Anda di halaman 1dari 20

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN SHOULDER JOINT PADA

KASUS DISLOKASI DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH LINGGAJATI

Diajukan untuk memenuhi syarat praktek kerja lapangan di instalasi radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah linggajati

Disusun oleh :

DEDE RIZHALDI ( 202117088 )


SAPNAH ( 202117101 )

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN


RADIOTERAPI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AN-NASHER CIREBON TAHUN 2021
LEMBARAN PENGESAHAN

Sesuai dengan hasil bimbingan Laporan Studi Kasus, maka telah dilakukan perbaikan.
Pada aspek substansial, metodologik, dan cara penulisan. Atas dasar hal tersebut,
maka Laporan Studi Kasus dengan judul :
“PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN SHOULDER JOIN PADA KASUS
DISLOKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LINGGAJATI”
Yang disusun oleh mahasiswa Program Studi D3 Teknik Radiadiagnostik dan Radioterapi
STIKES AN NASHER CIREBON

Nama : Dede Rizhaldi (202117088)


Sapnah (202117101)
Telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan

Cirebon, 1 Desember 2021

Menyetujui

Kepala Ruangan Radiologi Pembimbing PKL


RSUD LINGGAJATI STIKes AN NASHER CIREBON

Doni Sukma Anjasmara,S.KM Fadilah Nurbaetillah, S.Tr.AK


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus Praktek Kerja Lapangan I mulai 1 November sampai 31 Desember
2021 di Rumah Sakit Umum Dareah Linggajati. Dengan menyelesaikan laporan
kasus ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan, dukungan, nasihat, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengungkapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Dr. H. Edi Martono, MARS. selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Linggajati
2. dr. Yanti Nuraeni . Sp. Rad selaku Kepala instalansi Radiologi di Rumah
Sakit Umum Daerah Linggajati
3. Bapak Doni Sukma Anjasmara,S.KM, selaku kepala ruangan Radiologi di
Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati.
4. dr. Yuki Mulyani Sp. Rad selaku Radiolog Rumah Sakit Umum Daerah
Linggajati
5. dr. H. Ahmad Qoyyim. MARS, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan An Nasher
6. H. Burlian Mughnie, S.H., M.Kes., Ph.D selaku ketua prodi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi STIKes An Nasher Cirebon
7. Bapak Rudi Setiawan, M.Kes Selaku Sekretaris Prodi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi STIKes An Nasher Cirebon
8. Seluruh radiografer dan staf Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Linggajati
9. Kedua Orang tua dan rekan – rekan yang telah memberikan motivasi,
bimbingan dan dorongan baik berupa sikap moral maupun materi,hingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan kasus ini.
Semoga Allah memberi balasan kepada semua pihak yang telah ikut serta
membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini
bermanfaat untuk pembaca dan mahasiswa Prodi D3 Teknik Radiodiagnostik dan
ii
Radioterapi An-Nasher Cirebon khususnya.

Cirebon, 1 Desember
2021

Penulis
DAFTAR ISI

iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Dan Fisiologi Sholder joint ............................................................................3
B. Patofisiologi Dislokasi..................................................................................................4
C. Etiologi Dislokasi Shoulder jointsss...................................................................5
D. Patofisiologi Dislokasi Shoulder joint................................................................5
E.Teknik Pemeriksaan Radiografi Shoulder joint..............................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Pasien............................................................................................................8
B. Persiapan Bahan Dan Alat...........................................................................................8
C. Teknik Pemeriksaan....................................................................................................8
D. Pengolahan Film........................................................................................................11
E. Hasil Ekspertise Dokter.............................................................................................11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
LAMPIRAN………………………………………………………………………………14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Os scapula IV

Gambar 2.2 Anatomi Os Clavicula


Gambar 2.3 Anatomi Os Humerus
Gambar 2.4 Proyeksi AP
Gambar 2.5 Hasil Radiograf Shoulder joint Proyeksi AP
Gambar 2.6 Pesawat Sinar X
Gambar 2.7 Monitor oprasional sinar x DR
Gambar 2.8 Detector panel DR
Gambar 2.9 Printer fuji film dry pix
Gambar 2.10 Monitor pengatura Kv,mA,mAs
Gambar 2.11 Shoulder joint Proyeksi AP
Gambar 2.12 Hasil Radiografi di RSUD Linggajati
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk
membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk mendiagnosa suatu penyakit
melalui pembuatan gambar yang disebut radiograf. Pemeriksaan dengan memanfaatkan
sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan pada
tanggal 8 November 1895 oleh Wilhem Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu
revolusi dalam dunia kedokteran karena dengran hasil penemuan ini dapat digunakan untuk
pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai.
Salah satu diagnogsa yang bisa diperoleh dengan pemeriksaan radiodiagnostik adalah
gambaran dislokasi. Dislokasi adalah terlepasnya kompersi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat terjadi hanya pada komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya yaitu dari mangkuk
sendi.
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara
anatomis (tulang lepas dari sendi), (Brunner & Suddarth). Keluarnya kepala sendi dari
mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segera. (Arif Mansyur,dkk.2000).
Berdasarkan definisi para ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dislokasi
adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi adalah
komponen tulangnya yang bergeser atau terlepasnya tulang dari tempat yang seharusnya.
Penyebab utama dislokasi adalah cendera atau trauma yang disebabkan oleh benturan
keras. Contohnya Ketika seorang terjatuh, tertabrak, atau bentuk trauma lainnya yang bisa
menyebabkan benturan keras.
Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk
laporan kasus dengan judul ”Pemeriksaan shoulder joint pada kasus dislokasi”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pemeriksaan shoulder joint pada kasus dislokasi di RSUD
Linggajati ?

1
2. Apakah radiografi yang dihasilkan dengan teknik pemeriksaan shoulder joint
proyeksi AP sudah mampu menegakkan diagnosa di RSUD Linggajati ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis mempunyai tujuan sabagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Shoulder joint proyeksi AP pada
kasus Dislokasi di RSUD Linggajati
b. Dapat menegakkan diagnose memalui teknik pemeriksaan shoulder joint
Pada kasus dislokasi Shoulder joint di RSUD Linggajati

2. Tujuan khusus
untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan 1di jurusan teknik
radiografi dasar III program studi diploma III teknik radiodiagnostik dan
radioterapi STIKes AN-NASHER CIREBON

D. Manfaat Penulisan
1 Manfaat Teori
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan
informasi kepada pembaca Manfaat mengenai Teknik Pemeriksaan Shoulder joint.
2 Manfaat Penulis
Menambah pengetahuan mengenai Teknik Pemeriksaan Shoulder Anterior
Posterior.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Dan Fisiologi Shoulder Joint
Shoulder joint adalah ball and socket joint yang terbentuk oleh head humerus
dan glenoid cavity dari tulang scapula. Hal ini disebut juga humeroscapular atau
glenohumeral joint, Sendi bahu merupakan sendi yang komplek pada tubuh manusia
dibentuk oleh tulang-tulang yaitu : scapula (shoulder blade), clavicula (collar bone),
humerus (upper arm bone). Daerah persendian bahu mencakup empat sendi,
yaitu sendi sternoclavicular, sendi glenohumeral, sendi acromioclavicular, sendi
scapulothoracal. Empat sendi tersebut bekerjasama secara secara sinkron. Pada
sendi glenohumeral sangat luas lingkup geraknya karena caput humeri tidak masuk
ke dalam mangkok karena fossa glenoidalis dangkal (Sidharta, 1984)
 Tulang penyusun shoulder
a) Os Scapula

Gambar 2.1 Os Scapula


Tulang ini merupakan tulang pipih yang terbentuk segitiga terletak pada
lateroposterior dari thorak, setinggi costa kedua sampai costa ketujuh. Tulang
ini terdiri dari acromion, cavitas glenoidalis, prosesus korakoideus.
b) Os Clavicula

Gambar 2.2 Anatomi Os Clavicula


Tulang ini merupakan tulang Panjang, sedikit bengkok hampir menyerupai
huruf S. Bagian yang berhubungan dengan sternum disebut ekstermitas

3
sternalis dan bagian yang berhubungan dengan acromialis disebut ekstremitas
acromialis.

c) Os Humerus

Gambar 2.3 Anatomi Os Humerus


Tulang ini merupakan tulang Panjang yang bagian atasnya akan bersendi
dengan tulang radius dan ulna . tulang ini terdiri dari caput humeri, tuberculum
major, tuberculum minor.
B. Patofisiologi Dislokasi
Patofsiologi Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan.
Humerus terdorong ke depan, merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid
teravulsi.. Akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan luksasio
erekta dengan tangan mengarah lengan , hampir selalu jatuh membawa kaput ke
posisi dan bawah karakoid.
Menurut para ahli dislokasi merupakan keadaan dimana tulang-tulang yang
membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis, dislokasi umumnya terjadi
pada komponen tulangnya sajayang bergeser atau seluruh komponen tulang terlepas
dari tempat yang seharusnya ( Mansjoer dkk., 2000).
C. Etiologi dislokasi shoulder joint
Etiologi dislokasi bahu paling sering adalah trauma pada bahu (95% kasus),
misalnya benturan keras, rotasi bahu yang berlebihan, cedera saat berolahraga, atau
kecelakaan kendaraan bermotor. Kebanyakan dislokasi bahu terjadi secara anterior,
meskipun bisa juga terjadi secara posterior atau inferior.

a. Patofisiologi dislokasi shoulder joint


Patofisiologi dislokasi bahu (shoulder joint) pada dasarnya diawali trauma pada
gelang bahu, namun mekanisme trauma yang berbeda akan menghasilkan jenis

4
dislokasi yang berbeda pula. Jenis dislokasi bahu yang paling sering terjadi adalah
dislokasi bahu anterior (95%) kemudian diikuti posterior (2-5%) dan inferior (<1%).

 Dislokasi Bahu Anterior


Patofisiologi dislokasi bahu anterior umumnya didasari mekanisme indirek
pada bahu. Mekanisme tersering adalah tumpuan gaya mendadak pada lengan
dalam keadaan abduksi, rotasi eksternal, dan ekstensi. Pada 40% kasus
dislokasi bahu anterior, dapat terjadi kerusakan saraf, fraktur caput humerus,
robekan fossa glenoid, atau labrum.

 Dislokasi Bahu Posterior


Berbagai mekanisme dapat menyebabkan dislokasi bahu posterior, yang
paling sering adalah tumpuan gaya aksial pada lengan saat adduksi, fleksi, dan
rotasi internal (misalnya jatuh dengan tangan terentang atau FOOSH injury).
Dislokasi posterior juga dapat terjadi akibat kontraksi muskular seperti pada
kejang atau tersengat listrik, dimana rotator internal menarik sendi lebih kuat
dibandingkan rotator eksternal.

 Dislokasi Bahu Inferior


Patofisiologi dislokasi bahu inferior sering disebabkan kompresi aksial
terhadap lengan yang terabduksi penuh, sehingga menyebabkan caput humeri
terdorong melewati ligamen glenohumeral inferior.

Gejala dislokasi sendi bahu adalah area dimana dua atau lebih tulang bertemu sendi
berbentuk jaringan ikat dan tulang rawan, serta berfungsi sebagai penghubung
diantara tulang tulang saat bergerak, kondisi pada kasus dislokasi shoulder joint, ini
dapat menimbulkan gejala dan keluhan sebagai berikut.
1. Sakit dan nyeri pada sendi bahu yang cidera
2. Sendi bengkak dan memar
3. Bagian sendi bahu yang cidera menjadi kemerahan atau menghitam
4. Bentuk dan sendi bahu menjadi tidak normal
5. Sakit Ketika bergerak

5
6. Matirasa dibagian sendi yang cidera

Komplikasi dislokasi yang tidak segera di tanggani menimbulkan berupa


robeknya otot
1. Robeknya otot ligament dan tendon pada sendi
2. Kerusakan searaf dan pembuluh darah di daerah sendi
3. Peradangan pada sendi
4. Dislokasi berulang.

b. Teknik radiograf pemeriksaan Shoulder joint


1. Proyeksi pemeriksaan AP
 PP (Posisi Pasien) = Posisikan Pasien Berdiri (Erect) dengan tangan
dalam posisi AP
 PO (Posisi Objek) = Posisikan bahu menempel stancase dengan posisi
pasien proyeksi AP sehingga epicondylus sejajar dalam bidang plat
detector.
 Ukuran Kaset = 35X43
 CR = Tegak Lurus Horizontal
 CP = Diantara Glenoid Fossa dan Caput Humerus (ScapuloHumeral
joint)
 Kolimasi = Atur Lapangan Penyinaran sehingga Shoulder Joint
Terlihat
 FFD = 100cm
 Marker R/L

Gambar 2.4 Proyeksi AP


 Kriteria Foto = Calvicula, Scapula, Coracoid process, akromion, dan
sendi Scapulohumeral joint atau caput humerus dan Glenoid Fossa.

6
Gambar 2.5 Hasil Radiograf Shoulder joint Proyeksi AP

 Kriteria Foto = Pada Proyeksi ini sendi bahu atau Shoulder Joint terbuka
dan Tuberculum Minor berada di antara capur humeri dan Glenoid.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Pasien
No Registrasi : 138xxx
Nama Pasien : Ny/Tn
Nomor film : U5973
Umur : 06/05/1951
Status Pasien : L/U
Photo yang diminta : Ro Shoulder joint sinistra
Diagnosa ; Susp Dislokasi

Pada tanggal 5 November 2021 Pasien datang ke ruangan radiologi RSUD


LINGGAJATI dengan keluhan sakit di bagian pundak/shoulder sebelah kiri, pasien
menceritakan bahwa awal mula nya karena terjatuh kemudian pasien dibawa ke
pengobatan alternatif tetapi sudah 1bulan lamanya tak kunjung sembuh bahkan
bertambah parah sehingga muncul memar dibagian glenohumeral.

B. Bahan Dan alat


a. Pesawat Sinar X

Gambar 2.6 Pesawat Sinar X

8
b. Monitor oprasional Pesawat Sinar X DR

Gambar 2.7 Monitor oprasional pesawat sinar x DR

c. Detector panel DR

Gambar 2.8 Detector panel DR


d. Printer film

Gambar 2.9 printer fuji film dry pix

9
e. Monitor pengaturan Kv,mA,mAs

Gambar 2.10 Monitor pengaturan Kv,mA,mAs


C. Teknik Pemeriksaan shoulder joint
1. Proyeksi AP

Gambar 2.11 Gambar Shoulder joint Proyeksi AP


a. PP (posisi pasien) Posisikan Pasien Berdiri (Erect) dengan bahu dalam posisi
AP dan gerakan tubuh exorotasi namun pasien non koopratif dikarenakan sakit
pada bagian glenohumeral sehingga posisi obyek tidak true AP exorotasi
b. PO (Posisi Objek) = Posisikan Bahu menempel stancase dengan posisi pasien
proyeksi AP sehingga epicondylus sejajar dalam bidang plat detector
c. CR = Tegak lurus Vertikal terhadap obyek
d. CP = Diantara Glenoid Fossa dan Caput Humerus (ScapuloHumeral joint)
e. FFD = 100 cm
f. Luas lapangan kolimasi = Atur Lapangan Penyinaran sehingga Shoulder Joint
Terlihat
g. Faktor eksposi = KV:55 MA:200 S:10

10
h. Ukuran plat detector = 35x43 cm
i. Marker = L

Gambar 2.12 Hasil Radiograf di RSUD Linggajati

 Kriteria Foto = Pada hasil gambar pemerikaan shoulder joint proyeksi AP ini terjadi
dislokasi dibagian head humerus yang terlepas dari tempatnya, terlihat juga tulang
scapula, clavikula, acromion, coracoid proscesus, dan caput humerus.

a. Teknik Pengolahan Film


Teknik pengolahan film yang dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati
menggunakan Digital Radiografi (DR) adalah suatu bentuk sinar-x pencitraan, di mana
detektor panel dapat menangkap gambar objek yang diekspos dan langsung
ditampilkan dimonitor.

D. Hasil Ekspertise Dokter


Shoulder joint senistra :
Dislokasi caput humerus kiri ke inferomedial
Fraktur (-)
Osteomielitis (-)

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian studi kasus yang berjudul Teknik Pemeriksaan Radiografi
shoulder joint Di Instalasi Radiologi RSUD Linggajati dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1 Penatalaksanaan pemeriksaan shoulder joint proyeksi AP di RSUD linggajati
tidak sesuai dengan yang ada dalam teori dikarenakan KU (Kondisi Umum)
pasien tidak memungkinkan.
2 Penatalaksanaan pemeriksaan Shoulder joint proyeksi AP di RSUD
Linggajati sudah dapat menegakkan diagnose, walaupun tidak menggunakan
proyeksi endorotasi/eksorotasi.
3 Pada pelaksaan pemeriksaan dilapangan tidak harus sesuai dengan teori
tetapi harus memperhatikan kondisi pasien, agar tidak memperburuk kondisi
pasien namun tetap diperoleh gambaran yang diinginkan.

B. Saran
Untuk memperoleh gambaran yang sesuai, secara teori pemeriksaan Shoulder joint
dengan kasus dislokasi menggunakan proyeksi AP exorotasi dan endorotasi. Akan tetapi
pada pelaksaan pemeriksaan kita sebagai Radiografer tidak harus sesuai dengan teori,
tetapi harus memperhatikan kondisi pasien, agar tidak memperburuk kondisi pasien
namun tetap diperoleh gambaran yang diinginkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

B.Ac, Drs. H. Syaifuddin, (1997), Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat (Cetakan 1),
Kedokteran EGC, Jakarta.
Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures Bryan, James H. and Bryan,
Tanis H. (1979), Exceptional Children, California : Alfred Publishing Co., Inc.
Sheehan SE, Gaviola G, Gordon R, et al. Traumatic Shoulder Injuries: A Force Mechanism
Analysis—Glenohumeral Dislocation and Instability. American Journal of
Roentgenology, 2013. 201(2): 378–393. doi:10.2214/ajr.12.9986
Nambiar M, Owen D, Moore P, Carr A, Thomas M. Traumatic inferior shoulder dislocation:
a review of management and outcome. European Journal of Trauma and Emergency
Surgery, 2017. 44(1): 45–51.
https://www.alomedika.com/penyakit/kegawatdaruratan-medis/dislokasibahu/patofisiologi

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai