OLEH :
JUWIATI
P2MK210104016
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Rumah Sakit
B. Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit
C. Jenis-Jenis Rumah Sakit Di Indonesia
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Di Indonesia
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (Depkes RI, 2009).
Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan
pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (Depkes RI, 2004). Peran Rumah Sakit
merupakan hal yang urgen, maka dari itu mengenal Rumah Sakit tidak saja dilihat dari
banyaknya pasien, namun lebih kepada manfaat dan peran serta fungsinya.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
E. Untuk mengetahui pengertian Rumah Sakit.
F. Untuk mengetahui tugas dan fungsi Rumah Sakit.
G. Untuk mengetahui jenis-jenis Rumah Sakit di Indonesia.
H. Untuk mengetahui struktur organisasi Rumah Sakit Umum di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia dikenal tiga jenis RS sesuai dengan kepemilikan, jenis pelayanan dan
kelasnya. Berdasarkan kepemilikannya, dibedakan tiga macam RS yaitu RS Pemerintah
(RS Pusat, RS Propinsi, RS Kabupaten), RS BUMN/ABRI, dan RS Swasta yang
menggunakan dana investasi dari sumbar dalam negeri (PMDN) dan sumber luar negeri
(PMA). Jenis RS yang kedua adalah RS Umum, RS Jiwa, RS Khusus (mata, paru, kusta,
rehabilitasi, jantung, kanker, dsb). Jenis RS yang ketiga adalah RS kelas A, kelas B
(pendidikan dan nonpendidikan), RS kelas C dan RS kelas D (Kepmenkes No.51
Menkes/SK/II/1979). Pemerintah sudah meningkatkan status semua RS Kabupaten
menjadi kelas C.
Kelas RS juga dibedakan berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia. Pada RS kelas
A tersedia pelayanan spesialistik yang luas termasuk spesialistik. RS kelas B mempunyai
pelayanan minimal sebelas spesialistik dan subspesialistik terdaftar. RS kelas C
mempunyai minimal empat spesialistik dasar (bedah, penyakit dalam, kebidanan, dan
anak). Di RS kelas D hanya terdapat pelayanan medis dasar.
Untuk Rumah Sakit Umum kelas A, susunan organisasinya diatur sesuai dengan SK
Menkes No. 543/VI/1994 adalah sebagai berikut.
1. Direktur
2. Wakil Direktur yang terdiri dari:
a. Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan
b. Wadir Penunjang Medik dan Instalasi
c. Wadir Umum dan Keuangan
d. Wadir komite Medik
Tiap-tiap Wadir diberikan tanggung jawab dan wewenang mengatur beberapa
bidang/bagian pelayanan dan keperawatan serta instalasi. Instalasi RS diberikan tugas
untuk menyiapkan fasilitas agar pelayanan medik dan keperawatan dapat terlaksana
dengan baik. Instalasi RS dipimpin oleh seorang kepala yang diberikan jabatan non
struktural. Beberapa jenis instalasi RS yang ada pada RS kelas A adalah instalasi rawat
jalan, rawat darurat, rawat inap, rawat intensif, bedah sentral, farmasi, patologi klinik,
patologi anatomi, gizi, laboratorium, perpustakaan, pemeliharaan sarana rumah sakit
(PSRS), pemulasaran jenazah, sterilisasi sentral, pengamanan dan ketertiban lingkungan,
dan binatu.
Komite Medik (KM) juga diberikan jabatan nonstruktural yang fungsinya
menghimpun anggota yang terdiri dari para kepala Staf Medik Fungsional (SMF). KM
diberikan dua tugas utama yaitu menyusun standar pelayanan mediks dan memberikan
pertimbangan kepada direktur dalam hal:
1. Pembinaan, pengawasan dan penelitian mutu palayanan medis, hak-hak klinis
khusus lepada SMF, program pelayanan medis, pendidikan dan pelatihan
(diklat), serta penelitian dan pengembangan (litbang).
2. Pembinaan tenaga medis dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan etika
profesi.
Semua kepala SMF diangkat oleh Dirjen Yan. Medik Depkes RI berdasarkan
usulan dari Direktur RS. Dengan mengkaji struktur organisasi dan tugas-tugas pokok RS,
dapat dibayangkan bahwa manajemen sebuah RS hampir mirip dengan manajemen hotel.
Yang berbeda, tujuan mereka yang berkunjung dan jenis pelayanannya. Masyarakat yang
berkunjung ke RS bertujuan untuk memperoleh pelayanan medis karena kejadian sakit
yang dideritanya, sedangkan mereka yang berkunjung ke hotel adalah untuk bersenag-
senang.
Pembentukan KM di RS sangat diperlukan untuk membantu tugas-tugas direktur
RS dalam menjaga mutu dan etika pelayanan RS. KM dibentuk berdasarkan SK Dirjen
Yan. Medik Depkes RI sesuai dengan usul Direktur RS. Masa kerja Wadir KM adalah
tiga tahun. Di bawah Wadir KM terdapat panitia infeksi nasokomial, panitia rekam medis,
farmasi da terapi, audit medik, dan etika.
SMF yang menggantikan UPF ( Unit Pelaksanaan Fungsional) terdiri dari dokter
umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter subspesialis. Mereka mempunyai tugas
pokok menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan, pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pelatihan dan penelitian
pengembangan pelayanan medis. Untuk RS kelas A jumlah SMF yang dimiliki minimal
15 buah yakni (1) Bedah (2) Kesehatan Anak (3) Kebidanan dan Penyakit Kandungan (4)
Penyakit Dalam (5) Penyakit Saraf (6) Penyakit Kulit dan Kelamin (7) THT (8) Gigi dan
Mulut (9) Mata (10) Radiologi (11) Patologi Klinik (12) Patologi Anatomi (13)
Kedokteran Kehakiman (14) Rehabilitasi Medik (15) Anestesi. Masing-masing Wadir
juga dilengkapi sekretariat khusus dan bidang-bidang yang dibagi lagi menjadi subbagian
dan seksi ( sesuai dengan SK Menkes No. 134). Susunan RSU kelas B hampir sama
dengan kelas A. Bedanya hanya terletak pada jumlah dan jenis-jenis masing-masing
SMF. Untuk RSU kelasB tidak ada subspesialisasinya.
Susunan organisasi RS kelas C dan D lebih sederhana jika dibandingkan dengan
kelas A dab B. Di sini tidak ada wakil direktur, tetapi dilengkapi dengan staf khusus yang
mengurus administrasi. Kondisi ini berpengaruh pada jenis pelayanan medis dan jumlah
staf profesional (medis dan paramedis) yang dipekerjakan pada tiap-tiap RS ini. Secara
umum, jenis kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan juga akan ikut menentukan
peningkatan kelas sebuah RS di suatu wilayah, terutama yang berlokasi di ibu kota
provinsi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://rspkriopanting.bangkaselatankab.go.id/profile/detail/179-definisi-tugas-dan-fungsi
http://repository.ump.ac.id/9252/3/Satria%20AL%20Ghifari%20BAB%20II.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit