Oleh
191FK01121
BANDUNG
2022
I. KONSEP PENYAKIT
1 Definisi penyakit
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri
(Smeltzer & Bare, 2001).
2 Manifestasi klinik
a. Gagal jantung kiri
Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru, kadar saturasi oksigen
yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung S3 atau “gallop
ventrikel” bisa di deteksi melalui auskultasi.
Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal (PND).
Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat berubah menjadi
batuk berdahak.
Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah).
Perfusi jaringan yang tidak memadai.
Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih dimalam hari)
Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejalagejala seperti: gangguan
pencernaan, pusing, sakit kepala, konfusi, gelisah, ansietas, sianosis, kulit pucat
atau dingin dan lembab.
Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.
b. Gagal jantung kanan
Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kanan jantung tidak
mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomondasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.
Edema ekstremitas bawah
Distensi vena leher dan escites
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena dihepar.
Anorexia dan mual
Kelemahan (Aspaiani,2016)
3 Etiologi dan faktor predisposisi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut : (Aspaiani,2016)
1) Disfungsi miokard
2) Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
a. Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus paten
b. Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
c. Disaritmia
3) Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
4) Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4 kelainan
fungsional :
a Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
b Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
c Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
d Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat
4 Patofisiologis
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme
dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan
kardiak output, yaitu meliputi :
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap cairan
Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah sirkulasi
yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh pengencangan
jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dari arteri
coronaria. Menurunnya COP dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke
miokardium. Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan
oksigen dan pembesaran jantung (hipertrophi) terutama pada jantung iskemik atau
kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.
5 Pathway
6 Pemeriksaan diagnostik
a. Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi
pleura yang menegaskan diagnosa CHF
b. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi
(jika disebabkan AMI), Ekokardiogram
c. Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang
rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl,
Ureum, gula darah
7 Penatalaksanaan medik dan implikasi keperawatan
Terapi Non Farmakologis
a. Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
b. Oksigenasi
c. Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
menghilangkan oedema.
Terapi Farmakologis :
Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi
jantung.
Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume
darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan
terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan
ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri
dapat diturunkan.
II. KONSEP ASUHAN KEPERWATAN
1 Pengkajian Keperawatan
1) Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
2) Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup
awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.
3) Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya
anemia hemolitik (misal kelainan bawaan atau kelainan yang didapat karena faktor
imun dan non imun).
4) Kaji keluhan pasien sekarang
Pada umumnya keluhan utama pada kasus anemia aplastik adalah pasien mengalami
kelemahan dan kelelahan, demam, nafsu makan berkurang, tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari, sesak napas.
5) Riwayat penyakit keluarga Penyakit anemia dapat disebabkan olen
kelainan/kegagalan genetik yang berasal dari orang tua yang sama-sama mengalami
anemi
A. Pengkajian primer
a Airway
batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen,
dll
b Breating
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
c Circulation
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll.
Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung
S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis,
warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran,
bunyi nafas krakles atau ronchi,edema.
d Disability
e Ekprosur
B. Pengkajian sekunder
a. Aktifitas/istirahat
Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat
atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
b. Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
c. Eliminasi
Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari,
diare / konstipasi
d. Makanana/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan.
Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic distensi
abdomen, oedema umum, dll
e. Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
f. Neurosensori
Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
g. Nyeri/kenyamanan
Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
h. Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
2 Pemeriksaan fisik
3 Diagnosa keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya jalan napas ( mis : nyeri saat
bernapas ) L . 01004
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan aliran arteria tau vena ( L . 02011 )
4 Intervensi keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya
(Padila, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjkkKix9Ob3AhUxjuYKHd
GkBMcQFnoECAYQAQ&url=http%3A%2F%2Frepository.poltekkes-kaltim.ac.id
%2F1056%2F1%2FKTI%2520FAJRIAH%2520NUR
%2520R.pdf&usg=AOvVaw1TmqQ7yyXWXXFoXApbThii