Anda di halaman 1dari 1

Awalu ma yuhasabu

Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda,

‫صلُ َح لَهُ َساِئ ُر‬ ْ ‫صلُ َح‬


َ ‫ت‬ َّ ‫اسبُ بِ ِه ْال َع ْب ُد يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة ال‬
َ ‫صالَة فَِإ ْن‬ ِ ‫َأ َّو ُل َما يُ َح‬
‫ت فَ َس َد َساِئ ُر َع َملِه‬ ْ ‫َع َملِ ِه َوِإ ْن فَ َس َد‬
Awwalu maa yuhaasabu bihil ‘abdu yaumal qiyaamati asholah, fain sholuhat sholuha lahu
saairu ‘amalihi wa in fasadat fasada sairu ‘amalihi.
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat. Jika ia
(shalatnya itu) baik, maka baik pula seluruh amalnya. Sebaliknya jika jelek maka jelek pulalah
seluruh amalnya”. (HR. Muslim).
Dari hadits ini menunjukkan bahwa shalat merupakan amalan utama yang akan mempengaruhi
perbuatan yang lain. Dan secara psikologis orang yang selalu melaksanakan shalat dengan baik
akan mempunyai benteng pertahanan dari perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar, hal ini
akibat adanya ikatan batin yang kuat antara seorang hamba dengan Rabb-nya. “Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar”. (Al-Ankabut: 45). Maka jelaslah suatu
kaum atau generasi yang menyia-nyiakan shalat tidak akan mempunyai benteng yang kuat dari
perbuatan yang keji dan munkar, sehingga akan cenderung melakukan kemaksiatan.

Anda mungkin juga menyukai