Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagaikan urat nadi dalam kehidupan artinya pendidikan sangat

dibutuhkan dalam kehidupan, hal itu tanpa alasan, sangat penting pendidikan

dalam kehidupan, manusia memerlukan pendidikan, persoalannya sejak kapan

manusia memerlukan pendidikan, dan kapan pendidikan itu diberikan kepada

manusia, dua pertanyaan ini menjadi penting karena ingin melacak, antara

pendidikan dan manusia tidak bisa dipisahkan, manusia memerlukan pendidikan

sejak pra natal1, indikasi ini akan terlihat ketika Tuhan menanyakan tentang

konsep ke Tuhanan seperti apa? Dengan pertanyaan, apakah Aku ini Tuhan-mu?

Manusia menjawab iya Allah adalah Tuhan kami 2, pengakuan yang dilontarkan

oleh Tuhan kepada manusia, menandakan, manusia butuh pendidikan yang benar

yaitu pendidikan yang bersumber dari Tuhannya. Tak aneh menurut para ahli, usia

dalam kandungan walaupun secara kasat mata tidak meninggalkan kesan

verbalistik (kata-kata), tetapi meninggalkan tanda, isyarat bahwa pendidikan yang

benar dari Allah SWT.

Semenjak lahir, manusia butuh pendidikan, mengenal iklim sekitarnya,

dengan merasakan perbedaan situasi antara di dalam perut dengan dunia yang

lebih luas, selain itu belajar membedakan suara ibunya, dengan orang lain, dan

1
Kendatipun bayi masih diperut ibu, tetapi komunikasi bayi sudah bisa merespon apa yang
diucapkan ibunya, ayahnya, karena itu, sejatinya ibu bayi itu sering membacakan ayat-ayat
Qur’an supaya bayi yang ada dalam janin mendengarkannya
2
‫الست بربكم قالوابلى نحن شهدنا‬

1
belajar merasakan nyaman dan tidak saat, pipis, buang air besar dan lainnya, pada

hari ketujuh3, syari’at Islam mengajarkan supaya menyembelih aqiqah bagi yang

mampuh, laki-laki 2 kambing dan perempaun 1 kambing, masuk usia 3 tahun anak

dikenalkan dengan ragama benda-benda, nama-nama, binatang-binatang dan yang

lainnya.

Menginjak usia 5 tahun, anak mengenalkan tentang pungsi dan keutamaan

berteman, dan membedakan mana temen laki-laki dengan perempuan, menginjak

usia 7 tahun anak juga belajar, tentang imajinasi yang membentuk dirinya, karena

itu, supaya imajinasi itu diisi dengan baik, Nabi Muhamad mengajarkan supaya

anak bisa belajar shalat, didiklah anak-anakmu untuk shalat. Sebagaimana dalam

hadits Nabi saw, diriwayatkan oleh Abu Dawud dari sabrah Ibn Ma’bad al-Juhani

radhiallohu ‘anhu :

‫بع‬33‫غ س‬33‫الة ادا بل‬33‫بي بالص‬33‫روا الص‬33‫ م‬: ‫لم‬33‫ه وس‬33‫قال رسول هللا صلى هللا علي‬

‫ وادا بلغ عشرة سنين فاضربوه عليها‬,‫سنين‬

Qoola Rosuulullohi saw, muruu ash-shobiyya bish-sholaati idza balagho


sab’a siniina, wa idza balagho ‘asyrota siniina padribuuhu ‘alaiha

Rasululloh saw bersabda: Perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat

apabila telah sampai tujuh tahun, dan apabila telah sampai umur sepuluh tahun

pukulah dia

3
Aqiqah adalah cara yang disunahkan oleh Rasul di saat jabang bayi sudah berumur 7 hari, -,
selain itu juga, supaya rambutnya dipotong, lihat hadis Bukhori dalam bab Aqiqah
‫ عن الغالم شاتان متكافئتان وعن الجارية شاة‬,‫العقيقة حق‬
Al’aqiqatu haqqun, ‘anil ghulami syataani mutakapiataani, wa ‘anil Jariyati syatun
Aqiqah itu benar, untuk dua anak laki-laki dua ekor lambing yang sama, dan untuk anak
perempuan satu ekor kambing

2
Menginjak usia remaja, anak belajar doktrin agama, terutama, tentang hak

dan kewajiban dia, kepada tuhan, orang tua, lingkungan dan yang lainnya, dontrin

agama itu diajarkan ketika usia 7 tahun sampai remaja, “menu” pendidikannya

sangat berbeda, ditopang metode dan penyajian pendidikan, menginjak usia

dewasa, anak dididik tanggung jawab terhadap beban seorang muslim jika

menginjak dewasa, sudah memiliki tanggung jawab amal, anak laki-laki ditandai

dengan ihtilam, artinya mimpi basah, kalau anak perempuan dengan datang bulan

atau datang haid. Karena itu anak-anak yang sudah baligh, pendidikannya adalah

melakukan ibadah dengan baik dan benar, serta menjelaskan jika tidak

melaksnakan perintah Allah, dan menjauhi larangannya, mendapat dosa. Semua

itu dalam psikologi pendidikan ada tahapannya, mulai dari psikologi pra natal,

psikologi anak, psikologi perkembangan remaja, dan psikologi dewasa4.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan, manusia tidak bisa

dipisahkan dengan pendidikan, pendidikan itu tujuannya adalah memanusiakan

manusia5, pertanyaannya adalah, kenapa pendidikan tujuannya adalah

memanusiakan manusia? Adakah manusia yang tidak manusia, merujuk dari

pertanyaan tadi, akan di jawab dalam Surat asy-Syam, Allah berfirman :

َ ‫َفَأ ْل َه َم َها فُج‬


‫ُور َها َو َت ْق َوا َها‬

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya, (Q.S. Asy-Syam, [91] : 8)

Merujuk pada ayat di atas, manusia memiliki dua potensi, yaitu potensi

kearah kefasikan atau fujur, diartikan dosa, dia melakukan dosa, dengan

4
Zakiah Derajat, Psikologi Perkembangan, MuhibinSyah, Psikologi Pendidikan
5
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan

3
melupakan Allah, melakukan kemaksiatan, melanggar perintah Allah, melakukan

apa yang dilarang Allah, dan memiliki potensi melakukan, kebaikan atau

ketakwaan. Karena ada potensi melakukan dosa, jadi dirinya sudah tidak

terkontrol dari bisiskan kebenaran, Abudin Nata6—guru besar pendidikan Islam

UIN Jakarta—menjelaskan, akibat dari potensi buruk ini, manusia diklaim

jahiliyah, akhlaknya jauh dari petunjuk Tuhan, Abdul Kodir menambahkan 7,

bahwa ahlak jahiliyah sudah tidak ada rasa malu, seperti sudah terang-terang

melakukan dosa-dosa, selain itu, mereka secara pendidikan akidah, disebut

politeisme, artinya bertuhankan banyak, mereka dilihat dalam pendidikan

akidahnya sangat menyimpang dari petunjuk Allah, mereka bukan tidak percaya

Allah, tetapi mereka percaya selain Allah, inilah yang disebut keyakinan

berhalaisme8. Hal ini bertentangan dengan firman Allah : Q.S. An-Nisa : 36)

‫َواعْ ُب ُدوا هَّللا َ َوال ُت ْش ِر ُكوا ِب ِه َش ْيًئ ا‬


Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
pun.
Dalam sisi pendidikan Ibadah, mereka menyembah benda-benda yang tidak

bisa mendatangkan manfaat, juga tidak bisa melolak bala, dari sisi pendidikan

akhlak, mereka menghalalkan segara cara, menghalalkan jinah, padahal perbuatan

jinah merupakan dosa besar, menghalalkan minuman khomer yang diharamkan,

dan lain sebagainya. Dalam segi muamalah, mereka menghalalkan riba,

menghalalkan berbagai kecurangan, termasuk mengurangi takaran dan timbangan.

6
Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam
7
Abdul Kodir, Op.Cit
8
Afif Muhamad, Dari Teologi ke Idiologi

4
Sedangkan di dalam al-Qur’an sudah dijelaskan haramnya mengurangi timbangan

dan takaran, sebagai berikut :

‫ َوِإ َذا َك***الُو ُه ْم َأ ْو‬.‫ون‬ ِ ‫اك َت***الُوا َع َلى ال َّن‬


َ ُ‫اس َي ْس*** َت ْوف‬ ْ ‫ِين ِإ َذا‬ َ ‫َويْ*** ٌل ل ِْل ُم َط ِّفف‬
َ ‫الَّذ‬. ‫ِين‬

َ ‫َو َز ُنو ُه ْم ي ُْخسِ ر‬


‫ُون‬

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang

yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan

apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

(Q. S. Al-Muthofifin : 1-3)

Kecenderungan untuk berbuat jelek, Allah memberikan selebar-lebarnya

kebaikan, dan menutup pintu lebar kesempatan berbuat jelek, ketika umat

manusia berniat melakukan kebaikan, seperti berencana ingin bangun malam

untuk tahajud, tetapi kesingan tidak bisa dilaksnakan, teteap mereka dapat pahala,

berbeda jika punya niat kejelekan, seperti berencana bangun malam, niat untuk

mencuri, tetapi tidak jadi kesiangan, dia tidak dicatat dosa. Tapi jika dia memaksa

melakukan pencurian, maka dia dapat perbuatan dosa

Ruang gerak kebaikan akan selalu terbuka lebar, dengan berbagai hadiah

yang luar biasa, ilustrasi seperti menginfakan harta di jalan Allah, dia akan di

balas oleh Allah, dengan tujuh puluh bulir, setiap bulir, dilipatkan 10x lipat dan

Allah akan melipatkan apa yang dia kehendaki. Ayat ini spirit dari Allah untuk

selalu berinfak dan melaukan berbagai kebaikan, supaya manusia dapat investasi

pahala kebaikan.

Potensi kebaikan dan kejelekan akan terus saling tarik menarik dalam jiwa

manusia, pengaruh mana yang lebih kuat, kebaikankah? Atau kejelekankah?

5
Supaya bisa memproteksi terhadap kemungkinan pengaruh dosa, dibutuhkan

pendidikan dan pembinaan, supaya hati manusia tetap ada dalam bimbingan Allah

SWT.

Pendidikan akhlak bisa diterapkan kepada siapa saja, tidak hanya diberikan

kepada para siswa di sekolah formal, juga bisa diberikan kepada pendidikan non

formal, seperti majelis ta’lim-majelis ta’lim atau pembinaan akhlak para karyawan

di sebuah tokoh seperti Toserba Selamat. Pendidikan akhlak bagi karyawan

Toserba Selamat Cianjur bagian dari program pembinaan, yang sudah

dicanangkan oleh supervisi toserba selamat hal dilakukan supaya para karyawan

mendapat santapan ruhani, tidak jauh dari Allah, menanamkan kejujuran, rasa

amanah, dan kepercayaan, tujuannya sudah jelas, meredam potensi berbuat tidak

baik, curang, mencuri dan lain sebagainya, membuka melakukan kebaikan,

bagaimana cara melakukannya, seperti apa materi dan metodenya dan bagaimana

kurikulumnya, pertanyaan-pertanyaan itu menjadi penting dan diangkat menjadi

bahan penelitian Skripsi d engan mengangkat judul,

Implementasi Pendidikan Keagamaan pada Karyawan Diperusahaan

Ritel (Studi Kasus di Perusahaan Toserba Selamat Cianjur)

6
B. Identifikasi Masalah

Bekerja di perusahaan ritel memeiliki kesempatan yang luar biasa untuk

berkarir dan merauk keuntungan, hal itu menjadi kenyamanan oleh setiap insane,

karena sudah punya penghasilan tetap, akan tetapi, dibalik kenyamanan itu,

tergores bisikan jahat yang tak bisa terbaca oleh setiap insane, Karenna niat itu

ada dihati yang diwujudkan dalam bentuk:

1. Penggelapan uang perusahaan ritel;

2. Memanipulasi data Perusahaan ritel keuangan;

3. Berdustaka ke pelanggan,

4. Menggelapan uang dan sejumlah rencana kejahatan lainnya

C. Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang Masalah di atas, penelitian Skripsi ini akan

merumuskan dengan beberapa pertanyaan, sebagai berikut :

1. Apa Kurikulum yang dipakai dalam pendidikan keagamaan pada Karyawan

Toserba Selamet?

2. Materi apa saja yang akan disampaikan pada Pendidikan Keagmaan pada

Karyawan Toserba Selamat Cianjur?

3. Bagaimana Implementasi Keagamaan pada Karyawan Toserba Selamat

Cianjur?

7
D. Tujuan Penelitian

Setiap rencana pembuatan penelitian sudah barang tentu membutuhkan


tujuan, supaya

1. Untuk mengetahui Kurikulum yang dipakai dalam pendidikan keagamaan

pada Karyawan Toserba Selamet!

2. Untuk mengetahui Materi yang akan disampaikan pada Pendidikan

Keagmaan pada Karyawan Toserba Selamat Cianjur!

3. Untuk mengetahui Implementasi Keagamaan pada Karyawan Toserba

Selamat Cianjur!

E. Kegunaan Penelitan

1.Kegunaan Secara teoritis

a. Untuk menambah khazanah pemikirah khusunya dikalangan akademiik,

umumnya para pembaca, para penela’ah

b. Membiasakan dalam tradisi ilmiah, yang setiap saat jangan pernah henti untuk

selalu dalam sebuah kajian ilmiah

2. Kegunaan secara praktis

a. Untuk menambah wawasan dan keilmuan terutama dalam masalah pendidikan

keagmaan yang dipandang sangat urgen

b. Untuk menambah deretan keilmuan yang selama ini masih minim dan sangat

angkal

8
F. Kerangka Berpikir

Manusia menurut Ibn Kholdun, manusia adalah makhluk sosial, yang

disebut dengan al-insanu makhluk ijtima’iyyah, dia berkumpul dan berteman,

berkomunukasi, dan berserikat, membuat sebuah tujuan, membuat sebuah

organisasi, dalam satu tujuan yang sama9, namun perkumpulan ini, sesekali

memiliki kepentingan tersendiri juga memiliki kepentingan yang berbeda-beda,

tak lepas itu semua, berkumpulnya manusia seperti dalan sebuah belajar,

mengindikasilan bahwa dia memiliki fitrah kearah sana.

Perkumpulan manusia meminjam istilah Ibn Kholdul ada perkumpulan

kesukuan, kalau di mahasiswa ada Himpunan Mahasiswa Cianjur, perkumpulan

ke daerahan, seperti ikatan orang Cianjur yang sedang bekerja di luar daerah nun

di sana, perkumpulan ada satu keyakinan, Nahdatul Ulama (Nu) Muhamadiyah,

Serikat Islam (SI), Persatuan Islam (Persis) dan lain sebagainya

Perkumpulan ini, menjadi hal yang positif dan fitrah bila memiliki tujuan

yang baik, apalagi untuk menegakan kehidupan yang maslahat dalam mencari

ridha yang baik, tetapi tidak semua perkumpulan nmanusia orang-orang baik,

bertujuan yang baik, berkeinginan yang baik pula, ada perkumpulan pencopet,

perkumpulan anak-anak berandalan, inilah potensi jahat manusia ada dalam

dirinya, selain potensi baik, karena itu diperlukan sebuah pendidikan akhlak, atau

pembinaan akhlak.

Sebagaimana kita ketahui, dalam salah satu haditsnya Rasulullah Muhamad

menjelaskan tentang, tugas dakwah beliau, tiada lain adalah memperbaiki

pendidikan akhlak yang ruksak, masyarakat Arab dalam sejarah, memiliki akhlak
9
Augus Comte, Sosiologi Umum

9
yang ruksak, dan jauh dari petunjuk Tuhan, ini bisa dilihat dalam Sejarah

Peradaban Islam, mereka sebagai penyembah berhala, menuhankan materi, benda

dan apa saja yang diyakini oleh mereka, akidah, ibadah, dan akhlak mereka seperti

yang diilustrasikan Abudin Nata bagaikan sebuah kegoncangan yang dahsat,

sehingga berdampak kondisi yang caos dalam kehidupan mereka. Diperpuruk

lagi, mereka menghalalkan perjinahan, menghalalakan perjudian dan memeras

yang lemah, membunuh yang lemah dan sebagainya. Nash Qur’an yang

mengharamkan perjinahan sebagai berikut:

‫ان َفا ِح َش ًة َو َسا َء َس ِبيال‬ ِّ ‫َوال َت ْق َربُوا‬


َ ‫الز َنا ِإ َّن ُه َك‬
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu

perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.

(Q.S. Al-Isra : 32)

Dalam kondisi seperti itu, dia (Nabi Muhamad) hadir sebagai single fitger

dan melawan arus jahiliyah yang dahsyat, gelombang jahiliyah yang luar biasa,

sehingga wajar saja, mereka merasa ‘kebakaran jenggot’, dan kemapanan mereka

terusik, hukum ekonomi ribawi, dihancurkan dengan cara syari’ah, kedzoloman,

kecurangan dalam transaksi, diganti dengan keadilan, dan kemaslahatan.

Kendati banyak pertentangan yang dahsyat, tetapi di balik itu, sedikit demi

sedikit ada pengikutnya yang siap menemani perjuangan mereka, seperti Saydina,

Abu Bakar dari kalangan orang tua, Ali dari kalangan anak muda, Siti Khodijah

dari kalangan perempuan, Usman Ibn Affan dari kalangan konglomerat, dan Bilal

dari kalangan hamba cahaya.

10
Nabi Muhamad mengajak keluarga nya dulu, supaya mudah dan dibuat satu

gelombong pemahaman yang sama, satu visi dan misi yang sama, inilah satu

strategi pendidikan moral dalam perjuangan dakwah beliau, karena itu, pendidikan

yang diketengahkan di saat kondisi masyarakat seperti ini adalah pendidikan

akidah yang benar dan kuat. Menghapus berbagai kemusrikat, meneguhkan

keimanan kepada Allah dan menetuhkan ketauhidan, hanya Allah SWT yang Satu

yang wajib disembah, hanya kepada Allah kami beribadah, dan hanya kepada

Allah kami memohon pertolongan (Al-Fatihah : 5)

ُ ‫ك نَ ْست َِع‬
‫ين‬ َ ‫ِإيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َوِإيَّا‬

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah

kami mohon pertolongan

Setelah banyak orang-orang masuk Islam, pendidikan beralih pada

pendidikan ibadah yang benar, menghapus penyembahan berhala, dan patung

patung dan menyembah Allah yang Esa10, dengan pendidikan akidah yaitu

tauhiduloh, dan pendidikan Ibadah hanya menyembah Allah, berarti Rasulullah

telah melakukah separuh perjuangan, langkah berikutnya adalah pembinaan

akhlak, karena membina orang-orang yang sudah masuk Islam, dan pembinaan

muamalah11

10
Abudin Nata, Op.Cit
11
Abdul Kodir, Op.Cit

11
Tabel 1 Kerangka Berpikir

Pendidikan
Jahiliah

Pendidikan Pendidikan Pendidikan


Pendidikan
akidah Ibadah AKhlak,
Muamalah
Politeisme Berhalaisme menghalalkan
Melestarikan
(musrik) segala cara

PENDIDIKAN iSLAM

Pendidikan Akidah Pendidikan Ibadah Akhlak Muamalah


salimah mulia/meneg syari’ah
Tauhidulloh (menghilangkan akan keadilah
penyembahan
selain Allah

Pembinaan
Keagamaan
Karyawan TOSERBA
Selamat

12
G. Tela’ah Pustaka

Tela’ah Pustaka dalam penelitian ini sangat urgen, selain melacak

kemurnian sebuah tulisan, juga menghindari peniruan sebuah karya ilmiah,

termasuk dalam skripsi ini, ada beberapa skripsi yang dihimpun dalam tulisan ini

1. Pembinaan Akhlak bagi para Penghuni Lapas di Cianjur, Skripsi yang

ditulis, Endang Kosasih, skripsi ini dikeluarkan tahun 2019, dengan

penekanan bahasan pada pembinaan akhlak peserta yang ada di Lapas,

atau tahanan yang ada di Cianjur, jadi berbeda dengan tulisan ini, baik dari

judul, objek yang akan ditulis

2. Pembinaan Mental Spiritual, di Padepokan Silat, yang ditulis oleh Endang

Anjar, Skripsi yang dikeluarkan tahun 2020 ini menyoroti Pendidikan

Spiritual di Padepokan silat di Cikalong, jadi berbeda dengan rencana

penelitian yang akan ditulis dalam Skripsi ini

H. Langkah-langkah penelitian

Langkah dalam penelitian ini yaitu

1. Menentukan Sumber data

Penelitian skripsi ini akan diambil sumber data supaya terarah dan

terprogram, sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder

13
Data primer dalam penelitian ini adalah, buku-buku berkaitan pembianaan

akhlak, akidah, ibadah Islam, adapun data sekunder dalam penelitian ini meliputi:

buku-buku yang menunjang dengan bahasan yang akan dikaji dalam peneliian

skripsi ini

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini antara lain Pendidikan, akidah, pendidikan Ibadah,

Pendidikan akhlak, Pendidikan Muamalah

3. Teknis Pengumpulan data

Tekhnik pengumpulan data merupakan tata cara atau langkah langkah

peneliti untuk mendapatkan data, teknik pengumpulan bahan Konsep yang akan di

gunakan sebagai sumber dalam penelitian ini adalah study kepustakaan yaitu

pengumpulan data pendidikan akidah, pendidikan ibadah, pendidikan akhlak dan

pendidikan muamalah

4. Teknis Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, diperlukan Teknik

pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah studi dokumen dan studi

kepustakaan. Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian

Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan klasifikasi sesuai dengan konsep

yang ada, dan disampaikan secara sistematis dalam bentuk tulisan yang mudah

dimengerti. Dalam penelitian ini metode penarikan kesimpulan dengan cara

deduktif yaitu dibahas masalah-masalah yang sifatnya umum menuju kepada hal-

hal yang bersifat khusus.

14
I. Sistematika Penulisan

Penulisan Skripsi terdiri dari berbagai BAB. Sebagai berikut :

BAB 1 meruapakn pendahuluan yang mengungkaptan latar belakang

masalah yang akan diteliti, dirumuskan permasalahan yang ada dalam perumusan,

dan dituliskan tujuan dan kegunaan, kerangka berpikir, tinjauan pustaka,

Langkah-langkah penelitian

BAB 2, Tinjauan Pustaka, apa yang dirumuskan dalam BAB 1, dijabarkan

secara teoritis dalam BAB 2 dengan memfokuskan pada apa yang ditentukan

dalam judul

BAB 3, merupakan pembahasan yang akan diuraikan, tentang Pembinaan

Keagamaan Karyawan Toserba Selamat

BAB 4 adalah Kesimpulan dari seluruh yang diuraikan, sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan, hasil pengobservasian, analisis, dan kajian yang

penulis lakukan dengan berbagai literature dan lain sebagainya

15
Daftar Pustaka

Soenarjo dkk, al-Qur’an al-Karim, 1988, DEPAG

Tafsir, Ahmad, Filsafat Pendidikan, 2003, Rosdakarya, Bandung

Kodir, Abdul, Sejarah Pendidikan Islam, 2018, Pustaka Setia, Bandung

Nata, Abudin, Sejarah Pendiidkan, 2014 Kencana, jakarta

Derajat, Zakiah, Psikologi Pendidikan, 1998,

Muhamad, Afif, Dari Teologi ke Idiologi, 2003, Pesa Merah, Bandung

Bukhori, Imam, Shohih Bukhori, t.th, Dar Fiker

Muslim, Imam, Shohih Muslim, t.th, Dar Fiker

Comte, Augus, Sosiologi Umum

Kholdun, Ibn, Muqodimah

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, 2018 Reneka Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai