Jika Anda menyewa pesawat charter milik wajib pajak orang pribadi, dan Anda bertindak
sebagai Pemotong Pajak, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. melakukan pemotongan PPh Pasal 15 sebesar 1,8% dari peredaran bruto yang dibayarkan ke
perusahaan penerbangan dalam negeri;
2. memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 15 kepada perusahaan jasa penerbangan dalam
negeri untuk dikreditkan dalam SPT Tahunan PPh nya karena bersifat non final;
3. peredaran bruto dihitung dari perjanjian charter angkutan dari pelabuhan Indonesia ke
pelabuhan lain di Indonesia dan dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan luar Indonesia.
Dengan demikian, atas angkutan dari luar pelabuhan Indonesia ke pelabuhan di Indonesia
tidak terutang PPh Pasal 15;
4. menyetorkan PPh Pasal 15 yang telah dipotong ke kas negara paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya, menggunakan kode billing dengan Kode MAP 411129 dan kode jenis setoran
101.
2. PT Officindo mencharter pesawat terbang dari perusahaan penerbangan dalam negeri yakni
PT Jizzy Airline dengan nilai sewa Rp750.000.000.
PPh Pasal 15 yang harus dipotong atas sewa pesawat
= 1,8% x Rp750.000.000
= Rp13.500.000
PPh tersebut bersifat tidak final, kemudian dipotong dan disetor oleh PT Officindo selaku
pemberi penghasilan.
Sumber: https://blog.pajak.io/contoh-perhitungan-pph-pasal-15/