Anda di halaman 1dari 10

OTONOMI DAERAH

Disusun Oleh Kelompok 1:

Febiola Aura Khamasyaila (31206461)

Firnanda Ardiansyah (31206391)

Hakim Febri (31206500)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “OTONOMI
DAERAH”

Tidak lupa kami selaku mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Perekonomian
Indonesia mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami ibu Hurin In Lia A. Q,
S, Pd, MM. Yang telah membantu kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Karya tulis ini membahas tentang dinamika perekonomian di Indonesia yang terjadi
dari masa ke masa. Kami menyadari terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak kami harapkan demi
kesempurnaan karya kami. Semoga karya ilmiah ini dapat membawa pemahaman bagi kita
semua tentang dinamika perekonomian di Indonesia.

Banyuwangi, 5 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................3


1.2 Rumusan Permasalahan ......................................................................................................3
1.2.1 Bagaimana Latar Belakang Otonomi Daerah? ...........................................................3
1.2.2 Apa Pengertian Otonomi Daerah? ..............................................................................3
1.2.3 Bagaimana Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah? ...............................................3
1.2.4 Bagaimana Kasus Pembangunan Indonesia Bagian Timu (IBT)?..............................3
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................3
1.3.1 Untuk Mengetahui Latar Belakang Otonomi Daerah..................................................3
1.3.2 Untuk Mengetahui Pengertian Otonomi Daerah.........................................................3
1.3.3 Untuk Mengetahui Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah......................................3
1.3.4 Untuk Mengetahui Kasus Pembangunan Indonesia Bagian Timu (IBT)....................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Latar Belakang Otonomi Daerah ...................................................................................4


B. Pengertian Otonomi Daerah...........................................................................................4
C. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah .......................................................................8
D. Kasus Pembangunan Indonesia Bagian Timu (IBT) .....................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................................8

Kesimpulan ................................................................................................................................8

Saran ..........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................9


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Letak geografis Indonesia yang berupa kepulauan sangat berpengaruh terhadap
mekanisme pemerintahan Indonesia. Dengan keadaan geografis yang berupa kepulauan
ini, menyebabkan pemerintah sulit mengkoordinasi pemerintahan yang ada di daerah.
Untuk memudahkan pengaturan atau penataan pemerintahan maka diperlukan adanya
berbagai suatu sistem pemerintahan yang dapat berjalan secara efisien dan mandiri tetapi
tetap di bawah pengawasan dari pemerintah pusat.

Hal tersebut sangat diperlukan karena mulai munculnya berbagai ancaman terhadap
keutuhan NKRI. Hal itu ditandai dengan banyaknya daerah-daerah yang ingin
memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sumber daya alam daerah di
Indonesia yang tidak merata juga merupakan salah satu penyebab diperlukannya suatu
sistem pemerintahan untuk memudahkan pengelolaan sumber daya alam yang merupakan
sumber pendapatan daerah sekaligus menjadi pendapatan nasional.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Latar Belakang Otonomi Daerah?
1.2.2 Apa Pengertian Otonomi Daerah?
1.2.3 Bagaimana Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah?
1.2.4 Bagaimana Kasus Pembangunan Indonesia Bagian Timu (IBT)?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Latar Belakang Otonomi Daerah
1.3.2 Untuk Mengetahui Pengertian Otonomi Daerah
1.3.3 Untuk Mengetahui Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
1.3.4 Untuk Mengetahui Kasus Pembangunan Indonesia Bagian Timu (IBT)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Otonomi Daerah


Otonomi daerah di Indonesia lahir di tengah gejolak sosial yang sangat masif pada
tahun 1999. Gejolak sosial tersebut didahului oleh krisis ekonomi yang melanda
Indonesia di sekitar tahun 1997. Gejolak sosial yang melanda Negara Indonesia di sekitar
tahun 1997 kemudian melahirkan gejolak politik yang puncaknya ditandai dengan
berakhirnya pemerintahan orde baru yang telah berkuasa selama kurang lebih 32 tahun di
Indonesia. Setelah runtuhnya pemerintahan orde baru pada tahun 1998, mencuat sejumlah
permasalahan terkait dengan sistem ketatanegaraan dan tuntutan daerah-daerah yang
selama ini telah memberikan kontribusi yang besar dengan kekayaan alam yang
dimilikinya. Wacana otonomi daerah kemudian bergulir sebagai konsepsi alternatif untuk
menjawab permasalahan sosial dan ketatanegaraan Indonesia yang dianggap telah usang
dan perlu diganti. Inilah yang menjadi latar belakang otonomi daerah di Indonesia. Di
balik itu semua ternyata ada banyak faktor yang menjadi latar belakang otonomi daerah di
Indonesia. Latar belakang otonomi daerah tersebut dapat dilihat secara internal dan
eksternal.
Latar Belakang Otonomi Daerah secara Internal dan Eksternal. Aspek internal
yakni kondisi yang terdapat dalam negara Indonesia yang mendorong penerapan otonomi
daerah di Indonesia dan aspek eksternal yakni faktor dari luar negara Indonesia yang
mendorong dan mempercepat implementasi otonomi daerah di Indonesia.
Latar belakang otonomi daerah secara internal, timbul sebagai tuntutan atas
buruknya pelaksanaan mesin pemerintahan yang dilaksanakan secara sentralistis.
Terdapat kesenjangan dan ketimpangan yang cukup besar antara pembangunan yang
terjadi di daerah dengan pembangunan yang dilaksanakan di kota-kota besar, khususnya
Ibukota Jakarta. Kesenjangan ini pada gilirannya meningkatkan arus urbanisasi yang di
kemudian hari justru telah melahirkan sejumlah masalah termasuk tingginya angka
kriminalitas dan sulitnya penataan kota di daerah Ibukota. Ketidakpuasan daerah terhadap
pemerintahan yang sentralistis juga didorong oleh masifnya eksploitasi sumber daya alam
yang terjadi di daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam. Eksploitasi kekayaan
alam di daerah kemudian tidak berbanding lurus dengan optimalisasi pelaksanaan
pembangunan di daerah tersebut. Bahkan pernah mencuat adanya dampak negatif dari
proses eksploitasi sumber daya alam terhadap masyarakat lokal. Hal inilah yang
mendorong lahirnya tuntutan masyarakat yang menginginkan kewenangan untuk
mengatur dan mengurus daerah sendiri dan menjadi salah satu latar belakang otonomi
daerah di Indonesia.
Faktor eksternal yang menjadi salah satu pemicu lahirnya otonomi daerah di
Indonesia adalah adanya keinginan modal asing untuk memasifkan investasinya di
Indonesia. Dorongan internasional mungkin tidak langsung mengarah kepada dukungan
terhadap pelaksanaan otonomi daerah, tetapi modal internasional sangat berkepentingan
untuk melakukan efisiensi dan biaya investasi yang tinggi sebagai akibat dari korupsi dan
rantai birokrasi yang panjang. Agenda reformasi jelas menjanjikan hal itu, yakni
terjadinya perubahan dalam sistem pemerintahan yang sarat dengan KKN menjadi
pemerintahan yang bersih dan pada gilirannya akan lebih terbuka terhadap investasi
asing.

B. Pengertian Otonomi Daerah


Otonomi daerah adalah kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai undang-undang. Otonomi daerah menurut aspirasi masyarakat bisa
meningkatkan daya guna dan hasil penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pada intinya otonomi daerah adalah keleluasaan hak dan wewenang serta kewajiban dan
tanggung jawab pemerintah daerah (Pemda) untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
sesuai kemampuan daerah masing-masing.

C. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah


Secara umum tujuan strategi pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
pertama, mengembangkan lapangan kerja bagi penduduk yang ada sekarang. Tujuan
perencanaan pembangunan ekonomi dan pengerjaan adalah lebih untuk memberikan
kesempatan kerja untuk penduduk yang ada sekarang ketimbang menarik para pekerja
baru. Kedua, mencapai stabilitas ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi akan sukses
jika mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha (misalnya: lahan, sumber keuangan,
infrastruktur, dan sebagainya yang beragam. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan fluktuasi ekonomi sektoral, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kesempatan kerja masyarakat.

Strategi pembangunan ekonomi daerah dapat dikelompokkan menjadi 4kelompok besar


yaitu:
1. strategi pembangunan fisik/lokalitas (Locality or Physical Development Strategy),
tujuan strategi pembangunan fisik/lokalitas ini adalah untuk menciptakan identitas
daerah/ kota, memperbaiki basis pesona atau kualitas hidup masyarakat, dan
memperbaiki daya tarik pusat kota dalam upaya untuk memperbaiki dunia usaha
daerah. Contohnya
 Pengendalian perencanaan dan pembangunan
 Penataan kota dan Pengaturan tata ruang
 Penyediaan perumahan dan pemukiman dan infrastruktur yang baik
 Pembuatan bank tanah, biasa berupa katalog mengenai luas dan lokasi
tanah yang terus diperbaharui untuk proses pengambilan kebijakan daerah.
2. strategi pengembangan dunia usaha(Business Development Strategy),
Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam perencanaan
pembangunan ekonomi daerah karena daya tarik, kreasi, atau daya tahan kegiatan
dunia usaha merupakan cara terbaik untuk menciptakan perekonomian daerah
yang sehat. Contohnya
 Pembuatan pusat informasi terpadu, yang menghubungkan masyarakat
dengan aparat pemerintah untuk segala kepentingan.
 Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil.
 Pengaturan dan kebijakan untuk kemudahan dunia usaha
3. Strategi Pengembangan Sumber daya Manusia (Human Resource Development
Strategy), ini penting untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan SDM.
Contohnya
 Pelatihan dengan sistem customized training atau sistem pelatihan yang
dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pemberi
kerja.
 Pembuatan bank keahlian (skillbanks) atau data tentang keahlian dan latar
belakang orang yang menganggur di suatu daerah.
4. Strategi Pengembangan Masyarakat.
merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengembangkan suatu kelompok
masyarakat tertentu di suatu daerah. Dalam bahasa populer sekarang ini sering
juga dikenal dengan istilah kegiatan pemberdayaan masyarakat.

D. Kasus Pembangunan Indonesia Bagian Timu (SBT)


Pengembangan wilayah timur Indonesia masih belum berhasil dilaksanakan.
Pemerintah Indonesia selama lebih dari 20 tahun telah mencoba mendorong
pembangunan di wilayah Timur Indonesia dengan berbagai kebijakan. Semuanya diikuti
oleh transfer fiskal ke daerah timur untuk berbagai program pengembangan wilayah.
Namun sayangnya sejak tahun 2000 hingga kini kesenjangan ekonomi antara wilayah
timur dan barat Indonesia hampir tidak mengalami perbaikan. Berikut penyebab
kegagalan pengembangan wilayah timur
 Implementasi yang tidak efektif
Pemerintah daerah kurang memiliki wewenang yang cukup, contohnya untuk
memberikan izin usaha. Mengembangkan industri, perdagangan dan jasa termasuk
pembangunan sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya masih
dilakukan oleh masing-masing sektor.
 Insentif tidak menarik
Bappenas menemukan bahwa insentif fiskal yang ditawarkan pemerintah tidak
menarik bagi investor.
 Birokrasi (lembaga pemerintah)
proses perizinan usaha yang berbelit-belit, lambat, mahal, tidak transparan, serta
banyaknya Peraturan Daerah yang menghambat pengembangan dunia usaha
seperti pungutan liar, pungutan berganda, dan sebagainya semakin memperlambat
perkembangan dunia usaha.
 Strategi yang belum tepat
strategi pengembangan kawasan Timur belum fokus pada industri apa yang
hendak dikembangkan dan belum jelas orientasi sasaran pasar yang akan dituju.
 Pendekatan yang kurang tepat
Penetapan lokasi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu terobsesi oleh posisi
strategis wilayah dan kurang memperhatikan persoalan pasar. Menurut ekonom
pemenang Nobel Paul Krugman pendekatan pengembangan ekonomi wilayah
seperti ini adalah ibaratnya memulai sesuatu dari urutan yang salah.

Memperhatikan profil wilayah Kawasan Timur Indonesia dengan mempertimbangkan


struktur pasar yang ada di sana, ada empat wilayah yang menjadi konsentrasi kegiatan
perekonomian yang baru: Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Papua Barat, serta
kemungkinan Sulawesi Tengah.

Pemerintah dapat memberikan insentif terhadap industri minyak gas (migas) di


keempat provinsi tersebut dengan syarat semua kegiatan bisnis yang terkait dengan industri
migas harus diselenggarakan dan menggunakan institusi keuangan/finansial yang beroperasi
hanya di wilayah tersebut. Sistem perbankan seperti ini di beberapa negara terbukti mampu
mendorong pembangunan dan pengembangan wilayah seperti di Jerman dan Amerika
Serikat.

Pemerataan produktivitas akan terwujud jika negara secara bertahap mampu


mengatasi berbagai kesenjangan antara lain kesenjangan pelayanan dan kualitas pendidikan,
kesenjangan pelayanan dan kualitas kesehatan, kesenjangan ketersediaan air bersih dan
sanitasi, kesenjangan ketersediaan energi listrik, kesenjangan dukungan infrastruktur
permukiman, dan kesenjangan dukungan infrastruktur pengetahuan termasuk infrastruktur
teknologi informasi dan komunikasi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Runtuhnya pemerintahan orde baru pada tahun 1998, mencuat sejumlah
permasalahan terkait dengan sistem ketatanegaraan dan tuntutan daerah-daerah yang
selama ini telah memberikan kontribusi yang besar dengan kekayaan alam yang
dimilikinya. Wacana otonomi daerah kemudian bergulir sebagai konsepsi alternatif untuk
menjawab permasalahan sosial dan ketatanegaraan Indonesia yang dianggap telah usang
dan perlu diganti. Inilah yang menjadi latar belakang otonomi daerah di Indonesia.
Otonomi daerah merupakan keleluasaan hak dan wewenang serta kewajiban dan
tanggung jawab pemerintah daerah (Pemda) untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
sesuai kemampuan daerah masing-masing.
Diperlukan strategi dalam pembangunan ekonomi daerah, Pembangunan ekonomi
akan sukses jika mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha misalnya: lahan, sumber
keuangan, infrastruktur, dan sebagainya yang beragam.
Beberapa masalah dalam pembangunan ekonomi daerah terutama di wilayah
Indonesia bagian Timur yang disebabkan implementasi dan strategi yang belum tepat
pelaksanaannya. Pembangunan ekonomi untuk Pemerataan produktivitas akan terwujud
jika negara secara bertahap mampu mengatasi berbagai kesenjangan antara lain
kesenjangan pelayanan dan kualitas pendidikan, kesenjangan pelayanan dan kualitas
kesehatan, kesenjangan ketersediaan air bersih dan sanitasi, kesenjangan ketersediaan
energi listrik, kesenjangan dukungan infrastruktur permukiman, dan kesenjangan
dukungan infrastruktur pengetahuan termasuk infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan baik dalam penulisan
maupun penataan makalah, oleh karna itu kelompok kami mengharapkan saran dari
pembaca sebagai baham evaluasi dan perbaikan untuk penulisan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/safrezi/berita/615ff9201f24a/pengertian-
tujuan-dan-prinsip-otonomi-daerah

https://www.academia.edu/4728435/Latar_Belakang_Otonomi_Daerah#:~:text=Latar
%20Belakang%20Otonomi%20Daerah%20Latar,yang%20melanda%20Negara%20Indonesia
%20di

https://www.google.com/amp/s/theconversation.com/amp/alasan-mengapa-usaha-
pengembangan-wilayah-indonesia-timur-belum-berhasil-dan-solusinya-127628

Anda mungkin juga menyukai