(RPP)
C. Materi Pembelajaran
Pokok pembahasan dari pembelajaran ini adalah keselamatan dan tindakan
pencegahan kecelakaan kerja
Sub dari pembahasan pembelajarn ini adalah
1. Pengertian dan norma k3
2. Dasar hukum k3
3. Ruang lingkup k3
4. Tujuan k3
5. Prinsip/langkah k3
6. Prosedur bekerja yang aman
7. Syarat keselamatan kerja
8. Hambatan pelaksanaan k3
9. Kebijakan dalam prosedur k3
10. Penerapan k3 dalam praktek menjahit
11. Pertolongan pertama dalam kecelakaan kerja
12. Contoh poster k3
D. Metode Pembelajaran
Pembelajaran berbasis luring, diskusi dan penugasan.
Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berdasarkan
masalah (problem based introduction).
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan Ilmiah
(scientific)
E. Media Pembelajaran
1. Power point materi keselamatan dan kecelakaan kerja
2. Peralatan perlengkapan menjahit.
3. Kotak PPPK.
F. Sumber Belajar
1. Buku Dasar Teknologi Menjahit 1
- Dasar Teknologi Menjahit, 2013
( https://bsd.pendidikan.id/data/umum/Dasar_Teknologi_Menjahit_1.pdf )
2. Power point materi keselamatan dan tindakan pencegahan kecelakaan kerja yang
dipaparkan oleh guru untuk pembelajaran saat itu.
Mengetahui :
Kepala SMK Ibu Kartini Guru MaPel Teknologi Menjahit
.................................................. ....................................................
NIP. .......................................... NIP. ............................................
Lampiran Penilaian Pembelajaran
listrik
Kunci Jawaban :
Pilihan Ganda :
1. D 6. C
2. A 7. C
3. A 8. B
4. B 9. D
5. A 10. A
Essay:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar
tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan
selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi digunakan secara aman dan efisien
2. Kecelakaan kerja yang dapat terjadi saat menjahit yaitu :
a. Tertusuk jarum tangan
b. Tertusuk jarum mesin jahit
c. Terkena gunting
d. Terpleset
e. Tersandung
f. Terkena setrum listrik
3. Alat pelindung diri yaitu peralatan yang digunakan untuk melindungi diri dari resiko yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. APD yang digunakan saat
menjahit yaitu :
a. Ikat rambut
b. Bidal
c. Celemek
d. Masker
e. Alas kaki
4. Tujuan diberlakukannya K3 yaitu :
a. Melindungi pekerja/praktikan dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang
mungkin terjadi akibat kecerobohan pekerja.
b. Memelihara kesehatan pekerja/praktikan untuk memperolah hasil pekerjaan
yang optimal.
c. Mengurangi angka sakit atau angka kematian diantara pekerja.
d. Mencegah timbulnya penyakit menular atau penyakit-penyakit lain yang
diakibatkan oleh sesama pekerja.
e. Membina dan meningkatkan kesehatan fisik maupun mental.
f. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja.
g. Mencegah dan mengurangi kerugian/kerusakan yang diderita semua pihak
karena terjadinya kecelakaan/kebakaran.
5. Pentingnya memahami K3 sebelum melaksanakan pekerjaan yaitu agar tenaga kerja dapat
memahami bahaya – bahaya apa saja yang dapat terjadi dalam pekerjaan tersebut dan agar
pekerja dapat lebih ber hati – hati saat melakukan pekerjaan.
Penilaian
Skor diperoleh
x 5 = skor konversi atau akhir.
Skor maksimal
1. = sangat tidak baik
2. = tidak baik
3. = cukup
4. = baik
5. = sangat baik
Untuk penilaian pengetahuan, angka ini berfungsi sebagai alat peningkat profil
peserta didik, bukan sebagai harga mati KKM.
3) Penilaian Psikomotor
NO NILAI KRITERIA SKOR
KARAKTER
1. Persiapan Semua bahan tersedia dengan lengkap. A
Masih terdapat beberapa alat dan bahan B
yang kurang.
Hanya membawa alat/bahan saja. C
Tidak menyiapakan alat dan bahan apapun D
2. Proses Pembuatan produk sesuai dengan langkah A
kerja.
Pembuatan produk tidak sesuai dengan B
langkah kerja tetapi sesuai dengan desain.
Pembuatan produk tidak sesuai dengan C
desain dan langkah kerja sama.
Pembuatan produk tidak sesuai dengan D
langkah kerja dan desain.
3. Waktu Pengumpulan produk sebelum waktu yang A
telah ditentukan.
Pengumpulan produk tepat pada waktu B
yang telah ditentukan.
Pengumpulan produk setelah waktu yang
telah ditetapkan. C
Pengumpulan produk setelah berganti hari
dari pemberian tugas. D
4. Hasil Hasil sesuai dengan desain yang telah A
dibuat dan rapi.
Hasil sesuai desain tetapi kurang rapi. B
Hasil tidak rapi. C
Hasil tidak sesuai desain dan tidak rapi D
Program tindak lanjut
1. Remidial
Peserta didik yang belum mencapai KKM diberi tugas untuk membuat
daftar kecelakaan kerja yang sering terjadi dalam ruang praktik menjahit.
Setelah 2 hari Pendidik mengevaluasi kemajuan kompetensi peserta didik
dalam menganalisis keselamatan dan kecelakaan kerja. Kemudian
Pendidik
melaksanakan penilaian remedial.
2. Pengayaan
Bagi peserta didik yang mempunyai nilai di atas KKM diberi pengayaan
berupa tugas mandiri untuk membuat laporan hasil evaluasi tentang
keselamatan dan kecelakaan kerja (pendidik menyiapkan modul
pembelajaran pengayaan). Memberikan apresiasi terhadap hasil kerja
peserta didik (misal: dipajang, digandakan, diumumkan terbuka).
MATERI PEMBELAJARAN KESEHATAN DAN KECELAKAAN KERJA (K3)
Mesin jahit merupakan salah satu perangkat yang sangat dibutuhkan dalam
pembuatan busana (pakaian). Dengan mesin jahit pembuatan pakaian mudah, semakin
cepat dan pakaian terlihat lebih rapi dan indah. Penggunaan mesin jahit dalam pembuatan
busana telah dimulai ratusan tahun silam. Para perancang busana telah berabad-abad
lamanya banyak dibantu untuk mewujudkan cipta karyanya melalui mesin pembuatan
busana/pakaian ini. Mesin jahit mempunyai fungsi menyatukan potongan-potongan kain
yang telah dipola, yaitu diukur, dibentuk dan dipotong sesuai bentuk tubuh manusia untuk
disatukan, disambungkan supaya membentuk menjadi sebuah pakaian yang nyaman
dipakai, indah dipandang dan menciptakan kepribadian bagi pemakainya. Pada awal
penemuannya, selain bentuk yang sederhana dan dioperasikan secara manual, mesin jahit
hanya berfungsi membuat jahitan (setikan) lurus saja. Dengan kemajuan teknologi
disegala bidang, teknologi mesin jahit tidak saja dijalankan dengan tenaga listrik, tetapi
mempunyai kemampuan yang beraneka macam, sesuai dengan tipe dan karakteristik
masing-masing. Mesin jahit yang berkembang dewasa ini mempunyai kecepatan menjahit
yang sangat tinggi (high speed), mesin-mesin yang mmempunyai setikan rapi, untuk itu
yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah penguasaan bagian-bagiannya dan cara
mengoperasikannya, bagimana mesin-mesin ini sangat membantu industri pakaian dapat
mewujudkan karya-karya desain.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa dapat mendeskripsikan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Siswa memahami pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
c. Siswa mampu menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
d. Siswa mampu memberikan pertolongan darurat bila terjadi kecelakaan di tempat
kerja (workshop) atau sekolah.
B. Uraian Materi
Dalam sebuah organisasi/perusahaan faktor sumber daya manusia memegang
peranan yang sangat penting. Sumber daya yang produktif sangat diperlukan untuk
menunjang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Produktif tidaknya tenaga kerja
dalam pekerjaannya, selain ditentukan oleh ketrampilan dan motivasi yang
dimilikinya, juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bertalian dengan
pekerjaan dalam bentuk keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan di dalam suatu
proses produksi barang dan jasa. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja ternyata
bukan masalah kecil, akibat yang ditimbulkannya telah mengakibatkan kerugian yang
cukup besar. Kecelakaan kerja, misalnya kebakaran akan merugikan bagi pengusaha,
tenaga kerja, pemerintah dan masyarakat, antara lain: korban jiwa manusia, hilang
atau berkurangnya kesempatan kerja, tenaga terampil, modal yang tertanam dan
lainlain. Oleh karena itu dalam setiap kesempatan kerja, masalah keselamatan dan
kesehatan kerja termasuk penanggulangannya parlu mendapat perhatian sepenuhnya.
1. Pengertian dan norma K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang
ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja/perusahaan
selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi
digunakan secara aman dan efisien. Norma (standar) yang menjadi pegangan
pokok adalah:
a. Norma keselamatan kerja meliputi: keselamatan kerja yang bertalian
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
keadaan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
b. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan meliputi: pemeliharaan
dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan
mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit,
mengatur persediaan tempat, cara dan syarat kerja yang memenuhi
syarat hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja untuk mencegah penyakit, baik sebagai
akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat
kesehatan bagi perumahan untuk tenaga kerja.
c. Norma kerja meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian
dengan waktu kerja, sistim pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak
dan orang muda, tempat kerja, perumahan, kebersihan, kesusilaan, ibadah
dan kepercayaan masing-masing yang diakui pemerintah, kewajiban
sosial/kemasyarakatan dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan
moril kerja yang menjamin daya guna kerja yang tinggi serta menjaga
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
2. Dasar hukum
Ada 4 dasar hukum yang menjadi acuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
yaitu:
• Pertama, Undang-undang No.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja, di
dalamya tercakup Ruang Lingkup Pelaksanaan, Syarat Keselamatan Kerja,
Pengawasan, Pmbinaan, Panitia Pembina K-3, tentang Kecelakaan, Kewajiban
dan Hak Tenaga Kerja, Kewajiban Memasuki Tempat Kerja, Kewajiban
Pengurus dan Ketentuan Penutup (Ancaman Pidana).
• Kedua, UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81
Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce.
• Ketiga, UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya paragraf 5
tentang Keselamatan dan pasal 86 dan 87. Pasal 86 ayat 1 berbunyi :”Setiap
Pekerja/Buruh mempunyai Hak untuk memperoleh perlindungan atas (a)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” Dan pasal 86 ayat 2 :” Untuk melindungi
keselamatan Pekerja/Buruh guna mewujudkan produktifitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja.”
Sedangkan pasal 87 berbunyi :” Setiap Perusahaan wajib menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan
Sistem Manajemen Perusahaan.”
• Keempat, Peraturan Menteri Tenaga Kera RI No. Per-05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen K3. Dalam Permenakertrans yang terdiri dari 10 bab dan
12 pasal ini, befungsi sebagai Pedoman penerapan sistem manajemen K-3
(SMK3).
3. Ruang lingkup K3
5. Prinsip/langkah K3
Untuk mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja untuk bekerja di
laboratoriun/bengkel kerja, maka diperlukan beberapa hal yang harus diperhatikan
yang merupakan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
a. Setiap pekerja/praktikan berhak mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja. Oleh karena itu sebagai konsekuensinya prinsip ini maka tempat
kerja/laboratorium/bengkel kerja wajib menyediakan alat-alat atau fasilitas
yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya:
1. Tersedianya alat pemadam kebakaran
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kelalaian sendiri, ini terjadi karena
bekerja dengan terburu-buru, kurang memahami kecelakaan yang dapat
ditimbulkan dari pekerjaan yang dilakukannya, kerusakan alat ataupun hal lain.
Dalam pekerjaan/praktek menjahit beberapa kemungkinan kecelakaan yang dapat
terjadi dan upaya pencegahannya antara lain: