Anda di halaman 1dari 4

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Pemerintah

Kabupaten Muaro Jambi


Angkatan :
Nama Mata Pelatihan : Pelatihan Wawasan Kebangsaan
Nama Peserta : Arni Widya Sari, S.P
No Daftar Hadir :1
Lembaga Penyelenggara
Pelatihan : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Muaro Jambi

Peralihan penggunaan pupuk dalam usahatani masyarakat Desa


Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi

I Pendahuluan / Latar Belakang


Pertanian hingga saat ini masih dinilai sebagai sektor penggerak
perekonomian indonesia yang penting. Di masa pandemi Covid 19 seperti saat ini
pertanian masih menjadi sektor yang memiliki ketahanan yang paling tinggi
dibanding sektor lainnya. Ketangguhan sektor pertanian sebagai fondasi
pembangunan ekonomi suatu negara juga telah dibuktikan oleh negara tetangga
seperti Thailand (Said, 1999).
Keberhasilan sektor pertanian sebagai sektor yang handal dan tangguh
tentunya tidak terlepas dari peran atau daya dukung seluruh aspek sehingga
mendorong kemampuan yang cepat dari sektor ini untuk beradaptasi pada
berbagai kondisi termasuk kondisi pandemi seperti sekarang ini. Akan tetapi, jika
dikaji lebih mendalam di tingkat masyarakat, ternyata masih banyak terdapat
kekurangan atau adanya masalah di sekitar proses kegiatan usahatani di
masyarakat. Sebagaimana halnya kegiatan usahatani masyarakat di Desa Sungai
Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi sampai saat ini dinilai
masih belum memiliki basis yang kuat berdasar analisis kemampuan sumberdaya
lokal, sehingga dalam pelaksanaannya menghadapi banyak kendala salah
satunya kemampuan dalam pengadaan sarana dan prasarana pertanian.
Menurut Suprapto (1999), pengembangan kebijakan pertanian yang ideal
memerlukan dukungan hal-hal berikut :
(1) Kebijakan makro yang konsisten,
(2) Penguasaan tehnologi;
(3) Dukungan sarana dan prasarana;
(4) Dukungan sumber daya manusia;
(5) Dukungan kelembagaan
Sarana dan prasarana pertanian merupakan modal penting bagi petani
untuk melaksanakan kegiatan pertanian. Kendala dalam usahatani masyarakat di
Desa Sungai Gelam adalah kondisi ekonomi mereka yang tidak mampu
mengimbangi kenaikan harga sarana pertanian terutama pupuk kimia. Hal ini
berdampak pada penggunaan pupuk yang tidak sesuai dosis sehingga
mempengaruhi hasil pertanian menjadi tidak optimal. Sementara kesadaran petani
akan penggunaan pupuk organik juga masih sangat minim.
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan permasalahan dan potensi
untuk menanggulangi masalah yang berhubungan dengan penggunaan pupuk
dalam usahatani masyarakat di Desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam
Kabupaten Muaro Jambi.

I. Gambaran Keadaan Desa Sungai Gelam


Secara administratif, Desa Sungai Gelam terletak di Kecamatan Sungai
Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Secara astronomis, Desa
Sungai Gelam terletak pada titik 03°38'0''S,103°42'40''E 01°4'0''S,104°1'0''ST
dengan ketingian wilayah desa berada di 79 – 209 Mdpl dengan topografi wilayah
bergelombang.
Total luas wilayah Desa Sungai Gelam berdasarkan pemetaan partisipatif
DMPG 2021 adalah sekitar ± 23.489,8 hektare. Desa Sungai Gelam secara
administrasi berbatasan langsung dengan:
1. Sebelah Utara : Desa Tangkit (ditandai dengan Sungai Buyung), Desa
Parit (ditandai dengan Sungai Lubuk Blido), Desa Sumber Agung (ditandai
dengan HGU Borneo), Desa Gambut Jaya (ditandai dengan kanal PT
BGR), dan Kecamatan Kumpeh Ulu (ditandai dengan dengan Sungai
Kenari)
2. Sebelah Selatan : Desa Talang Kerinci (ditandai dengan Sungai Sukinah
dan Sekap Dalam), Desa Ladang Panjang (ditandai dengan Sungai Marga
Lima), Desa Petaling Jaya (ditandai dengan HGU PT BGR), Desa
Mingkung (ditandai dengan TPU desa Mingkung), Desa Trimulya Jaya
(ditandai dengan HGU PT BGR), dan Provinsi Sumatera Selatan (ditandai
dengan patok tapal batas).
3. Sebelah Timur : Kecamatan Kumpeh Ilir dan Provinsi Sumatera Selatan
(ditandai dengan patok tapal batas)
4. Sebelah Barat : Desa Kebon IX (ditandai dengan patok tapal batas) dan
Desa Tangkit (ditandai dengan patok tapal batas).
Di Desa Sungai Gelam, Petani sawit merupakan mata pencaharian paling
besar di desa disusul dengan petani karet, pangan dan hortikultura. Dua
komoditas ini merupakan tanaman yang banyak ditanam oleh petani. Ada
sebanyak 32 kelompok tani di Desa Sungai Gelam yang terbagi menjadi kelompok
tanaman perkebunan dan tanaman pangan serta hortikultura.

II. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, dapat diindentifikasikan
masalah yang terjadi yaitu:
 Tingginya harga pupuk kimia
 Kondisi ekonomi sebagian besar petani di Desa Sungai Gelam terbilang
masih rendah
 Kurangnya kesadaran penggunaan pupuk organik dalam usahatani
masyarakat Desa Sungai Gelam
 Penggunaan pupuk yang belum berimbang dalam usahatani masyarakat
Desa Sungai Gelam

III. Alternatif Pemecahan Masalah


Dalam mengatasi berbagai masalah diatas, hal yang dapat dilakukan
adalah dengan pendekatan kepada petani dengan komunikasi yang tepat, serta
memberikan contoh langsung kepada petani. Hal ini diharapkan dapat mengubah
perilaku petani dalam penggunaan pupuk untuk peningkatan hasil produksinya.
1. Memberikan pengetahuan kepada petani tentang dampak negatif
penggunaan pupuk kimia berkepanjangan dan keuntungan penggunaan
pupuk organik.
2. Mengajak petani untuk beralih dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk
organik
3. Mengajak petani praktik langsung pembuatan pupuk organik baik
kompos maupun pupuk cair
4. Memberikan contoh pengaplikasian pupuk yang berimbang
Selain itu, kesadaran sumber daya manusia khususnya petani yang
menjalankan usahatani mutlak diperlukan. Dalam konteks pembangunan pertanian
berkelanjutan, peningkatan keberdayaan petani dapat dilaksanakan melalui
pendekatan sistem dan usaha merubah pola pikir dan kebiasaan petani.
Pemberian pengetahuan dan contoh praktik langsung diharapkan mampu
meningkatkan kesadaran petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan
ekonomi masyarakat.

IV. Kesimpulan dan Saran


 Kesimpulan : Kenaikan harga pupuk kimia berpengaruh terhadap
penurunan produksi pertanian. Sehingga perlu adanya peralihan dari
penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik sehingga mampu menekan biaya
produksi.
 Saran : Pendekatan penyuluh terhadap petani perlu dilakukan untuk
mengubah kebiasaan petani dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik.
Selain itu pemerintah perlu lebih memperhatikan kebijakan harga sarana
pertanian sehingga terjangkau oleh petani.

V. Daftar Pustaka
Gumbira – Said, E. 1999. Belajar bangkit dari Thailand. Semarang.
Suprapto, A. Faktor essensial dan faktor pemacu pembangunan agribisnis dan
agroindustri. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai