MUSFIRA TAHIR
321 19 086
PENDAHULUAN
adalah kualitas tegangan yang baik dan stabil, karena meskipun kelangsungan
suplai energi listrik dapat diandalkan, namun tetap akan terjadi jatuh tegangan.
Oleh karena itu, konsumen yang letaknya jauh dari titik pelayanan akan
tegangan yang diterima konsumen yang letaknya dekat dengan pusat pelayanan.
penghantar. Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding
lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas
atau dalam besaran volt. Besarnya batas atas dan bawah ditentukan oleh
adalah penambahan pelanggan atau beban energi listrik dari tahun ke tahun.
Salah satunya adalah pembebanan trafo distribusi yang sudah melebihi kapasitas
1
dari 80%. Overload pada transformator distribusi menyebabkan drop (jatuh)
tegangan, dan drop tegangan ini akan ditransfer menjadi panas pada belitan dan
pada inti trafo. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama, maka isolasi cair
dan isolasi padat transformator mengalami panas yang berlebihan, dan dapat
memperpendek umur isolasi trafo., bahkan trafo dapat mengalami kerusakan total.
kepada konsumen PT. PLN (Persero) berkurang.Hal itulah yang terjadi pada
transformator distribusi GT. SRI024 dengan kapasitas 200 kVA yang mengalami
ujung sisi pelanggan melebihi ketentuan regulasi dari PLN (SPLN No. 1 Tahun
10% terhadap tegangan nominal. Pada gardu distribusi GT.SRI024 terjadi jatuh
jatuh tegangan pada jurusan A pada gardu distribusi GT.SRI024 yakni sebesar
21,2 %. Untuk itulah dibuat sebuah solusi pemasangan transformator sisipan dan
uprating transformator yang nantinya akan mengurangi beban lebih dan dapat
GT.SRI024 Transformator ini berkapasitas 200 kVA yang terdiri dari dua jurusan
dan terletak di KP. Bonto Cinde, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan..
2
Sesuai dengan paparan di atas, maka penulis melakukan analisaterhadap
transformator pada gardu distribusi SRI024 yang sebelumnya sebesar 200 kVA,
ini adalah:
penyulang Pajalau?
tahun kedepan?
3
transformator sisipan, perbandingan keandalan dan biaya ekonomis pada
pemasangan transformator sisipan atau uprsting transformator, serta kondisi
transformator jika dilakukan uprating transformator dengan mensimulasikannya
menggunakan program ETAP. Selain itu dengan melihat bagaimana perkiraan
beban dalam beberapa tahun ke depan.
tahun ke depan.
wawasan lebih luas. Selain itu, juga sebagai bahan informasi atau
referensi bagi peneliti selanjutnya dalam skala yang lebih luas dan
4
2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lainnya melalui transmisi atau distribusi untuk memasok ke beban atau dari satu
pusat listrik dimana mempunyai pusat listrik dan beberapa unit generator yang
diparalel.
Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks
karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
1. Sistem Pembangkitan
2. Sistem Transmisi
Induk (GI).
3. Sistem Distribusi
Energi listrik dari gardu-gardu induk akan disalurkan oleh sistem
distribusi sampai kepada konsumen.
6
Ketika bagian utama (pembangkitan, transmisi, dan distribusi) tersebut
menjadi bagian penting dan harus saling mendukung untuk mencapai tujuan
utama sistem tenaga listrik yaitu penyaluran energi listrik kepada konsumen.
Sebuah sistem tenaga listrik yang baik harus mencakup :
1. Biaya pembangkitan yang minimal
2. Dapat memenuhi kebutuhan energi konsumen.
3. Menghasilkan energi listrik yang berkualitas dan andal.
2.1.1 Sistem Jaringan Distribusi Primer
saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan
yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran distribusi ini
direntangkan sepanjang daerah yang akan disuplai tenaga listrik sampai ke pusat
beban.
a. Sistem radial
Sistem distribusi dengan pola radial pada gambar 2.1 yaitu jaringan
yang hanya mempunyai satu pasokan tenaga listrik, jika terjadi gangguan
akan terjadi “black out” atau padam pada bagian yang tidak dapat dipasok.
7
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk
Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah
satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur
padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang
paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada
diujung saluran.
b. Sistem Loop
8
c. Sistem Spindel
Suatu pola kombinasi jaringan dari pola radial dan ring. Spindel
Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung
dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi
Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 2.4 merupakan salah satu
bagian dalam sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai
9
akhir atau konsumen.Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan
digunakan ialah sistem radial.Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi
bagian yang langsung berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini berfungsi
menerima daya listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan
sangat diperhatikan.
11
Gambar 2.5 Bagan Sistem Penyaluran Energi Listrik
2.3 Gardu Distribusi
Salah satu komponen dari sistem distribusi yang berfungsi untuk
antara lain:
- Gardu distribusi jenis beton seperti pada gambar 2.6 dibangun permanen
pada lokasi yang telah ditentukan. Umumnya gardu beton dibangun untuk
12
-
13
Gambar 2.8 Gardu Portal
Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas (PT. PLN (Persero),
2010a: 1)
1) Jenis Pemasangannya :
a) Gardu pasangan luar : Gardu portal dan Gardu cantol
b) Gardu pasangan dalam : Gardu beton dan Gardu kios
2) Jenis Konstruksinya :
a) Gardu Beton (bangunan sipil) : batu dan beton
b) Gardu Tiang : Gardu portal dan Gardu cantol
c) Gardu Kios
14
2.3.5 Komponen Gardu Distribusi
1) Transformator Distribusi
Transformator merupakan suatu alat listrik suatu alat listrik yang
dan sebaliknya atau dapat juga diartikan mengubah tegangan arus bolak-
balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan
2) Kabel Penghantar
Secara sederhana kabel penghantar pada gardu distribusi, yaitu terdiri
dari kabel turun dan kabel naik. Kabel yang digunakan adalah kabel
yang jenis single core, yaitu kabel NYY. Kabel turun yang
15
3 x 35+25 125
3 x 50+35 154
3 x 70+50 196
3 x 95+70 242
16
sistem magnetik dan bimetalic pada peralatan tersebut akan
(SPLN 64:1985:1).
Keterangan :
In = Arus nominal
S = Kapasitas transformator
Faktor kali 0,9 adalah faktor keamanan untuk beban trafo. Adapun
18
alat ukur, juga sebagai proteksi serta isolasi sirkit sekunder dari
sisi primernya.
Gambar 2.12 CT
5) Peralatan Switchingdan Pengaman sisi Tegangan Menengah
1) Fuse Cut Out (FCO)
rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus
terjadi gangguan arus maka fuse pada cut outakan putus, dan
Arrester (LA) sesudah Fuse Cut Out, dipilih Fuse Link tipe–H,
19
jika sebelum Fuse Cut Out (FCO) dipilih Fuse Link tipe–K.
bawah ini.
Keterangan
P = Kapasitas transformator
Adapun rating fuse link pada FCO bisa dilihat pada tabel 2.3
dibawah ini:
20
2) Lightning Arester (LA)
dipasang LA – 10 KA.
6) Konektor
Konektor adalah komponen yang dipergunakan untuk menyadap atau
SUTM dan pencabangan harus di depan tiang peletakan trafo dari arah
21
Gambar 2.15 konektor
7) Pentanahan/Pembumian Trafo
Pengukuran tahanan pentanahan trafo bertujuan untuk menetukan
tahanan antara besi atau plat tembaga yang ditanam dalam tanah yang
rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
22
tiap keperluan. Misalnya,untuk kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman
tegangan rendah adalah 380 V. Karena terjadi drop tegangan, maka pada tegangan
rendahnya dibuat di atas 380V agar tegangan pada ujung penerima tidak lebih
kecil dari 380V. Sebuah transformator distribusi perangkat statis yang dibangun
dengan dua atau lebih gulungan digunakan untuk mentransfer daya listrik arus
bolak-balik oleh induksi elektromagnetik dari satu sirkuit ke yang lain pada
frekuensi yang sama tetapi dengan nilai-nilai yang berbeda tegangan dan arusnya.
besar transformator memiliki efisiensi yang sangat tinggi yang berkisar di atas
23
yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok rugi-rugi utama
down 20/0,4 kV, tegangan phasa-phasa sistem JTR adalah 380 Volt, karena terjadi
drop tegangan maka tegangan rak TR dibuat di atas 380 Volt agar tegangan pada
terbuat dari bahan feromagnet akan terbentuk sejumlah garis-garis gaya magnet
(flux = ᶲ). Karena arus yang mengalir merupakan arus bola-balik maka flux
terbentuk pada inti akan mempunyai arah dan jumlah yang berubah-ubah. Jika
arus yang mengalir berbentuk sinus maka flux yang terjadi akan berbentuk sinus
pula. Karena flux tersebut mengalir melalui inti yang mana pada inti tersebut
terdapat lilitan primer dan lilitan sekunder maka pada inti primer dan sekunder
tersebut akan timbul ggl (gaya gerak listrik ) induksi, tetapi arah dari ggl induksi
80%. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama, isolasi pada transformator
mengalami kerusakan karena panas yang berlebihan yang berujung pada rusaknya
transformator.
24
2.4.1 Prinsip Kerja Transformator
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
secara magnetis melalui alur yang memiliki reluktansi rendah. Apabila kumparan
akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk
kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan
terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan
primer atau disebut sebagai induksi bersama yang menyebabkan timbulnya fluks
magnetisasi).
25
a. Menukar transformator atau mutasi transformator (change) antar
transformator yang mengalami overload dan pembebanan rendah yang
sudah terpasang.
b. Mengalihkan sebagian beban (daya terpasang) yang dipikl
Transformator yang telah mengalami overblast ke Transformatr
terdekat yang masih memungkinkan untuk dapat memikul beban
tambahan (Split beban).
c. Menyisipkan transformator baru diantara transformator yang tela
mengalami overblast/overload dengan beban yang paling ujung (sis i
pelanggan) atau dengan kata lain menambahkan transformator sisipan.
d. Mengganti transformator yang mengalami overload/overblast dengan
menaikkan kapasitas transformator (uprating).
2.6 Transformator Sisipan
Membantu transformator distribusi yang sudah ada, yang mengalami
pembebanan berlebih atau untuk memperbaiki keadaan dimana jaringan
mengalami jatuh tegangan yang tinggi. Hal ini dengan cara memindahkan beban
dari satu saluran kepada satu saluran yang berbeda dari transformator yang sudah
ada ke transformator sisipan.
Beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh PT.PLN untuk menambah
tranformator atau gardu sisipan adalah :
1) Trafo sebelumnya sudah overload
Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi
kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi
arus beban penuh (full load) dari trafo. Over load akan menyebabkan trafo
menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga
mengalami beban lebih. Beban lebih (overload) terjadi karena kebutuhan dala
masyarakat yang semakin meningkat atau karena adanya gangguan beban dalam
singkat. Dengan adanya peningkatan beban yang terjadi, maka perlu adanya
penghantar. Drop tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbandin
lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas
atau dalam besaran Volt. Tegangan drop secara umum adalah tegangan yang
digunakan pada beban. Sesuai dengan standar tengangan yang ditentukan oleh
PLN (SPLN), perancangan jaringan dibuat agar drop tegangan di ujung diterima
10%.
Vs−Vr
ΔV = x 100%.................................................................... (4)
Vr
Dimana :
menggunakan persamaan:
27
(ΔV) = I Z (Volt)………………………………………………… (5)
Dan
Z = (Ohm/km)………………………...…………………...............(6)
Dimana:
c. Panjang Saluran
d. Faktor daya
2.8.1 Beban
Semakin besar arus yang mengalir pada saluran maka akan semakin besar
pula drop tegangannya, sehingga tegangan pada ujung penerimaan akan menjadi
28
distribusi.Karena pemakaian dari beban ini tidak bersamaan dalam penggunaanya
dipasok dari transformator distribusi dengan sistem 3 fasa 4 kawat mengalir arus
Besarnya nilai tahanan dari suatu penghantar / saluran dapat dilihat dari
rumus berikut :
L
R = 𝑝 A x 100%.................................................................... .........(7)
Dimana :
R = Resistansi (ohm)
umum berbanding lurus dengan panjang saluran. Semakin besar panjang saluran,
maka semakin besar pula nilai drop tegangan. Hal ini disebabkan dalam saluran
Faktor daya merupakan hal yang penting dalam jaringan distribusi, pada
kondisi faktor daya rendah, arus yang mengalir akan meningkat. Sehingga, drop
tegangan pada penghantar akan menjadi lebih besar. Pengaruh dari drop tegangan
29
akan mengakibtkan burukya nilai regulasi tegangan pada sistem. Ketika factor
daya bernilai rendah, drop tegangan akan menjadi besar, sehingga nilai tegangan
di ujung pelanggan menjadi kecil bila dibandingkan dengan nilai tegangan di sisi
pengirim ketika pada kondisi tanpa beban, dimana arus tidak ada yang mengalir.
Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat
S=√3.𝑉.I………………………………………………………………….(8)
Di mana:
I = Arus (A)
menggunakan persamaan :
S
IFL = V.√3………………………………………………………………….(9)
Dimana :
berikut :
Irata−rata
%beban = X 100%......................................................................(10)
IFL
30
Rumus untuk menghitung Irata-rata adalah :
Ir+Is+It
Irata-rata = ….…………………………………….(11)
3
Dimana :
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek kajian pada Tugas Akhir ini adalah persentase pembebanan trafo
pada saat sebelum dan setelah dilakukan transformator sisipan di PT. PLN
langkah– langkah yang terstruktur agar laoran Tugas Akhir dapat dikerjakan
penulis:
32
2. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan kasus penelitian yang
dan dokumentasi.
33
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini, antara lain
sebagai berikut.
1. Metode Literatur
2. Metode Observasi
3. Metode Pengukuran
Penulis melakukan pengukuran langsung pada
TransformatorDistribusi GT SRI024 Penyulang Pajalau untuk
mendapatkandata-data yang berkaitan dengan drop tegangan guna
dianalisa secarateoritis maupun dengan menggunakan simulasi ETAP.
3. Metode Wawancara
4. Metode Dokumentasi
34
yang terkait dengan hasil penelitian mengenai analisa manajemen
Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah analisa
deskriptif dan simulasi. Data-data pada transformator dan jaringan distribusi yang
menggunakan perangkat lunak ETAP 19. Dari hasil simulasi tersebut penulis
35
BAB IV
SRI024 yang merupakan salah satu transformator distribusi yang ada pada
Selatan.
itulah yang terjadi pada transformator distribusi GT. SRI024 yang mengalami
beban lebih dan mengakibatkan terjadinya drop tegangan di ujung sisi pelanggan.
Untuk itulah dibuat sebuah solusi pemasangan transformator sisipan dan uprating
transformator yang nantinya akan mengurangi beban lebih dan dapat memperbaiki
Transformator ini berkapasitas 200 kVA yang terdiri dari dua jurusan dan terletak
di KP. Bonto Cinde, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Dibawah ini
36
Gambar 4.1Transformator Distribusi GT.SRI024 Penyulang Pajalau
37
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Beban Trafo GT. SRI024 Sebelum Penambahan
Transformator Sisipan
HASIL
DATA TRAFO PENGUKURAN
PENAMPANG BEBAN (A) TEGANGAN
UJUNG F-N
KAP. PRIM/SEK R S T N
A NYFGBY 116 133 118 88 227
4X70 mm2
200 20Kv/400V A NYFGBY 65 63 92 88 393
kVA 2
4X70 mm
TOTAL 181 196 210
38
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Beban Transformator GT. SRI024 Setelah
△V(R) = 21,39%
39
Untuk mengetahui persentase jatuh tegangan untuk masing-masing
fasa tiap jurusan maka digunakan rumus diatas. Hasil perhitungan dapat
jurusan A tidak sesuai dengan standar PLN nomor 1 tahun 1995 yaitu -10%
kapasitas beban 100 kVA seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.
40
4.2.3 Perhitungan Persentase Jatuh Tegangan pada Transformator Distribusi
persamaan (5) dengan menggunakan data hasil pengukuran pada tabel 4.4 sebagai
berikut:
△V(R) = 2,48%
fasa tiap jurusan maka digunakan rumus diatas. Hasil perhitungan dapat
JATUH TEGANGAN(%)
JURUSAN
R S T F -F Rata-rata
41