MODUL
PEMBINAAN KARIR
Paket Keahlian
Nautika Kapal Penangkap Ikan
Kelompok Kompetensi G
1
Penulis: KATA SAMBUTAN
1. Rakhmat Syam, S.St.Pi
Penelaah:
Ilustrator :
Copyright ©2017
2
KATA SAMBUTAN
3
KATA PENGANTAR
4
DAFTAR ISI
HALAMAN FRANCIS................................................................................ ii
KATA SAMBUTAN................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR TABEL....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………….........……....…….…........... 10
B. Tujuan ......................…………………..........………..…....….... 14
C. Peta Kompetensi ......…………………..........………..…....….... 14
D. Ruang Lingkup.........…………………..........………..…....…..... 17
E. Saran Penggunaan Modul ........………..........………..…....…... 18
KEGIATAN PEMBELAJARAN I
A. Tujuan .................………………….........……....…….…........... 21
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................………..…....…... 21
C. Uraian Materi ..........…………………..........………..…....…..... 21
D. Aktivitas Pembelajaran ...……………..........………..…....….... 41
E. Lembar kerja Latihan / Tugas ...........………..........………..…....…. 42
F. Rangkuman ..............................………..........………..…....….. 42
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..……..........………..…....….... 44
H. Kunci Jawaban ..........................………..........………..…....….. 45
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
A. Tujuan .................………………….........……....…….….......... 48
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................………..…....….. 48
C. Uraian Materi ..........…………………..........………..…....…..... 48
D. Aktivitas Pembelajaran ...……………..........………..…....….... 94
E. Lembar Kerja/latihan/tugas ...........………..........………..….... 94
F. Rangkuman ..............................………..........………..…....….. 95
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..……..........………..…....….... 96
5
H. Kunci Jawaban ..........................………..........………..…....….. 96
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
A. Tujuan .................………………….........……....…….…........... 99
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................………..…....…... 99
C. Uraian Materi ..........…………………..........………..…....…...... 99
D. Aktivitas Pembelajaran ...……………..........………..…....…..... 118
E. Latihan / Kasus / Tugas ...........………..........………..…....….. 119
F. Rangkuman ..............................………..........………..…....….. 119
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..……..........………..…....….... 125
H. Kunci Jawaban ..........................………..........………..…....….. 126
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
A. Tujuan .................………………….........……....…….…........... 131
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................………..…....…... 131
C. Uraian Materi ..........…………………..........………..…....…...... 131
D. Aktivitas Pembelajaran ...……………..........………..…....…..... 142
E. Latihan / Kasus / Tugas ...........………..........………..…....….. 143
F. Rangkuman ..............................………..........………..…....….. 144
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..……..........………..…....….... 145
H. Kunci Jawaban ..........................………..........………..…....….. 146
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
A. Tujuan .................………………….........……....…….…........... 149
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................………..…....…... 149
C. Uraian Materi ..........…………………..........………..…....…...... 149
D. Aktivitas Pembelajaran ...……………..........………..…....…..... 158
E. Latihan / Kasus / Tugas ...........………..........………..…....….. 158
F. Rangkuman ..............................………..........………..…....….. 162
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..……..........………..…....….... 163
H. Kunci Jawaban ..........................………..........………..…....….. 164
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
6
DAFTAR GAMBAR
1. Kapas……………………...…………………............................................... 24
6. Benang agave………………………………............................................... 27
7. Serat Jute……………………………………............................................... 28
8. Rotan………………………………………................................................. 29
7
24. Berbagai alat Tangkap………………………………………………………. 65
25. a. Bottom long line b. Pole and Line dan c. Pancing tonda .................. 66
29. Pemberat dari pasir (sand bag) dan pemberat bubu berupa batu.......... 69
8
48. Penyusunan jaring di samping kanan .................................................. 107
54. Posisi kapal yang benar ketika mendekati gerombolan ikan.................. 116
9
DAFTAR TABEL
2. Arah Pintalan......................................................................................... 36
3. Bahan pelampung yang terbuat dari
bagian tumbuhan.................................................................................... 67
4. Jenis pemberat pada alat tangkap ikan ................................................... 69
5. Jenis-jenis ikan yang tertangkap oleh rawai tuna………………………… 111
10
P PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pemanfaatan sumberdaya ikan dilaut, para nelayan
menggunakan berbagai jenis alat tangkap yang berbeda baik ditinjau dari ukuran
maupun bahan baku dari pembuatan alat tangkap serta kondisi tiap alat tangkap
baik yang bersifat tradisional sampai dengan yang memanfaatkan teknologi.
Keragaman jenis dan bentuk ini merupakan kekayaan ragam alat tangkap di
Indonesia. Meskipun demikian semuanya memiliki kesamaan fungsi yakni
melakukan operasi penangkapan atau menunjang operasi penangkapan ikan.
Pada dasarnya ada dua pengertian umum yang tercakup dalam kalimat
“bahan/alat penangkapan ikan” yaitu pengertian tentang alat – alat penangkapan
ikan (fishing gear) dan bahan yang dipergunakan untuk pembuatan alat – alat
penangkapan ikan tersebut (fishing gear material). Bahan alat penangkapan ikan
(fishing gear material) adalah segala macam bahan yang dipergunakan untuk
membentuk suatu kesatuan alat penangkapan ikan.Alat penangkapan ikan (fishing
gear) adalah segala macam alat yang dipergunakan dalam usaha penangkapan
ikan termasuk alat – alat tangkap, kapal dan alat – alat bantu yang diperlukan. Jadi
dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan/alat penangkapan ikan adalah
segala macam bahan/alat yang dipergunakan untuk menangkap ikan di perairan.
11
design yang khusus sesuai dengan jenis alat – alat tersebut, seperti ; gill net
lampara, purse seine dan sebagainya. Sedangkan alat – alat penangkapan ikan
yang bahan utamanya bukan jaring pada umunya penggambaran dilakukan
dengan cara membuat perbandingan atau skala antara alat aslinya dengan design
yang dibuat. Kadang – kadang disertakan juga proyeksi gambar alat – alat
tersebut seperti ; otterboard, ring, pelampung, dan sebagainya.Dengan adanya
perbedaan bermacam – macam design dari setiap alat penangkapan ikan maka
cara membacanya pun berbeda – beda pula. Cara membaca suatu design
merupakan suatu kesatuan dengan cara membuatnya. Oleh karena itu untuk
dapat membaca suatu design secara benar, orang harus mengetahui bagaimana
caranya membuat design.
1. Modul
Modul-modul yang disajikan pada buku ini merupakan hasil telaah secara
akademik yang diharapkan bisa membantu dalam pengembangan nautika kapal
penangkap ikan secara umum. Judul modul adalah Modul Diklat PKB Guru
Nautika Kapal Penangkap ikan Kelompok Gterdiri atas lima Kegiatan
Pembelajaran dengan Deskripsi Modul :
1. Mengelolabahan alat penangkapan ikan
2. Mengelola rancang bangun alat penangkapan ikan
3. Metode penangkapan ikan
4. Alat bantu penangkapan ikan, dan
5. Mengelolaperawatan berbagai macam alat penangkapan ikan sesuai
SOP.
12
Setelah mengikuti dan mempelajari modul ini diharapkan peserta didik
mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang integrasi bahan alat
penangkapan ikan, metode penangkapan ikan dan cara merawat alat
penangkapan ikan yang termasuk dalam teknika alat penangkapan ikan.
2. Alasan Yuridis
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen.
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru;
6) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
8) Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji pada Kursus dan
Pelatihan
10) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada
Kursus dan Pelatihan
11) Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor
13
03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
dan Angka Kreditnya.
12) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
13) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
14) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
dan Pendidikan dan Kebudayaan
15) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 16 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.
3. Konseptual
Untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru memerlukan
kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran,
menyajikan bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan
konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil
belajar. Seorang guru harus memiliki kemampuan atau kesanggupan dalam
mengelola pembelajaran dengan menciptakan suasana yang kondusif dalam
pembelajaran. Guru harus mampu menafsirkan dan mengembangkan isi kurikulum
yang digunakan pada suatu jenjang pendidikan yang diberlakukan sama walaupun
latarbelakang sosial, ekonomi dan budaya yang berbeda-beda. Aspek-aspek
teladan mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran siswa
yang diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa
akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Agar guru mampu
berkompetensi harus memiliki jiwa inovatif, kreatif dan kapabel, meninggalkan
sikap konservatif, tidak bersifat defensif tetapi mampu membuat anak lebih bersifat
ofensif. Penguasaan seperangkat kompetensi yang meliputi kompetensi
keterampilan proses dan kompetensi penguasaan pengetahuan merupakan unsur
yang dikolaborasikan dalam bentuk satu kesatuan yang utuh dan membentuk
struktur kemampuan yang harus dimiliki seorang guru.
14
4. Alasan Faktual
Modul ini sangat penting dan diperlukan dalam nautika kapal penangkapan
ikan sebagai suatu mata rantai keberhasilan proses penangkapan ikan dari
pemilihan bahan sampai kepada perawatan alat penangkapan ikan sehingga
menjadi modul yang sangat komprehensif dan lengkap. Dalamteknika nautika
kapal penangkap ikan segalanya harus terintegrasi mulai dari pemilihan bahan
utama alat penangkapan, pemilihan metode penangkapan yang tepat dan
perawatanalat tangkap agar tetap awet.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menguasai kompetensi:
C. Peta kompetensi
Merujuk pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang standard
kualifikasi akademik dan kompetensi guru, serta Permendiknas Nomor 32
Tahun 2008 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru Pendidikan
Khusus serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 298 tahun 2013 tentang penetapan standar kompetensi
kerja Nasional Indonesia kategori Pertanian, kehutanan dan perikanan
golongan pokok perikanan golongan penangkapan ikan di laut, maka
kompetensi dari modul ini secara umum adalah:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung teknika alat penangkapan ikan
2. Menguasai standard kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu
15
3. Mengembangkan materi pembelajaran teknika alat penangkapan ikan
secara kreatif
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif dalam teknika alat penangkapan ikan
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.Sedangkan kompetensi khusus dari Mata Pelajaran
Nautika Kapal Penangkap Ikan seperti tersaji pada Tabel 1.1
16
pukat cincin, jaring 4. Konstruksi
insang, rawai tuna alat
dan huhate (SKKNI) penangkap
an ikan
5. Desain
rancangban
gun alat
penangkap
an ikan
6. Tahapan
merangkai
alat tangkap
1. Menelaahmetode Metode
penangkapan ikan penangkapa
2. Menyimpulkanmeto n ikan:
de penangkapan 1. Pengertian
ikan metode
3. Menunjukkanmetod penangkap
e penangkapan ikan an ikan
4. Membentukmetode 2. Metode
penangkapan ikan penangkap
(SKG/SKKNI) an Gillnet
Mengintegras
(Jaring
ikanmetode
Insang)
penangkapan
3. Metode
ikan
penangkap
an Tuna
long line
(Rawai
Tuna)
4. Metode
Penangkap
an Pole and
Line
17
berbagai macam alat macam alat
macam alat penangkapan ikan penangkapa
penangkapan sesuai SOP n ikan
sesuai SOP:
ikan sesuai 2.Mengaturperawatan 1. Pemelihara
SOP berbagai macam an dan
alat penangkapan pengawetan
ikan sesuai SOP 2. Cara
3.Mengintegrasikanper pemelihara
awatan berbagai an alat
penangkap
macam alat an ikan
penangkapan ikan 3. Cara
sesuai SOP pengawetan
4. alat
Mendesainperawata penangkap
n berbagai macam an ikan
alat penangkapan
ikan sesuai SOP
(SKG/SKKNI)
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembelajaran ini berdasarkan modul adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan pembelajaran I
Pada pembelajaran ini materi yang disajikan berhubungan dengan
pengenalan bahan alat penangkapan ikan, perkembangan ilmu bahan dan
jenis-jenis bahan alat penangkapan ikan yang biasa digunakan di Indonesia.
2. Kegiatan pembelajaran II
Pada pembelajaran ini materi yang disajikan berhubungan dengan
mengelola rancangbangun alat penangkapan ikan yang meliputi teknik
memotong jaring, menggantung jaring, klasifikasi bahan alat penangkapan
ikan, konstruksi alat penangkapan ikan, desain rancangbangun alat
penangkapan ikan dan tahapan merangkai alat penangkapan ikan.
3. Kegiatan pembelajaran III
Pada pembelajaran ini materi yang disajikan berkaitan dengan metode
penangkapan ikan meliputi defenisi metode penangkapan ikan dan integrasi
rancangbangun dengan metode penangkapan.
18
4. Kegiatan pembelajaran IV
Pada pembelajaran ini materi yang disajikan berkaitan dengan alat bantu
penangkapan ikan meliputi pengertian alat bantu, jenis-jenis alat bantu yang
digunakan dalam penangkapan ikan.
5. Kegiatan pembelajaran V
Pada pembelajaran ini materi yang disajikan berhubungan dengan
perawatan berbagai alat penangkapan ikan meliputi Pemeliharaan dan
pengawetan, Cara pemeliharaan alat penangkapan ikan dan Cara pengawetan
alat penangkapan ikan
19
1. Mempelajari isi modul ini dari pendahuluan sampai dengan evaluasi.
2. Membaca buku-buku referensi yang menunjang pemahaman anda dalam
mempelajari lembar informasi, lembar kerja dan lembar evaluasi.
3. Mengerjakan semua lembar kerja, soal-soal latihan dan evaluasi secara
cermat dan teliti dengan tetap mengacu pada kriteria keberhasilan yang
ada.
4. Konsultasikan segera kepada pembimbing/narasumber bila menemukan
kesulitan-kesulitan selama mempelajari modul ini.
20
21
MENGELOLA BAHAN ALAT PENANGKAP IKAN
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat :
1. Menampilkanbahan alat penangkapan ikan dengan baik dan benar
2. Menyimpulkan bahan alat penangkapan ikan benar
3. Mengintegrasikanbahan alat penangkapan ikan dengan benar
4. Menentukanbahan alat penangkapan ikan dengan benar
C. Uraian Materi
1. Perkembangan bahan alat penangkapan ikan
Sebelum diperkenalkan dan dikembangkannya bahan – bahan sintetis
dalam bidang usaha penangkapan ikan, orang mengirah bahwa efisien suatu alat
penangkapan ikan adalah semata mata tergantung dari konstruksi alat
penagkapan ikan dan keterampilan orang – orang yang menggunakan alat
tersebut dalam suatu operasi penagkapan ikan. Akan tetapi setelah
perkembangan bahan alat penangkapan ikan menagalami kemajuan yang pesat
dan dengan banyaknya penemuan – penemuan baru dalam bidang bahan alat
penangkapan ikan ini, maka faktor bahan ikut memegang peranan yang penting
pula artinya dalam menentukan efsiensi alat penangkapan ikan.Dengan
ditemukannya bahan- bahan sintetis untuk alat –alat penangkapan ikan seperti :
nylon ,kuralon dsb. Maka jenis bahan yang dapat di pergunakan untuk alat
penangkapan ikan makin beraneka ragam .hal ini memungkinkan para pengusaha
22
penangkapan ikan dapat lebih leluasa untuk memilih bahan mana yang dianggap
lebih efektif dalam pembuatan suatu jenis pembuatan alat penangkapan ikan .
Pada umumnya setiap jenis alat penangkapan ikan mempunyai sifat-sifat
dan konstruksi yang khas dan menggunakan bahan yang khusus pula sehingga
bahan untuk pembuatan suatu jenis alat tertentu tidak sama dengan bahan yang
digunakan untuk pembuatan alat yang lain .sepeti halnya bahan yang digunakan
untuk pembuatan trawl net tidak sama deng bahan yang digunakan untuk
pembuatan gillnet ataupun bahan yang digunakan untuk pembuatan longline .
Dalam hal para pengusaha tidak boleh menggunakan sembarangan bahan
saja, karena apabila pengusaha tersebut salah dalam pemilihan dan penentuan
bahan yang akan dipergunakan maka dapat dipastikan bahwa usaha
penangkapan ikan yang akan dilakukan kelak pasti akan kurang berhasil
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
ketiga faktor yang memperngaruhi usaha penangakapan ikan tersebut tidaklah
dapat di pisahkan antara satu dengan yang lain karena masing – masing saling
berkaitan secara erat sekali. Sebagai contoh dapat di gambarkan bahwa suatu
usaha penangkapan ikan tidak akan berhasil bila konstruksi alat yang dipakainya
tidak cocok walaupun dengan nelayan yang sangat terampil serta bahan dari alat
yang cocok, demikian pula apabila usaha penangkapan ikan dilakukan dengan
konstruksi alat yang cocok, bahan alat penangkapan ikan yang cocok pula tidaklah
menjamin keberhasilannya kalau nelayan yang mempergunakn alat tersebut tidak
terampil. Nelayan yang terampil dan konstruksi alat yang sesuai belumlah berarti
usaha penangkapn ikan akan berhasil dengan baik bila bahan yang dipergunakan
untuk pembuatan alat tersebut tidak cocok. Misalnya: dalam pembuatan gillnet
menggunakan bahan polyethylene. Atau pembuatan trawlnet dengan pembuatan
bahan polypropylene dan sebagainya
2. Bahan alat penangkapan ikan
Secara umum bahan alat penangkapan ikan dapat digolongkan menjadi dua
yaitu :Bahan textile dan Bahan non textile. Pada umumnya dalam pembuatannya
alat penangkapan ikan kedua bahan tersebut di atas selalu bersama-sama
digunakan hanya besar kecilnya perbandingan penggunaan bahan tersebut
tergantung dari jenis alat yang akan dibuat. Biasanya bahan yang satu merupakan
pelengkap dari yang lain.
23
Pada pembuatan alat seperti bubu, bagan dan sebagainya penggunaan bahan –
bahan non textil lebih banyak persentasenya dari pada bahan – bahan textile. Di
sini bahan textil hanya berfungsi sbg pelengkap saja sedangkan pada pembuatan
alat-alat seperti : payang, purse seine, lámpara, gillnet, dan sebagainya dalam
persentase lebih banyak digunakan bahan textil.
1) Bahan Textil
Berbagai bahan textil tersebar dalam pasaran dengan berbagai merek
dagang namun tidak semua bahan textil tersebut dapat efektif digunakan untuk
pemuatan alat penangkapan ikan.Bila dilihat dari asalnya serat – serat textil
tersebut.bahan textil ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Pada dewasa ini bahan textil yang berasal dari serat – serat sintetis dapat
mendesak terus Bahan textil yang berasal dari serat – serat alam karena beberapa
pertimbangan tertentu baik dari segi daya tahan , maupun efisiensi dalam
penangkapan ikan .hal ini sudah terbukti bwa textil dari bahan serat sintetis lebih
menguntungkan daripada bahan-bahan yang berasal dari serat alam.
Kapas
Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskerta karpasa)
adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa
disebut "pohon"/tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah
tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industry
24
tekstil.Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain.Produk
tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya).
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari
berat kotor (bruto) produkhilang
dalampemrosesan.Apabila lemak, protein,malam (lilin), dan lain-lain residu
disingkirkan, sisanya adalah polimerselulosa murni dan alami.Selulosa ini tersusun
sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas),
dan daya serap yang unik namun disukai orang.Tekstil yang terbuat dari kapas
(katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas
(menyerap keringat).
Kapas terdiri dari selulosa murni dan polimer alami. Produksi kapas sangat
efisien karena hanya kehilangan berat 10 % selama proses menjadi gulungan
kapas (benang klos) menjadi serat murni. Setiap serat terdiri dari 20-30 lapisan
selulosa. Bila kapas kering diurai, seratnya berbentuk datar, terpintal mirip pita,
mengelung dan saling mengikat satu sama lain sehingga bentuk ini sangat ideal
untuk dipilih menjadi yarn.
25
Gambar 2. Serat katun dan benang katun (sumber: Ardirdja, 2007)
Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang
tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke
dalam famili terpisah Bombacaceae), berasal dari bagian utara dari Amerika
Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, dan (untuk varitas C.
pentandra var. guineensis) berasal dari sebelah barat Afrika. Kata "kapuk" atau
"kapok" juga digunakan untuk menyebut serat yang dihasilkan dari bijinya.Pohon
ini juga dikenal sebagai kapas Jawa ataukapok Jawa, atau pohon kapas-sutra.
Juga disebut sebagai Ceiba, nama genusnya, yang merupakan simbol suci
dalam mitologi bangsa Maya.
26
Pohon ini tumbuh hingga setinggi 60-70 m dan dapat memiliki batang pohon
yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m. Pohon ini banyak ditanam di
Asia, terutama di pulau Jawa, Malaysia, Filipina, dan Amerika Selatan.
Di Bogor terdapat jalan yang di sepanjang tepinya dinaungi pohon kapuk.Pada
saat buahnya merekah suasana di jalanan menyerupai hujan saljukarena serat
kapuk yang putih beterbangan di udara.
a. Serat Daunan
Sera daunan (Leaf Fiber) adalah serat yang dikumpulkan dari serat daunan
seperti pandan, sisal, agave dan banyak lagi jenis daunan yang seratnya dapat
dimanfaatkan.
Sisal
Sisal atau sisal hemp merupakan kelompok agave (agave sisalana).Daun
sisal berbentuk seperti pedang, pohonnya dapat tumbuh hingga ketinggian 1.5 m-
2 meter.Tumbuh ditempat yang kering dan basah.
27
Gambar 5. Pohon Sisal (sumber: http://animhosnan.blogspot.co.id/)
Agave
Serat agave berasal dari serat daun agave (Agave americana)
28
Jute
Jute putih ( Chorchorus capsularis) merupakan serat yang berukuran panjang,
lembut mengkilap yang dapat dipintal menjadi benang yang kuat. Serat ini
dihasilkan dari tumbuhan genus Chorchorus family malvaceae.Komposisi serat
jute sebagian besar terdiri dari material tumbuhan, selulosa, dan lignin (komponen
utama serat kayu).Seratini tergolong pada kelompok serat bast (serat yang
dikumpulkan dari serabut atau kulit tumbuhan.
Rotan
29
Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi.Ini
dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka
memanen rotan daripada kayu.
30
3. Serat Mineral
Serat mineral terbentuk secara alami, baik sebagai serat maupun modifikasi
dari mineral. Serat mineral dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Asbestos adalah satu-satunya serat mineral yang terbentuk secara alami.
Jenisnya adalah serpentine, amphiboles.
2. Serat keramik adalah Glass fibers, aluminum, boron carbide.
3. Serat metal adalah alumunium fibers.
Gambar 11. Serat Keramik dan tali dari serat keramik (Ardirdja, 2007)
31
serat-serat ini termasuk juga rangkain proses penggandaan (polimerisasi )
molekul-molekul dari bahan –bahan persedian alam seperti batu bara ,minyak
bumi dsb.
Karena rangkaian pembuatannya termasuk proses polimerisasi maka
serat-serat tsb adalah merupakan polimer-polimer. Dilihat dari bahan baku yang
dipergunakan dalam proses polimerisasi ini polimer – polimer sebagai bahan jadi
dalam rangkaian ini dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
Natural polimer
Syntetic polimer
Natural polimer
Natural polimer yang berasal dari kayudan bambu (viseose, rayon acetate)
Yang berasal dari protein tumbuh – tumbuhan (Alginota, Vicva, Ardil,
Silkool, Azlon)
Yang berasal dari protein hewan (Lanital, Fibralon, Casenca, Coslen,
Maarinova, Wipolan)
Synthetic polimer
Synthetic polimer hasil polimerlengka,diolen,erisasi yang bahan dasarnya
batu bara, minyak bumi dan sebagainya. Serat – serat ini disebut synthetic polimer
karena polimer – polimernya belumlah ada sebelum memulai proses kimia
sedangkan natural polimer, polimer – polimer tersebut telah ada sebelum melalui
proses kimia.
32
Beberapa jenis serat yang telah dikenal dan banyak digunakan sebagai
bahan alat penangkapan ikan antara lain :
Di antara beberapa jenis dan bahan tersebut di atas, pada umumnya yang
sering dipakai dan dianggap cocok untuk dipergunakan dalam pembuatan alat
penangkapan ikan adalah:
33
tertentu seperti:bubu,bagan,tombak,kain dan sebagainya bahan non textil adalah
merupakan bahan yang mutlak
Bahan non textile yang dipergunakan sebagai bahan pelengkap
diantaranya dipergunakan sebagai : pelampug, pemberat, jangkar, gandar (pole)
dan sebagainya.
Sifat-Sifat Bahan
Tiap-tiap bahan mempunyai sifat-sifat yang khusus, sesuai dengan sifat-
sifat asal dari bahan tersebut. Untuk memberikan sekedar gambaran tentang sifat-
sifat bahan sintetis dapat
(1) Polyester : type terylene – Dacron – Diolen – Tergal – Tetoron - trevira ; (2)
Polyethylene : high - density type, polymerized at low pressure ; (3) Polyvinyl
chloride : type Rhovy-teviron (not afterchorinated) ; (4) Polyvinyl alcohol :type
kuralon-vinylon (after treatment with formaldehyde) ; (5) In the form of continuous
filament ; (6) Refers only to netting yarns, not to single fibres.
SERAT-SERAT ALAM
Mudah membusuk
Terdiri dari staple fibres
Tidak di pengaruhi oleh sinar ultra violet
Tidak seberapa kuat
Menyerap air
Tidak mencair
SERAT-SERAT SINTETIS
34
Beberapa ada yang di pengaruhi oleh sinar ultra violet
Kebanyakan kuat
Sedikit menyerap air atau sama sekali tidak
Mencair pada temperature tertentu
Syarat – Syarat Bahan
Dalam merencanakan pembuatan alat penangkapan ikan pada umumnya
pengusaha berpegang pada prinsip ekonomi yaitu untuk memperoleh alat
penangkapan ikan yang paling efektif dengan ongkos dan tenaga yang sekecil –
kecilnya. Dengan demikian dalam pemilihan bahan untuk pembuatan suatu alat
penangkapan ikan agar diusahakan menggunakan bahan yang memenuhi tiga
persyaratan umum yaitu :
Murah harganya
Cocok sifat – sifatnya
Mudah diperoleh
Ketiga syarat di atas adalah merupakan persyaratan umum dalam
penetuan pemilihan bahan berdasarkan prinsip ekonomi, Akan tetapi bila
diperhatikan secara seksama, maka dalam pemilihan bahan yang mendapat
perhatian utama adalah persyaratan yang kedua.Didalam praktek kadang –
kadang persyaratan ini diabaikan begitu saja padahal sifat – sifat bahan, dalam
pemilihan bahan yang cocok untuk pembuatan alat penangkapn ikan adalah
merupakan syarat mutlak dan memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan efektifitas suatu alat penangkapan ikan.
Berbagai macam sifat bahan yang umum yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan alat penangkapan ikan antara lain :
35
Konstruksi Benang dan Tali
Secara umum proses pembuatan tali adalah dengan jalan melakukan
pemintalan beberapa kali dari bahan baku sehingga menjadi tali yang siap untuk
dapatdigunakan. Pengertian kata “TALI“ disini adalah benang, tambang, dadung
dan sebagainya peristilahan tali barulah merupakan peristilahan lokasi daerah –
daerah nelayan tertentu yang mungkin istilah tersebut dapat berbeda antara
daerah yang satu dengan daerah yang lain. Sehingga kadang – kadang hal yang
demikian ini agak mempersulit dalam menjelaskan.Karena belum adanya
keseragaman istilah.
Beberapa istilah yang mengenai tali yang berasal dari bahasa asing yang
saat ini dipergunakan dalam istilah perikanan :
Pemintalan dari fibres menjadi yarn biasanya disebut dengan lower twist
Pemintalan dari yarn menjadi strand biasanya disebut middle twist
Pemintalan dari strand menjadi thread / twine / rope biasanya disebut
dengan upper twist
Untuk lebih jelasnya dalam memahami istilah – istilah tersebut diatas
baiklah di bawah ini di sajikan skema proses pembuatan tali :
Arah pintalan
Ada dua arah pintalan yang dipergunakan dalam proses pembuatan tali
yaitu pintalan arah kanan (Right twist) dan pintalan kearah kiri (left twist)
36
Yang dimaksud dengan pintalan arah kanan (Right twist) sebuah tali adalah tali
yang pada pemintalannya yang terakhir (upper twist) mempunyai pintalan dari
arah kiri ke kanan dari orang yang memegang tali tersebut sedang pintalan kiri
adalah sebaliknya Kadang – kadang pintalan kanan dari sebuah tali ditandai
dengan huruf S sedankan pintalan kiri ditandai dengan huruf Z . hal ini karna bila
kita memperhatikan alur-alur dari tali tsb seolah-olah membetuk huruf-huruf S atau
Z yang di sambung-sambung. Sebagai pedoman agar tidak membingungkan
dalam penentuan yang mana tali pintalan kanan ( S) dan yang mana tali pintalan
kiri ( Z ) dapat pula dengan cara memperhatikan alur-alur pada tali tsb yang
disesuaikan dengan arah ibu jari tangan dari si pemegang.
Apabila arah alur tali tsb searah dengan ibu jari tangan kanan berarti tali tsb
pintalan kanan (S ) sedangkan bila alur tali tadi sejajar dengan ibu jari tangan kiri
berarti pintalan kiri (Z).
1 S S Z
2 S Z S
3 Z Z S
4 Z S Z
37
Keterangan :
Lower twist serah atau berlawanan dengan middle twist sedangkan middle
twist harus berlawanan dengan upper twist
Konstruksi twine/rope dapat terdiri dari bermacam – macam jumlah strand (2,
3, atau 4). Pada twine yang terdiri dari dua strand jarang terjadi adanya
pengendoran antara strand yang satu dengan strand yang lain, akan tetapi bila
salah satu dari strand dalam pintalan mengendor maka beban pada twine hanya
ditanggung oleh satu strand saja.
Pada konstruksi twine yang terdiri dari tiga strands kadang – kadang terjadi
penindihan (rides over another) antara stand yang 1 dengan strand yang lainnya
yang dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan twine tersebut secara
keseluruhan.
Penampang twine yang mempunyai tiga strand berbentuk segitiga yang
sangat mendekati dengan bentuk bulat bila dibandingkan dengan penampang
twine yang terdiri dari dua strand. Konstruksi ini sebenarnya merupakan
konstruksi yang stabil.
Twine yang terdiri dari empat strands mempunyai bentuk penampang yang
lebh mendekati bentuk bulat dari pada twine yang terdiri dari tiga strand. Akan
tetapi bila terjadi ketegangan pada twine tersebut penampangnya akan berubah
bentuknya sehingga mendekati/mirip dengan bentuk twine yang terdiri dari dua
strands
a b c d
38
Keteragan:
1. Simpul Dasar
Sesuai dengan namanya simpul dasar adalah merupakan dasarnya
splicing untuk pembuatan simpul – simpul Atau ikatan – ikatan lebih lanjut.
Disamping itu prinsip penggunaan simpul dasar yang utama adalah untuk
mematikan ujung tali agar tidak terurai lagi
39
Simpul dasar ini kecuali untuk mematikan ujung tali tujuan umunya adalah
agar dapat mempercepat pekerjaan yang berhubungan dengan tali temali.
40
4. Pintalan Sosok
Pintalan sosok gunanya untuk membuat mata pada ujung tali seperti
untuk tali kepil. Untuk membuat mata pada ujung tali ini kecuali tali pintalan
sosok, dapat juga digunakan pintalan wanita.
B. Tali-menali
Ada beberapa macam tali-menali yang selalu digunakan dalam
pembuatan alat – alat penangkapan ikan diantaranya adalah :
41
a. Sosok Kelat ( Simpul Bendera )
Simpul bendera umumnya digunakan untuk menyambung dua ujung tali yang
besifat sementara, dimna pada ujung tali yang lain telah terdapat mata tali.
D. Aktivitas Pembelajaran
42
E. Latihan Soal
F. Rangkuman
Faktor–faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu alat tangkap
penangkapan ikan ini adalah merupakan juga faktor–faktor yang
mempengaruhi keberhasilan suatu usaha penangkapan ikan sehingga dengan
demikian dapat dikatakan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi usaha
penangkapan ikan adalah sebagai berkut :
- Konstruksi alat penangkapan ikan yang cocok
- Keterampilan
- Bahan yang dipergunakan
Secara umum bahan alat penangkapan ikan dapat di golongkan menjadi
dua yaitu :
- Bahan textil
- Bahan non textil
Di antara beberapa jenis dan bahan tersebut di atas, pada umumnya yang
sering di pakai dan dianggap cocok untuk dipergunakan dalam pembuatan
alat penangkapan ikan adalah:
43
a. Polyamide, Polyethylene, manila henep, biasanya dipergunakan untuk
Trawl net.
b. Polyamide, Polyester, Polypropylene, Cotton, dan Silk, banyak digunakan
untuk pembuatan gill net.
c. Polyamide, Polyvinyl Alcohol, Cotton, kecuali digunakan untuk pembuatan
purse seine, juga merupakan bahan pembuatan untuk Long line.
d. Polyamide, Copolymen, Cotton dan manila adalah merupakan bahan
pembuatan untuk trap net.
Sebagai perbandingan di bawah ini disajikan daftar yang menunjukkan
perbedaan sifat-sifat antara bahan sintetis dan bahan yang berasal dari
serat-serat alam.
SERAT-SERAT ALAM
Mudah membusuk
Terdiri dari staple fibres
Tidak di pengaruhi oleh sinar ultra violet
Tidak seberapa kuat
Menyerap air
Tidak mencair
SERAT-SERAT SINTETIS
Murah harganya
Cocok sifat – sifatnya
Mudah diperoleh
Berbagai macam sifat bahan yang umum yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan alat penangkapan ikan antara lain :
44
Berat jenis sesuai.
Kecepatan tenggelam.
Daya tahan terhadap tarikan, (sebelum dan sesudah dibentuk simpul)
Daya tahan terhadap gesekan
Daya tahan terhadap pembusukan. (pengaruh terhadap air laut dan sinar
matahari)
Elastisitas / kekenyalan
Daya tahan terhadap pengaruh air laut (tidak mudah berkarat / lapuk)
Beberapa jenis splicing yang sering digunakan dalam pembuatan alat –
alat penangkapan ikan adalah :
Simpul dasar
Pintalan pendek
Pintalan panjang ( long splice )
Pintalan sosok
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada
materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja.
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
45
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
5. Tuliskan secara ringkas apa yang telah anda pelajari pada kegiatan
pembelajaran ini!
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
......................................................................................................
I. Kunci Jawaban
a. Faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha penangkapan
ikan adalah sebagai berkut :
- Konstruksi alat penangkapan ikan yang cocok
- Keterampilan
- Bahan yang dipergunakan
b. Jenis bahan tekstil yang sering di pakai dan dianggap cocok untuk
dipergunakan dalam pembuatan alat penangkapan ikan yaitu :
- Polyamide, Polyethylene, manila henep, biasanya dipergunakan untuk
Trawl net.
- Polyamide, Polyester, Polypropylene, Cotton, dan Silk, banyak
digunakan untuk pembuatan gill net.
- Polyamide, Polyvinyl Alcohol, Cotton, kecuali digunakan untuk
pembuatan purse seine, juga merupakan bahan pembuatan untuk Long
line.
- Polyamide, Copolymen, Cotton dan manila adalah merupakan bahan
pembuatan untuk trap net.
46
c. Perbedaan sifat-sifat antara 47angi sintetis dan 47angi yang berasal dari
serat-serat alam yaitu :
SERAT-SERAT ALAM
Mudah membusuk
Terdiri dari staple fibres
Tidak di pengaruhi oleh sinar ultra violet
Tidak seberapa kuat
Menyerap air
Tidak mencair
SERAT-SERAT SINTETIS
47
48
MENGELOLA RANCANG BANGUN ALAT PENANGKAPAN IKAN
A. Tujuan
Setelah mempelajari Modul ini peserta diklat pembinaan karir dan program
keahlian ganda diharapkan dapat ;
1. Merumuskanrancang bangun alat penangkapan ikan dengan tepat
2. Mengatur rancang bangun alat penangkapan ikan dengan benar
3. Mengintegrasikanrancang bangun alat penangkapan ikan dengan benar
4. Mendesainrancang bangun alat penangkapan ikan dengan tepat
5. Merakit alat penangkapan ikan pukat cincin, jaring insang, rawai tuna dan
huhate dengan cermat dan tepat
C. Uraian Materi
1. Cutting Rate/ Tehnik Memotong Jaring
Membuat alat tangkap atau memperbaiki alat tangkap dengan bahan
utama adalah jaring lembaran/webbing tidak pernah lepas dari teknik
pemotongan/cutting rate. Oleh karena itu pengetahuan tentang cuttingrate
merupakan hal yang sangat mendasar sebelum merancang atau membuat
alat tangkap yang terbuat dari jaring.
49
- Mesh cut : adalah memotong dua buah bar yang
sejajar
dengan arah juraian.
- Point cut : memotong dua buah bar yang tegak lurus
dengan arah juraian.
- Bar cut : memotong sebuah atau beberapa bar secara
miring.
- Clean mesh : simpul pada mata jaring yang dapat di bersihkan
tetapi tidak terbuka (lepas).
50
- Pemotong point (point cut)
Apabila pada webbing dilakukan pemotongan point secara terus
menerus maka hasil potongan akan merupakan garis lurus/vertikal
dengan arah juraian. Cara pemotongan ini disebut dengan
pemotongan ALL POINT (AP).
- Potongan bar (bar cut)
Bila pada webbing dilakukan pemotongan bar secara terus menerus
maka akan dihasilkan hasil potongan yang lurus miring. Potongan
yang demikian ini biasanya disebut dengan potongan ALLBARS (AB).
51
Gambar 22. Memotong Point / Bar (sumber: Ardirdja, 2007)
52
2. Bilah jumlah B lebih kecil dari jumlah L ( B < L ), pemotongan dilakukan
dengan mesh dan bar (m/b).
3. Bila jumlah B sama dengan jumlah L ( B = L ), maka pemotongan
dilakukan dengan all bar.
4. Pada butir 1 tersebut di atas, jumlah point yang di potong adalah sama
dengan B – L sedangkan jumlah bar yang di potong = 2 x L.
5. Pada butir 2 tersebut di atas, jumlah mesh yang di potong = L – B
sedangkan jumlah bar yang di potong = 2 x B.
6. Jumlah point dan bar yang dipotong ataupun mesh dan bar yang di potong
bila disederhanakan akan menjadi cuttingrate.
c. Rumus untuk Memotong Jaring
B D C
53
Apabila diketahui jumlah mata yang dipotong = L dan jumlah mata
kebawah = B, maka cutting rate dapat diketahui sebagai beikut ;
Jumlah mesh atau point = selisi antara jumlah mata yang dipotong [L]
dengan jumlah mata Kebawah.
Dari ketentuan tersebu di atas diperoleh dua ketentuan dalam
memotong yaitu dengan point dan bar dan memotong dengan mesh dan
bar, sebenarnya ada juga memotong dengan point dan mesh yang seperti
telah diuraikan jaring dilakukan.
P=B–L
b=2L
Contoh soal 1
Dari suatu lembar jaring ABCD diketahui jumlah mata kea rah panjang AB
=49 mata, jumlah mata ke bawah AD = 10 mata. Jaring tersebut akan
dipotong sehingga DE = 5 mata, tertentu cutting rete AE.
A B Diketahui = AB = 40
40 AD = 10
? DE = 5
D E C
Penyelesaian =
Rumus = P = B - L
= 10 - 5
54
=5
B=2L
=2x5
= 10
Contoh soal 2
Dari suatu lembar jaring ABCD diketahui jumlah mata ke arah. Panjang AB
= 100 mata, jumlah mata ke bawah AD = 60 mata.
A B Diketahui ; B = 60
L = 10
D 1O E C
Rumus ; P =B-L
= 60 – 10
= 50
B =2L
55
Pada memotong dengan mesh dan bar maka jumlah mata yang dipotong [L] lebih
besar dari jumlah mata ke bawah [B] Rumus memotong dengan mesh dan bar
adalah.
m=L–B
b=2B
Contoh soal 3
Dari suatu lembar jaring ABCD diketahui jumlah mata kearah panjang
AB = 100 mata, jumlah mata ke bawah AD = 30 mata.
100
A B Diketahui ; B = 30
L = 45
?
30
D 45 E C
Penyelesaian ;
Rumus ; m = L - B
= 45 - 30
= 15
B - L = 2L
56
P b
L - B = 2B
m b
Contoh soal 5
Dari sautu lembar jaring ABCD diketahui jumlah mata ke arah panjang = 60
mata, jumlah mata ke bawah = 42 mata.
Diketahui ; B = 42
AE = 1p 1b
Ditanyakan ; DE
60
A B B - L = 2L
P b
42 - L = 2L
1 1
42 42 - L = 2 L
3 L = 42
? E L = 42
57
Jadi DE = 14 mata.
D ? E C
Rumus : P=B–L
B = 2L
Rumus : M=L–B
B = 2B
58
Contoh pemakain rumus
1. Tentukan cutting rate BC dan CD bila diketahui banyaknya mata pada AC (B) =
30 ; AD (L) = 15 ; DB (L’) = 15
Diketahui :
B = 30 mata
L = 15 mata
L’ = 15 mata
Ditanyakan :
Cutting pada
a) BC
b) CD
Hitungan :
a) P =B–L b = 2L
= 30 – 15 = 2 x 15
= 15 = 30
Jadi cutting rate = 15p.30b.
CD = 1p.2b
b) P = B - ( L + L’ ) b = 2 x ( L + L’)
= 30 – ( 15 + 15 ) = 2 x ( 15 + 15 )
jadi cutting rate pada BC = 0p.60b
= 30 – 30 = 2 x 30
= all bar
= 0 = 60
59
2. Tentukan cutting pada BC bila diketahui jumlah mata pada AC (B) = 10 dan AB
(L) = 30
Diketahui : B = 10
L = 30
Ditanyakan : cutting rate BC
Hitungan ;m=L–B
= 30 – 10
= 20
b = 2B
= 2(10)
= 20
Jadi cutting rate pada BC = 20 m. 20b.
= 1m.1b
2. Menggantung jaring
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan menggantung jaring (hanging) sebenarnya
sebagaimana memasang tali (ris) pemakaian jaring. Kerena pekerjaan
tersebut dilakukan dengan cara menggantukan lembaran jaring tersebut
jaring yang akan dipasang maka pekerjaan ini dinamakan dengan hanging.
Sebagaimana telah diketahui bahwa jaring adalah terdiri dari rangkaian
tali – tali yang disempulkan sehingga dapat ditarik memanjang atau
melebar. Pada tarikan penuh ke arah memanjang panjang jaring yang
diperhitungkan dari perkalian jumlah mata dengan ukuran mata, pada
keadaan demikian mata jaring yang seluruhnya tertarik rapat ke arah
memanjang sehingga dalam kedudukan Yang demikian praktis jaring tidak
mempunyai kedalaman sama sekali.
Demikain pula apabila jaring ditarik penuh ke arah dalam maka lebar
jaring kearah memanjang adalah nol (0).
60
b. Pemendekan (shortening)
Di atas telah dijelaskan bahwa pada penarikan penuh (stretch mesh)
keadaan mata jaring semuanya akan rapat, hal ini tidaklah menguntungkan
bagi penangkapan terutama bagi alat – alat penangkapan ikan yang pasif
seperti gill net. Untuk itu dalam pemasangan tali ris harus diusahakan agar
jaring mempunyai bukan mata yang sesuai agar mempunyai daya tangkap
yang efektif.
Untuk dapat membentuk bukan mata yang baik dapat dilakukan
dengan cara mengurangi panjang jaring dari panjang yang sebenarnya
yang berarti bahwa tali ris yang dipakai untuk manggantungkan jaring
tersebut harus lebih pendek dari panjang jaring sepenuhnya.
Selisih antara panjang jaring yang sebenarnya dengan panjang tali ris
ini biasanya disebut dengan istilah shortening atau sharingkageshortening
biasanya dinyatakan dengan parcent, yaitu selisih antara panjang jaring
dengan panjang tali ris di bagi dengan panjang jaring
Rumusnya :
S = L - Ix 100 %
L
S = Shortening ( % )
I = panjang tali ris ( m)
L = panjang jaring ( m )
61
H + S = 100% Hal ini dapat dibuktikan dengan jalan sebagai berikut :
𝐼 𝐿−𝐼
𝐻= 𝑆=
𝐿 𝐿
𝐿−𝐼 𝐼 𝐼
𝑆= 𝑆= 1− 𝐻=
𝐿 𝐿
𝐿
𝐿−𝐼
𝑆=
𝐿−𝐿
𝐼
𝑆 = 1− =1-H
𝐿
𝐼
𝑆 = 1− S+H=1
𝐿
Contoh soal :
Bila sebuah jaring yang panjangnya 100 meter ( L ) akan diperpendek
dalam penggantungannya sebesar 20 % berapa meterkah panjang tali ris yang
harus disediakan ?
62
c.
Dalam hal ini kedalaman jaring adalah ditentukan oleh besarnya
persentase/besarnya shortening pada waktu diadakan hanging.
Diketahui : CB = 1/2 L
BD = I
Hitung : AC ?
63
Perhitungan :
Kita tarik garis
perpanjangan CD dan garis
sejajar BD
Sehingga perpotongan di
E.
AE = BD = I
Perhatikan segitiga siku –
siku
CAE menurut dalil
pythagoras.
CA = CE2 - AE
–
= L2 I2
𝐶𝐴2 𝐿2 𝐼2 𝐼2 𝐼
2 − 2= L -
= = 1 - ( )2
𝐿2 𝐿 𝐿 𝐿2 𝐿
𝐼
𝐻= Jika CA = d
𝐿
𝐶𝐴2 𝐼
Jadi, = 1 − ( )2 L=m
𝐿2 𝐿
𝐶𝐴
= √1 − 𝐻 2 maka
𝐿
CA = L √1 − 𝐻 2 d = m √1 − 𝐻 2
Rumus di atas adalah berlaku untuk satu mata jaring. Oleh karena itu untuk
menghitung beberapa mata jaring kearah dalam yang jumlahnya misalnya = n,
maka rumusnya menjadi :
d = n.m √1 − 𝐻 2
karena S + H = 1 H=1–S
bila kita masukkan ke dalam rumus di atas maka :
d = n.m √1 − (1 − 𝑆)2
64
= n.m √1 − (1 − 2𝑆 + 𝑆 2 )
= n.m √1 − 1 + 2𝑆 − 𝑆 2
d = n.m √2𝑆 − 𝑆 2
d = dalamnya jaring
S = shortening dalam percent.
Contoh soal :
Dari satu lembar jaring diketahui bahwa jumlah mata kerah panjang (L) = 1000
mata, jumlah mata ke bawah/ke arah ( n ) = 100 mata ; ukuran mata 10 cm.
Tentukan panjangnya tali ris dan dalamnya jaring tersebut bila ditentukan
shortening = 20%
Diketahui : L = 1000 mata
= 1000 x 10 cm = 10.000 cm ( 100 m )
n = 100
m = 10
S = 20%
Ditanyakan : a) I ?
b) d ?
𝐿−𝐼
jawab : a). 𝑆 = X 100%
𝐿
100 − 𝐼
20% = X 100%
100
20 = 100 – I
I = 100 – 20
= 80 Meter
b) d = n.m √2𝑆 − 𝑆 2
= 1000 √2𝑆 − 𝑆 2
40 400
= 1000 √ −
100 10000
65
4000 400
= 1000 √ −
10000 10000
3600 6
= 1000 √ 1000 √( )2
10000 10
6
= 100
10
6000
=
10
Jadi d = 600 cm
= 6 meter
66
c. Kelompok alat penangkapan ikan yang bahan dasarnya adalah tali.
Contoh alat penangkapan ini adalah long line, vertical long line, pole and line,
pancing tonda, trolling dan masih banyak lagi.
a b c
Gambar 25. A. Bottom Long Line, b. Pole and Line dan c. Pancing Tonda
(sumber: http://nw08.american.edu)
Alat penangkapan dari kedua kelompok ini memiliki 3 (tiga) komponen utama
yaitu:
1. Komponen Pelampung (float)
2. Komponen Badan (body)
3. Komponen Pemberat (sinker)
Bahan pelampung untuk alat penangkapan ikan terbagi menjadi dua jenis
yaitu:
67
a. Jenis bahan pelampung yang terbuat dari serat tumbuhan, terutama pada
bagian alat penangkapan ikan yang konvensional seperti payang.
b. Jenis bahan pelampung yang terbuat dari serat sintetis, utamanya pada
alat tangkap modern dan berskala besar
Jenis bahan pelampung yang terbuat dari bagian tumbuhan masih digunakan
hingga saat ini utamanya pada perikanan tangkap tradisional (alat tangkap dan
rumpon) .
Jenis pelampung yang sering digunakan saat ini khusunya pada alat tangkap
yang didominasi oleh webbing adalah pelampung dari bahan plastik karena umur
pemakaian yang cenderung lama. Jenis pelampung ini tidak hanya banyak
digunakan dalam perikanan tangkap akan tetapi perikanan budidaya khusunya
rumput laut sering menggunakannya. Salah satu keunggulan dari jenis pelampung
68
ini adalah memiliki konstruksi yang unik yaitu pemasangan sayap yang berfungsi
untuk memanfaatkan hidrodinamika air laut dan menjaga kestabilan dari alat
tangkap pada saat operasi penangkapan.
Pada alat tangkap purse seine, kategori pemberat adalah pemberat (timah), chain
bridle (rantai besi), purse ring (stainless atau kuningan), swivel (SST) dan purse
line (PVA, wire).
Gambar 28. Komponen pemberat pada purse seine (Sumber: Ardidja, 2007)
69
Selain pemberat yang terbuat dari logam, ada juga pemberat berupa pasir (sand
bag) atau menggunakan batu pada perikanan bubu.
Gambar 29. Pemberat dari pasir (sand bag) dan pemberat bubu berupa batu
(sumber: http://www.damandiri.or.id)
Pemberat yang sering digunakan pada berbagai alat tangkap ikan dapat
dilihat pada tabel.
Tabel 4. Jenis Pemberat pada alat tangkap Ikan (Sumber: Ardidja, 2007)
70
3.4 Bahan alat penangkap ikan yang terbuat dari logam
Pembahasan sebelumnya menunjukkan komponen pemberat yang biasanya
dipergunakan oleh alat tangkap yang hampir semua bahannya terbuat dari
logam.Pada perikanan handline, kail yang merupakan bagian utama pada alat
tangkap ini juga bisa berfungsi sebagai pemberat karena bahannya terbuat dari
logam.Selain kail, swivel, ring, dan alat penyambung (segel, clamp) juga bisa
berfungsi sebagai pemberat. Berikut jenis-jenis swivel pada handline yang dapat
berfungsi sebagai pemberat.
4. Sistem penomoran
Salah satu upaya badan-badan Internasional dalam melakukan standarisasi
peristilahan pada bahan alat penangkapan ikan adalah diadakannya kongres
“International Organisation Standardization” yang diadakan pada 23 mei 1962 di
Kota Hamburg, Jerman. Dari hasil keputusan tersebut disepakati beberapa istilah-
istilah dasar menyangkut bahan alat penangkapan ikan seperti:
a. Netting merupakan tekstil yang terdiri dari satu atau beberapa jarn, yang
disambung-sambung sehingga hasil akhirnya berbentuk meshes (mata)
b. Mesh merupakan bentuk pembukaan (mata ) jaring yang dibatasi oleh
nettingtwine atau neting material
71
c. Bar merupakan jarak antara dua simpul yang diukur dari pusat simpul yang
bersangkutan.
d. Panjang mesh merupakan jarak antara pusat dari dua buah simpul yang
berlawanan dalam mesh yang sama bila mesh tersebut dibentangkan
dengan penuh (stretchmesh)
Sistem penomoran adalah suatu sistem untuk menetukan ukuran-ukuran
yarn/twine. Berdasarkan hal tersebut, sistem penomeran terbagi tiga macam
yaitu:
5. Konstruksi webbing
Bahan alat penangkapan ikan pada umumnya menggunakan jaring atau
webbing, jaring merupakan lembaran yang tersusun dari beberapa mata jaring
yang merupakan bahan dasar untuk membuat berbagai alat penangkap ikan.
Menurut Supardi Ardidja (2007) jaring adalah gabungan sejumlah mata jaring
yang dijurai baik dengan cara disimpul atatu tanpa simpul, dibuat dengan
menggunakan mesin atau tangan, baik yang terbuat dari serat alami maupun
serat buatan.
72
meter pada keadaan mesh tertutup (stretched mesh), jika sistem penomoran yang
digunakan adalah Rtex, panjang dinyatakan dalam meter dan jika sistem
penomoran menggunakan Denier sistem panjang dinyatakan dalam yard. Jika
menggunakan sistem penomoran Rtex panjangnya adalah 100 meter, bila
menggunakan sistem Denier panjangnya adalah 100 yard.
Kedalaman jaring dinyatakan dalam jumlah mata pada keadaan mesh tertutup
(stretched mesh) untuk semua sistem penomoran yang berlaku. Namun demikian
ukuran jaring selalu dinyatakan dengan panjang jaring (meter) dan dalam jaring
(jumlah mata jaring) maka ukuran jaring dalam setiap lembar jaring utuh
disesuaikan dengan sistem penomoran yang digunakan. Adapun alat
penangkapan ikan yang bahan utama lembaran jaring adalah fish net, pukat
udang, Purse seine, Gillnet, Payang, Dogol, Pukat Hela, Pukat Pantai dan
Moroami.
Yang dimaksud design disini adalah gambar yang berupa pola dari suatu
alat penangkapan ikan yang dilengkapi dengan ukuran – ukuran yang diperlukan
dengan menggunakan skala tertentu.
73
membaca suatu design merupakan suatu kesatuan dengan cara membuatnya.
Oleh karena itu untuk dapat membaca suatu design secara benar, orang harus
mengetahui bagaimana caranya membuat design.
74
b. Fungsi dari Bagian-Bagian Penangkapan Ikan
Bila kita perhatikan berbagai alat penangkapan ikan akan diketahui
pula berbagai macam bagian-bagian alat yang berlainan antara alat yang
satu dengan alat yang lainnya,seperti bagian-bagian alat (pada trawl)
tidaklah sama dengan bagian-bagian pada gill net, lampara, purse
seine,paying long line dan sebagainya.
Akan tetapi di samping bagian-bagian yang khusus seperti yang di
sebutkan di atas yang memang berlainan antara alat yang satu dengan
alat yang lain,ada pula bagian alat yang secara umum terdapat hampir
pada setiap alat penangkapan ikan dan mempunyai fungsi yang hampir
sama pula.
Karena banyaknya macam bagian-bagian alat penangkapan ikan
maka pada tulisan ini hanya akan di uraikan bagian-bagian alat
penangkapan ikan yang bersifat umum saja sedangkan bagain-bagian
alat penangkapan ikan yang bersifat umum saja sedangkan bagian-
bagian yang khusus yang terdapat pada tiap-tiap jenis alat tertentu akan
dapat dipelajari pada uraian tentang konstruksi tiap-tiap alat penangkapan
ikansecara khusus pula.
Pelampung
Pemberat
Bagian-bagian lain
Pelampung
Sesuai dengan namanya,pelampung berfungsi sebagai alat untuk
mengapungkan sesuatu alat atau bagian-bagian alat tertentu dari suatu jenis
alat sesuai dengan tujuannya.
75
Misalnya:
a. Pada gill net pelampung berfungsi untuk memberikan daya apung pada
alat tersebut secara keseluruhan,demikian juga pada alat-alat
penangkapan ikan yang dioperasikan di lapisan permukaan seperti
lamparan dan purse seine:
Pada alat-alat yang di pasang dilapisan pertengahan katau di dasar
perairan fungsi pelampung adalah untuk mengangkat bagian atas dari alat
tersebut agar tetap dapat berdiri tegak (vetikal)terhadap permukaan air
dalam kedalaman yang telah di tentukan.
b. Pada bagian atas dari mulut jaring (paying,trawl) pelampung berfungsi
untuk membuka mulut jaringtersebut dengan sempurna.Biasanya
sebagaimana pada alat-alat penangkapan ikan yang dipasang dilapisan
pertengahan dan di lapisan dasar dalam hal ini pelampung bekerja sama
dengan pemberat.
c. Pada ujung-ujung sambungan longline,pelampung berfungsi ganda yaitu
kecuali untuk mengapungkan alat itu sendiri juga dipergunakan sebagai
tanda/atau batas antara basket yang satu dengan basket yang lain.
d. Pada bubu yang di pasang di dasar perairan pelampung berfungsi sebagai
tanda agar dengan lebih mudah dapat dilakukan pencarian/pengakatan
kembali bubu tersebut.
Pemberat
76
tetap berada di bawah permukaan jika terkena arus sehingga bentuk alat
tersebut tidak berubah.
c. Pada alat penangkapan ikan tertentu (gill net) pemberat kecuali berfungsi
untuk menenggelamkan bagian-bagian tertentu dari alat tersebut juga
berfungsi seabagai alat untuk mempertahanakan agar bagian yang diberi
pemberat tetap berada di bawah permukaan jika terkena arus sehingga
bentuk alat tersebut.
d. Pemberat bersama dengan pelampung dapat juga dipergunakan untuk
membentuk alat agar alat dapat mempunyai bentuk tertentu sesuai dengan
yang dikehendakinya.
Bagian-bagian lain
a. Lemberan jaring berfungsi untuk mengadakan atau membatasi pergerakan
ikan yang akan ditangkap.
b. Tal iris berfungsi untuk melindungi dan memperkuat bagian lembarang
jaring,selain itu juga untuk mempermudah penarikan atau penaikan alat ke
atas kapal.
c. Tali pelampung berfungsi untuk tempat melekatnya pelampung.
d. Tali pemberat berfungsi untuk tempat melekatnya pemberat.
e. Pancing berfungsi untuk mengeitkan umpan.
f. Bagian perangkap berfungsi untuk melabuhi ikan agar dapat memasuki
tempat penampungan ikan.
g. Bagian-bagian yang terdapat khusus pada alat-alat tertentu akan di uraikan
dalam masing masing konsturuksi alat yang bersangkutan.
77
Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair
akan mendapat gaya ke atas sebesar zat cair yang didesak oleh benda
tersebut.
Bila :
= V x 1 = V (kg)
B = V- W W = V x C.
= V - (VxC) = V - VC.
= V (1 - C)
78
Jadi : B = V ( 1 – C)
S = ( VxC) - V = VC – V
S = V (C – 1)
S = V (C – 1)
Soal :
Jawaban :
1) B = V(1-C)
= 1/0,5 (1- 0,5)
= 2 X 0,5
= 1 kg.
2) S = V (C-1 )
= 1/2 (2-1)
= 1/2 x 1
= 1/2 kg
79
merupakan selisih antara jumlah keseluruhan gaya apung (total buoyancy) dengan
sinking power.
EB = TB-B
EB = Extra bouyancy
TB = Total bouyancy
B = bouyancy
𝑇𝐵−𝑆
EB (%) = 𝑋 100 %
𝑇𝐵
Contoh soal :
Sebuah gill net permukaan yang bahannya dari nylon, beratnya di udara =10
kg. Berat jenisnya nylon =1,1. Sebagai pemberat digunakan saran yang
beratnya di udara = 5 kg dan berat jenisnya = 1,7. Pada gill net tersebut akan di
berikan extra buoyancy = 20%. Hitung total buoyancy dari gill nettersebut !
Penyelesaian :
1. Nylon : S = V (C-1 )
= 10/1,1 (1,1 - 1)
= 10/1,1 x 0,1
= 0,9 kg.
2. Saran: S = V (C-1 )
= 5/1,7 (1,7-1)
= 5/1,7 x 0,7
= 2,0----( 2 kg,)
3. Total S = 0,9 kg + 2 kg =2,9 kg
80
𝑇𝐵−𝑆
4. EB = 𝑋 100 %
𝑇𝐵
𝑇𝐵−2,9
20 % = 𝑋 100 %
𝑇𝐵
20 TB = 100 TB – 290
290
TB = = 3, 625 kg (3625 gram)
80
Bila pada gill net tersebut di atas akan diberi pelmpung yang masing-masing
mempunyai berat di udara 12,5 gr.dan berat jenisnya=0,2.Berapa banyakkah
pelampung yang dipergunakan untuk keperluan tersebut di atas ?
Hitunglah :
Pelampung : B = V (1-C)
= 12,5/0.2(1-0,2)
= 62,5 x 0,8
= 50 gram
Jadi jumlah pelampung yang di perlukan =
3.625
= 72,5
50
= 73 Buah
81
penangkapan dan kapal dimana alat tersebut akan digunakan atau
dioperasikan.
2. Desain Dengan Metode Skala Langsung
Pada teknik ini perencana mencoba dan menguji suatu desain jaring yang
sudah ada.Untuk mendapatkan sesuai dengan ukuranyang diinginkan, maka
dilakukan perbesaran atau perkecilan.Perubahan dimensi yang dibuat harus
didasarkan pada beberapa data penunjang lainnya atau pengalaman tertentu
dari perencana. Sebagai contoh twal pertimbangan yang perlu dikaji lebih
dalam, dengan kata lain teknik yang digunakan untuk mengembangkan suatu
kisaran desain alat penangkap ikan yang memadai sesuai dengan kekuatan
kapal dan berdasarkan pengalaman dilapangan.
Teknik ini dapat diaplikasikan pada alat penangkap ikan seperti: fike nets,
beam trawl, trawl dasar tunggal dan ganda.
82
b. Model Alat penangkapan ikan
1. Definisi Model Alat Penangkapan Ikan
Model alat penangkapan ikan adalah alat penangkapan ikan yang
dikonstruksi dengan pengecilan dari ukuran yang sebenarnya
menggunakan faktor skala dengan tujuan utama untuk menguji penampilan
alat penangkapan ikan tersebut dilaboratorium.
Berhubung tujuan utama adalah untuk pengujian dilaboratorium, maka
standar ukuran (dimensi) dari model seharusnya disesuaikan dengan
dimensi dari laboratorium (flume tank) dimana model tersebut akan diuji.
R = V2
Dimana :
83
c. Sifat yang spesifik dari purse seine untuk dapat memilih satu
prototype.
84
2) Disain payang
Payang adalah suatu alat tangkap yang menyerupai kantong besar dan
dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis.Payang merupakan alat
penangkap ikan tradisional, dimana pada beberapa daerah masih bertahan
sampai saat ini mengalahkan alat penangkap ikan modern seperti Purse Seine.
Deskripsi alat tangkap paying yang ada di Kabupaten Majene Sulawesi Barat
terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
85
Tali penarik (tali selambar), yaitu tali yang berfungsi untuk menarik jaring
saat operasi penangkapan berlangsung dengan panjang tali selambar
kanan 50 m dan tali slambar kiri 100 m.
Tali kantong (cod line), yaitu tali yang berfungsi untuk mengikat ujung
kantong agar hasil tangkapan tidak keluar dari bagian kantong, dengan
panjang tali 5 m.
3. Pelampung (float)
Pelampung ini berfungsi untuk memperoleh daya apung pada jaring.
Pelampung ini terdiri atas 2 macam yaitu pelampung tanda yang terbuat dari
bahan plastik berbentuk bola, dengan diameter 40 cm, sebanyak 1 buah dan
pelampung utama yang terbuat dari kayu bakau (Rgyzopora) berbentuk
batang, dengan ukuran panjang 40 cm berdiameter 26 mm sebanyak 6
buah.
4. Pemberat
Fungsi pemberat disini adalah untuk menenggelamkan bagian tertentu
jaring, menahan perubahan bentuk jaring dari pengaruh arus dan bersama-
sama dengan pelampung memberi bentuk pada jaring serta menjaga mulut
jaring agar selalu terbuka selama berlangsungnya penarikan jaring.Pemberat
terbuat dari bahan timah dan batu gunung yang diikat pada bagian tengah
mulut jaring bagian bawah.
86
3) Disain gill net
Jaring insang (gill net) merupakan suatu alat penangkap ikan berbentuk
empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, tali pelampung,
tali ris atas pada bahagian atas jaring, serta pemberat, tali ris bawah pada
bagian bawah jaring.
b. Metode Pengoperasian
Adapun urutan operasi penangkapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Jaring diturunkan diperairan dimana pada ujung jaring telah diikat dengan
pelampung tanda dan bendera sementara kapal tetap dalam posisi terus
berjalan dalam kecepatan rendah.
Setelah seluruh jaring telah di turunkan, ujung jaring yang juga diberi
pelampung tanda dan bendera diikatkan pada haluan kapal dan mesin
kapal dimatikan selama kurang lebih 2-3 jam.
Tiap jam, kapal mengecek posisi keberadaan jaring maupun ikan yang
telah terjerat.
Setelah memperkirakan ikan telah banyak terjerat maka jaring kemudian di
tarik naik ke atas kapal oleh dua (2) orang ABK.
Setelah jaring naik ke atas kapal, hasil tangkapan kemudian dipisahkan
dari alat tangkap oleh para ABK.
87
Gambar 34. Desain Alat Tangkap Gill Net
(sumber: http://shintapraningtyas.blogspot.co.id)
88
Gambar 35. Desain Alat Tangkap Set Net
89
Aturan desain fyke net yaitu :
90
keperairan. Sistem desain yang diterapkan mengikuti topografi pantai dan
berdasarkan kedalaman perairan target operasi penangkapan.
Pukat pantai adalah semua pukat kantong yang dalam cara operasi
penangkapannya dilakukan dengan cara menarik pukat kantong ini
kepinggir pantai. Pengetahuan tentang alat tangkap, khususnya dari segi
desain dan konstruksi sangat penting dalam pengembangan dan usaha
perikanan, karena salah satu faktor yang mempengaruhi usaha
penangkapan ikan adalah konstruksi alat penangkapan ikan yang cocok
didukung oleh keterampilan orang – orang yang menggunakan alat
penangkapan ikan tersebut serta bahan yang digunakan.
Pada prinsipnya pukat pantai terdiri dari bagian kantong yang
berbentuk empat persegi panjang, bagian badan bentuknya seperti
trapesium memanjang.Selanjutnya pada bagian – bagian tersebut
ditautkan pada tali penguat dan dihubungkan juga dengan tali ris atas dan
tali ris bawah serta dilengkapi dengan pelampung dan pemberat (Sudirman
dan Mallawa, 1999).
Pukat pantai memiliki panjang sayap yang sama ukurannya, biasanya
sekitar 50-300 meter. Tali ris atas digunakan untuk mengikatkan
pelampung dan tali ris bawah berfungsi mengikatkan pemberat agar mulut
kantong dapat terbuka dengan baik pada saat penarikan. Ukuran mata
jaring pada alat tangkap ini sangat kecil terutama pada daerah kantong
sekitar 0,4 cm. alat tangkap ini memiliki penarik yang panjang untuk
menarik pukat ke daerah pantai dengan menggunakan tenaga manusia,
dimana satu tali ditarik 4-5 orang tergantung pada besar kecilnya alat
tangkap tersebut (Sudirman dan Mallawa, 1999).
Dalam merancang alat tangkap ikan perlu secara terus – menerus
ditaksirkan mutu penangkapan dan teknis serta efisiensi ekonominya.
Masalah dalam merancang alat penagkapan dapat dipecahkan melalui
banyak cara dan tambahan pula terdapat banyak jenis alat tangkap ikan.
Prinsip utama desain pukat pantai adalah kedalaman perairan menjadi
dasar penentuan lebar jaring bagian kantong, bagian lainnya diperkecil
secara bertahap sampai pinggir jaring, ukuran mata jaring secara bertahap
terkecil pada kantong dan membesar ke arah sayap.
91
b. Jaring Angkat
Jaring angkat adalah jaring yang dalam proses pengoperasiannya
dengan mengangkat jaring setelah ikan – ikan sudah berkumpul di dalam
jaring. Bagan merupakan jenis jaring angkat yang umumnya digunakan dan
semakin berkembangnya teknologi maka bagan berkembang dengan
menggunakan perahu yang dikenal dengan bagan perahu.Ukuran bagan
perahu semakin besar sehingga pada beberapa tempat seperti di
Kabupaten Barru dinamai dengan Bagan Rambo.
Secara umum bagan dilapangan menggunakan jaring dengan ukuran
mata jaring yang sangat kecil (2 mm).kondisi ukuran mata jaring yang
demikian kecil membuat ikan-ikan yang tertangkap sangat besar
variasinya, mulai dari ukuran ikan sangat kecil sampai ukuran besar.Dalam
menunjang perikanan bertanggung jawab, ukuran mata jaring pada bagan
semestinya dimodifikasi.Kondisi bagan yang ada saat ini cenderung
menangkap ikan mulai dari ukuran larva sampai ikan dewasa.Hal ini sangat
membahayakan keberlanjutan sumberdaya ikan yang ada. Oleh karena itu
perlu ada upaya untuk membuat bagan menjadi selektif dengan cara
mengubah ukuran mata jaring secara keseluruhan atau membuat jendela
pada bagian dinding jaring yang memungkinkan ikan – ikan kecil
meloloskan diri dari jaring.
92
7) Disain pancing
Definisi Pancing
Pancing adalah suatu alat penangkapan ikan yang terdiri dari mata
pancing dan tali dengan atau tanpa umpan dengan memancing ikan target
sehingga tertangkap pada mata pancing. Tali pancing biasanya terbuat dari
bahan PA, PE monofilament, mata pancing terbuat dari kawat baja,
kuningan atau material lain yang tahan karat. Secara umum mata pancing
memiliki kait balik untuk mempersulit ikan lolos dari mata pancing,
Variasi pancing banyak sekali, mulai dari yang tradisional sampai pada
yang modern.Desain dan konstruksi pancing disesuaikan dengan jenis dan
ukuran ikan yang menjadi target tangkapan. Oleh karena itu terdapat
banyak variasi bentuk dan ukuran pancing serta sarana bantu lainnya yang
digunakan.
Pole And Line
Pole and line atau dikenal juga dengan huhate atau skipjack,
poleandline adalah cara pemancingan dengan menggunakan pancing
khusus untuk ikan cakalang adalah kecepatan dan ketepatan, sehingga
mata pancing tidak berkait balik. Pada pole and line ini, ikan – ikan yang
terpancing hanya dibanting kebelakang dan terlepas diatas deck kapal.Ini
merupakan ciri khas dari pancing pole and line yang tidak dimiliki oleh
pancing lainnya.
Pada pole and line, umpan yang digunakan pada pancing hanya
umpan buatan.Umpan buatan seperti pada gambar pada awalnya terbuat
dari bulu ayam, namun dalam perkembangannya sudah mengalami
modifikasi dengan material lain seperti plastik, sutra dan bahan
lainnya.Prinsip utama umpan pada poleandline adalah mengelabui mata
ikan cakalang untuk memakan mata pancing yang menyatu dengan umpan
buatan.
93
Gambar 38. Desain Alat Tangkap Pole And Line
94
Gambar 39. Desain Alat Tangkap Pancing Rawai (Long Line)
D. Aktivitas Pembelajaran
F. Latihan Soal
95
5. Sebutkan beberapa cara pemotongan campuran?
E. Rangkuman
- .
1. Bentuk dan potongan
a. Memotong lurus ( straight cut)adalah cara memotong jaring yang hasil
pemotongannya akan merupakan garis lurus.
b. Memotong kombinasi adalah suatu cara memotong yang akan
mengahasilkan bentuk potongan yang zig-zag.
2. Bentuk potongan lurus tersebut yaitu:
a. Potongan mesh (meshcut)
Apabila dilakukan pemotongan mesh (meshcut) ini terus menerus
maka akan di peroleh hasil potongan yang lurus mendatar. Cara
pemotongan yang demikian biasanya di sebut dengan cara
pemotongan ALLMESHES (AM).
b. Pemotong point (pointcut).
Apabila pada webbing dilakukan pemotongan point secara terus
menerus maka hasil potongan akan merupakan garis lurus/vertikal
dengan arah juraian. Cara pemotongan ini desebut dengan
pemotongan ALLPOINT (AP).
c. Potongan bar (barcut)
Bila pada webbing dilakukan pemotongan bar secara terus menerus
maka akan di hasilkan hasil potongan yang lurus miring. Potongan
yang demikian ini biasanya disebut dengan potongan ALLBARS (AB).
3. Beberapa cara pemotongan campuran ini di antaranya adalah :
a. Potongan mesh dan bar ( m/b )
b. Potongan point dan bar ( p/b )
4. Gaya-gaya yang bekerja pada alat penangkapan ikan (hydrodinamics
forces) adalah gaya apung (bouyancy) dan gaya tenggelam (sinking power).
96
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada
materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja.
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
5. Tuliskan secara ringkas apa yang telah anda pelajari pada kegiatan
pembelajaran ini!
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
......................................................................................................
97
2. Yang dimaksud dengan cutting rate adalah perbandingan antar mesh dan
bar atau point dan bar pada bagian jaring yang terpotong.
3. Bentuk – bentuk potongan jaring yaitu :
a. Memotong lurus ( straight cut)adalah cara memotong jaring yang hasil
pemotongannya akan merupakan garis lurus.
b. Memotong kombinasi adalah suatu cara memotong yang akan
mengahasilkan bentuk potongan yang zig-zag
4. Bentuk potongan lurus yaitu :
a. Potongan mesh (mesh cut)
Apabila dilakukan pemotongan mesh (mesh cut) ini terus menerus
maka akan di peroleh hasil potongan yang lurus mendatar. Cara
pemotongan yang demikian biasanya disebut dengan cara
pemotongan ALL MESHES (AM).
b. Pemotong point (point cut).
Apabila pada webbing dilakukan pemotongan point secara terus
menerus maka hasil potongan akan merupakan garis lurus/vertikal
dengan arah juraian. Cara pemotongan ini disebut dengan
pemotongan ALL POINT (AP).
c. Potongan bar (bar cut)
Bila pada webbing dilakukan pemotongan bar secara terus menerus
maka akan dihasilkan hasil potongan yang lurus miring. Potongan
yang demikian ini biasanya disebut dengan potongan ALL BARS (AB)
5. Beberapa cara pemotongan campuran yaitu :
a. Potongan mesh dan bar ( m/b )
b. Potongan point dan bar ( p/b )
98
99
Metode penangkapan ikan
A. Tujuan
Setelah Mempelajari modul ini peserta diklat paket keahlian dan keahlian
ganda di harapkan dapat memahami:
1. Menelaahmetode penangkapan ikan dengan baik dan benar
2. Menyimpulkanmetode penangkapan ikan yang tepat
3. Menunjukkanmetode penangkapan ikan yang benar
4. Membentukmetode penangkapan ikan yang tepat
C. Uraian Materi
1. Pengertian metode penangkapan
Metode penangkapan adalah keseluruhan tahapan operasi penangkapan
ikan yang bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi pennagkapan
ikan.Keberhasilan suatu penangkapan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah keahlian nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap
(teknik penangkapan), daerah penangkapan yang yang tepat, dan masih
banyak lagi faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam sebuah
operasi penangkapan ikan. Dalam pembahasan kali ini akan dibahas
mengenai metode penangkapan ikan purse seine, jaring insang, long line dan
huhate.
100
2.Metode PenangkapanPurse seine (Pukat Cincin)
Purse Seine adalah alat tangkap Purse seine atau biasa disebut Pukat cincin
adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi
empat pada bagian atas dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang
pemberat dan tali kerut (purse line) yang berguna untuk menyatukan bagian
bawah jaring sehingga ikan tidak dapat meloloskan dari bawah (vertikal) dan
samping (horizontal), biasanya besar mata jaring disesuaikan dengan ukuran
ikan yang akan ditangkap. Ukuran benang dan mata jaring tiap-tiap bagian
biasanya tidak sama. Disebut dengan pukat cincin sebab pada jaring bagian
bawah dipasangi cincin (ring) yang berguna untuk memasang tali kerut (purse
line) atau biasa juga disebut juga tali kolor. Prinsip pengoperasian alat tangkap
Purse seine adalah mengepung / melingkari gerombolan ikan kemudian tali
kerut (purse line) ditarik sehingga jaring membentuk kantong yang besar,
sehingga ikan-ikan terkurung
a). Konstruksi purse seine
Purse seine memiliki bentuk umum dan bagian-bagian yang sama walaupun
ada bermacam-macam purse seine. Bentuk umum purse seine beserta
bagian-baiannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
101
a. sayap (wing) g. mata pengguat (selvage)
b. perut (midel) h. tali ris bawah
c. bahu (shoulder) i. pemberat
d. kantong (bunt) j. tali ring
e. pelampung k. cincin (ring)
f. tali ris atas l. tali kerut (purse line)
b) Teknik pengoperasian purse seine
Persiapan
Persiapan operasi penangkapan dimulai sejak masih di pelabuhan, adapun
persiapan yang harus dilakukan antara lain adalah :
a. bahan bakar
b. minyak pelumas
c. bahan makanan
d. penerangan
e. minyak tanah
f. peralatan navigasi (peta laut, kompas, teropong, satelit navisasi/GPS, )
g. persiapan motor – motor (motor induk dan motor bantu)
h. menyusun alat tangkap
Penyusunan alat tangkap sebelum kapal purse seiner (kapal penangkap
ikan dengan purse seine) merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan.
Penyusunan jaring di atas dek kapal biasanya disusun pada : samping kiri,
samping kanan, atau buritan kapal.
Penempatan alat tangkap di atas kapal ini disesuaikan arah putaran baling-
baling kapal.Pada kapal dengan baling-baling kapal putar kiri (dilihat dari
buritan kapal) biasanya pukat cincin diletakan di sisi kiri, pada kapal dengan
baling-baling putar kanan alat tangkap diletakan di sisi kanan kapal, sedangkan
penyusunan di buritan kapal dapat dilakukan pada kapal baling-baling putar kiri
maupun kanan.
102
Gambar 42. Penyusunan jaring di sisi (lambung) kiri kapal
(Sumber: Djafar, 2008)
Proses setting
Penangkapan dengan purse seine biasanya dilakukan pada sore (setelah
matahari terbenam sampai dengan pagi hari (menjelang matahari terbit), kadang
kala dilakukan siang hari.Waktu penangkapan ini berhubungan dengan
berkumpulnya ikan di alat penggumpul ikan (rumpon dan lampu). Pada saat
malam ikan-ikan pelagis yang menjadi target penangkapan biasanya kumpul
bergerombol di daerah sekitar rumpon, sehingga pada saat ini paling tepat purse
seine dioperasikan. Tetapi ada pula operasi penangkapan tidak menggunakan
rumpon tetapi mencari gerombolan ikan yang ada dengan menggunakan alat
bantu pencari ikan/SONAR (Sound Navigation and Ranging) yaitu suatu alat yang
dapat dipergunakan untuk mengetahui keberadaan gerombolan ikan di dalam laut.
Pada umumnya nelayan mengoperasikan 2 s/d 4 kali sehari, hal ini
tergantung dari jumlah ikan yang tertangkap. Bila hasilnya banyak maka operasi
penangkapan sampai dengan penyimpanan hasil ke dalam palkah relatif
membutuhkan waktu yang lama, sehingga dalam satu hari hanya melakukan dua
kali penangkapan.Demikian sebaliknya bila hasil tangkapan sedikit maka operasi
penangkan sampai dengan penyimpanan memerlukan waktu yang sedikit pula,
sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan purse seine lebih dari empat kali.
Operasi penangkapan yang membutuhkan rumpon sebagai alat bantu menangkap
ikan, maka kapal penangkap tersebut setelah sampai daerah penangkapan yang
diinginkan maka rumpon diturunnkan ke dalam perairan dan diberi pelampung
tanda kemudian ditinggalkan, biasanya nelayan membawa lebih dari satu rumpon.
103
Tetapi ada pula rumpon tidak ditinggalkan, tetapi setelah kapal lego jangkar
(menurunkan jangkar) rumpon diturunkan ke dalam air kemudian diikatkan satu
buah di haluan di haluan dan satu buah di buritan kapal. Lampu penerangan
(listrik atau minyak tanah) dinyalakan di sekeliling kapal sehingga kapal tersebut
sanggat terang, maksudnya supaya ikan bergerombol di sekitar kapal.
Penggunaan Sonar untuk mencari gerombolan ikan pada kapal penangkap
sanggat diperlukan tetapi cara mencari gerombolan ikan dapat dilihat dengan
memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :
a. Arah angin, yaitu jaring harus di atas, maksudnya jaring berada dimana arah
angin datang sedangkan kapal penangkap berada setelah alat tangkap.
Sehingga kapal tidak akan masuk ke dalam lingkaran purse seine, sebab
kapal lebih cepat terbawa angin dibandingkan dengan alat tangkap.
104
Gambar 44.a. Kedudukan alat tangkap terhadap angin
b. Kedudukan alat tangkap terhadap arus
(Sumber: Djafar, 2008)
b. Arah arus, kebalikan dari arah angin, yaitu kapal harus berada di atas arus
sehingga alat tangkap tidak hanyut di bawah kapal, sehingga menyulitkan
penarikan alat tangkap ke atas dek kapal.
c. Arah pergerakan gerombolan ikan.
105
datangnya sinar matahari alat tangkap harus diletakan sesuai dengan
datangnya sinar matahari dan kapal berada berlawanan dengan datangnya
sinar matahari
1) Ujung-ujung tali ris (atas dan bawah) disatukan dengan tali kerut , kemudian
diberi pelampung tanda dan pelampung tersebut di bawa terjun kelaut oleh
seorang anak buah kapal (ABK), pada kapal yang beroperasi dengan dua
kapal ujung tersebut di bawa oleh kapal yang tidak membawa alat tangkap
dan kapal yang satunya membawa alat tangkap.
2) Setelah itu maka kapal penangkap akan melingkari gerombolan ikan dimulai
dengan menurunkan : jaring, pelampung, pemberat, dan cincin, menuju ke
arah pelampung tanda atau kapal pembawa ujung jaring awal, bagi purse
seine yang dioperasikan dengan dua buah kapal. Kapal dengan baling-baling
putar kanan maka arah pelingkaran jaring ke arah kanan dan sebaliknya kapal
dengan balin-baling putar kiri pelingkaran jaring ke arah kiri
3) Pada saat pelingkaran sudah selesai maka ujung jaring yang satu dinaikan ke
kapal penangkap dan selanjutnya tali kerut ditarikk hingga cincinnya
terkumpul demikian juga jaring bagian bawah sudah terkumpul menjadi satu
di atas dek. Dengan demikian ikan-ikan sudah terkurung di dalam jaring.
Pada keadaan tali kerut sudah ditarik cincin dan jaring bagian bawah
sudah terkumpul menjadi satu, maka:
106
1. Penarikan badan jaring dimulai dari ujung-ujung sayap, hal ini dilakukan
pada purse seine yang menggunakan kantong yang di tenggah-tenggah
jaring atau yang ditarik oleh tenaga manusia. Tetapi pada purse seine
yang ditarik dengan tenaga hidrolik (power block), biasanya kantong dibuat
pada salah satu ujung sayap. Penarikan jaring dilakukan mulai dari ujung
sayap yang tidak berkantong. Penarikan dilakukan dengan melepas ring
dari badan jaring, tetapi pada purse seine yang ditarik manusia cincin tidak
dilepaskan.
3. Bagian yang masih berada di dalam air di naikan keatas kapal dan disusun
kembali sehingga kapal siap setting.
Prinsip pengoperasian alat tangkap gill net adalah menjerat ikan target
tangkapan yang biasanya terjerat pada bagaian insangnya. Adapun cara ikan
tertangkap oleh gillnet yaitu sebagai berikut :
107
4. Terpuntal ( misalnya pada: kaki; sirip; sungut ,dll) disebut dengan
“entangled”
Penyusunan jaring insang di atas kapal disesuaikan dengan bentuk atau tipe kapal
yang dipergunakan, adapun penyusunan diatas kapal biasanya diletakan pada :
(1) buritan, (2) samping kiri , dan (3) samping kanan.
108
Gambar 49 . Penyusunan jaring di samping kiri (sumber: Djafar, 2008)
Waktu Penangkapan
Saat yang tepat untuk menurunkan alat tangkap gillnet tergantung bahan
yang dipergunakan. Bahan benang multi filamen biasanya alat tangkap ini
akan berhasil untuk penangkapan bila perairan gelap, misalnya; malam hari,
gelap bulan, airnya keruh, dll). Alat tangkap ini berada di dalam air pada saat
pengoperasian berkisar antara 3 – 5 jam, sehingga dalam satu hari dapat
dioperasikan 2 s/d 4kali.Sedangkan jaring monofilamen biasanya dioperasikan
pada saat cerah (siang hari). Lama alat tangkap di dalam air selama
pengoperasian jaring ini antara 2 – 3 jam sehingga dalam satu hari dapat
dioperasikan antara 4 s/d 6 kali.
Lama pengoperasian di dalam air ditentukan juga oleh banyanya alat tangkap
, pada kapal yang besar dengan jumlah alat tangkap yang banyak operasikan
penangkapan paling banyakl di lakukan dua kali sehari.
Penurunan (Setting)
Penurunan alat tangkap atau biasa disebut setting dilakukan setelah sampai
di daerah penangkapan. Adapuin urut-urutan setting gillnet sebagai berikut :
a. Kapal diusahakan untuk mengikuti arah angin agar angin berada pada daerah
penurunanan alat tangkap
b. Jaring diturunkan dengan melepas pelampung tanda dan diikuti tali slambar
depan, jaring, dan yang terakir ujung jaring diikatkan pada kapal atau pada tali
slambar belakang dan diikuti dengan pelampung tanda.
c. Harus diusahakan alat tangkap dapat memotong arus antara 40 o s/d 90o
terhadap arus.
109
Gambar 50 .Posisi kapal pada saat penurunan alat. (sumber: Djafar, 2008)
Penaikan (Hauling) Alat Tangkap
Setelah jaring berada di dalam air jaring dapat ditarik (hauling) ke atas dek
kapal untuk di ambil hasil tangkapan. Lamanya hauling tergantung jumlah alat
tangkap dan hasil tangkapnya .semakin banyak alat tangkap dan hasilnya
maka hauling dapat dilakukan lebih lama, dan sebaliknya bila alat tangkap
jumlah nya sedikit cepat pula selesainya.
Jaring dinaikan ke atas dek kapal dengan urut-urutan kebalikan dari urut-
urutan setting. Ikan hasil tangkapan dilepas dari jaring dengan hati-hati
supaya tidak rusak, kemudian hasil tangkapan ditanagani sesuai prosedur
penanganan ikan di atas kapal dan disimpan .Kemudian jaring dirapikan untuk
siap kembali dioperasikan.
4.Metode PenangkapanTuna Long Line(Rawai Tuna)
Rawai atau biasa disebut dengan “long line“ dapat diartikan sebagai tali
yang panjang. Alat tangkap ini berupa rangkaian tali-temali yang panjang
dan diberi mata pancing digunakan untuk menangkap ikan. Sedangkan rawai
tuna (tuna long line) adalah alat tangkap yang termasuk kedalam golongan
“line fishing” (penangkapan ikan dengan tali) atau bisa juga kedalam golongan
“hoke and line” (pancing dan tali), terutama ditujukan untuk menangkap ikan
tuna dalam ukuran dan jumlah yang besar. Tuna long line merupakan alat
yang paling efektif untuk menangkap ikan tuna, karena alat ini dapat
menjangkau penyebaran tuna baik secara vertikal maupun horizontal
a. Konstruksi Tuna long line
Dalam satu satuan alat tangkap tuna long line disebut dengan satu basket, pada
setiap basketnya terdiri dari : Tali utama (main line), Tali cabang (branch line),
pancing (hook), tali pelampung (buoy line) dan pelampung (buoy).
110
Gambar 51. Susunan Rawai tuna (Sumber: Djafar, 2008)
a. bahan bakar
b. minyak pelumas
c. umpan segar
d. bahan makanan
e. penerangan
f. peralatan navigasi (peta laut, kompas, teropong, satelit navisasi/GPS)
g. persiapan motor – motor (motor induk dan motor bantu)
111
h. menyusun alat tangkap dan memeriksa kelengkapannya
2. Hasil Tangkapan
Penangkapan dengan menggunakan rawai tuna dimaksudkan untuk
menangkap ikan tuna yang termasuk ke dalam ordo percomorphii, famili
scombroidae yang terdiri dari genus Auxis, Thunnus, Katswuwonus, dan
Euthynnus. Selain itu juga tertangkap ikan lain seperti : cucut (isurus
glaucus), layaran (Istiophorus platypterus), tenggiri (Scombreromorus spp.).
Jenis-jenis ikan yang dapat tertangkap rawai tuna dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5. Jenis-jenis ikan yang tertangkap oleh rawai tuna
112
a. Kepadapat gerombolan ikan di daerah penangkapan
b. Keadaan cuaca dan curah hujan
c. Jarak pancing yang satu dengan yang lain
d. Keadan jenis umpan
2. Umpan
Umpan pada perikanan rawai tuna sangat diperlukan, umpan yang digunakan
adalah ikan segar beku, tetapi pada saat ini dipergunakan pula umpan hidup yaitu
dengan umpan bandeng.
Penggunaan umpan ikan segar harus memenuhi persyaratan yaitu :
a. Memiliki warna yang cerah dan mengkilat di dalam air, sehingga dapat
menarik perhatian ikan tuna.
b. Mempunyai bau yang khas yaitu bau air laut (anyir).
c. Tahan terkait pad mata pancing selama di dalam air.
d. Mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak.
e. Harga relatif murah.
f. Sirip tidak terlalu tebal tetapi kuat, punggung harus kuat.
g. Bentuk badan memanjang, panjang berkisar antara 15 – 25 cm, lebar berkisar
3–5 cm.
Beberapa jenis ikan yang dapat dijadikan umpan yaitu : bandeng (chanos chanos),
lemuru (sardinella longiceps), Cumi-cumi (Loligo spp), Kembung (Rastrelliger spp),
Layang (Decapterus spp). Umpan dapat dipasang pada celah tutup insang, mata,
mulut, sirip pungung pertama, badan, ekor ataupun bagian lainnya.
3. Penurunan Alat (Setting)
Penurunan atau penglepasan alat tangkap biasa disebut dengan setting dilakukan
di buritan kapal yaitu dilakukan pada waktu sebelum matahari tenggelam ataupun
sebelum matahari terbit.
Beberapa hal yang harus dipersiapakan sebelum pelaksanaan setting yaitu:
a. Mempersiapkan umpan, radio buoy, basket alat tangkap dan kesiapan anak
buah kapal (ABK)
b. Menentukan haluan setting, diusahakan angin datang dari buritan kapal. Hal
ini dimaksudkan supaya pada saat hauling kapal mudah dikendalikan, sebab
angin dari depan.
113
Pelepasan rawai tuna dimulai dengan menurunkan radio buoy , kemudian berturut-
turut diikuti tali pelampung, tali utama, tali cabang sehingga semua alat berada di
dalam air. Kemudian radio buoy adalah alat bantu oenangkapan yang terakhir kali
dilepas. Setting memerlukan waktu 4 – 5 jam untuk alat tangkap long line sebanya
2000 mata pancing (200 basket). Pada saat setting kecepatan kapal antara 5 – 7
knot, tergantung kedalaman mata pancing yang diinginkan. Jarak yang ditempuh
dalam satu kali setting antara 20 - 35 mil (37 – 65km).
Kegiatan setting oleh ABK sebagai berikut :
114
basket diperlukan waktu antara 10 sampai 13 jam, jadi dalam satu hari tuna long
line hanya dioperasikan satu kali.
Salah seorang mengemudikan kapal sesuai dengan arah tali utama.Kegiatan ini
dapat dilakukan bergiliran diantara para ABK, sampai dengan alat tangkap naik
semua di atas dek kapal.Hauling diakhiri dengan menaikan radio bouy yang
terakir.Untuk lebih jelasnya lihat gambar situasi hauling.
115
a) Joran (galah) adalah terbuat dari bamboo yang cukup tua dan mempunyai
tingkat elastisitas yang baik. Umumnya yang berwarna kuning. Panjang
joran berkisar 2-2.5 meter dengan diameter pada bagian pangkal 3 – 4 cm
dan bagian ujung sekitar 1 – 1.5 cm.
b) Tali utama (main Liner) terbuat dari sintetis polyethylene dengan panjang
sekitar 1.5 – 2 meter yang disesuaikan dengan panjang joran yang
digunakan, cara pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak penyemprotan
air. Diameter tali 0.5 cm dan nomor tali adalah no.7.
c) Tali sekunder terbuat dari monopilament berupa tasi berwarna putih
sebagai pengganti kawat bajah (wire leader) dengan panjang berkisasr 20
cm. hal ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama dengan
mata pancing sebagai akibat dari gigitan ikan cakalang.
d) Mata Pancing (hook) yang tidak berkait balik. Nomor mata pancing yang
digunnakan adalah 2.5 – 2.8. Pada bagian atas mata pancing terdapat
timah berbentuk silinder dengan panjang sekitar sekitar 2 cm dan
berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap dan
menarik perhatian ikan cakalang. Selain itu, pada sisi luar silinder terdapat
cincin sebagai tempat mengikat tali sekunder. Dibagian mata pancing
dilapisi dengan guntingan tali raffia berwarna merah sebagai umpan tiruan.
Pemilihan warna merah ini disesuaikan dengan warna ikan umpan yang
juga berwarna merah.
116
b. Teknik operasi penangkapan
Setelah semua persiapan telah dilakukan, termasuk penyediaan umpan
hidup, maka dilakukan pencarian gerombolan ikan oleh seorang pengintai yang
tempatnya dianjungan kapal, dan menggunakan teropong.Pengoperasian bisa
juga dilakukan didekat rumpon yang telah dipasang terlebih dahulu.Setelah
menemukan gerombolan ikan harus diketahui arah renang ikan tersebut baru
kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut.Sementara pemancing sudah
harus bersiap masing-masing pada sudut kiri kanan dan haluan kapal.Cara
mendekati ikan harus dari sisi kiri atau kanan dan bukan dari arah belakang.
Gambar 54. Posisi kapal yang benar ketika mendekati gerombolan ikan
(Sumber: sudirman, 2012)
117
Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin mengingat
kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama jika ada ikan yang
berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing dan jumlah umpan yang
sangat terbatas.Pemancingan biasanya berlangsung 15 – 30 menit.
Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing
disebabkan pada saat joran disentakkan ikan akan jatuh keatas kapal dan terlepas
sendiri dari mata pancing yang tidak berkait. Berdasarkan pengalaman atau
keahlian memancing nelayan, pemancing kadang dikelompokkan kedalam
pemancing kelas I, II, dan III.Pemancing kelas I (lebih berpengalaman)
ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II ditempatkan disamping kapal,
dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal agak jauh dari
haluan. Untuk memudahkan pemancingan, maka pada kapal Pole and Line
dikenal adanya flying deck atau tempat pemancingan.
Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pemancingan adalah menghindari ikan
yang telah terpancing, jatuh kembali kelaut. Hal ini akan mengakibatkan
gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam
dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu
akan mengambil waktu. Disamping itu, banyaknya ikan-ikan kecil diperairan
sebagai natural bait akan menyebabkan kurangnya hasil tangkapan. Jenis-jenis
ikan tuna, cakalang, dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat
tangkap pole and line.
118
Gambar 57. Pengumpulan hasil tangkapan
(Sumber: http://www.ap-bitung.kkp.go.id)
H. Aktivitas Pembelajaran
119
F. Latihan Soal
I. Rangkuman
120
(selvage), tali ris bawah, pemberat, tali ring, cincin (ring) dan tali kerut (purse
line).
Metode pengoperasian purse seine dimulai dari persiapan.Persiapan
operasi penangkapan dimulai sejak masih di pelabuhan, adapun persiapan
yang harus dilakukan antara lain adalah :bahan bakar, minyak pelumas,bahan
makanan, penerangan , minyak tanah, peralatan navigasi (peta laut, kompas,
teropong, satelit navisasi/GPS), persiapan motor – motor (motor induk dan
motor bantu, menyusun alat tangkap. Penyusunan alat tangkap sebelum kapal
purse seiner (kapal penangkap ikan dengan purse seine) merupakan pekerjaan
yang harus dikerjakan. Penyusunan jaring di atas dek kapal biasanya disusun
pada : samping kiri, samping kanan, atau buritan kapal. Penempatan alat
tangkap di atas kapal ini disesuaikan arah putaran baling-baling kapal.Pada
kapal dengan baling-baling kapal putar kiri (dilihat dari buritan kapal) biasanya
pukat cincin diletakan di sisi kiri, pada kapal dengan baling-baling putar kanan
alat tangkap diletakan di sisi kanan kapal, sedangkan penyusunan di buritan
kapal dapat dilakukan pada kapal baling-baling putar kiri maupun kanan.
121
air kemudian diikatkan satu buah di haluan di haluan dan satu buah di buritan
kapal.
Penggunaan Sonar untuk mencari gerombolan ikan pada kapal penangkap
sanggat diperlukan tetapi cara mencari gerombolan ikan dapat dilihat dengan
memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :burung menyambar-nyambar
ke permukaan air laut, ikan-ikan yang melompat-lompat, di permukaan laut
terlihat ada buih-buih atau percikan air laut, adanya riak-riak di permukaan,
warna air laut yang lebih gelap dari warna laut sekitarnya.
122
ikan-ikan yang ada di dalam bunt terambil semua. Bagian yang masih berada
di dalam air di naikan keatas kapal dan disusun kembali sehingga kapal siap
setting. Ikan hasil tangkapan dicuci bersih dan di simapan ke dalam palkah
pendingin.Cara penangan ikan di atas kapal dapat dilihat pada modul
penangan hasil tangkap.
Gill net atau biasa disebut Jaring insang adalah alat penangkap ikan yang
terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi empat pada bagian atas dipasang
pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat, biasanya besar mata
jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Disebut dengan
jaring insang sebab ikan yang tertangkap biasanya terjerat pada tutup
insangnya. Prinsip pengoperasian alat tangkap gill net adalah menjerat ikan
target tangkapan yang biasanya terjerat pada bagaian insangnya. Adapun
cara ikan tertangkap oleh gillnet yaitu sebagai berikut : Terjerat pada bagian
depan sebelum tutup insangnya disebut dengan “snagged” , Tertjerat pada
celah insang (overculum) disebut dengan “gilled” , Terjerat setelah celah
insang disebut dengan “wedged” , Terpuntal ( misalnya pada: kaki; sirip;
sungut ,dll) disebut dengan “entangled”. Jaring insang pada umumnya
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring (mesh size)
yang sama dimana pada bagian atas dipasang pelampung dan pada bagian
bawah dipasang pemberat.Peralatan harus dipersiapkan secara cermat
sebelum operasi penangkapamn dimulai, adapun persiapan tersebut yaitu :
jaring disusun di atas geladak (dek) kapal dengan memisahkan antara
pelampung dan pemberat, pada ujung depan jaring dipasang tali selambar
dan dihubungkan dengan pelampung tanda. Biasanya pelampung ini
ukurannya relatif lebih besar, kadang kala diberi bendera).Saat yang tepat
untuk menurunkan alat tangkap gillnet tergantung bahan yang dipergunakan.
Bahan benang multi filamen biasanya alat tangkap ini akan berhasil untuk
penangkapan bila perairan gelap, misalnya; malam hari, gelap bulan, airnya
keruh, dll). Alat tangkap ini berada di dalam air pada saat pengoperasian
berkisar antara 3 – 5 jam, sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan 2 s/d
4kali.Sedangkan jaring monofilamen biasanya dioperasikan pada saat cerah
(siang hari). Lama alat tangkap di dalam air selama pengoperasian jaring ini
antara 2 – 3 jam sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan antara 4 s/d 6
123
kali.Lama pengoperasian di dalam air ditentukan juga oleh banyanya alat
tangkap , pada kapal yang besar dengan jumlah alat tangkap yang banyak
operasikan penangkapan paling banyakl di lakukan dua kali sehari.
Rawai atau biasa disebut dengan “long line“ dapat diartikan sebagai tali
yang panjang. Alat tangkap ini berupa rangkaian tali-temali yang panjang
dan diberi mata pancing digunakan untuk menangkap ikan. Sedangkan rawai
tuna (tuna long line) adalah alat tangkap yang termasuk kedalam golongan
“line fishing” (penangkapan ikan dengan tali) atau bisa juga kedalam golongan
“hoke and line” (pancing dan tali), terutama ditujukan untuk menangkap ikan
tuna dalam ukuran dan jumlah yang besar. Dalam satu satuan alat tangkap
tuna long line disebut dengan satu basket, pada setiap basketnya terdiri dari :
Tali utama (main line), Tali cabang (branch line), pancing (hook), tali
pelampung (buoy line) dan pelampung (buoy).
Persiapan operasi penangkapan dimulai sejak masih di pelabuhan, adapun
persiapan yang harus dilakukan antara lain adalah :bahan bakar, minyak
pelumas, umpan segar, bahan makanan, penerangan, peralatan navigasi
(peta laut, kompas, teropong, satelit navisasi/GPS), persiapan motor – motor
(motor induk dan motor bantu), menyusun alat tangkap dan memeriksa
kelengkapannya
Beberapa jenis ikan yang dapat dijadikan umpan yaitu : bandeng (chanos
chanos), lemuru (sardinella longiceps), Cumi-cumi (Loligo spp), Kembung
(Rastrelliger spp), Layang (Decapterus spp). Umpan dapat dipasang pada
celah tutup insang, mata, mulut, sirip pungung pertama, badan, ekor ataupun
bagian lainnya.
Pole and Line biasa juga disebut dengan “huhate”.Sebagai penangkap ikan
alat tangkap ini sangat sederhana desainnya.Hanya terdiri dari joran, tali dan
mata pancing.Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam
pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan
menyambar mangsa pada ikan.Sebelum pemancingan, dilakukan
penyemprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhadap kapal dan para
pemancing.
Secara umum alat tangkap pole and line terdiri atas joran (bambuataulainnya)
untuk tangkai pancing, polyethilen untuk tali pancing dan mata pancing yang
124
tidak terkait terbalik. Deskripsi alat tangkap pole and line ini adalah sebagai
berikut:Joran (galah), Tali utama (main Liner), Tali sekunder, Mata Pancing
(hook) yang tidak berkait balik.
Setelah semua persiapan telah dilakukan, termasuk penyediaan umpan
hidup, maka dilakukan pencarian gerombolan ikan oleh seorang pengintai yang
tempatnya dianjungan kapal, dan menggunakan teropong.Pengoperasian bisa
juga dilakukan didekat rumpon yang telah dipasang terlebih dahulu.Setelah
menemukan gerombolan ikan harus diketahui arah renang ikan tersebut baru
kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut.Sementara pemancing sudah
harus bersiap masing-masing pada sudut kiri kanan dan haluan kapal.Cara
mendekati ikan harus dari sisi kiri atau kanan dan bukan dari arah belakang.
Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing
disebabkan pada saat joran disentakkan ikan akan jatuh keatas kapal dan terlepas
sendiri dari mata pancing yang tidak berkait. Berdasarkan pengalaman atau
keahlian memancing nelayan, pemancing kadang dikelompokkan kedalam
pemancing kelas I, II, dan III.Pemancing kelas I (lebih berpengalaman)
ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II ditempatkan disamping kapal,
dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal agak jauh dari
haluan. Untuk memudahkan pemancingan, maka pada kapal Pole and Line
dikenal adanya flying deck atau tempat pemancingan.
125
Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pemancingan adalah menghindari ikan
yang telah terpancing, jatuh kembali kelaut. Hal ini akan mengakibatkan
gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam
dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu
akan mengambil waktu. Disamping itu, banyaknya ikan-ikan kecil diperairan
sebagai natural bait akan menyebabkan kurangnya hasil tangkapan. Jenis-jenis
ikan tuna, cakalang, dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat
tangkap pole and line.
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada
materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja.
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
5. Tuliskan secara ringkas apa yang telah anda pelajari pada kegiatan
pembelajaran ini!
126
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
......................................................................................................
127
penangkap dan selanjutnya tali kerut ditarikk hingga cincinnya terkumpul
demikian juga jaring bagian bawah sudah terkumpul menjadi satu di atas dek.
Dengan demikian ikan-ikan sudah terkurung di dalam jaring.
Pada keadaan tali kerut sudah ditarik cincin dan jaring bagian bawah
sudah terkumpul menjadi satu, maka: Penarikan badan jaring dimulai dari
ujung-ujung sayap. Setelah bagian wing,midle,shoulder naik keatas kapal,
maka ikan ikan terkurung pada bagian bunt yang relatif lebih sempit.
Kemudian ikan dinaikan ke atas kapal dengan memaki serok sampai dengan
ikan-ikan yang ada di dalam bunt terambil semua. Bagian yang masih berada
di dalam air di naikan keatas kapal dan disusun kembali sehingga kapal siap
setting.
Gillnet:Kapal diusahakan untuk mengikuti arah angin agar angin berada pada
daerah penurunanan alat tangkap. Jaring diturunkan dengan melepas
pelampung tanda dan diikuti tali slambar depan, jaring, dan yang terakir ujung
jaring diikatkan pada kapal atau pada tali slambar belakang dan diikuti dengan
pelampung tanda. Harus diusahakan alat tangkap dapat memotong arus
antara 40o s/d 90o terhadap arus.
Setelah jaring berada di dalam air jaring dapat ditarik (hauling) ke atas dek
kapal untuk di ambil hasil tangkapan. Lamanya hauling tergantung jumlah alat
tangkap dan hasil tangkapnya .semakin banyak alat tangkap dan hasilnya
maka hauling dapat dilakukan lebih lama, dan sebaliknya bila alat tangkap
jumlah nya sedikit cepat pula selesainya. Jaring dinaikan ke atas dek kapal
dengan urut-urutan kebalikan dari urut-urutan setting. Ikan hasil tangkapan
dilepas dari jaring dengan hati-hati supaya tidak rusak, kemudian hasil
tangkapan ditanagani sesuai prosedur penanganan ikan di atas kapal dan
disimpan .Kemudian jaring dirapikan untuk siap kembali dioperasikan.
Tuna longline: Penurunan atau penglepasan alat tangkap biasa disebut
dengan setting dilakukan di buritan kapal yaitu dilakukan pada waktu sebelum
matahari tenggelam ataupun sebelum matahari terbit.
Beberapa hal yang harus dipersiapakan sebelum pelaksanaan setting yaitu:
128
b. Menentukan haluan setting, diusahakan angin datang dari buritan kapal.
Hal ini dimaksudkan supaya pada saat hauling kapal mudah dikendalikan,
sebab angin dari depan.
Pelepasan rawai tuna dimulai dengan menurunkan radio buoy , kemudian
berturut-turut diikuti tali pelampung, tali utama, tali cabang sehingga semua alat
berada di dalam air. Kemudian radio buoy adalah alat bantu oenangkapan yang
terakhir kali dilepas. Setting memerlukan waktu 4 – 5 jam untuk alat tangkap
long line sebanya 2000 mata pancing (200 basket). Pada saat setting
kecepatan kapal antara 5 – 7 knot, tergantung kedalaman mata pancing yang
diinginkan. Jarak yang ditempuh dalam satu kali setting antara 20 - 35 mil (37 –
65km).
Kegiatan setting oleh ABK sebagai berikut :
129
buoydiangkat kemudian tali pelampung ditarik dengan menggunakan line hauler
yang dipasang di dek haluan sebelah kanan. Setiap basket rawai tuna
memerlukan waktu antara 3 sampai 4 menit untuk menariknya, sehingga untuk
menarik 200 basket diperlukan waktu antara 10 sampai 13 jam, jadi dalam satu
hari tuna long line hanya dioperasikan satu kali.
Salah seorang mengemudikan kapal sesuai dengan arah tali utama.Kegiatan ini
dapat dilakukan bergiliran diantara para ABK, sampai dengan alat tangkap naik
semua di atas dek kapal.Hauling diakhiri dengan menaikan radio bouy yang
terakir.Untuk lebih jelasnya lihat gambar situasi hauling.
Huhate: Setelah menemukan gerombolan ikan harus diketahui arah renang ikan
tersebut baru kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut. Sementara
pemancing sudah harus bersiap masing-masing pada sudut kiri kanan dan haluan
kapal.Cara mendekati ikan harus dari sisi kiri atau kanan dan bukan dari arah
belakang.Pelemparan umpan dilakukan oleh boi-boi setelah diperkirakan ikan
telah berada dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun kearah
haluan kapal.Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga
gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal.Pada saat
pelemparan umpan tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan agar ikan tetap
berada didekat kapal.Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal,
maka mesin kapal dimatikan.Sementara jumlah umpan yang dilemparkan kelaut
dikurangi, mengingat terbatasnya umpan hidup.
Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin mengingat
kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama jika ada ikan yang
berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing dan jumlah umpan yang
sangat terbatas.Pemancingan biasanya berlangsung 15 – 30 menit.
130
131
Alat Bantu Penangkapan Ikan
A. Tujuan
Setelah Mempelajari modul ini peserta diklat paket keahlian dan keahlian
ganda di harapkan dapat memahami:
1. Merumuskanalat bantu penangkapan ikandengan baik dan benar
2. Mengaturalat bantu penangkapan ikan yang tepat
3. Mengintegrasikanalat bantu penangkapan ikan yang benar
4. Menentukan alat bantu penangkapan ikan dengan tepat
C. Uraian Materi
1. Alat Bantu Navigasi
Sejak manusia mengenal sarana apung sebagai alat transportasi sarana
penangkapan, maka sejak itu pula tindakan navigasi telah dilakukan, yaitu
suatu cara yang dilakukan secara terus menerus untuk mengarahkan sarana
apungnya menuju suatu titik sasaran dengan tepat, hemat dan efisien. Untuk
mencapai titik sasaran tersebut selain dengan menggunakan cara yang telah
disebutkan diatas, dapat juga dengan menggunakan alat bantu agar
memudahkan dalam pencapaian sasaran yang dimaksud (Wahyono dan Sjarif,
2004).
Beberapa jenis alat bantu navigasi antara lain :
a. Kompas magnet, berfungsi untuk menentukan arah pelayaran kapal
dan untuk menentukan arah baringan suatu benda terhadap
132
kapal.Pedoman magnet di kapal biasanya terdiri dari : Pedoman
standart, Pedoman kemudi dan Pedoman kemudi darurat.
133
Gambar60 . GPS (Global Position System)
134
komunikasi ini walaupun dilengkapi berbagai frekuensi. Tapi yang
sering digunakan dalam pelayaran adalah frekuensi 16.
135
Gambar 64. RDF yang digunakan di atas kapal
Mesin bantu penangkapan yang digunakan oeh kapal sangat tergantung pada
alat tangkap yang digunakan. Mesin bantu penangkapan, pada umumnya hanya
digunakan untuk membantu tenaga manusia di dalam proses penarikan atau
pengangkatan alat penangkap ikan dan umumnya mesin bantu penangkap
dipasang di atas geladak kapal. Tenaga mekanis yang dihasilkan, pada umumnya
berupa putaran yang bisa diperoleh dari empat jenis sumber tenaga penggerak,
anatar lain tenaga manusia, tenaga mesin otomotif (Diesel), tenaga listrik dan
tenaga hidrolik.
136
2.2. Jenis – Jenis Alat Bantu
Kapal-kapal long line berskala industri yang sudah dilengkapi dengan line
arranger, pada umumnya dilengkapi line thrower. Line thrower disebut juga line
caster merupakan alat bantu penangkapan sebagai alat pelontar tali utama yang
digerakkan dengan tenaga elektrik hidrolik, diletakkan di buritan kapal, digunakan
pada saat penebaran pancing (setting).
b. Line Hauler
Line hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada saat hauling
berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak diperlukan, karena tali yang ditebar
di perairan tidak memungkinkan untuk ditarik menggunakan tangan biasa
(manual), selain berat dari gaya beban dan gaya tarikan dari seluruh
rangkaian long line juga akan memerlukan waktu yang lama sehingga
dianggap tidak efisien. Line hauler pada umumnya digerakkan dengan tenaga
elektro hidrolik, dilengkapi dengan tuas pengatur kecepatan tarik agar
memudahkan penanganan penarikan tali utama, terutama pada saat
menaikkan ikan hasil tangkapan atau saat terjadi kekusutan tali.Line hauler
ditempatkan di geladag kerja hauling (hauling working space).Kekuatan tarik
137
dari line hauler disesuaikan dengan ukuran besar kecilnya kapal
(Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja di lambung kanan kapal
dibelakang line hauler, merupakan alat bantu penangkapan sebagai penarik
dan penggulung tali cabang (branch line) dengan menggunakan tenaga motor
listrik. Sedangkan buoy line ace yang digunakan untuk menarik tali pelampung
(buoy line) pada saat kegiatan hauling. Branch line dan buoy line yang sudah
diangkat dari air segera dilepas dari tali utama kemudian digulung dengan
branch line ace setelah tergulung dan diikat lalu ditempatkan dalam basket
(keranjang) (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
138
5. Side Roller/ Line Guide Roller
Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambung kapal dan berfungsi untuk
menjadikan main line terarah alurnya sehingga dapat mengarah ke line
hauler.Bahan side roller terbuat dari baja stainless dan kerjanya secara aktif
(Nur Bambang et al, 1999).
6. Slow Conveyor
Branch line conveyor adalah alat bantu penangkapan berupa ban berjalan.
Alat ini ditempatkan di sisi kiri kapal yang berfungsi memindahkan atau
menghantar peralatan penangkapan seperti branch line, pelampung, tali
pelampung dari geladag kerja didepan ke gudang penyimpanan alat tangkap
di buritan kapal.Pada kapal-kapal long line modern berukuran kecil biasanya
tidak dilengkapi ini,karena jarak dari geladag kerja didepan dengan gudang
penyimpanan alat tangkap titik jauh (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono,
2004).
1. Winch
Pada gillnet, mesin bantu winch digunakan untuk menarik jaring dengan
menggulung langsung keseluruhan badan jaring ke dalam drum penggulung
bertenaga hidrolik. Winch disebut juga dengan Net drum.
139
2. Cone Roler
Cone roller adalah alat penarik jaring yang tersusun dari dua buah silinder
karet yang berputar berlawanan arah, sehingga jaring berikut pelampung dan
pemberatnya dapat digiling bersama untuk menarik ke atas kapal.Cone roller
digerakkan dengan tenaga hidrolis dengan kecepatan antara 20-60 m/menit.
Kecepatan tarik, daya kuda, dan putaran kerja Cone roller sangat tergantung
pada ukuran kapal, jumlah gillnet yang selalu dioperasikan pada setiap
setting, serta kemampuan ekonomi nelayan yang bersangkutan untuk
mengadakan alat tersebut.
3. Kapstan
4. Net Hauler
Net hauler adalah alat bantu pada kapal gill net yang digunakan untuk
penarikan jaring yang telah ditabur di laut, agar jaring lebih ringan ditarik dan
mudah ditata kembali di atas geladak. Pada umumnya kecepatan tarik yang
dibutuhkan antara 30 m/s – 90 m/s. Cara pengoperasian Net hauler adalah
hanya dengan menarik jaring Gill net melalui drum berbentuk konikal dan
jaring insang tidak digulung langsung di dalam drum penggulung, melainkan
bagian jaring yang sudah ditarik di belakang Net hauler, kemudian diatur
untuk persiapan penurunan jaring kembali (setting).
Net hauler yang digunakan pada kapal Gill net dapat dibedakan atas 2
tipe.Pada kapal yang dilengkapi dengan cone roller umumnya dilengkapi pula
dengan net hauler tipe memanjang, ditempatkan di tepi atas pagar kapal
140
dengan tujuan memperingan kerja cone roller dan memudahkan nelayan pada
saat melepaskan ikan yang terjerat mata jaring.Tipe ini lebih dikenal dengan
side roller. Tipe lainnya yaitu net hauler berbentuk blok (power block),
ditempatkan di atas geladak kerja pada sisi arah hauling, untuk menarik jaring
pada waktu hauling, pemberat, pelampung beserta jaringnya disisipkan pada
blok (roller) yang berputar digerakan dengan tenaga hidrolik. Alat ini hanya
untuk menangkap ikan-ikan tuna kecil.
1. Winch
Winch merupakan mesin bantu yang digunakan untuk menarik tali kerut
atau tali kolor. Penempatan winch di kapal ada yang di bagian belakang, di
bagian depan, adapula ditempatkan di kedua sisi samping kamar kemudi.
Winch ini sangat berguna untuk menahan tali pada saat thowing. Berdasarkan
fungsi kerja alat bantu winch digunakan untuk menarik tali kerut atau tali kolor
dan untuk penarikan bagian cincin dengan tenaga penggerak yang digunakan
berupa tenaga hidrolik. Tenaga ini paling umum digunakan dan memiliki daya
serta bentuk yang besar.Pada umumnya dipasang pada kapal-kapal ikan
pada skala industri (Syahasta dan Zaenal Asikin, 2004).
2. Power block
141
Gambar 68. Power Block pada alat tangkappurse seine
Purse ring stowage adalah palang panjang yang digunakan untuk menahan
atau menyimpan semua ring sehingga dapat meluncur sebelum
setting.Palang panjang ini terbuat dari besi dengan panjang kira-kira
mencapai dua meter.Alat ini diletakkan di samping sebelah kiri agak ke buritan
(John C. Sainsbury, 1975).
5. Fish pump
Fish pump digunakan untuk kapal industri perikanan, alat ini merupakan
pipa air yang panjang dan dihubungkan langsung ke ruang mesin untuk
memompa air. Fish pump terletak di tengah lambung kanan kapal. Dalam hal
ini, sekat de-watering mungkin ditempatkan berdampingan dengan lubang
142
palka yang digunakan untuk membersihkan atau mencuci ikan dan dapat juga
digunakan untuk membersihkan kapal dengan cara mengambil air dari laut.
Alternatif lain dengan membuat persediaan untuk saluran air dari palka yang
kemudian dibangun sebagai tangki untuk mata air diamana air ini mungkin
dipompakan keluar kapal (John C. Sainsbury, 1975).
6. Seine skiff
Seine skiff adalah alat bantu yang digunakan untuk menarik ujung jaring
dan untuk tempat pelampung dan pemberat atau ring pada waktu setting.
Selain itu, dapat pula diguanakan untuk menarik bagian belakang atau buritan
kapal pada waktu operasi penangkapan agar kapal selalu jauh dari posisi
jaring dengan tujuan untuk menghindari tersangkutnya jaring pada baling-
baling kapal (John C. Sainsbury, 1975).
Capstant (kapstan) pada kapal purse seine digunakan untuk menarik tali
pelampung (float line) atau tali kolor atas pada saat hauling, guna merapatkan
tangkapan kedua ujung bagian sayap jaring.Di samping itu kapstan berguna
pula untuk memperingan kerja pada saat pengangkatan ikan yang telah
tertangkap dalam cakupan jaring untuk dinaikkan di atas kapal
(Brailling).Capstant terletak di lambung kiri kapal ke arah buritan.Kapal purse
seine merupakan kapal pemburu kelompok ikan untuk itu dibutuhkan
kecepatan kerja yang sangat tinggi dan peralatan kerja yang mendukung
perolehan hasil tangkapan.
D. Aktivitas Pembelajaran
143
b. Kelompok 2 mendiskusikan alat bantu penangkapan ikan pada gillnet
c. Kelompok 3 mendiskusikan alat bantu penangkapan ikan pada tuna
long line dan
d. Kelompok 4 mendiskusikan alat bantu penangkapan ikan pada huhate
3. Setelah mendiskusikan, dengan penuh percaya diri dan yakin akan
kemampuan, semua kelompok mengikuti praktek pengoperasian alat bantu
penangkapan pada masing-masing alat tangkapnya setelah diarahkan oleh
instrukturnya
4. Setelah melakukan praktek pengoperasian, masing-masing kelompok
mempresentasekan hasil prakteknya
5. Jika memungkinkan, setiap kelompok dapat mengikuti semua
pengoperasian alat bantupada alat tangkap purse seine, jaring insang, tuna
longline dan huhate)
E. Latihan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, silahkan mengerjakan soal latihan di
bawah ini penuh percaya diri dan tanggung jawab.
1. Sebutkan jenis alat bantu navigasi yang biasa digunakan pada alat tangkap?
2. Sebutkan jenis-jenis alat bantu yang digunakan pada alat tangkap purse
seine?
3. Sebutkan jenis-jenis alat bantu yang digunakan pada alat tangkap
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. RDF
b. Line Hauler
c. Seine skiff
d. Power block
144
F. Rangkuman
Alat Bantu Navigasi
Sejak manusia mengenal sarana apung sebagai alat transportasi sarana
penangkapan, maka sejak itu pula tindakan navigasi telah dilakukan, yaitu
suatu cara yang dilakukan secara terus menerus untuk mengarahkan sarana
apungnya menuju suatu titik sasaran dengan tepat, hemat dan efisien.
Beberapa jenis alat bantu navigasi antara lain :
a. Kompas magnet e. Radio komunikasi
b. Peta laut f. Fax cuaca,
c. GPS g. RDF
d. Radar h. SART
Mesin bantu penangkapan yang digunakan oeh kapal sangat tergantung pada
alat tangkap yang digunakan. Mesin bantu penangkapan, pada umumnya hanya
digunakan untuk membantu tenaga manusia di dalam proses penarikan atau
pengangkatan alat penangkap ikan dan umumnya mesin bantu penangkap
dipasang di atas geladak kapal.
a. Winch
b. Cone Roler
c. Kapstan
d. Net Hauler
145
.
a. Winch
b. Power block
c. Purse block dan dewi-dewi
d. Purse ring stowage
e. Fish pump
f. Seine skiff
g. Capstant (Gypsy hoist)
G. Umpan Balik
1. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti pembelajaran ini?
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada
materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja.
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
146
5. Tuliskan secara ringkas apa yang telah anda pelajari pada kegiatan
pembelajaran ini!
….......................................................................................................................
..........................................................................................................................
.................................................................................................
2. Jenis-jenis alat bantu yang digunakan pada alat tangkap purse seine adalah :
a. Winch
b. Power block
c. Purse block dan dewi-dewi
d. Purse ring stowage
e. Fish pump
f. Seine skiff
g. Capstant (Gypsy hoist)
3. Jenis-jenis alat bantu yang digunakan pada alat tangkap tuna long line:
a. Line Thrower ( Line Caster)
b. Line Hauler
c. Line Arranger (Penyusun tali utama)
d. Branch Line Ace dan Buoy Line Ace
e. Side Roller/ Line Guide Roller
f. Slow Conveyor
g. Branch Line Conveyor
4. Yang dimaksud dengan:
a. RDF adalah alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan
gelombang radio untuk mengetahui arah dan perkiraaan jarak
pemancar. Suara yang dipancarkan akan mengalami penurunan energi
147
maka sampai pada target (penerima suara) sudah tidak sekuat dari yang
terdepan
b. Line Haulermerupakan alat bantu penarik tali utama pada saat hauling
berlangsung
c. Seine skiff adalah alat bantu yang digunakan untuk menarik ujung jaring
dan untuk tempat pelampung dan pemberat atau ring pada waktu
setting. Selain itu, dapat pula diguanakan untuk menarik bagian
belakang atau buritan kapal pada waktu operasi penangkapan agar
kapal selalu jauh dari posisi jaring dengan tujuan untuk menghindari
tersangkutnya jaring pada baling-baling kapal
d. Power block merupakan mesin bantu yang digunakan untuk menarik
jaring pukat cincin dari dalam air ke atas deck kapal. Mesin bantu ini
sebagian besar bertenaga hidrolik serta memiliki daya gerak besar.
148
149
MENGELOLA PERAWATAN BERBAGAI MACAM
A. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapaidalam pembelajaran ini adalah peserta diklat
dapat :
1. Merumuskan perawatan berbagai macam alat penangkapan ikan sesuai
SOP
2. Mengatur perawatan berbagai macam alat penangkapan ikan sesuai SOP
3. Mengintegrasikan perawatan berbagai macam alat penangkapan ikan
sesuai SOP
4. Mendesain perawatan berbagai macam alat penangkapan ikan sesuai
SOP
C. Uraian Materi
1. Pemeliharaan dan Pengawetan
Setiap alat yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan lambat
laun akan berkurang kekuatannya dan dalam waktu tertentu akan rusak
sama sekali sehingga tidak dapat dipergunakan lagi.
Penurunan kekuatan ini dapat disebabkan oleh :
- Pengaruh mekanis.
150
- Perubahan sifat-sifat bahan karena reksi kimia
- Pengerusakan oleh jasad-jasad renik.
- Pengaruh alam.
151
gunakassn,perlu di buatkan tempat penyimpanan aman yang dari gangguan-
gangguan kerusakan seperti tersebut di atas.Dalam hal ini perlu adanya
gudang yang baik dan bersih serta jauh dari bahaya-bahaya yang
menyebabkan terjadinya kebakaran.
152
Di samping itu perlu di perhatikan juga bahwa setelah pengangkatan
alat biasanya banyak kotoran atau sampah yang tersangkut (terutama pada
Gill Net dan TrawlNet) untuk itu agar segera sampah-sampah yang ikut tadi
dibersihkan dari jaring.
Memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil pada alat sedini mungkin.
153
untuk pembuatan dapat dihemat.Di samping itu juga dengan alat yang
tidak selalu (sering) rusak maka rencana operasional dapat berjalan
dengan lancer sesuai dengan perencanaan.
2) Khusus
Sebagaimana telah dituliskan di muka tentang sebab-sebab
kerusakan alat,maka tujuan khusus dari pengawetan alat adalah untuk
menjaga atau mencegah dari segala sebab-yang mengakibatkan
kerusakan pada alat diantaranya adalah untuk memberikan perlindungan
terhadap:
- Kerusakan (pergesekan)mekanis.
- Pengaruh terjadinya proses kimia (terutama oksigen)
- Micro organisme/jasad-jasad renik.
- Pengaruh alam(terutama sinar matahari)
b. Cara pengawetan.
Berbagai cara pengawetan telah dilakukan orang sejak lama baik
pengawetan secara langsung maupun yang tidak langsung.
Pengawetan-pengawetan yang tidak langsung di sini diartikan segala
usaha untuk menjaga keawetan alat penangkapan ikan dengan jalan
pemeliharaan sebaik-baiknya.
154
Ada berbagai macam bahan penyamak yang telah digunakan oleh
masyarakat nelayan pada umumnya di antara adalah:
Tinggi:
Tinggi dihasilkan dari kulit kayu bakau (Ceriops cendolena Ain,Ceriops
Rox Burqhiana Ain). Kulit tinggi sebelum digunakan terlebi dahulu di tumbuk
sampai halus kemudian direbus dengan air tawar dengan perbandingan 1:5
s/d 1:10 Larutan tinggi yang sudah mendidih kemudian dimasukkan kedalam
bak.sedikit demi sedikit bersama-sama dengan jaring yang akan diawet (jaring
juga di masukkan kedalam bab sedikit demi sedikit).Sampai akhirnya baik
jaring maupun larutan tinggi semuanya pindah kedalam bak.
Agar larutan tinggi dapat meresap secara rata pada jaring,jaring tersebut
harus dibiarkan terendam dalam larutan tinggi,tersebutuntuk beberapa
lama.Oleh karena pekerjaan penyamakan ini pada umumnya dilakukan pada
sore hari(persiapan sejak pagi dari menumbuk sampai merebus).Maka
biasanya jaring dibiarkan terendam dalam larutan tersebut sampai satu
malam.Kemudian diangkat dan dijemur.
Pengawetan dengan tinggi akan merubah warna jaring menjadi coklat dan
apabila sering dilakukan maka jaring akan berubah warnanya menjadi coklat
kehitam-hitaman.Pengawetan tinggi biasa dilakukan oleh para nelayan antara
25 hari sampai 1 bulan sekali.Pengawetan dengan bahan tinggi ini digunakan
ksusus untuk jaring yang bahannya dari kapas atau agel.
Turi :
Bahan penyamak ini didapatkan dari kulit pohon turi yang masih
basah.Pada umumnya penyamakan dengan turi ini ditujukan untuk menyamak
tali-tali pancing yang bahannya dari serat-serat alam.
155
Sebelum dimasukkan ,terlebih dahulu tali pancing dibentangkan
kemudian kulit turi tersebut digosok-gosokkan pada tali tersebut sampai
halus(sampai getah yang ada pada kulit tersebut terasa habis).
Putih telur
Penyamakan dengan putih telur ini biasanya dilakukan untuk menyamak
bahan alat penangkapan ikan yang belum dibuat(jaring),misalnya agel.Jadi
bahan-bahan tadi sebelum dijurai terlebih dahulu diawetKkan dengan putih
telur.
Sebagai bahan penyamak putih telur dicampur dengan air perbandingan
:10 butir putih telur :2 liter air.Penyamakan dapat dilakukan dengan jalan
menyakitkan atau merendan bahan-bahan tersebut dalam campuran putih
telur dengan air.
Setelah penyamakan merata maka benang-benang tersebut dikukus
selama 10-15 menit agar lebih meresap dan merata,kemudian dijemur untuk
selanjutnya dapat dipergunakan (untuk menjuarai). Penyamakan ini disamping
bertujuan untuk mengawetkan bahan juga untuk mencegah agar waktu
penjuraian benang tersebut tidak banyak melilit(melintir). Sedangkan setelah
terbentuk jaring pengawetan selanjutnya dapat dilakukan dengan bahan-
bahan lain seperti tinggi dan sebagainya.
Darah :
Darah yang dipergunakan untuk penyamakan biasanya darah
kerbau.Sebagaimana halnya penyamakan dengan putih telur penyamakan
dengan darah ini dapat dilakukan dengan penyikatan atau
perendaman,budaya adalah kalau penyamakan dengan darah ini dapat
dilakukan dengan penyikanan atau perendaman,bedanya adalah kalau
penyamakan dengan darah dilakukan setelah bahan dibentuk menjadi jaring
yang kadang-kaadang merupakan penyamakan lanjutan dari penyamakan
dengan putih telur.
Darah kerbau sebelum dipakai dicampur dengan perbandingan 4 kg
darah 41/2 liter air. Cara penyamakan juga sama seperti penyamakan dengan
156
telur,yaitu setelah jaring rata tersamak maka dilanjutkan dengan pengukusan
selama 10-15 menit,kemudian jaring diangkat kemudian dikeringkan.
Ter :
Ter termasuk hasil tambang yang di dapat dari destilasi destruktif dari
batu bara pada suhu 119oc - 141oc. Terkecuali dapat membunuh bakteri-
bakteri pembusuk juga berfungsi sebagai bahan pelindung baik terhadap
pengikisan karena itu ter juga dapat mencegah meresapnya terlalu banyak air
dan mempermudah peringatan alat.
Cara penyamakan.
Biasanya sebelum dipergunakan ter dilautkan dengan gosolin untuk
memperkecil penambahan berat pada alat,kemudian dipanaskan agar
mencair serta diaduk-aduk sampai merata cairnya.
Setelah itu alat-alat penangkapan ikan yang akan diawetkan dapat
dicelupkan kedalam cairan ter sampai cairan ter meresap pada
alat.Pencelupan tidak boleh terlalu lama untuk menjagah agar jangan terlalu
berlebihan ter yang melekat pada alat karena hal ini kecuali akan menambah
ketebalan pada alat juga akan menjadikan aat terlalu berat dan kaku.Kalau
perendaman dalam ter dirasah sudah cukup merata,alat dapat diangkat dan
ditiriskan sementara agar kelebihan ter dapat menetes,kemudian direndam
dalam air tawar selama 12 jam guna melarutkan unsur-unsur yang melekat
pada alat yang tidak bermanfaat bagi pengawetan yang kadang-kadang juga
dapat merusak.
Setelah itu alat penangkapan ikan dapat diangkat dan
dititiskan/dianginkan sampai kering.Pengawetan dengan ter ini dapat
dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan sekali
157
d. Cara sterlisasi.
Pengawetan dengan cara sterlisasi khusus hampir tidak pernah dilakukan
oleh para nelayan walau kadang-kadang mereka melakukannya juga secara
tidak sadar. Tujuan dari cara ini adalah untuk membunuh microorganisme
yang melekat pada alat-alat penangkapan ikan sehingga tidak melakukan
pengerusakan-pengerusakan.
Perebusan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan jalan merebus alat atau
memasukkan/merendam alat dalam air yang mendidih agar micro organisme
yang menempel pada alat tersebut mati.Sesudah itu alat dapat dijemur
dipanas matahari sampai kering.
158
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Silahkan membaca materi modul dan juga membaca referensi yang lain
tentang perawatan berbagai macam alat tangkap.
2. Fahami dengan baik setiap jenis perawatan alat tangkap
5. Fasilitator menyiapkan webbing/ jaring lembaran dari bahan polietilene (PE)
dengan ukuran panjang 50 mata dan tinggi 50 mata untuk setiap peserta
diklat, kemudian pasilitator melakukan perusakan terhadap jaring tersebut
kemudian peserta diklat melakukan perawatan/perbaikan jaring dengan
cara menjurai sesuai SOP.
D. Latihan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, silahkan mengerjakan soal latihan di
bawah ini penuh percaya diri dan tanggung jawab.
1. Sebutkan factor yang mempengaruhi menurunnya kekuatan alat
penangkapan ikan?
2. Sebutkan cara pemeliharaan alat-alat penangkapan ikan agar tetap awet?
3. Sebutkan faktor penyebab kerusakan alat tangkap ikan setelah melakukan
operasi penangkapan?
4. Sebutkan tiga cara pengawetan secara langsung pada bahan alat
penangkapan ikan ?
159
E. Rangkuman
1. Pemeliharaan dan Pengawetan
Setiap alat yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan lambat
laun akan berkurang kekuatannya dan dalam waktu tertentu akan rusak
sama sekali sehingga tidak dapat dipergunakan lagi.
Penurunan kekuatan ini dapat disebabkan oleh :
- Pengaruh mekanis.
- Perubahan sifat-sifat bahan karena reksi kimia
- Pengerusakan oleh jasad-jasad renik.
- Pengaruh alam.
2. Cara Pemeliharaan Alat Penangkapan Ikan
Pemeliharaan alat-alat penangkapan ikan dapat dilakukan sengan cara-
cara sebagai berikut:
160
Cara Pengawetan Alat Penangkapan Ikan
Cara pengawetan.
Berbagai cara pengawetan telah dilakukan orang sejak lama baik
pengawetan secara langsung maupun yang tidak langsung.
Pengawetan-pengawetan yang tidak langsung di sini diartikan segala
usaha untuk menjaga keawetan alat penangkapan ikan dengan jalan
pemeliharaan sebaik-baiknya.
F. Umpan Balik
1. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti pembelajaran ini?
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada
materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja.
161
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
5. Tuliskan secara ringkas apa yang telah anda pelajari pada kegiatan
pembelajaran ini!
….......................................................................................................................
..........................................................................................................................
.................................................................................................
162
a. Pergerakan antara alat dan benda-benda lain (kapal,dan
sebagainya).
b. Tersangkut oleh benda-benda lain(karang,tongkak dan
sebagainya).
c. Digigit atau kena sirik ikan atau gerakan ikan yang akan
melepaskan diri.
d. Sengaja dirobek oleh nelayang karena terjadi kerusakan
4. Pengawetan secara langsung pada bahan alat penangkapan ikan
dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Dengan cara mencegah kontaminasi
b. Dengan cara sterlisasi
c. Dengan cara kombinasi antara 1 dan 2.
E. Rangkuman
1. Penurunan kekuatan alat tangkap dapat di sebabkan oleh :
- Pengaruh mekanis.
- Perubahan sifat-sifat bahan karena reksi kimia
- Pengerusakan oleh jasad-jasad renik.
- Pengaruh alam
2. Pemeliharaan alat-alat penangkapan ikan dapat di lakukan sengan cara-
cara sebagai berikut :
Penyimpanan dalam tempat yang aman
Menghindarkan alat dari hal-hal yang memungkinkan akan
meningbulkan kerusakan seperti:
Menghindarkan dari penyinaran matahari yang terlalu terik.
Menghindarkan dari pengotoran-pengotoran seperti:bekas-bekas minyak
dan kotoran-kotoran lain.
Pemakaian alat tersebut dengan cara hati-hati.
Memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil pada alat sendiri mungkin.
3. Secara umum pengawetan secara langsung pada bahan alat penangkapan
ikan di lakukan dengan tiga cara yaitu:
Dengan cara mencegah kontaminasi
Dengan cara sterlisasi
163
Dengan cara kombinasi antara 1 dan 2.
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
2. Apakah anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada
materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja.
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
.........................................................................
5. Tuliskan secara ringkas apa yang telah anda pelajari pada kegiatan
pembelajaran ini!
…....................................................................................................................
........................................................................................................................
......................................................................................................
164
G. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
1. Hal-hal yang dapat menurunkan kekuatan alat tangkap yaitu :
- Pengaruh mekanis.
- Perubahan sifat-sifat bahan karena reksi kimia
- Pengerusakan oleh jasad-jasad renik.
- Pengaruh alam
2. Cara-cara pemeliharaan alat tangkap yaitu :
- Penyimpanan dalam tempat yang aman
- Menghindarkan alat dari hal-hal yang memungkinkan akan
meningbulkan kerusakan seperti:
- Menghindarkan dari penyinaran matahari yang terlalu terik.
- Menghindarkan dari pengotoran-pengotoran seperti : bekas-bekas
minyak dan kotoran-kotoran lain.
- Pemakaian alat tersebut dengan cara hati-hati.
- Memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil pada alat sendiri mungkin
3. Cara pengawetan secara langsung pada bahan alat penangkapan ikan
- Dengan cara mencegah kontaminasi
- Dengan cara sterlisasi
- Dengan cara kombinasi antara 1 dan 2
4. Tujuan sterilisasai pada alat penangkapan ikan yaitu : untuk membunuh
micro organisme yang melekat pada alat-alat penangkapan ikan
sehingga tidak melakukan pengerusakan-pengerusakan
165
EVALUASI
1. Bahan Alat penangkapan ikan ada yang berasal dari serat alami dan serat
buatan. Dibawah ini yang tergolong serat alami adalah kecuali :
a. Kapas
b. Serat keramik
c. Natural Polimer
d. Kapuk
2.Dari satu lembar jaring diketahui bahwa jumlah mata kerah panjang (L) = 1000
mata, jumlah mata ke bawah/ke arah ( n ) = 100 mata ; ukuran mata 10 cm.
Tentukan panjangnya tali ris dan dalamnya jaring tersebut bila ditentukan
shortening = 20%
a. 7 Meter
b. 6 meter
c. 4 Meter
d. 8 Meter.
3. Bila pada webbing dilakukan pemotongan bar secara terus menerus maka akan
di hasilkan hasil potongan yang lurus miring. Potongan yang demikian ini
biasanya disebut dengan potongan ………
166
5. Alat bantu navigasi di atas kapal berfungsi untuk mengarahkan kapal dengan
benar. Jenis alat bantu navigasi di bawah ini adalah kecuali:
a. GPS
b. Radar
c. Inderaja
d. Kompas
6. Mesin bantu yang digunakan untuk menarik jaring pukat cincin dari dalam air ke
atas deck kapal disebut…..
a. Line hauler
b. Power block
c. Roller
d. Radar
7. Setiap alat tangkap ikan akan mengalami penurunan kekuatan dan daya tahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan daya tahan alat tangkap adalah…
a. Pengaruh mekanis
b. Perubahan sifat-sifat bahan karena reksi kimia
c. Pengerusakan oleh jasad-jasad renik.
d. Semua benar
167
PENUTUP
168
DAFTAR PUSTAKA
Ardihja Supardi. 2007. Bahan Alat Tangkap. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.
Djafar, M. 2008. Metode Penangkapan Dan Alat Tangkap (Modul Ajar). Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 3. Palopo
169
RIUM GLOSARIUM
Float : Pelampung
Sinker : Pemberat
170
Kuralon : Jenis tali berbahan PVA (Polyvinyl Alcohol)
yang digunakan untuk tali utama, tali
cabang, dan tali pelampung
Branch line attachment machine : Mesin pemasang tali cabang pada tali
utama.
171
fishing gear material adalah : segala macam bahan yang dipergunakan
untuk membentuk suatu kesatuan alat
penangkapan ikan.
172
ujungnya runcing
Singker : Pemberat
173
Fish Attractor Device : suatu alat bantu penangkapan berbentuk
alat, objek atau struktur dari bahan alami
atau buatan yang dipasang di laut secara
permanen
174