Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR BIMBINGAN

Dosen Pembimbing :
Evi Winingsih, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Widya Nanda P. (16010014018)
2. Surya Adhi Nugraha (16010014030)
3. Atikah Putri Aini Azis (16010014068)
4. Sekar Ningrum (16010014074)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
2016
1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................01

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................02

A. Definisi Bimbingan .....................................................................................02

B. Tujuan Bimbingan ......................................................................................02

C. Fungsi Bimbingan.......................................................................................03

D. Prinsip Bimbingan.......................................................................................05

E. Asas Bimbingan..........................................................................................05

F. Ragam Bimbingan.......................................................................................07

G. Jenis Layanan Bimbingan..........................................................................07

H. Peranan Konselor Dalam Pelaksaan Bimbingan........................................08


BAB III PENUTUP ................................................................................................10

A. Kesimpulan ................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................11

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita limpahkan kepada Allah SWT karena dengan Rahmat,
Taufiq serta Hidayahnya kami dapat menyajikan suatu makalah dengan maksud
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Dasar –
Dasar Bimbingan dan Konseling. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan kita tentang banyak
pengetahuan atas apa yang tidak diketahui oleh manusia sebagai tuntutan dan
pedoman dalam berbuat.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang
turut memberi dukungan dalam penulisan Makalah Konsep Dasar Bimbingan, baik
yang berupa moral maupun material.
Demikian yang dapat kami sampaikan, namun hal ini masih belum sempurna
dan terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik yang berkaitan dengan isi
maupun metode penyusunnya. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun semangat
kami harapkan demi kebaikan Makalah Konsep Dasar ini dikemudian hari.

   
                                                                                      Surabaya, 5 September 2016
   
                                                                                              Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang


yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari
bimbingan.
Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan
membantu individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada
pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi
pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).

3
Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan
dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa
bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan
lingkungannya.
“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan
proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).
Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan
pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini
menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri,
tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka
dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa
bimbingan adalah :
Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan
sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus
untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya
serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk
dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan
dirinya dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kami membuat makalah
dengan judul Konsep Dasar Bimbingan, agar bisa memahami lebih dalam
tentang konsep dasar bimbingan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bimbingan

Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan


sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam
menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat
memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan
yang berarti bagi masyarakat. (Lefever, dalam McDaniel, 1959)

Bimbingan adalah segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan


realisasi pribadi setiap individu. (Bernard & Fullmer, 1969)

4
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, lali-laki atau
perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan
baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur
kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri,
membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. (Crow &
Crow, 1960)

Jadi, Bimbingan adalah proses pemberi bantuan yang dilakukan oleh


orang yang ahli pada individu atau beberapa individu agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri serta
lingkungannya. Pemberian bimbingan juga membantu mereka mencapai
tugas-tugas perkembangnnya secra optimal.

B. Tujuan Bimbingan
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat :
1. Menurut Donal G. Mortensen dan Alan M. Schmuller, (1976) bahwa
tujuan bimbingan ialah agar individu dapat :
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier
serta kehidupannya di massa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang di milikinya
seoptimal mungkin
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerja nya
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
2. Tujuan bimbingan menurut wisnu pamuja utama (2011) sendiri yaitu agar
individu dapat :
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi , perkembangan karier
serta kehidupannya dimasa yang akan datang
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya.
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja Demi kehidupan yang baik.

C. Fungsi Bimbingan
Fungsi konsep dasar bimbingan yaitu :
5
1. Fungsi Pengembangan

Fungsi pengembangan ini berarti bahwa layanan bimbingan diberikan


dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan
keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam
fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap.
Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan bebagai
potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara
mantap dan berkelanjutan. Fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainya.

Contoh : Konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkunga belajar


yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan
personel sekolah secara sinergi sebagai team work berkerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannnya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi dan diskusi kelompok,dll.

2. Fungsi Penyaluran

Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu konseli


memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat,
bakat, keahlian,dan ciri-ciri kepribadian yang lainnya. Dalam melaksanakan
fungsi ini konselor perlu berkerjasama dengan pendidik lainya didalam
maupun di luar lembaga pendidikan.

Contoh : Dalam pemilihan murid, pembimbing mestilah


mempertimbangkan kebutuhan, kecakapan, bakat, minat, cita-cita dan ciri-ciri
lain pribadi murid. Oleh karena pelaksanaan pertimbangan ciri-ciri pribadi
murid tadi sangat konplek, maka mudah dipahami kalau keberhasilan fungsi
penyaluran ini banyak tergantung pada kerja sama antara anggota staf
bimbingan disekolah. Kerja sama antara konselor atau penyuluh dengan guru,
dan kerja sama dengan lembaga luar sekolah, sangat penting artinya disini.

3. Fungsi Adaptasi

Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,


kepala sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
koseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi sekolah, metode dan proses pembelajaran maupun menyusun bahan
pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli, memilih metode

6
interaksi belajar mengajar yang tepat, ataupun memilih alat bantu mengajar
yang tepat.

Contoh : Dalam pelaksanaan fungsi pengadaptasian ini, kerja sama


antara guru-guru dengan konselor adalah sangat utama dan sangat di
perlukan kecakapan human relationship yang tinggi bagi konselor dan guru
dengan bekal utama saling mengerti dan memahami, bahwa tugas mendidik
mereka adalah semata bagi kepentingan murid.

4. Fungsi Penyesuaian

Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu konseli


agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif. Pelaksanaan fungsi ini di wujudkan dalam membantu murid
menghadapi masalah penyesuaian yang di alaminya yaitu melalui identifikasi
diri dan masalahnya, memahami diri dan masalah sehingga murid dapat
memecahkan sendiri masalah penyesuaian yang dihadapinya. Dalam praktek
bimbingan,bantuan tadi dinyatakan dalam layanan penyuluhan (konseling) ,
disamping berbagai bentuk bimbingan dan penyuluhan semisal bimbingan
kelompok dan konseling kelompok. Untuk kelancaran pelaksanaan fungsi
penyesuaian ini diperlukan pulakerjasama konselor dengan guru-guru dan
staf sekolah yang lain.

Contoh : Kerja sama dan keikutsertaan guru-guru terutama diharapkan


dalam hal-hal seperti identifikasi (mengenai) murid yang mengalami
gangguan penyesuaian, mengumpulkan data khusus (misalnya melalui
anecdotal record) tentang murid yang bersangutan, dan pengiriman murid dari
guru ke konselor. Keikutsertaan lain guru yang amat diperlukan adalah dalam
pelaksanaan bimbingan kelompok.

D. Prinsip Bimbingan
Prinsip – prinsip bimbingan yaitu sebagai berikut :
a. Dalam melakukan suatu bimbingan tidak membeda – bedakan latar
belakangnya seperti umur, jenis kelamin, suku, agama, ataupun status
ekonomi
b. Setiap individu memiliki berbagai aspek kepribadian yang berbeda satu
sama lain, oleh karena pembimbing perlunya menjangkau dan terfokus
pada individu yang dibimbing
c. Perlu dipahami mengenli dan memahami setiap keunikan individu, untuk
mengoptimalkan layanan bimbingan

7
d. Perbedaan keragaman dan kemampuan individu harus dipahami dan
dipertimbangkan dalam rangka upaya yang bertujuan memberikan
bimbingan
e. Bimbingan harus diarahkan untuk mengembangkan individu yang
dibimbing agar nantinya mampu membimbing dirinya sendiri dalam
menghadapi setiap kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.
f. Suatu bimbingan harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga
(misalnya sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat
g. Suatu bimbingan hendaknya dilakukan oleh tenaga ahli yang telah
memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang bimbingan
h. Dalam suatu pelaksanaan program bimbingan hendaknya diadakan
penilaian dan evaluasi yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil
dan manfaat yang diperoleh serta mengetahui kesesuaian antara program
yang direncanakan dan pelaksanaannya.
i. Jika pembimbing tidak dapat menyelesaikan masalah, maka hendaknya
diserahkan kepada ahli dan lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
E. Asas Bimbingan
Asas Bimbingan dan Konseling menurut Dr. Syamsu Yusuf, LN dan Dr.
A. Juntika Nurihsan (2008) yaitu :

1. Rahasia, yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan


tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.
Bimbingan bersifat umum sehingga kerahasiaan tidak begitu ditekankan
namun jika terkait masalah individu maka asas ini dipertimbngkan.

2. Sukarela, yaitu menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik


(klien) mengikuti/menjalankan layanan/kegiatan yang diperlukan baginya.

3. Kegiatan, yaitu menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi


sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
layanan/kegiatan bimbingan.

4. Mandiri, yaitu menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling,


yakni peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan mengenal dan
menerima diri sendii dan lingkungan, mampu mengambil keputusan, dan
mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.

8
5. Kini, yaitu menghendaki agar sasaran layanan bimbingan dan konseling
ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang.

6. Dinamis, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadap peserta didik (klien) yang sama kehendaknya selalu
bergerak maju, tudak monoton, dan terus berkembang.

7. Terpadu, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar


berbagai layanan bimbingan dan konseling saling menunjang, harmonis, dan
terpadu. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

8. Harmonis, yaitu menghedaki agar segenap layanan/kegiatan bimbingan


dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang ada.

9. Ahli, yaitu menghendaki agar layanan/kegiatan bimbingan dan konseling


diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.

10. Ahli Tangan Kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan perserta didik mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Misalnya guru pembimbing
menerima ahli kasus dari orangtua, guru-guru, atau ahli lain.

11. Tut Wuri Handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar dapat menciptakan suasanan yang mengayomi
(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan
rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada
peserta didik (klien) untuk maju.

F. Ragam Bimbingan
Ragam bimbingan menurut Dr. Syamsu Yusuf, LN dan Dr. A. Juntika
Nurihsan (2008) yaitu :

a. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk
membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan
masalah – masalah akademik. Contoh : Pengenalan kurikulum,
pemihan jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas – tugas
dan latihan, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain – lain.

9
b. Bimbingan Sosial – Pribadi
Bimbingan sosial – pribadi merupakan bimbingan untuk
membantu para individu dalam memecahkan masalah – masalah
pribadi. Contoh : hubungan dengan sesama teman, dengan dosen,
dengan teman, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian
diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka
tinggal, dan penyelesaian konflik.

c. Bimbingan Karier
Bimbingan karier yaitu bimbingan untuk membantu individu
dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah –
masalah karier seperti : pemahaman terhadap jabatan dan tugas –
tugas kerja, perancanaan pengembangan karier, dan lain – lain.

d. Bimbingan Keluarga
Bimbingan Keluarga merupakan upaya pemberi bantuan
kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka
mampu menciptakan keluarga utuh yang harmonis, dapat menciptakan
dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berpern aktif
dalam mencapai kehidupan keluarg yang bahagia.

G. Jenis Layanan Bimbingan

a. Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh


sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya,
semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas
mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain
sebagainya, apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri
peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya (Prayitno,
1995). Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk membantu
para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain
itu juga mengembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok
melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana
yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri


untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima
pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta
aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat
mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku
komunikasi antarpribadi yang dimiliki.

b. Layanan Bimbingan Klasikal

Layanan bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar


bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak

10
langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor
memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik. Kegiatan
bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau curah pendapat. Pada
bimbingan klasikal ini menggunakan berbagai macam alat bantu seperti :
media cetak, media panjang,oht, rekaman radio –tape dan lain-lain.

H. Peranan Konselor Dalam Pelaksaan Bimbingan


Konselor adalah seseorang yang  bertanggung jawab penuh terhadap
fungsi bimbingan dan mempunyai keahlian khusus dalam bidang bimbingan
yang tidak dapat dikerjakan oleh orang biasa. Untuk menjadi seorang
konselor, seseorang harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Ada beberapa kriteria yang harus di penuhi untuk dapat
menjadikan seseorang sebagai seorang konselor. Dalam kaitannya terhadap
peranan seorang konselor di masyarakat, seorang konselor mempunyai
fungsi untuk membantu masyarakat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya.
Sehubungan dengan fungsi tersebut, maka seorang konselor
mempunyai tugas-tugas tertentu, yaitu:
1. Mengadakan penelitian atau observasi terhadap situasi atau keadaan
masyarakat.
2. Berdasarkan atas hasil penelitian  atau observasi tersebut maka konselor
berkewajiban memberikan saran-saran ataupun pendapat kepada
masyarakat demi kebaikan masyarakat tersebut.
3. Menyelenggarakan bimbingan terhadap masyarakat, baik yang bersifat
preventif, preservatif, maupun yang bersifat korektif.
a. Yang bersifat preventif yaitu dengan tujuan menjaga jangan sampai
masyarakat mengalami kesulitan, meenghindarkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
b. Yang bersifat preservatif ialah usaha untuk menjaga keadaan yang telah
baik agar tetap baik; jangan sampai keadaan yang baik menjadi
keadaan yang tidak baik.
c. Yang bersifat korektif ialah mengadakan konseling kepada masyarakat
yang mengalami kesulitan yang tidak dapat dipecahkan sendiri dan yang
membutuhkan pertolongan dari pihak lain.
4. Selain itu, konselor dapat mengaml langkah-langkah lain yang dipandang
perlu demi kesejahteraan masyarakat. Adapun alasan diperlukannya
sebuah konseling adalah:
a. Kehidupan demokrasi.
b. Perbedaan individual.
c. Norma hidup.
d. Masa perkembangan.
e. Perkembangan industri.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan diatas kita bisa menyimpulkan bahwa bimbingan adalah proses
pemberi bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli pada individu atau
beberapa individu agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri serta lingkungannya. Tujuannya pemberian,
pelayanan, pelayanan bimbingan ialah agar individu dapat merenanakan
kegiatan penyelesaian studi mengembangkan seluruh potensi yng dimilikinya
seoptimal mungkin. Fungsi bimbingan ialah pengembangan, penyaluran,
adaptasi, dan penyesuaian. Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang
sebagai pondasi layanan bimbingan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Nurihsan, Achmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai


Latar Belakang Kehidupan. Bandung:Refika Aditama.
2. Prayitno & Amti. (2009). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Asdi
Mahasatya.
3. Winkle & Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Jakarta:Media Abadi.
4. Yusuf & Nurihsan, (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Yosdakarya.

13

Anda mungkin juga menyukai