ABSTRAK
METODOLOGI
Dari reaksi tersebut dapat dilihat bahwa seperti pada pencucian sebelumnya,
OH pada KOH menyerang unsur H pada akuades digunakan untuk mengikat
metanol untuk membentuk senyawa H2O, senyawa-senyawa polar untuk terpisah
sedangkan unsur K tersebut akan dari senyawa non polar. Sehingga akan
bergabung dengan CH3O untuk terbentuk tiga lapisan yaitu wrna kuning
membentuk K-metanolat (metil ester), putih (n-heksan) dan bening
Ketika larutan KOH telah larut di (air).
dalam metanol dan telah mencapai suhu Untuk memurnikan metil ester
65℃ yang merupakan suhu optimum tesebut hingga tidak terdapat lagi pelarut
untuk campuran tersebut bereaksi, maka atau senyawa lain didalamnya maka perlu
akan ditetesi minyak kelapa sawit dilakukan penambahan natrium sulfat.
sebanyak 40 ml kedalam larutan K- Natrium sulfat ini dapat mengikat sisa-sisa
metanolat tersebut. Minyak merupakan air yang masih tertinggal di dalam metil
golongan lipida sebagai trigliserida yang ester.
berasal dari gliserol dan asam lemak Reaksi yang terjadi pada
berantai C panjang (Mulyono, 2009). pembentukan metil ester melalui metode
Campuran tersebut kemudian akan di tranesterifikasi adalah
refluks selama kurang lebih 2 jam.
Ketika telah terbentuk metil ester
maka akan dilakukan proses ekstraksi
untuk memisahkan antara metil ester dan
sisa-sisa reaktan yang terdapat pada metil
ester. Ekstraksi dilakukan dengan
melakukan penambahan 10 ml akuades
dan 1 ml HCl 5 M. Campuran kemudian
Pada reaksi tersebut, dapat dilihat bahwa
dikocok selama 5 menit dan didiamkan
terjadi pemutusan ikatan antara C dan O
hingga terbentuk dua fasa.
pada gugus pertama. O yang bersifat
Akuades merupakan senyawa yang
elektronegatif akan menarik elektron yang
bersifat polar. Penggunaan akuades
dimiliki oleh C untuk menstabilkan dirinya.
bertujuan untuk mengikat senyawa-
Hal ini menyebabkan atom C menjadi
senyawa yang bersifat polar sehingga
bermuaatan parsial positif dan O bermuatan
terpisah dari senyawa non polar, sehingga
parsial negatif. Atom C tersebut akan
akan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas
diserang oleh atom O dari senyawa metoksi
merupakan lapisan organik atau lapisan
karena kekurangan elektron sehingga
metil ester dan lapisan bwah merupakan
reaksi yang terjadi adalah
akuades dan senyawa polar lainnya.
Sedangkan HCl berfungsi untuk mengikat
senyawa metoksi yang dihasilkan dari
reaksi sehingga membentuk gliserol.
Kemudian diambil lapisan atas yang
mengandung metil ester untuk diekstraksi
kembali dengan 10 ml n-heksan. N-heksan
berfungsi untuk memisahkan metil ester
dengan sisa-sisa senyawa polar yang
masih tertinggal sehingga akan diperoleh
metil ester murni. N-heksan ini memiliki Pada tahap kedua , terjadi pemutusan
sifat non polar. ikatan antara atom C dan O pada gugus
Lapisan atas diambil kembali dan kedua. Mekanisme yang terjadi sama
dicuci dengan akuades sebanyak 10 ml, dengan pemutusan atom C dan O pada
gugus pertama. Dimana atom C akan Secara umum reaksi yang terjadi adalah
bermuatan parsial positif, sehingga atom ini
akan diserang oleh atom O dari metoksi
karena kekurangan elektron. Dengan reaksi
sebagai berikut
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah
Setelah itu akan terjadi penyerangan oleh bahwa sintesis metil ester dengan metode
atom O pada gugus pertama terhadap atom transesterifikasi dilakukan dengan
H dari senyawa HCl yang ditambahkan mereaksikan trigliserida dari minyak dan
bersamaan dengan akuades pada proses metanol menggunkan katalis basa untuk
ekstraksi. Reaksi yang terjadi adalah mempercepat reaksi dengan proses refluks
dan ekstraksi. Katalis basa yang digunakan
tersebut yang memebedakan antara
metode transesterifikasi dan esterifikasi,
dimana pada metode esterifikasi
menggunakan asam sebagai katalisnya.