkan masyarakat kemiling sehat dan mandiri” sehingga pelaksanaan seluruh
kegiatannya harus mencerminkan visi tersebut.
Salah satu hal penting yang dilakukan dalam UKP adalah bagian pendaftaran, yang
merupakan pintu gerbang utama dari dimulainya seluruh aktivitas dan kegiatan dalam
gedung di Puskesmas. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kesehatan, telah terjadi pergeseran orientasi layanan kesehatan dari layanan kuratif
menjadi promotif dan preventif, sehingga berimbas pada meluasnya sistem layanan
kesehatan mulai dari pelaksanaan proses pendaftaran pasien, pemberian informasi, aktivasi
sistem upaya keselamatan pasien maupun petugas, dan upaya terkait lainnya untuk
meningkatkan mutu layanan kesehatan.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 1 of 22


B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan pendaftaran yang bermutu di UPT Puskesmas Rawat Inap
Kemiling.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam melaksanakan prosedur pelayanan pendaftaran di UPT
Puskesmas Rawat Inap Kemiling.
b. Terlaksananya sistem manajemen yang baik dalam layanan pendaftaran.
c. Meminimalisir resiko yang mungkin timbul.
d. Terpenuhinya standar keselamatan pasien.
e. Meningkatkan kompetensi, kualifikasi dan profesionalisme sumber daya manusia di
unit pendaftaran.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Seluruh unit layanan kesehatan dalam lingkup UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling,
meliputi :
1. Identifikasi.
2. Verifikasi data.
3. Pembuatan kartu berobat atau penempelan stamp nomor rekam medis pada identitas
pasien.
4. Pembuatan buku rekam medis.
5. Pencarian nomor RM bagi pasien yang tidak membawa kartu berobat
6. Penyampaian informasi.
7. Pengarsipan.

D. Batasan Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.

2. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perorangan.

4. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan
dalam satu sistem.

5. Sistem informasi Puskesmas, adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas
dalam mencapai sasaran kegiatan.

6. Pendaftaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mencatat data sosial/identitas untuk
mendapatkan kejelasan layanan lanjutan yang dibutuhkan.

7. Loket pendaftaran adalah sarana penyedia layanan tempat pendataan dan pencatatan.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 2 of 22


E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis.
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 15 tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Manajemen Puskesmas.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 3 of 22


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan layanan pendaftaran sesuai
standar, maka dibutuhkan sumberdaya manusia yang mencukupi baik dari segi jumlah,
kualifikasi dan bila memungkinkan memenuhi kompetensi. Berikut ini adalah pola
ketenagaan petugas layanan pendaftaran di UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling :

No Jenis Ketenagaan Kualifikasi Jumlah Keterangan


1. Koordinator loket a. Pendidikan : 1 orang
pendaftaran Minimal SMU atau sederajat.
b. Mempunyai :
Ijazah sesuai dengan
pendidikan.
c. Pelatihan :
1) SIBADAK.
2) Aplikasi P-Care BPJS.
3) Komunikasi efektif non
medis.
d. Kemampuan dasar :
1) Mampu menerapkan
manajemen di bidang
pendaftaran.
2) Mampu bekerja secara tim
(teamwork).
e. Keterampilan :
1) Mahir dan menguasai
program komputer
(Windows atau iOS).
2) Menguasai sistem informasi
kesehatan Puskesmas
(Simpus) dan atau
SIBADAK.
3) Pencatatan dan pelaporan.
4) Pendokumentasian dan
mengarsipkan.
5) Komunikasi efektif.

2. Pelaksana layanan a. Pendidikan : 3 orang Disesuaikan


pendaftaran Minimal SMU atau sederajat. dengan
b. Mempunyai : analisis
Ijazah sesuai dengan beban kerja
pendidikan. pegawai,
c. Mampu bekerja secara tim jenis
(teamwork). layanan
d. Pelatihan :
pendaftaran,
1) Workshop operating system
kemampuan
(OS) computer.
2) Komunikasi efektif non Puskesmas
medis. untuk
e. Keterampilan : melakukan
1) Mahir dan menguasai rekrutmen

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 4 of 22


program komputer
(Windows atau iOS).
2) Menguasai sistem informasi
kesehatan Puskesmas
(Simpus) dan atau SIKDA.
3) Pencatatan dan pelaporan.
4) Pendokumentasian dan
mengarsipkan.
5) Komunikasi efektif.

Uraian tugas
1. Koordinator loket pendaftaran.
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan pelayanan pendaftaran (manajerial).
b. Menyusun rencana kegiatan pelayanan pendaftaran berdasarkan data program
Puskesmas.
c. Melaksanakan kegiatan pemantauan (monitoring) atau supervisi pelaksanaan
layanan pendaftaran.
d. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang aktif dan efektif dengan unit terkait
lainnya.
e. Melakukan evaluasi dan analisis kegiatan pelayanan pendaftaran secara
keseluruhan.
f. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data hasil evaluasi analisis
secara periodik.
g. Melaksanakan kegiatan monitoring insiden keselamatan pasien (IKP).
h. Melaksanakan penanganan insiden keselamatan pasien (IKP) dalam unitnya.
i. Menyusun laporan insiden keselamatan pasien (IKP) 1 kali/tahun atau insidental.
2. Pelaksana layanan pendaftaran.
a. Melaksanakan kegiatan pelayanan pendaftaran pasien dan atau pengunjung
Puskesmas.
b. Melaksanakan identifikasi pasien.
c. Melakukan verifikasi data pasien atau pengunjung.
d. Membuat kartu pendaftaran baru.
e. Membuat buku rekam medis bagi pasien baru.
f. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan pendaftaran.
g. Memasukkan (input/entry) data pasien/pengunjung dalam sistem informasi
Puskesmas.
h. Memastikan tidak terjadinya insiden keselamatan pasien di unitnya.
i. Melakukan penanganan insiden keselamatan pasien di unitnya.
j. Menyusun laporan insiden keselamatan pasien harian.

B. Distribusi Ketenagaan
Pada hari kerja dan jam kerja pembagian ketenagaan di loket pendaftaran adalah :

No Loket Pendaftaran Jenis Jumlah


Ketenagaan
1. Loket BPJS Pelaksana 1 orang
2. Loket P2KM dan Umum Pelaksana 1 orang
3. Loket Lansia dan atau Disabilitas Pelaksana 1 orang

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 5 of 22


C. Jadwal Kegiatan

Jam Buka Tutup Ruang Pendaftaran

No Hari Jam Pendaftaran Keterangan


1. Senin sampai dengan Kamis 07.30 WIB – 13.00 WIB
2. Jum’at 07.30 WIB – 10.30 WIB
3. Sabtu 07.30 WIB – 12.00 WIB

Jadwal Pelayanan
No Hari Jam Pelayanan Keterangan
1. Senin sampai dengan Kamis 07.30 WIB – 14.00 WIB
2. Jum’at 07.30 WIB – 11.30 WIB
3. Sabtu 07.30 WIB – 13.00 WIB

Setelah ruang pendaftaran tutup maka pasien langsung menuju ke ruang gawat darurat.
Pasien dilayani di Ruang Gawat Darurat. Ruang gawat darurat buka 24 jam.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 6 of 22


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Denah ruangan tercantum dalam lembar lampiran.

B. Standar Fasilitas
Prasarana :
1. Satu ruang loket pendaftaran terletak di area depan (sesuai denah ruangan).
2. Backdrop di belakang meja pendaftaran (dengan logo dan tulisan nama Puskesmas).

Sarana/ peralatan
No. Jenis Sarana Jumlah Keterangan
1. Meja pendaftaran ukuran 80 cm x 300 cm 1 unit
2. Kursi petugas 7 unit
3. Kursi tunggu bagi pasien/pengunjung 5 set
4. Komputer (PC) + CPU 4 unit
5. Printer 3 unit
6. Barcode 1 unit
7. Microphone dan speaker aktif 3 set

Perlengkapan
No Jenis Jumlah Keterangan
1. Monitor TV 1 unit
2. Kipas angin 2 unit
3. Alat tulis kantor (ATK) sesuai
kebutuhan
4. Media informasi (banner) 9 set
5. Kartu pendaftaran sesuai
kebutuhan
6. Lemari/rak penyimpanan arsip/dokumen 5 buah
7. Tempat sampah 1 buah

Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan


Setiap peralatan dan perlengkapan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan
(manualinstructions) yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk
penggunaan tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus
diperhatikan. Cara penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing jenis peralatan dapat
dituangkan dalam prosedur tetap.
Pada setiap peralatan dilakukan pemeliharaan sesuai dengan petunjuk penggunaan, yaitu
semua kegiatan yang dilakukan agar diperoleh kondisi yang optimal, dapat beroperasi
dengan baik dan dapat segera dimanfaatkan, menekan biaya operasional untuk perbaikan
peralatan, meningkatkan keamanan kerja.
Untuk itu setiap peralatan harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau
di dekat alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan
kelainan-kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera
dilaporkan kepada penanggung jawab alat untuk dilakukan perbaikan.

Perbaikan Peralatan
Alat yang diduga mengalami gangguan, tidak boleh digunakan, harus diberi label yang jelas
dan disimpan dengan baik sampai selesai diperbaiki dan memenuhi kriteria yang ditentukan
(pengujian dan kalibrasi) untuk digunakan kembali.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 7 of 22


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan di loket pendaftaran adalah :
1. Pelayanan pendaftaran pasien.
2. Pelaporan data bulanan jumlah kunjungan pasien.
3. Perencanaan kegiatan terhadap pelayanan di loket pendaftaran.

B. Langkah Kegiatan
1. Pendaftaran
Pendaftaran adalah proses untuk mendaftarkan, mencatat identitas individu/pasien yang
akan menerima layanan kesehatan. Pendaftaran pasien merupakan layanan yang pertama
kali diterima oleh individu/pasien saat tiba di Puskesmas.
a. Kriteria pasien.
1) Menurut layanan kesehatan yang dituju dan diterima :
a. Pasien rawat jalan.
b. Pasien rawat inap.
2) Menurut status kegawatannya, dibedakan menjadi :
a. Pasien Gawat Darurat
Pasien Gawat Darurat berhak mendapatkan prioritas pelayanan
pendaftaran.
b. Pasien Non Gawat Darurat.

Menurut urutan waktunya dibedakan menjadi :


1) Pasien Baru
Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke Puskesmas untuk
keperluan mendapatkan pelayanan kesehatan.
2) Pasien Lama
Pasien Lama adalah Pasien yang pernah datang sebelumya untuk keperluan
mendapatkan pelayanan kesehatan.

b. Prosedur Pendaftaran Pasien


1) Semua Pasien ditanyakan apakah sudah melakukan CTPS (cuci tangan pakai
sabun).
2) Semua pasien dilakukan screening covid 19 dan diukur suhu tubuh nya di
petugas CS (customer service) 1. Lalu petugas memberikan nomor antrean
pendaftaran pada pasien/keluarga dan mempersilahkan menuju customer
service 2.
3) Petugas menanyakan unit yg akan dutuju
4) Petugas CS 2 memberikan nomor antre unit layanan yang akan dituju pasien.
(mengentri ke Pcare bagi pasien BPJS yg sudah pernah berobat) .
5) Petugas pendaftaran memanggil pasien berdasarkan nomor antrean.
6) Petugas menyapa pasien dengan 3S (Senyum, Salam, Sapa).
7) Petugas menanyakan tujuan kedatangan pasien.
8) Petugas memprioritaskan pelayanan pasien Gawat Darurat, Pasien Lansia/
disabilitas, pasien ibu hamil > 8 bulan, pasien risiko tinggi (risti) dengan
mendahulukan pelayanan pendaftaran.
9) Petugas menanyakan apakah pasien sudah pernah berkunjung ke Puskesmas
Kemiling atau belum untuk menentukan status pasien lama atau pasien baru.
10) Untuk pasien lama :
 Petugas pendaftaran menanyakan kartu identitas berobat pasien
 Petugas loket pendaftaran mengambil berkas rekam medis bagi pasien
tersebut.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 8 of 22


 Petugas pendaftaran melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
identifikasi pasien.
 Apabila pasien tercatat sebagai peserta BPJS, petugas pendaftaran
memeriksa status kepesertaan pasien dan entry kunjungan di aplikasi
pcare. (dihapus)
 Apabila pasien dengan pengguna program kesehatan pemerintah kota
Bandar Lampung (P2KM), petugas memeriksa kelengkapan data dan surat
pernyataan yang sesuai dengan persyaratan pemerintah kota.

 Petugas melakukan pencatatan kunjungan pasien pada Buku Register


Pendaftaran.
 Petugas pendaftaran menulis tanggal di form anamnesa, menambahkan
refil form anamnesa untuk yg sudah habis
 Petugas pendaftaran menyematkan nomor antrean pelayanan ke rekam
medis.
 Petugas pendaftaran mempersilakan pasien menuju ruang tunggu
pelayanan yang dibutuhkan.

11) Untuk pasien baru :


 Petugas pendaftaran menanyakan Kartu Identitas Pasien (KTP/KK/Kartu
Identitas lain yang berlaku).
 Petugas loket pendaftaran menanyakan apakah pasien memiliki kartu BPJS
atau tidak.
- Jika pasien mempunyai kartu BPJS, petugas memeriksa status
kepesertaan pasien dan entry kunjungan di aplikasi pcare.
(menyimpan nomor RM pasien di P care)
- Jika pasien tidak memiliki kartu BPJS, petugas mencatat sebagai
pasien pengguna program P2KM atau umum .
 Petugas ruang pendaftaran membuatkan rekam medis dan kartu berobat
atau menempelkan stamp yang berisi nomor rekam medis pada KTP atau
kartu identitas pasien/keluarga pasien bagi pasien baru.
 Untuk pasien baru dengan status pasien umum, petugas membuatkan tanda
bukti pelayanan antara lain :
- Administrasi rekam medis.
- Retribusi.
kemudian meminta pasien untuk membayar biaya administrasi tersebut
ke kasir dan kembali ke bagian pendaftaran.
a) Untuk pasien baru dengan status pengguna program kesehatan
pemerintah kota (P2KM), petugas membuatkan tanda bukti pelayanan
antara lain :
- Administrasi rekam medis;
- Kartu berobat atau stamp nomor rekam medis yang ditempelkan
pada KTP atau kartu identitas pasien/keluarga pasien.
b) Apabila pasien telah selesai melakukan pembayaran administrasi
pendaftaran, petugas menyerahkan Kartu Berobat kepada pasien atau
menempelkan stamp nomor rekam medis pada KTP atau kartu identitas
pasien/keluarga pasien , dan memberi tahu pasien agar kartu tersebut
selalu dibawa setiap berkunjung ke Puskesmas Kemiling untuk keperluan
pelayanan kesehatan.
c) Petugas pendaftaran melakukan pencatatan kunjungan pasien pada buku
register pasien.
d) Petugas pendaftaran menyematkan nomor antrean pelayanan pada rekam
medis pasien.
e) Petugas pendaftaran mempersilakan pasien menuju ruang tunggu
pelayanan yang dibutuhkan.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 9 of 22


c. Alur Pendaftaran Puskesmas Kemiling
PETUGAS PROSES
PASIEN AMBIL NOMOR PENDAFTARAN PENDAFTARAN
DATANG ANTREAN MEMANGGIL
PASIEN SESUAI
NOMOR ANTREAN

PETUGAS
MEMPERSILAKAN
PASIEN PASIEN MENUNGGU
MENUNGGU DI RUANG TUNGGU
PANGGILAN UNIT UNIT
PELAYANAN YANG PELAYANAN YANG
DIBUTUHKAN DITUJU

d. Alur Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling selama pandemi COVID 19

SCREENING AMBIL
PASIEN CTPS COVID & NOMOR
DATANG (Cuci tangan pakai sabun) PENGUKURAN ANTREAN
DENGAN SUHU TUBUH
MEMAKAI
MASKER

PETUGAS PETUGAS
MEMPERSILAKAN PROSES PENDAFTARAN
PASIEN MENUNGGU PENDAFTARAN MEMANGGIL
DI RUANG TUNGGU PASIEN SESUAI
UNIT NOMOR ANTREAN
PELAYANAN YANG
DITUJU

PASIEN
MENUNGGU
PANGGILAN UNIT
PELAYANAN YANG
DIBUTUHKAN

e. Persyaratan Pendaftaran
Persyaratan pendaftaran adalah persyaratan teknis dan administrasi yang diperlukan
untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya. Persyaratan
pelayanan di bagian pendaftaran, dengan posisi yang mudah dilihat oleh pasien.

Persyaratan Loket Pendaftaran:


1) Membawa Kartu Berobat atau KTP yang telah ditempel stamp nomor rekam medis
(bagi pasien lama).
2) Membawa kartu identitas diri (KTP /KK /SIM/ Identitas lainnya)

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 10 of 22


3) Membawa kartu tanda kepesertaan BPJS bagi anggota BPJS (ASKES/BPJS
Mandiri/ KIS).
4) Untuk berobat pengguna program kota Bandar Lampung (P2KM) antara lain :
 Membawa KK dan E-KTP (yang sudah di fotocopy) masing – masing
1 lembar, bagi yang belum memiliki E-KTP dapat menyertakan fotocopy
SUKET dari disduk capil dan mengisi surat pernyataan di meja costumer
service.
 Apabila di bawah umur 17 tahun, maka membawa KK dan E-KTP orang tua
masing – masing 1 lembar dan mengisi surat pernyataan di meja costumer
service.

f. Jenis Pelayanan
Jenis Pelayanan adalah jenis pelayanan berupa upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Jenis pelayanan berupa upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang
diselenggarakan di Puskesmas Kemiling sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2) Ada ketetapan Kepala Puskesmas tentang jenis pelayanan yang disediakan oleh
Puskesmas.
3) Tersedia informasi tentang jenis pelayanan sehingga pasien mengetahui dan
memahami jenis pelayanan Puskesmas serta dapat memanfaatkanya.

Adapun jenis pelayanan berupa upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang
diselenggarakan di Puskesmas Kemiling antara lain :
1) Pelayanan Tindakan dan Gawat Darurat
2) Pelayanan Rawat Jalan
- Pelayanan Pemeriksaan Umum
- Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
- Pelayanan Kesehatan Anak
- Pelayanan Kesehatan Ibu dan KB
- Pelayanan Imunisasi
3) Pelayanan Penunjang
- Pelayanan Laboratorium
- Pelayanan KIE (Komunikasi, informasi, edukasi)

BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan pendaftaran yang memenuhi standar di


UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling, maka perlu didukung oleh penyediaan logistik yang
memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan melalui
usulan unit pelayanan terkait. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan
pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan di jadwalkan. Pengadaan peralatan, bahan dan
perlengkapan dalam pelaksanaan pelayanan pendaftaran di Puskesmas di selenggarakan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

A. Manajemen Logistik
Manajemen logistik pelayanan pendaftaran adalah suatu pengetahuan serta proses
mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta
penghapusan material atau alat - alat pelayanan pendaftaran. Tujuan dari manajemen logistik

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 11 of 22


adalah tersedianya peralatan, bahan dan perlengkapan saat dibutuhkan, baik mengenai jenis,
jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Dengan demikian manajemen
logistik dapat dipahami sebagai proses penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya
yang dimiliki dan potensial untuk dimanfaatkan secara operasional, efektif dan efisien. Oleh
karena itu untuk menilai apakah pengelolaan logistik sudah memadai adalah dengan menilai :
1. Apakah sering terjadi keterlambatan penyediaan
2. Apakah bahan yang dibutuhkan tidak tersedia
3. Berapa kali frekuensinya
4. Berapa banyak persediaan yang menganggur (idle stok) dan
5. Berapa lama hal itu terjadi
6. Berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat dipakai lagi

Manajemen logistik sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan :


1. Perencanaan Kebutuhan
Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah untuk menghitung berapa besar kebutuhan
bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu, biasanya untuk waktu satu
tahun. Adapun cara pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kebutuhan yaitu
dengan melihat program kerja yang akan datang meliputi :
a. Membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksana kegiatan pada periode
waktu yang akan datang, yang berorientasi kepada program pelayanan, pola penyakit,
target kinerja pelayanan.
b. Memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisasi bahan ataupun kebijakan
dalam pengadaan.
c. Menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, meliputi jenis,
jumlah maupun spesifikasi logistik.
d. Memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang.

2. Penganggaran
Menghitung kebutuhan diatas dengan hasil perencanaan sesuai dengan kebutuhan.

B. Standar Alat dan Fasilitas


Standar sarana prasarana dan perlengkapan dalam penyelenggaraan pelayanan pendaftaran di
Puskesmas mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

C. Pengadaan
Pengadaan yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk mengadakan bahan logistik yang
telah direncanakan, baik melalui prosedur :
1. Permintaan
2. Pembelian
3. Sumbangan / dropping dari pihak lain yang tidak mengikat

D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi penerimaan barang/peralatan, yang
juga mempunyai peran strategi. Secara garis besar yang harus di cek kebenarannya adalah :
1. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta waktu penyerahan barang
terhadap surat pesanan (SP), surat perintah kerja (SPK) atau purchase order.
2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau, noda, dan
sebagainya yang mengindikasikan tingkat kualitas bahan.
3. Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP.
4. Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara penerimaan (BAP)
barang. Berdasarkan sifat dan kepentingan bahan/barang logistik yang ada, beberapa jenis
barang logistik, yang biasanya tidak langsung disimpan digudang, akan tetapi
diterimakan langsung kepada pengguna. Yang penting adalah bahwa mekanisme ini harus
diatur sedemikian rupa sehingga tercipta internal check (saling uji secara otomatis) yang
memadai, yang ditetapkan oleh yang berwenang (pimpinan).

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 12 of 22


Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi. Beberapa keuntungan
melakukan fungsi penyimpanan ini adalah :
1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif.
2. Untuk menghindari kekosongan bahan.
3. Untuk menghemat biaya serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga.
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap pakai.
5. Untuk mempercepat pendistribusian.

Ada beberapa teori tentang pengendalian logistik, namun penerapannya harus hati-hati.
Misalnya untuk menerapkan teori persediaan ada beberapa syarat, antara lain :
1. Kebutuhan barang dapat diperkirakan dan dihitung dengan pasti.
2. Kesinambungan pemasok dapat dijamin.
3. Sistem informasi logistik yang terintegrasi dalam sistem informasi manajemen
memadai.
4. Pengawasan internal (internal auditor) berjalan dengan baik dan konsekuen
5. Membudayakan pelaksanaan kerja yang tertib dan sehat
6. Reward dan punishment system yang konsekuen dan konsisten.
7. Tersedia gudang dan pengelolaan yang memadai
8. Anggaran yang cukup.

Metode yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan di Puskesmas adalah


dengan memperhatikan sifat barang, apakah termasuk barang vital esensial atau normal
(VEN system), digabungkan dengan apakah barang tersebut termasuk fast atau slow moving.
Kombinasi kedua metode ini selama periode tertentu kemudian dihitung kebutuhan atau
penggunaanya akan diketahui rata-rata penggunaan perbulan dan fluktuasi permintaannya.
Dari perhitungan ini secara empiris, dapat ditentukan berapa besar jumlah :
1. Persediaan minimal jenis barang perbulan.
2. Persediaan maksimal jenis barang perbulan.
3. Persediaan pengaman jenis barang perbulan.

Untuk menghitung ini, yang perlu diperhatikan adalah berapa lama (durasi) waktu
penyediaan sejak pesanan diterima rekanan/supplier sampai barang diterima oleh Puskesmas
(lead time) dan berapa kebutuhan barang selama periode tersebut.
Dalam penyimpanan ada istilah FEFO ( first expired first out). Mana yang mempunyai masa
kadaluarsa pendek harus dikeluarkan terlebih dahulu, tidak tergantung kapan diterimanya
digudang.

E. Pendistribusian
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak langsung akan
mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan oleh karena itu harus ditetapkan
prosedur yang baku pendistribusian bahan logistik, meliputi :
1. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab mengenai kebenaran dan kewajaran
permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi maupun penyerahannya. Hal ini
sangat penting agar tidak terjadi pemborosan atau pengeluaran yang tidak perlu.
2. Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab menyetujui permintaan dan pengeluaran
barang dari gudang.

F. Penghapusan

Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab bendahara barang atas bahan


atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari catatan/pembukuan yang berlaku.
Penghapusan barang diperlukan karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai lagi
2. Bahan/barang rusak tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk didaur ulang.
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date).
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 13 of 22


Penghapusan barang dapat dilakukan dengan :
1. Pemusnahan yaitu dibakar atau dipendam/ditanam
2. Dijual/dilelang.

Untuk instansi pemerintah, hasil penjualan dan pelelangan harus disetor ke kas Negara.
Setelah penghapusan dilaksanakan, maka dibuat berita acara penghapusan yang tembusannya
dikirim keinstansi yang berkompeten.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Umum
Keselamatan merupakan prioritas utama dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Lima hal yang terkait keselamatan dalam pelayanan Puskesmas diantaranya adalah
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan petugas kesehatan atau keselamatan kerja,
keselamatan bangunan dan peralatan, keselamatan lingkungan (green productivity) dan
keselamatan organisasi atau administrasi.
Berbagai resiko yang dapat dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di
Puskesmas antara lain resiko organisasi/administrasi (corporate risk), resiko pelayanan
medis (clinical risk), resiko lingkungan (non-clinical/physical risk) dan resiko keuangan
(financial risk). Mengingat banyaknya resiko yang dapat mengancam keselamatan baik
pasien maupun tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas, maka
pelaksanaan program manajemen resiko serta acuan untuk melaksanakan program tersebut
perlu dilakukan dan diupayakan.

B. Pengertian
1. Keselamatan Pasien/Patient Safety.
Suatu sistem dalam pelayanan kesehatan yang membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
a. Asesmen resiko.
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien.
c. Pelaporan dan analisis insiden.
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.
e. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.

Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilaksanakan.

2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/Adverse Event.


Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang menyebabkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil,
dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat karena kesalahan
medis maupun non-medis karena tidak dapat dicegah.
KTD yang tidak dapat dicegah/Unpreventable Adverse Event.
Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang
mutakhir.

3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/Near Miss.


Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi
cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan, pencegahan, atau peringanan.

4. Kesalahan Medis/Medical Error

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 14 of 22


Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan termasuk gagal melakukan sepenuhnya
suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya.
Dapatakibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission).

5. Insiden Keselamatan Pasien (Patient Safety Incident).


Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

6. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien .


Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak
diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. Sistem ini juga mendokumentasikan kejadian-kejadian yang tidak konsisten
dengan operasional rutin layanan kesehatan atau asuhan pasien.

7. Manajemen Resiko (Risk Management).


Dalam hubungannya dengan operasional, istilah manajemen resiko dikaitkan kepada
aktivitas perlindungan diri yang berarti mencegah ancaman yang nyata atau berpotensi
nyata terhadap kerugian keuangan akibat kecelakaan, cedera atau malpraktik medis.

8. Kejadian Sentinel (Sentinel Event).


Suatu KTD yang menyebabkan kematian atau cedera yang serius, biasanya untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, terkait dengan
keseriusan cedera yang terjadi, sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

C. Sasaran
Seluruh pasien dan pengunjung atau pengguna jasa layanan kesehatan dalam lingkup
wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling.

D. Ruang Lingkup
Seluruh unit layanan klinis dan medis dalam lingkup UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling
(termasuk loket pendaftaran).

E. Sasaran Keselamatan Pasien


Enam sasaran keselamatan pasien meliputi :
1. Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien.
2. Pelaksanaan komunikasi efektif dalam pelayanan klinis.
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat.
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan.
5. Pengurangan resiko infeksi.
6. Tidak terjadinya pasien jatuh.

Standar Keselamatan Pasien


1. Hak pasien
Standar :
Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan
hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tidak diharapkan.

2. Mendidik Pasien dan Keluarga


Standar :
Puskesmas harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung
jawab pasien dalam asuhan keluarga.
Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien
yang merupakan partner dengan proses pelayanan.
Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 15 of 22
3. Keselamatan Pasien dan Keseimbangan Pelayanan
Standar :
Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga
dan unit pelayanan.
Kriteria :
 Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh (mulai dari pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan) yang disesuaikan dengan kebutuhan
pasien dan kelayakan sumber daya.
 Terdapat koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi
dan rujukan, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, dan lainnya.
 Terdapatnya informasi dan transer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat
tercapai proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melaksanakan evaluasi dan


Peroram peningkatan keselamatan pasien
Standar :
Puskesmas harus mendesain proses baru, memperbaiki proses yang ada, memonitor, dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD.
Kriteria :
 Melakukan proses perencanaan/desain yang baik.
 Melakukan pengumpulan data kinerja.
 Melakukan evaluasi intensif terhadap KTD.
 Menggunakan data dan hasil analisis untuk perubahan sistem yang diperlukan.

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Standar :
Pimpinan mendorong dan mengimplementasi program keselamatan pasien; menjamin
berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan menekan
KTD; mendorong komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu; mengalokasikan
sumber daya untuk mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta
meningkatkan keselamatan pasien.
Kriteria :
 Terdapat tim antar profesi untuk mengelola program keselamatan pasien.
 Tersedia program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden.
 Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen Puskesmas
berpartisipasi dalam keselamatan pasien.
 Terdapat metode “cepat tanggap” terhadap insiden.
 Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden.
 Tersedia mekanisme menangani berbagai jenis insiden.
 Ada kolaborasi dan komunikasi terbuka antar unit.
 Tersedia sumber daya dan sistem komunikasi.

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Standar:
Pelayanan kesehatan memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan orientasi untuk setiap
jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas
Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi
staf
Kriteria:
 Memiliki proses orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai
tugas masing-masing
 Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam kegiatan training dan memberikan
pedoman jelas tentang pelaporan insiden
Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 16 of 22
 Menyelenggarakan pelatihan teamwork

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.


Standar :
Merencanakan proses manajemen informasi keselamatan pasien, serta transmisi dan
informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
 Merencanakan proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-
hal terkait keselamatan pasien.
 Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada.

F. Perencanaan, Monitoring, Penanganan dan Pelaporan


1. Koordinator layanan pendaftaran melakukan identifikasi risiko dalam pelayanan
pendaftaran termasuk identifikasi sasaran keselamatan pasien di lingkup Puskesmas.
Sebagai langkah awal disusun suatu register resiko, baik yang berpengaruh pada
keselamatan pasien maupun pada kesehatan keselamatan kerja petugas Puskesmas.
2. Kemudian koordinator menyusun perencanaan program upaya pencegahan dan
minimalisasi resiko berdasar register yang telah dibuat.
3. Koordinator dan pelaksana layanan pendaftaran juga bersama-sama menyusun area
skala
prioritas berdasarkan sumber daya yang dimiliki dan unit terkait.
4. Untuk memfokuskan kegiatan dalam manajemen resiko dan keselamatan maka
koordinator dan pelaksana layanan pendaftaran menyusun suatu kerangka acuan program
keselamatan beserta kerangka acuan kegiatannya.
5. Ketika terjadi insiden atau kasus maka :
1) Pelaksana pelayanan pendaftaran melakukan penanganan/tatalaksana insiden
tersebut dalam unit pendaftaran terlebih dahulu.
2) Pelaksana layanan membuat laporan insiden dalam form yang ditentukan.
3) Pelaksana layanan melaporkan insiden kepada koordinator layanan pendaftaran
dalam waktu 2 x 24 jam.
4) Koordinator menentukan grading matrix insiden untuk menentukan tindak lanjut
(investigasi sederhana/FMEA/RCA) dan rekomendasi.
5) Koordinator menyusun laporan insiden ke manajemen resiko.
6) Manajemen resiko akan membuat feedback kepada unit layanan pendaftaran.
6. Koordinator layanan pendaftaran melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya
pencegahan dan minimalisasi risiko serta pemenuhan sasaran keselamatan pasien.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 17 of 22


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Beberapa kegiatan yang dilakukan di unit pendaftaran di UPT Puskesmas Rawat Inap
Kemiling dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam loket
pendaftaran maupun lingkungan sekitarnya. Untuk meminimalisir/mencegah bahaya yang
terjadi, maka setiap petugas unit pendaftarandalam melaksanakan tugas dan kegiatannya
harus mengindahkan, memperhatikankondisi lingkungan sekitarnya dan memtuhi standar
keselamatan kerja yang telah dibuat dan ditetapkan.

A. Area dan Lingkungan Kerja


1. Desain tempat kerja yang menunjang K3
a. Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan dan membuat nyaman proses
kerja.
b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara bekerja.
c. Pencahayaan cukup.
d. Ventilasi cukup dan sesuai.
e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau bila diperlukan.
f. Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
g. Merapikan dan menempatkan benda/hal berbahaya di area yang tidak sering dilalui.
h. Membuat ruang/jarak aman antara meja, kursi, peralatan, perlengkapan.
2. Sanitasi lingkungan
a. Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis.
b. Seluruh peralatan, perlengkapan, dokumen/berkas harus tersusun rapi, terletak dalam
wadah/tempat yang mudah disusun dan dijangkau.
c. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik
d. Tata ruang loket pendaftaran harus baik sehingga tidak dimasuki/menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat.
e. Tidak membawa makanan minuman maupunmelakukan makan dan minum di dalam
ruang loket pendaftaran.
f. Tidak meletakkan hiasan dalam bentuk apapun.

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


1. Melaksanakan layanan pendaftaransesuai prosedur.
a. Setiap petugas unit layanan pendaftaran harus mengerti, paham dan mampu
melaksanakan prosedur upayapencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi.
b. Setiap petugas unit layanan pendaftaran dapat menggunakan setiap peralatan dan
perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar.
2. Tersedia fasilitas untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti cairan cuci tangan
(hansdrub) dan alat pemadam kebakaran (APAR).
3. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat kerja.
4. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. sampah non medis, misalnya kertas,
harus ditempatkan di tempat sampah.
5. Semua tumpahan (cairan) harus segera dibersihkan dan dikeringkan.
6. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada koordinator unit.
7. Tas, dompet, atau kantong yang berukuran cukup besar harus ditempatkan/disimpan di
tempat yang ditentukan.
Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 18 of 22
C. Pencatatan dan Pelaporan
1. Pelaksana layanan pendaftaran menyusun dan mengisi form register hazard untuk unit
pendaftaran.
2. Koordinator layanan pendaftaran menandatangani form tersebut selaku penanggung
jawab K3 di unit.
3. Bila ada insiden K3 di unit pendaftaran, maka pelaksana mencatat dalam form laporan
kasus K3 yang telah ditentukan (sensus bulanan).
4. Laporan diteruskan ke koordinator untuk diverifikasi dan ditandatangani.
5. Koordinator membuat laporan kepada pengelola program K3 di Puskesmas.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengukuran
Unit layanan pendaftaran sebagai bagian dari upayakesehatan perorangan (UKP) di
Puskesmas berfokus dan berorientasi pada peningkatan mutu kinerja dan keselamatan
pasien. Untuk mengukur mutu kinerja maka tentu saja diperlukan perangkat indikator
penilaian kinerja yang telah ditetapkan sejak awal tahun. Pemenuhan kelengkapan sarana
prasarana baik alat kesehatan maupun peralatan lainnya diupayakan semaksimal mungkin
untuk mendekati standar yang ditetapkan. Penerapan manajemen resiko sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya, juga termasuk pengukuran sasaran keselamatan pasien,
dilaksanakan sebagai kelengkapan penyelenggaraan upaya layanan pendaftaran di
Puskesmas.
1. Indikator Kinerja
Mengacu pada indikator layanan klinis Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung tahun
2018 di bagian loket pendaftaran, yaitu :
a. Penerapan senyum, salam, sapa dalam melayani pasien/pengunjung.
b. Waktu tunggu pendaftaran (respond time) < 15 menit.
c. Waktu pencarian dan penyediaan dokumen Rekam Medis pasien < 5 menit.
d. Kelengkapan pengisian data pasien.

2. Indikator Perilaku Petugas


Disesuaikan dengan tata nilai UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling :
SIGER : Sopan, inovatif, gotong royong, empati, ramah.
a. Pengetahuan dan tanggung jawab.
b. Interaksi sosial.
c. Disiplin.

3. Indikator Keselamatan Pasien


a. Tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien.
b. Pelaksanaan komunikasi efektif dalam pelayanan klinis.
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat.
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan.
e. Pengurangan resiko infeksi.
f. Tidak terjadinya pasien jatuh.

B. Pengendalian
Pengendalian dilakukan dengan fungsi controlling yaitu : monitoring, evaluasi dan analisis
segera. Koordinator layanan pendaftaran atau petugas tertentu lain yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas melaksanakan :
1. Menyusun perencanaan untuk kegiatan monitoring.
2. Menyusun dan menentukan indikator monitoring dan acuan yang akan digunakan.
3. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan.
4. Melaksanakan kegiatan.
5. Mengevaluasi hasil kegiatan.
6. Membuat analisis data dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.
Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 19 of 22
Selain pelaksanaan monitoring oleh koordinator maka kegiatan tersebut juga dapat
dilaksanakan bersama dengan jadwal monitoring evaluasi (monev) mutu oleh tim monev
mutu Puskesmas.
Bila dilaksanakan oleh tim monev mutu maka selain menggunakan hasil monev tersebut
dapat juga dipergunakan data dari :
1. Kepuasan pelanggan
2. Audit internal

C. Analisis Data
Data hasil monev mutu oleh tim monev mutu Puskesmas maupun hasil audit internal segera
disusun, dianalisis dan disampaikan dalam rapat tinjauan mutu manajemen Puskesmas
secara periodik.

D. Peningkatan Berkelanjutan
Data hasil analisis monev mutu akan segera ditindak lanjuti, berupa rekomendasi hal yang
masih belum lengkap/benar, dan rencana tindak lanjut.
Koordinator layanan pendaftaran menyusun rencana tindak lanjut pelaksanaan rekomendasi
hasil analisis monev, juga menyusun jadwal perencanaan, pelaksana dan jadwal monitoring
selanjutnya.
Kegiatan ini lebih tepat digambarkan dengan siklus PDCA.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 20 of 22


BAB IX
PENUTUP

Dalam era keterbukaan dan informasi digital saat ini akan membuat dan memaksa berbagai
bidang layanan jasa maupun barang untuk lebih cepat, tepat, akurat dan lebih mudah. Termasuk
UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling, terutama khususnya unit layanan pendaftaran sebagai
gerbang utama dan pertama seluruh layanan kesehatan, untuk segera melakukan pembenahan
total di banyak hal. Diawali dengan perencanaan yang baik, lalu pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi dan analisis data hasil kegiatan, semuanya tak terlepas dari peran serta, komunikasi
komitmen, dan konsistensi seluruh petugas atau karyawan sebagai insan institusi kesehatan,
dengan tujuan akhir peningkatan mutu kinerja dan keselamatan pasien.

Pedoman pendaftaran UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling yang ada saat ini diharapkan
mampu menjadi acuan baku yang jelas bagi pelaksanaan kegiatan pendaftaran. Namun sebagai
wewanti, bahwa pedoman ini tidak selalu dan semata-mata menjadi pokok kegiatan yang selalu
benar. Tentunya masih perlu dikaji, ditinjau ulang dan direvisi bilamana sudah tidak sinkron
dengan kondisi jaman, sesuai dengan rencana strategis Puskesmas untuk masa yang akan datang.

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 21 of 22


LAMPIRAN

Pedoman Pendaftaran Puskesmas Rawat Inap Kemiling Page 22 of 22

Anda mungkin juga menyukai