Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara yang sebagian besar masyarakatnya bertempat

tinggal di pedesaan. Dimana dari sebagian banyaknya masyarakat yang berada di

desa merupakan masyarakat dengan perekonomian rendah dari skala ekonomi.

Pemerintah mengharapkan standar hidup perekonomian masyarakat yang ada di desa

mendapatkan peningkatan, maka itu pemerintah membentuk sebuah lembaga

ekonomi yang akan menolong perekonomian masyarakat desa ialah Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes). Institusi ini bukan lagi dibangun atas dasar arahan dari

pemerintah, tetapi akan langsung dijalankan dan dikelola sepenuhnhya oleh

masyarakat desa itu sendiri dan akan dibawahi atas dasar keinginan masyarakat desa

yang akan menjadikan potensi perekonomian desa.

Berdasarkan dengan sistem desentralisasi pada era otonomi daerah,

pemerintah desa mempunyai kewenangan terhadap sebuah peningkatan pendapatan

asli desa tanpa adanya arahan dari pemerintah pusat demi kelangsungan kesejahteraan

masyarakat. Dengan adanya pemberian kewenangan yang diberikan oleh pemerintah

pusat ini sangat dinantikan suatu daerah dapat mampu dalam meningkatkan suatu

kapabilitas pembangunan di daerahnya hingga memunculkan semangat persaingan


yang tinggi dengan daerah lainnya sehingga dapat memajukan daerah dalam konteks

pembangunan dan perekonomian daerah (Irawati dkk, 2018).

Dalam hal ini pemerintah desa dapat melakukan banyak upaya dalam

meningkatkan perekonomian desa untuk mensejahterakan masyarakat desanya.

Diantaranya seperti dengan mendirikan Badan Usaha Milik |Desa (BUMDes). Searah

dengan tujuan pembentukan BUMDes yang tercantum dalam peraturan menteri desa,

pembangunan daerah tertinggal, dan Transmigrasi nomor 4 tahun 2015 adalah untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD). Bumdes didirikan atas prakarsa

pemerintah dan masyarakat desa yang didasarkan pada potensi desa. Potensi tersebut

dapat dikembangkan dengan menggunakan sumber daya lokal baik alam maupun

manusia (Yayu Putri Senjani, 2019).

Undang-undang desa dan segala peraturan pelaksanaannya dinilai masih

memiliki kelemahaan mengenai aturan terkait BUMDes salah satunya tentang jenis

badan usaha yang dimiliki oleh BUMDes. Pada pasal 1 angka 6 UU desa BUMDes

hanya disebut badan usaha yang membuat kedudukan BUMDes tidak kuat seperti

badan hukum semacam perseroan terbatas yang membuat BUMDes mengalami

kesulitan untuk independent tanpa pengaruh kepala desa atau pemerintah desa.

Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tahun 2020 membuat

undang-undang No 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. UU cipta kerja mengatur

berbagai pasal dalam berbagai peraturan perundang-undang salah satunya UU desa.


Pasal 117 UU cipta kerja mengubah pasal 1 angka 6 UU desa yang sebelumnya

dalam UU desa, BUMDes disebut sebagai badan usaha, maka dalam UU cipta kerja,

BUMDes disebut sebagai badan hukum.

Implementasi yang ditunjukan pemerintah daerah kabupaten katingan dalam

menanggapi pembentukan BUMDes mengeluarkan peraturan bupati katingan no 8

tahun 2016 tentang pedoman ddan tata cara pembentukan pengelolaan badan usaha

milik desa. Tujuan Pembentukan BUMDes, antara lain :

a. meningkatkan pendapatan asli desa dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

masyarakat;

b. mengembangkan potensi perekonomian di wilayah perdesaan untuk mendorong

pengembangan dan kemampuan perekonomian masyarakat desa secara keseluruhan;

c. mendorong berkembangnya usaha mikro sektor informal untuk penyerapan tenaga

kerja bagi masyarakat di desa yang terbebas dari pengaruh rentenir;

d. menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha;

e. mengembangkan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh desa dan

memberikan nilai tambah serta mengembangkan rencana kerjasama usaha antar desa

dan/atau dengan pihak ketiga.


Dalam hal ini secara konseptual bagi pemerintah desa jika BUMDes dapat

dikelola dengan baik, maka Pendapatan Asli Desa (PAD) akan meningkat pula.

Dengan adanya suatu peningkatan pendapatan desa, maka pembangunan suatu desa

pula bisa dijalankan dalam beebagai sektor. Akan tetapi ada hal yang perlu dilihat

seperti, untuk dapat menjalankan pengelolaan BUMDes agar mampu menghasilkan

keuntungan bagi masyarakat desa. Dengan itu perlu pengelolaan secara profesional

yang akan dapat mewujudkan hal tersebut. Dikatakan seperti itu, dikarenakan

BUMDes mempunyai karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan badan usaha

lainnya. Diantaranya keunikan yang mencolok ialah bahwasanya BUMDes bukan

hanya binis ekonomi semata, tetapi juga mengandung bisnis sosial.

Pemerintah Desa memiliki peran serta dalam mengatur dan mengelola

berbagai jenis usaha, kebutuhan dan potensi desa. Sebagai rintisan, unit usaha

pembelian dan penjualan sangat potensial dijadikan cikal bakal pembentukan

BUMDes. Strategi inilah yang tampaknya dikembangkan oleh pemerintah Desa

Talian Kereng kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan.

Berdasarkan yang telah dielasakan diatas terkait dengan BUMDes, maka

penulis terdorong ingin meniliti lebih lanjut mengenai bagaimana strategi pemerintah

desa dalam pengelolaan BUMDes untuk meningkatkan pendapatan asli desa yang ada

di Desa Talian Kereng, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan. Mengingat

dari pengalaman empiris penulis pada saat mengikuti kegiatan kampus yaitu Kuliah
Kerja Nyata (KKN) bertepatan pada tanggal 9 november 2020 selama kurang lebih 1

bulan berlangsung yang dilokasikan di Desa Tumbang Liting Kecamatan Katingan

Hilir Kabupaten Katingan, dimana pemerintah desa nya belum maksimal dalam

mengembangkan usaha milik desa tersebut dan kurangnya perhatian lebih yang tinggi

bagi bumdes sebagaimana yang telah diungkapkan Sekretaris Desa Tumbang liting,

sehingga penulis membandingkannya dengan Desa Talian Kereng Kecamatan

Katingan Hilir Kabupaten Katingan. Walaupun Kedua desa tersebut merupakan

dalam Kabupaten dan Kecamatan yang sama, akan tetapi Desa Talian Kereng mampu

mengelola dan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa walaupun belum semuanya

berjalan dengan maksimal. Melihat dari berbagai jurnal pada penelitian terdahulu

yang ditulis oleh Kohen Sofi dan Dyah Mutiarin tahun 2016, dengan judul

Collaborative Governance dalam perencanaan pengelolaan BUMDes desa Panggok

kecamatan polanharjo kabupaten klaten jawa tengah. Metode deskriptif dengan

pendeketan kualitatif. Dari hasil kesimpulan penelitian, pemerintah desa mampu

mengajak masyarakat dan pihak swasta berpartisipasi, bahkan dapat dirasakan

langsung oleh masyarakat desa Panggok dan membawa dampak kesejahteraan

masyarakat desa sampai dengan saai ini. Namun, masih ada yang harus di upayakan

oleh BUMDes yang ada di desa Panggok yakni membuka kesempatan untuk

berkolaborasi dengan desa yang berada dekat dengan desa Panggok dan melakukan

pelatihan dalam manajemen pengelolaan BUMDes yang wajib ikut oleh pengelola

karena berhubungan langsung dengan pengembangan BUMDes. Sedangkan daalm

jurnal penelitian terdahulu yang ditulis oleh


Berlandaskan dari apa yang sudah diterangkan diatas, maka ini penulis

terdorong ingin meniliti lebih lanjut mengenai Stategi


1.2 Rumusan Masalah

sejalan dengan laatar belakang masalah tersebut, dengan ini maka rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaiamana strategi pemerintah desa dalam pengelolaan BUMDes

untuk meningkatan pendapatan asli desa di Desa Luwuk Kiri Kec.

Tasik Payawan Kab. Katingan?

2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pemerintah

desa dalam pengelolaan BUMDes untuk Meningkatkan pendapatan

asli desa di Desa Luwuk Kiri Kec. Tasik Payawan Kab. Katingan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan adanya peneltian ini adalah, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi pemerintah desa dalam pengelolaan BUMDes

untuk meningkatan Pendapatan Asli Desa di Desa Luwuk Kiri Kec. Tasik

Payawan Kab. Katingan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pemerintah

desa dalam pengelolaan bumdes untuk meningkatkan PAD di Desa Luwuk

Kiri Kec. Tasik Payawan Kab. Katingan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari adanya penelitian ini, antara lain:


1. Manfaat Teoritis:

a) Penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis serta

dapat mampu menerapkan teori-teori yang telah penulis dapatkan

semasa mengikuti perkuliahan pada jurusan yang ditempuh selama ini.

b) Hasil dari penelitian ini dapat sebagai bahan referensi bagi seluruh

pihak dan juga penilitian selanjutnya, agar mampu menjadi dukungan

dilapangan terhadap teori-teori strategi pengelolaan BUMDes sebagai

upaya peningkatan pendapat desa.

2. Manfaat Praktis:

Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi seluruh desa, tekhusus bagi desa

Taringen dalam pengelolaan BUMDes sehingga dapat meningkatkan

pendapatan asli desa. Dan juga bagi masyarakat sebagai bahan menambah

pengetahuan tentang pengelolaan BUMDes serta dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai