Anda di halaman 1dari 77

Perencanaan Plat Lantai Kendaraan

20 cm Tebal Plat Lantai


5 cm Tebal Lapis Perkerasan
400 cm Jarak Antar Gelagar
25 MPa Mutu Beton
35 MPa Mutu Prategang
23 kN/m 3
Berat Jenis Aspal
24 kN/m3 Berat Jenis Beton 22 kN/m3
10 kN/m3 Berat Jenis Air Hujan
38 m Panjang Bentang 105
10 m Lebar lalu lintas
1.8 m Lebar trotoir
25 MPa Mutu Beton Trotoir Pelat Lantai
240 MPa Mutu Baja
172 mm Jarak antar Pelat tulangan pakai
13 mm Diameter Tulangan
80 mm Jarak Antar Tulangan
2.4 t/m 3
Berat Jenis Beton
12 ton Beban Terpusat
2.2 ton/m Beban Merata
12.5 mm Diameter Tendon
987 mm2 Luas Penampang
16 mm Diameter Tulangan Susut
1400 Tegangan Leleh Baja U 24 D dan U 40 D
19 Diameter Tulangan Perhitungan Dibawah kopel
0.05 Air Hujan
BAB I
DATA - DATA PERENCANAAN

1.1 Peraturan - peraturan yang dipakai


1.ACI 318 - 08, Building Code Requirement for Structural Concrete, 2008
2. Pembebanan Untuk Jembatan SNI T 1725 : 2016
3.Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan Jalan Raya
SNI 03-2833-2008
4.Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002

1.2 Bahan - bahan yang dipakai

1.Beton
-Mutu Beton Prategang f'c = 35 Mpa
-Mutu Beton bertulang palt lantai f'c = 25 Mpa
-Mutu Beton bertulang untuk Bangunan Bawah f'c = 25 Mpa

2.Baja
-Mutu baja prategang digunakan Seven - Wire Strees - Relieved Ф 0,5 "
Grade 270 ( ASTM A-416 ).
-Baja Tulangan untuk penulangan beton dipakai Mutu Baja U - 24 dan U- 40

3.Anker
- Anker mati dan anker hidup dipakai sistem VSL

1.3 Tagangan - tegangan yang diijinkan

Beton Prategang
ACI code

Sewaktu transfer:
Tekan : 0,60 f'ci
Tarik : 3 √f'ci

Sewaktu service load bekerja


Tekan : 0,45 f'c
Tarik : 0,50 √f'c

Page 2 BAB I
Baja Prategang
Sewaktu Jacking : ≤ 0,80 f pu
diambil yang terkecil
≤ 0,94 f py
Waktu transfer ke anker : < 0,70 fpu

1.4 Pembebanan
Menurut Pembebanan Untuk Jembatan SNI T 1725 : 2016

1. Beban Mati (qD)


Meliputi :
-Berat sendiri beton gelagar utama………………………………............. 25 KN/m3
-Berat sendiri beton lantai kendaraan……………………………........... 25 KN/m3
-Berat sendiri aspal beton………………………………………………........23 KN/m3
-Berat sendiri trotoir / kerb………………………………………….......... 22 KN/m3

2. Beban Hidup / Beban Lalu Lintas (qL)


Beban lalu lintas untuk beban jembatan terdiri atas beban lajur 'D' & beban truk 'T'.
Beban lajur 'D' bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan & menimbulkan pengaruh
pada jembatan yang ekuivalen dengan suatu iring-iringan kendaraan yang sebenarnya.
jumlah total perbahu 'D' yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri.
Beban truk 'T' adalah suatu kendaraan berat dengan 3 as yang ditempatkan pada beberapa
posisi dengan lajur lalu lintas rencana. Tiap as terdiri dari dua bidang kontak pembebanan
yang dimaksud sebagai simulasi pengaruh roda kendaraan berat. Hanya satu truk 'T'
diterapkan perlajur lalu lintas rencana. Secara umum, beban 'D' akan menjadi beban
beban penentu dalam perhitungan jembatan yang mempunyai bentang sedang sampai
panjang, sedangkan beban 'T' digunakan untuk bentang pendek dan lantai kendaraan.

Beban lajur 'D'


1. beban lajur 'D' terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yang digabung
dengan beban garis (BGT) seperti terlihan dalam gambar:
2. Beban terbagi rata (BTR) memiliki intensitas q kPa, dimana besarnya q
tergantung pada bentang panjang beban total yang dibebani L sebagai berikut:
L < 30 m : q = 9.0 kPa ..................................................................... ( 1 )
L > 30 m : q = 9.0 ( .............................................................................
0.5 + 15 ) kPa (2)
L

Page 3 BAB I
- q adalah intensitas baban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjang jembatan
L adalah panjang total jembatan yang dibebani (m)

3. beban garis (BGT) dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus terhadap
arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya i 49.0 kN/m
Beban garis P= 12 ton
intensitas p kN/m

1 Jalur Arah lalu lintas o


90

Beban terbagi
rata q t/m

Gambar 1 Beban lajur 'D'


4. lajur lalu lintas rencana
Lajur lalu lintas rencana harus memiliki lebar 10 m

Beban 'T'
Pembebanan truk 'T' terdiri dari kendaraan truk semi-trailer yang mempunyai susunan
dan berat as seperti terlihat pada gambar. Berat masing-masing as disebarkan menjadi 2
beban merata sama besar yang merupakan bidang kontak antara roda dengan
permukaan lantai. Jarak 2 as tersebut dapat berubah-ubah antara 4,0 m - 9,0 m untuk
mendapatkan pengaruh terbesar pada arah memanjang jembatan.

SHIPPING GAZETTE
CARGO TIMES
DONYOUNG ỄềỠỸỞỶ‫╕╢╡╝שּׁשׁ‬

5 m ( 4 - 9) m

50 kN 200 kN 200 kN

Page 4 BAB I
c
a
r shIpping
g
o Gazette
TImes

50 175 50

275
Gambar 2 pembebanan truk 'T' (500 kN)

a. Perhitungan momen
Beban lalu lintas yang diterima oleh tiap gelagar tengah adalah sebagai berikut:
Beban terbagi rata (BTR) : q' = q a x s
2.75
Beban garis ( BGT ) : P' = P a x s
2.75
Dimana : a dan s seperti ketentuan diatas.

b. Perhitungan gaya lintang


Semua beban dari trotoar atau jembatan penyebrangan yang langsung memikul pejalan
kaki harus direncanakan untuk beban nominal 5 kPa. Jembatan pejalan kaki
dan trotoar pada jembatan jalan raya harus direncanakan untuk memikul beban per m2
dari luas yang dibebani seperti pada Gambar 3. luas yang dibebani adalah luas
yang terkait dengan elemen bangunan yang ditinjau. Untuk jembatan, pembebanan a
lalu lintas dan pejalan kaki jangan diambil secara bersamaan pad keadaan batas ultimit
(lihat SNI T-02-2005). Apabila trotoar memungkinkan digunakan untuk kendaraan
ringan atau ternak, maka trotoar harus direncanakan untuk bisa memikul beban hidup
terpusat sebesar 20 kN.

Page 5 BAB I
4. Beban angin
Gaya nominal ultimit dan gaya layan jembatan akibat angin tergantung kecepatan
angin rencana seperti berikut:
TEW = 0.0006 Cw x (Vw)^2 x Ab [kN]
Dengan pengertian:
Vw adalah kecepatan angin rencana (m/s) untuk keadaan batas yang ditinjau.
Cw adalah koefisien seret lihat Tabel SNI T-02-2005
Ab adalah luas equivalen bagian samoing jembatan (m2)
Kecepatan angin rencana harus diambil seperti yang diberikan dalam
Tabel 28 SNI T-02-2005.
Luas equivalen bagian samping jembatan adalah luas total bagian yang masif dalam
arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Untuk jembatan rangka luas
equivalen dianggap 30% dari luas yang dibatasi oleh batang-batang bagian terluar.
Angin harus dianggap secara merata pada seluruh bagian atas. kendaraan sedang
berada diatas jembatan, beban garis merata tambahan arah horizontal harus
diterapkan pada permukaan lantai seperti diberikan dengan rumus:
Tew = 0.0012 Cw x (Vw)^2 x Ab [kN]
Dengan pengertian: Cw = 1.2

5. Cara penegangan
Cara penegangan adalah dengan cara post tensioning menurut sistem VSL.

6. Gelagar pinggir
Gelagar pinggir harus direncanakan minimum sama kuat dengan gelagar
tengah.

Page 6 BAB I
BAB II
PERHITUNGAN LANTAI KENDARAAN DAN BALOK DIAFRAGMA
2.1. Lantai kendaraan

Menentukan type girder dan panjang "S"


Di dapet dari soal bahwa bentang = 38 m
di dapat type girder I adalah type V
di cari "S"
mencari " S "
tebal plat = 20
b' = 106.7

S = 2x8txb'
S = 426.7 cm Maksimum
Maka di pakai S = 400 cm

16 10 100 2000 100 10 16


10
45
45
Trotoir
20
Aspal Plat Lantai Diafragma
20

Balok Girder
400 400 400 400
Data :
Tebal plat lantai = 20 cm
Tebal lapis perkerasan = 5 cm
Jarak antar gelagar utama = 400 cm
Mutu beton plat lantai = 25 Mpa
Mutu baja tulangan = U 24 D dan U 24 D
Panjang bentang = 38 m

Pembebanan
a. Akibat Beban Mati
5 cm

20 cm

B.S. Lapisan Perkerasaan = 0.05 x 1 x 23 = 1.150 kN/m2


B.S. Plat Lantai = 0.2 x 1 x 25 = 5.000 kN/m2
B.S. Air Hujan = 0.05 x 1 x 10 = 0.500 kN/m2 +
qDL = 6.650 kN/m2

Perhitungan Momen Akibat Beban Mati


Menurut AASHO ( American Association of State High Way Official )
Momen akibat beban mati besarnya diambil = 1/10 x q x L2 untuk tumpuan
dan 1/12 x q x L2 untuk lapangan.
qu = 6.650 kN/m2

Mlx1 = 1/12 x 6.650 x 4 2


= 8.867
Mtx2 = 1/10 x 6.650 x 4 2
= 10.640

Winda Widia
b. Akibat Beban Hidup

Menurut SNI T-02-2005: T = 200 = 100.000 kN


2

Menurut AASHO, Mlx = Mtx = S + 2


x P
32
P = beban roda dalam lbs.
S = jarak gelagar dalam ft.

P= 100.000 kN = 10000 Kg = 10000 = 22045.86 lbs


0.4536
S= 4 m = 4 =
13.123 ft
0.3048

Mlx2 = Mtx2 = 13.123 + 2


x 22045.86 = 10418.981 lbft/ft'
32
= 4726.050 kgm/m'
= 47.260 kNm/m'
Mulx tot = 86.257 kNm
Mutx tot = 88.385 kNm

Perhitungan penulangan
a. Tulangan lapangan
d = h - p - 1/2 Ф p
= 200 - 40 - 6
= 154 mm

Mu 86.257
= = 3637.074 kN/m2
b . d2 1 x 0.154 2

Berdasarkan Tabel 5.1.C (Tabel hubungan Mn/(b.d2) dengan ρ diperoleh :


ρmax = 0.0404
ρ = 0.0106 ρmax > ρ > ρmin = 0.0106
ρmin = 0.0032

As = ρ x b x d x 10 6

= 0.0106 x 1 x 0.154 x 10 6

= 1637.328 mm2 = 16.37 cm2

Digunakan tulangan dengan Ø 16 - 100


As = 2009.60 mm2 = 20.096 cm2 OK...!!!
Tulangan Bagi = 0.18 x b x d = 0.18 x 1000 x 154
100 100
= 277.200 mm2
= 2.772 cm2

Digunakan Tulangan Dengan Ø 8- 150


Winda Widia
As = 334.93 mm2 = 3.349 cm2 OK...!!!

Winda Widia
b. Tulangan Tumpu

Mu 88.385
= = 3726.800 kN/m2
b . d2 1 x 0.154 2

Berdasarkan Tabel 5.1.C (Tabel hubungan Mn/(b.d2) dengan ρ diperoleh :


ρmax = 0.0404
ρ = 0.0107 ρmax > ρ > ρmin = 0.0107
ρmin = 0.0032

As = ρ x b x d x 10 6

= 0.0107 x 1 x 0.154 x 10 6

= 1653.21 mm2 = 16.532 cm2

Digunakan Tulangan Dengan Ø 16 - 100


As = 2009.600 mm2 = 20.10 cm2 OK...!!!
Tulangan Bagi = 0.18 x b x d = 0.18 x 1000 x 154
100 100
= 277 mm2 = 2.77 cm2
Digunakan Tulangan Dengan Ø 8- 150
As = 334.9333 mm2 = 3.349 cm2 OK...!!!

II. PERENCANAAN LANTAI DI BAWAH TROTOIR DAN SANDARAN

160 100 1000 50


100

450

450

100 200

200
100

100 1200

Data-data:
Tebal plat lantai = 200 mm
Tebal plat trotoar/kerb = 200 mm
Lebar trotoar = 2 x 1000 mm
Tiang sandaran = 1000 x 160 x 100 mm
Mutu beton plat lantai & tiang sandaran = 25 Mpa
Mutu beton trotoar = 25 Mpa
Mutu baja tulangan = 240 Mpa

Winda Widia
Lantai dibawah trotoar

a. Akibat beban mati


B.S. Plat trotoar = 0.2 x 1 x 22 = 4.40 kN/m2
B.S. Plat lantai = 0.2 x 1 x 25 = 5.00 kN/m2 +
qDL = 9.40 kN/m2
qU = 1.2 x qDL
= 1.2 x 9.40
= 11.28 kN/m

b. Akibat beban hidup


P = 5 kPa
PU = 1.6 x 5
= 8.0 kPa = 8.00 kN/m2

c. Akibat beban mendatar pada sandaran


H = 1 kPa
HU = 1.6 x 1
= 1.6 kPa = 1.60 kN/m2

d. Akibat beban mendatar pada kerb


H = 5 kN
HU = 1.6 x 5
= 8.0 kN

e. Akibat beban tiang sandaran


B.S Sandaran atas = 0.16 x 0.1 x 0.55 x 25 = 0.220 kN
B.S Sandaran bawah = 0.16 + 0.2 x 0.1 x 0.45 x 25 = 0.203 kN
2
B. S balok trotoar = 0.2 x 0.2 x 2 x 25 = 2.000 kN
B.S Batang sandaran = 2 x 2.00 x 0.06 = 0.240 kN +
= 2.663 kN
Perhi
MU = -{(0.5 x 11.28 x 1.2^2) - (0.5 x 8 x 1^2) - (1.6 x 1) + (8 x 0.4) + (1.2 x 0.22 x 1.19) + (1.2 x 0.2025 x 1.10)
+ (1.2 x 2 x 1.10)+ (1.2 x 0.24 x 1.19)
= -17.126 kNm

Mu 17.126
= = 722.119 kN/m2
b . d2 1 x 0.154 2

Berdasarkan Tabel 5.1.C (Tabel hubungan Mn/(b.d2) dengan ρ diperoleh :


ρmax = 0.0404
ρ = 0.0038 ρmax > ρ > ρmin = 0.0038
ρmin = 0.0032

As = 0.0038 x 1 x 0.154 x 10 6

= 588.5726 mm2 = 5.89 cm2

Winda Widia
Digunakan tulangan dengan Ø 10 - 100
As = 785.000 mm2 = 7.85 cm2 OK...!!!

Winda Widia
Tiang sandaran

Mu = 1.6 x 0.9 = 1.440 kNm


Nu = 1.2 x ( 0.220 + 0.203 + 0.240 ) = 0.795 kN
Mu 1.440
et = = = 1.811 m = 1811.321 mm
Nu 0.795
et 1811.321
= = 11.321
h 160

Nu = 795 = 0.004
d=
φ x Agr x 0.85 x fc 0.65 x 100 x 160 x 0.85 x 25
Nu et
x = 0.004 x 11.321 = 0.041
φ x Agr x 0.85 x fc' h

d' = 20 =
0.125 ~ 0.15
h 160

Berdasarkan Tabel Grafik 6.1.C diperoleh :


r = 0.008
β = 1.000 ρ=rxβ = 0.008 x 1.0000 = 0.008
Aki = 0.5 x 0.008 x 100 x 160 = 64.00 cm2
Dipakai Tulangan 2 φ 8 As = 100 mm2
A = 1.00 cm2
Perhitungan tulangan geser
Vu = 1.60 kN = 1600 N
Vu = Vu = 1600 = 0.10 MPa < 0.50 MPa
b x d 160 x 100
Dipakai tulangan sengkang praktis

Perhitungan Balok Diafragma / Balok Perangkai

Lebar balok (b) = 150 mm


Tinggi balok (h) = 400 mm
Jarak antara balok perangkai = 4500 mm
Mutu beton ( f'c ) = 25 MPa
Mutu baja ( fy ) = 240 MPa

Menurut D. Johnson Victor dalam bukunya "Essential of Bridge Engineering" third edition,
"Tulangan gelagar lintang yang hanya berfungsi sebagai gelagar pengaku (diangap tidak mampu
mendistribusikan beban ), maka luas tulangan yang digunakan adalah 0,5% nya dari luas penampang
gelagar melintang tersebut, sedangkan tulangan tekannya 0,25% dari luas penampang melintang

A = 0.5 % x 150 x 400 = 300.00 mm2 = 3.00 cm2


Digunakan Tulangan Dengan 2 f 16 = 401.92 mm2 = 4.02 cm2
A = 0.25 % x 150 x 400 = 150.00 mm2 = 1.50 cm2
Digunakan Tulangan Dengan 2 f 12 = 226.08 mm2 = 2.26 cm2

Winda Widia
Berdasarkan Tabel 15 diperoleh harga Ø δc = 0.50
δu < Ø δc

Winda Widia
BAB III
3.1 PROSEDUR DESIGN BALOK KOMPOSITE
1 Tentukan tinggi profil h = ± 1 L
20
2 Pilih profil percobaan
3 Hitung Mg , Mp , Me ,dan MT
4 Coba Fse = MT . Fo = 1,20 F
0,65 h
Ac = 1,5 Fo
f b
5 Periksalah (2) apa sudah dekat dengan (4)
6 Hitungan besaran- besaran profil balok pratekan dan balok composite :
AC , I , Ct , Cb , kt , kb
AC' , I' , Ct' , Cb' , kt' , kb'
7 Coba lokasi cgs
e = kb + e1 + e2

e1 = t .I , e2 = Mg
Ct .Fo Fo
8 Tentukan :
mt = I / Ct , mb = I / Cb
I' / Ct' I' / Cb'

mt Mc
Modulus Momen
mb Mc
9 kontrol : ft = mt Mc , fb = mb Mc
Ac kb Ac kt
10 Taksir lagi F Mp= + mb Mc - f b kt Ac
e + kt
Fo = 1,20 F
11 Cocokan lagi dengan e,f
12 kontrol lagi dengan Ac berdasarkan tegangan ijin tepi atas dan bawah balok pratekan
pilih yang besar dari :
Ac = 1 ( Fo + Fo .E - Mg )
fb kt
Ac = ( 1F + Mp + mt Mc - F.e )
ft kb
3.2 Preliminary Desgin Profil
1 Beban mati (beban aspal)
BS Aspal = 0.05 x 4.00 x 1 x 23
= 4.600 kN/m1
qD = 4.600 kN/m1

Winda Widia
RA 1

Menghitung Momen :
MX =

dMx =
dx

2 Beban Balok Perangkai


B.S Balok Perangkai =

2.370

RA

Winda Widia
qD

2 3 4 5 6 7 8 9
19.00 m

Momen :
RA.X - 1 qD X2
2
1 1
x 4.600 x 38 X - x 4.6 X2
2 2
87.4 X - 2.3 X2

Qx = 87.4 - 4.6 X

TABEL MOMEN
beban jarak Momen
NO
(kN/m )1
(m) (kNm)
1 4.600 1.00 85.100
2 4.600 2.00 165.600
3 4.600 3.00 241.500
4 4.600 4.00 312.800
4.5 4.600 4.50 346.725
5 4.600 5.00 379.500
6 4.600 6.00 441.600
7 4.600 7.00 499.100
8 4.600 8.00 552.000
9 4.600 9.00 600.300
10 4.600 10.00 644.000
an Balok Perangkai
Balok Perangkai = 0.15 X 0.40 x 1.58 x 25 = 2.370 kN

2.370 1.185

1 2 3 4 5 6 7 8 9
19.00 m

9.5 > X > 0 Mx = 3,555 x


9.5 > X > 19 Mx = 3,555 X - 2,370 ( x - 9.5 )
= 1.185 x + 11.85

Winda Widia
3 Beban hidup SNI T 02 - 2005
Akibat beban terbagi rata (BTR)
q =
qL =

Akibat beban garis (BGT)


P =
PL =
=

Menghitung Momen :

A
RA

Mx =

Mx =

Mx =

Mx =

Winda Widia
Tabel Momen

NO
1
2
3
4
4.5
5
6
7
8
9
10
11
an hidup SNI T 02 - 2005
bat beban terbagi rata (BTR)
9.00 kPa
9.00 x

bat beban garis (BGT)


49.00 kN/m
49.00 x
196 kN

nghitung Momen :

1 2

RA . X -
1
( qL . L + P ) X -
2
1
(
2

782 X -

Winda Widia
Tabel Momen
Beban Jarak
Momen ( kNm )
kN/m' (m)
2.370 1.0 13.035
2.370 2.0 14.220
2.370 3.0 15.405
2.370 4.0 16.590
2.370 4.5 17.183
2.370 5.0 17.775
2.370 6.0 18.960
2.370 7.0 20.145
2.370 8.0 21.330
2.370 9.0 22.515
2.37 10.00 23.700
2.37 11.00 24.885
- 2005
ta (BTR)
= 9.00 kN/m2
4 = 36.00 kN/m'

qL
P

3 4 5 6 7 8 9
19.00 m

1
qL . X2
2
1 qL . X2
( qL . L + P ) X -
2
36.00 x 38 + 196 )X- 18 X2

18 X2

Winda Widia
Profil Percobaan I

Tinggi
±
profil
L. Balok pratekan (Ac)
B.S. Balok pratekan
B.S. Plat slab
B.S. Air Hujan

M max =
MT = 600.3 + 22.515 + 5580 + 5374.388

Fse = 11577.203
0,65 x h

Fo = 1.20

Winda Widia
Tabel Momen
No. qL P Jarak Momen
1 36.00 - 1.00 764.000
2 36.00 - 2.00 1492.000
3 36.00 - 3.00 2184.000
4 36.00 - 4.00 2840.000
4.5 36.00 - 4.50 3154.500
5 36.00 - 5.00 3460.000
6 36.00 - 6.00 4044.000
7 36.00 - 7.00 4592.000
8 36.00 - 8.00 5104.000
9 36.00 - 9.00 5580.000 #REF!
baan I
4000 mm

400 mm
200 mm

200 mm

170 mm
550 mm

250 mm

550 mm
1
L h= 1000 mm ; h = 1 m
20
tekan (Ac) = 311000 mm2 = 0.311 m
ratekan = 0.311 x 1 x 25 = 7.775 kN/m'
= 0.200 x 4 x 1 x 25 = 20.000 kN/m'
= 0.050 x 4 x 1 X 10 = 2.000 kN/m' +
= 29.78 kN/m'

1 1
qL2 = x 29.775 x 38^2 = 5374.4 kNm
8 8
600.3 + 22.515 + 5580 + 5374.388 = 11577.20 kNm

1577.203 11577.203
= = 17811.08 kNm
0,65 x h 0.65 x 1

x Fse = 21373.297 kN

Winda Widia
Ac = 1.5

= 2035552

Profil Percobaan II

h =
L. Balok pratekan (Ac)

B.S. Balok pratekan


B.S. Plat slab
B.S. Air Hujan

M max =

MT = 600.3 + 22.515 + 5580 + 5451.1

11653.92
Fse =
0,65 x h

Fo = 1.2

1.5
Ac =

= 1862764

Winda Widia
x
0.45

2035552

baan II

1100
tekan (Ac)

ratekan

1
8

.3 + 22.515 + 5580 + 5451.1

11653.92
0,65 x h

x Fse

x
0.45

1862764

Winda Widia
21373.297
x

mm2

mm ;
=

=
=
=

qL2

15 + 5580 + 5451.1

19559.018
x

mm2

Winda Widia
1373.297 x 1000
< 311000 mm2
35

> 311000 mm2 (Profil tidak memenuhi)

4000 mm

400 mm
200 mm

200 mm

170 mm 650 mm

250 mm

550 mm

1.1 m
328000 mm2 = 0.328 m

0.328 x 1 x 25 = 8.200 kN/m'


0.200 x 4 x 1 x 25 = 20.000 kN/m'
0.050 x 4 x 1 X 10 = 2 kN/m' +
= 30.200 kN/m'

1
= x 30.2 x 38^2 = 5451.1 kNm
8

80 + 5451.1 = 11653.915 kNm

11653.92
= 16299.182 kNm
0.65 x 1.1

19559 kN

9559.018 x 1000
< 328000 mm2
35

> 328000 mm2 (Profil tidak memenuhi)

Winda Widia
Profil Percobaan III

h =
L. Balok peratekan (Ac)

B.S. Balok pratekan


B.S. Plat slab
B.S. Air Hujan

M max =

MT = 600.3 + 22.515 + 5580 + 5527.81

11730.63
Fse =
0,65 x h

Fo = 1.2

1.5
Ac =

= 1718773

Winda Widia
baan III

1200 mm ;
atekan (Ac) =

ratekan =
=
=

1
qL2
8

3 + 22.515 + 5580 + 5527.81

11730.63
=
0,65 x h

x Fse =

x 18047.119
0.45 x

1718773 mm2

Winda Widia
4000 mm

400 mm
200 mm

200 mm

170 mm 750 mm

250 mm

550 mm

1.2 m
345000 mm2 = 0.345 m

0.345 x 1 x 25 = 8.625 kN/m'


0.200 x 4 x 1 x 25 = 20.000 kN/m'
0.050 x 4 x 1 X 10 = 2.000 kN/m' +
= 30.625 kN/m'

1
= x 30.625 x 38^2 = 5527.8 kNm
8

0 + 5527.81 = 11730.628 kNm

11730.63
= 15039.266 kNm
0.65 x 1.2

18047 kN

8047.119 x 1000
< 345000 mm2
35

> 345000 mm2 (Profil tidak memenuhi)

Winda Widia
Profil Percobaan IV

h
L. Balok peratekan (Ac)

B.S. Balok pratekan


B.S. Plat slab
B.S. Air Hujan

M max

MT =

Fse =

Fo =

Ac =

Winda Widia
fil Percobaan IV

=
Balok peratekan (Ac)

Balok pratekan
Plat slab
Air Hujan

600.3 + 22.515 + 5580 + 5566.17

11768.98
0,65 x h

1.2

1.5

1655417

Winda Widia
baan IV

170

1250 mm ; 1.25
tekan (Ac) = 353500

atekan = 0.354
= 0.200
= 0.000

1
qL2 =
8

3 + 22.515 + 5580 + 5566.17

11768.98 11768.98
=
0,65 x h 0.65 x 1.25

x Fse = 17382

x 17381.884
0.45 x 35

1655417 mm2 >

Winda Widia
4000 mm

400 mm
200 mm

200 mm

mm 800 mm

250 mm

550 mm

m
353500 mm2 = 0.3535 m

x 1 x 25 = 8.838 kN/m'
x 4 x 1 x 25 = 20.000 kN/m'
x 4 x 1 X 10 = 2.000 kN/m' +
= 30.838 kN/m'

1
x 30.8375 x 38^2 = 5566.2 kNm
8

= 11768.984 kNm

11768.98
= 14484.903 kNm
65 x 1.25

kN

x 1000
< 353500 mm2

353500 mm2 (Profil tidak memenuhi)

Winda Widia
2035552

1862764

1718773

1655417

Winda Widia
Ac (cm2)

2035552

1862764

1718773
311000
1655417

Winda Widia
328000

311000

Winda Widia
353500
345000

Profil ideal

h (mm)
1000 1100 1200 1250

Winda Widia
3.3 Perhitungan Balok / Gelagar Utama

3.3.1

Luas penampang balok prategang

Ac =

Mencari titik berat balok

Statis momen terhadap garis X-X

= (

Yt =

Yb =

Winda Widia
hitungan Balok / Gelagar Utama

Mencari besaran-besaran balok prategang

400

I
II II

Yt

III

Yb
IV IV
V

550
pang balok prategang

400 x 150 + 0.5


170 x 890 + 0.5
550 x 160
339300 mm2

k berat balok

n terhadap garis X-X

400 x 150 x 75
100 x 183.33 ) + ( 170
0.5 x 380 x 150
160 x 1120
223406833.333 mm3

223406833.333
= 658.43 mm
339300

542 mm

Winda Widia
mm

150 mm
II 100 mm

170 mm
640 mm
1200 mm

150 mm
IV
160 mm

mm

x 230 x 100 +
x 380 x 150 +

) + ( 0.5 x 230 x
x 890 x 595 ) + (
x 990 ) + ( 550 x

~ 658 mm

Winda Widia
Mencari momen inersia balok
I = 1
x
12
583 2

x 230

x 890
1
x
36
150 x

+ 550

= 55247683066.7

Balok prategang pada perletakan

II

Ac = 400 x
x 160
= 508425

Winda Widia
400

380

332

mm4

II

1040

mm2

Winda Widia
x 150 3
+
1
x 230 x
36
100 x 474.67 2

+ 170 x 890

x 150 3
+
1
2
+ x
12
160 x 462 2

400 mm

150
100

I 640

150

III 160

550 mm

+ 0.5 x 59

Winda Widia
400 x 150

100 3
+
1
+ x
12
x 63 2

0.5 x 380

550 x 160

mm
mm

981 mm
mm

mm
59 mm

mm

x 150 +

Winda Widia
x

0.5

170

550

Winda Widia
Statis momen terhadap garis X - X

= ( 400 x 1040
x 1020.3 ) + (
= 319394975 mm3

319394975
Yt = =
508425
Yb = 572 mm

Mencari momen inersia balok prategang pada perletakan


I = 1
x 400
12
108 2
+

x 150 x

x 160 3

= 64519031837.5 mm4

3.3.2 Mencari besaran-besaran balok komposit

Winda Widia
x 520 ) + ( 0.5 x 150 x 59
550 x 160 x 1120 )

628.20 mm ~ 628 mm

ng pada perletakan
x 1040 3
+ 400 x 1040 x
1
x 150 x 59 3
+ 0.5
36
1
59 x 392.333 2
+ x 550
12

+ 550 x 160 x 492 2

k komposit

1352.2 mm

400 mm

I 200 mm
II 150 mm
III III
100 mm

IV 170 mm 640 mm

V V 150 mm
VI 160 mm

550 mm

Winda Widia
Ac = 400 x 150 + 0.5 x 230 x 100 +
170 x 890 + 0.5 x 380 x 150 +
550 x 160
= 339300 mm2

Bef ≤ 8 t
= 8 200
= 1600 mm

Ec slab
Bef = BEF
Ec beam
4700 25
= x 1600
4700 35
= 1352.25 mm

Mencari titik berat balok komposit

Statis momen terhadap sumbu X - X

= ( 1352 x 200 x 100 ) + ( 400 x 150 x 275


) + ( 0.5 x 230 x 100 x 383.33 ) + ( 170 x
890 x 795.0 ) + ( 0.5 x 380 x 150 x 1190
) + ( 550 x 160 x 1320 )
= 318306833.3333 mm3

Luas beton komposit efektif

AcBc = 339300 + 1352 x 200 = 609700 mm2

318306833.3333
Yt' = = 522 mm ~ 522 mm
609700

Yb' = 878 mm

Mencari momen inersia balok komposit


I = 1
x 1352 x 200 3
+ 1352 x 200 x
12
1
422 2
+ x 400 x 150 3
+ 400
12
1
x 150 x 247 2
+ x 230 x 100 3
36
1
+ 0.5 x 230 x 100 x 138.67 2
+ x
12

Winda Widia
=

Balok komposit pada perletakan

Luas balok komposit pada perletakan

AcBc'

Mencari titik berat balok komposit perletakan

Statis momen terhadap sumbu X - X

Winda Widia
170 x 890 3
+ 170 x 890 x 273 2

1
+ x 380 x 150 3
+ 0.5 x 380
36
1
x 150 x 668 2
+ x 550 x
12
160 3
+ 550 x 160 x 798 2

143298595800 mm4

ok komposit pada perletakan

1352 mm

400 mm
X
I 200 mm

981 mm
II

III 59 mm
IV 160 mm

550 mm

s balok komposit pada perletakan

= 508425 + 1352 x 200 = 778825 mm2

ncari titik berat balok komposit perletakan

is momen terhadap sumbu X - X


= 1352 x 200 x 100 + 400 x 1040 x
720 + 0.5 x 150 x 59 x 1220.3 +
550 x 160 x 1320

Winda Widia
= 448119975 mm3

448119975
Yt' = = 575.38 mm ~ 575 mm
778825
Yb' = 825 mm

Mencari momen inersia balok komposit perletakan

I = 1
x 1352 x 200 3
+ 1352 x 200 x
12
1
475 2
+ x 400 x 1040 3
+ 400
12
1
x 1040 x 145 2
+ x 150 x
36
59 3
+ 0.5 x 150 x 59 x 645 2

1
+ x 550 x 160 3
+ 550 x 160
12

x 745 2

= 159025802946 mm4

3.3.3 Mencari Wt, Wb, kt, dan kb

I Wb
Rumus : Wt = kt =
Ct A

I Wt
Wb = kb =
Cb A

Beton prategang

Balok bagian tengah

55247683066.6667
Wt = = 83963044.1743 mm3
658
55247683066.6667
Wb = = 101932994.588 mm3
542

101932994.587946
kt = = 300 mm
339300
83963044.1742654
kb = = 247 mm
339300

Winda Widia
Balok bagian perletakan
64519031837.5
Wt = = 102737311.843 mm3
628
64519031837.5
Wb = = 112795510.205 mm3
572

112795510.20542
kt = = 222 mm
508425
102737311.843153
kb = = 202 mm
508425

Balok komposit bagian tengah


143298595800
Wt' = = 274518382.759 mm3
522
143298595800
Wb' = = 163210245.786 mm3
878

163210245.785877
kt' = = 268 mm
609700
274518382.758621
kb' = = 450 mm
609700

Balok bagian perletakan


159025802946
Wt' = = 276566613.819 mm3
575
159025802946
Wb' = = 192758549.025 mm3
825

192758549.025252
kt' = = 247 mm
778825
276566613.818841
kb' = = 355 mm
778825
TABEL BESARAN
Jenis BP Besaran BC Besaran
Ct 658 mm Ct' 522 mm
Cb 542 mm Cb' 878 mm
Wt 83963044.1743 mm3 Wt' 274518382.759 mm3
Tengah
Wb 101932994.588 mm3 Wb' 163210245.786 mm3
kt 300 mm kt' 268 mm
kb 247 mm kb' 450 mm
Ct 628 mm Ct' 575 mm
Cb 572 mm Cb' 825 mm

Perletakan Wt 102737311.843 mm3 Wt' 276566613.819 mm3


Wb 112795510.205 mm3 Wb' 192758549.025 mm3
kt 222 mm kt' 247 mm

Winda Widia
3.3.4 Mencari besaran-besaran balok komposit

1352.2 mm

400 mm
X
I 200 mm
II 150 mm
III III
100 mm

IV 170 mm 640 mm

V V 150 mm
VI 160 mm

550 mm

Berat sendiri balok prategang


Wq1 = 0.3393 x 1 x 25 = 8.4825 kN/m'

Berat sendiri air hujan


Wq2 = 0.05 x 1 x 4 x 10 = 2 kN/m'

Berat sendiri plat lantai


Wq3 = 0.20 x 1 x 4 x 25 = 20 kN/m'

Wqtotal = Wq1 + Wq2 + Wq3


= 8.4825 + 2 + 20
= 30.4825 kN/m'

Berat sendiri aspal


Wq2 = 0.05 x 1 x 4 x 23 = 4.6 kN/m'

Berat hidup terbagi rata


WL = 15.750 kN/m'

Beban hidup garis


P = 85.750 kN

Winda Widia
3.3.5 Menghitung momen Mg, Mp, Mc, dan MT

Akibat berat sendiri balok prategang


Wq1 = 8.4825 kN/m'
Wq1

A
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RA 9.00 m

Menghitung Momen :
MX = RA.X - 1 Wq1 X2
2
= 1 1
x 8.483 x 38 X - x 8.4825 X 2
2 2
= 161.1675 X - 4.24125 X2

TABEL MOMEN

Beban Jarak Momen


NO
(kN/m1) (m) (kNm)
1 8.483 1.00 156.926
2 8.483 2.00 305.370
3 8.483 3.00 445.331
4 8.483 4.00 576.810
4.5 8.483 4.50 639.368
5 8.483 5.00 699.806
6 8.483 6.00 814.320
7 8.483 7.00 920.351
8 8.483 8.00 1017.900
9 8.483 9.00 1106.966

Akibat berat balok perangkai


B.S balok perangkai = 0,15 x 0.40 x 1.58 x 25.00 = 2.37 kN
2.370 2.370 1.185

1 2 3 4 5 6 7 8 9
RA 9.00 m

Winda Widia
=

Akibat berat balok prategang, plat lantai dan air hujan


Wq

RA

Menghitung Momen :
MX

Winda Widia
4.5 > X > 0 Mx = 3,555 x
4.5 > X > 9 Mx = 3,555 X - 2,370 ( x - 4.5 )
= 1.185 x + 11.85

TABEL MOMEN

NO Jarak ( m ) Momen ( kNm )


1 1.0 13.035
2 2.0 14.220
3 3.0 15.405
4 4.0 16.590
4.5 4.5 17.183
5 5.0 17.775
6 6.0 18.960
7 7.0 20.145
8 8.0 21.330
9 9.0 22.515
10 = 10.00 23.700
bat berat balok prategang, plat lantai dan air hujan
= 30.483 kN/m'
Wq

1 2 3 4 5 6 7 8 9
9.00 m

nghitung Momen :
= RA.X - 1 Wq X2
2
= 1 1
x 30.483 x 38 X - x 30.483 X2
2 2
= 579.168 X - 15.241 X2

Winda Widia
TABEL MOMEN

MT

3.3.6 Menentukan besarnya gaya Prategangan, F, dan Fo


F

Fo

Coba lokasi cgs


e

e1
e2
kb

mt

mb

Hitung lagi F dan Fo


F

Fo

Winda Widia
TABEL MOMEN

NO
1
2
3
4
4.5
5
6
7
8
9

= 600.300
= 10180.781

nentukan besarnya gaya Prategangan, F, dan Fo


MT
=
0.65

= 1.2

a lokasi cgs
= kb

=
Mg
=
Fo
=

+ kt =

I / Ct
=
I' / Ct'

I / Ct
=
I' / Ct'

ung lagi F dan Fo


397796.6
=
61.856

= 1.2

Winda Widia
TABEL MOMEN

Beban Jarak Momen


(kN/m1) (m) (kNm)
30.483 1.00 563.926
30.483 2.00 1097.370
30.483 3.00 1600.331
30.483 4.00 2072.810
30.483 4.50 2297.618
30.483 5.00 2514.806
30.483 6.00 2926.320
30.483 7.00 3307.351
30.483 8.00 3657.900
30.483 9.00 3977.966

+ 22.515 + 3977.966 + 5580.000


180.781 kNm

aya Prategangan, F, dan Fo


MT 10180.781
= = 13052.284 kN
h 0.65 1.2

F = 15662.740 kN

+ e1 + e2

= 0
1106966.250
= = 71 mm
15662.740
= 247 mm +
e = 318.1 mm

318 + 300 = 619 mm

Wt 83963044.1743
= = = 0.3059
Wt' 274518382.759

Wb 101932994.588
= = = 0.6246
Wb' 163210245.786

+ 0.62455 x 558000.000
= 12065.123 kN
61.856

F = 14478 kN ≠ 15663 kN

Winda Widia
maka e1 dan e2 perlu direvisi sebagai berikut
e1
e2
kb

F dan Fo dikoreksi lagi sebagai berikut


F

Fo

Ac ditentukan oleh
Ac

Ac

Ac

Dalam perhitungan selanjutnya diambil balok prategang dengan tinggi h =


Fo
F

3.3.7 Menentukan letak / lintasan kabel


ditentukan :

Winda Widia
a e1 dan e2 perlu direvisi sebagai berikut
= = 0
15662.740
= x 71 = 76.5 mm
14478.148
= = 247 mm +
e = 323.9 mm

+ kt = 324 + 300 = 624 mm

an Fo dikoreksi lagi sebagai berikut


618.556
= x 12065 = 11953.4 mm
624.339

= 1.20 F = 14344.052 kN

ditentukan oleh
1 Fo.e - Mg
= ( Fo + )
fb kt
1 + 14344051 x 324 - 1106966250
= 14344052
19.20 300
= 616090 mm2

1 Mp + mt. Mc - F.e
= (F+ )
ft kt
1 ### + 11953376 x 0 - 0
=
19.20 14344
= 43 mm2

= 43.403 mm2 < Ac = 339300 mm2 (OK)

am perhitungan selanjutnya diambil balok prategang dengan tinggi h = 1200 mm


= 14344.1 kN
= 11953.4 kN

nentukan letak / lintasan kabel


ntukan : 1. Mg
a2 =
Fo
a2 = diukur dari kb (kern bawah)
Fo = 14344052 N
2. Mpt + mb Mc
a1 =
F
a1 = diukur dari kt (kern atas)
F = 11953377 N
Mpt = Momen akibat balok prategang + plat + air hujan
Mc = Momen akibat beban aspal + beban hidup
mb Mc = Modified momen

Winda Widia
Titik 9 :

Titik 8 :

Titik 7 :

Titik 6 :

Titik 5 :

Titik 4,5 :

Titik 4 :

Winda Widia
a2

a1

a2

a1

a2

a1

a2

a1

a2

a1

a2

a1

a2

a1

Winda Widia
=

=
=

=
=

=
=

=
=

=
=

=
=

=
=

Winda Widia
1106966250
= 77.172 mm
14344052
3977966250 + 0.6246 x 6180300000
11953377
655.7 mm

1017900000
= 70.963 mm
14344052
3657900000 + 0.6246 x 5656000000
11953377
601.53 mm

920351250
= 64.163 mm
14344052
3307351250 + 0.6246 x 5091100000
11953377
542.69 mm

814320000
= 56.771 mm
14344052
2926320000 + 0.6246 x 4485600000
11953377
479.18 mm

699806250
= 48.787 mm
14344052
2514806250 + 0.6246 x 3839500000
11953377
410.99 mm

639368437.5
= 44.574 mm
14344052
2297618437.5 + 0.6246 x 3501225000
11953377
375.15 mm

576810000
= 40.212 mm
14344052
2072810000 + 0.6246 x 3152800000
11953377
338.14 mm

Winda Widia
Titik 3 :

Titik 2 :

Titik 1 :

Titik 0 :

3.3.8 Menentukan rencana letak cgs


Untuk menentukan letak cgs, kita tinjau pada penampang kritis yaitu penampang 9
Cgs kita coba pada 120mm dari tepi bawah
mb
mt

542

MT1 =
MT2 =

Winda Widia
a2 =

a1 =
=

a2 =

a1 =
=

a2 =

a1 =
=

a2 =
a1 =

entukan rencana letak cgs


uk menentukan letak cgs, kita tinjau pada penampang kritis yaitu penampang 9
kita coba pada 120mm dari tepi bawah
= 0.6246
= 0.3059

kt =

kb =

5580000000
5580000000

Winda Widia
445331250
= 31.046 mm
14344052
1600331250 + 0.6246 x 2425500000
11953377
260.61 mm

305370000
= 21.289 mm
14344052
1097370000 + 0.6246 x 1657600000
11953377
178.41 mm

156926250
= 10.94 mm
14344052
563926250 + 0.6246 x 849100000
11953377
91.542 mm

0
0

etak cgs
ak cgs, kita tinjau pada penampang kritis yaitu penampang 9
0mm dari tepi bawah

11
Fo = 14344052 N
300 F = 11953376.615 N
Mg = 1106966250 Nmm

Cgc 0.00

247
172
F 292
120
10

+ 0.6246 x 6180300000 = 9439907712.4 Nmm


+ 0.3059 x 6180300000 = 7470280704.32 Nmm

Winda Widia
Kontrol tegangan
1.

2.

3.3.9

Winda Widia
trol tegangan
Pada waktu transfer
a2
ft

fb

Pada waktu service load


ft

ft

fb

fb

Kesimpulan :

Menentukan jumlah kabel


Fo
diambil strand VSL unit 12 jumlah kawat untaian : 8

Jarak kabel untuk :


d max (φ) =

Winda Widia
gan
waktu transfer
= 77.172 mm
77.172 -
=
83963044.1742654
= -16.2 Mpa

300 +
=
101932994.587946
= 76.817 Mpa

waktu service load


C (yt)
= dimana
Wt

MT2
= =
F

-11953377
=
83963044.1742654
= -64.484 Mpa

C (yb)
= dimana
Wb

MT1
= =
F

-11953377
=
101932994.587946
= -8.1907 Mpa

mpulan : Cgs pada h = 120 memenuhi f, tidak dilampaui baik tarik maupun tekan

entukan jumlah kabel


= 14344052
bil strand VSL unit 12 jumlah kawat untaian : 8

14344052
=
1050000

kabel untuk :
x (φ) = 32 mm

Winda Widia
172 x 14344052
83963044.1742654
< 5.58 Mpa (OK)

247 - 2 x 14344052
101932994.587946
< Mpa (OK)

C = F
dimana
yt = a - 172

7470280704.32
= 624.95 mm
11953377

x 624.95 - 172
83963044.1742654
< 0 Mpa (OK)

C = F
dimana
yb = a - 172 - kt - kb

9439907712.4
= 789.73 mm
11953377

x 789.73 - 172 - 300 - 247


101932994.587946
< 0 Mpa (OK)

= 120 memenuhi f, tidak dilampaui baik tarik maupun tekan

N
lah kawat untaian : 8 P = 1050000 N
A = 790 mm2

= 13.661 3 unit 12

105 mm ( Tabel V - 2 ) VSL

Winda Widia
8

100
50
70
4

Rencana letak dan jumlah kabel pada bagian perletakan

8 Strand

8 Strand

4 Strand

Winda Widia
400

Strand

Strand

100
550

mlah kabel pada bagian perletakan

III

II
rand

100
550

Winda Widia
mm

150 mm
100 mm

640 mm

150 mm

160 mm

100
mm

bagian perletakan

Unit I = 8 strand
III 200 mm
Unit II = @4 strand
Unit III = 8 strand

405 mm

405 mm

II

170 mm

100
mm

Winda Widia
Perletakan

kb 202 mm kb' 355 mm

Winda Widia
CABLE LAYOUT

kt = #DIV/0!

#REF! 658
Cgs = 0.00

kt = #REF!
#REF! 542
410

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Anda mungkin juga menyukai