DISUSUN OLEH:
LAODE MUHAMAD SHAKTYAWAN
R1D120084
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kitananti-natikansyafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini dari mata kuliah Mekanika Fluida dengan judul teknik
sampling air.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terimakasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Air yang letaknya berada di bawah permukaan tanah biasa disebut dengan air tanah
biasa disebut dengan air tanah.Contoh air tanah seperti sumur bor, sumur gali dan sumur
patek.Selain air tanah, juga air permukaan.Air permukaan merupakan air yang berada di atas
permukaan tanah misalnya, danau dan sungai.Kehidupan makhluk hidup bergantung dengan
pasokan air yang berada di atas maupun di bawah permukaan tanah. Jika air tersebut
terkontaminasi dengan zat-zat berbahaya maka proses kehidupan serta berbagai kegiatan akan
terganggu. WHO memperkirakan 80% penyakit di dunia bersinggungan dengan sanitasi dan
air yang tidak layak.Namun demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air masih
mengandalkan dari sumber air permukaan. Oleh karena itu, sumber air permukaan perlu
dikelola dengan baik sehingga mampu memberikan manfaat baik
Sampai saat ini air permukaan masih merupakan sumber air yang memberikan
konstribusi terbesar untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik untuk memenuhi
kebutuhan langsung hidupnya maupun sebagai sumber air irigasi untuk kegiatan budidaya
pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun peternakan).Dengan demikian
pemanfaatan air permukaan sebagai sumber air irigasi perlu dikelola dengan baik sesuai
dengan potensinya sehingga dapat dimanfaatkan secara lestari.
Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas air, maka perlu dilaksanakan kegiatan
pemeriksaan kualitas air yang diselenggarakan secara terus menerus dan berkesinambungan
agar air yang digunakan terjamin kualitasnya, sesuai dengan persyaratan kualitas air.
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan airsehingga tercapai kualitas yang
diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisis alamiahnya. Salah satunya denganteknik sampling air, yang dapat digunakan untuk
memperoleh efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemeriksaan, agar hasil
pemeriksaannya dapat dipertanggung jawabkan kualitas mutunya.
Oleh karena itu, praktikum ini dilaksanakan agar mahasiswa mengetahui teknik
pengambilan sampel air permukaan yang baik dan benar serta mengetahui cara menggunakan
alat-alat untuk pengambilan sampel dan cara pengukuran parameter air.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara penggunaan alat pengambil sampel air permukaan beserta alat
pengukur parameternya.
2. Mengetahui faktor-faktor mempengaruhi pengambilan sampel air permukaan.
3. Untuk dapat dibandingkan kualitas air Sungai Karang Mumus dengan standar baku
mutu kualitas dan pengendalian pencemaran air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air permukaan adalah air yang terkumpul di atas tanah atau di mata air,
sungai,danau,lahan basah, atau laut. Air permukaan berhubungan dengan air bawah tanah atau
airatmosfer.Air permukaan secara alami terisi melalui presipitasi dan secara alami berkurang
melalui penguapan dan rembesan ke bawah permukaan sehingga menjadi air bawah tanah.
Meskipun ada sumber lainnya untuk air bawah tanah, yakni air jebak dan air magma,
presipitasi merupakan faktor utama dan air bawah tanah yang berasal dari proses ini disebut
air meteor. Air permukaan merupakansumber terbesaruntuk air bersih (Anonim, 2011).
Salah satu jenis air permukaan yang banyak ditemui dan dimanfaatkan adalah sungai.
Sungai merupakan tempat mengalirnya air tawar.Air yang mengalir lewat sungai bisa berasal
dari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari es yang mengalir (Gletser).
Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran. Sungai Hujan, adalah sungai yang
airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai
yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai
yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja boleh dikatakan tidak
ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Pegunungan
Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen)
dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari
hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan
Sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya). (Anonim, 2011)
Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu
sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak
terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa
Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai
Brantas di Jawa Timur.
c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada
musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau
Sumba.
d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.
Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja
pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
(Suyono, 1984)
Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai anteseden
dan sungai sungai superposed.
a. Sungai Anteseden, adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya
walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena
kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.
b. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya
dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.
(Asdak, C. 2002)
Kualitas air dinyatakan sebagai mutu air. Mutu air diukur dan atau diuji berdasarkan
parameter-parameter dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Masing-masing kelas air mempunyai criteria atau tolok ukur mutu air yang berbeda
yang menunjukkan bahwa air dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukkan
sesuai kelasnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi lingkungan hidup
menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia
serta kehidupan makhluk hidup lainnya, hal ini dikarenakan air sebagai komponen lingkungan
hidup akan memepengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya.
a. Kelas Satu, yaitu air yang dapat digunakan untuk air minum, dan atau
diperuntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
b. Kelas Dua, yaitu air yang dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau
diperuntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
c. Kelas Tiga, air yang dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau diperuntukkan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas Empat, air yang dapat digunakan untuk mengairi tanaman, dan atau
diperuntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
Yaitu sampel yang diambil secara langsung dari bahan air yang sedang
dipantau.Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel.
Yaitu sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan
volume yang sama. (Effendi, 2003)
1 1,03 12 1,55
2 1,68 13 1,8
3 2,89 14 1,89
4 2,40 15 1,94
5 2,38 16 1,9
6 2,37 17 1,43
7 2 18 2
8 1,98 19 1,83
9 1,97 20 1,38
10 1,7 21 0,83
3.2 Perhitungan
n
v=v 1+ v 2+ v 3+ v 4+ v 5+v 6+ v 7+ v 8+ v 9+ v 10+v 11+ v 12+ v 13+ v 14 +v 15+ v
16+ v 17+ v 18+v 19 20
0,47ms
l = jarak antarsegmen
k = kedalaman
3.3 Gambar Profil Kedalaman Sungai
3.5 Pembahsan
Pada praktikum Sampling Air Permukaan di Sungai Karang Mumus, Sungai Karang
Mumus memiliki dasar sungai berupa lumpur.Sungai Karangmumus mengalir sepanjang
tahun dan bermuara ke Sungai Mahakam. Kondisi air sungai tersebut secara
Fisik berwarna kecoklatan, keruh, berbau tidak sedap, dan sedikit berbuih.Sungai
yang memiliki kedalaman ± 2 m dan memiliki arus yang cukup deras sehingga pada saat
praktikum menyebabkan praktikan kesulitan melaksanakan praktikum secara optimal.
Warna air Sungai Karang Mumus yang keruh, dikarenakan zat padat tersuspensi, yang
bersifat organik dan anorganik. Zat organik berasal dari pelapukan tanaman dan juga hewan
dan zat anorganik berasal dari pelapukan batuan dan logam.Air Sungai Karang Mumus yang
berbau kurang sedap mengandung bahan organik yang mengalami penguraian oleh
mikroorganisme air.Jadi, karena adanya bakteri di air menyebabkan air berbau kurang sedap.
Pada pengukuran debit Sungai Karang Mumus, pertama dicari luas penampang sungai
dan kecepatan aliran dari sungai. Luas penampang sungai ini tidak dapat diukur secara tepat
karena kontur sungainya yang tidak beraturan. Luas penampang sungai hanya dapat diukur
dengan menggunakan cara mengukur lebar sungai dan kedalaman pada beberapa titik
penampang melintang basah sungai dan membagi dalam beberapa segmen hingga memenuhi
bentuk dasar yang sederhana untuk mempermudah perhitungan. Luas penampang diukur
dengan menggunakan meteran dan pipa ukur, sedangkan kecepatan aliran diukur dengan
menggunakan bola at.Teknik yang digunakan dalam pengambil jenis sampel ini adalah
sampel sesaat (Grab Sample).Sampel sesaat mewakili keadaan air pada suatu saat dari suatu
tempat.Suatu sumber air mempunyai karakteristik yang tidak banyak berubah di dalam suatu
periode atau di dalam batas jarak waktu tertentu maka sampel sesaat tersebut cukup mewakili
keadaan waktu dan tempat tersebut. Pemeriksaan parameter tertentu memerlukan metode
sesaat seperti pengukuran pH, suhu, kekeruhan dan kadar padatan terlarut.
Hasil dari praktikum Sampling Air Permukaan yang didapat bahwa profil penampang
sungai diketahui lebar penampang kering sungai 44 meter, lebar penampang basah sungai 22
meter, kecepatan arus sungai 0,47 m/s, luas penampang sungai 38,51 m2 dan debit air 18,09
m3/s. Kualitas air Sungai Karang Mumus di Kelurahan Gunung Lingai dibandingkan dengan
Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 nilai pH air sungai 6,99 yang berarti nilai tersebut
masih berada di kisaran baku mutu yang telah ditetapkan, sedangkan suhu didapat 27 oC dan
Conductivity 1.
Terjadi beberapa kendala pada saat praktikum Sampling Air Permukaan, yaitu:
4.1 Kesimpulan
Bengkulu Utara.