Anda di halaman 1dari 3

Kejujuran akademik berarti jujur dalam peraturan pendidikan.

sesesorang yang secara


akademis jujur yaitu tidak melakukan tindakan plagiarisme,yang berarti tidak menyalin
pekerjaan orang lain atau tidak menggunakan pekerjaan orang lain tanpa izinnya
(Koellhoffer, 2009).
Bentuk perilaku jujur saat situasi mengerjakan ujian yaitu belajar sebelum ujian
dimulai atau saat jeda pergantian ujian, berusaha mengerjakan sendiri, bertawakal,
membiarkan teman yang berbuat curang, menegakkan kejujuran, tidak menyontek,
menasehati teman yang berbuat curang, berusaha mengingat-ingat materi, mengabaikan
situasi yang ada di ruangan, serta mengutamakan sisi keagamaan. Tujuan dari perilaku jujur
yang muncul saat mengerjakan ujian yaitu agar dapat mempelajari materi kedua,
berkonsentrasi dalam belajar, dapat mengerjakan soal ujian dan tidak memiliki banyak
kesalahan, mendapat ilmu 10 tambahan, mendapat nilai dari usahanya sendiri, tetap
berperilaku jujur, tidak curang dan tidak menyontek, apa yang dikerjakan menjadi berkah,
berperilaku baik dan bertawakal kepada Allah SWT,agar mendapatkan kemudahan dari
Allah, agar terhindar dari resiko yang tidak diinginkan dan terhindar dari perbuatan dosa,
memiliki pendirian yang kuat, menjadi siswa berprestasi, melatih percaya diri dan
kemampuan diri, menjaga kepercayaan yang diberikan orangtua, menjaga situasi ujian agar
tetap tenang, pasrah kepada Allah SWT.

5 Contoh Penerapan Perilaku Jujur di Sekolah.


Berikut ini adalah 5 contoh perilaku jujur yang dapat diterapkan di sekolah untuk
diperhatikan para guru dan murid, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak mencontek teman saat ulangan atau mengerjakan tugas. Kerjakan soal ulangan
dan tugas sebisa mungkin, asal jangan menyontek jawaban teman.
2. Tidak mengambil barang-barang milik teman atau barang-barang milik sekolah.
3. Tidak berbohong kepada teman-teman dan guru. Selalu berkata jujur di lingkungan
sekolah agar dapat dipercaya teman dan guru.
4. Berterus terang jika melakukan kesalahan di sekolah.
5. Melaporkan kepada guru atau pihak sekolah jika menemukan uang atau barang yang
tertinggal di sekolah. Jika barang itu milik teman, maka kembalikan kepada
pemiliknya.

(https://kumparan.com/berita-update/5-contoh-penerapan-perilaku-jujur-di-sekolah-
1wo8FEEs1h9/full)

Nilai kejujuran penting diterapkan

Sebelum Anda mengatakan suatu kejujuran kepada orang lain, mungkin kita harus
menyediakan waktu sejenak dan bertanya kepada diri sendiri apa yang akan katakan. Itulah
kenapa pengertian atau makna kejujuran yang meyeluruh adalah jika apa yang anda
beritahukan adalah hal yang benar, baik dan berguna.5
Kejujuran juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan sesuai hati dan norma.¹

Kejujuran seharusnya diterapkan mulai dari kecil, dalam keluarga, dan dalam bermasyarakat.
Kejujuran bukan hanya diterapkan pada anak di rumah tetapi juga sekolah dan universitas
harus menerapkan kepada anak muridnya untuk melakukan kejujuran dalam keseharian.
Sehingga jika berada dalam masyarakat anak tersebut akan menerapkannya.

Kejujuran juga merupakan harga yang sangat mahal yang tidak bisa digantikan atau dibeli
dengan barang” apapun, jika kita melakukan kebohongan sekali saja, orang lain pasti akan
sulit percaya dengan kita.

Pendidikan karakter kejujuran telah diterapkan didalam UU Sisdiknas tahun 2003 yang
dinyatakan dalam tujuan yakni agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang
cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi
bangsa yang tumbuh dengan karakter yang bernafas nilai-nilai yang luhur bangsa serta agama
(Menurut Depdiknas, 2011)9

Menurut hasil penelitian tahun 2010 di Amerika yang dilakukan oleh NIMH (National
Institute of Mental Health) menunjukkan bahwa dalam seminggu, orang berbohong  terhadap
30% orang lain dalam komunitas. Mahasiswa malah menunjukkan angka 38% jumlah orang
yang mereka bohongi. Jadi kira-kira, dari 100 orang yang diajak berinteraksi dalam
seminggu, maka ada 38 orang yang telah dibohongi.6

Dalam ruang lingkup akademis pada hakikatnya muntuk membangun sebuah karakter disiplin
dan penempaan moral yang lebih baik, meliputi salah satunya adalah penanaman sikap
kejujuran di lingkup akademis. Akan tetapi, nyatanya fenomena ini malah menjadi sebuah
dilema yang sudah tidak dapat dipungkiri kembali. Terbukti, diberbagai tingkatan dalam
dunia pendidikan sering kita jumpai praktik-praktik ketidakjujuran tersebut. Salah satu
bentuk ketidakjujuran yang terdapat di lingkungan dunia pendidikan, khususnya di lembaga
pendidikan tinggi kerap dilakukan oleh mahasiswa.7

Contoh : Dalam menjalankan tugas akhir program mahasiswa diharuskan menyelesaikan


tugas dalam jangka waktu yang ditentukan kemudian siswa tersebut bingung apa yang harus
dia lakukan sementara tugas belum selesai secara keseluruhan, akhirnya mahasiswa tersebut
menghalalkan segala cara dengan melakukan plagiat. Siswa tersebut bohong untuk mendapat
nilai yang bagus.

Jika kita masih menjadi mahasiswasaja tidak bersikap jujur seperti menyontek, melakukan
plagiat dalam uji akhir program akademisnya , bagaimana nanti dalam dunia kerja pasti
hasilnya sikap ketidakjujuran akan selalu dibawa dalam melakukan pekerjaan.

(https://www.kompasiana.com/dewikusmiyati
kompasiana.com/5530155f6ea8344d218b4582/nilai-kejujuran-dalam-perspektif-mahasiswa)

Anda mungkin juga menyukai