Luka Bakar
Luka Bakar
Disusun Oleh:
INTAN MEMBUMBU
BACEBA BURAEN
BURHAN KAWALI
GODLIF V. DO HINA
ELEN DAMI
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan hadiratNYA atas segala rahmat serta kasih
sayang dan karuniaNYA yang telah diberikan kepada seluruh ciptaannya,kami dapat
menyelesaikan askep yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN LUKA BAKAR”
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami apa
itu ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR
, kami banyak mengalami banyak kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki .kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca pada umumnya .kami sebagai penyusun
sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan .oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan
untuk membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB IM PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................4
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................4
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian..........................................................................................................5
3.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................................10
3.3 Intervensi Keperawatan......................................................................................10
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan...........................................................11
BAB III PENUTUP
5.1. Kesimpulan.........................................................................................22
5.2. Saran...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja
baik di rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anak-
anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk
mengalami luka bakar. Penyebab luka bakar pun bermacam- macam bisa berupa
api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain.
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain
itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar
disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang
terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih
intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedik it dan superfisial. Luka
bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar karena terkena zat
kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka
bakarnya sama.
rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal,
tenaga terlatih dan terampil. Mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang
dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar memerlukan penanganan yang
serius.
meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa
1
keadaan yang mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka
bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan
pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup
kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75%
mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk
anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar
atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih
intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis
dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau
paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan
yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api.
Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar
daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau
tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan
umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat
2
diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna
untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang
menyertai.
dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehata n
sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan
pengaruh lain yang menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian
bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian anggota keluarga yang
lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar harus dirujuk untuk
mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan
kejadian luka bakar diseluruh dunia rata-rata 110/100.000 orang tiap tahunnya dan
diperkirakan 310.000 orang meninggal akibat luka bakar (Othman et al., 2010).
Pada tahun 2015, sekitar 486.000 kejadian luka bakar yang terjadi di Amerika
Di Indonesia belum ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan
bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka luka bakar tersebut semakin
RSUP DR. M. Djamil Padang, didapatkan pada tahun 2014 kasus luka bakar
3
1.2 Tujuan
bakar
1.3 Manfaat
bakar.
4
BAB II
TINJAUAN
KASUS
NARASI KASUS
Seorang perempuan 28 tahun masuk rumah sakit dengan luka bakar pada
bagian dada depan, perut, paha, dan kedua tangan, saat ini pasien dirawat
diruangan dengan keluhan nyeri pada area luka, lemah dan pusing. Pasien
mengatakan luka yang terjadi karena ledakan konfor gas dirumahnya. Pasien
tampak lemah dan pucat, TD 80/60 mmhg nadi 100 x/mnt, RR ;18x/mnt,
hitungan darah lengkap diketahui Hb: 7 g/dl, leukosit 35000 mm3, eritrosit
1,5x10/L
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny.D
TTL : Painan/2-3-1976
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Salido
Suku : Minang/Indonesia
5
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi
Nama : Ny.S
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Salido
B. Alasan Masuk
Klien masuk dengan luka bakar pada bagian dada depan, perut, paha, dan
kedua tangan, saat ini pasien dirawat diruangan dengan keluhan nyeri pada area
Airway
Breathing
Circulation
Disability
C. Secondary Survey
1. Kepala
6
Kepala tidak ada pembengkakan
2. Mata
Pupil isokhor
3. Hidung
4. Mulut
5. Leher
6. Thorak
A : irama reguler
7
7. Abdomen
8. Ekstremitas
9. Neurologis
D. Riwayat Kesehatan
Klien mengatakan nyeri pada area luk dengan luka bakar pada
bagian dada depan, perut, paha, dan kedua tangan, Skala nyeri 4.
8
penyebab yang sama, klien mengatakan tidak ada memiliki
E. Data Fokus
Data Subjektif
Data Objektif
- Skala nyeri 4
- Suhu=36,9 0C
- Nadi =100x/i
- Pernafasan =18x/i
- BB=54 Kg TB=158 cm
9
II. Analisa Data
- Suhu=36,9 0C
- Nadi =100x/i
- Pernafasan =18x/i
- Tekanan Darah=80/60
mmHg
- BB=54 Kg TB=158
Cm
2 DS : Resiko tinggi adanya luka
- Klien mengatakan gangguan bakar
nyeri pada luka bakar integritas kulit
DO :
- Kedua Tangan kiri
klien terdapat luka
bakar
- Bagian perut paha, dada
terdapat luka bakar
10
IV. INTERVENSI
DIAGNOSA
NO INTERVENSI IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
SDKI (SIKI) (SLKI)
1 Nyeri akut b/d
kerusakan setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
kulit/jaringan tindakan keperawatan observasi
selama 1x24 jam
diharapkan tingkat Identifikasi local,
nyeri menurun dengan
kriteria hasil : karakteristik,durasi,f
Gelisah menurun
rekuensi, kualitas,
(5)
intensitas nyeri,.
Meringis
menurun (5) Identifikasi nyeri.
Kesulit Identifikasi respon
an tidur menurun (5) nyeri non verbal.
• Pola
Identifikasi
tidur membaik (5)
factor yang
Kontrol Nyeri
memperbera
•Kemampuan t dan
mengunakan memperinga
teknik non- n nyeri
farmakologis Monitor
meningkat (5) efek
Dukungan samping
orang terdekat penggunaan
meningkat (5) analgetik.
Pengunaan Terapeutik
analgetik menurun Berikan teknik
(5)
nonfarmakolog
11
Penyembuhan luka is untuk
mengurangi
rasa nyeri
Pembentukan (mis.tarik
menurun kompres
hanagat/dingin)
Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri .
Pertimba
ngkan
jenis dan
sumber
nyeri
dalampe
milihan
strategy
meredak
an nyeri.
Edukasi
12
Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri.
Anjurkan
mengunakan
analgetik
secara tepat.
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
13
2 Resiko tinggi Setelah dilakukan Observasi
gangguan integritas
kulit b/d adanya tindakan keperawatan Monitor
luka bakar
selama 1x 24 jam karakteristik luka
Kerusakan Bersihkan
Bersihkan jaringan
nekrotik.
o
14
o monitor status nutrisi
pasien
o memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
o gunakan pengkajian
risiko untuk memonitor
faktor risiko
o Pasien (braden scale,
skala norton)
o inspeksi kulit terutama
pada tulangtulang yang
menonjol dan titiktitik
tekanan ketika merubah
posisi pasien.
o jaga kebersihan alat
tenun
o kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemberian
tinggi protein, mineral
dan vitamin
o monitor serum albumin
dan transferin
15
V. IMPLEMENTASI
16
istirahat P:
8. Memberikan informasi tentang - intervensi 1 s.d 9
nyeri seperti penyebab nyeri, dilanjutkan
berapa lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
9. Memonitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Jam 10.30 Resiko tinggi gangguan 1. Menganjurkan pasien untuk 13.00 S:
WIB integritas kulit b/d adanya menggunakan pakaian yang WIB - Klien mengatakan
luka bakar longgar luka bakar pada
2. Menghindari kerutan pada tempat tangan kirinya
tidur tampak memerah
3. Menganjurkan pasien untuk
O:
menjaga kebersihan kulit agar tetap - Luka bakar tampak
bersih dan kering memerah
4. Memonitor kulit akan adanya - Klien tampak
kemerahan gelisah
5. Mengoleskan lotion atau
minyak/baby oil pada derah yang A:
tertekan - Masalah resiko
6. Memonitor aktivitas dan mobilisasi tinggi gangguan
pasien integritas kulit
belum teratasi
17
7. Memonitor status nutrisi pasien P:
8. Menjaga kebersihan alat tenun - Intervensi 1 s.d 8
dilanjutkan
18
mengurangi nyeri P:
7. Membantu pasien meningkatkan - Intervensi 3,5,6,7,9
istirahat dilanjutkan
8. Memberikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
9. Memonitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Jam 11.00 Resiko tinggi gangguan 1. Menganjurkan pasien untuk 13.00 S:
WIB integritas kulit b/d adanya menggunakan pakaian yang WIB - Klien mengatakan
luka bakar longgar luka bakar pada
2. Menghindari kerutan pada tempat tangan kirinya
tidur masih sedikit merah
3. Menganjurkan pasien untuk
O:
menjaga kebersihan kulit agar tetap - Luka bakar tampak
bersih dan kering sedikit merah
4. Memonitor kulit akan adanya - Klien tampak mulai
kemerahan tenang
5. Mengoleskan lotion atau
minyak/baby oil pada derah yang A:
tertekan - Masalah resiko
tinggi gangguan
19
6. Memonitor aktivitas dan mobilisasi integritas kulit
pasien teratasi sebagian
7. Memonitor status nutrisi pasien
8. Menjaga kebersihan alat tenun P:
- Intervensi 3,5,8
dilanjutkan
P:
- intervensi 1,2,3,4,5
20
dilanjutkan
Jam 10.00 Resiko tinggi gangguan 1. Menganjurkan pasien untuk 13.00 S: -
WIB integritas kulit b/d adanya menjaga kebersihan kulit agar tetap WIB - Klien mengatakan
luka bakar bersih dan kering luka bakar pada
2. Mengoleskan lotion atau tangan kirinya
minyak/baby oil pada derah yang masih sedikit merah
tertekan
O:
3. Menjaga kebersihan alat tenun - Luka bakar tampak
sedikit merah
- Klien tampak mulai
tenang
A:
- Masalah Resiko
tinggi gangguan
integritas kulit
teratasi sebagian
P:
- Intervensi 1, 2, dan
3 dilanjutkan
21
BAB III
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
maupun yang tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak menutup
dengan sumber panas yaitu api, air/ uap panas, bahan kimia, radiasi, arus
listrik
5.2. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Espeland, N. (2008). Petunjuk Lengkap Mengatasi Alergi dan Asma pada Anak.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 3), Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius
Price, S.A & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi. (Edisi 6). Jakarta: EGC
23