Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNIK BAHAN KONSTRUKSI


BAJA

DISUSUN OLEH :
NAMA : ABDULLOH FAQIH
NPM : 2090510006

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


Sejarah baja

1 Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM


2 Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut
selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut
proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.

3 Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan
asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam
kehidupannya.

4 Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh
bangsa arya.

5 Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.

6 Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.

7 Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja

8 Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali
pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.

9 1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.

10 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

bijih besi antara lain :

• Hematite - Fe2O3 - 70 % iron

• Magnetite - Fe3O4 - 72 % iron

• Limonite - Fe2O3 + H2O - 50 % to 66 % iron

• Siderite - FeCO3 - 48 % iron

Pemurnian Besi
1 Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi.

2 Cara tradisional : blomery, pada proses ini bijih besi dibakar dengan
charcoal, dimana banyak mengandung carbon sehingga terjadi pengikatan
oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan karbondiokasida dan karbon
monoksida yang terlepas ke udara, sehingga besi murni didapat dan
dikeluarkan dari dapur,kekurangnya tidak semua besi dapat melebur
sehingga terbentuk spoge, spoge berisi besi dan silica.
3 Proses lebih modern adalah dengan blas furnace, blast furnace diisi
oleh bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang terbuat dari
coal) dan limestone (CaCO3). Angin secara kencang dan kontinu ditiupkan
dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah, cairan besi
yang keluar ditampung dan disebut dengan pig iron.

Proses Pembuatan Baja


Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik
padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada
beberapa proses pembuatan baja antara lain :

1. Proses Konvertor

Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan


menghadap kesamping.

Sistem kerja

1 Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,

2 Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume


konvertor)

3 Kembali ditegakkan.

4 Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.

5 Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan


hasilnya.

• Proses Bassemer (asam)

Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung
kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu
cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO 2, SiO2 +
CaO → CaSiO3

• Proses Thomas (basa)

Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau
dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang
diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 %
dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida
phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),

3 CaO + P2O5 → Ca3(PO4)2 (terak cair)


2. Proses Siemens Martin

Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator


adalah :

a. Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur

b. Sebagai Fundamen/ landasan dapur

c. Menghemat pemakaian tempat

Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,

• Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),

• Besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)

3. Proses Basic Oxygen Furnace

1 Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)

2 Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar


dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan)
dengan tekanan 1400 kN/m2.

3 Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

Keuntungan dari BOF adalah:

• BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen

• Proses hanya lebih-kurang 50 menit.

• Tidak perlu tuyer di bagian bawah

• Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon

• Biaya operasi murah

4. Proses Dapur Listrik

Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan


induksi listrik.
Keuntungan :

• Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat

• Temperatur dapat diatur

• Efisiensi termis dapur tinggi

• Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga


kualitasnya baik

• Kerugian akibat penguapan sangat kecil

5. Proses Dapur Kopel

Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.

Proses

1 Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.

2 Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.

3 Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas


mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.

4 Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.

5 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan


batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:

CaCO3→CaO+CO2

CO2 akan bereaksi dengan karbon :

CO2 + C → 2CO

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat


dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
6. Proses Dapur Cawan

1 Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas


dan besi kasar dalam cawan,

2 Kemudian dapur ditutup rapat.

3 Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling


cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
4 Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa
dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan

Klasifikasi Baja

1. Menurut komposisi kimianya:

a. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu;

• Baja karbon rendah (low carbon steel) ➔ machine, machinery dan mild
steel

- 0,05 % - 0,30% C.

Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:

- 0,05 % - 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets,


screws, nails.

- 0,20 % - 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.

• Baja karbon menengah (medium carbon steel)

- Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.

- Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:

- 0,30 % - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.


- 0,40 % - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits,
screwdrivers.

- 0,50 % - 0,60 % C : hammers dan sledges.

• Baja karbon tinggi (high carbon steel) ➔ tool steel

- Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % - 1,50


%C

Penggunaan

- screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise


jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for
turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.

b. Baja paduan (alloy steel)

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik


dan sebagainya)

2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah

3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan


reduksi)

4. Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:

1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %

2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %

3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %


Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja
campuran khusus (special alloy steel) dan high speed steel.

• Baja Paduan Khusus (special alloy steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
hromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut
akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras,
kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).

• High Speed Steel (HSS) ➔ Self Hardening Steel

Kandungan karbon : 0,70 % - 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat


potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters.
Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material
tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon
steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada
carbon steel.

Baja Paduan dengan Sifat Khusus

1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)

Sifatnya antara lain:

• Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan


goresan/gesekan

• Tahan temperature rendah maupun tinggi

• Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil

• Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus

• Tahan terhadap oksidasi


• Kuat dan dapat ditempa

• Mudah dibersihkan

• Mengkilat dan tampak menarik

2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)

Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor,
tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat
mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk
mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan
menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr),
Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.

3. Baja Perkakas (Tool Steel)

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai,
tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.

Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses


pengerjaan panas yang diberikan antara lain:

a. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh
AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan
terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu
dan pisau.

b. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan


pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan
pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.

c. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC
dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung
tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
d. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan
tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak
mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.

e. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak


tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada
temperatur tinggi.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar proses peleburan besi.


Gambar batu dolomite.

Gambar batu silica.

Gambar baja carbon

Anda mungkin juga menyukai