Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA PADA KEPERAWATAN

GAWAT DARURATAN SISTEM INTEGUMEN

LUKA BAKAR DERAJAT I II DAN III

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

SRI NURHAYANI

ST FATIMAH AZZAHRA

ANITA PUTRI

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“pendidikan pasien dan keluarga pada keperawatan gawat daruratan sistem
integumen luka bakar derajat i ii dan iii”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan


pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………... 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 4
C. Tujuan………………………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan pasien luka bakar……………… 6


B. Pendidikan pasien dan keluarga pada luka bakar derajat I…………………… 9
C. Pendidikan pasien dan keluarga pada luka bakar derajat II………………….. 10
D. Pendidikan pasien dan keluarga pada luka bakar derajat III…………………. 12

BAB III PENUTUP

A. Simpulan……………………………………………………………………… 14
B. Saran…………………………………………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau
kerusakan jaringan tubuh yang disebebkan oleh energi panas, bahan kimia,
radiasi, dan arus listrik. Berat dan ringannya luka bakar tergantung pada
jumlah area permukaan tubuh, derajat kedalaman dan lokasi luka luka bakar
yang terjadi.
Luka bakar merupakan trauma yang terdampak paling berat terhadap
fisik maupun psikologis, dan mengakibatkan penderitaan sepanjang hidup
seseorang, dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi.
Salah satu penyebab luka bakar adalah arus listri. Luka bakar listrik
terjadi karena panas yang digerakkan dari energi listrik, baik alternative
current (AC) maupun Direct Current (DC) yang dihancurkan melalui tubuh.
Berat ringanya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak , tingginya voltage dan
cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
Luka bakar adalah penyebab utama keempat trauma dan penyebab
paling umum kecacatan dan kematian diseluruh dunia. Dan merupakan
penyebab ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok umur. Laki-laki
cenderung lebih sering mengalami luka bakar dari pada wanita, terutama pada
orang tua atau lanjut usia.
Luka bakar biasa terjadi karena kurang pahamnya masyarakat cara
penanganannya, dan kurangnya pemberian edukasi kepada seluruh
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memberikan pendidikan pasien dan keluarga pada luka bakar
derajat I?
2. Bagaimana tanda dan gejala pada pasien luka bakar derajat I?
3. Apa saja diagnose yang biasa muncul pada luka bakar derajat I?

4
4. Bagaimana intervensi pada luka bakar derajat I?
5. Apa saja penatalaksanaan yang biasa dilakukan pada pasien luka bakar
derajat I?
6. Bagaimana memberikan pendidikan pasien dan keluarga pada luka bakar
derajat II?
7. Bagaimana tanda dan gejala pada pasien luka bakar derajat II?
8. Apa saja diagnose yang biasa muncul pada luka bakar derajat II?
9. Bagaimana intervensi pada luka bakar derajat II?
10. Apa saja penatalaksanaan yang biasa dilakukan pada pasien luka bakar
derajat II?
11. Bagaimana memberikan pendidikan pasien dan keluarga pada luka bakar
derajat III?
12. Bagaimana tanda dan gejala pada pasien luka bakar derajat III?
13. Apa saja diagnose yang biasa muncul pada luka bakar derajat III?
14. Bagaimana intervensi pada luka bakar derajat III?
15. Apa saja penatalaksanaan yang biasa dilakukan pada pasien luka bakar
derajat III?
C. Tujuan Masalah
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah Mahasiswa dapat
memahami dan mengerti tentang pendidikan pasien dan keluarga pada pasien
luka bakar derajat I, II dan III.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan pasien luka bakar


1. Pengkajian
a. Data Umum
Berisi mengenai identitas pasien yang meliputi nama, umur, No.RM, jenis
kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, jam
datang, jam periksa, tipe kadatangan dan informasi data.
b. Keadaan umum pada pasien luka bakar dengan gawat darurat yang berisi
tentang observasi umum mengenai penghentian proses luka bakar dan
pemeriksaan status ABC (Aiway, Breathing, Circulation).
c. Pengkajian primer
1. Airway: Mengkaji ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas, sumbatan
total atau sebagian, distress pernafasan, ada tidaknya aliran udara dan
adanya gangguan pada jalan nafas misalnya edema tipe torniket pada
daerah leher yang dapat menyumbat pernafasan.
2. Breathing: mengakaji adanya henti nafas dan adekuatnya pernafasan,
frekuensi nafas dan pergerakan dinding dada (naik turunnya dinding
dada), suara pernafasan melalui hidung atau mulut, merasakan udara
yang dikeluarkan dari jalan nafas.
3. Circulation: mengkaji ada tidaknya denyut nadi , kemungkinan syok,
dan adanya perdarahan eksternal, denyut nadi, kekuatan dan
keteraturan, warna kulit dan kelembaban, tanda-tanda perdarahan
eksternal, tanda-tanda jejas atau trauma
4. Disability: mengakaji kondisi neuromaskuler pasien, keadaan status
kesadaran (GCS), keadaan ekstermitas, kemampuan motorik dan
sensorik.
5. Exposure and environment control: pernafasan dan control lingkungan
tentang kondisi pasien secara umum.

6
d. Pengkajian sekunder
1. Riwayat keperawatan:
Riwayat penyakit sekarang meliputi keluhan utama, riwayat penyakit
saat ini, riwayat pengobatan, pengobatan yang sudah dijalani, riwayat
keluarga dan sosial.
2. Pemeriksaan fisik per sistem yang biasa timbul pada luka bakar yaitu:
- Sistem neurologi
Menurut metode Glascow Coma Scale (GCS) dengan penilaian
Eye (4 untuk buka mata spontan, nilai 3 dengan suara, nilai 2
dengan nyeri dan 1 tanpa respon), penilaian verbal (5 apabila
orientasi bagus, 4 jika pasien bingung, 3 apabila kalimat tidak
jelas, 2 jika suara tidak jelas/bergumam dan 1 jika tidak ada
respon), serta motorik ( 6 bila pasien mengikuti perintah dengan
baik, 5 bila pasien mampu melokalisasi nyeri, 4 bila pasien
menghindari nyeri, 3 bila fleksi abnormal, 2 bila ekstensi abnormal
dan 1 bila tanpa respon)
Pada kasus luka bakar dapat ditemukan penurunan kesadaran yaitu
nyeri pada respon membuka mata, gangguan verbal, dan gangguan
motoric karena danya cedera.
- Sistem respirasi
Periksa bagian wajah, dada, dan leher pasien adanya tanda- tanda
distress pernafasan seperti penggunaan otot aksesori, keteraturan
retraksi dada, keteraturan pola nafas, dan suara nafas abnormal.
Pada kasus luka bakar dapat ditemukan adanya batuk, suara serak,
stridor, takipne, dispnea, agitasi adanya sputum mengandung
karbon, penggunaan otot bantu pernafasan, pasien sulit bernafas,
RR lebih dari atau kurang dari 24x/menit, irama nafas tidak teratur,
nafas cepat dan pendek , suara nafas whezzing.
- Sistem kardiovaskuler

7
Kaji atas adanya keluhan nyeri pada dada, normalitas tanda-tanda
vital dan denyut jantung yang cepat, pelan atau tidak teratur.
Dalam pengkajiam sistem kardiovaskuler pada kasus luka bakarr
akan terjadi peningkatan curah jantung dalam beberapa menit
cedera, dan nadi sulit diraba.
- Sistem pencernaan
Periksa adanya distensi abdomen, jejas dan adanya luka.
Auskultasi keempat kuadran dan pastikan status peristaltik usus,
palpasi adanya nyeri , hepatomegali, dan limpa, perkusi untuk
mengetahui ukuran organ dan memeriksa daerah cairan atau
rongga intra abdominal.
Pada luka bakar akan ditemukan adanya penurunan metabolik
sebagai akibat dari respon sistemik pada 24 jam pertama cedera.
- Sistem urinaria
Riwayat adanya urine tidak memadai sebagai akibat dari
kehilangan cairan yang merupakan permulaan terjadinya gagal
ginjal akut.
- Sistem integument
Kerusakan sistem integument yang terjadi akibat luka bakar
digambarkan dengan adanya bullae, bahkan dapat terjadi
kehilangan lapisan kulit akibat luka bakar yang dalam.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan pada luka bakar meliputi laboratorium meliputi kadar
elektrolit serum yang mungkin normal pada awalnya tetapi akan
berubah selama program tindakan awal, glukosa darah yang mungkin
meningkat sebagai akibat respon stress, gas darah arteri awalnya Po
mungkin normal pada cedera inhalasi tetapi penting untuk
mendokumentasikan pH pada pasien yang menderita luka bakar listrik
karena umumnya akan mengalami asidosis metabolik ringan yang
akan membaik dengan resusitasi secara adekuat, hitung darah lengkap

8
dimana pada awalnya hemoglobin dan hemokrit mungkin meningkat
sebagai akibat pergeseran cairan intraseluler, albumin serum kadarnya
mungkin rendah karena protein plasma terutama albumin hilang
kedalam jaringan yang cedera sekunder akibat peningkatan
permeabilitas kapiler, skrining obat dan alcohol serum serta skrining
obat dalam urine secara khusus apabila pasien tidak sadar atau tingkat
kewaspadaannya menurun, karboksihemoglobin serum pada pasien
dengan dugaan cedera inhalasi dengan peningkatan kadar >10%,
mioglobulin urine harus dilakukan untuk pasien luka bakar listrik
karena mioglobulin dilepaskan ketika jaringan otot mengalami
kerusakan dimana mioglobulin dapat menyebabkan kerusakan pada
tubulus ginjal bila ginjal tidak dibilas dengan baik dan urine akan
berubah menjadi merah terang atau berwarna teh, radiografi dada
untuk mengetahui perubahan radiografi dada yang biasanya terlihat
sekitar 48 jam setelah cedera inhalasi, elektrokardiogram terutama di
indikasikan pada luka bakar listrik karena disertai komplikasi disritmia
jantung dan juga CT scan untuk menyingkirkan hemoragi intracranial
pada pasien dengan penyimpangan neurologic yang menderita cedera
listrik.
B. Pendidikan pasien dan keluarga pada pasien luka bakar derajat I
Tn A umur 45th dibawa ke rumah sakit dengan keluhan luka bakar yang dialami
sejak 2 jam yang lalu sebelum masuk ke rumah sakit akibat terkena kuah panas.
Keluarga pasien mengatakan tidak tau apa yang harus dilakukan jadi pasien
dibawa kerumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan KU sakit sedang,
TD:120/70MmHg, N:80x/m,P:24x/m, tampak luka bakar grade 5% nyeri(+),
kemerahan(+), hyperemis(+), udem(+)
1. Tanda dan gejala luka luka bakar derajat 1
Epidermis mengalami kerusakan atau cedera dan sebagian dermis turut
cedera. Luka tersebut terasa nyeri, tampak merah dan kering seperti luka
bakar matahari, atau mengalami lepuh.

9
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri b.d pembentukan edema
b. Kerusakan integritas kulit b.d kerusakan permukaan kulit
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, b.d kurangnya informasi
3. Intervensi keperawatan
a. Nyeri b.d pembentukan edema
Intervensi:
1) Observasi TTV
2) Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar pada udara
terbuka
3) Pertahankan suhu lingkungan nyaman
b. Kerusakan integritas kulit b.d kerusakan permukaan kulit
Intervensi:
1) Observasi kulit akan adanya kemerahan
2) Lakukan tekhnik perawatan luka dengan steril
3) Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, b.d kurangnya informasi
Intervensi:
1) Obsevasi tingkat pengetahuan tentang luka bakar
2) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang
tepat.
3) Ajarkan kelurga tentang luka dan perawatan luka

C. Pendidikan pasien dan keluarga pada pasien luka bakar derajat II


Tn H umur 50th dibawa kerumah sakit dengan keluhan luka bakar yang dialami
sejak 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit akibat terkena api. Keluarga
pasien mengatakan tidak tau apa yang harus dilakukan jadi pasien dibawa
kerumah sakit. Hasil pemeriksaan. Didapatkan KU sakit berat, TD:
110/70MmHg, N: 80/m, P:24x/I, tampak luka bakar grade 5%, 5% nyeri(+),

10
kemerahan(+), hyperemis(+), udem(+) regio ekstermitas superior dextra dan
sinistra, tampak luka bakar grade II A-B 15% .
1. Tanda dan gejala luka bakar derajat II
a. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
b. Dijumpai bulae.
c. Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
d. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas
kulit normal.

Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Derajat II dangkal (superficial)
1) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
b. Derajat II dalam (deep)
1) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea sebagian besar masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa.
Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri b.d kerusakan kulit atau jaringan
b. Risiko infeksi d.d kerusakan integritas kulit
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, b.d kurangnya informasi
3. Intervensi keperawatan
a. Nyeri b.d kerusakan kulit atau jaringan
Intervensi:
1) Observasi TTV

11
2) Kaji tingkat skala nyeri
3) Kolaborasi dengan pemberian anakgesik
b. Risiko infeksi d.d kerusakan integritas kulit
Intervensi:
1) Kaji tanda-tanda infeksi (dolor, kolor, rubor, tumor dan fungsiolesa)
2) Gunakan sarung tangan steril, masker, penutup kepala dan tehnik
aseptic selama dalam perawatan
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah melekukan tindakan
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, b.d kurangnya informasi
Intervensi:
1) Obsevasi tingkat pengetahuan tentang luka bakar
2) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang
tepat.
3) Ajarkan kelurga tentang luka dan perawatan luka

D. Pendidikan pasien dan keluarga pada pasien luka bakar derajat III
Ny. N umur 35th dibawa ke rumah sakit dengan keluhan luka bakar yang dialami
sejak 1 jam yang lalu akibat terkena kobaran api. Keluarga pasien mengatakan
tidak tau apa yang harus dilakukan jadi pasien dibawa kerumah sakit. Hasil
pemeriksaan fisik, KU sakit berat, luka tampak kering dan terlihat sampai otot.
TD: 130/80MmHg, N: 90x/m, P: 28x/I, dan tampak luka bakar grade III 30%.
1. Tanda dan gejala luka bakar derajat III
a. Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
b. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea mengalami kerusakan.
c. Tidak dijumpai bulae.
d. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya
lebih rendah dibanding kulit sekitar.
e. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai
eskar.

12
f. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung
saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
g. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan
dari dasar luka
2. Diagnosa keperawatan
a. Kekurangan volume cairan b.d hilangnya cairan elektrolit akibat luka
bakar
b. Gangguan pertukara gas b.d kerusakan jalan nafas
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, b.d kurangnya informasi
3. Intervensi keperawatan
a. Kekurangan volume cairan b.d hilangnya cairan elektrolit akibat luka
bakar
Intervensi:
1) Observasi TTV
2) Kaji respon klien terhadap penambahan cairan
3) Kolaborasi pemberian cairan IV
b. Gangguan pertukara gas b.d kerusakan jalan nafas
Intervensi:
1) kaji tanda-tanda distress nafas, bunyi, frekuensi, irama, kedalaman
nafas.
2) Monitor tanda-tanda hypoxia(agitsi,takhipnea, stupor,sianosis)
3) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemasangan endotracheal tube
atau tracheostomi tube bila diperlukan.
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka bakar, b.d kurangnya informasi
Intervensi:
1) Obsevasi tingkat pengetahuan tentang luka bakar
2) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang
tepat.
3) Ajarkan kelurga tentang luka dan perawatan luka

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka bakar merupakan trauma yang terdampak paling berat terhadap fisik
maupun psikologis, dan mengakibatkan penderitaan sepanjang hidup
seseorang, dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi.
Salah satu penyebab luka bakar adalah arus listri. Luka bakar listrik terjadi
karena panas yang digerakkan dari energi listrik, baik alternative current (AC)
maupun Direct Current (DC) yang dihancurkan melalui tubuh. Berat ringanya
luka dipengaruhi oleh lamanya kontak , tingginya voltage dan cara gelombang
elektrik itu sampai mengenai tubuh.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah yang berjudul pendidikan pasien dan
keluarga pada keperawatan gawat daruratan sistem integumen luka bakar
derajat i ii dan iii ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, terutama bagi
Mahasiswa – Mahasiswi Fakultas Kesehatan Jurusan Keperawatan Stikes
Tanawali Persada Takalar. Agar makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan yang sebelumnya kita belun ketahui.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mutaqin, Arif.2000.Asuhan Keperawatan Luka Bakar. Jakarta:EGC

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,


(terjemahan). Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Carpenito,J,L.(1999) Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2


(terjemahan).PT EGC. Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai