Anda di halaman 1dari 25

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

DISUSUN :

DOSEN PENGAMPUH :
ASRURIA SANI FAJRIAH, SST.,MKM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mutu
pelayanan kebidanan dengan judul “Keterampilan Dasar Kebidanan dengan tujuan
untuk menyelesaikan tugas dari dosen matakuliah mutu pelayanan kebidanan dan untuk
menjelaskan dan memberikan informasi tentang standar persyaratan minimal.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung dalam
makalah kami ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun, selalu kami harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini. Insya Allah makalah ini dapat menambah
pemahaman dan pengetahuan bagi mahasiswa kesehatan pada umumnya dan mahasiswa
kebidanan pada khususnya.

Penulis

                                                                         

                                                                               

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Holistik......................................................3


B. Pengertian Manussia Sebagai Sistem......................................................................5
C. Konsep Sehat Sakit..................................................................................................5
D. Perinsip Pencegahan Infeksi....................................................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................................19

A. Kesimpulan..............................................................................................................19
B. Saran .......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang serba ingin tahu pada mulanya mengenai dirinya
sendiri dan akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsur yaitu rohani dan
jasmani. Manusia juga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana sehingga dapat
berfikir.
Manusia terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal,
memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam
kebudayaan. Manusia dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam
perbedaan dengan setiap manusia lain mempunyai cara yang berbeda dalam upaya
memenuhi kebutuhannya.
Manusia sebagai makhluk biopsikososioal dan spiritual atau disebut sebagai
makhluk holistik merupakan mahluk yang utuh atau keseluruhan di dalamnya terdapat
unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiriual yang unik dan menerapkan
sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya, keseimbangan yang dipertahankan oleh
setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Keadaan ini di sebut
sehat.
Memang sulit untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan
orang bilang Sehat Itu Mahal, tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat
para Ilmu Kesehatan Dunia (WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus
memakan- makanan yang penuh dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan lain-
lain. Sementara itu kita harus membeli makanan itu dengan harga yang cukup mahal,
apa lagi harga sayur-mayur, susu, beras, lauk pauk, dll, mungkin sedang melonjak
harganya di pasar-pasar tradisional.
Untuk itu hiduplah dengan jaga kesahatan anda karena itu sangat penting bagi
anda dan keluarga anda. Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai
untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati
pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka

1
seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat.
Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diuraikan rumusan masalah,
diantaranya:
1. Apa pengertian sehat, sakit, penyakit dan konsep dasar manusia?
2. Bagaimana konsep sehat-sakit secara umum yang berada di masyarakat?
3. Apa perbedaan persepsi sehat-sakit antara petugas dan masyarakat?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang tentang
sehat?
5. Bagaimanaka prinsip pencegahan infeksi?
6. Bagaimana riwayat alamiah penyakit?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memahami pengertian sehat, sakit, penyakit dan konsep dasar manusia.
2. Mengetahui konsep sehat-sakit secara umum yang berada di masyarakat.
3. Mengetahui perbedaan persepsi sehat-sakit antara petugas dan masyarakat.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang tentang
sehat.
5. Mengetahui prinsip pencegahan infeksi.
6. Mengetahui tentang riwayat alamiah penyakit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Holistik


Manusia adalah makhluk yang serba ingin tahu pada mulanya mengenai dirinya
sendiri dan akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri dari dua unsur yaitu rohani dan
jasmani. Manusia juga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana sehingga dapat
berfikir.
Manusia sebagai makhluk biopsikososioal dan spiritual atau disebut sebagai
makhluk holistik merupakan mahluk yang utuh atau keseluruhan di dalamnya terdapat
unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan spiritual yang unik dan menerapkan
sitem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya. Kesimbangan yang dipertahankan oleh
setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut
sehat. Manusia memiliki kebutuhan yang secara terus menerus untuk dipenuhinya.
Manusia dibekali cipta (cognitive), rasa (affective) dan karsa (psychomotor), serta
dapat mengatur dunia untuk kepentingan hidupnya sehingga timbullah kebudayaan
dengan segala macam corak dan bentuknya, yang membedakan dengan makhluk
lainnya di bumi. Proses perkembangan perilaku manusia sebagian ditentukan oleh
kehendaknya sendiri dan sebagian bergantung pada alam
1. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Biologis
Manusia sebagai makhluk biologis adalah manusia tersusun atas sistem organ
tubuh yang di gunakan untuk mempertahankan kehidupannya, mulai dari lahir,
tumbuh kembang sehingga meninggal.
Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan
dan jaringan akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya manusia dipengaruhi oleh berbagai macam
factor meliputi :
1) Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.
2) Faktor social, sosialisasi dengan orang lain

3
3) Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.
4) Factor fisiologis : system tubuh manusia
5) Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.
6) Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.
b. Tunduk terhadap hukum alam
c. Memiliki kebutuhan 
2. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Psikologis
Manusia sebagai makhluk psikologis adalah manusia mempunyai stuktur
kepribadian, tingkah laku, sebagai manifestasi kejiwaan dan kemampuan berfikir
serta kecerdasan.
Ciri-ciri manusia sebagai makhluk psikologi :
a. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id (aspek bio), Ego (aspek
psikologi) dan   Super ego (aspek social).
b. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
c. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
d. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang, kebutuhan
psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan dan cinta kepuasan
alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.
e. Memiliki kepribadian yang unik
3. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia perlu hidup bersama orang
lain, saling berkerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntunan hidup, mudah
di pengaruhi oleh kebudayaan, serta tuntunan untuk bertingkah laku sesuai dengan
harapan dan norma yang ada.
Ciri-ciri mahluk sosial adalah :
a. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki cipta
(kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).
b. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi
manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat Twan
Asi)
c. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling
mencintai, menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-
kanak sampai dengan meningal dunia.

4
4. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Spiritual
Manusia sebagai mahluk sepiritual adalah manusia memiliki keyakinan
pandangan hidup dan dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang
dianutnya.
Bukti manusia mahluk spiritual :
a. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
b. Menyembah tuhan
B. Pengertian Manusia Sebagai Sistem
Manusia sebagai sistem terdiri atas sistem adaptif, personal, interpersonal, dan
sosial.
1. Sebagai sistem adaptif manusia mengalami proses perubahan individu dalam
respon terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas atau
keutuhan.
2. Sebagai sistem personal manusia memiliki persepsi dan tumbuh kembang.
3. Sebagai sistem interpersonal manusia dapat berinteraksi, berperan, dan
berkomunikasi.
4. Sebagi sistem sosial manusia memiliki kekuatan otoritas, dan pengambilan
keputusan.
Menurut teori adaptasi Roy memandang bahwa manusia sebagai sebuah sistem
yang dapat menyesuaikan diri atau dikenal dengan adaptive system. Sebagai sistem
yang dapat menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik (bio, psicho,
sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol dan feedback proses dan
output.
C. Konsep Sehat-Sakit
1. Pengertian Sehat
Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan
perspektif yang Iebih Iuas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan,
hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa
berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
Pengertian sehat dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:
a. WHO (1947)

5
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, social tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan.

b. White (1977)
Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan.
c. Pender (1982)
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain (aktualisasi).
d. Paune (1983)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri secara adekuat.
e. UU No.23 (1992) tentang Kesehatan
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
f. UU N0. 36 (2009) tentang kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Menurut UU No.36/2009, kesehatan itu mencakup 5 aspek, yakni:
fisik, mental, spiritual, sosial dan ekonomi. Wujud atau lndikator dari 5 dimensi
sehat, antara lain:
1) Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik mengandung arti bahwa seseorang tidak merasa sakit dan
memang secara klinis tidak ada penyakit atau dengan kata lain semua organ
tubuh normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh.
2) Kesehatan Mental
Kesehatan liwa (Mental Health) adalah suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang
dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain
(Pasal 1 UU N0. 3 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa).
3) Kesehatan spiritual

6
Kesehatan spiritual mengandung arti bahwa seseorang mampu
mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sang
pencipta.

4) Kesehatan Sosial
Kesehatan Sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat sedemikian rupa
sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk
memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri serta kehidupan
keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerjadan
menikmati hiburan pada waktunya (Penjelasan Pasal 3 UU N0. 9 Tahun 1960
tentang Pokok-Pokok Kesehatan). Kesehatan sosial juga bisa diartikan
seseorang mampu berinteraksi dengan orang Iain atau kelompok tanpa
membedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial, ekonomi,
politik, dan sebagainya.
5) Kesehatan Ekonomi
Kesehatan ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang yang sudah
dewasa, mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang
belum memasuki usia kerja, anak dan remaja atau bagi yang sudah pensiun
atau usia lanjut, sehat ekonomi terlihat dari perilaku produktif secara sosial,
yakni mempunyai kegiatan.
Dari 5 dimensi sehat di atas terlihat bahwa kesehatan seseorang tidak hanya
diukur dari aspek fisik, mental, spiritual dan sosial saja, tetapi juga diukur dari
produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.
Bagi yang belum memasuki usia kerja, anak dan remaja atau bagi yang sudah pensiun
atau usia lanjut, berlaku produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan, misalnya
sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja dan kegiatan sosial bagi usia lanjut. Kelima
dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat
kesehatan pada seseorang, kelompok atau masyarakat sehingga kesehatan itu bersifat
holistik atau menyeluruh.
Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994 M) :
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi Iingkungan internal dan eksternal.

7
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

2. Pangertian Sakit
a. Parkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas
jasmani, rohani dan sosial.
b. Reverlly Susan
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara Iingkungan dengan individu.
c. Bauman (1965)
Seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit:
1) Adanya gejala seperti Naiknya suhu, rasa nyeri, mual.
2) Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan apakah baik, buruk, atau
sakit.
3) Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari apakah mengganggu
aktivitas bekerja, sekolah atau aktivitas sehari-hari.
d. Pemons (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
e. New Webster Dictionary
Sakit adalah suatu keadaan yang ditandai dengan suatu perubahan gangguan
nyata yang normal.
3. Konsep Sehat-sakit Secara Umum Yang Berada Di Masyarakat
Konsep sehat secara umum yang berada di masyarakat adalah bila seseorang
tidak ada gangguan fisik; masih mampu beraktivitas walaupun ada ganggun fisik;
masih mampu beraktivitas walaupun ada ganggun psikis; melakukan aktivitas
dengan anggota fisik yang tidak lengkap.
Konsep sakit secara umum yang berada di masyarakat adalah bila seseorang
tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari; bila fisik terasa tidak nyaman dan
benar-benar sakit; bila psikis merasa ada gangguan; bila terdapat

8
ketidakseimbangan antara fisik dengan psikis sehingga tidak mampu
mengendalikan aktivitas.
4. Perbedaan Persepsi Sehat-sakit Antara Petugas Dan Masyarakat
Persepsi Sehat-Sakit Menurut Petugas Kesehatan, adalah:
a. Deteksi kebutuhan masyarakat akan upaya kesehatan merupakan tahap awal.
b. Orang masih sehat membutuhkan upaya kesehatan untuk mencegah timbulnya
penyakit.
Persepsi Sehat-Sakit Menurut Masyarakat, adalah:
a. Baru merasa membutuhkan upaya kesehatan bila dalam tahap parah.
b. Tidak bisa diatasi dengan beristirahat dan minum jamu saja atau obat-obatan
tradisional Iainnya.
c. Setelah tidak sembuh dengan pengobatan dukun atau ahli obat tradisional
Iainya.
5. Dampak Sakit
Dampak sakit terhadap seseorang adalah:
a. Terhadap Perilaku individu sakit
Ketika seseorang sakit maka Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-
beda tergantung pada asal penyakit. Penyakit dengan jangka waktu yang singkat
dan tidak mengancam kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan
perilaku dalam fungsi klien dan keluarga. Misalnya seorang lbu yang mengalami
sakit gigi, akan merasakan nyeri yang hebat dan mengalami penurunan
kesabaran dan mungkin akan Iebih memilih menyendiri.
Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya dapat
menimbulkan perubahan perilaku yang lebih luas, seperti penolakan, marah, dan
menarik diri.
b. Terhadap Emosi individu sakit
Respon seseorang terhadap penyakit yang dideritanya dapat menimbulkan
perubahan emosi. Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak
mengancam kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan emosi pada
klien dan keluarga. Misalnya seorang Ayah yang mengalami radang sendi
mempunyai dampak bersifat emosional dan mungkin mempunyai keterkaitan
dengan rasa takut dan perasaan menderita fisik maupun mental yang Iebih kuat
daripada rasa sakit yang dialami. Sedangkan penyakit berat, apalagi jika

9
mengancam kehidupannya dapat menimbulkan perubahan emosi dan perilaku
yang Iebih Iuas, seperti ansietas, syok, penolakan, marah.
c. Terhadap Peran dan Dinamika Keluarga
Peran seseorang dalam keluarga bervariasi, seperti pencari nafkah,
pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Ketika
mengalami penyakit, peran-peran tersebut dapat mengalami perubahan, di mana
perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat
secara drastis dan berlangsung lama. Perubahan jangka pendek, biasanya klien
tidak mengalami tahap penyesuaian yang berkepanjangan, tetapi pada perubahan
jangka panjang klien memerlukan proses penyesuaian yang lama.
Dinamika Keluarga merupakan proses di mana keluarga melakukan fungsi
keluarga, seperti mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota
keluarganya, dan melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup
sehari-hari. Misalnya jika Ayah sakit maka pengambilan keputusan akan
tertunda. jika penyakitnya berkepanjangan, seringkali keluarga harus membuat
pola fungsi yang baru sehingga bisa menimbulkan stress emosional. Misalnya:
seorang anak akan mengalami rasa kehilangan yang besar jika ibunya sakit,
karena tidak mampu memberikan kasih sayang dan rasa aman pada anak.
d. Terhadap Konsep Diri
Konsep Diri adalah citra subyektif dari diri dan pencampuran yang
kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep
diri terdiri dari 5 komponen yaitu:
1) Citra tubuh (body image)
Citra tubuh adalah cara individu melihat dan berpikir mengenai dirinya
sendiri pada waktu sekarang ini. Sering juga disebut cermin diri. lndividu
bertindak sesuai dengan bayangan/gambar yang muncul di dalam cermin.
2) Peran diri (role)
Peran adalah Serangkaian pola perilaku yang diharapkan di berbagai
Iingkungan sosial yang berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok sosial.
3) ldentitas diri (identity)
ldentitas diri adalah prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesinambungan, kesatuan, konsistensi dan keunikan individu.
4) Ideal diri (self ideal)

10
Ideal diri adalah gabungan dari semua kualitas serta ciri kepribadian orang
yang sangat dikagumi atau merupakan gambaran dari sosok yang sangat
diinginkan untuk menjadi sepertinya.
5) Harga diri (self esteem)
Harga diri adalah komponen yang bersifat emosional dan paling penting
dalam menentukan sikap dan kepribadian individu atau bisa disebut seberapa
suka dan hormat seseorang terhadap dirinya sendiri.
Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran yang
dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual diri.
Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang bisa
terobservasi dibandingkan perubahan peran. Konsep diri berperan penting dalam
hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami
perubahan konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi
harapan keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik.
Akibatnya anggota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien.
Misalnya Klien yang menderita kanker payudara dan dilakukan operasi
pengangkatan payudara akan merasa konsep diri dan citra tubuh terganggu karena
merasa setelah payudaranya diangkat dia tidak menjadi wanita seutuhnya.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan Dan Tindakan Seseorang Tentang
Sehat
Ada 2 faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang tentang
sehat yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri seseorang yang
mempengaruhi keyakinan dan tindakan terhadap kesehatan.
1) Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
Keyakinan dan tindakan seseorang tentang kesehatan dapat ditentukan oleh
faktor tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berkaitan dengan usia
seseorang. Contoh: Balita dapat merasakan sakit, tetapi tidak dapat
mengungkapkan dan mengatasinya sehingga perlu dibantu untuk
mendapatkan penanganan atau mengembangkan perilaku pencegahan
penyakit.
2) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan

11
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh
pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit, latar belakang
pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Contoh: seseorang yang mengetahui
cara penyebaran TBC melalui percikan air Iudah maka orang tersebut akan
melakukan upaya pencegahan dengan menutup hidung ketika ada orang yang
batuk atau bersin.
3) Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh cara
seseorang merasakan fungsi fisiknya, apakah merasakan fungsi organ-organ
tubuhnya penting atau tidak. Contoh: seseorang dengan penyakit ginjal yang
kronis merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang yang
hanya menderita batuk dan pilek biasa. Akibatnya, keyakinan terhadap
kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-masing orang
tersebut cenderung berbeda-beda. Selain itu, individu yang sudah sembuh
dari penyakit yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka
terhadap kesehatan dan tindakan mereka dalam memandang fungsi tubuhnya.
4) Faktor Emosi
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh
faktor emosi yang berbeda-beda. Contoh: Seseorang yang memiliki emosi
yang tenang cenderung mempunyai respon emosional yang kecil selama ia
sakit. Seseorang yang memiliki emosi yang tidak stabil cenderung
menyalahkan keadaan ketika sakit.
5) Spiritual
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh
faktor spiritual seseorang karena hal ini akan mempengaruhi cara pandangnya
terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas. Ada beberapa agama
yang melarang penggunaan bentuk tindakan pengobatan tertentu, seperti KB,
euthanasia, imunisasi.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri seseorang yang
mempengaruhi keyakinan dan tindakan terhadap kesehatan.
1) Kebiasaan di Keluarga
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh
faktor kebiasaan di keluarga dalam cara keluarga dalam melaksanakan

12
kesehatannya. Contoh: Jika seorang ibu sering mengajak anaknya melakukan
pemeriksaan gigi rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang
sama.
2) Faktor Sosioekonomi
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh
faktor sosioekonomi, di mana yang termasuk faktor sosial adalah stabilitas
perkawinan, gaya hidup, dan lingkungan kerja sedangkan yang termasuk
faktor ekonomi adalah penghasilan, pekerjaan. Faktor sosioekonomi dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang
mengartikan dan bereaksi terhadap penyakitnya. Contohnya: Orang yang
status sosial ekonominya rendah biasanya kurang memahami mengenai
kesehatan, tidak mampu membeli makanan yang bergizi, tidak mampu
membeli obat dan tidak mampu mengakses pelayanan kesehatan.
3) Budaya/kultur
Keyakinan dan tindakan seseorang terhadap kesehatan dipengaruhi oleh
faktor budaya/kultur, di mana tiap-tiap kultur memiliki pandangan tentang
sehat dan diturunkan dari orang tua ke anak-anak. Contoh: ada budaya
tertentu yang melakukan penanganan terhadap kejang dengan cara mengikat
penderita dan menyembunyikannya di bawah tempat tidur.
D. Prinsip Pencegahan Infeksi
a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap
dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa
gejala).
b. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
c. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan
telah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau darah harus
dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan
proses pencegahan infeksi secara benar.
d. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses
dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
e. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hingga
sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi yang
tepat.

13
Tanda-tanda infeksi secara klinis dapat dilihat pada respon klinis lokal dan
sistematik. Tanda klinis lokal : rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit atau
nyeri, tumor (pembengkakan), dan fungtiolaesa (keterbatasan anggota gerak).
1. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah interaksi anti mikroorganisme dengan penjamu rentan yang
terjadi melalui kode transmisi, mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara,
kontak langsung kuman tertentu.
Tujuan :
a. Bagian dari kualitas pelayanan kesehatan 
b. Mencegah infeksi silang dalam prosedur klinik seperti episiotomi, menyuntik,
periksa dalam atau Seksio Sesaria
c. Menurunkan risiko transmisi penyakit menular seperti Hepatitis B dan AIDS
d. Mengurangi terjadinya infeksi
e. Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes 
Aplikasi Kewaspadaan Standar :
a. Setiap orang dapat merupakan sumber infeksi
b. Membudayakan cuci tangan
c. Menggunakan barier protektif (misalnya: sepatu, masker, kacamata, gaun bedah,
sarung tangan)
d. Penggunaan aseptik dan antiseptik
e. Memproses instrumen agar aman digunakan
f. Budaya aman dalam setiap prosedur
g. Pengelolaan limbah berbahaya secara adekuat
2. Transmisi Kuman
Transmisi berasal dari kata transmition yang berarti pengiriman atau
pergerakan. Kuman (bakteri) adalah makhluk hidup yang memiliki ukuran 1-2
mikron (1 mikron = sepersejuta meter!). Karena ukurannya yang sangat kecil,
maka kuman tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Kuman terdapat dimana-
mana: di udara, air, tanah, tanaman dan hewan bahkan pada makanan yang kita
makan! Sebagian besar kuman yang ada di alam, tidak berbahaya bagi manusia dan
beberapa diantaranya bahkan bermanfaat bagi manusia. Contohnya, beberapa jenis
kuman digunakan untuk membuat produk makanan seperti yoghurt, keju dan
tempe, dan beberapa kuman baik membantu menjaga kesehatan organ pencernaan
manusia. Walaupun demikian, sebagian kecil kuman menyebabkan efek yang

14
merugikan. Di dalam makanan, kita mengenal kuman pembusuk dan kuman
penyebab penyakit (kuman patogen). Kuman pembusuk mungkin tidak
menyebabkan kita menjadi sakit, tetapi pertumbuhan mereka pada makanan akan
menyebabkan kerusakan pada makanan (misalnya terbentuk lendir, perubahan bau,
warna dan rasa) sehingga makanan menjadi tidak layak lagi untuk dikonsumsi.
Kuman patogen merupakan penyebab terjadinya keracunan makanan. Kuman
patogen tidak selalu menyebabkan perubahan penampakan, bau, warna ataupun
rasa makanan. Sehingga, kita tidak mungkin menilai suatu makanan terkontaminasi
kuman patogen dengan mencium, melihat atau merasakannya Satu-satunya cara
untuk melindungi diri dari kuman ini adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip
sanitasi dan penanganan makanan yang baik.
Kuman adalah organisme kecil seperti virus, bakteri, jamur, protozoa
mikroskopik jahat yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau gangguan
kesehatan. Kuman bisa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan ringan
maupun berat pada tubuh organisme inangnya seperti manusia, hewan dan
sebagainya.
Mari kita lanjutkan pembahasan dan penjelasan lebih lanjut mengenai kuman.
Kuman pada umumnya tidak dapat terlihat dengan mata telanjang namun ada di
mana-mana. Mungkin kita tidak sadar bahwa pada tubuh kita terdapat banyak
sekali kuman yang dapat menyebabkan penyakit atau gangguang kesehatan kita. Di
dalam mulut, di daerah lipatan tubuh, di rongga hidung, di kulit dan lain-lain
terdapat kuman yang siap menyerang kita jika kekebalan tubuh kita sedang lemah.
Kuman juga ada pada benda kesayangan kita seperti handphone, remote tv,
uang, sepatu, pensil, dan lain sebagainya. Kuman pun tidak mengenal ampun,
karena kuman terdapat pada anak yang baru lahir sampai yang manula tersembunyi
kuman di tubuhnya. Untuk itu perlu diperhatikan kehigienan benda-benda di sekitar
kita yang sering kita pergunakan. Bersih yang dilihat oleh mata kita belum tentu
bebas dari kuman karena kuman tidak dapat dilihat secara kasat mata.
Beberapa penyakit / gangguan kesehatan akibat kuman yaitu seperti pilek
batuk, radang tenggorokan, tbc, hepatitis, hiv, diare, dan lain sebagainya. Kuman
bertanggung jawab atas banyak penyakit yang parah dan tidak parah pada manusia.
Untuk itulah kita renungkan kembali serta secara preventif menghindar dari kuman
dengan cara menjaga kebersihan diri serta meningkatkan ketahanan tubuh kita dari
kuman-kuman nakal penyebab penyakit.

15
Walaupun kecil, kuman dapat menduplikasikan / menggandakan diri menjadi
dalam waktu kurang lebih 20 detik. Untuk membunuh kuman yang ada di sekitar
badan, kita bisa mandi dengan sabun antiseptik yang mampu membunuh kuman,
sikat gigi dengan odol, mencuci pakaian dengan sabun deterjen yang dapat
membunuh kuman, dan aktivitas lain yang dapat menghindarkan kita dari berbagai
kuman yang merugikan. Selain itu dalam mengkonsumsi obat antibiotik tidak
sembarangan dan selalu mematuhi perintah dokter agar kuman yang ada di dalam
tubuh kita tidak menjadi kebal terhadap obat antibiotik yang diberikan. Obat anti
biotik adalah obat yang berbahaya jika salah cara penggunaannya karena dapat
menyebabkan efek yang sangat berbahaya serta merugikan kesehatan kita.
Transmisi kuman merupakan proses masuknya kuman ke dalam tubuh
manusia yang dapat menimbulkan radang atau penyakit. Proses tersebut melibatkan
beberapa unsur, di antaranya:
a. Reservoir merupakan habitat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme, dapat berupa manusia, binatang, tumbuhan maupun tanah.
b. Jalan masuk merupakan jalan masuknya mikroorganisme ke tempat
penampungan dari berbagai kuman, seperti saluran pernapasan, pencernaan,
kulit, dan lain-lain.
Dari mana saja jalan masuk penyakit sehingga masuk ke dalam tubuh kita?
berikut uraiannya :
a. Kulit. Penyakit yang melalui kulit berhubungan dengan penyakit yang
menjadikan kulit sebagai perantara dan sekaligus sebagai pintu masuk kuman.
Contohnya penyakit panu, kudis, kusta dan banyak lagi.
b. Udara. ini kaitannya dengan sistem pernafasan. Bisa hidung dan mulut. Ada
banyak penyakit yang menjadikan udara sebagai perantara untuk masuk ke
dalam tubuh kita. Udara yang kita hirup mengandung kuman, bakteri atau virus
yang berbahaya bagi kesehatan kita. Contohnya penyakit H1n1, Ispa, TBC
c. Tranfusi darah. Jalur masuk yang satu ini sekarang menjadi perhatian yang
serius. Pasalnya ini adalah cara modern metode penularan penyakit ke dalam
tubuh manusia. Sterilisasi kunci utama agar terhindar dari penyakit yang
disebabkan oleh transfusi darah ini. Cek dulu apa dan alat apa yang digunakan
untuk transfusi ke dalam tubuh kita. Contohnya hepatitis dan HIV
d. Hubungan sex. Banyak yang beranggapan jalur ini adalah jalur sengsara
membawa nikmat. Dari hubungan sex yang tidak aman kita dapat tertular

16
berbagai penyakit mengerikan contohnya, HIV, Gonoroe, Sipilis dan masih
banyak lagi.
e. Makanan. Jalur masuk penyakit melalui makanan saat ini merupakan jalur
masuk yang sangat dominan. Apa yang kita makan bisa saja menjadi sumber
penyakit belum lagi kebersihan dari makanan tersebut. Sifatnya ada yang cepat
dan ada juga yang lambat. Yang cepat biasanya seperti keracunan makanan,
kalau yang lambat contohnya karena pengaruh bahan kimia dalam makanan itu
sendiri.
f. Air. Jalur masuk melalui air bisa disebut water borne disease. Seperti penyakit
diare.
g. Peralatan yang tidak steril.
1) Inang (host)tempat berkembangnya suatu mikroorganisme, yang dapat
didukung oleh ketahanan kuman.
2) Jalan keluar tempat keluar mikroorganisme, dari reservior, seperti sistem
pernapasan, sistem pencernaan, alat kelamin, dan lain-lain.
3) Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman
mikroorganisme ke berbagai tempat seperti air, makanan, udara, dan lain-
lain.
3. Cara Penularan Penyakit Infeksi
Bibit penyakit (mikroba pthatogen) dapat menular (berpindah) dari penderita,
hewan sakit atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke manusia sehat dengan
beberapa:
a. Melalui kontak jasmaniah (personal contact)
1) Kontak langsung (direct contact)
Bibit penyakit menular karena kontak badan dengan badan antara penderita
yang ditulari. Misalnya cara penularan:
 Penyakit kelamin seperti: syphilis, gonorrhoea. AIDS
 Penyakit kulit : tinea versicolor (panu), scabies (kudis)
2) Kontak tidak langsung (indirect contact)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan benda-benda yang terkontaminasi
karena telah berhubungan dengan penderita ataupun bahan-bahan yang
berasal dari penderita yang mengandung bibit penyakitnya, seperti feces,
urina, darah, muntahan dan sebagainya.

17
b. Melalui makanan dan minuman (food borne infections)
Bibit penyakit menular dengan perantaraan makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi. penyakit-penyakit yang menular dengan cara ini, antara lain:
cholera, thypus abdominalis, poliomyelitis, hepatitis infectiosa, dysenteri,
penyakit-penyakit karena cacing, misalnya karena ascaries lumbricoides.
c. Melalui serangga (arthropod borne infections)
Bibit penyakit menular melalu serangga (arthropoda). dalam hal ini serangganya
pun dapat merupakan host (tuan rumah) dari bibit penyakitnya atau pun hanya
sebagai pemindah (transmiter) saja. misalnya:
 Malaria disebabkan oleh plasmadium sp, (protozoa) ditularkan oleh nyamuk
anopheles sp.
 Deman berdarah (dengue haemorrhagic fever) disebabkan oleh virus dengue
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
d. Melalui udara (air borne infections)
Penyakit yang menular melalui udara terutama penyakit saluran pernapasan,
seperti:
 Melalui debu diudara yang mengandung bibit penyakit misalkan penularan
penyakit tuberculosa paru-paru yang disebabkan oleh bakteri
mycobacterrium tuberculosis.
 Melalui tetes ludah halus (droplet infections)
4. Tindakan Pencegahan Infeksi
Beberapa tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan adalah:
a. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini
dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau menghilangkan
jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati
agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan. Contoh : Pencucian alat
dengan menggunakan sabun.
b. Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
c. Menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh
lainnya.

18
 Contoh :   Mencuci alat dengan cara biasa, lalu setelah kering dilanjutkan
dengan mencuci menggunakan alkohol.
 Menuangkan alat dengan alkohol, lalu dibakar
d. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh
petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum
pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan,
dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat
prosedur dedah/tindakan dilakukan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, social tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947). Sakit adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas
sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani dan social (Parkins,1937) Penyakit adalah
gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-proses biologis dan psikofisiologis pada
seseorang (Kleinmen)
Ada 2 faktor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan seseorang tentang
sehat yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Proses perjalanan penyakit secara
umum yaitu Tahap Pre Patogenesis (Stage of Susceptibility), Tahap Inkubasi (Stage of

19
Presymtomatic Disease), Tahap Penyakit Dini (Stage of Clinical Disease), Tahap
Penyakit Lanjut, Tahap Akhir Penyakit
B. Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang profesional kita harus menjaga
kesehatan kita terlebih dahulu sebelum kita merawat pasien atau klien yang kita rawat.
Sehingga kita dapat merawat pasien ataupun klien dengan semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Maryani, Lidya; Muliani, Rizki. 2010. Epidemiologi Kesehatan Pendekatan Penelitian.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Prof. Bhisma Murti. Riwayat Alamiah Penyakit. fk.uns.ac.id/static/materi/.pdf

http://www.askep.net/pdf/konsep-sehat-sakit-epidemiologi.html

Alimul Aziz. 2012. Keterampilan Dasasr Praktik Klinik. Surabaya : Healt Book

Kusmiyati Y. 2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.


Yogyakarta : Fitramaya

Prawirohardjo Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

20
Uliyah Mustrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Surabaya : Salemba Medika

Karlina Novvi. 2014. Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Jakarta : In Media

http://kebidanantingkat1.blogspot.co.id/2013/10/konsep-manusia-sebagai-makhluk-
bio.html

http://www.docstoc.com/docs/159725793/MAKALAH-KDPK

http://fadillaulfa.blogspot.com/2011/12/transmisi-kuman.html

http://oikprinces.blogspot.com/p/teknik-isolasi.html

21

Anda mungkin juga menyukai