Diajukan untuk memenuhi syarat praktek kerja lapangan di instalasi radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah linggajati
Disusun oleh :
Sesuai dengan hasil bimbingan Laporan Studi Kasus, maka telah dilakukan perbaikan.
Pada aspek substansial, metodologik, dan cara penulisan. Atas dasar hal tersebut,
maka Laporan Studi Kasus dengan judul :
“PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN SHOULDER JOIN PADA KASUS
DISLOKASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LINGGAJATI”
Yang disusun oleh mahasiswa Program Studi D3 Teknik Radiadiagnostik dan Radioterapi
STIKES AN NASHER CIREBON
Menyetujui
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kasus Praktek Kerja Lapangan I mulai 1 November sampai 31 Desember
2021 di Rumah Sakit Umum Dareah Linggajati. Dengan menyelesaikan laporan
kasus ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan, dukungan, nasihat, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengungkapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Dr. H. Edi Martono, MARS. selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Linggajati
2. dr. Yanti Nuraeni . Sp. Rad selaku Kepala instalansi Radiologi di Rumah
Sakit Umum Daerah Linggajati
3. Bapak Doni Sukma Anjasmara,S.KM, selaku kepala ruangan Radiologi di
Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati.
4. dr. Yuki Mulyani Sp. Rad selaku Radiolog Rumah Sakit Umum Daerah
Linggajati
5. dr. H. Ahmad Qoyyim. MARS, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan An Nasher
6. H. Burlian Mughnie, S.H., M.Kes., Ph.D selaku ketua prodi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi STIKes An Nasher Cirebon
7. Bapak Rudi Setiawan, M.Kes Selaku Sekretaris Prodi Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi STIKes An Nasher Cirebon
8. Seluruh radiografer dan staf Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Linggajati
9. Kedua Orang tua dan rekan – rekan yang telah memberikan motivasi,
bimbingan dan dorongan baik berupa sikap moral maupun materi,hingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan kasus ini.
Semoga Allah memberi balasan kepada semua pihak yang telah ikut serta
membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus ini
bermanfaat untuk pembaca dan mahasiswa Prodi D3 Teknik Radiodiagnostik dan
ii
Radioterapi An-Nasher Cirebon khususnya.
Cirebon, 1 Desember
2021
Penulis
DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Dan Fisiologi Sholder joint ............................................................................3
B. Patofisiologi Dislokasi..................................................................................................4
C. Etiologi Dislokasi Shoulder jointsss...................................................................5
D. Patofisiologi Dislokasi Shoulder joint................................................................5
E.Teknik Pemeriksaan Radiografi Shoulder joint..............................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Pasien............................................................................................................8
B. Persiapan Bahan Dan Alat...........................................................................................8
C. Teknik Pemeriksaan....................................................................................................8
D. Pengolahan Film........................................................................................................11
E. Hasil Ekspertise Dokter.............................................................................................11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
LAMPIRAN………………………………………………………………………………14
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk
membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk mendiagnosa suatu penyakit
melalui pembuatan gambar yang disebut radiograf. Pemeriksaan dengan memanfaatkan
sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan pada
tanggal 8 November 1895 oleh Wilhem Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu
revolusi dalam dunia kedokteran karena dengran hasil penemuan ini dapat digunakan untuk
pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai.
Salah satu diagnogsa yang bisa diperoleh dengan pemeriksaan radiodiagnostik adalah
gambaran dislokasi. Dislokasi adalah terlepasnya kompersi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat terjadi hanya pada komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya yaitu dari mangkuk
sendi.
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara
anatomis (tulang lepas dari sendi), (Brunner & Suddarth). Keluarnya kepala sendi dari
mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segera. (Arif Mansyur,dkk.2000).
Berdasarkan definisi para ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dislokasi
adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi adalah
komponen tulangnya yang bergeser atau terlepasnya tulang dari tempat yang seharusnya.
Penyebab utama dislokasi adalah cendera atau trauma yang disebabkan oleh benturan
keras. Contohnya Ketika seorang terjatuh, tertabrak, atau bentuk trauma lainnya yang bisa
menyebabkan benturan keras.
Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk
laporan kasus dengan judul ”Pemeriksaan shoulder joint pada kasus dislokasi”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pemeriksaan shoulder joint pada kasus dislokasi di RSUD
Linggajati ?
1
2. Apakah radiografi yang dihasilkan dengan teknik pemeriksaan shoulder joint
proyeksi AP sudah mampu menegakkan diagnosa di RSUD Linggajati ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis mempunyai tujuan sabagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Shoulder joint proyeksi AP pada
kasus Dislokasi di RSUD Linggajati
b. Dapat menegakkan diagnose memalui teknik pemeriksaan shoulder joint
Pada kasus dislokasi Shoulder joint di RSUD Linggajati
2. Tujuan khusus
untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan 1di jurusan teknik
radiografi dasar III program studi diploma III teknik radiodiagnostik dan
radioterapi STIKes AN-NASHER CIREBON
D. Manfaat Penulisan
1 Manfaat Teori
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta memberikan
informasi kepada pembaca Manfaat mengenai Teknik Pemeriksaan Shoulder joint.
2 Manfaat Penulis
Menambah pengetahuan mengenai Teknik Pemeriksaan Shoulder Anterior
Posterior.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Dan Fisiologi Shoulder Joint
Shoulder joint adalah ball and socket joint yang terbentuk oleh head humerus
dan glenoid cavity dari tulang scapula. Hal ini disebut juga humeroscapular atau
glenohumeral joint, Sendi bahu merupakan sendi yang komplek pada tubuh manusia
dibentuk oleh tulang-tulang yaitu : scapula (shoulder blade), clavicula (collar bone),
humerus (upper arm bone). Daerah persendian bahu mencakup empat sendi,
yaitu sendi sternoclavicular, sendi glenohumeral, sendi acromioclavicular, sendi
scapulothoracal. Empat sendi tersebut bekerjasama secara secara sinkron. Pada
sendi glenohumeral sangat luas lingkup geraknya karena caput humeri tidak masuk
ke dalam mangkok karena fossa glenoidalis dangkal (Sidharta, 1984)
Tulang penyusun shoulder
a) Os Scapula
3
sternalis dan bagian yang berhubungan dengan acromialis disebut ekstremitas
acromialis.
c) Os Humerus
4
dislokasi yang berbeda pula. Jenis dislokasi bahu yang paling sering terjadi adalah
dislokasi bahu anterior (95%) kemudian diikuti posterior (2-5%) dan inferior (<1%).
Gejala dislokasi sendi bahu adalah area dimana dua atau lebih tulang bertemu sendi
berbentuk jaringan ikat dan tulang rawan, serta berfungsi sebagai penghubung
diantara tulang tulang saat bergerak, kondisi pada kasus dislokasi shoulder joint, ini
dapat menimbulkan gejala dan keluhan sebagai berikut.
1. Sakit dan nyeri pada sendi bahu yang cidera
2. Sendi bengkak dan memar
3. Bagian sendi bahu yang cidera menjadi kemerahan atau menghitam
4. Bentuk dan sendi bahu menjadi tidak normal
5. Sakit Ketika bergerak
5
6. Matirasa dibagian sendi yang cidera
6
Gambar 2.5 Hasil Radiograf Shoulder joint Proyeksi AP
Kriteria Foto = Pada Proyeksi ini sendi bahu atau Shoulder Joint terbuka
dan Tuberculum Minor berada di antara capur humeri dan Glenoid.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Pasien
No Registrasi : 138xxx
Nama Pasien : Ny/Tn
Nomor film : U5973
Umur : 06/05/1951
Status Pasien : L/U
Photo yang diminta : Ro Shoulder joint sinistra
Diagnosa ; Susp Dislokasi
8
b. Monitor oprasional Pesawat Sinar X DR
c. Detector panel DR
9
e. Monitor pengaturan Kv,mA,mAs
10
h. Ukuran plat detector = 35x43 cm
i. Marker = L
Kriteria Foto = Pada hasil gambar pemerikaan shoulder joint proyeksi AP ini terjadi
dislokasi dibagian head humerus yang terlepas dari tempatnya, terlihat juga tulang
scapula, clavikula, acromion, coracoid proscesus, dan caput humerus.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian studi kasus yang berjudul Teknik Pemeriksaan Radiografi
shoulder joint Di Instalasi Radiologi RSUD Linggajati dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1 Penatalaksanaan pemeriksaan shoulder joint proyeksi AP di RSUD linggajati
tidak sesuai dengan yang ada dalam teori dikarenakan KU (Kondisi Umum)
pasien tidak memungkinkan.
2 Penatalaksanaan pemeriksaan Shoulder joint proyeksi AP di RSUD
Linggajati sudah dapat menegakkan diagnose, walaupun tidak menggunakan
proyeksi endorotasi/eksorotasi.
3 Pada pelaksaan pemeriksaan dilapangan tidak harus sesuai dengan teori
tetapi harus memperhatikan kondisi pasien, agar tidak memperburuk kondisi
pasien namun tetap diperoleh gambaran yang diinginkan.
B. Saran
Untuk memperoleh gambaran yang sesuai, secara teori pemeriksaan Shoulder joint
dengan kasus dislokasi menggunakan proyeksi AP exorotasi dan endorotasi. Akan tetapi
pada pelaksaan pemeriksaan kita sebagai Radiografer tidak harus sesuai dengan teori,
tetapi harus memperhatikan kondisi pasien, agar tidak memperburuk kondisi pasien
namun tetap diperoleh gambaran yang diinginkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
B.Ac, Drs. H. Syaifuddin, (1997), Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat (Cetakan 1),
Kedokteran EGC, Jakarta.
Merril’s Atlas of Radiographyc Possitioning and Procedures Bryan, James H. and Bryan,
Tanis H. (1979), Exceptional Children, California : Alfred Publishing Co., Inc.
Sheehan SE, Gaviola G, Gordon R, et al. Traumatic Shoulder Injuries: A Force Mechanism
Analysis—Glenohumeral Dislocation and Instability. American Journal of
Roentgenology, 2013. 201(2): 378–393. doi:10.2214/ajr.12.9986
Nambiar M, Owen D, Moore P, Carr A, Thomas M. Traumatic inferior shoulder dislocation:
a review of management and outcome. European Journal of Trauma and Emergency
Surgery, 2017. 44(1): 45–51.
https://www.alomedika.com/penyakit/kegawatdaruratan-medis/dislokasibahu/patofisiologi
13
LAMPIRAN
14