Anda di halaman 1dari 3

Membangun Komitmen Belajar

Oleh bu Anah Sasmita

Pertanyaan
1. Raihana Faradiba_Kesling: Tips yang dilakukan agar ikatan kerjasam kelompok dapat terjalin terutama
menumbuhkan rasa saling percaya yang dibilang waktunya cukup singkat dan online, Karena komunikasi
tidak secara langsung/ tatap muka:
Jawab: Mencoba membentuk kelompok yang kohesif tanyakan apakah jadi anggota kel yang produktif, kalau
belum coba kaji kenapa belum, kemudian selain refleksi apakah ingin mengembangkan ide2 sesuai profesi,
apakah menginginkan kerjasama yang baik. Coba refleksi pada diri masing2, dari nilai individu yang positif
membentuk kelompok yang kohesif dan handal.

Komunikasi Antar Profesi


Oleh Bapak Deru Marah Laut

1. Nani Mira_Kepgi: Apa bedanya aktualisasi dengan ego? Sedangkan manusia dilahirkan dengan ego
Jawab: Karena ingin diakui seorang individu memiliki ego dan Hal yang humanistik, oleh sebab itu sebagai
pribadi yang terlibat KAP kita perlu mengendalikan ego tersebut agar tidak terlalu menonjolkan diri, bukan
berarti kita tidak berkesempatan kontribusi lebih besar namun ketika melakukan KAP maka kita perlu punya
kemampuan menjadi pendengar yang baik, kita punya sensitifitas untuk bisa mendengarkan apa yang disam-
paikan orang, memiliki umpan balik biarkan Dari rekan2 anggota Tim lain menyampaikan porsi yang sama
lalu kita bisa merangkum atau membuat suatu kesimpulan yang bisa diangkat menjadi potensi pemecahan
masalah, Ego itu merupakan output dari kebutuhan aktualisasi, sehingga ketika KAP akhirnya kita ingin se-
lalu mendominasi dan ego ini harus dikendalikan

2. Ardiansyah_: Jika orang tidak fastrespon namun dalam kondisi butuh cepat untuk mendapatkan keputusan
apakah orang yang tidak fastrespon diperlukan umpan baliknya untuk membuat suatu keputusan?
Salwa: Orang tersebut malu berbicara di grup bisa jadi nanti disampaikan oleh orang lain
Jawab: Upayanya jika memang slowrespon, boleh langsung di telpon via WA kalau memang ternyata tidak
bisa terhubung alternatif yang berikutnya pakai telpon biasa dan memang butuh suatu pengorbanan, dan se-
bagai pemimpin yang baik butuh pengorbanan dan apabila belum bisa juga cek dari rekan2nya lalu jika tidak
bisa juga, sampaikan ke pembimbing. Itu merupakan upaya2 mencari solusinya, Dari zaman ke zaman ilmu
komunikasi hampir tidak berubah yang berubah justru medianya dan kita perlu mengupayakan media2 terse -
but agar terjalin komunikasi yang lebih baik

Gaya Komunikasi Antar Profesi


2. The Controlling Style = Full orang yang mengendalikan contohnya sebagai moderator, makan nya perlu
gaya ini
3. The Equalitarian Style = Jangan pandang bulu perlu memberikan kesempatan memberikan pendapatnya
4. The Structuring Style = Harus terstruktur, dan jelas tahapan bahasannya, apa dulu yang dibahas
5. The Dynamic Style: Peserta harus dinamis, ketika ada satu hal harus cepat respon, terjadi timbal baik
yang cukup baik Antara komunikator dan komunikan
6. The Relinguishi Style: Sama dengan pendapat orang lain Karena kalau bisa punya pendapat yang lain
Karena setiap profesi punya sudut pandang yang lain terhadap suatu permasalahan
7. The Withdrawal Style: Supaya semua punya kontribusi yang sama jangan sampai bertumpu hanya pada
satu profesi saja (win win solution)

Kerjama antara Profesi


Oleh Ibu Angreni
Pada saat interprofessional eduction mahasiswa dibekali pengetahuan, skill dan atittude sehingga mencip -
takan interprofesional kolaborasi yang bertujuan memberikan peningkatan kualitas pelayanan, keselamatan
pasien, menurunkan biaya pengobatan (menghindari pasien tersebut masuk RS kembali)

Harus punya kompetensi dari masing2 profesi karena salah satu profesi tidak mungkin menguasai semuanya

Kompetensi umum yang harus dimiliki seluruh profesi


- Memiliki sistem pemikiran yang baik
- Harus memiliki keinginan untuk memperbaiki ilmunya
- Memiliki pengetahuan mengenai patient centre care

Kompetensi IPC:
- Memahami tentang timnya
- Mengetahui peran masing2, sehingga tidak mengambil peran profesi lain
- Dapat mendistribusikan tugas masing2
- Kemampuan komunikasi baik dalam keadaan normal maupun saat dalam keadaan krisis
- Mengetahui cara memenejemen konflik

Patient Centre Care


Dulu menggunakan sistem pengobatan berdasarkan penyakit berdasarkan pengalaman klinis nakes dan data
laboratorium dan sekarang emnjadi patient centre care yang mengutamakan kebutuhan pasien, keinginan
keluarga dengan cara mengedukasi pasien/keluarga pasien mengenai penyakit dan bagaimana mengontrol
penyakit
Tujuan: Menurunkan pasien kembali ke RS kembali, meningkatkan menejemen terapi kronis, menurunkan
medication error, meningkatkan pengalaman perawatan pasien

Manfaat IPC
- Mengurangi kerja esktra
- Meningkatkan job satsifaction

Bekeja dalam tim:


- Komunikasi yang baik
- Mengetahui perannya
- Berfungsi sebagai Tim dan merasa setara
- Kemampuan untuk memimpin
- Harus menghargai

Mutual Trust:
- Tiap anggota harus memiliki kepercayaan antar anggota
- Mengetahui dan menghargai Aturan dan kebudayaan masing2

Bentuk2 IPC
- Koordinasi = paling fleksibel dan
- Kolaborasi = lebih fleksibel, dapat saling berbagi namun levelnya lebih rendah dari team work
- Team work (Inti) = saling bergantungan dan meiliki bentuk aksi yang terstruktur dapat merespon hal2

Faktor2
Penghambat: Anggota kurang dalam keahlian, perbedaan kultur nilai2 dan budaya, Jadwal yang berbeda an -
tar profesi (shift),

Pembantu: Karakteristik pasien, masing2 profesi memiliki keahliannya sehingga, efisiensi dan untuk mengu-
rangi eror, karena aturan dari WHO atau rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai