Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
NAMA : ABDULLOH FAQIH
NPM : 2090510006
3 Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan
asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam
kehidupannya.
4 Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh
bangsa arya.
8 Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali
pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
Pemurnian Besi
1 Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi.
2 Cara tradisional : blomery, pada proses ini bijih besi dibakar dengan
charcoal, dimana banyak mengandung carbon sehingga terjadi pengikatan
oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan karbondiokasida dan karbon
monoksida yang terlepas ke udara, sehingga besi murni didapat dan
dikeluarkan dari dapur,kekurangnya tidak semua besi dapat melebur
sehingga terbentuk spoge, spoge berisi besi dan silica.
3 Proses lebih modern adalah dengan blas furnace, blast furnace diisi
oleh bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang terbuat dari
coal) dan limestone (CaCO3). Angin secara kencang dan kontinu ditiupkan
dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah, cairan besi
yang keluar ditampung dan disebut dengan pig iron.
1. Proses Konvertor
Sistem kerja
3 Kembali ditegakkan.
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung
kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu
cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO 2, SiO2 +
CaO → CaSiO3
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau
dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang
diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 %
dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida
phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
CaCO3→CaO+CO2
CO2 + C → 2CO
Klasifikasi Baja
• Baja karbon rendah (low carbon steel) ➔ machine, machinery dan mild
steel
- 0,05 % - 0,30% C.
Penggunaan
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
hromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut
akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras,
kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
• Mudah dibersihkan
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor,
tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat
mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk
mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan
menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr),
Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai,
tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
a. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh
AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan
terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu
dan pisau.
c. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC
dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung
tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
d. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan
tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak
mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
LAMPIRAN-LAMPIRAN