Anda di halaman 1dari 45

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 13 Banjarmasin


Kelas / Semester : IX (Sembilan) / I (Ganjil )
Tema : Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari
Subtema : A. Konsep Listrik Statis
B. Penerapan Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari
Pembelajaran :4
Alokasi Waktu : 7 kali pertemuan (7 JP x 40 menit)
Hari / Tanggal Pelaksanaan: Sabtu, 3 Oktober 2020

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual, konseptual, dan procedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menjelaskan konsep listrik 3.4.1 Memberi contoh gejala kelistrikan yang terjadi
statis dan gejalanya dalam dalam kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari, termasuk 3.4.2 Menganalisis peristiwa yang terjadi pada penggaris
kelistrikan pada system saraf dan plastic yang digosokkan pada rambut yang kering
hewan yang mengandung listrik. 3.4.3 Mengidentifikasi jenis-jenis muatan listrik
3.4.4 Menjelaskan interaksi dua muatan listrik
3.4.5 Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja elektroskop
3.4.6 Menjelaskan factor-faktor yang memengaruhi besar
gaya Coulumb dua muatan listrik
3.4.7 Menghitung besarnya gaya Coulumb dua muatan
listrik
3.4.8 Menganalisis interaksi dua benda bermuatan karena
pengaruh jarak
3.4.9 Menganalisis beda potensial dua benda bermuatan
3.4.10 Menghitung besar medan listrik
3.4.11 Membedakan jenis rangkaian listrik terbuka dan
rangkaian listrik tertutup
3.4.12 Mengidentifikasi bagian sel saraf
3.4.13 Menjelaskan fungsi akson atau neurit
3.4.14 Menyebutkan zat kimia yang berfungsi
menghantarkan rangsangan listrik
3.4.15 Menghitung beda potensial listrik
3.4.16 Menjelaskan tentang prinsip kelistrikan pada saraf
manusia
3.4.17 Mengidentifikasi hewan-hewan yang
menghasilkan listrik
3.4.18 Menyebutkan system khusus pada hewan yang
dapat menghasilkan listrik
3.4.19 Menyebutkan penggunaan teknologi listrik di
lingkungan sekitar
3.4.20 Menjelaskan cara kerja mesin fotokopi
4.4 Menyajikan hasil 4.4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang gejala listrik
pengamatan tentang gejala listrik statis pada mesin fotokopi
statis dalam kehidupan sehari-
hari
C. Tujuan Pembelajaran
 Pertemuan 1
- Siswa dapat menyebutkan contoh gejala kelistrikan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari melalui diskusi kelompok
- Siswa dapat membandingkan peristiwa yang terjadi pada penggaris plastic yang
digosokkan pada rambut yang kering dengan yang digosokkan pada kain melalui
diskusi
- Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis muatan listrik melalui diskusi kelompok
 Pertemuan 2
- Siswa dapat menjelaskan interaksi dua muatan listrik melalui diskusi
- Siswa dapat menjelaskan fungsi dan prinsip kerja elektroskop melalui diskusi
- Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi besar gaya Coulumb dua
muatan listrik melalui diskusi
 Pertemuan 3
- Siswa dapat menghitung besarnya gaya Coulumb dua muatan listrik melalui diskusi
- Siswa dapat menganalisis interaksi dua benda bermuatan karena pengaruh jarak
melalui diskusi
- Siswa dapat menganalisis beda potensial dua benda bermuatan melalui diskusi
 Pertemuan 4
- Siswa dapat menghitung besar medan listrik melalui diskusi
- Siswa dapat membedakan jenis rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup
melalui diskusi
- Siswa dapat mengidentifikasi bagian sel saraf melalui diskusi
 Pertemuan 5
- Siswa dapat menjelaskan fungsi akson atau neurit melalui diskusi
- Siswa dapat menyebutkan zat kimia yang berfungsi menghantarkan rangkaian listrik
melalui diskusi
- Siswa dapat menghitung beda potensial listrik melalui diskusi
 Pertemuan 6
- Siswa dapat menjelaskan tentang prinsip kelistrikan pada saraf manusia melalui
diskusi
- Siswa dapat mengidentifikasi hewan-hewan yang menghasilkan listrik melalui diskusi
- Siswa dapat menyebutkan system khusus pada hewan yang dapat menghasilkan listrik
melalui diskusi
 Pertemuan 7
- Siswa dapat menyebutkan penggunaan teknologi listrik di lingkungan sekitar melalui
observasi
- Siswa dapat menjelaskan cara kerja mesin fotokopi melalui diskusi kelompok
- Siswa dapat menyajikan hasil pengamatan tentang gejala listrik statis pada mesin
fotokopi melalui studi lapangan

D. Materi Pembelajaran
 Pertemuan 1
Gejala Kelistrikan
Setiap benda tersusun oleh partikel-partikel yang lebih kecil. Atom
merupakan partikel zat yang ukurannya paling kecil dan tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Namun, atom ternyata terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil. Tiap atom
tersusun dari inti atom dan electron. Inti atom (nucleus) terdiri atas proton dan
neutron. Adapun, elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasannya dan
mendapat gaya tarik inti atom. Partikel yang bermuatan negative disebut electron.
Partikel yang bermuatan positif disebut proton. Massa proton dan electron lebih
besar dibandingkan dengan massa electron. Setiap benda mempunyai dua muatan,
yaitu muatan positif dan muatan negative dengan jumlah yang sama. Jika benda
tersebut digosokkan, maka akan terjadi perubahan muatan. Saat sisir plastic
digosokkan pada rambut, muatan negative yang terdapat pada sisir plastic akan
bertambah. Ketika sisir plastic didekatkan pada kertas maka akan terjadi gaya
listrik (tarik-menarik), kenapa begitu karena muatan negative pada kertas
menjauhi sisir sehingga sisi kertas yang dekat sisir menjadi lebih positif.
Akibatnya kertas akan tertarik oleh sisir plastic.
Kalian telah mengetahui bahwa apabila penggaris atau mistar plastic
digosok-gosokkan pada rambut yang kering, kemudian didekatkan pada
sobekan kertas kecil, maka sobekan kertas kecil tersebut akan tertarik dan
menempel pada penggaris. Mengapa hal itu dapat terjadi? Karena penggaris
plastic yang digosok-gosokkan pada rambut, menjadi bermuatan listrik. Muatan
listrik itulah yang menyebabkan sobekan kertas kecil dapat tertarik ke penggaris.
Perhatikan gambar diatas! Tentu dalam benak kalian timbul pertanyaan,
Bagaimana muatan listrik tersebut dapat berada pada penggaris? Sebelum
menjawab pertanyaan, pahamilah terlebih dahulu penjelasan berikut ini. Semua
zat yang di alam ini tersusun dari atom yang sangat kecil. Atom tersebut terdiri
atas partikel-partikel yang bermuatan positif, negative, dan netral. Muatan positif
disebut proton, muatan negative disebut electron dan muatan netral disebut
neutron. Apakah harus rambut kering? Bagaimana kalau tidak kering, berminyak
misalnya? Mengapa harus yang kering? Tentu karena air mempunyai sifat
konduktor yang kurang baik dan energy yang ditimbulkan akibat gosokan antara
rambut basah dan sisir plastic akan diserap oleh air tersebut, sehingga tidak
muncul gejala kelistrikannya.
Inti atom atau disebut nucleus terdiri atas proton dan neutron yang
dikelilingi oleh electron yang bergerak terus-menerus. Electron pada atom dapat
keluar atau masuk ke dalam susunan atom. Jika electron keluar dari susunan atom,
maka jumlah proton dalam atom lebih banyak dari jumlah electron, sehingga atom
menjadi bermuatan positif. Sedangkan apabila electron masuk pada susunan atom,
maka jumlah proton dalam atom lebih sedikit dari jumlah electron, sehingga atom
menjadi bermuatan negative. Atom akan bersifat netral (tidak bermuatan) bila
jumlah proton dalam inti atom sama dengan jumlah electron yang mengitari inti
atom tersebut. Setelah memahami penjelasan diatas, pertanyaan tadi dapat
dijawab dengan penjelasan berikut. Penggaris plastic yang digosokkan pada
rambut menjadi bermuatan listrik karena electron dari rambut berpindah ke
penggaris plastic, sehingga penggaris plastic kelebihan electron. Akhirnya
penggaris plastic tersebut menjadi bermuatan negative.
 Pertemuan 2
Elektroskop
Merupakan suatu piranti yang dapat digunakan untuk mendeteksi muatan.
Sebagaimana diperlihatkan gambar elektroskop dibawah, di dalam sebuah peti
kaca terdapat dua buah daun elektroskop yang dapat bergerak (kadang-kadang
yang dapat bergerak hanya satu daun saja), biasanya dibuat dari emas. Daun-daun
elektroskop ini dihubungkan ke sebuah bola logam yang berada di luar peti kaca
melalui suatu konduktor yang terisolasi dari peti.

Apabila benda yang bermuatan positif didekatkan ke bola logam, maka


pemisahan muatan terjadi melalui induksi, electron-elektron ditarik naik menuju
bola, sehingga kedua daun elektroskop bermuatan positif dan saling menolak.
Proses demikian disebut memuati dengan cara induksi. Sedangkan, jika bola
dimuati dengan cara konduksi, maka bola logam konduktor, dan kedua daun
elektroskop memperoleh muatan positif karena ditinggalkan electron-elektron
yang bergerak menuju benda bermuatan positif tersebut, sebagaimana ditunjukkan
pada gambar dibawah. Pada setiap kasus, makin besar muatan maka makin lebar
pemisahan daun-daun elektroskop.

Perlu diketahui bahwa dari gambar diatas, kita tidak dapat menentukan
tanda muatan karena dalam setiap kasus apabila kedua daun elektroskop saling
menolak satu dengan yang lain. Meskipun demikian, suatu elektroskop dapat
digunakan untuk menentukan “tanda muatan” jika pertama-tama pemisahan
muatan dilakukan dengan cara konduksi, misalnya elektroskop bermuatan
negative (gambar a), benda bermuatan negative didekatkan (gambar b) maka lebih
banyak electron diinduksi untuk bergerak ke bawah menuju daun-daun
elektroskop sehingga kedua daun ini terpisah lebih lebar. Disisi lain, jika muatan
positif didekatkan, maka electron-elektron akan diinduksi untuk bergerak ke atas,
sehingga menjadi lebih negative dan jarak pisah kedua daun ini menjadi
berkurang menjadi lebih sempit (gambar c).
Coulumb
Tahun 1785 seorang Fisikawan Prancis yang bernama Charles Agustin
Coulumb menyelidiki besarnya gaya yang terjadi pada dua benda yang
bermuatan listrik. Alat yang digunakannya adalah neraca puntir (Torsion
Balance). Hasil investigasinya menemukan bahwa “besarnya gaya listrik
sebanding dengan besarnya muatan listrik dua benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak pisah antara dua buah benda yang bermuatan listrik.
Pernyataan ini dikenal dengan nama Hukum Coulumb. Sebagai penghargaan
atas jasanya, nama Coulumb digunakan sebagai satuan muatan listrik.
Hukum Coulumb merupakan salah satu hukum fisika yang menjelaskan
hubungan antara gaya listrik, muatan listrik dan jarak antara muatan listrik.
Hukum ini dirumuskan berdasarkan eksperimen yang dilakukan Coulumb.
Hukum Coulumb menyatakan bahwa “besar gaya yang dikerjakan oleh suatu
partikel bermuatan listrik pada partikel bermuatan listrik lainnya
berbanding lurus dengan hasil kali jumlah muatan kedua partikel dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua partikel bermuatan
listrik”. Gaya ini bekerja sepanjang garis lurus yang menghubungkan kedua
partikel. Gaya listrik bersifat tolak-menolak jika muatan listrik kedua partikel
sejenis dan gaya listrik bersifat tarik-menarik jika muatan listrik kedua partikel
tak sejenis.
 Pertemuan 3
Coulomb menyimpulkan interaksi dua benda yang bermuatan sebagai
berikut :
a. Semakin besar jarak kedua benda yang bermuatan, semakin kecil gaya listrik
antara benda tersebut dan sebaliknya.
b. Semakin besar muatan kedua benda, semakin besar gaya listrik antara benda
tersebut.
Secara matematis, rumusan Gaya Coulumb (FC) dapat dituliskan sebagai
berikut :
q1 .q 2
F C =k .
r2
dengan :

F C =GayaCoulumb ( Newton )
9 2
k =konstanta=9 x 10 Nm/C
r = jarak antaradua muatan ( meter )
q 1=besar muatan listrik benda pertama (Coulumb)
q 2=besar muatan listrik benda kedua(Coulumb)

Atau rumus persamaan lannya :

q 1 . q2
F 12=k .
r❑ 12 2

1 q 1 . q2
F 12= . ❑ 2
4 π ϵ0 r 12

dengan :
F 12=gaya listrik antara partikel 1 dan partikel 2
q 1= jumlah muatan partikel 1
q 2= jumlah muatan partikel 2
r 12= jarak antara partikel 1 dan partikel 2
−12 2
( baca :epsilon nol ) =8,854 x 10 C2
N .m
9 2 2
k =konstanta Coulumb=9 x 10 N . m /C
 Pertemuan 4
Medan Listrik
Didefinisikan sebagai ruangan di sekitar benda bermuatan listrik, dimana
jika sebuah benda bermuatan bermuatan listrik berada didalam ruangan tersebut
akan mendapat gaya listrik (gaya coulomb). Medan listrik termasuk medan vector,
sehingga untuk menyatakan arah medan listrik dinyatakan sama dengan arah gaya
yang dialami oleh muatan positif jika berada dalam sembarang tempat didalam
medan tersebut. Arah medan listrik yang ditimbulkan oleh benda bermuatan
positif dinyatakan keluar dari benda, sedangkan arah medan listrik yang
ditimbulkan oleh benda bermuatan negative dinyatakan masuk ke benda. Untuk
menggambarkan medan listrik digunakan garis-garis gaya listrik. Garis-garis gaya
listrik yaitu garis lengkung yang dibayangkan merupakan lintasan yang ditempuh
oleh muatan positif yang bergerak dalam medan listrik. Garis gaya listrik tidak
mungkin akan berpotongan, sebab garis gaya listrik merupakan garis khayal yang
berawal dari benda bermuatan positif dan akan berakhir di benda yang bermuatan
negative. Gambar dibawah menggambarkan garis-garis gaya listrik di sekitar
benda bermuatan listrik.

Kuat Medan Listrik


Suatu titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai gaya per satuan
muatan listrik di titik itu. Kuat medan listrik dinyatakan dengan lambang E. untuk
menyatakan kuat medan di suatu titik dalam medan listrik perhatikan gambar
dibawah, menggambarkan suatu benda bermuatan q yang menimbulkan medan
listrik di sekitarnya.

Suatu titik P yang berada pada jarak r dari q. Untuk menentukan kuat
medan listrik di titik P, letakkan sebuah muatan penguji sebesar q ’. besarnya kuat
medan listrik di titik P dapat dituliskan :

Dimana :
EP = kuat medan di titik P (Newton/Coulumb)
k = konstanta = 9 x 109 Nm2C-2
q = muatan listrik penimbul medan (C)
r = jarak antara titik P ke muatan q (m)
Demikian juga medan listrik termasuk besaran vector, seperti halnya gaya
listrik. Apabila pada suatu titik dipengaruhi oleh medan listrik yang ditimbulkan
oleh lebih dari suatu benda bermuatan, maka kuat medan listrik di tempat itu sama
dengan jumlah vector dari masing-masing kuat medan.
Apabila letak benda berada dalam satu garis lurus, maka kuat medan
listrik pada titik C adalah : EC = EA + EB.
q1 q2

EC =k 2
+k 2
r 1 r2
Jika letak benda tidak dalam satu garis lurus, maka kuat medan listrik di
titik C adalah : EC = EA + EB.
EC =√ E 2A + E2B +2 E A . E B cos α

Dimana sudut yang diapit antara ⃗


E A dan ⃗
E B adalah α .
Rangkaian Listrik Terbuka dan Tertutup
Merupakan rangkaian yang terdiri dari komponen-komponen elektronika
yang disusun dan dibentuk menjadi suatu kesatuan sehingga nantinya komponen-
komponen tersebut memiliki fungsi dan berguna. Rangkaian listrik pun juga
sering disebut dengan alat-alat listrik yang mempunyai hubungan listrik misalnya
saja stopkontak, saklar, tombol, bola lampu dan masih banyak lagi lainnya. Alat-
alat listrik tersebut harus disusun sesuai dengan rangkaiannya agar dapat
digunakan dengan benar. Jika salah dalam menyusun rangkaiannya, maka
rangkaian listrik tersebut tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Rangkaian
listrik dibedakan menjadi dua macam yaitu terbuka dan tertutup.
Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang dirangkai dengan
sedemikian rupa, salah satu bagian arusnya terbuka sehingga tidak terjadi aliran
listrik didalamnya. Rangkaian listrik yang terbuka ini disebut rangkaian listrik
yang terputus. Bagian saklar yang terputus atau terbuka tidak akan
memungkinkan adanya arus listrik yang bisa di lewati. Oleh sebab itu, rangkaian
listrik ini harus bersifat tertutup agar aliran listrik bisa kembali menyala.
Agar bisa menyala, rangkaian listrik tentunya harus bersifat tertutup.
Kondisi saklar yang tertutup inilah yang nantinya bisa mengalirkan arus listrik
sehingga rangkaian listrik bisa menyala. Rangkaian listrik yang tertutup tersebut
tidak memiliki pangkal dan juga tidak memiliki ujung. Rangkaian ini terdiri dari
beberapa komponen diantaranya adalah kawat penghantar, alat untuk mengukur
listrik dan juga sumber penghasil daya listrik sebagai sumber penghasil daya
listrik tersebut berupa baterai.
Rangkaian listrik dapat berupa rangkaian terbuka atau rangkaian tertutup.
Rangkaian terbuka tidak dapat mengalirkan arus karena jalannya arus diputus
(dibuka). Sedangkan rangkaian tertutup dapat mengalir pada beban dan juga pada
sumber.

Pada beban arus mengalir dari kutub positif menuju kutub negative
sedangkan di dalam sumber arus mengalir dari kutub negative menuju kutub
positif. Rangkaian listrik terdiri dari sumber arus listrik dan beban yang
dihubungkan dengan menggunakan konduktor.
Sel Saraf
Merupakan suatu system koordinasi (pengaturan tubuh) yang berupa
penghantaran impuls saraf ke suatu susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf
dan perintah untuk memberi suatu tanggapan rangsangan. Suatu unit terkecil dari
pelaksanaan kerja system saraf ialah sel saraf ataupun neuron. Suatu system saraf
sangatlah berperan dalam suatu iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menghadapi suatu perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Iritabilitas ialah kemampuan
menganggapi rangsangan. System saraf pada manusia itu terdiri dari suatu sel
saraf yang biasa di sebut dengan neuron san sel gilial. Neuron memiliki fungsi
untuk alat menghantarkan impuls (rangsangan) dari sebuah panca indera menuju
otak dan kemudian hasil dari sebuah tanggapan otak akan dikirim menuju ke otot.
Sedangkan sel gilial memiliki fungsi untuk pemberi suatu nutrisi pada neuron.
Unit terkecil penyusun system saraf ialah sel saraf atau bisa disebut dengan
neuron. Sel saraf memiliki fungsi untuk menghantarkan impuls atau rangsangan
dalam setiap sel saraf atau neuron terdiri dari tiga bagian utama yaitu berupa
badan sel saraf, dendrit, dan akson.

 Pertemuan 5
Bagian-bagian Sistem Saraf
o Dendrit merupakan suatu serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit juga merupakan perluasan dari badan sel yang memiliki fungsi untuk
menerima dan mengantarkan suatu rangsangan ke badan sel.
o Badan sel merupakan suatu bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
memiliki fungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya
ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
o Nucleus merupakan suatu inti sel saraf yang memiliki fungsi untuk sebagai
pengatur kegiatan sel saraf (neuron).
o Neurit (Akson) merupakan suatu tonjolan sitoplasma yang panjang lebih
panjang daripada dendrit yang memiliki fungsi untuk menjalankan suatu
impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya.
Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
o Selubung Mielin merupakan sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang memiliki fungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung
myelin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus
ranvier.
o Sel Schwann merupakan suatu jaringan yang membantu untuk menyediakan
makanan untuk neurit (akson) dan membantu suatu regenerasi neurit (akson).
o Nodus Ranvier memiliki fungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan suatu saraf meloncat dari satu
nodus ke nodus yang lain, sehingga suatu impuls lebih cepat sampai pada
tujuan.
o Sinapsis merupakan pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu
dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat suatu celah
sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat suatu kantong yang disebut bulbus
akson. Kantong tersebut berisikan zat kimia yang sering disebut
neurotransmitter. Neurotransmitter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase
yang memiliki fungsi untuk dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Asetilkolin
Merupakan salah satu jenis neurotransmitter (zat kimia penghantar
rangsangan saraf) yang paling umum dikenal. Senyawa neurotransmitter ini dapat
ditemukan didalam system saraf organisme vertebrata. Asetilkolin berperan dalam
mentransmisikan sinyal atau rangsangan yang diterima untuk diteruskan diantara
sel-sel saraf yang berdekatan atau pada sambungan neuromuscular. Senyawa
organic dengan rumus molekul CH3COOCH2CH2N+(CH3)3 ini tersebar di seluruh
tubuh manusia, terutama banyak terdapat didalam system saraf tepi (otonom) dan
senyawa ini dikeluarkan dengan adanya system stimulasi saraf. Setelah
dikeluarkan, asetilkolin akan berdifusi dicelah antar-sianpsis dan menstimulasi
saraf-saraf lainnya.
Aktivitas dari neurotransmitter ini dapat dihambat oleh enzim
kolinesterase. Enzim ini ditemukan pada tahun 1968 oleh seorang peneliti
bernama Walo Leuzinger berhasil memurnikan dan mengkristalkan enzim ini dari
belut listrik di Universitas Kolumbia. Penghambatan kerja asetilkolin oleh enzim
ini didalam tubuh manusia berperan dalam menimbulkan penyakit Alzheimer
yang terkait dengan kerusakan sel-sel otak, hilangnya ingatan, dan kemampuan
berpikir. Penyakit ini dapat dikurangi efeknya dengan menggunakan obat yang
mengandung inhibitor kolinesterasi. Disamping itu, senyawa asetilkolin juga
banyak berperan dalam aktivitas gastrointestinal.
Neurotransmiter
Merupakan senyawa organic endogenus membawa sinyal di antara
neuron. Neurontransmiter terbungkus oleh vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan
bertepan dengan datangnya potensial aksi.
Beberapa neurotransmitter utama, antara lain :
o Asam amino : asam glutamate, asam aspartate, GABA, glisina
o Monoamina : dopamine, adrenalin, noradrenalin, histamine, serotonin,
melatonin
o Bentuk lain : asetilkolin, adenosine, anandamida, dll.
Beda Potensial
Merupakan perbedaan jumlah electron yang ada pada suatu arus listrik
(tegangan). Perbedaan tersebut bisa terjadi karena adanya penumpukan electron
disatu sisi sumber arus listrik, sedangkan disisi lainnya jumlah elektronnya lebih
sedikit. Gaya magnet mempengaruhi materi tersebut dan menimbulkan beda
potensial listrik atau bertegangan listrik. Selain itu jika rangkaian tersebut
disentuh oleh materi konduktor maka materi dapat menghantarkan listrik dan
electron tersebut akan mengalir melalui materi. Itulah mengapa manusia bisa
tersetrum saat menyentuh benda yang dialiri oleh listrik. Besarnya efek dari aliran
listrik tergantung dari jumlah besar kecilnya perbedaan electron yang berada pada
suatu materi.
Dalam sebuah rangkaian beda potensial listrik akan berkaitan dengan yang
namanya kuat arus satuan ampere dan juga hambatan satuan ohm. Rumus mencari
nilai suatu tegangan atau beda potensial dalam sebuah rangkaian.
V = I.R
Keterangan :
V = Beda potensial (V)
I = Kuat arus (A)
R = Hambatan (ohm)
 Pertemuan 6
Sistem Kelistrikan dalam Tubuh Manusia
Tubuh manusia mengandung system kelistrikan. Mulai dari mekanisme
otak, jantung, ginjal, paru-paru, system pencernaan, system hormonal, otot-otot
dan berbagai jaringan lainnya. Semuanya bekerja berdasar system kelistrikan,
karena itu dapat diukur tegangan listrik dibagian tubuh manapun yang kita mau.
Semuanya ada tegangan listriknya, bahkan setiap sel ditubuh kita memiliki
tegangan antara -90 mvolt pada saat rileks sampai 40 mvolt pada saat beraktifitas.
Tubuh kita boleh disebut sebagai system elektromagnetik sebab kelistrikan sangat
erat kaitannya dengan kemagnetan. Otak kita memiliki medan kemagnetan
sebagaimana jantung ataupun bagian-bagian lain ditubuh kita.
Kelistrikan Saraf
Kecepatan impuls serat syaraf yaitu serat syaraf berdiameter besar,
kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat dari yang berdiameter kecil. Serat
syaraf ada 2 tipe yaitu Bermeyelin dan Tanpa Myelin. Pertama bermyelin banyak
terdapat pada manusia yang suatu insulator yang baik, kemampuan mengaliri
listrik sangat rendah. Aliran sinyal dapat meloncat dari satu simpul ke simpul
yang lain. Kedua tanpa myelin yaitu akson tanpa myelin ini dapat berdiameter
1mm kecepatan 20-50m/s serta akson bermeylin diameter 1 μm kecepatan 100m/s.
Dalam keadaan normal : Na + diluar sel > Na + didalam sel dapat diukur dengan
Galvanometer -90mvolt polarisasi.
Hewan yang dapat menghasilkan listrik ;
o Belut listrik, sering ditemukan diperairan Amerika Selatan. Bentuk tubuhnya
sangat unik hampir 7/8 bagian tubuhnya berupa ekor. Dibagian ekor inilah
terdapat baterai-baterai kecil berupa lempengan horizontal dan vertical.
Jumlahnya sangat banyak lebih dari 5000 buah. Untuk navigasi, belut listrik
hanya membutuhkan tegangan listrik yang kecil. Namun, ketika bertemu
musuh atau mangsanya, belut listrik akan memberikan tegangan semaksimal
mungkin melalui kepala dan ekornya yang ditempelkan pada tubuh musuh
atau mangsanya. Arus listrik sekitar 1 ampere yang ditimbulkan akan
membunuh mangsa tersebut. Hewan lain tidak terganggu karena mereka tidak
bersentuhan langsung dengan ekor dan kepala belut.

o Echidnas, termasuk anggota dari ordo monotreme hewan berduri yang


memiliki moncong memanjang yang berfungsi baik sebagai mulut dan hidung.
Moncong ini juga mengirim sinyal-sinyal listrik yang membantu mereka
menemukan serangga untuk dimakan.

o Catfish Electric, disebut juga lele air tawar asli dari perairan tropis Afrika
yang mampu menghasilkan listrik sampai 350 volt (jumlah yang mampu
menghidupkan computer selama 45 menit). Organ listrik mereka membentuk
lapisan agar-agar dibawah kulit.
o Hiu Kepala Martil, seperti belut listrik hewan ini juga mampu mengendalikan
tegangan disetiap muatan listrik dalam tubuhnya. Organ produksi listrik
terletak dikedua sisi kepala dan bersama-sama menghasilkan tegangan listrik
sampai 220 volt. Hiu ini menjadi satu-satunya hiu yang memiliki sensivitas
listrik terbesar yang dapat mendeteksi sinyal dari setengah miliar vol hewan
lainnya dan memudahkannya mencari mangsa.

o Electric Skate Fish, intensitas shock bervariasi dari spesies ke spesies tapi
pada umumnya mereka diberkati dengan daya tahan yang memungkinkan
mereka untuk menahan goncangan cukup lama. Selain digunakan untuk
melawan predator, listrik yang mereka hasilkan juga menjadi cara untuk
mengenali dan berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya.
o Elephant Nose Fish (Ikan Belalai Gajah), hewan ini banyak ditemukan di
Negara Afrika Barat dan Afrika Tengah. Ikan berwarna gelap ini lebih suka
hidup dilumpur sungai atau perairan tenang serta genangan air yang
menyerupai kolam. Organ tubuh yang menghasilkan medan listrik pada ikan
ini terletak di bagian ekor yang terdiri dari ribuan kotak atau electropax.
Dalam keadaan istirahat, masing-masing electropax memiliki muatan negative
dibagian dalam dan muatan positif dibagian luar.

o Ikan Pari Electric, hewan ini menghabiskan sebagian besar waktu mereka
didasar laut (air dingin) dan mampu menggunakan kemampuan electrosense
mereka untuk mengambil medan listrik lemah yang dikeluarkan oleh udang,
siput, dan kerang kegemaran mereka. Mulut mereka terletak dibawah tubuh
sehingga memudahkan dalam mencari makan. Hewan ini memiliki organ
bilateral di sepanjang ekor yang menghasilkan sengatan listrik intermiten.
Organ produksi terletak dikedua sisi kepala dan bersama-sama menghasilkan
tegangan listrik sampai 220 volt.

 Pertemuan 7
Penggunaan Teknologi Listrik di Lingkungan Sekitar
o Elektrokardiograf (ECG) merupakan alat dalam bidang kedokteran yang biasa
digunakan untuk merekam aktivitas otot jantung. Alat ini mampu merekam
sinyal-sinyal listrik dari aktivitas jantung. Alat ini memiliki 10 logam yang
masing-masing sebanyak 6 logam dipasang di dada dan 4 lainnya dipasang
dipergelangan kaki dan tangan. Seluruh logam tersebut dihubungkan pada
kabel. Kabel inilah yang akan menghantarkan sinyal listrik dari jantung ke alat
perekam medis yang berupa osiloskop untuk kemudian dicetak pada kertas
kardiogram. Osiloskop adalah alat yang biasa digunakan untuk
menggambarkan bentuk gelombang listrik pada layar.
o Elektrosepalogram (EEG) merupakan alat uji kedokteran yangdigunakan
untuk menilai kerja otak. Sama seperti sel saraf lainnya, sel-sel otak saling
terhubung satu sama lain melalui sinyal-sinyal listrik. System kerja alat ini
mirip dengan ECG. Sinyal-sinyal listrik dari otak dakan diterima EEG untuk
mencitrakan aktivitas otak dan mendeteksi penyakit-penyakit akibat kelainan
fungsi kerja otak misalnya epilepsy.
o Pengendap Elektrostatis pada Cerobong Asap, berfungsi untuk membersihkan
gas buang yang keluar melalui cerobong asap agar tidak mengandung partikel-
partikel kotor yang dapat mencemari udara. Komponen utama yang ada pada
alat ini adalah kawat yang bermuatan negative dan pelat logam yang
bermuatan positif. Saat asap kotor melewati kawat, maka beberapa partikel
abu juga akan bermuatan negative. Setelah itu, pelat logam yang bermuatan
positif akan menarik partikel abu tersebut hingga membentuk jelaga yang
mudah dibersihkan.
o Pengecatan Mobil, butiran cat mobil akan bermuatan listrik ketika bergesekan
dengan mulut pipa semprot dan udara. Butiran cat tersebut akan tertarik ke
badan mobil apabila badan mobil diberi muatan yang berlawanan dengan
muatan cat.
o Mesin fotokopi, selain menerapkan konsep optic mesin fotokopi juga
menerapkan konsep listrik statis. Komponen utama pada mesin fotokopi yang
menerapkan listrik statis adalah penggunaan toner atau tempat bubuk hitam
halus. Toner sengaja dibuat bermuatan negative sehingga mudah ditarik oleh
kertas.
Mesin Fotokopi
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat salinan dokumen asli
kedalam bentuk dokumen lainnya seperti kertas, mesin fotokopi pada umumnya
hanya di gunakan untuk melakukan kegiatan salin menyalin saja. Walaupun
begitu saat ini fitur pada mesin fotokopi sudah banyak seperti menyimpan
dokumen, faximil, scan, send to email, folder, dll.
Prinsip dan Cara Kerja Mesin Fotokopi
Prinsip dasar semua mesin fotokopi adalah xerografi. Mesin fotokopi
menggunakan cahaya, drum dan toner untuk melakukan penyalinan ketiga
komponen ini adalah komponen utama pada semua mesin fotokopi. Untuk
melakukan penyalinan kertas yang ditaruh pada kaca mesin akan disinari, sinar ini
akan ditangkap dan dipantulkan oleh lensa kea rah drum. Drum memiliki muatan
negative sehingga serbuk toner yang berbahan dasar serbuk besi halus akan
menempel pada toner. Drum yang terkena sinar pantulan oleh lensa akan
kehilangan muatan negative sehingga serbuk toner tidak akan menempel,
sedangkan untuk bagian yang tidak terkena sinar (terbayang) seperti tulisan atau
gambar akan tetap memiliki muatan negative. Dengan begitu serbuk toner akan
menempel mengikuti bayangan dari dokumen asli. Setelah drum selesai
menempelkan semua serbuk toner yang dibutuhkan untuk mencetak, kini saatnya
kertas salinan masuk lewat tray sheet ke bagian bawah drum. Drum berputar
kebawah sejajar dengan permukaan kertas salinan. Alas tempat kertas salinan
memiliki daya tarik magnet yang jauh lebih kuat dari drum mesin sehingga semua
serbuk toner jatuh dan menempel pada kertas, langkah terakhir adalah
memanaskan sambil mem-press serbuk toner pada kertas agar menempel dengan
kuat dan tidak lentur itulah alasannya kenapa kertas hasil fotokopi terasa panas.
Secara sederhana cara kerjanya dapat dibagi menjadi beberapa tahapan :
o Pre-xposure merupakan penyinaran pertama dari mesin
o Primary charging merupakan mengalirkan aliran listrik pada drum sehingga
membuatnya bermuatan negative untuk menarik toner
o Laser-xposure merupakan penyinaran dengan laser untuk mendapatkan
kualitas bayangan yang lebih jelas, pada tahap ini bayangan dokumen asli
ditangkap dan dipantulkan oleh lensa
o Development merupakan tahapan dimana serbuk toner mulai diisi dan
ditempelkan ke drum mengikuti bayangan pantulan
o Transfer merupakan tahapan dimana kertas disiapkan
o Separation merupakan saat serbuk toner yang menempel didrum memisahkan
diri dan menempel pada kertas karena tarikan magnet yang kuat dari alas
kertas.
o Fixing merupakan tahap memanaskan dan mempress toner pada kertas agar
menempel dengan kuat.
o Cleaning merupakan tahap membersihkan drum dari sisa-sisa toner.

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi dan Observasi
Model : Discovery Learningi (DL) dan Problem Based Learning (PBL)

F. Media dan Bahan Pembelajaran


 Media
o Charta, Powerpoint (PPT) Sel Saraf
o Elektroskop sederhana
o Lembar Kerja Siswa (LKS) Muatan Listrik
o Lembar Kerja Siswa (LKS) Beda Potensial
o Lembar Kerja Siswa (LKS) Sel Saraf.
 Alat dan Bahan
o Komputer, LCD
o Alat dan bahan menemukan muatan listrik benda :
1. Penggaris plastik
2. Kertas HVS
3. Pensil
o Alat dan bahan membuat model elektroskop sederhana
1. Kawat
2. Manik-manik
3. Kertas berwarna
4. Kardus/karton
5. Lem
6. Gunting

G. Sumber Belajar
 Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas IX. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
 Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas IX. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
 Wariyono,Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3 : Panduan Belajar IPA Terpadu /untuk
Kelas IX SMP/MTS/ Sukis Wariyono, Yani Muharomah; editor Indratno. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
 Catarac-surgery.info

H. Langkah-langkah Pembelajaran
 Pertemuan 1 : 2 JP (2 x 40 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Nilai Karakter
 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar 5 menit Religius,
siswa. Mandiri
 Guru mengecek kehadiran siswa secara bergantian.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdo’a yang kemudian dilakukan bersama-sama.
 Apersepsi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini,
seperti yang tertera pada bagian “Ayo kita pelajari”
dan nilai apa yang akan didapatkan setelah
mempelajari materi ini, seperti yang tertera dalam
“Mengapa penting?”
Kegiatan Inti
 Guru membagikan siswa ke dalam 5 kelompok 70 menit Mandiri,
yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Kerjasama
 Siswa melakukan pengamatan di lingkungan
sekolah.
 Mengamati
 Siswa bersama teman kelompoknya mengamati dan
mengidentifikasi gejala kelistrikan yang terjadi
pada kehidupan sehari-hari.
 Menanya
 Guru membimbing siswa untuk membuat
pertanyaan berdasarkan tayangan gambar berkaitan
dengan gejala kelistrikan, misalnya : (beberapa
pertanyaan harapan):
1. Mengapa gejala kelistrikan ada dalam
kehidupan sehari-hari?
2. Mengapa potongan kertas dapat tertarik oleh
penggaris plastik yang telah digosok dengan
kain?
3. Apa saja jenis muatan listrik?
 Mengumpulkan data/informasi
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok.
 Guru membimbing siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk mengumpulkan informasi
tentang gejala kelistrikan dengan memanfaatkan
buku peserta didik sebagai sumber belajar.
 Menalar
 Siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil
informasi yang terkumpul.
 Guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari informasi yang telah didiskusikan.
 Mengkomunikasikan
 Siswa secara berkelompok berdiskusi dan
menyampaikan hasilnya.
 Siswa menginformasikan lebih lanjut dari hasil
diskusi yang disampaikan.
Kegiatan Penutup
 Guru mendorong siswa untuk menyusun 5 menit Gotong royong,
kesimpulan materi pada hari ini. Integritas
 Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat
elektroskop sederhana secara berkelompok yang
akan dikumpulkan pada minggu berikutnya.

 Pertemuan 2 : 3 JP (3 x 40 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Nilai Karakter
 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar 10 menit Religius,
siswa. Mandiri
 Guru mengecek kehadiran siswa secara bergantian.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdo’a yang kemudian dilakukan bersama-sama.
 Apersepsi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini,
seperti yang tertera pada bagian “Ayo kita pelajari”
dan nilai apa yang akan didapatkan setelah
mempelajari materi ini, seperti yang tertera dalam
“Mengapa penting?”
Kegiatan Inti
 Guru membagikan siswa ke dalam 5 kelompok 100 menit Mandiri,
yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Kerjasama
 Siswa melakukan pengamatan di lingkungan
sekolah.
 Mengamati
 Siswa bersama teman kelompoknya mengamati
beberapa gejala kelistrikan yang telah dibahas
minggu lalu dan mengaitkannya ke tugas proyek
elektroskop yang telah di kerjakan bersama.
 Menanya
 Guru membimbing siswa untuk membuat
pertanyaan berdasarkan tayangan gambar berkaitan
dengan gejala kelistrikan, misalnya : (beberapa
pertanyaan harapan):
1. Bagaimana dapat terjadi interaksi dua muatan
listrik ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
besar gaya dua muatan?
3. Apa saja fungsi dan prinsip kerja elektroskop?
4. Apakah jarak benda mempengaruhi besar
gaya coulomb?
 Mengumpulkan data/informasi
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok.
 Guru membimbing siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk mengumpulkan informasi
mengenai pembelajaran dengan memanfaatkan
buku peserta didik sebagai sumber belajar.
 Menalar
 Siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil
informasi yang terkumpul.
 Guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari informasi yang telah didiskusikan.
 Mengkomunikasikan
 Siswa secara berkelompok berdiskusi dan
menyampaikan hasilnya.
 Siswa menginformasikan lebih lanjut dari hasil
diskusi yang disampaikan.
Kegiatan Penutup
 Guru mendorong siswa untuk menyusun 10 menit Gotong royong,
kesimpulan materi pada hari ini. Integritas
 Guru menugaskan kepada siswa untuk mencoba
berlatih menghitung besarnya gaya coulomb.

 Pertemuan 3 : 2 JP (2 x 40 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Nilai Karakter
 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar 10 menit Religius,
siswa. Mandiri
 Guru mengecek kehadiran siswa secara bergantian.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdo’a yang kemudian dilakukan bersama-sama.
 Apersepsi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini,
seperti yang tertera pada bagian “Ayo kita pelajari”
dan nilai apa yang akan didapatkan setelah
mempelajari materi ini, seperti yang tertera dalam
“Mengapa penting?”
Kegiatan Inti
 Guru membagikan siswa ke dalam 5 kelompok 60 menit Mandiri,
yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Kerjasama
 Siswa melakukan pengamatan di lingkungan
sekolah.
 Mengamati
 Siswa bersama teman kelompoknya mengamati
gambar dan video yang telah ditayangkan oleh
guru.
 Menanya
 Guru membimbing siswa untuk membuat
pertanyaan berdasarkan tayangan gambar dan video
yang berkaitan dengan gaya coulomb, interaksi dua
benda bermuatan dan beda potensial, misalnya :
(beberapa pertanyaan harapan):
1. Bagaimana menghitung besarnya gaya
coulomb apabila dua muatan listrik yang
terjadi?
2. Apa saja yang menyebabkan terjadinya
interaksi pada dua benda yang bermuatan
namun dipengaruhi oleh jarak?
3. Mengapa beda potensial pada dua benda
bermuatan itu terjadi?
 Mengumpulkan data/informasi
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok.
 Guru membimbing siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk mengumpulkan informasi
mengenai pembelajaran dengan memanfaatkan
buku peserta didik sebagai sumber belajar.
 Menalar
 Siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil
informasi yang terkumpul.
 Guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari informasi yang telah didiskusikan.
 Mengkomunikasikan
 Siswa secara berkelompok berdiskusi dan
menyampaikan hasilnya.
 Siswa menginformasikan lebih lanjut dari hasil
diskusi yang disampaikan.
Kegiatan Penutup
 Guru mendorong siswa untuk menyusun 10 menit Gotong royong,
kesimpulan materi pada hari ini. Integritas
 Guru menugaskan kepada siswa untuk mencoba
berlatih menghitung besarnya medan listrik.

 Pertemuan 4 : 3 JP (3 x 40 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Nilai Karakter
 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar 10 menit Religius,
siswa. Mandiri
 Guru mengecek kehadiran siswa secara bergantian.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdo’a yang kemudian dilakukan bersama-sama.
 Apersepsi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini,
seperti yang tertera pada bagian “Ayo kita pelajari”
dan nilai apa yang akan didapatkan setelah
mempelajari materi ini, seperti yang tertera dalam
“Mengapa penting?”
Kegiatan Inti
 Guru membagikan siswa ke dalam 5 kelompok 100 menit Mandiri,
yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Kerjasama
 Siswa melakukan pengamatan di lingkungan
sekolah.
 Mengamati
 Siswa bersama teman kelompoknya mengamati
gambar dan video yang telah ditayangkan oleh
guru.
 Menanya
 Guru membimbing siswa untuk membuat
pertanyaan berdasarkan tayangan gambar dan video
yang berkaitan dengan medan listrik, jenis
rangkaian listrik terbuka dan tertutup serta bagian-
bagian sel saraf, misalnya : (beberapa pertanyaan
harapan):
1. Bagaimana menghitung besarnya medan
listrik ?
2. Apakah medan listrik yang ditimbulkan oleh
benda yang sama?
3. Bagaimana medan listrik dapat terbentuk?
4. Apa saja yang membedakan jenis rangkaian
listrik terbuka dengan rangkaian listrik
tertutup?
5. Apa saja bagian-bagian sel saraf ?
 Mengumpulkan data/informasi
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok.
 Guru membimbing siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk mengumpulkan informasi
mengenai pembelajaran dengan memanfaatkan
buku peserta didik sebagai sumber belajar.
 Menalar
 Siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil
informasi yang terkumpul.
 Guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari informasi yang telah didiskusikan.
 Mengkomunikasikan
 Siswa secara berkelompok berdiskusi dan
menyampaikan hasilnya.
 Siswa menginformasikan lebih lanjut dari hasil
diskusi yang disampaikan.
Kegiatan Penutup
 Guru mendorong siswa untuk menyusun 10 menit Gotong royong,
kesimpulan materi pada hari ini. Integritas
 Guru menugaskan kepada siswa untuk mempelajari
materi mengenai akson/neurit, zat kimia yang
berfungsi menghantarkan rangkaian listrik dan
mencoba menghitung besarnya beda potensial
listrik.

 Pertemuan 5 : 2 JP (2 x 40 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Nilai Karakter
 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar 10 menit Religius,
siswa. Mandiri
 Guru mengecek kehadiran siswa secara bergantian.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdo’a yang kemudian dilakukan bersama-sama.
 Apersepsi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini,
seperti yang tertera pada bagian “Ayo kita pelajari”
dan nilai apa yang akan didapatkan setelah
mempelajari materi ini, seperti yang tertera dalam
“Mengapa penting?”
Kegiatan Inti
 Guru membagikan siswa ke dalam 5 kelompok 60 menit Mandiri,
yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Kerjasama
 Siswa melakukan pengamatan di lingkungan
sekolah.
 Mengamati
 Siswa bersama teman kelompoknya mengamati
gambar dan video yang telah ditayangkan oleh
guru.
 Menanya
 Guru membimbing siswa untuk membuat
pertanyaan berdasarkan tayangan gambar dan video
yang berkaitan dengan akson/neurit, zat kimia yang
berfungsi menghantarkan rangkaian listrik,
menghitung besarnya beda potensial listrik,
misalnya : (beberapa pertanyaan harapan):
1. Apa saja fungsi akson atau neurit ?
2. Apa saja zat kimi yang dapat berfungsi dalam
menghantarkan rangkaian listrik?
3. Bagaimana menghitung besarnya beda
potensial listrik ?
 Mengumpulkan data/informasi
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok.
 Guru membimbing siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk mengumpulkan informasi
mengenai pembelajaran dengan memanfaatkan
buku peserta didik sebagai sumber belajar.
 Menalar
 Siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil
informasi yang terkumpul.
 Guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari informasi yang telah didiskusikan.
 Mengkomunikasikan
 Siswa secara berkelompok berdiskusi dan
menyampaikan hasilnya.
 Siswa menginformasikan lebih lanjut dari hasil
diskusi yang disampaikan.
Kegiatan Penutup
 Guru mendorong siswa untuk menyusun 10 menit Gotong royong,
kesimpulan materi pada hari ini. Integritas
 Guru menugaskan kepada siswa untuk mempelajari
materi prinsip kelistrikan pada saraf manusia,
hewan-hewan yang menghasilkan listrik, dan
sistem khusus pada hewan yang dapat
menghasilkan listrik.

 Pertemuan 6 : 3 JP (3 x 40 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Nilai Karakter
 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar 10 menit Religius,
siswa. Mandiri
 Guru mengecek kehadiran siswa secara bergantian.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdo’a yang kemudian dilakukan bersama-sama.
 Apersepsi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini,
seperti yang tertera pada bagian “Ayo kita pelajari”
dan nilai apa yang akan didapatkan setelah
mempelajari materi ini, seperti yang tertera dalam
“Mengapa penting?”
Kegiatan Inti
 Guru membagikan siswa ke dalam 5 kelompok 100 menit Mandiri,
yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Kerjasama
 Siswa melakukan pengamatan di lingkungan
sekolah.
 Mengamati
 Siswa bersama teman kelompoknya mengamati
gambar dan video yang telah ditayangkan oleh
guru.
 Menanya
 Guru membimbing siswa untuk membuat
pertanyaan berdasarkan tayangan gambar dan video
yang berkaitan dengan prinsip kelistrikan pada
saraf manusia, hewan-hewan yang menghasilkan
listrik, dan sistem khusus pada hewan yang dapat
menghasilkan listrik, misalnya : (beberapa
pertanyaan harapan):
1. Bagaimana prinsip kelistrikan pada saraf
manusia?
2. Hewan-hewan apa saja yang dapat
menghasilkan listrik?
3. Bagaimana hewan-hewan dapat menghasilkan
listrik?
 Mengumpulkan data/informasi
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok.
 Guru membimbing siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk mengumpulkan informasi
mengenai pembelajaran dengan memanfaatkan
buku peserta didik sebagai sumber belajar.
 Menalar
 Siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil
informasi yang terkumpul.
 Guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari informasi yang telah didiskusikan.
 Mengkomunikasikan
 Siswa secara berkelompok berdiskusi dan
menyampaikan hasilnya.
 Siswa menginformasikan lebih lanjut dari hasil
diskusi yang disampaikan.
Kegiatan Penutup
 Guru mendorong siswa untuk menyusun 10 menit Gotong royong,
kesimpulan materi pada hari ini. Integritas
 Guru menugaskan kepada siswa untuk mempelajari
materi penggunaan teknologi listrik di lingkungan
sekitar, cara kerja mesin fotokopi, gejala listrik
pada mesin fotokopi.

 Pertemuan 7 : 2 JP (2 x 40 menit)
Kegiatan Pendahuluan
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Nilai Karakter
 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kabar 10 menit Religius,
siswa. Mandiri
 Guru mengecek kehadiran siswa secara bergantian.
 Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdo’a yang kemudian dilakukan bersama-sama.
 Apersepsi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini,
seperti yang tertera pada bagian “Ayo kita pelajari”
dan nilai apa yang akan didapatkan setelah
mempelajari materi ini, seperti yang tertera dalam
“Mengapa penting?”
Kegiatan Inti
 Guru membagikan siswa ke dalam 5 kelompok 60 menit Mandiri,
yang masing-masing terdiri dari 6 orang. Kerjasama
 Siswa melakukan pengamatan di lingkungan
sekolah.
 Mengamati
 Siswa bersama teman kelompoknya mengamati
gambar dan video yang telah ditayangkan oleh
guru.
 Menanya
 Guru membimbing siswa untuk membuat
pertanyaan berdasarkan tayangan gambar dan video
yang berkaitan dengan penggunaan teknologi listrik
di lingkungan sekitar, cara kerja mesin fotokopi,
gejala listrik pada mesin fotokopi, misalnya :
(beberapa pertanyaan harapan):
1. Apa saja penggunaan teknologi listrik yang
ada di lingkungan sekitar?
2. Bagaimanakah cara kerja teknologi dari mesin
fotokopi?
3. Gejala kelistrikan apakah yang terjadi pada
alat teknologi pada gambar yang telah
ditampilkan?
 Mengumpulkan data/informasi
 Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
kepada masing-masing kelompok.
 Guru membimbing siswa mengerjakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk mengumpulkan informasi
mengenai pembelajaran dengan memanfaatkan
buku peserta didik sebagai sumber belajar.
 Menalar
 Siswa secara berkelompok mendiskusikan hasil
informasi yang terkumpul.
 Guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan dari informasi yang telah didiskusikan.
 Mengkomunikasikan
 Siswa secara berkelompok berdiskusi dan
menyampaikan hasilnya.
 Siswa menginformasikan lebih lanjut dari hasil
diskusi yang disampaikan.
 Siswa menyajikan hasil pengamatan tentang gejala
listrik statis pada mesin fotokopi.
Kegiatan Penutup
 Guru mendorong siswa untuk menyusun 10 menit Gotong royong,
kesimpulan materi pada hari ini. Integritas
 Guru menugaskan kepada siswa untuk mempelajari
semua materi yang diajarkan sebagai ujian
pengetahuan dalam bentuk ulangan harian (UH).

 Ulangan Harian (40 menit)


Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Insteumen : Uraian
Jumlah Soal : 5 butir soal
 Perbaikan/Pengayaan (40 menit)
Analisis Hasil Ulangan Harian, apabila:
1. Tuntas secara klasikal
Melakukan program pengayaan, sementara siswa yang tidak tuntas mengikuti
program perbaikan.
2. Tidak tuntas secara klasikal
Melaksanakan program perbaikan, sementara siswa yang tuntas mengikuti
program pengayaan.

I. Penilaian
1. Kognitif (Pengetahuan)
a. Teknik penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk penilaian : Pilihan Ganda

No Butiran Soal
Berikut ini yang bukan gejala listrik statis adalah ….
1
A. balon menempel di dinding setelah di gosokkan ke rambut
B. bulu badan tertarik oleh pakaian yang baru saja disetrika
C. kedua telapak tangan terasa panas setelah saling di gosokkan
D. ujung sisir mampu menarik serpihan kertas setelah di gunakan untuk bersisir
Kaca yang pada awalnya netral, setelah digosok dengan kain sutra akan ….
2
A. kekurangan elektron
B. kelebihan elektron
C. mempunyai jumlah elektron dan proton sama
D. kekurangan neutron
Kaca yang sudah digosok dengan kain wol didekatkan pada penggaris yang
3
digosokkan  pada rambut, yang akan terjadi adalah ….
A. tolak-menolak
B. tarik-menarik
C. tarik-menarik dan tolak-menolak
D. tidak terjadi apa-apa
Sebatang kaca bermuatan positif didekatkan kepala elektrostop yang bermuatan
4
negatif. Pada elektrostop terjadi ….
A. daun elektrostop bertambah mekar
B. daun elektrostop menguncup
C. dinding elektrostop bermuatan positif
D. bunga api terbentuk antara batang kaca dengan kepala elektrostop
Sebatang plastik bermuatan negatif didekatkan elektrostop bermuatan negatif. Jika
5
kepala elektrostop disentuh dengan jari, maka ….
A. daun elektrostop bertambah mekar
B. daun elektrostop kembali seperti semula
C. daun elektrostop menguncup
D. daun elektrostop tidak berubah

c. Kisi Kisi

No Indikator Butir Instrumen

1 Siswa dapat mengidentifikasi gejala listrik Soal 1


statis

2 Siswa dapat menganalisis kaca yang Soal 2


digosokkan pada kain

3 Siswa dapat menganalisis kaca yang telah Soal 3


digosok kemudian di dekatkan pada
penggaris yang telah digosokkan pada
rambut

4 Siswa dapat mengidentifikasi sebatang Soal 4


kaca yang didekatkan pada kepala
elektroskop

5 Siswa dapat mengidentifikasi sebatang Soal 5


plastic didekatkan elektroskop

 Instrument Tes Tulis


2. Psikomotorik (Keterampilan)
Teknik penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

 Lembar observasi penilaian kinerja praktikum


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Judul Praktikum : ……………………………….
Tanggal Praktikum : ……………………………….
Alokasi Waktu : ……………………………….
Kelas : ……………………………….
Nama Anggota Kelompok : 1. ……………………………. 4……………………….
2……………………………… 5……………………....
3……………………………… 6………………………

No Indikator Skor
1 2 3 Jumlah
1 Menyiapkan alat dan bahan
2 Melakukan praktikum
3 Menulis hasil pengamatan
4 Menafsirkan hasil pengamatan
5 Mempresentasikan hasil pengamatan

Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik
1. Menyiapkan alat dan 1. Tidak menyiapkan seluruh alat dan bahan yang
bahan diperlukan.
2. Menyiapkan sebagian alat dan bahan yang
diperlukan.
3. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang
diperlukan.
2. Melakukan praktikum 1. Tidak mampu melakukan praktikum dengan benar.
2. Melakukan praktikum dengan prosedur yang
kurang benar.
3. Melakukan praktikum dengan prosedur yang benar
3. Menulis hasil pengamatan 1. Tidak menulis hasil pengamatan, atau menulis
namun kurang lengkap dan tidak benar.
2. Menulis hasil pengamatan benar tapi kurang
lengkap.
3. Menulis hasil pengamatan benar dan lengkap.
4. Menafsirkan hasil 1. Tidak mampu memberikan penafsiran hasil
pengamatan pengamatan dengan benar.
2. Mampu memberikan penafsiran hasil pengamatan
tetapi kurang benar
3. Mampu memberikan penafsiran hasil pengamatan
dengan benar.
5. Mempresentasikan hasil 1. Mempresentasikan hasil praktik dengan kurang
pengamatan benar, bahasa sulit dimengerti, dan disampaikan
tidak percaya diri.
2. Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan
benar, bahasa mudah dimengerti, tetapi
disampaikan kurang percaya diri.
3. Mampu mempresentasikan hasil praktikum dengan
benar, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan
secara percaya diri.

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperoleh
x 4 = skor akhir
Skor maksimal
 Penilaian Produk
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Nama Proyek : Membuat model DNA
Alokasi Waktu : 2 minggu
Guru Pembimbing : Koko Budi Santoso, S.Pd.
Nama Kelompok : 1. ……………………………. 4……………………….
2……………………………… 5……………………....
3……………………………… 6………………………
No Absen/Kelas : …………………………….
No Aspek Skoring
1 2 3
1 PERSIAPAN
A. Menggali dan mengembangkan landasan
teori
B. Mendesain produk
2 PEMBUATAN PRODUK
A. Kelengkapan alat dan bahan
B. Keakuratan teknik kerja alat
C. Tampilan produk/estetika
3 LAPORAN PRODUK
A. Performasi
B. Presentasi/Penguasaan

 Rubrik Penilaian
No Aspek Rubrik
1. PERSIAPAN
A. Menggali dan 3. Menyusun dan mengembangkan landasan teori
mengembangkan landasan dengan tepat
teori 2. Menyusun landasan teori namun ada beberapa
bagian yang tidak sesuai
1. Tidak menyusun landasan teori sama sekali
B. Mendesain produk 3. membuat desain produk yang sesuai dengan
landasan teori
2. membuat desain produk namun ada beberapa
bagian tidak sesuai dengan landasan teori
1. tidak membuat desain produk sama sekali
2 PEMBUATAN PRODUK
A. Kelengkapan alat dan 3. mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap
bahan dan sesuai spesifikasi produk
2. mempersiapkan alat dan bahan dengan lengkap
tetapi tidak sesuai spesifikasi produk
1. mempersiapkan alat dan bahan tidak lengkap dan
tidak sesuai dengan spesifikasi produk
B. Keakuratan teknik kerja 3. Teknik kerja alat akurat dan dapat berfungsi
alat dengan baik
2. Teknik kerja alat kurang akurat dan berfungsi
kurang baik
1. Teknik kerja alat tidak akurat dan tidak berfungsi
C. Tampilan produk/estetika 3. tampilan produk menarik
2. tampilan produk sederhana
1. tampilan produk tidak menarik dan tidak sesuai
dengan fungsinya
3 LAPORAN PRODUK
A. Performasi 3. membuat laporan dengan sistematika lengkap dan
dijilid rapi
2. membuat laporan tetapi tidak lengkap
sistematikanya atau tidak urut dan dijilid rapi
1. tidak membuat laporan hasil produk
B. Presentasi/Penguasaan 3. Mampu mempresentasikan hasil produk dengan
benar, bahasa mudah |Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran IPA-IX 116 dimengerti, dan
disampaikan secara percaya diri.
2. Mampu mempresentasikan hasil produk dengan
benar, bahasa mudah dimengerti, tetapi disampaikan
kurang percaya diri.
1. Mampu mempresentasikan hasil produk dengan
kurang benar, bahasa sulit dimengerti, dan
disampaikan tidak percaya diri.

Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 – 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperoleh
x 4 = skor akhir
Skor maksimal

Banjarmasin, 11 Oktober 2020

Mengetahui
Guru Pamong Mahasiswa PPL

H. Herman Riyadie, S.Pd. Annisa Nur Safitri


NIP. 19680113 199702 1001 NIM. 1710129320001

Anda mungkin juga menyukai