Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AGAMA ISLAM

Islam dan Masyarakat


(Pembentukan Masyarakat Madani)

Disusun Oleh : Cory Stephani Malau 0811503408 Dwi Anggraini Astuti Kus Andriadi Tri Ramadhanu 0811502558 0811503721 0811505064

Kelompok : AD

2011

Bab I Pendahuluan Kata Madani berasal dari bahasa Arab yang artinya menempati suatu tempat. Dari kata inilah kemudian dibentuk kata yang berarti kota atau tempat tinggal sekelompok orang, sehingga lawan kata adalah yang berarti kehidupan yang masih nomaden. Bentuk jamaknya adalah atau .Kata merupakan bentuk dari mashdar shinaiy, yang menunjukkan arti yang memiliki orang kota ( .). Hanya saja dalam perkembangan berikutnya, kata madani juga kata hadlarah, ini digunakan oleh orang Arab untuk menerjemahkan istilah bahasa Inggris civilization. Justru pada akhirnya kata madani yang berarti civilization sering dipakai dalam perbincangan kehidupan masyarakat dan negara. Ketika istilah civil society digunakan untuk merujuk ciri khas masyarakat tertentu, maka diterjemahkan dengan , atau kemudian diindonesiakan menjadi masyarakat madani atau masyarakat sipil. Cita-cita dari masyarakat madani adalah memberikan sesuatu yang terbaik kepada warga masyarakat yang berada di dalamnya.

BAB II PEMBAHASAN

Masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk menerjemahkan konsep diluar menjadi islami. A.Syafii Maarif membandingkan civil society dengan tatanan masyarakat madani yang dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat muslim modern. Masyarakat sipil yang berkembang dalam masyarakat barat secara teoritis bercorak egilitarian, toleran, dan terbuka, nilai-nilai yang juga dimiliki masyarakat madinah hasil bentukan Rosulullah. Masyarakat sipil lahir dan berkembang dalam asuhan liberallisme sehingga lebih menekankan peranan dan kebebasan individu, persoalan keadilan sosial dan ekonomi masih dipertanyakan. Sedangkan masyarakat madani, keadilan adalah satu pilar utama. Civil society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan, sehingga mempunyai moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan. Masyarakat Madinah dijadikan tipologi Masyarakat madani. Perunjukan Masyarakat Madinah sebagai kerangka acuan dalam membangun tatanan Masyarakat Muslim modern merupakan keharusan. Dengan alasan, Masyarakat Madinah adalah umat yang terbaik dalam pandangan Allah. Firman-Nya, Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah, (QS Ali Imran [3]: 110).

Pengertian Pada tahun 1995 orang yang pertama kali mengungkapkan istilah Masrakat Madani adalah Anwar Ibrahim dalam ceramahnya yang berjudul Islam dan pembentukan Masyarakat Madani, ia mengemukakan bahwa masyarakat madani ialah sistem sosial yang subur dan di asaskan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat. Kemudian dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Nurcholis Madjid berpendapat bahwa konsep madaniyyah, memiliki arti peradaban. Adapun "madinah" adalah pola kehidupan sosial yang sopan yang di tegakkan atas dasar kewajiban dan kesadaran umum untuk patuh pada peraturan atau hukum-hukum lebih lanjut, Nurcholis madjid menyatakan bahwa : Dalam Konteks Jazirah Arabia, konsep peradaban terkait erat dengan kehidupan menetap (Tsaqafah) di suatu tempat sehingga suatu pola hidup bermasyarakat tampak hadir (hadharah) di tempat itu. Maka, masih dalam peristilahan arab, Tsafaqah menjadi berarti "kebudayaan", dan hadharah menjadi peradaban", sama dengan madaniyyah. Dalam hal ini, pandangan Nurchalis madjid tentang istilah Madani

tersebut sangat identik dengan komunitas masyarakat yang berbudaya dan berperadaban.

Ciri mendasar dari masyarakat madani yang dibangun Nabi Muhammad antara lain :

1. Egalitarianisme (setiap kelompok mempunyai hak dan kedudukan yang


sama) 2. Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi (bukan kesukuan, keturunan, ras, dan sebagainya) 3. Partisipasi seluruh anggota (masyakat aktif) 4. Penegakan hukum dan keadilan 5. Toleransi dan pluralisme 6. Musyawarah Konsep penataan masyarakat madani ialah dimana rakyat harus diberi kebebasan untuk mengartikulasikan gagasan dan aspirasinya, tanpa mendapatkan tekanan dan dominasi dari pihak yang memiliki kekuasaan. Ciri lain dari masyarakat madani adalah pluralisme. Pluralisme adalah sebuah paham yang menyatakan bahwa kekuasaan haruslah dibagi-bagikan kepada berbagai golongan dan tidak dibenarkan adanya monopoli suatu golongan. Pluralisme juga suatu paham yang menoleransi pemikiran yang beragam (agama, budaya, peradaban, teknologi, dll) dalam masyarakat. Masyarakat madani antara lain merupakan masyarakat demokratis yang terbangun dengan menegakkan musyawarah. Musyawarah pada hakikatnya adalah interpretasi positif berbagai individu dalam masyarakat yang saling memberi hak untuk menyatakan pendapat, dan mengakui adanya kewajiban mendengar pendapat itu. Dalam bahasa lain, musyawarah adalah hubungan interaktif, untuk saling mengingatkan tentang kebaikan dan kebenaan serta ketabahan dalam mencari penyelesaian masalah bersama, dalam suasana persamaan hak dan kewajiban warga masyarakat. Prinsip-Prinsip Masyarakat Madani 1. Persaudaraan 2. Persamaan 3. Toleransi 4. Amar maruf-nahi munkar 5. Musyawarah 6. Keadilan 7. Keseimbangan Allah Swt berfirman: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh pada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran [3]: 110). 5

Pilar penyangga atau pendukung masyarakat Madani 1. 2. 3. 4. 5. Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) Pers (media masa, televisi, radio,dll) Supermasi Hukum Peran Perguruan Tinggi Partai Politik

Strategi-strategi yang menunjukan Masyarakat Madani di Indonesia

1. Strategi lebih mementingkan intregrasi national dan politik atau stuktural 2. Strategi mengutamakan reformasi sistem politik yang sekarang di
jalankan 3. Strategi membangun masyarakat madani atau kultural

BAB III KESIMPULAN Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat dimana penegasan mengenai pentingnya nilai-nilai kemanusiaan yang berlandaskan agama Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sebagai syarat mutlak dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Sebagai kesatuan sosial, masyarakat madani berasaskan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat berdasarkan moralitas keagamaan, baik dalam proses interaksi antar individu maupun secara umum. Berdasarkan pentingnya moralitas agama itulah, tampaknya demokrasi bukanlah syarat yang mencukupi untuk membangun masyarakat madani. Jika masyarakat madani dipahami sebagai syarat demokrasi, maka terbentuknya institusi-institusi sosial yang otonom pada gilirannya hanya akan menjadi malapetaka berupa konflik-konflik social dan politik yang berbahaya, apabila setiap individu di dalamnya tidak bersedia saling menunjukkan toleransi, termasuk dalam hubungan antar agama, suku, asosiasi-asosiasi masyarakat lainnya. Disinilah eksistensi masyarakat madani, karena itu, perilakunya harus mencerminkan keberadaban. Setiap individu dan kelompok dituntut saling menghargai perbedaan, tanpa merusak integrasi kehidupan bernegara.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA http://sabuk_inten.blog.uns.ac.id/2011/02/26/masyarakat-madani-dalampandangan-islam/ http://raulina.wordpress.com/2010/01/09/makalah-masyarakat-madani/

http://azai82.multiply.com/journal/item/9/Masyarakat_Madani_dalam_Konteks_ http://veethaadiyani.blog.uns.ac.id/2010/07/23/masyarakat-madani-dalamperspektif-islam/

Anda mungkin juga menyukai