Anda di halaman 1dari 48

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN SMA

FISIKA

GELOMBANG BUNYI
DAN CAHAYA

1 KELAS XI SMA
GELOMBANG BUNYI DAN CAHAYA

FISIKA KELAS XI

PENYUSUN :

UCI RAHMADANI

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah saya terima, serta petunjuk‐Nya
sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini
sebagai tugas di mata kuliah “Landasan Pendidikan”.
Didalam bahan ajar ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami
sajikan dengan topik “Bahan Ajar Gelombang Bunyi dan Cahaya”. Dimana didalam topik
tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya pengetahuan tentang seputar
landasan pendidikan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami, menjadikan
keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini,
kiranya mohon dimaklumi apabila masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan bahan ajar ini.
Harapan kami, semoga bahan ajar ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk
sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang hal yang mengenai gelombang bunyi dan
cahaya.

Subulussalam, Desember 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................. 3
Daftar Isi ........................................................................................................................... .4
Pertemuan Pertama
1. Karakteristik Gelombang Bunyi ......................................................................... 5
2. Sifat-Sifat Umum Gelombang Bunyi .................................................................. 8
3. Cepat Rambat Gelombang Bunyi........................................................................ 9
Pertemuan Kedua
4. Resonansi Bunyi .................................................................................................... 12
5. Efek Dopler ............................................................................................................ 13
6. Pelayangan ............................................................................................................. 15
Pertemuan Ketiga
7. Sumber Bunyi ........................................................................................................ 16
Pertemuan Keempat
8. Energi dan Intensitas Bunyi................................................................................. 21
9. Manfaat Gelombang Bunyi dalam Kehidupan .................................................. 23
Pertemuan Kelima
10. Teori Tentang Cahaya .......................................................................................... 27
Pertemuan Keenam
11. Interferensi dan Difraksi Cahaya ........................................................................ 31
Pertemuan Ketujuh
12. Polarisasi ................................................................................................................ 41
13. Teknologi LCD ...................................................................................................... 44
Pertemuan Kedelapan
14. Lembar Kerja Percobaan Senometer ................................................................. 46
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 48

4
Pertemuan Pertama
A. KARAKTERISTIK GELOMBANG BUNYI
1. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar merambat ke segala
arah. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan
wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah
tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di
udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga
manusia.
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar atau berimpit dengan
arah getarnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinki dan gelombang
bunyi di udara. Dalam perambatannya gelombang bunyi berbentuk rapatan dan renggangan
yang dibentuk oleh partikel-partikel perantara bunyi. Apabila gelombang bunyi merambat di
udara, perantaranya adalah partikel-partikel udara.
Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara karena dalam
ruang udara tidak ada partikel-partikel udara. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat
cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau
udara.
2. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan suara merambat
melalui medium atau zat perantara sampai ketelinga. Bunyi dihasilkan oleh benda yang
bergetar. Hal-hal yang membuktikan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar
adalah:
a. Ujung penggaris yang digetarkan menimbulkan bunyi.
b. Pada saat berteriak, jika leher kita dipegangi akan terasa bergetar.
c. Dawai gitar yang dipetik akan bergetar dan menimbulkan bunyi.
d. Kulit pada bedug atau gendang saat dipukul tampak bergetar.
Bunyi terjadi jika terpenuhi tiga syarat, yaitu :
a. Sumber Bunyi
Benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Contoh
sumber bunyi adalah berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum,
terompet dan seruling.
b. Zat Perantara (Medium)
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang tidak tampak. Bunyi
hanya dapat merambat melalui medium perantara. Contohnya udara, air, dan
kayu. Tanpa medium perantara bunyi tidak dapat merambat sehingga tidak akan
terdengar. Berdasarkan penelitian, zat padat merupakan medium perambatan
bunyi yang paling baik dibandingkan zat cair dan gas.
c. Pendengar
Bunyi dapat didengar apabila ada pendengar. Manusia dilengkapi indra
pendengar, yaitu telinga sebagai alat pendengar.
Getaran yang berasal dari benda-benda yang bergetar, sampai ke telinga kita
pada umumnya melalui udara dalam bentuk gelombang. Karena gelombang

5
yang dapat berada di udara hanya gelombang longitudinal, maka bunyi
merambat melalui udara selalu dalam bentuk gelombang longitudinal. Kita perlu
ingat bahwa gelombang longitudinal adalah perapatan dan perenggangan yang
dapat merambat melalui ketiga wujud zat yaitu : wujud padat, cair dan gas.
Ada tiga aspek dari bunyi sebagai berikut :
1. Bunyi dihasilkan oleh suatu sumber seperti gelombang yang lain, sumber
bunyi adalah benda yang bergetar.
2. Energi dipindahkan dan sumber bunyi dalam bentuk gelombang longitudinal.
3. Bunyi dideteksi (dikenal) oleh telinga atau suatu instrumen cepat rambat
gelombang bunyi di udara dipengaruhi oleh suhu dan massa jenis zat
Setiap benda mempunyai ciri-ciri tersendiri. Tentunya, kamu dapat
membedakan suara yang kamu dengar. Sebagai contoh, kamu dapat
membedakan suara orang dewasa dan suara anak-anak. Ternyata, setiap bunyi
yang kita dengar mempunyai frekuensi dan amplitudo yang berbeda, meskipun
merambat pada medium yang sama.
3. Desah Dan Nada
a. Desah
Jika kamu berada di pasar atau di tempat-tempat keramaian lainnya, kamu dapat
mendengar suara-suara orang yang sedang berbicara. Tidak semua suara orang berbicara
dapat kamu dengar, ada yang jelas dan ada yang tidak. Suara orang bicara yang dekat dengan
kamu mungkin dapat kamu dengar dengan jelas tetapi tidak yang letaknya jauh darimu.
Semua suara di keramaian bersatu menjadi suara gemuruh, meskipun kamu berkonsentrasi
berusaha mendengar suara-suara itu, kamu tetap tidak dapat melakukannya.
Di salah satu tempat (pasar atau terminal), cobalah kamu memejamkan mata sekitar
30 detik, kemudian kamu dengarkan suara apa saja yang kamu dengar! Dapatkah kamu
mengidentifikasi setiap suara yang kamu dengar? Di keramaian, setiap bunyi yang
mempunyai frekuensi berbeda berkumpul sehingga menimbulkan bunyi yang tak teratur
sehingga kamu akan sulit mengidentifikasi suara di keramaian tersebut. Bunyi yang berasal
dari keramaian adalah bunyi yang mempunyai frekuensi tak beraturan. Bunyi yang
mempunyai frekuensi tak teratur disebut sebagai desah. Pernahkah kamu memainkan gitar?
b. Nada
Gitar merupakan salah satu sumber bunyi. Setiap senar pada gitar mempunyai ukuran
yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah bunyi yang teratur. Bunyi
yang mempunyai frekuensi tertentu disebut nada. Jika dua buah garputala yang berbeda
frekuensinya digetarkan, ternyata garputala yang mempunyai frekuensi lebih besar akan
menghasilkan nada yang lebih tinggi. Sebaliknya, garputala yang frekuensinya lebih rendah
akan menghasilkan bunyi rendah. Frekuensi sebuah sumber bunyi berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya bunyi.
c. Dentum
Dentum merupakan bunyi keras yang masih dapat didengar oleh telinga manusia. Contoh
dentum adalah bunyi senapan, bunyi bom, bunyi petasan, dan bunyi geledek (gemuruh).
4. Kekuatan Bunyi
Apakah kekuatan bunyi itu? Bunyi ada yang kuat dan ada yang lemah. Jika bunyi yang
kamu dengar sangat keras dan melebihi ambang bunyi yang dapat diterima manusia, bunyi ini

6
dapat merusak telingamu. Untuk mengetahui kekuatan bunyi, lakukan kegiatan kecil berikut.
Petiklah senar gitar sehingga keluar bunyi. Kemudian, pada senar yang sama, petik kembali
senar tersebut dengan simpangan yang agak besar. Apa yang terjadi? Senar yang dipetik
dengan simpangan besar akan berbunyi lebih kuat daripada dipetik dengan simpangan kecil.
Dalam hal ini, simpangan yang kamu berikan pada senar merupakan amplitudo. Semakin
besar amplitudo, semakin kuat bunyi dan sebaliknya. Jadi kekuatan bunyi ditentukan oleh
besarnya amplitudo bunyi tersebut.
Bila dua sumber bunyi yang kerasnya sama, tetapi jarak antara sumber bunyi dengan
pendengar berbeda maka sumber bunyi yang lebih dekat dengan pendengar akan terdengar
lebih kuat. Faktor-faktor yang memengaruhi kuat bunyi adalah:
1. amplitudo,
2. jarak sumber bunyi dari pendengar,
3. jenis medium.
5. Timbre (Warna Bunyi)
Di dalam suatu keramaian, kamu pasti mendengar berbagai macam bunyi. Ada suara laki-
laki, perempuan, anak-anak, dan sebagainya. Telingamu mampu membedakan bunyi-bunyi
tersebut. Ketika sebuah gitar dan organ memainkan lagu yang sama, kamu masih dapat
membedakan suara kedua alat musik tersebut. Meskipun kedua alat musik tersebut
mempunyai frekuensi yang sama, tetapi bunyi yang dihasilkan oleh kedua sumber bunyi
tersebut bersifat unik.
Keunikan setiap bunyi dengan bunyi lainnya meskipun mempunyai frekuensi yang sama
disebut sebagai warna bunyi. Dapatkah kamu menyebutkan contoh lain yang menunjukkan
bahwa bunyi memiliki warna yang berbeda meskipun frekuensinya sama.
6. Hukum Marsenne
Marsenne menyelidiki hubungan frekuensi yang dihasilkan oleh senar yang bergetar
dengan panjang senar, penampang senar, tegangan, dan jenis senar. Faktor-faktor yang
memengaruhi frekuensi nada alamiah sebuah senar atau dawai menurut Marsenne adalah
sebagai berikut :
1. Panjang senar, semakin panjang senar semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
2. Luas penampang, semakin besar luas penampang senar, semakin rendah frekuensi
yang dihasilkan.
3. Tegangan senar, semakin besar tegangan senar semakin tinggi frekuensi yang
dihasilkan.
4. Massa jenis senar, semakin kecil massa jenis senar semakin tinggi frekuensi yang
dihasilkan.
7. Frekuensi Bunyi
Setiap makhluk hidup mempunyai ambang pendengaran yang berbeda-beda. Pendengaran
manusia dan hewan tentu akan berbeda. Ada bunyi yang dapat didengar manusia, tetapi tidak
oleh hewan dan sebaliknya. Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kelompok, yaitu ultrasonik, audiosonik, dan infrasonik.
1. Bunyi yang mempunyai frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Bunyi ini
hanya dapat didengar oleh lumba-lumba dan kelelawar. Kelelawar menggunakan
frekuensi ini sebagai navigasi ketika terbang di kegelapan. Kelelawar dapat
menemukan jalan atau mangsanya dengan cara mengeluarkan bunyi ultrasonik.

7
Bunyi ini akan dipantulkan oleh benda-benda di sekelilingnya, kemudian
pantulan bunyi ini dapat ditangkap kembali sehingga kelelawar dapat mengetahui
jarak dirinya dengan benda-benda di sekitarnya. Bunyi ultrasonik dapat
dimanfaatkan manusia untuk mengukur kedalaman laut, pemeriksaan USG
(ultrasonografi).
2. Bunyi yang mempunyai frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz disebut audiosonik.
Selang frekuensi bunyi ini dapat didengar manusia. Akan tetapi, kepekaan
pendengaran manusia semakin tua semakin menurun, sehingga pada usia lanjut
tidak semua bunyi yang berada di rentang frekuensi ini dapat didengar.
3. Bunyi yang mempunyai frekuensi di bawah 20 Hz disebut infrasonik. Bunyi ini
dapat didengar oleh binatang-binatang tertentu, seperti anjing, laba-laba, dan
jangkrik.

B. SIFAT-SIFAT UMUM GELOMBANG BUNYI


Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-sifat dari gelombang
yaitu :
1. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya
Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam
perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat dibuktikan saat dua orang
astronout berada jauh dari bumi dan keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara,
astronout tersebut tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat
komunikasi seperti telepon. Meskipun dua orang astronout tersebut berada dalam
satu pesawat.
2. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi)
Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang
bunyi juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang =
sudut pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa
pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung. Yaitu sebagian
bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.
Untuk menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio dan televisi,
dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara yang biasanya
terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau besi.
3. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi)
Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa
pembiasan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir
terdengar lebih keras daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang
hari udara lapisan atas lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat
bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi
dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat medium
lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada
malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara
atas kelapisan udara bawah.
4. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi)

8
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang
bunyi diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai
beberapa meter. Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang
akan lebih mudah didifraksikan. Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat
mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil
tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir tikungan.
5. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi)
Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi,
yang dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan
interferensi destruktif atau pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada diantara
dua buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir
sama maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.

C. CEPAT RAMBAT GELOMBANG BUNYI


Pernahkah kamu melihat halilintar? Kilatan halilintar dan suaranya tampak tidak terjadi
dalam satu waktu. Sebenarnya, kilatan halilintar dan suaranya terjadi bersamaan. Mengapa
kita melihat kilatan halilintar lebih dahulu, kemudian disusul suaranya? Hal ini berkaitan
dengan cepat rambat gelombang. Halilintar terdiri atas dua gelombang, yaitu gelombang
cahaya yang berupa kilatannya dan gelombang bunyi yang berupa suaranya. Karena kedua
gelombang ini mempunyai cepat rambat gelombang yang berbeda, dua gelombang ini tampak
terjadi beriringan. Ternyata cepat rambat gelombang cahaya lebih besar dari cepat rambat
gelombang bunyi. Oleh karena itu, kilatan cahaya akan lebih dahulu kita lihat, kemudian
disusul suaranya. Hal serupa juga terjadi ketika kamu mendengar bunyi pesawat di atas
kamu, ternyata pesawat terlihat sudah jauh berada di depan. Hal ini disebabkan cepat rambat
cahaya lebih besar daripada cepat rambat bunyi. Kecepatan perambatan gelombang bunyi
bergantung pada medium tempat gelombang bunyi tersebut dirambatkan. Selain itu,
kecepatan rambat bunyi juga bergantung pada suhu medium tersebut. Kecepatan perambatan
gelombang bunyi di udara bersuhu 0o C akan berbeda jika bunyi merambat di udara yang
bersuhu 25o C.
.....................(1.1)
Keterangan :
( )
( )
( )

Perlu diingat bahwa kecepatan merambatnya bunyi dalam suatu medium tidak hanya
bergantung pada jenis medium, tetapi bergantung juga pada suhu medium tersebut. Cepat
rambat gelombang bunyi di udara pada suhu 20° C akan berbeda dengan cepat rambat
gelombang bunyi di udara pada suhu 50° C. Kecepatan bunyi pada beberapa medium pada
suhu yang sama ditunjukkan pada tabel 1.1 . Pada tabel 1.1 terlihat bahwa untuk medium
yang berbeda, kecepatan perambatan gelombang bunyinya berbeda pula. Jika dilihat dari
kepadatan medium-medium pada tabel 1.1 ternyata pada medium yang mempunyai kerapatan

9
paling kecil yaitu udara, gelombang bunyi merambat paling lambat dan sebaliknya. Jadi
bunyi merambat paling baik dalam medium zat padat dan paling buruk dalam medium udara
(gas). Perbedaan cepat rambat bunyi dalam ketiga medium (padat, cair, dan gas) karena
perbedaan jarak antarpartikel dalam ketiga wujud zat tersebut. Jarak antarpartikel pada zat
padat sangat berdekatan sehingga energi yang dibawa oleh getaran mudah untuk dipindahkan
dari partikel satu ke partikel lainnya tanpa partikel tersebut berpindah. Begitu sebaliknya
pada zat gas yang memiliki jarak antar partikel yang berjauhan. Selain bergantung pada
medium perambatannya, cepat rambat gelombang bunyi juga bergantung pada suhu medium
tempat gelombang bunyi tersebut merambat. Tabel 1.2 memperlihatkan kecepatan
perambatan bunyi di udara pada suhu yang berbeda. Pada tabel 1.2 terlihat bahwa pada
medium yang sama yaitu udara, gelombang bunyi merambat dengan kecepatan berbeda-beda.
Jadi, semakin tinggi suhu udara, semakin besar cepat rambat bunyinya atau semakin rendah
suhu udara, semakin kecil cepat rambat bunyinya.

Tabel 1.1 Cepat rambat gelombang bunyi pada beberapa


medium pada suhu 20o C

Tabel 1.2 Pengaruh suhu pada cepat rambat gelombang


bunyi pada medium udara
Dalam medium udara, bunyi mempunyai dua sifat khusus, yaitu :
1. Cepat rambat bunyi tidak bergantung pada tekanan udara, artinya jika terjadi
perubahan tekanan udara, cepat rambat bunyi tidak berubah.
2. Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu. Makin tinggi suhu udara, makin besar
cepat rambat bunyi. Pada tempat yang tinggi, cepat rambut bunyi lebih rendah,
karena suhu udaranya lebih rendah, bukan karena tekanan udara yang rendah.

10
1. Cepat Rambat Bunyi Pada Zat Padat
Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan
kereta datang. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat.
Besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat tergantung pada sifat elastisitas dan massa jenis
zat padat tersebut dalam zat padat. Secara matematis, besarnya cepat rambat bunyi pada zat
padat didefinisikan sebagai :
....................(1.2)

Keterangan :
v : Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)
E : Modulus Young medium (N/m2)
ρ : Massa jenis medium (kg/m3)

2. Cepat Rambat Bunyi pada Zat Cair


Pada saat Anda menyelam dalam air, bawalah dua buah batu, kemudian pukulkan kedua
batu tersebut satu sama lain. Meskipun Anda berada dalam air, Anda masih bisa mendengar
suara batu tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat cair.
Besarnya cepat rambat bunyi dalam zat cair tergantung pada Modulus Bulk dan massa jenis
zat cair tersebut. Secara matematis hampir analogi dengan persamaan 3.1, yaitu :

.................(1.3)

Keterangan:
v : Cepat rambat bunyi pada zat cair (m/s)
B : Modulus Bulk medium (N/m2)
ρ : Massa jenis medium (kg/m3)

3. Cepat Rambat Bunyi pada Gas


Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai macam bunyi. Anda bisa
mendengar suara radio, televisi, bahkan orang yang berteriak-teriak di kejauhan. Besarnya
cepat rambat bunyi pada zat gas tergantung pada sifat-sifat kinetik gas. Dalam kasus gas
terjadi perubahan volum, dan yang berkaitan dengan modulus elastik bahan adalah modulus
bulk.
Cepat rambat bunyi dalam gas dapat dinyatakan dengan:

………………....................(1.4)

Keterangan:
p = tekanan gas
γ = tetapan Laplace.
ρ = kerapatan

Berdasarkan persamaan gas ideal:

11
, atau , maka diperoleh persamaan dasar untuk menghitung cepat
rambat bunyi dalam gas yaitu:

√ ..................(1.5)
Keterangan :
v : Cepat rambat bunyi pada zat gas (m/s)
: Konstanta Laplace
R : Tetapan umum gas (8,31 J/molK)
T : Suhu mutlak gas (K)
M : Massa atom atau molekul relatif gas (kg/mol)

Pertemuan Kedua
D. RESONANSI BUNYI
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain.
Syarat resonansi adalah frekuensi penggetar sama dengan frekuensi yang digetarkan.
Misalnya suatu garpu tala digetarkan di atas ujung tabung resonansi, bila bunyi garpu tala
diperkeras, maka:
Gas di dalam tabung beresonansi:
Resonansi pada kolom udara, misalnya pada tabung resonansi. Tabung resonansi
dimasukkan ke dalam air, diatasnya digetarkan sebuah garpu tala, maka kolom udara
di dalam tabung akan ikut bergetar.

Gambar 1: Sumber http://www.google.com


(diakses tanggal 11/05/13, 9.34 AM)
Hubungan panjang kolom udara L terhadap panjang gelombang  adalah

1
LO  
4
3
L1  
4
5
L2  
4

12
Sehingga:


Ln  2n  1). 1 
4
 ....................(1.6)

dengan : n = 0, 1, 2, 3,...
Ln = panjang kolom udara pada resonansi ke- n
 = panjang gelombang bunyi dari garpu tala
Kita dapat menentukan cepat rambat bunyi di udara menggunakan tabung resonansi
dengan menggunakan persamaan:

4 Ln ....................(1.7)
v f
2n  1
Keterangan:
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
f = frekuensi bunyi yang dihasilkan garpu tala (Hz)

Resonansi menghasilkan pola gelombang statsioner yang terdiri atas perut dan simpul
gelombang dengan panjang gelombang tertentu. Saat gelombang berdiri terjadi pada senar
maka senar akan bergetar pada tempatnya. Pada saat frekuensinya sama dengan frekuensi
resonansi, hanya diperlukan sedikit usaha untuk menghasilkan amplitudo besar. Contoh lain
peristiwa resonansi adalah pipa organa.

D. EFEK DOPPLER
Pada waktu mobil pemadam kebakaran bergerak mendekati kita maka frekuensi sirine
yang akan kita dengar akan lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi sirene ketika mobil
itu diam. Perubahan frekuensi ini dinamakan Efek Doppler.
Efek doppler secara umum mengatakan bahwa frekuensi suatu gelombang akan
bertambah tinggi ketika sumber bunyi atau pendengar atau keduanya bergerak saling
mendekati dan akan bertambah rendah ketika sumber bunyi atau pendengar atau keduanya
bergerak saling menjauhi.

13
Anggap suatu sumber bunyi yang diam (vs = 0)
memberikan bunyi dengan frekuensi fs. Jika
kecepatan bunyi di udara adalah v maka panjang
gelombang bunyi yang diberikan sumber adalah
v

f
anggap seorang pengamat P bergerak mendekati
sumber bunyi ini dengan kecepatan vp.
Kecepatan gelombang bunyi relatif terhadap
pengamatan adalah v’= v + vp. Karena panjang
gelombang bunyi tidak berubah maka frekuensi Gambar 2: Sumber Siswanto - Buku Kompetensi
yang didengar oleh pengamatan akan bertambah: Kelas XII Semester hal 34
v' v  v p v  v p
fp    fs
 v / fs v

Sebaliknya jika pengamat menjauh maka kecepatan relatif pengamat terhadap sumber
bunyi adalah v’ = v - vp akibatnya frekuensi yang didengar oleh pengamat akan berkurang
yaitu:

.....................(1.9)

Secara umum rumus efek doppler untuk sumber bunyi yang diam ditulis:

...................(1.10)

Tanda + digunakan untuk pengamat yang mendekati sumber sedangkan tanda – untuk
pengamat yang menjauhi sumber. Sekarang anggap sumbernya bergerak tetapi pengamat
diam. Ketika sumber mendekati pengamat maka muka gelombang yang dilihat pengamat
bertambah dekat seperti ditunjukkan pada Gb.4 (a). Untuk gelombang transversal (efek
doppler cahaya) panjang gelombangnya terlihat bertambah pendek (Gambar. 2b)

(a) (b)

Gambar 2. Sumber Surya, Yohanes – Olimpiade Fisika hal 149

14
Jika kecepatan sumber vs maka untuk satu periode gelombang T pengurangan panjang
gelombang adalah vsT = vs /fs. Dengan demikian panjang gelombang yang tiba ditelinga
v v vs
pengamat adalah '    s  
fs fs fs

Sehingga frekuensi yang didengar pengamat adalah:

⁄ ⁄
..................(1.11)

Jika sumber menjauh maka panjang gelombang dari gelombang yang datang ke
pengamat akan bertambah panjang (seolah-olah gelombangnya tertarik seperti ditunjukkan
pada gambar 3.

Gambar 3. Sumber Surya, Yohanes – Olimpiade Fisika hal 150

Frekuensi yang didengar pengamat adalah:


................(1.12)
Secara umum untuk sumber yang bergerak mendekat dan tanda + adalah untuk sumber
yang bergerak menjauh. Akhirnya untuk pengamat dan sumber yang bergerak rumus efek
doppler adalah:
................(1.13)
Tanda yang atas + vp dan –vs dipakai ketika sumber atau pengamat bergerak mendekat
sedangkan tanda yang bawah – vp dan + vs dipakai ketika sumber atau pengamat bergerak
menjauh.
E. PELAYANGAN
Layangan gelombang adalah peristiwa membesar – mengecil – membesar atau
mengecil – membesar – mengecil amplitudo gelombang hasil interferensi dari dua gelombang
dengan selisih frekuensi kedua gelombang kecil. Layangan pada gelombang bunyi ditandai
dengan terdengarnya bunyi keras – lemah – keras atau lemah – keras – lemah. Banyaknya
layangan per detik sama dengan selisih frekuensi antara kedua sumber bunyi yang
menimbulkannya.
Frekuensi layangan gelombang (f) = setengah dari selisih frekuensi – frekuensi kedua
gelombang yang berinterferensi. Secara matematis ditulis

15
 f  f2 
f  1 
 2  ................(1.14)

Dengan : f = frekuensi layangan


f1 dan f2 = frekuensi-frekuensi kedua gelombang yang berinterferensi
f1 > f2, f1 dan f2 berselisih sedikit

Pertemuan Ketiga
F. SUMBER BUNYI
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Untuk meyakinkan hal ini tempelkan jari
pada tenggorokan selama kalian berbicara, maka terasalah suatu getaran. Bunyi termasuk
gelombang longitudinal. Alat-alat musik seperti gitar, biola, harmonika, seruling termasuk
sumber bunyi. Pada dasarnya sumber getaran semua alat-alat musik itu adalah dawai dan
kolom udara. Pada bab ini kita akan mempelajari nada-nada yang dihasilkan oleh sumber
bunyi tersebut.
1. Sumber Bunyi Dawai
Sebuah gitar merupakan suatu alat musik yang menggunakan dawai/senar sebagai
sumber bunyinya. Gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan jalan
menekan bagian tertentu pada senar itu, saat dipetik. Getaran pada senar gitar yang
dipetik itu akan menghasilkan gelombang stasioner pada ujung terikat. Satu senar
pada gitar akan menghasilkan berbagai frekuensi resonansi dari pola gelombang
paling sederhana sampai majemuk. Nada yang dihasilkan dengan pola paling
sederhana disebut nada dasar, kemudian secara berturut-turut pola gelombang yang
terbentuk menghasilkan nada atas ke-\nada atas ke-2, nada atas ke-3 ... dan
seterusnya. Gambar di atas menggambarkan pola-pola yang terjadi pada sebuah dawai
yang kedua ujungnya terikat jika dipetik akan bergetar menghasilkan nada-nada
sebagai berikut :

16
a. Nada Dasar
Jika sepanjang dawai terbentuk ½ gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada dasar. ℓ atau λ0 = 2ℓ bila frekuensi nada dasar dilambangkan f0, maka
besarnya :
................(1.15)
b. Nada Atas 1
Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada atas 1. ℓ = λ1 atau λ1 = ℓ bila frekuensi nada atas 1 dilambangkan f1 maka
besarnya :
( ) ................(1.16)

c. Nada Atas 2
Jika sepanjang dawai terbentuk 1,5 gelombang, maka nada yang dihasilkan
disebut nada atas 2. ℓ = 3/2 λ2 atau λ2 = 2/3 ℓ bila frekuensi nada atas 2
dilambangkan f2 maka besarnya :
..............(1.17)

d. Nada Atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada atas 3. ℓ = 2 λ3 atau λ3 = ½ ℓ bila frekuensi nada atas 3 dilambangkan f3
maka besarnya :
( ) .................(1.18)

Nada terendah yang dihasilkan oleh sumber bunyi disebut nada dasar atau harmonik
pertama. Selanjutnya untuk nada yang lebih tinggi secara berurutan disebut nada atas pertama
(harmonic kedua), nada atas kedua (harmonic ketiga) dan seterusnya. Frekuensi-frekuensi f0,
f1, f2 dst disebut frekuensi alami atau frekuensi resonansi.

17
Berdasarkan data tersebut dapat kita simpulkan bahwa perbandingan frekuensi nada-
nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa dawai dengan frekuensi nada dasarnya
merupakan perbandingan bilangan bulat.

Mengingat bahwa kecepatan gelombang transversal pada dawai, √ maka


frekuensi nada dasar dapat dituliskan sebagai

√ √ √ ..................(1.19)
Persamaan diatas disebut Hukum Marsene. Berdasarkan uraian tersebut, untuk pola
gelombang pada dawai berlaku hubungan sebagai berikut.
∑ ( )∑ ( ) ∑ ∑

( )

( ) √ ................(1.20)
Dengan p adalah perut, s adalah simpul, dan n = 0, 1, 2, … yang berturut-turut
menyatakan notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, dan seterusnya.

2. Sumber Bunyi Kolom Udara


Seruling dan terompet merupakan contoh sumber bunyi berupa kolom udara. Sumber
bunyi yang menggunakan kolom udara sebagai sumber getarnya disebut juga pipa organa.
Pipa organa dibedakan menjadi dua, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.
a. Pipa Organa Terbuka
Sebuah pipa organa jika ditiup juga akan menghasilkan frekuensi nada dengan
pola-pola gelombang yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

1)
2)

Gambar.5 Pola gelombang nada-nada pada pipa organa terbuka

18
1) Nada dasar
Jika sepanjang pipa organa terbentuk ½ gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada dasar. ℓ = ½ λ0 atau λ0 = 2ℓ bila frekuensi nada dasar
dilambangkan f0 maka besarnya :
..............(1.21)

2) Nada atas 1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 1. ℓ = λ1 atau λ1 = ℓ bila frekuensi nada atas 1
dilambangkan f0 maka besarnya:
( ) ...............(1.22)
3) Nada atas 2
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 3/2 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 2. λ = 3/2 ℓ2 atau ℓ2 = 2/3 λ bila frekuensi nada
atas 2 dilambangkan f2 maka besarnya:
...............(1.23)

4) Nada atas 3
Jika sepanjang dawai terbentuk 2 gelombang, maka nada yang dihasilkan
disebut nada atas 3. ℓ = 2λ3 atau λ3 = l/2 ℓ bila frekuensi nada atas 3
dilambangkan f3 maka besarnya:
( ) ...............(1.24)

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa perbandingan frekuensi


nada-nada yang dihasilkan oleh pipa organa terbuka dengan frekuensi nada
dasarnya merupakan perbandingan bilangan bulat.

Berdasarkan uraian di atas, untuk pola gelombang pada pipa organa terbuka
berlaku hubungan sebagai berikut,
∑ ( )∑ ( ) ∑ ∑

( )
( ) ..............(1.25)
Dengan p adalah perut, s adalah simpul, dan n = 0, 1, 2, … yang berturut-
turut menyatakan notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, dan
seterusnya.

19
b. Pipa Organa Tertutup
Sebuah pipa organa tertutup jika ditiup juga akan menghasilkan frekuensi nada
dengan pola-pola gelombang yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1) Gambar.6 Pola gelombang nada-nada pada pipa organa tertutup

1) Nada dasar
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1/4 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada dasar. ℓ = ¼ λ0 atau λ0 = 4ℓ bila frekuensi nada dasar
dilambangkan f0 maka besarnya :
...............(1.26)

2) Nada atas 1
Jika sepanjang pipa organa terbentuk ¾ gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 1. ℓ = ¾ λ1 atau λ1= 4/3 ℓ bila frekuensi nada
dasar dilambangkan f1 maka besarnya :
( ) ...............(1.27)

3) Nada atas 2
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 5/4 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 2. ℓ = 5/4 λ2 atau λ = 4/5 ℓ bila frekuensi nada
dasar dilambangkan f2 maka besarnya:
( ) ...............(1.28)

4) Nada atas 3
Jika sepanjang pipa organa terbentuk 7/4 gelombang, maka nada yang
dihasilkan disebut nada atas 3. ℓ = 7/4 λ3 atau λ3 = 4/7ℓ bila frekuensi nada
atas 3 dilambangkan f3 maka besarnya:

20
( ) ...............(1.29)

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa perbandingan frekuensi nada-nada yang
dihasilkan oleh pipa organa tertutup dengan frekuensi nada dasarnya merupakan
perbandingan bilangan ganjil.

Berdasarkan uraian di atas, untuk pola gelombang pada pipa organa tertutup
berlaku hubungan sebagai berikut,
∑ ∑ ( )

( )
( ) ..............(1.30)
Dengan p adalah perut, s adalah simpul, dan n = 0, 1, 2, … yang berturut-turut
menyatakan notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, dan seterusnya.

Pertemuan Keempat
G. Energi dan Intensitas Bunyi
Gelombang dapat merambat dari satu tempat ke tempat lain melalui medium yang
bermacam-macam. Gelombang dapat merambatkan energi. Dengan demikian, gelombang
mempunyai energi. Jika udara atau gas dilalui gelombang bunyi, partikel-partikel udara akan
bergetar sehingga setiap partikel akan mempunyai energi sebesar :
1 1
m A  2 m
2
E E
2 2 2 2 2

2
k A 2
f A .............(1.31)

Dengan :
E = energi gelombang (J)
 = frekuensi Sudut (rad/s)
k = konstanta (N/m)
f = frekuensi (Hz)
A = amplitudo (m)

1. Intensitas Bunyi
Gelombang merupakan rambatan energi getaran. Jika ada gelombang tali berarti
energinya dirambatkan melalui tali tersebut. Bagaimana dengan bunyi? Bunyi dirambatkan
dari sumber ke pendengar melalui udara. Yang menarik bahwa bunyi disebarkan dari sumber
ke segala arah.
Jika seseorang berdiri berjarak R dari sumber akan mendengar bunyi maka bunyi itu
telah tersebar membentuk luasan bola dengan jari-jari R. Berarti energi yang diterima
pendengar itu tidak lagi sebesar sumbernya. Sehingga yang dapat diukur adalah energi yang

21
terpancarkan tiap satu satuan waktu tiap satu satuan luas yang dinamakan dengan intensitas
bunyi. Sedangkan kalian tentu sudah mengenal bahwa besarnya energi yang dipancarkan tiap
satu satuan waktu dinamakan dengan daya. Berarti intensitas bunyi sama dengan daya
persatuan luas.
P
I .............(1.32)
A
dengan :
I = intensitas bunyi (watt/m2)
P = daya bunyi (watt)
A = luasan yang dilalui bunyi (m2)
A = 4πR2 (untuk bunyi yang menyebar ke segala arah)

Sumber Bunyi Tingkat Intensitas Intensitas


(dB) (W/m2)
Pesawat jet pada jarak 30 m 140 100
Ambang rasa sakit 120 1
Konser rock yang keras dalam ruangan 120 1
Sirine pada jarak 30 m 100 1x10-2
Interior mobil, yang melaju pada 50 km/jam 75 3x10-5
Lalu lintas jalan raya yg sibuk 70 1x10-5
Percakapan biasa, dengan jarak 50cm 65 3x10-6
Radio yang pelan 40 1x10-8
Bisikan 20 1x10-10
Gemerisik daun 10 1x10-11
Batas pendengaran 0 1x10-12
Tabel 1.3 Intensitas berbagai macam bunyi
2. Taraf Intensitas Bunyi
Kalian tentu pernah mendengar bunyi dalam ruangan yang bising. Tingkat kebisingan
inilah yang dinamakan dengan taraf intensitas. Taraf intensitas didefinisikan sebagai sepuluh
kali logaritma perbandingan intensitas dengan intensitas ambang pendengaran.
I
TI  10 log ................(1.33)
I 0

Dengan :
TI = Taraf intensitas (dB)
I = intensitas (watt/m2)
-12 2
I 0 = intensitas ambang pendengar (10 watt/m )
Dari persamaan diatas dapat dikembangkan untuk menentukan taraf intensitas dari
kelipatan intensitasnya. Misalnya ada n buah sumber bunyi yang terdengar bersamaan maka
In = n I dan taraf intensitasnya TIn memenuhi persamaan berikut.
nI I
TIn  10 log = 10 log  10 log n
I 0 I 0

TIn  T I 1  10 log n .................(1.34)

22
Dengan menggunakan sifat logaritma yang sama dapat ditentukan taraf intensitas oleh

kelipatan jarak k  R2
. Nilainya seperti persamaan berikut.
R1

T I 2  T I 1  20 log k

T I T I  20 log R
2
...................(1.35)
2 1
R
1

H. MANFAAT GELOMBANG BUNYI DALAM KEHIDUPAN


1. Radar
Penggunaan Radar dalam berbagai bidang:
a. Cuaca
Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan untuk
mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya badai.Wind
Profiler, merupakan jenis radar cuaca yang berguna untuk mendeteksi kecepatan
dan arah angin dengan menggunakan gelombang suara (SODAR).
b. Militer
Air borne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang berfungsi
untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar ini
biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam dunia
militer. Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat
tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat yang
menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14.
Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka
peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat
mencapai sasarannya dengan tepat.
c. Kepolisian
Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan
bermotor saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan untuk masalah ini
adalah radar gun (radar kecepatan) yang berbentuk seperti pistol dan
microdigicam radar.
d. Pelayaran
Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal
agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan
tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca
berkabut.
e. Penerbangan
f. Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air
Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam
pengaturan lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta
kelancaran lalu lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas
(take off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga

23
berfungsi untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca,
situasi dan kondisi bandara yang dituju.
2. Kaca Mata Tuna Netra
Kaca mata tuna netra dilengkapi dengan pengirim dan penerima ultrasonikk sehingga
tuna netra dapat menduga jarak benda yang ada didepannya. Gelombang ultrasonik
dipancarkan frame kaca mata dan mengenai objek disekitar, gelombang ultrasonik
dipantulkan dan diterima kembali oleh alat penerima pada kaca mata. Ultrasonik berada
pada frame kaca mata yang mengirimkan signal getaran pada telinga tuna netra. Perlu
diketahui bahwa orang yang tuna netra memiliki pendengaran yang lebih tajam atau sensitif
dibanding orang yang bermata normal.
3. Mengukur kedalaman Laut
Kedalam Laut termasuk kawanan atau gerombolan ikan di bawah permukaan air dapat
ditentukan oleh teknik pantulan pulsa ultrasonik atau sonar. Sonar merupakan suatu teknik
yang digunakan untuk menentukan letak benda di bawah laut dengan menggunakan metode
pantulan gelombang. Pantulan gelombang oleh suatu permukaan atau benda sehingga jenis
gelombang yang lebih lemah terdeteksi tidak lama setelah gelombang asal disebut gema.
Gema merupakan bunyi yang terdengar tidak lama setelah bunyi asli. Perlambatan antara
kedua gelombang menunjukkan jarak permukaan pemantul. Penduga gema (echo sounder)
ialah peralatan yang digunakan untuk menentukan kedalaman air di bawah kapal.

Gambar.8 Kapal menggunakan sonar untuk menggukur kedalaman laut

Kapal mengirimkan suatu gelombang bunyi dan mengukur waktu yang dibutuhkan gema
untuk kembali, setelah pemantulan oleh dasar laut. Selain kedalaman laut, metode ini juga
dapat digunakan untuk mengetahui lokasi karang, kapal karam, kapal selam, atau sekelompok
ikan. Dengan mengetahui waktu pancar sampai gelombang diterima kembali maka jarak
gerombolan ikan atau dasar laut bisa dihitung dengan persamaan gerak lurus beraturan (glb).
4. Mendeteksi retak-retak pada struktur logam
Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan scaning Ultrasonik.
Teknik scaning ultrasonik inilah yang digunakan untuk meameriksa retak-retak tersembunyi
pada bagian-bagian pesawat terbang, yang bisa membahayakan sebuah penerbangan pesawat.
Idealnya dalam pemeriksaan rutin setiap bagian penting pada pesawat akan di scaning
ultrasonik. Bila ada keretakan akan diketahui dengan cepat dapat diatasi sebelum pesawat
diperkenankan terbang.
5. Membersihkan benda dengan Ultrasonik

24
Beberapa benda seperti berlian dan perhiasan serta bagian-bagian mesin, sangat sukar
dibersihkan dengan mengguanakan spon kasar atau detergen keras. Getaran getaran dari
ultrasonik ternyata dapat merontokan suatu kotoran dari suatu objek. Berlian, komponen
elektronik atau bagian-bagian mesin yang akan dibersihkan dicelupkan kedalam cairan
kemudian gelombang ultrasonik frekuensi tinggi dikirim pada cairan sehingga cairan ikut
bergetar maka getaran cairan akan merontokkan kotoran yang menempel tanpa harus
digosok.
6. Survai geofisika
Pergeseran tiba-tiba segmen-segmen kerak bumi yang dibatasi zona patahan dapat
menghasilkan gelombang seismik. Ini memungkinkan para ahli geologi dan geofisika untuk
memperoleh pengetahuan tentang keadaan bagian dalam Bumi dan membantu mencari
sumber bahan bakar fosil baru. Ada empat tipe gelombang seismik, yaitu gelombang badan P,
gelombang badan S, gelombang permukaan Love, dan gelombang permukaan Rayleigh. Alat
yang digunakan untuk mendeteksi gelombang-gelombang ini disebut seismograf, yang
biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya gempa bumi. Seperti semua gelombang, laju
gelombang seismik bergantung pada sifat medium, rigiditas, ketegaran, dan kerapatan
medium. Grafik waktu perjalanan dapat digunakan untuk menentukan jarak stasiun
seismograf dari episenter gempa bumi.
Suatu gempa bumi atau ledakkan dahsyat dapat menghantarkan gelombang bunyi yang
dicatat dengan seismograf yang diletakkan diberbagai tempat. Catatan ini dapat
memperlihatkan bentuk gangguan bentuk gangguan tergantung dari struktur lapisan bumi.

Gambar.9 Grafik waktu penjalaran dapat digunakan untuk menentukan jarak stasiun
seismograf dari episenter gempa bumi.
Sehingga Pantulan gelombang bunyi yang berfrekuensi tinggi atau Ultrasonik ketika
melalui lapisan-lapisan bumi bisa dipakai untuk memperkirakan lapisan lapiasan batuan dan
mineral yang mengandung endapan endapan minyak atau mineral-mineral berharga.
7. Kamera
Pernahkah anda menggunakan kamera yang dapat mengatur fokusnya secara otomatis.
Kamera seperti ini pasti menggunakan SONAR. Gelombang-gelombang ultrasonik dikirim
oleh kamera menuju objek yang akan difoto setelah gelombang dipantulkan kamera dapat
mengetahui jarak objek sehingga secara otomatis kamera mengatur fokos sesuai jarak objek
tersebut

25
8. Pencitraan Medis
Bunyi ultrasonik digunakan dalam bidang kedokteran dengan menggunakan teknik
pulsa-gema. Teknik ini hampir sama dengan sonar. Pulsa bunyi dengan frekuensi tinggi
diarahkan ke tubuh, dan pantulannya dari batas atau pertemuan antara organ-organ dan
struktur lainnya dan luka dalam tubuh kemudian dideteksi.

Gambar.10 Gelombang ultrasonik dimanfaatkan untuk melihat perkembangan janin


dalam kandungan
Dengan menggunakan teknik ini, tumor dan pertumbuhan abnormal lainnya, atau
gumpalan fluida dapat dilihat. Selain itu juga dapat digunakan untuk memeriksa kerja katup
jantung dan perkembangan janin dalam kandungan. Informasi mengenai berbagai organ
tubuh seperti otot, jantung, hati, dan ginjal bisa diketahui. Frekuensi yang digunakan pada
diagnosis dengan gelombang ultrasonik antara 1 sampai 10 MHz, laju gelombang bunyi pada
jaringan tubuh manusia sekitar 1.540 m/s, sehingga panjang gelombangnya adalah:
v 1.540 m / s 3
  6 2
 1,5 x10  1,5mm
f 10 s
Panjang gelombang ini merupakan batas benda yang paling kecil yang dapat
dideteksi. Makin tinggi frekuensi, makin banyak gelombang yang diserap tubuh, dan pantulan
dari bagian yang lebih dalam dari tubuh akan hilang. Pencitraan medis dengan menggunakan
bunyi ultrasonik merupakan kemajuan yang penting dalam dunia kedokteran. Metode ini
dapat menggantikan prosedur lain yang berisiko, menyakitkan, dan mahal. Cara ini dianggap
tidak berbahaya.

26
Pertemuan Kelima
A. TEORI TENTANG CAHAYA
Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel ringan berukuran
sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat
tinggi. Sementara menurut Huygens ( 1629 - 1695), cahaya adalah gelombang seperti halnya
bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada frekuensi dan panjang gelombangnya saja.
Dua pendapat di atas sepertinya saling bertentangan. Sebab tak mungkin cahaya bersifat
partikel sekaligus sebagai partikel. Pasti salah satunya benar atau keduaduanya salah, yang
pasti masing-masing pendapat di atas memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada zaman
Newton dan Huygens hidup, orang-orang beranggapan bahwa gelombang yang merambat
pasti membutuhkan medium. Padahal ruang antara bintang-bintang dan planet-planet
merupakan ruang hampa (vakum) sehingga menimbulkan pertanyaan apakah yang menjadi
medium rambat cahaya matahariyang sampai ke bumi jika cahaya merupakan gelombang
seperti dikatakan Huygens. Inilah kritik orang terhadap pendapat Hygens. Kritik ini dijawab
oleh Huygens. Inilah kritik orang terhadap pendapat Huygens. Kritik ini dijawab oleh
Huygens dengan memperkenalkan zat hipotetik (dugaan) bernama eter. Zat ini sangat ringan,
tembus pandang dan memenuhi seluruh alam semesta. eter membuat cahaya yang berasal dari
bintang-bintang sampai ke bumi. Dalam dunia ilmu pengetahuan kebenaran suatu pendapat
akan sangat ditentukan oleh uji eksperimen.
Pendapat yang tidak tahan uji eksperimen akan ditolak olehpara ilmuwan sebagai suatu
teori yang benar. Sebaiknya pendapat yang didukung oleh hasil-hasil eksperimen dan
meramalkan gejala-gejala alam. Walaupun keberadaan eter belum dapat dipastikan di dekade
awal Abad 20, berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan seperti Thomas
Young (1773 - 1829) dan Agustin Fresnell (1788 - 1827) berhasil membuktikan bahwa
cahaya dapat melentur (difraksi) dan berinterferensi. Gejala alam yang khas merupakan sifat
dasar gelombang bukan partikel. Percobaan yang dilakukan oleh Jeans Leon Foucault (1819 -
1868) menyimpulkan bahwa cepat rambat cahaya dalam air lebih rendah dibandingkan
kecepatannya di udara. Padahal Newton dengan teori emisi partikelnya meramalkan
kebaikannya. Selanjutnya Maxwell (1831 - 1874) mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya
dibangkitkan oleh gejala kelistrikan dan kemagnetansehingga tergolong gelombang
elektromagnetik. Sesuatu yang berbeda dibandingkan gelombang bunyi yang tergolong
gelombang mekanik. Gelombang elektromagnetik dapat merambat dengan atau tanpa
medium dan kecepatan rambatnyapun amat tinggi bila dibandingkan gelombang bunyi.
Gelombang elektromagnetik marambat dengan kecepatan 300.000 km/s. Kebenaran
pendapat Maxwell ini tak terbantahkan ketika Hertz (1857 - 1894) berhasil membuktikannya
secara eksperimental yang disusul dengan penemuan-penemuan berbagai gelombang yang
tergolong gelombang elektromagnetik seperti sinar x, sinar gamma, gelombang mikro radar.

27
Gambar 1. Spektrum Cahaya

Cahaya merupakan salah satu gelombang elektromagnetik yang memiliki frekuensi 1 x


15
10 . Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara
lebih kurang 400 nanometer ( nm) dan 800 nm (dalam udara).

1. Karakteristik cahaya
a. Cahaya dapat dilihat sebagai gelombang energi
b. Cahaya dapat dibagi menjadi 2 yaitu
1) Cahaya terlihat (visible light) : 390-720 nm
2) Cahaya tak terlihat (invisible light) : <390 atau >720
c. Karakteristik cahaya yaitu : warna, intensitas dan kemurnian(saturation/purity)
d. Frekuensi dan panjang gelombang dari cahaya kromatik (cahaya dengan satu
warna) dapat dirumuskan sebagai c  f
e. Frekeunsi tidak tergantung pada materi objek, tetapi panjang gelombang
tergantung pada materi
f. Ketika cahaya diberikan pada objek, maka sebagian akan diserap dan sebagian
lagi akan dipantulkan. Misalnya apabila sebuah benda disorot warna putih dan
benda tersebut memantulkan sebagian besar energi dengan frekuensi (600-700
nm) maka kita akan melihat warna merah, tetapi jika benda memantulkan energi
400 nm, maka kita akan melihat warna biru
g. Apabila benda yang memantulkan energi pada rentang 600-700nm (biasanya
disebut warna merah) disinari dengan warna biru (400 nm), maka kita akan
melihat warna hitam
h. Rentang panjang gelombang yang dominan dipantulkan disebut dengan hue atau
warna
i. Apabila energi yang dihasilkan dari panjang gelombang dominan adalah Ed dan

28
j. sumbangan energi dari gelombang lain adalah Ew, maka warna putih merupakan
warna di mana Ed=0 dan Ew sama untuk semua panjang gelombang. Sedangkan
untuk warna hitam Ed=Ew=0
k. Kemurnian merupakan representasi dari luminance dalam dominan frequency
l. Warna putih merupakan warna yang dihasilkan dari semua frekuensi dari
spektrum cahaya dengan kekuatan yang sama atau tidak ada kekuatan
gelombang yang dominan
m. Warna hitam merupakan situasi di mana tidak ada energi yang dipantulkan jadi
hitam dan putih bukanlah warna
n. Kecerahan merupakan area di bawah Ew
o. Purity merupakan selisih dari Ed-Ew
p. Makin besar selisih Ed dengan Ew, maka warna semakin terlihat murni
q. Jika Ew=0 dan Ed<>0, maka akan diperoleh warna murni
2. Sifat-sifat Cahaya
Cahaya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Dapat terlihat oleh mata
b. Memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar (transversal)
c. Merambat menurut garis lurus
d. Memiliki energi
e. Dipancarkan dalm bentuk radiasi
f. Dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi (lenturan) dan
polarisasi (terserap sebagian arah getarnya)
Cahaya matahari menjadi tujuh warna. Otak manusia akan menginterpretasikan warna
sebagai panjang gelombang, dengan merah adalah panjang gelombang terpanjang (frekuensi
paling rendah) hingga ke ungu dengan panjang gelombang terpendek (frekuensi paling
tinggi). Cahaya dengan frekuensi di bawah 400 nm dan di atas 700 nm tidak dapat dilihat
manusia. Cahaya disebut sebagai sinar ultraviolet pada batas frekuensi tinggi dan inframerah
(IR atau infrared) pada batas frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat melihat sinar
inframerah kulit manusia dapat merasakannya dalam bentuk panas. Ada juga camera yang
dapat menangkap sinar Inframerah dan mengubahnya menjadi sinar tampak. Kamera seperti
ini disebut night vision camera Radiasi ultaviolet tidak dirasakan sama sekali oleh manusia
kecuali dalam jangka paparan yang lama, hal ini dapat menyebabkan kulit terbakar dan
kanker kulit. Beberapa hewan seperti lebah dapat melihat sinar ultraviolet, sedangkan hewan-
hewan lainnya seperti Ular Viper dapat merasakan IR dengan organ khusus
3. Kuat/ Intensitas Cahaya (I)
Kuat cahaya merupakan jumlah arus cahaya yang dapat dipancarkan dari sumber cahaya
tiap satuan sudut ruang. Satuan kuat cahaya adalah Iilin(I)/ candela (Cd). Satu iilin
internasional ialah kuat cahaya yang memberikab cahaya sebanyak 1/20 kali banyaknya
cahaya yang dipancarkan oleh 1 cm2 platina pada titik lebur.
4. Arus Cahaya (Fluks Cahaya = F)
Banyaknya tenaga cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya tiap satu satuan waktu.
satuan arus cahaya adalah Lumen (Lm) yang didefinisikan sebagai satu Lumen adalah arus
cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sekuat 1 kandela steradial. atau arus cahaya

29
yang dipancarkan dari sumber cahaya yang menubus bidang serluad 1 m2 dari kulit bola yang
berjari-jari 1m di mana pusat bola terdapat 1 Iilin internasional.
5. Kuat Penerangan (E)
Jumlah arus cahaya tiap satuan luas. satuan penarangan adalah Luks, satu Luks
didefinisikan sebagai kuat penerangan bidang yang tiap 1m2 bidang tersebut menerima arus
cahaya 1 Lumen. Jika arus cahaya (F) menerangi merata suatu bidang seluas A m2 maka kuat
penerangan bidang tersebut sebesar E.
6. Terang Cahaya (E)
Besar kuat cahaya tiap cm2 dari luas permukaan sumber cahaya yang dilihat (jika
sumber cahaya berupa bola maka luas permukaanya dapat dilihat berupa luas lingkaran).
e = I/A ..............(2.1)
Apabila ada 2 bola lampu yang berpijar mempunyai kuat cahya yang sama tetapi lampu
yang kecil kelihatan lebih terang dari pada lampu yang besar. Dalam Hal ini dikatakan terang
cahaya (e) lampu kecil lebih terang dari pada lampu yang besar.
7. Alat Pengukur Cahaya
a. Fotometer Sederhana
Terdiri dari sebuah kertas ditengah-tengah terdapat bintik minyak. Bintik minyak
yang mendapat cahaya lebih terang dari satu pihak akan terlihat lebih tua dari pada
sekelilingnya dan lebih mudah tembus cahaya dari pada sekelilingnya. Sedangkan kalau
kedua belah pihak mendapat penerangan yang sama kuat, bintik minyak ini tidak dapat
dibedakan sekelilingnya. Fotometer ini dipindah-pindahkan/digeser-geser diantara dua
sumber cahaya di mana salah satu I-nya telah diketahui.
Maka:
I1 I2
= ...............(2.2)
2 2
R1 R2
b. Fotometer Buatan Lummer Dan Brodhun
Melalui fotometer ini mata sekaligus dapat melihat bidang B kanan dan kiri yang
mendapat penyinaran dari sumber cahaya I1 dan I2. Luks meter biasanya dipakai untuk
menentukan waktu oxposure (pencahayaan) sedangkan waktu pencahayaan berbanding
terbalik dengan kuat penerangan bidang. Dengan mempergunakan luks meter maka diperoleh
data kuat penerangan, yaitu:
1) Cahaya matahari 100.000 luks.
2) Lampu-lampu gedung bioskop 50.000 luks.
3) Ruangan aula 300 luks.
4) Ruangan membaca 150 luks.
5) Bulan purnama 0,2 luks.
6) Bintang malam hari 0,003 luks.
Ruangan membaca mempunyai kuat penerangan 150 luks agar tidak merusak
kesehatan mata dan tidak cepat lelah.

30
8. Penggunaan cahaya dalam Bidang Kedokteran
Sinar sangat berguna dalam bidang kedokteran baik sebagai pembantu dalam
memperoleh informasi maupun terapi. Demikian pula sinar berkaitan dengan ketajaman
penglihatan. Sebagai contoh, lampu operasi. Lampu ini dipakai pada waktu operasi dengan
bantuan cermin cekung untuk memperoleh sinar yang benderang. Di bawah ini akan dibahas
penggunaan sinar menurut panjang gelombang. Sinar tampak digunakan untuk mengetahui
secara langsung apakah bagian-bagian tubuh baik luar maupun dalam mengalami suatu
kelainan; untuk itu dapat diperinci sebagai berikut:
a. Transilluminasi
Transilluminasi yaitu transmisi cahaya melalui jaringan tubuh untuk mengetahui
apakah ada gejala hidrosefalus ( kepala mengandung cairan oleh karena belum
sempurna pembentukan tulang tengkorak) atau ada kelainan di dalam tubuh.
Cahaya yang masuk itu akan dihamburkan sedemikian rupa sehingga
membentuk cahaya yang spesifik. Selain transilluminasi dipergunakan untuk
menentukan pneumetoraks, kelainan testes dan payudara.
b. Endoskop
Alat yang dipergunakan untuk melihat ruang di dalam tubuh. Alat ini terdiri dari
fiberglas, lampu. Sinar-sinar yang melalui fiberglas akan dipantulkan secara
sempurna sehingga gambaran di dalam tubuh dapat terlihat dengan mudah. Di
samping itu sifat fiberglas mudah dibengkokkan.
c. Sistoskop
Prinsip sama dengan endoskop. Alat ini dipergunakan untuk melihat struktur di
dalam kandung kencing.
d. Protoskop
Prinsip sama dengan endoskop, diperuntukan melihat struktur rektum
e. Bronkhoskop
Alat ini untuk melihat bronkus paru-paru.

Pertemuan Keenam
B. INTERFERENSI DAN DIFRAKSI CAHAYA
1. Interferensi Cahaya
Interferensi adalah peristiwa penggabungan dua gelombang cahaya atau lebih akibat dari
adanya sebuah celah ganda yang membuat gelombang bertabrakan. Peristiwa interferensi
disebut juga peristiwa superposisi gelombang. Pada peristiwa ini juga menimbulkan pola
gelap terang (Monokromatik) dan pelangi (Polikromatik). Interferensi cahaya terjadi jika dua
(atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan. Dua berkas cahaya disebut kohern jika kedua
cahaya itu memiliki beda fase tetap. Interferensi destruktif (saling melemahkan) terjadi jika
kedua gelombang cahaya berbeda fase 180o. Sedangkan interferensi konstruktif (saling
menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya sefase atau beda fasenya nol. Interferensi
destruktif maupun interferensi konstruktif dapat diamati pada pola interferensi yang terjadi.
Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh Fresnel dan Young. Fresnel melakukan percobaan
interferensi dengan menggunakan rangkaian dua cermin datar untuk menghasilkan dua
sumber cahaya kohern dan sebuah sumber cahaya di depan cermin. Young menggunakan
celah ganda untuk menghasilkan dua sumber cahaya kohern.

31
a. Interferensi Celah Ganda

Gambar 2. interferensi konstruktif

Gambar 3. Interferensi destruktif

1) Interferensi Fresnel
Pada gambar diatas, sumber cahaya monokromatis S0 ditempatkan di depan dua
cermin datar yang dirangkai membentuk sudut tertentu. Bayangan sumber cahaya S0 oleh
kedua cermin, yaitu S1dan S2 berlaku sebagai pasangan cahaya kohern yang berinterferensi.
Pola interferensi cahaya S1dan S2ditangkap oleh layar. Jika terjadi interferensi konstruktif,
pada layar akan terlihat pola terang. Jika terjadi interferensi destruktif, pada kayar akan
terlihat pola gelap
2) Interferensi Young
Pada eksperimen Young, dua sumber cahaya kohern diperoleh dari cahaya
monokromatis yang dilewatkan dua celah. Kedua berkas cahaya kohern itu akan bergabung
membentuk pola-pola interferensi. Inteferensi maksimum (konstruktif) yang ditandai pola
terang akan terjadi jika kedua berkas gelombang fasenya sama. Ingat kembali bentuk
sinusoidal fungsi gelombang berjalan pada grafik simpangan (y) versus jarak tempuh (x). Dua
gelombang sama fasenya jika selisih jarak kedua gelombang adalah nol atau kelipatan bulat
dari panjang gelombangnya.

32
Gambar 4. Selisih lintasan kedua berkas adalah d sin θ

Berdasarkan gambar di atas, selisih lintasan antara berkas S1dan d sin θ, dengan d
adalah jarak antara dua celah.
a) Jadi interferensi maksimum (garis terang) terjadi jika
d sin θ = n λ, dengan n =0, 1, 2, 3, …. ..................(2.3)
Pada perhitungan garis terang menggunakan rumus di atas, nilai n = 0
untuk terang pusat, n = 1 untuk terang garis terang pertama, n = 2 untuk
garis terang kedua, dan seterusnya. Mengingat bahwa untuk d << l,
maka sudut θ sangat kecil dan secara pendekatan berlaku sin θ = tan θ
= sehingga persamaan (1.1) dapat ditulis menjadi:
, n = 1, 2, 3,.... ...................(2.4)
Dengan p adalah jarak terang ke-n dari terang pusat.
b) Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika selisih lintasan kedua
sinar merupakan kelipatan ganjil dari setengah panjang gelombang.
Diperoleh:
d sin θ = (n – ½ )λ, dengan n =1, 2, 3, … ....................(2.5)
Pada perhitungan garis gelap menggunakan rumus di atas, n = 1 untuk
terang garis gelap pertama, n = 2 untuk garis gelap kedua, dan
seterusnya. Tidak ada nilai n = 0 untuk perhitungan garis gelap
menggunakan rumus di atas dengan pendekatan yang sama untu sin θ =
tan θ = sehingga persamaan (2.6) dapat ditulis menjadi:
( ) , n = 1, 2, 3,...... ...................(2.7)
c) Garis terang dan garis gelap berurutan
Jarak antara dua garis terang maupun jarak antara dua garis gelap pada
intereferensi celah ganda adalah sama dan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (1.2) dan (1.4) sehingga diperoleh persamaan
seperti:
, n = 1, 2, 3,...... ...................(2.8)
Untuk dua garis terang maupun dua garis gelap berurutan berarti
, sehingga jarak antara dua garis terang maupun jarak antara
dua garis gelap berurutan dapat diperoleh melalui persamaan:

33
, n = 1, 2, 3,...... ...................(2.9)

b. Interferensi pada lapisan tipis


Interferensi dapat terjadi pada lapisan tipis seperti lapisan sabun dan lapisan minyak.
Jika seberkas cahaya mengenai lapisan tipis sabun atau minyak, sebagian berkas cahaya
dipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan kemudian dipantulkan lagi. Gabungan berkas
pantulan langsung dan berkas pantulan setelah dibiaskan ini membentul pola interferensi.

Gambar 5. Interferensi cahaya pada lapisan tipis

Seberkas cahaya jatuh


kepermukaan tipis dengan sudut datang i. Sebagian berkas langsung dipantulkan
oleh permukaan lapisan tipis (sinar a), sedangkan sebagian lagi dibiaskan dulu ke
dalam lapisan tipis dengan sudut bias r dan selanjutnya dipantulkan kembali ke
udara (sinar b). Sinar pantul yang terjadi akibat seberkas cahaya mengenai
medium yang indeks biasnya lebih tinggi akan mengalami pembalikan fase
(fasenya berubah 180o), sedangkan sinar pantul dari medium yang indeks biasnya
lebih kecil tidak mengalami perubahan fase. Jadi, sinar a mengalami perubahan
fase 180o, sedangkan sinar b tidak mengalami perubahan fase. Selisih lintasan
antara a dan b adalah 2d cos r. Oleh karena sinar b mengalami pembalikan fase,
interferensi konstruktif akan terjadi jika selisih lintasan kedua sinar sama dengan
kelipatan bulat dari setengah panjang gelombang (λ). Panjang gelombang yang
dimaksud di sini adalah panjang gelombang cahay pada lapisan tipis, bukan
panjang gelombang cahaya pada lapisan tipis dapat ditentukan dengan rumus:

λ = λ0/n. ..................(2.10)

Jadi, interferensi konstruktif (pola terang) akan terjadi jika:

2d cos r = (m – ½ ) λ ; m = 1, 2, 3, … ....................(2.11)

Interferensi destruktif (pola gelap) terjadi jika:

2d cos r = m λ ; m = 0, 1, 2, 3, … ....................(2.12)

34
c. Cincin Newton
`Fenomena cincin Newton merupakan pola interferensi yang disebabkan oleh pemantulan
cahaya di antara dua permukaan, yaitu permukaan lengkung (lensa cembung) dan permukaan
datar yang berdekatan. Ketika diamati menggunakan sinar monokromatis akan terlihat
rangkaian pola konsentris (sepusat) berselang-seling antara pola terang dan pola gelap. Jika
diamati dengan cahaya putih (polikromatis), terbentuk pola cincin dengan warna-warni
pelangi karena cahaya dengan berbagai panjang gelombang berinterferensi pada ketebalan
lapisan yang berbeda. Cincin terang terjadi akibat interferensi destruktif.

Gambar 6. Sistem optik untuk menghasilkan pola interferensi cincin Newton

`Apabila r adalah jari-jari lingkaran gelap dan terang hasil interferensi, maka syarat

terjadinya adalah sebagai berikut:


a. Syarat terjadi interferensi maksimum (lingkaran terang)
( ) ; n = 1, 2, 3, ......... ...........(2.13)
Dengan adalah jari-jari lingkaran terang ke-n

b. Syarat terjadi interferensi minimum (lingkaran gelap)


; n = 0, 2, 3, ......... ...........(2.14)
Dengan adalah jari-jari lingkaran gelap ke-n
2. Difraksi Cahaya
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah
sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang) sehingga gelombang cahaya tampak
melebar pada tepi celah. Cahaya tidak lagi merambat menurut garis lurus yang
mengakibatkan terjadinya interferensi sehingga tepi-tepi bayangan menjadi kabur. Selain
disebabkan oleh celah sempit, peristiwa difraksi juga dapat disebabkan oleh kisi. Kisi adalah
sebuah penghalang yang terdiri atas banyak celah sempit. Jumlah celah dalam kisi dapat
mencapai ribuan pada daerah selebar 1 cm. Kisi difraksi adfalah alat yang sangat berguna
untuk menganalisis sumber-sumber cahaya.

35
Gambar 7. Cahaya yang melewati celah sempit

Kita dapat melihat gejala difraksi ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela
jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya
lampu neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang
cukup jauh.

a. Difraksi Celah Tunggal


Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dijelaskan oleh Christian Huygens.
Menurut Huygens, tiap bagian celah berfungsi sebagai sumber gelombang sehingga cahaya
dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian celah lainnya.
Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap pada layar akan terjadi, jika gelombang
1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase ½, atau lintasannya sebesar setengah panjang gelombang.

Gambar 8. interferensi celah tunggal

Berdasarkan Gambar 7 tersebut, diperoleh beda lintasan kedua gelombang (d sin θ)/2.

ΔS = (d sin θ)/2 dan ΔS = ½ λ, jadi d sin θ = λ

Jika celah tunggal itu dibagi menjadi empat bagian, pola interferensi minimumnya menjadi

ΔS = (d sin θ)/4 dan ΔS = ½ λ, jadi d sin θ = 2 λ.

Berdasarkan penurunan persamaan interferensi minimum tersebut, diperoleh persamaan


sebagai berikut.

d sin θ = nλ; n = 1, 2, 3,......... ..................(2.15)

36
dengan: d = lebar celah

Untuk mendapatkan pola difraksi maksimum, maka setiap cahaya yang melewati
celah harus sefase. Beda lintasan dari interferensi minimum tadi harus dikurangi dengan
sehingga beda fase keduanya mejadi 360°. Persamaan interferensi maksimum dari pola
difraksinya akan menjadi :
d sin θ = nλ- => ( ) ; n = 1,2 ,3....
( ) ; n = 1,2 ,3.... ..............(2.16)
Dengan (2n – 1) adalah bilangan ganjil, n = 1, 2, 3, …
b. Difraksi pada Kisi
Jika semakin banyak celah pada kisi yang memiliki lebar sama, maka semakin tajam
pola difraksi dihasilkan pada layar. Misalkan, pada sebuah kisi, untuk setiap daerah selebar 1
cm terdapat N = 5.000 celah. Artinya, kisi tersebut terdiri atas 5.000 celah per cm. dengan
demikian, jarak antar celah sama dengan tetapan kisi, yaitu

Pola difraksi maksimum pada layar akan tampak berupa garis-garis terang atau yang
disebut dengan interferensi maksimum yang dihasilkan oleh dua celah. Jika beda lintasan
yang dilewati cahaya datang dari dua celah yang berdekatan, maka interferensi maksimum
terjadi ketika beda lintasan tersebut bernilai 0, λ, 2λ, 3λ, …,. Pola difraksi maksimum pada
kisi menjadi seperti berikut:
; n = 1, 2 ,3.... ..............(2.17)
dengan n = orde dari difraksi dan d = jarak antar celah atau tetapan kisi.
Demikian pula untuk mendapatkan pola difraksi minimumnya, yaitu garis-garis gelap.
Bentuk persamaannya sama dengan pola interferensi minimum dua celah yaitu:
( ) ; n = 1,2 ,3.... ..............(2.18)

Jika pada difraksi digunakan cahaya putih atau cahaya polikromatik, pada layar akan tampak
spectrum warna, dengan terang pusat berupa warna putih.

37
Gambar 9. Difraksi cahaya putih akan menghasilkan pola berupa pita-pita
spectrum

Cahaya merah dengan panjang gelombang terbesar mengalami lenturan atau pembelokan
paling besar. Cahaya ungu mengalami lenturan terkecil karena panjang gelombang cahaya
atau ungu terkecil. Setiap orde difraksi menunjukkan spectrum warna.

c. Daya Urai Alat Optik


Alat-alat optik seperti Lup, teropong, dan milkroskop memiliki kemampuan untuk
memperbesar bayangan benda. Namun, perbesaran bayangan benda yang dihasilkan terbatas.
Kemampuan perbesaran alat-alat optic itu selain dibatasi oleh daya urai lensa juga dibatasi
oleh pola difraksi yang terbentuk pada bayangan benda itu.

Gambar 10. Pola difraksi yang dibentuk oleh sebuah celah bulat

Pola difraksi yang dibentuk oleh sebuah celah bulat terdiri atas bintik terang pusat yang
dikelilingi oleh cincin-cincin terang dan gelap seperti pada Gambar 2.11. Pola tersebut dapat
dijelaskan dengan menggunakan Gambar 2.12.

Gambar 11. Daya urai suatu lensa

38
D = diameter lobang
L = jarak celah ke layar
dm = jari-jari lingkaran terang
θ = sudut deviasi
Pola difraksi dapat diperoleh dengan menggunakan sudut q yang menunjukkan ukuran sudut
dari setiap cincin yang dihasilkan dengan persamaan:
..............(2.19)
dengan λ merupakan panjang gelombang cahaya yang digunakan.
Untuk sudut-sudut kecil, maka diperoleh sinθ » tan θ = dm/λ dan sama dengan sudutnya q
sehingga dapat ditulis:
atau ..............(2.20)
3. Aplikasi Interferensi dan Difraksi Dalam Kehidupan Sehai-hari
a. Analisa Struktur Kristal Spektroskopi difraksi sinar-X(X-ray difraction/XRD)
Difraksi Sinar-X merupakan teknik yang digunakan dalam karakteristik material
untuk mendapatkan informasi tentang ukuran atom dari material kristal maupun
nonkristal. Difraksi tergantung pada struktur kristal dan panjang gelombangnya.
Jika panjang gelombang jauh lebih dari pada ukuran atom atau konstanta kisi
kristal maka tidak akan terjadi peristiwa difraksi karena sinar akan dipantulkan
sedangkan jika panjang gelombangnya mendekati atau lebih kecil dari ukuran
atom atau kristal maka akan terjadi peristiwa difraksi. Ukuran atom dalam orde
angstrom (Å) maka supaya terjadi peristiwa difraksi maka panjang gelombang
dari sinar yang melalui kristal harus dalam orde angstrom (Å).Metode yang
digunakan dalam menentukan struktur Kristal dengan difraksi sinar-X ini terdiri
dari metode Kristal tunggal dan metode serbuk.
Pada metoda kristal difraksi Cahaya tunggal, sebuah kristal yang berkualitas
baik diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat berotasi pada salah satu sumbu
kristalnya. Ketika kristal itu diputar pada salah satu sumbu putar, seberkas sinar
X monokromatik dipancarkan ke arah kristal. Jika seberkas sinar-X di jatuhkan
pada sampel kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang
memiliki panjang gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut.
Sinar yang dibiaskan akan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan
sebagai sebuah puncak difraksi. Makin banyak bidang kristal yang terdapat
dalam sampel, makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap puncak
yang muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki
orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan
dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X
untuk hampirsemua jenis material. Standar ini disebut JCPDS (Joint Committee
Powder DiffractionnStandard).
b. GLV (Gratting Light Valve)
Disebut juga kisi katup cahaya, dimana teknologi ini memanfaatkan kisi difraksi
untuk menampilkan visual yang lebih baik daripada visual dari LCD yang
selama ini ada. GLV menggunakan sistem mikro ( MEMS ) teknologi dan fisika
optik agar bagaimana cahaya tercermin dari masing-masing struktur pita-seperti

39
beberapa yang mewakili "tertentu gambar" titik atau pixel. Pita dapat
memindahkan jarak kecil,mengubah panjang gelombang cahaya yang
dipantulkan. Nada Grayscale atau warna yang tepat dapat dicapai dengan
memvariasikan kecepatan piksel yang diberikan adalah dinyalakan dan
dimatikan. Gambar yang dihasilkan dapat diproyeksikan dalam sebuah
auditorium besar dengan sumber cahaya terang atau pada sebuah alat kecil
dengan menggunakan LED low-power sebagai sumber cahaya.Teknologi GLV
dapat memberikan resolusi tinggi, daya rendah sehingga lebih murah . Tetapi
kualitas pixel yang bagus. Konsep kerja GLV yaitu, prangkat GLVdibangun
pada silikon dan terdiri dari baris paralel yang sangat reflektif. Pita-pitaukuran
mikro dengan lapisan atas aluminium tergantung di atas sebuah celah udara yang
dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga pita alternatif (pita aktif yang interlaced
dengan pita statis) dapat secara dinamis ditekan. Sambungan listrik untuk
masing-masing elektroda pita aktif menyediakan aktuasi independen. Pita dan
substrat adalah elektrik konduktif sehingga defleksi dari pita dapat dikontrol
secara analog: Bila tegangan dari pita aktif diatur ke ground, semua pita yang
undeflected, dan perangkat. Ketika tegangan diberikan antara konduktor pita dan
dasar medan listrik yang dihasilkan, dapat mengalihkan ke bawah pita aktif
terhadap substrat. Defleksi ini dapat sebesar seperempat panjang gelombang
sehingga menimbulkan efek difraksi pada cahaya insiden yang tercermin pada
sudut yang berbeda dari insiden ringan. Panjang gelombang untuk defleksi
ditentukan oleh frekuensi spasial pita. Karena ini frekuensi spasial ditentukan
oleh muka sisi photolithographic digunakan untuk membentuk perangkat GLV
dalam CMOS proses fabrikasi, sudut datang bisa sangat akurat yang berguna
untuk aplikasi switching optik. Perpindahan dari undeflected defleksi maksimum
pita sangat cepat, yang dapat beralih di 20 nanodetik yang merupakan satu juta
kali lebih cepat dibandingkan konvensional LCD layar perangkat, dan sekitar
1000kali lebih cepat dibandingkan TI DMD teknologi. Selain itu, tidak ada
kontak fisik antara elemen bergerak yang life time dari GLV selama 15 tahun
tanpa berhenti (lebihdari 210 miliar siklus switching).Untuk membangun sistem
tampilan menggunakan perangkat GLV pendekatanyang berbeda dapat diikuti:
mulai dari pendekatan sederhana menggunakan perangkatGLV tunggal dengan
cahaya putih sebagai sumber sehingga memiliki monokrom sistem untuk solusi
yang lebih kompleks menggunakan tiga GLV perangkat yangberbeda masing-
masing untuk satu sumber RGB primary 'yang pernah terdifraksi memerlukan
filter optik yang berbeda untuk titik cahaya ke layar atau menengah dengan
menggunakan sumber putih tunggal dengan perangkat GLV. Selain itu, cahaya
dapat terdifraksi oleh perangkat GLV ke lensa mata bagi tampilan virtual retina ,
atauke sistem optik untuk proyeksi gambar ke layar ( proyektor dan belakang
proyektor ).
c. Holografi
Teknik penghamburan cahaya dari sebuah objek untuk direkam dan kemudian
direkonstruksi sehingga dia akan muncul jika objek itu memiliki posisi yang
relatif sama terhadap rekaman medium saat direkam. Bayangan akan berubah

40
selama posisi dan sudut pandang berubah dalam cara yang sama sehingga objek
masih tetap terlihat ada dan rekaman bayangan (hologram) muncul dalam bentuk
tiga dimensi.Adapun teknik holografi sehingga mendapatkan hologram, sebagian
dari sinar yang tersebar dari objek atau sekumpulan objek jatuh di atas media
perekam. Sinar kedua,yang dikenal sebagai sinar acuan, juga menerangi media
perekam sehingga terjadi gangguan antara kedua sinar tersebut. Hasil dari bidang
cahaya tersebut adalah sebuahpola acak dengan intensitas yang bervariasi yang
disebut hologram. Dapat ditunjukkan bahwa jika hologram diterangi oleh sinar
acuan asli, sebuah bidang cahaya terdifraksi oleh sinar acuan yang mana identik
dengan bidang cahaya yang disebarkan oleh objekatau objek-objek. Dengan
demikian, seseorang yang memandang ke hologram tetap dapat „melihat‟ objek
walaupun objek tersebut mungkin sudah tidak ada lagi.
d. Penerapan Pada Resolusi Sistem Pencitraan
e. Busa sabun
f. Dinding rumah
g. Air yang terkena minyak
Pertemuan Ketujuh
C. POLARISASI
Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya
dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan),
pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan.
1. Polarisasi Karena Refleksi
Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar
biasnya membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar
dengan bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku
 p +  r = 90° atau  r = 90 o   p . Dengan demikian, berlaku pula:
n2 sin  p n2 sin  p n2 sin  p
  
n1 sin  r n1 sin( 90   p ) n1 cos p
Jadi, diperoleh persamaan:
n2
 tan  p
n1
Dengan n2 adalah indeks bias medium tempat cahaya datang n1 adalah medium
tempat cahaya terbiaskan, sedangkan Өp adalah sudut pantul yang merupakan sudut
terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster.

41
Sinar
datang
Sinar pantul
Ө n1
p
n2
Ө
r

Sinar bias

Gambar 12. Polarisasi karena Refleksi

2. Polarisasi Karena Absorbsi

Gambar 13. Polarisasi karena Absorbsi

Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan polaroid
bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya dengan arah
getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar dengan
sumbu polarisasi polaroi

Gambar 4

Gambar 14.

42
Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya dipolarisasi secara vertikal yaitu
hanya komponen medan listrik E yang sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya cahaya
terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua komponen E yang tegak lurus sumbu
transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu analisator diteruskan.
Sehingga kuat medan listrik yang diteruskan analisator menjadi:
E2 = E cos θ ..............(2.21)
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator) memiliki
intensitas I0, maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator adalah:
I1 = ½ I0 .................(2.22)
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar dengan
intensitas menjadi:
I2 = I1 cos2θ = ½ I0 cos2θ .................(2.23)
3. Polarisasi Karena Pembiasan Ganda

Sinar datang

Kristal
Birefringent

Sinar istimewa
Sinar biasa

Gambar 15. Polarisasri karena Pembiasan Ganda


Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan sama ke segala
arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen, indeks biasnya hanya memiliki satu nilai.
Namun, pada bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit dan kuarsa, kelajuan cahaya di
dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua nilai indeks bias
(birefringence)Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan mengalami
pembiasan dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas akan memenuhi hukum Snellius
(disebut berkas sinar biasa), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum Snellius
(disebut berkas sinar istimewa).
4. Polarisasi Karena Hamburan
Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan menyerap dan
memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh
partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena hamburan.
Pada peristiwa hamburan, cahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek cenderung
mengalami hamburan dengan intensitas yang besar. Hamburan ini dapat diamati pada warna
biru yang ada di langit kita.

43
Gambar 16. Polarisasri karena Hamburan
Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari telah melalui partikel-partikel udara di
atmosfer sehingga mengalami hamburan oleh partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh karena
cahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya merah, maka cahaya
itulah yang lebih banyak dihamburkan dan warna itulah yang sampai ke mata kita.

D. TEKNOLOGI LCD
1. Cara kerja monitor LCD (Liquid Cristal Display)/Layar LCD

Gambar 17. Layar LCD

Secara Sederhana LCD (Liquid Crystal Display) terdiri dari dua bagian utama. yaitu
Backlight dan kristal cair. Backlight sendiri adalah sumber cahaya LCD yang biasanya terdiri
dari 1 sampai 4 buah (berteknologi seperti) lampu neon. Lampu Backlight ini berwarna putih.
Lalu bagaimana caranya LCD bisa menampilkan banyak warna ? Disinilah peran dari kristal
cair. Kristal cair akan menyaring cahaya backlight. Cahaya putih merupakan susunan dari
beberapa ratus cahaya dengan warna yang berbeda (jika anda masih ingat Pelajaran Fisika).
Beberapa ratus cahaya tersebut akan terlihat jika cahaya putih mengalami refleksi atau
perubahan arah sinar. Warna yang akan dihasilkan tergantung pada sudut refleksi. Jadi jika
beda sudut refleksi maka beda pula warna yang dihasilkan. Dengan memberikan tegangan
listrik dengan nilai tertentu. Kristal cair dapat berubah sudutnya. Dan karena tugas kristal cair
adalah untuk merefleksikan cahaya dari backlight maka cahaya backlight yang sebelumnya
putih bisa berubah menjadi banyak warna. Kristal cair bekerja seperti tirai jendela. Jika ingin
menampilkan warna putih kristal cair akan membuka selebar-lebarnya sehingga cahaya
backlight yang berwarna putih akan tampil di layar. Namun Jika ingin menampilkan warna
hitam. Kristal Cair akan menutup serapat-rapatnya sehingga tidak ada cahaya backlight yang
yang menembus (sehingga di layar akan tampil warna hitam). Jika ingin menampilkan warna
lainnya tinggal atur sudut refleksi kristal cair.Contrast ratio Contrast Ratio adalah
perbandingan tingkat terang (brightness) pada posisi paling putih dan paling hitam. Pada
waktu kristal cair menutup serapat-rapatnya untuk menghasilkan warna hitam seharusnya

44
tidak ada cahaya backlight yang menembusnya. Namun kenyataannya masih ada cahaya
backlight yang bisa menembus kristal cair sehingga tidak bisa menampilkan warna hitam
dengan baik. Inilah salah satu kekurangan LCD. Jadi semakin besar Contrast Ratio maka
semakin bagus pula LCD dalam menampilkan warna. cara paling mudah untuk
mengetahui seberapa bagus Contrast Ratio LCD adalah dengan menampilkan warna hitam di
layar. Jika warna hitam tersebut cenderung abu-abu maka masih ada sedikit cahaya backlight
yang berhasil menembus kristal cair.Response Time Kristal cair pada LCD bekerja dengan
cara membuka dan menutup layaknya tirai. Proses buka tutup ini berlangsung sangat cepat
(mengikuti pergerakan gambar di layar). Karena itulah ada istilah Response Time di LCD.
Response Time adalah waktu yang diperlukan untuk berubah dari posisi kristal cair tertutup
rapat (waktu menampilkan warna hitam) ke posisi kristal cair terbuka lebar (waktu
menampilkan warna putih). Jadi semakin cepat response time maka semakin baik. Response
Time yang lambat akan menimbulkan cacat gambar yang disebut ghosting atau jejak gambar.
Biasanya pada objek yang bergerak cepat dan menimbulkan jejak gambar seperti beberapa
bujur sangkar yang terlihat seperti persegi.Sudut Pandang (Viewing Angle) Monitor LCD
memiliki sudut pandang yang terbatas jika dibandingkan dengan monitor CRT. Gambar objek
pada monitor CRT bisa dilihat dengan jelas dari sudut 180 derajat sekalipun. Namun tidak
dengan monitor LCD. Jika pandangan kita sedikit bergeser dari LCD maka gambar objek
akan terlihat lebih gelap atau lebih terang. Jika anda seorang yang butuh privasi maka hal ini
tidak menjadi masalah karena orang disamping anda tidak dapat melihat apa yang ada di
monitor anda dengan mudah. Akan tetapi jika anda ingin melihat film bersama-sama dengan
teman-teman tentu hal ini akan menjadi masalah.
2. Kerja monitor LED (Liquid Emitting Display)/Layar LED

Gambar 18. Layar LED

LED merupakan teknologi yang di kembagkan dari LCD. LED dibuat agar lebih
efisien jika mengeluarkan cahaya, emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai
adalah galium, arsenic dan phosporus, Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna
cahaya yang berbeda pula. Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah
warna merah, kuning dan hijau. Prinsip kerja layar LED hampir sama dengan LCD.
Perbedaan LCD dan LED terletak pada Backlight. Layar LED menggunakan backlight
cahaya pancaran diode (light emitting diode) sebagai sumber cahaya televisi. LED
menggunakan diode untuk membuat banyak vibrant dan image yang berwarna-warni. Warna

45
hitam akan menajdi benar-benar hitam, bukan hitam abu-abu, dan warna LED lebih realistik
dibandingkan televisi LCD.

Pertemuan Kedelapan
Lembar Kerja Percobaan Senometer

a) Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu :
1.1 Menjelaskan dan memahami Hukum Marsenne dan Hukum Medle
1.2 Menentukan frekuensi garpu tala dengan menggunakan sonometer

b) Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan pada praktum ini yaitu :
11.1 Senometer 1 set
11.2 Garpu tala dengan frekuensi berbeda 2 buah
11.3 Beberapa batu timbangan dengan penggantungnya
11.4 Neraca digital
11.5 Tahanan Gesek
11.6 Sobekan kertas kecil

c) Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu :
111.1 Mengambir 1 cm dari senar ( kawat yang hendak digunakan ) kemudian timbanglah
kawat itu
111.2 Memberikan beban pada ujung kawat sampai batas kawat tidak akan putus
111.3 Membunyikan garpu tala, dan getarkan disamping kawat secara bersamaan.
Usahakankanlah pelayangan itu hilang atau nada garpu tala sama dengan nada sonometer,
dengan jalan menggesekan sisir D. Bila hal ini terjadi, maka frekuensi garpu tala sama
dengan frekuensi sonometer
111.4 Ukurlah panjang kawat (senar) dimana digetarkan tadi antara sisir tetap (B) dengan
sisir (D) dan catat massa beban yang digantung
111.5 Dengan menggunakan persamaan (2), hitunglah f!
111.6 Mengulangi prosedur c sampai e dengan beban yang berbeda-beda. IV.7 Menghitung
frekuensi rata-rata
111.8 Mengulangi prosedur a sampai g untuk jenis kawat (senar)
Yang berbeda-beda
111.9 Menjelaskan pendapat, apakah hasil percobaan sama jika frekuensi garpu tala diketahui
111.10 Menyebutkan kesalahan yang terjadi dalam menentukan frekuensi tersebut.
111.11embuat kesimpulan dari hasil praktikum sonometer.

46
d) Tabel Data

Tabel 1 Garpu tala = 426,7 Hz


No M (Kg) 1 (m)

Tabel 1 Garpu tala = 480 Hz


No M (Kg) 1 (m)

47
Daftar Pustaka
Giancoli, D.C.2005.Physics. New York : Prectice Hall.Inc,

Kamajaya, K dan Purnama, W. 2014. Fisika untuk kelas XII SMA. Bandung : Grafindo

Kangenan, Marthen. 2016. Fisika untuk SMa Kelas XII. Jakarta: penerbit Erlangga .

Resnick, Halliday and Walker. 2009. Fundamental of physics 6th editon : John Wiley & Son.

Widodo. Tri. 2009 : Untuk SMa/ MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional

48

Anda mungkin juga menyukai