Anda di halaman 1dari 8

Nama : Putri Aryati

Nim : 1900030297
Kelas : Ahlak E
Ujian Tengah Semester

1. Jelaskan pengertian ahlak, sumber ahlak, dan ciri-ciri ahlak dalam islam.
 Pengertian ahlak.
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau
peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan
biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
 Sumber ahlak. Dalam Islam. Al Qur'an dan As-Sunnah selain dijadikan sebagai
sumber ahlak dan pegangan hidup juga dijadikan sebagai dasar atau alat pengukur
baik buruknya sifat seseorang.
 Ciri-ciri ahlak dalam islam.
 Kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyyah al-mutlaqah).
 Menyeluruh (as-salahiyyah al-‘ammah), yaitu kebaikan yang terkandung di
dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman
dan semua tempat.
 Tetap, langgeng, dan mantap.
 Merupakan kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzam al-mustajab) yaitu
kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus
dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang yang tidak
melaksanakannya.
 Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhitah).

2. Jelaskan macam-macam cara ahlak kepada Allah SWT.


 Ibadah.
Tujuan penciptaan manusia itu ialah hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Maka
pengertian ibadah adalah merendahkan diri, ketundukan, ketaatan, dan pengabdian.
Maka ibadah itu merupakan suatu bentuk ketaatan, ketundukan, dan pengabdian
kepada Allah SWT. Puncak ibadah adalah kecintaan sepenuhanya kita tumpahkan
kepada Allah SWT. Oleh sebab itu ibadah harus menjadi hal yang paling utama bagi
hidup kita, ibadah menjadi sarana bagi kita untuk terhubung kepada allah. Ibadah
dibagai menjadi dua yaitu khusus dan umum.
 Tawakal.
Sebagai muslim semestinya kita mengantungkan semua harapan hanya kepada Allah
SWT semata sebab Allah itu tepat kita bergantung dan meminta pertolongan bukan
malah bergantung kepada selain allah seperti dukun jimat, jika kita mempercai dukun
maka hal tersebut termasuk kepada hal yang syirik. Tawakal merupakan turunan dari
kata wakil, wakil adalah dzat atau orang yang dijadikan pengganti untuk mengurusi
atau menyelesaikan urusan yang mewakilkan. Tawakal bermakna menjadikan
seseorang sebagai wakilnya, atau meyerahkan urusan kepada wakilnya. Tawakal
kepada Allah SWT ialah menjadikan Allah SWT sebagai wakil dalam mengurusi
segala urusan dan mengandalkan Allah SWT dalam meyelesaikan segala urusan.
Tawakal kepada Allah SWT juga berate membebaskan hari dari segala
ketergantungan kepada selain Allah SWT dan menyerahkan keputusan segala
sesuatunya kepada-nya itulah sejatinya hakikat tawakal kepada Allah SWT.
Keutamaan tawakal:
 Tawakal yang sempurna mengantarkan seseorang kepada kebahagian hidup
didunia dan akhirat
 Tawakal meyebapkan orang terbebas dari bahaya
 Tawakal menjadi sebab seseorang mendaptkan rezeki dari Allah SWT dengan
rezeki yang baik
 Tawakal menjadi sebab mendaptkan cinta Allah SWT
 Allah SWT akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan orang yang bertawakal
 Syukur.
Pengertian syukur menurut Ibnu Manzhur, ialah mengakui kebaikan dan memuji sang
pemberinya, serta menyebarkan dan memperlihatkannya. Ada bebera dimensi syukur
yaitu: hati, lisan, dan anggota badan.
Keutamaan syukur:
 Syukur menjadi sebab datangnya rida Allah SWT
 Syukur menjadi sebab terhindarnya seseorang dari azab Allah SWT
 Syukur menjadi sebab ditambahnya nikmat
 Syukur menjadi sebab diberikannya ganjaran di dunia dan akhirat.
 Muraqabah.
Muraqabah dapat berarti pengawasan. Dalam konteks kita berakhlak kepada Allah,
maka muraqabah dapat kita artikan dengan kesadaran kita bahwa kita selalu berada
dalam pengawasan Allah SWT. Muraqabah yang paling tinggi, menurut Rasulullah
SAW yaitu jika kita dalam beribadah kepada Allah bersikap seakan-akan kita dapat
melihatnya sekalipun kita tidak dapat melihatnya tetapi kita meyakini bahwa Allah
pasti melihat kita.

3. Jelaskan macam-macam cara ahlak kepada Rasulullah SAW.


 Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan
akan terasa menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam
keimanan sehingga membuktikan konsekuensi iman merupakan sesuatu yang menjadi
kebutuhan. Karenanya membuktikan keimanan dengan amal yang shaleh merupakan
bukan suatu beban yang memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha.

 2. Mencintai dan Memuliakan Rasul


Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah
mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan
kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman
Allah yang artinya:

Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga,


harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya,
dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada
Allah dan Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang fasik (QS 9:24).

 Mengikuti dan Mentaati Rasul


Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-
orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak
kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan
Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia. Manakala manusia telah menunjukkan
akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan mentaatinya, maka ketaatan itu berarti
telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan
kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dan
tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman yang artinya: Barangsiapa mentaati rasul,
sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan
itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS 4:80).

 Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul


Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan
rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan
dan rahmat kepada Nabi, inilah salah satu makna dari firman Allah yang artinya:
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya (QS 33:56).

 Menghidupkan Sunnah Rasul


Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang
beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang
berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah
(hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:

Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila
berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim).

Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah
dengan segala bahayanya, beliau bersabda:

Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh
karena itu,. Kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para
penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah
kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah
itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah,
Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).

 6. Menghormati Pewaris Rasul


Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya,
yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam,
yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang
dimilikinya.Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya
hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS
35:28).

 7. Melanjutkan Misi Rasul


Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang
mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah
tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-
nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang
sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini
ditegaskan oleh Rasul Saw. Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan
berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama)
ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka
(HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).

4. Jelaskan macam-macam cara ahlak terhadap diri pribadi yang bersifat jasmaniyah.
A. Berakhlak terhadap jasmani
 Senantiasa Menjaga Kebersihan Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman.
Seorang muslim harus bersih/ suci badan, pakaian, dan tempat, terutama saat akan
melaksanakan sholat dan beribadah kepada Allah, di samping suci dari kotoran, juga
suci dari hadas.
 Menjaga Makan dan Minumnya Makan dan minum merupakan kebutuhan vital bagi
tubuh manusia, jika tidak makan dan minum dalam keadaan tertentu yang normal
maka manusia akan mati. Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar makan
dan minum dari yang halal dan tidak berlebihan. Sebaiknya sepertiga dari perut untuk
makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara. Allah SWT
berfirman : Artinya : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah
diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni'mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya
saja menyembah.(QS. An Nahl:114)
 Menjaga Kesehatan Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan
merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT dan sekaligus melaksanakan
anmanah dariNya. Riyadhah atau latihan jasmani sangat penting dalam penjagaan
kesehatan, walau bagaimnapun riyadhah harus tetap dilakukan menurut etika yang
ditetapkan oleh Islam. Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah
SWT daripada mukmin yang lemah. Dari sahabat Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah,
“Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing
memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan
mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau
ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan
oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim).
 Berbusana yang Islami Manusia mempunya budi, akal dan kehormatan, sehingga
bagian-bagian badannya ada yang harus ditutupi (aurat) karena tidak pantas untuk
dilihat orang lain. Dari segi kebutuhan alaminya, badan manusia perlu ditutup dan
dilindungi dari gangguan bahaya alam sekitarnya, seperti dingin, panas, dll. Karena
itu Allah SWT memerintahkan manusia menutup auratnya dan Allah SWT
menciptakan bahanbahan di alam ini untuk dibuatb pakaian sebagai penutup badan.
B. Berakhlak terhadap Akal
 Menuntut Ilmu Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim,
sekaligus sebagai bentuk akhlak seorang muslim. Muslim yang baik, akan
memberikan porsi terhadap akalnya yakni berupa penambahan pengetahuan dalam
sepanjang hayatnya. Seorang mu’min, tidak hanya mencari ilmu dikarenakan sebagai
satu kewajiban, yang jika telah selesai kewajibannya maka setelah itu sudah dan
berhenti. Namun seorang mu’min adalah yang senantiasa menambah dan menambah
ilmunya, kendatipun usia telah memakan dirinya. Menuntut ilmu juga tidak terbatas
hanya pada pendidikan formal akademis namun dapat dilakukan di mana saja, kapan
saja dan dengan siapa saja.
 Memiliki Spesialisasi Ilmu yang dikuasai Setiap muslim perlu mempelajari hal-hal
yang memang sangat urgen dalam kehidupannya. Menurut Dr. Muhammad Ali Al-
Hasyimi (1993 : 48), hal-hal yang harus dikuasai setiap muslim adalah : Al-Qur'an,
baik dari segi bacaan, tajwid dan tafsirnya; kemudian ilmu hadits; sirah dan sejarah
para sahabat; fikih terutama yang terkait dengan permasalahan kehidupan, dan lain
sebagainya. Setiap muslim juga harus memiliki bidang spesialisasi yang harus
ditekuninya. Spesialisasi ini tidak harus bersifat ilmu syariah, namun bisa juga dalam
bidang-bidang lain, seperti ekonomi, tehnik, politik dan lain sebagainya. Dalam
sejarahnya, banyak diantara generasi awal kaum muslimin yang memiliki spesialisasi
dalam bidang tertentu.
 Mengajarkan Ilmu pada Orang Lain Termasuk akhlak muslim terhadap akalnya
adalah menyampaikan atau mengajarkan apa yang dimilikinya kepada orang yang
membutuhkan ilmunya. Firman Allah SWT : Artinya : “Dan Kami tidak mengutus
sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka;
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui” (An-Nahl:43)
 Mengamalkan Ilmu dalam Kehidupan Diantara tuntutan dan sekaligus akhlak
terhadap akalnya adalah merealisasikan ilmunya dalam “alam nyata.” Karena akan
berdosa seorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya. Firman Allah
SWT : Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff).
C. Berakhlak terhadap jiwa
 Bertaubat dan Menjauhkan Diri dari Dosa Besar Taubat adalah meninggalkan seluruh
dosa dan kemaksiatan, menyesali perbuatan dosa yang telah lalu dan berkeinginan
teguh untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut pada waktu yang akan
datang. Adapun yang termasuk dosa-dosa besar diantaranya: (1) Syirik, (2) Kufur, (3)
Nifak, (4) Riddah, (5) Fasik, (6) Berzina dan menuduh orang berzina, (7) Membunuh
manusia, dan (8) Bersumpah palsu
 Bermuraqabah Muraqabah adalah rasa kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu
diawasi oleh Allah SWT. Dengan demikian dia tenggelam dengan pengawasan Allah
dan kesempurnaan-Nya sehingga ia merasa akrab, merasa senang, merasa
berdampingan, dan menerima-Nya serta menolak selain Dia. Firman Allah SWT : ْ‫ي ُ ْكم‬
‫عل‬
َ َ َ‫ َ ِرق ًيبا اِ َّن هللا‬Artinya : “Sesungguhnya Allah itu maha mengawasimu.” (QS. An-
Nisa : 1)
 Bermuhasabah Yang dimaksud dengan muhasabah adalah menyempatkan diri pada
suatu waktu untuk menghitung-hitung amal hariannya. Apabila terdapat kekurangan
pada yang diwajibkan kepadanya maka menghukum diri sendiri dan berusaha
memperbaikinya. Kalau termasuk yang harus diqadha maka mengqadhanya. Dan bila
ternyata terdapat sesuatu yang terlarang maka memohon ampun, menyesali dan
berusaha tidak mengulangi kembali. Muhasabah merupakan salah satu cara untuk
memperbaiki diri, membina, menyucikan, dan membersihkannya.
 Mujahadah Mujahadah adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan
hawa nafsu. Hawa nafsu senantiasa mencintai ajakan untuk terlena, menganggur,
tenggelam dalam nafsu yang mengembuskan syahwat, kendatipun padanya terdapat
kesengsaraan dan penderitaan. Jika seorang Muslim menyadari bahwa itu akan
menyengsarakan dirinya, maka dia akan berjuang dengan menyatakan perang
kepadanya untuk menentang ajakannya, menumpas hawa nafsunya.

5. Jelaskan contoh-contoh berahlak yang baik dalam situasi Covid-19.


 Selalu menjaga kesehatan
 Membagikan masker kepada orang yamg membutuhkan
 Sebagai seorang tenaga medis berusaha sebisa mungkin untuk merawat pasien COVID-
19 sampai sembuh
 Membagikan makanan dan sembako kepada fakir miskin atau orang yang paling
terdampak COVID-19
 Membangun keran air/tempat cuci tangan di tempat umum
 Mengimbau orang-orang agar melakukan social distancing
 Memperbanyak ibadah kepada Allah dengan shalat tahajud, salat hajat, salat tarawih
atau witir di rumah bersama keluarga
 Bertasbih dan memohon perlindungan kepada Allah SWT agar dihindarkan dari virus

Anda mungkin juga menyukai