Prepared Review
Approved
Rev Descriptions Date PT. REP PT.REP PT. Adaro Maruwai
Coal
K3 Project Manager
HSE Manager
DAFTAR ISI
1. UMUM .................................................................................................................................................................. 4
2. LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................................................... 5
3. KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ................................................................................................................ 6
4. KEBIJAKAN DAN SASARANSTRATEGIS K3LL ........................................................................................... 6
5. ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB, SUMBERDAYA, STANDARDANDOKUMENTASI ....................... 7
5.1 StrukturOrganisasi ....................................................................................................................... 7
5.1.1 PROJECTMANAGER ...................................................................................................... 8
5.1.2 Supervisor /Foreman ........................................................................................................ 8
5.1.3 HSE Staff .......................................................................................................................... 8
5.1.4 Administratif Staff ............................................................................................................. 8
5.1.5 Tenaga Teknis Pertambangan ..........................................................................................................
5.2 SumberDaya ................................................................................................................................ 8
5.3 Komunikasi .................................................................................................................................. 8
5.4 Peraturan danstandarHSE ........................................................................................................... 9
6. MANAJEMENRESIKO ........................................................................................................................................ 9
6.1 Penilaian dan pengendalian Resiko ............................................................................................ 9
6.2 Bow Tie Analysis .........................................................................................................................................
6.3 Bahaya terhadap AspekKesehatanKerja .................................................................................... 10
6.4 Bahaya TerhadapKeselamatanKerja .......................................................................................... 10
6.5 Bahayaterhadaplingkungan ........................................................................................................ 10
6.6 Bahaya TerhadapAspek Sosial .................................................................................................. 10
6.7 Alat Pelindung Diri ...................................................................................................................... 11
6.8 Prosedur Pengendalian danPencegahanCovid-19 .................................................................... 11
6.9 JourneyManagementPlan ........................................................................................................... 12
7. PERENCANAANDAN PROSEDUR ................................................................................................................. 14
7.1 ManualOperasi HSE ................................................................................................................... 14
7.2 Kehandalan InfrastrukturdanPeralatan ....................................................................................... 14
7.3 RencanaTanggapDarurat ........................................................................................................... 14
7.4 Permit to Work & JobSafety Analysis ......................................................................................... 15
7.5 LOTO ( Lock Out TagOut) .......................................................................................................... 15
7.6 MSDS ( Material Safety DataSheet) ........................................................................................... 16
7.7 Pekerjaan Pengangkatan(LiftingOperation) ............................................................................... 16
7.8 JaringanTeganganTinggi ............................................................................................................ 17
7. 9 Pengendalian &PengolahanLimbah ........................................................................................... 22
1. UMUM
Dokumen HSE PLAN ini dibuat untuk mitigasi risiko, rencana pengendalian risiko serta untuk
melengkapi persyaratan didalam menunjang Pembangunan Camp Akomodasi dan Messhall.
Agar supaya tidak terjadi accident/incident dalam aspek Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja,
dan perlindungan Lingkungan ketika pekerjaan berlangsung di area kerja PT Maruwai Coal.
Definisi:
1. Client : PT Maruwai Coal sebagai Owner dalam pekerjaan ini.
2. LINGKUPPEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh Pihak Kedua meliputi seluruh kegiatan operasional,
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dengan uraianberikut:
a. Pekerjaan persiapan, perizinan dan perencanaan pekerjaan.
Kick off meeting dilakukan bersama dengan tim PT. Maruwai Coal
Bridging dokumen HSE Plan.
Perizinan dan persyaratan kerja bagi karyawan sesuai dengan persyaratan yang berlaku
di lingkungan PT. Maruwai Coal
Memeriksan lokasi yang akan dikerjakan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan
dalam pelaksanaan.
Membuat perencanaaan untuk setiap kegiatan Operation danMaintenance.
b. Penyedian tenagakerja.
c. Penyedian fasilitas kerja seperti perlengkapan kerja, alat-alat perkantoran serta teknologi
informasi untuk kegiatan operasionalsehari-hari.
d. Penyedian peralatan/ tools maintenance, transportasi, APD dan peralatanHSE.
e. Penyedianmaterial.
f. Pekerjaan proyek:
1. Pekerjaan FasilitasCivil
Pekerjaan Jasa pembuatan LabBuilding
PT. RAYY EMPAT PILAR memahami bahwa pencapaian dari sebuah program HSE yang efektif
mengharuskan keikutsertaan yang aktif dan positif dari semua tingkatan perusahaan.
b. Program HSE
Merekrut Ahli K3 Umum dan Ahli K3 Pertambangan untuk merencanakan SMK3P dan
penerapannya serta melakukan identifikasi bahaya dan rencana pengendalian
terhadapnya
Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Pemerintah.
Melaksanakan audit internal SMK3P minimal setiap 6 bulan sekali ataupun jika ada
kondisi yang memerlukan tindakan audit SMK3P baik secara internal ataupun
eksternal.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari personil yang akan diterapkan di proyek sebagai
berikut :
Mengidentifikasi aspek dan dampak lingkungan untuk tiap aktivitas, alat dan proses di
perusahaan.
Mengidentifikasi potensi bahaya dan resiko K3 untuk tiap aktivitas, alat dan proses di
perusahaan.
Mengidentifikasi dan memastikan up date perundangan dan peraturan lainnya terkait
aspek lingkungan dan potensi bahaya K3 di perusahaan.
Mengakses dan mengarsip perundangan perundangan dan peraturan lainnya terkait
aspek lingkungan dan potensi bahaya K3 di perusahaan.
Merencanakan program lingkungan dan K3 untuk mencapai sasaran lingkungan dan
K3.
Melakukan sosialisasi ke seluruh karyawan tentang pentingnya pengendalian
lingkungan dan K3.
Melakukan induksi pada karyawan baru, pengunjung dan subkontraktor.
Membuat rencana lingkungan dan K3 untuk proyek yang berjalan.
Memastikan ketersediaan rambu dan APD yang sesuai di area kantor maupun proyek.
Memimpin rapat mingguan untuk membahas pelaksanaan program lingkungan dan K3.
Melakukan sosialisasi untuk mencegah pencemaran lingkungan dan mencegah
kecelakaan kerja.
Melakukan inspeksi harian, mingguan dan bulanan sesuai ketentuan.
Membuat dan melaksanakan rencana latihan tanggap darurat.
Menyiapkan peralatan tanggap darurat.
Menyiapkan draft laporan HSE, Mematuhi semua kebijakan K3, prosedur dan instruksi
kerja yang aman dalam melakukan kegiatan
Memahami dan mentaati semua peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
serta aturan-aturan kerja lainnya yang ada
Memberikan saran kepada bagian lain tentang hal- hal yang dianggap tidak aman (baik
tindakan maupun kondisi) serta melakukan monitoring untuk meyakinkan bahwa setiap
karyawan mematuhi dan menggunakan alat keselamatan kerja dalam usaha
PT. RAYY EMPAT PILAR
HSE PLAN
Document Number Rev Date Page
Mengesahkan PJO;
Menetapkan tata cara baku untuk penerapan kaidah teknik pertambangan yang
baik;
5.3 Komunikasi
Komunikasi HSE dapat dilakukan melalui Organisasi Keselamatan dengan menggunakan
metode berikut:
a. Sosialisasi KebijakanHSE
Kebijakan HSE yang ditandatangani sebagaimana akan disosialisasikan kepada
semua personil pada saat pada saat Induksi Internal PT.REP.
b. Daily ToolboxTalks
PT. RAYY EMPAT PILAR
HSE PLAN
Document Number Rev Date Page
6. MANAJEMEN RESIKO
6.1 Penilaian dan pengendalian Resiko
PT.RAYY EMPAT PILAR memiliki prosedur manajemen risiko dan akan menyusun
metode HIRADC guna mengidentifikasi potensi bahaya, dan rencana pengendalian
bahaya tersebut. Dengan metode HIRADC dapat menilai resiko bahaya Kesehatan Kerja,
Keselamatan Kerja, Kegiatan Logistik, Aspek Lingkungan, Keamanan dan sosial
Identifikasi, dalam pekerjaan ini PT. RAYY EMPAT PILAR mengikuti Prosedur HIRADC
dari PT. MARUWAI COAL ang telah di setujui oleh user. PT. RAYY EMPAT PILAR akan
membuat JSA untuk seluruh tahap pekerjaan yang akan dilakukan, akan dikomunikasikan
kepada seluruh personil melalui toolbox meeting, Job Safety Meeting.
PT. RAYY EMPAT PILAR
HSE PLAN
Document Number Rev Date Page
PT. RAYY EMPAT PILAR akan menerapkan peraturan pengelolaan perjalanan pada saat
pelaksanaan mobilisasi sesuai dengan ketentuan dari PT MARUWAI COAL meliputi:
a. RouteAssesment
PT. RAYY EMPAT PILAR
HSE PLAN
Document Number Rev Date Page
b. Jenis AlatTransportasi
PT. RAYY EMPAT PILAR akan menginventori kendaraan jenis kendaraan yang akan
PT. RAYY EMPAT PILAR gunakan dan menginformasikannya kepada PihakPertama
adapun persyaratan kendaraan yang disetujui oleh PT. MARUWAI COAL sebagai
berikut:
Mobil barang jenis pick up /double cabin.
Dilengkapi standar safety pabrikan tanpa pengurangan dari spesifikasi yang
telah ada (contoh central lock, power window, side impact, anti brake system,
lampusenja/kabut).
Ban extra grip dengan kondisibaik.
Memiliki Air Bag, head rest, ABS, safety belt yang berfungsi denganbaik.
Memiliki APAR, segitiga pengaman, kotak P3K,senter.
Memiliki dongkrak, Tool kit dan kunciroda.
Surat Administrasi kendaraan seperti STNK, KIR, BPKB,dll.
c. Kompetensi Pengendara
PT.RAYY EMPAT PILAR akan mengumpulkan dokumen kelengkapan dari driver
yang akan melakukan pengantaran alat berat ini meliputi SIM yang sudah dimiliki
oleh driver dan akan ditest oleh pihak Pihak Pertama untuk mendapatkan akses
masuk area plant. Adapun persyaratan untuk mendapat akses sebagai berikut:
SIMPER dari PT Maruwai Coal
Foto copy SIM yang masih berlaku.
Foto copy KTP yang masih berlaku.
Hasil Rapid Antigen (Negatif).
KIR (Aktif)
Surat Jalan
g. Saat teknisi menghubungkan atau memutus sumber yang relevan atau kontrol wajib
menampilkan kertas pemberitahuan/peringatan dan mengunci sistem dengangembok.
h. Inspeksi berkala harus dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas program Lock Out
Tag Out.
i. Verifikasi pekerjaan yang telah selesai akan dilakukan oleh Project Manager/Safety
Officer.
7.6 MSDS ( Material Safety Data Sheet)
PT. RAYY EMPAT PILAR akan menyediakan semua bahan kimia yang akan digunakan
pada pekerjaan di Perusahaan dan akan melengkapinya dengan MSDS sehingga mudah
untuk mengetahui bahaya dan sifat dari bahan kimia tersebut serta cara penanganan
ketika terpapar dari bahan kimia tersebut. Untuk setiap pengadaan bahan kimia, disertai
dengan dokumen MSDS yang berbahasa Indonesia, agar lebih mudah untuk di mengerti
oleh pekerja dan lebih tepat dalam melakukan tindakan awal penanganan ketika terpapar
bahan kimia tersebut.
dipakai harus memenuhi standard yang telah ditentukan, dalam hal ini supervisor
lapangan dibantu dengan wajib melakukan pengecekkan terhadap persyaratan
tersebut.
d. Semua operator yang mengoperasikan peralatan mengangkat harus dilakukan
penilaian/diuji secara kompetensi oleh PT. RAYY EMPAT PILAR sebelum dilakukan
mobilisasi dengan mengajukan lisensi operator (SIO) berlaku nasional yang
dikeluarkan oleh Badan Legalitas (Depnaker). Jika lulus, operator hanya akan diizinkan
untuk mengoperasikan peralatan yang sesuai dengan kategorimereka.
e. Crane, forklift, excavator dan alat angkat lainnya serta peralatan angkat harus
dioperasikan/digunakan sesuai dengan instruksi manualpembuatannya.
f. Peralatan angkat harus diperiksa/inspeksi oleh seorang personil yang ditunjuk
berwenang (HSE Konsultan/Owner) sebelum digunakan dilokasi kerja. Inspeksi ini
akan dilakukan kembali dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan
pekerjaandan juga untuk memastikan bahwa peralatan tersebut aman. Rekaman dari
hasil inspeksi disimpan oleh departemen terkait dan dapat ditunjukan kembali jika
diminta oleh departemen HSE. Semua peralatan angkat harus bebas dari cacat, dalam
kondisi operasi yang baik dan dipelihara dalam kondisi aman. Untuk peralatan angkat
yang cacat, rusak harus segera direject dan diberi tanda dengan cat dan tidak boleh
dipergunakankembali.
g. Ketika melakukan pekerjaan pengangkatan atau ada aktifitas yang dinilai sangat
berisiko tinggi terhadap keselamatan jiwa maupun asset perusahaan dan dapat
menyebabkan bahaya-bahaya lain yang mungkin timbul, maka lokasi pekerjaan harus
dibatasi dengan penghalang dan diberi tanda peringatan yang jelas sebagai informasi
HSE pada tenaga kerja yang tidak terlibat agar aman dari sumber bahayatersebut.
Fuse/sekring dan breaker yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi yang
dikeluarkan.
Ikuti petunjuk untuk pemasangan tag dan locking out yang disetujui.
Dilarang meninggalkan material yang dapat terbakar atau meledak dekat panel listrik.
Setiap panel distribusi harus dipasang label yang menunjukan lokasi atau seksiyang
menggunakan.
b. Jalur Listrik
Sebelum mulai bekerja perhatikan lokasi setiap fasilitas bawah tanah dan dibagian
atas, perhatikan tegangan yangterpasang.
Setiap kabel bawah tanah harus diberi tanda pada gambar dan dipasang tanda
peringan disepanjang jalur kabeltersebut.
Bila kabel tegangan tinggi melintasi lokasi dimana banyak pekerja, pasang tanda
bahaya “Awas TeganganTinggi”.
Untuk lebih amannya setiap pekerjaan, pindahkan jalur kabel tersebut, isolasi dan
bila perlu diputuskan aliranpowernya.
Sebelum memindahkan tangga perancah beroda atau merubah ketinggian platform
selalu periksa dulu kondisi bagian atas (jalurkabel).
Hindari penyimpanan material atau peralatan dibawah jalur kabel listrik, bila harus
disimpan di bawah jalur kabel pasang bendera/papan peringatan untuk mencegah
pekerja menggunakan alat angkat dengan memindahkanmaterial.
Bila menggunakan excavator (alat penggali), crane atau sejenisnya didekat jalur
listrik, banksman harus disiapkan untuk member petunjuk kepada operator bila ada
bagian dari alat tersebut atau beban yang diangkat sangat dekat dengan jalur listrik,
bila kemungkinan set up Goal Posts untuk menentukan jarak aman.
Bila equipment harus beroperasi diluar ketentuan tesebut diatas (lebih dekat) ijin
khusus harus dikeluarkan oleh pejabat berwenang sebelum pekerjaan dimulai,
petunjuk diatas hanya merupakan pedoman, dilapangan/proyek penyaluran listrik
harus berada dalam jarak yangaman.
c. Menggunakan “GoalPosts”
Bila peralatan harus melintas di bawah jalur listrik, jalur yang akan dilewati harus
seminim mungkin (idealnya tidak lebih lebar dari 10meter).
Jalan tersebut harus dibatasi dengan sign atau dipasang pembatas atau jaringan
plastik, dan goal posts harus dipasang.
Goalpostharusdibuatdaribahanyangtidakmenghantarlistriksepertiplastik,fibber dan
harus dicat sedemikian rupa sehingga mudah dilihat, untuk ukuran besar mungkin
harus dilengkapi grounding, plastic coat dansebagainya.
Tanda peringatan untuk jarak aman dengan jalur diatas harus dipasang sehingga
setiap driver/operator dapat melihat dan mengamankan alatnya dari jalurlistrik.
d. Penerangan Sementara
Hindari kontak dengan penerangan sementara yang dipasang dibagianatas.
Perhatikan frekuensi perubahan dari sirkuit dapat melonggarkan setiap sambungan,
isolasi dan dapat menimbulkanbahaya.
Dilarang menggunakan sirkuit penerangan sementara sebagai perpanjangan kabel,
bila sekring terbakar, memeriksa panel distribusi dalam kondisi yang gelap dapat
menimbulkanbahaya.
Dalam akhir pekerjaan, jalur listrik sementara selalu akan dipasang melewati pintu
sehingga dapat menimbulkan kecelakaan bila pintu ditutup, rusaknya isolasi kabel
sehingga kabel listrik bagian dalam keluar dapat menimbulkan bahaya listrik bila
kontak dengan frame pintu yang terbuat darimetal.
Ganti setiap kabel yang rusak dan terbakar, atau hilang untuk selalu menerangi di
lokasi tangga, lantai dasar, bangunan dan lokasi lain yang memerlukanpenerangan.
Lindungi bola lampu dengan keranjanglampu.
Dilarang menggunakan material penghantar listrik seperti besi atau tembaga untuk
menghandel lamu penerangansementara.
e. Kabel Fleksible dan Plug Listrik
Memberi tagging pada setiap peralatan listrik
Dilarang memotong, membongkar atau melipat grounding system.
Pastikan semua plug atau penutup, kabel dansambungan.
Sambungan dalam kondisi baik dan aman sebelum ditutup danhidupkan.
Menggunakan kabel listrik untuk mengangkat atau menurunkan barang atau alat
adalahdilarang.
Dilarang menggunakan kabel fleksible yang rusak dan tidak diperbaiki denganbaik
Pastikan bahwa kabel fleksible disambungan dengan menggunakan plug dansocket
sambungan.
Pastikan dan yakinkan bahwa kabel fleksible yang digunakan sesuai dengan
ukurannya untuk mencegah terjadinya panas pada kabel, turunnya tegangan dan
terbakarnyaalat.
Gunakan penyangga kabel bila harus melewati jalan, dilarang menggelar kabel
melalui air atau area yangbasah.
Dilarang menyimpan kabel listrik pada perancahbesi.
Bila didapat kabel yang dirasa kurang aman segera lapor pada pengawasanda.
Lindungi kabel dari kerusakan akibat mekanikal danaliran.
f. PeralatanListrik
Setiap alat-alat harus digunakan dengan persetujuan atas kondisi isolasi
transformer atau residual current devices.
Gunakan alat dengan grounding terpasang atau doubleisolasi.
Digunakan menggunakan alat dengan double isolasi retak/rusak.
Dilarang menggunakan alat yang mengeluarkan asap atau percikan api saatdipakai
Gunakan alat yangterisolasi.
Gunakan/pakailah alat pelindung diri (sarung tangan listrik, anti listrik, sepatu anti
listrik, pelindung mata) dll.
Dilarang mengambil jalan pintas bila switch dari alat rusak dengan cara memasang
dan melepas kabel, matinya listrik akan memakan waktu yang lama dalam kondisi
emergency.
Dilarang menggunakan pipa air sebagai grounding conducter, alat yang rusak dapat
menyebabkan anda tersengatlistrik.
Sebelum melakukan bor, pemukul atau memotong dengan tangan atau alat, periksa
kabel listrik atau alat disebelah anda, diatas anda atau dibawah lantai dimana akan
bekerja.
Jauhkan dan jaga setiap kabel fleksibel dari alat listrik danequipment.
Lakukan pemeriksaan rutin terhadap alat listrik dan equipment kemudian dicatatan
dandidokumentasikan.
Sebelum mengatur atau merubah posisi, putuskan aruslistrik.
Dilarang membersihkan alat dengan cairan yang mudah terbakar atau cairan
beracun atau menggunakan alat dilokasi yang terkontaminasi bahan mudah
terbakar.
Dilarang menggunakan alat atau equipment dengan posisi berdiri dari lokasibasah.
g. Tersengat Listrik
Aliran listrik yang melalui badan/ tubuh disebut tersengat listrik, dapat berakibat
kematian dapat juga tidak berakibat kematian walaupun cedera (lukabakar).
Luka bakar biasanya yang selalu terjadi akibat sengatan listrik, kerusakan pada
organ tubuh bagian dalam serius.
Serahkan kepada ahli listrik setiap pekerjaan listrik janganmencoba-coba.
h. Petunjuk Keselamatan dan IjinKerja
Peralatan listrik, dimana pekerjaan dilaksanakan, harus dipasang pengaman
dengan material non penghantar listrik.
Bila bekerja dengan menggunakan power listrik pastikan menggunakan kayu atau
fiber.
Pastikan tangan anda kering ketika akan menyambung atau memutuskan aliran
listrik.
Mengetahui bahaya-bahaya listrik dalam pekerjaan yang akandilakukan.
Selalu berasumsi bahwa peralatan listrik yang ada dalam keadaan hidup kecuali
terdapat peringatan atau keterangan keselamatan.
Laporkan segala masalah dan bahaya bahaya termasuk matinya breaker, sekring
terbakar, switch yang rusak demikian juga dengan metode pemasangan instalasi
yang tidak aman kepada pengawasanda.
Ijin kerja dengan memasang Lock Out, Tag Out dan prosedur disetiap pekerjaan
yang dilaksanakan pada peralatan yang terisolasi.
Perbaikan listrik dan alteration dapat dilaksanakan oleh tenaga ahli listrik yang
terlatih.
Mengenai informasi HSE PT.RAYY EMPAT PILAR, ditempat kerja. Komunikasi HSE
dapat dilakukan melalui organisasi keselamatan dengan menggunakan metode berikut:
a. Tool Box Meeting
Toolbox meeting dilakukan setiap hari dipimpin oleh HSE Officer dengan didampingi
oleh Supervisor/Foreman dengan anggota-anggota mereka sebelum memulai
pekerjaan. Urutan pekerjaan, rencana pencegahan kecelakaan dan metode kerjaaman
akan dibahas dalam pertemuan ini. HSE bertanggung jawab untuk membuat notulen
dan daftar hadirnya.
b. Pre Job Safety Analysis & SafetyTalk
PT. RAYY EMPAT PILAR akan melaksanakan dan membuat Pre Job Safety Meeting
(PJSA) dan laporan safety talk setiap memulai pekerjaan sehari-harinya, mengadakan
safety meeting untuk seluruh pekerjanya secara berkala dengan dihadiri oleh pimpinan
atau wakil dilapangan.
Pertemuan K3 yang di hadiri oleh KTT, PJO dan bagian KPLH Perusahaan dan Mitra
Kerja yang akan PT. RAYY EMPAT PILAR laksanakan 1 bulan sekali.
a. Leading Indicator :
Inspeksi pengawas kerja
Pelatihan KPLH
Penyediaan dan review JSA
b. Lagging Indicator :
Zero Incident
Zero Environmental Incident Nearmiss
Zero Work related disease (PAK)
8.3 Investigasi dan Tindak Lanjut Insiden HSE
Pelaporan dan penyelidikan terhadap kecelakaan diperlukan untuk mencegah
terulangnya kembali kejadian dan untuk mengenali kelemahan dalam rancang bangun,
material, pelatihan, kebijakan dan prosedur. Tindakan ini harus melibatkan multi-disiplin,
tim yang berdedikasi, dipimpin oleh personil lapangan yang paling senior dimana
kecelakaan terjadi untuk memastikan komitmen penerapan HSE oleh PT. RAYY EMPAT
PILAR. Akar permasalahan haruslah dilihat secara objektif, daftar dari tindakan perbaikan
dan pencegahan harus dikirim kepada pimpinan lini. Prosedur dan laporan tertulis akan
diperlukan, Pelaporan kecelakaan dan prosedur penyelidikannya akan dibagikan secara
menyeluruh dalam Perusahaan dan dipelihara oleh komite HSE.
Hasil dari setiap penyelidikan terhadap kecelakaan harus dikomunikasikan kepada
personil yang berhubungan untuk mencegah terulangnya kecelakaan tersebut. Prosedur
tertulis diperlukan untuk menyampaikan dan mengkomunikasi kan ”Belajar dari Kejadian”
(Lesson Learned). Usaha perbaikan dan tindak lanjut dari suatu laporan penyelidikan
kecelakaan akan dilakukan oleh manajemen lini sebagaimana diterangkan oleh prosedur.
Prosedur- prosedur dan laporan tertulis akan diperlukan. Notifikasi Incident dan Laporan
Investigasi mengikuti formulir yang berlaku di PT Maruwai Coal.