Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN LUKA BAKAR

Disusun Oleh:

INTAN MEMBUMBU

BACEBA BURAEN

BURHAN KAWALI

GODLIF V. DO HINA

INDRO TOMI MARS NOMLENI

ANDRIAS HINA KEMBOMBU

ELEN DAMI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan hadiratNYA atas segala rahmat serta kasih
sayang dan karuniaNYA yang telah diberikan kepada seluruh ciptaannya,kami dapat
menyelesaikan askep yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN LUKA BAKAR”
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami apa
itu ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR
, kami banyak mengalami banyak kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki .kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca pada umumnya .kami sebagai penyusun
sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan .oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan
untuk membangun.

Kupang, 28 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB IM PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................4
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian..........................................................................................................5
3.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................................10
3.3 Intervensi Keperawatan......................................................................................10
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan...........................................................11
BAB III PENUTUP
5.1. Kesimpulan.........................................................................................22
5.2. Saran...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja

baik di rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anak-

anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk

mengalami luka bakar. Penyebab luka bakar pun bermacam- macam bisa berupa

api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain.

Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain

itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar

disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang

terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih

intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedik it dan superfisial. Luka

bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar karena terkena zat

kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka

bakarnya sama.

Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan

rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal,

tenaga terlatih dan terampil. Mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang

dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar memerlukan penanganan yang

serius.

Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat

meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara

langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa

1
keadaan yang mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka

bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan

pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup

kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75%

mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk

memulangkanpasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan

waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah

komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik

rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan

hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.

Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan

khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan

anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar

atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih

intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang

disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis

dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau

paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan

yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api.

Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar

daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau

tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan

tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan

umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat

2
diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna

untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang

menyertai.

Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung

dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehata n

sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan

pengaruh lain yang menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian

bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian anggota keluarga yang

lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar harus dirujuk untuk

mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan

masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu.

World Health Organization’s (WHO) melaporkan pada tahun 2004, angka

kejadian luka bakar diseluruh dunia rata-rata 110/100.000 orang tiap tahunnya dan

diperkirakan 310.000 orang meninggal akibat luka bakar (Othman et al., 2010).

Pada tahun 2015, sekitar 486.000 kejadian luka bakar yang terjadi di Amerika

Serikat, 40.000 diantaranya membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 30.000

yang perlu dirawat dipusat-pusat perawatan luka bakar (ABA, 2016).

Di Indonesia belum ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan

bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka luka bakar tersebut semakin

meningkat (Hasibuan et al., 2010).

Sedangkan di Sumatera Barat, berdasarkan survei awal yang dilakukan di

RSUP DR. M. Djamil Padang, didapatkan pada tahun 2014 kasus luka bakar

mencapai 89 orang dan pada tahun 2015 mencapai 106 kasus.

3
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Penulis mampu memberikan Asuhan Keperawatan sekaligus mengamati

dan mendapatkan pengalaman yang nyata pada klien dengan luka

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan luka bakar, penulis mampu :

1. Memahami tentang konsep kegawat daruratan luka bakar

2. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien dengan luka bakar

3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan luka Bakar

4. Menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan luka bakar

5. Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien dengan luka

bakar

6. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan luka bakar.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Puskesmas

Memberikan masukan bagi tim kesehatan di puskesmas dalam

memberikan Asuhan keperawatan pada klien dengan luka bakar.

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai penyambung Ilmu Asuhan Keperawatan klien dengan luka bakar

sehingga dapat menambah referensi dan acuan dalam memahami Asuhan

Keperawatan pada klien dengan luka bakar

1.3.3 Bagi Penulis

Memberikan pengetahuan dan memperbanyak pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan klien dengan luka

bakar.
4
BAB II

TINJAUAN

KASUS

NARASI KASUS

Seorang perempuan 28 tahun masuk rumah sakit dengan luka bakar pada

bagian dada depan, perut, paha, dan kedua tangan, saat ini pasien dirawat

diruangan dengan keluhan nyeri pada area luka, lemah dan pusing. Pasien

mengatakan luka yang terjadi karena ledakan konfor gas dirumahnya. Pasien

tampak lemah dan pucat, TD 80/60 mmhg nadi 100 x/mnt, RR ;18x/mnt,

hitungan darah lengkap diketahui Hb: 7 g/dl, leukosit 35000 mm3, eritrosit

1,5x10/L

I. PENGKAJIAN

A. Identitas Pasien

Nama : Ny.D

TTL : Painan/2-3-1976

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Salido

Tanggal Masuk : 5-7-2021

Status Perkawinan : Kawin

Suku : Minang/Indonesia

Diagnosa Medis : Luka Bakar

5
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi

Nama : Ny.S

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Salido

Hubungan dengan klien : Anak

B. Alasan Masuk

Klien masuk dengan luka bakar pada bagian dada depan, perut, paha, dan

kedua tangan, saat ini pasien dirawat diruangan dengan keluhan nyeri pada area

luka, lemah dan pusing.

 Airway

Jalan nafas paten dan tidak ada sumbatan jalan nafas

 Breathing

Pernafasan klien 20 x/I dan tidak ada suara nafas tambahan

 Circulation

Perdarahan tidak ada dan suhu tubuh 36,9 0C

 Disability

Keadaan umum lemah dan tingkat Kesadaran compos mentis

C. Secondary Survey

1. Kepala

Rambut klien berwarna hitam

Rambut klien bersih

6
Kepala tidak ada pembengkakan

2. Mata

Simetris kiri dan kanan

Pupil isokhor

Konjungtiva tidak anemis

Reflek pupil terhadap cahaya (+)

3. Hidung

Simetris kiri dan kanan

Penciuman tidak terganggu

Tidak ada kelainan

Mukosa hidung tidak meradang

4. Mulut

Tonsil tidak meradang

Mukosa bibir kering

Tidak ada masa

5. Leher

Tidak ada pembengkakan

Tidak ada kelainan

6. Thorak

I : ictus cordis tidak ada terlihat

P : ictus cordis tidak teraba

P : nyeri tekan tidak ada

A : irama reguler
7
7. Abdomen

I : tidak ada kelainan

P : tidak ada bising usus

P : nyeri tekan tidak ada

A : bising usus 14x/i

8. Ekstremitas

Tangan kiri klien ada luka bakar

Tangan kiri klien memerah

Tangan kiri klien meradang&terasa nyeri

9. Neurologis

Keadaan umum klien lemah

Tangan kiri klien terasa sakit

Tangan kiri klien memerah

D. Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan nyeri pada area luk dengan luka bakar pada

bagian dada depan, perut, paha, dan kedua tangan, Skala nyeri 4.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan tidak atau belum pernah mengalami luka bakar,

klien mengatakan belum pernah dirawat, klien juga mengatakan

tidak memiliki alergi terhadap obat

Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan kalau keluarga klien tidak ada menderita

8
penyebab yang sama, klien mengatakan tidak ada memiliki

riwayat penyakit keturunan seperti DM dan hipertensi

E. Data Fokus

Data Subjektif

- Klien mengatakan nyeri pada daerah luka

- Klien mengatakan merasa lemah

- Klien mengatakan merasa pusing

Data Objektif

- Klien tampak meringis sambil memegang daerah tangan

yang terdapat luka

- Kedua Tangan pasien terdapat luka bakar

- Perut dan paha klien terdapat luka bakar

- Skala nyeri 4

- Suhu=36,9 0C

- Nadi =100x/i

- Pernafasan =18x/i

- Tekanan Darah=80/60 mmHg

- BB=54 Kg TB=158 cm

- Hb: 7g dl, leukosit 35000 mm3, eritrosit 1,5x10/L

9
II. Analisa Data

N Data Masalah Etiologi


o
1 DS :
- Klien mengatakan nyeri Nyeri akut Kerusakan
pada daerah luka kulit/jaringan
DO :
- Kedua Tangan klien
terdapat luka bakar

- Suhu=36,9 0C
- Nadi =100x/i
- Pernafasan =18x/i
- Tekanan Darah=80/60
mmHg
- BB=54 Kg TB=158
Cm
2 DS : Resiko tinggi adanya luka
- Klien mengatakan gangguan bakar
nyeri pada luka bakar integritas kulit
DO :
- Kedua Tangan kiri
klien terdapat luka
bakar
- Bagian perut paha, dada
terdapat luka bakar

- Persentasi luka bakar


sekitar 19 %
- Suhu=36,9 0C
- Nadi =78x/i
- Pernafasan =20x/i
- Tekanan Darah=110/70
mmHg

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut b/d kerusakan kulit/jaringan

b. Resiko tinggi gangguan integritas kulit b/d adanya luka bakar

10
IV. INTERVENSI

DIAGNOSA
NO INTERVENSI IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
SDKI (SIKI) (SLKI)
1 Nyeri akut b/d
kerusakan setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
kulit/jaringan tindakan keperawatan observasi
selama 1x24 jam
diharapkan tingkat  Identifikasi local,
nyeri menurun dengan
kriteria hasil : karakteristik,durasi,f
 Gelisah menurun
rekuensi, kualitas,
(5)
intensitas nyeri,.
 Meringis
menurun (5)  Identifikasi nyeri.
 Kesulit  Identifikasi respon
an tidur menurun (5) nyeri non verbal.
• Pola
 Identifikasi
tidur membaik (5)
factor yang
Kontrol Nyeri
memperbera
 •Kemampuan t dan
mengunakan memperinga
teknik non- n nyeri
farmakologis Monitor
meningkat (5) efek
 Dukungan samping
orang terdekat penggunaan
meningkat (5) analgetik.
 Pengunaan Terapeutik
analgetik menurun  Berikan teknik
(5)
nonfarmakolog
11
 Penyembuhan luka is untuk

mengurangi

 rasa nyeri

Pembentukan (mis.tarik

jaringan parut napas dalam,

menurun kompres

hanagat/dingin)

 Kontrol

lingkungan

yang

memperberat

rasa nyeri .

 Fasilitasi istirahat dan


tidur.

Pertimba

ngkan

jenis dan

sumber

nyeri

dalampe

milihan

strategy

meredak

an nyeri.

Edukasi
12
 Jelaskan

penyebab,

periode, dan

pemicu nyeri.

 Jelaskan strategi

meredakan nyeri.

 Anjurkan

memonitor nyeri

secara mandiri.

 Anjurkan

mengunakan

analgetik

secara tepat.

 Ajarkan teknik

nonfarmakologis

untuk

mengurangi

nyeri

13
2 Resiko tinggi Setelah dilakukan Observasi
gangguan integritas
kulit b/d adanya tindakan keperawatan  Monitor
luka bakar
selama 1x 24 jam karakteristik luka

gangguan integritas kulit (dranase, warna,

menurun: ukuran, bau)

KH : Integritas Kulit dan  Monitor tanda-tanda


infeksi.
Jaringan
Terapeutik
 Perfusi
 Lepaskan balutan
jaringan
dan plaster secara
meningkat (5)
perlahan.
 Kerusakan
 Cukur rambut di
jaringan menurun sekitar luka,

(5) jika perlu

 Kerusakan  Bersihkan

lapisan kulit dengan NACL

menurun (5) atau pembersih

 Nyeri menurun nontoksik,


(5)
sesuai
 Pedarahan
menurun (5) kebutuhan

 Bersihkan jaringan
nekrotik.
o

14
o monitor status nutrisi
pasien
o memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
o gunakan pengkajian
risiko untuk memonitor
faktor risiko
o Pasien (braden scale,
skala norton)
o inspeksi kulit terutama
pada tulangtulang yang
menonjol dan titiktitik
tekanan ketika merubah
posisi pasien.
o jaga kebersihan alat
tenun
o kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemberian
tinggi protein, mineral
dan vitamin
o monitor serum albumin
dan transferin

15
V. IMPLEMENTASI

TGL/JA DIAGNOSA IMPLEMENTASI JAM EVALUASI PARAF


M
5-7-2021 Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 11.00 S:
Jam 09.00 dengan kerusakan komprehensif termasuk lokasi, WIB - Klien mengatakan
WIB kulit/jaringa karakteristik, durasi, frekuensi, kedua tangannya
n nyeri
kualitas dan faktor presipitasi
2. Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan - Klien tampak
3. Mengontrol lingkungan yang dapat O: meringis
- Skala nyeri sedang
mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Klien tampak
ruangan, pencahayaan dan
gelisah
kebisingan - Suhu=36,9 0C
4. Membantu mengurangi faktor - Nadi =78x/i
presipitasi nyeri - Pernafasan =20x/i
5. Mengajarkan tentang teknik non - Tekanan
farmakologi: napas dalam, Darah=100/7
relaksasi, distraksi, kompres 0 mmHg
hangat/ dingin
6. Melakukan kolaborasi dalam - masalah nyeri akut
memberikan analgetik untuk A: belum teratasi
mengurangi nyeri
7. Membantu pasien meningkatkan

16
istirahat P:
8. Memberikan informasi tentang - intervensi 1 s.d 9
nyeri seperti penyebab nyeri, dilanjutkan
berapa lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
9. Memonitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Jam 10.30 Resiko tinggi gangguan 1. Menganjurkan pasien untuk 13.00 S:
WIB integritas kulit b/d adanya menggunakan pakaian yang WIB - Klien mengatakan
luka bakar longgar luka bakar pada
2. Menghindari kerutan pada tempat tangan kirinya
tidur tampak memerah
3. Menganjurkan pasien untuk
O:
menjaga kebersihan kulit agar tetap - Luka bakar tampak
bersih dan kering memerah
4. Memonitor kulit akan adanya - Klien tampak
kemerahan gelisah
5. Mengoleskan lotion atau
minyak/baby oil pada derah yang A:
tertekan - Masalah resiko
6. Memonitor aktivitas dan mobilisasi tinggi gangguan
pasien integritas kulit
belum teratasi

17
7. Memonitor status nutrisi pasien P:
8. Menjaga kebersihan alat tenun - Intervensi 1 s.d 8
dilanjutkan

6-7-2021 Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 12.00 S: -


Jam 10.00 dengan kerusakan komprehensif termasuk lokasi, WIB - Klien mengatakan
WIB kulit/jaringa karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri pada tangan
n kirinya sedikit
kualitas dan faktor presipitasi berkurang
2. Mengobservasi reaksi nonverbal - Klien mengatakan
dari ketidaknyamanan skala nyeri sedang
3. Mengontrol lingkungan yang dapat
O:
mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Skala nyeri sedang
ruangan, pencahayaan dan
- Klien tampak
kebisingan gelisah
4. Membantu mengurangi faktor - Tekanan
presipitasi nyeri Darah=120/8
5. Mengajarkan tentang teknik non 0 mmHg
farmakologi: napas dalam, - Nadi=80x/i
relaksasi, distraksi, kompres
hangat/ dingin A:
6. Melakukan kolaborasi dalam - masalah nyeri akut
memberikan analgetik untuk teratasi sebagian

18
mengurangi nyeri P:
7. Membantu pasien meningkatkan - Intervensi 3,5,6,7,9
istirahat dilanjutkan
8. Memberikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
9. Memonitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Jam 11.00 Resiko tinggi gangguan 1. Menganjurkan pasien untuk 13.00 S:
WIB integritas kulit b/d adanya menggunakan pakaian yang WIB - Klien mengatakan
luka bakar longgar luka bakar pada
2. Menghindari kerutan pada tempat tangan kirinya
tidur masih sedikit merah
3. Menganjurkan pasien untuk
O:
menjaga kebersihan kulit agar tetap - Luka bakar tampak
bersih dan kering sedikit merah
4. Memonitor kulit akan adanya - Klien tampak mulai
kemerahan tenang
5. Mengoleskan lotion atau
minyak/baby oil pada derah yang A:
tertekan - Masalah resiko
tinggi gangguan

19
6. Memonitor aktivitas dan mobilisasi integritas kulit
pasien teratasi sebagian
7. Memonitor status nutrisi pasien
8. Menjaga kebersihan alat tenun P:
- Intervensi 3,5,8
dilanjutkan

7-7-2021 Nyeri akut berhubungan 1. Mengontrol lingkungan yang dapat 12.00 S:


Jam 09.00 dengan kerusakan mempengaruhi nyeri seperti suhu WIB - Klien mengatakan
WIB kulit/jaringan ruangan, pencahayaan dan nyeri pada tangan
kebisingan kirinya sedikit
berkurang
2. Mengajarkan tentang teknik non
- Klien mengatakan
farmakologi: napas dalam, skala nyeri sedang
relaksasi, distraksi, kompres hangat/
dingin O:
3. Melakukan kolaborasi dalam - Skala nyeri sedang
memberikan analgetik untuk - Klien tampak
mengurangi nyeri gelisah
4. Membantu pasien meningkatkan
istirahat
5. Memonitor vital sign sebelum A:
dan sesudah pemberian analgesik - Masalah nyeri akut
teratasi sebagian
pertama kali

P:
- intervensi 1,2,3,4,5

20
dilanjutkan
Jam 10.00 Resiko tinggi gangguan 1. Menganjurkan pasien untuk 13.00 S: -
WIB integritas kulit b/d adanya menjaga kebersihan kulit agar tetap WIB - Klien mengatakan
luka bakar bersih dan kering luka bakar pada
2. Mengoleskan lotion atau tangan kirinya
minyak/baby oil pada derah yang masih sedikit merah
tertekan
O:
3. Menjaga kebersihan alat tenun - Luka bakar tampak
sedikit merah
- Klien tampak mulai
tenang

A:
- Masalah Resiko
tinggi gangguan
integritas kulit
teratasi sebagian

P:
- Intervensi 1, 2, dan
3 dilanjutkan

21
BAB III

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Menurut Smeltzer (2002) Luka bakar adalah kerusakan secara langsung

maupun yang tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak menutup

kemungkinan sampai ke organ dalam, yang di sebabkan kontak langsung

dengan sumber panas yaitu api, air/ uap panas, bahan kimia, radiasi, arus

listrik

5.2. Saran

penulis menganggap perlu adanya saran untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan. (Edisi 6). Jakarta: EGC

Doenges, M.E.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta: EGC

Espeland, N. (2008). Petunjuk Lengkap Mengatasi Alergi dan Asma pada Anak.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Gaffar, L.O.J. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta: EGC

Hidayat, A.A.A.(2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak . Surabaya: Salemba


Medika

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 3), Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta: EGC

Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC

Price, S.A & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi. (Edisi 6). Jakarta: EGC

Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Zainal, A.H. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Yayasan


Bunga Raflesia

23

Anda mungkin juga menyukai