Anda di halaman 1dari 67

5 2013, No.

686

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013
TENTANG
PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK
(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK


(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki
prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor
maupun untuk pemasaran di dalam negeri. Pada era perdagangan
global, tidak lagi mengandalkan hambatan tarif tetapi lebih
menekankan pada hambatan teknis berupa persyaratan mutu,
sanitary dan phytosanitary. Kondisi ini menuntut produsen untuk
meningkatkan daya saing produknya termasuk tanaman florikultura.
Menghadapi tuntutan persyaratan tersebut, dan dalam rangka
menghasilkan produk florikultura bermutu yang diproduksi secara
ramah lingkungan serta menindaklanjuti amanat Pasal 65 dan Pasal
68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan
Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, maka perlu disusun pedoman
budidaya florikultura yang baik, mencakup penerapan teknologi
yang ramah lingkungan, pencegahan penularan OPT, penjagaan
kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan petani, serta prinsip
penelusuran balik (traceability).
Pedoman Budidaya Tanaman Florikultura Yang Baik selanjutnya
dijabarkan ke dalam petunjuk teknis atau Standard Operational
Procedure (SOP) spesifik komoditas, agar dapat dilakukan registrasi
lahan usaha sebagai bukti bahwa pelaku usaha telah menerapkan
GAP.

B. Maksud
Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Florikultura Yang
Baik (Good Agriculture Practices for Floriculture) ini sebagai panduan

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 6

dalam melaksanakan kegiatan budidaya tanaman florikultura secara


baik.

C. Tujuan
Tujuan dari penerapan Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik
untuk:
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman;
2. Meningkatkan mutu produk dan efisiensi produksi tanaman
florikultura;
3. Menjamin pelestarian, kesuburan lahan, penggunaan sumber
daya dan sistem produksi yang berkelanjutan/ramah lingkungan;
4. Menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja;
5. Menjamin keamanan konsumen;
6. Meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar
internasional maupun domestik;
7. Meningkatkan kesejahteraan petani.

D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik meliputi:
1. Kriteria.
2. Registrasi dan Sertifikasi.
3. Dasar-dasar Usaha Tani
a. Lahan;
b. Kelestarian Lingkungan;
c. Tenaga Kerja.
4. Dasar-dasar Budidaya
a. Lahan;
b. Penggunaan Benih/Varietas;
c. Penanaman;
d. Pemupukan;
e. Perlindungan Tanaman;
f. Pengairan;
g. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik.
5. Tanaman Hias dan Bunga.
6. Alat dan Mesin Pertanian.
7. Pengaduan.

www.djpp.kemenkumham.go.id
7 2013, No.686

8. Pencatatan.
9. Evaluasi Internal.

E. Pengertian
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Tanaman Florikultura adalah suatu kelompok jenis tanaman
hortikultura yang bagian atau keseluruhannya dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan, keasrian dan
kenyamanan di dalam ruang tertutup dan/atau terbuka.
2. Budidaya Tanaman Florikultura adalah semua kegiatan proses
produksi yang meliputi kegiatan pratanam, penanaman,
pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pascapanen florikultura.
3. Benih Tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman.
4. Varietas adalah bagian dari suatu jenis tanaman yang ditandai
oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan
sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.
5. Varietas Unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh
pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang
mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat
lainnya.
6. Perlindungan Tanaman adalah segala upaya untuk mencegah
kerugian pada budidaya tanaman florikultura yang diakibatkan
oleh organisme pengganggu tumbuhan.
7. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah upaya pengendalian
populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan
dengan menggunakan teknik pengendalian yang dikembangkan
dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian
secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup.
8. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua
organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau
menyebabkan kematian tumbuhan.
9. Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh
dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau
virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
10. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung
atau tidak langsung.

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 8

11. Konservasi Lahan adalah semua kegiatan untuk mencegah


penurunan daya dukung lahan, menghindari erosi dan
terbawanya unsur hara sehingga akan menurunkan kualitas
tanah dan tingkat kesuburannya.
12. Standard Operational Procedure (SOP) budidaya adalah cara
berbudidaya yang baik spesifik komoditas yang mengacu kepada
GAP.
13. Produk Aman Bagi Konsumen adalah produk yang tidak
mengandung residu pestisida berbahaya dan tidak mengandung
cemaran biologis, kimiawi maupun fisik.
14. Produk Bermutu adalah produk yang memenuhi kriteria
dan/atau standar mutu sesuai dengan persyaratan kebutuhan
konsumen.
15. Panen adalah serangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya
tanaman dengan cara dipetik, dipotong, ditebang dan/atau
dicabut.
16. Pascapanen adalah kegiatan setelah panen yang meliputi
pembersihan, pencucian, penyortiran, pengkelasan (grading),
pengolahan primer (pengeringan, pewarnaan), pengemasan,
pelabelan dan penyimpanan.
17. Usaha Budidaya Ramah Lingkungan adalah usaha budidaya yang
dilakukan dengan prinsip tidak merusak dan mencemari
lingkungan terkait dengan aspek pemanfaatan sumberdaya alam,
pembuangan limbah dan keamanan lingkungan.
18. Perwilayahan Komoditas adalah penentuan wilayah yang
diperuntukkan bagi pengembangan suatu komoditas karena
dinilai sesuai dengan pertimbangan agroekologi, sosio ekonomi
dan pemasaran serta persediaan prasarana, sarana dan
teknologinya.
19. Kebun/Lahan Usaha adalah tempat diusahakannya budidaya
tanaman florikultura yang ada batas-batasnya.
20. Registrasi Lahan Usaha adalah proses penomoran atau
pengkodean lahan usaha yang telah memenuhi persyaratan
penerapan GAP Florikultura.
21. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada pelaku
usaha, produk, proses dan usaha florikultura.
22. Dinas adalah dinas yang menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsi di bidang pengembangan hortikultura.
23. Catatan Lahan Usaha adalah dokumen yang berupa tulisan
dan/atau gambar yang memberikan bukti obyektif dari

www.djpp.kemenkumham.go.id
9 2013, No.686

serangkaian kegiatan usaha pertanian yang dilakukan atau hasil


yang dicapai.
24. Pelaku Usaha adalah petani, kelompok tani, gabungan kelompok
tani, asosiasi, atau badan usaha yang bergerak di bidang
budidaya florikultura.
25. Pemohon adalah pelaku usaha tanaman florikultura yang telah
menerapkan GAP tanaman florikultura pada pengelolaan lahan
usahanya dan mengajukan permohonan untuk diregistrasi
sebagai lahan usaha GAP tanaman florikultura baik yang baru
maupun perpanjangan.
26. Pembina adalah petugas/pegawai pemerintah atau lainnya yang
memiliki kompetensi untuk melakukan verifikasi, pembinaan dan
pendampingan lahan usaha yang menerapkan GAP tanaman
florikultura.
27. Penilai adalah petugas/pegawai pemerintah atau lainnya yang
memiliki kompetensi dalam melakukan penilaian terhadap lahan
usaha yang telah menerapkan GAP tanaman florikultura.

II. KRITERIA
Kriteria yang digunakan dalam Pedoman Budidaya Florikultura yang
Baik ada tiga kelompok, yaitu:
1. Dianjurkan/A (*) yaitu dianjurkan untuk dilaksanakan;
2. Sangat dianjurkan/SA (**) yaitu sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan; atau
3. Wajib/W (***) yaitu harus dilaksanakan.

III. REGISTRASI DAN SERTIFIKASI


1. Lahan Usaha yang dinilai dan memenuhi persyaratan GAP diberi
nomor registrasi.
2. Registrasi dilakukan oleh Dinas Provinsi yang membidangi tanaman
hortikultura.
3. Lahan usaha yang telah diregistrasi siap untuk disertifikasi.
4. Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi atau yang
ditunjuk.

IV. DASAR-DASAR USAHA TANI


A. Lahan
1. Pemilihan Lokasi
a. lokasi lahan usaha berada di daerah sentra produksi sesuai
dengan RUTR/RDTRD komoditas. (A)

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 10

b. lokasi lahan usaha sesuai dengan peta pewilayahan


komoditas yang akan diusahakan. (A)
c. ada catatan riwayat penggunaan lahan. (SA)
2. Peta Lokasi
Tersedia peta/denah/lokasi lahan. (A)
3. Kesuburan Lahan
Tingkat kesuburan lahan cukup baik. (A)
4. Penyiapan Lahan
a. lahan bebas dari pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. (W)
b. kemiringan lahan kurang dari 30% atau bila sampai 40%
harus diikuti dengan melakukan tindakan konservasi. (W)
c. penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang
dapat menghindarkan terjadinya erosi. (SA)

B. Kelestarian Lingkungan
1. Analisis Dampak Lingkungan
Sebelum pembukaan lahan dilakukan analisis dampak
lingkungan. (A).
2. Isu Lingkungan
a. pelaku usaha memahami dampak usaha taninya terhadap
pelestarian lingkungan. (SA)
b. penambahan bahan kimia dalam penyiapan lahan dan media
tanam tidak mencemari lingkungan. (SA)
3. Pengolahan Limbah
Tersedia tempat atau fasilitas pembuangan dan/atau pengolah
limbah yang letaknya terpisah dari lokasi produksi untuk
mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk dan
lingkungan. (W)

C. Tenaga Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Pekerja


1. Tenaga Kerja
a. tenaga kerja yang bekerja di usaha budidaya memiliki
keahlian, keterampilan dan kompetensi di bidang budidaya
dan keselamatan kerja. (SA)
b. tenaga kerja telah mendapat pelatihan sesuai bidang dan
tanggung jawabnya. (SA)
c. tenaga kerja memenuhi Peraturan Ketenagakerjaan. (SA)

www.djpp.kemenkumham.go.id
11 2013, No.686

2. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja


a. pekerja yang menangani peralatan/bahan berbahaya harus
mengikuti pelatihan Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3).
(SA)
b. prosedur penanganan kecelakaan kerja dipajang di tempat
kerja. (SA)
c. tersedia fasilitas sanitasi dan P3K di lokasi tempat
produksi/kebun. (SA)
d. pekerja mengetahui peraturan tentang keselamatan kerja,
dan tata cara pencegahan. (SA)
e. pekerja yang menangani pestisida menjalani pengecekan
kesehatan secara berkala. (SA)
f. pekerja harus menggunakan peralatan dan perlengkapan
atau pelindung keselamatan kerja sesuai dengan anjuran. (W)
g. tersedia tempat untuk menyimpan baju/perlengkapan
pelindung kerja. (A)

V.DASAR-DASAR BUDIDAYA
A. Lahan
1. Penyiapan Lahan
a. dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan
tanah. (SA)
b. penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang
dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah dan
menghindari terjadinya pemadatan tanah. (SA)
2. Media Tanam
a. media tanam diketahui sumbernya. (A)
b. media tanam tidak mengandung cemaran Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3). (W)
c. media tanam yang digunakan tidak mengandung OPT. (A)
B. Penggunaan Benih dan Varietas Tanaman
1. Mutu Benih
a. benih yang ditanam merupakan varietas unggul komersial.
(A)
b. benih memiliki surat keterangan mutu. (A)
c. label benih disimpan. (A)

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 12

2. Perlakuan Benih
Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai
anjuran. (SA)

C. Penanaman
Teknik menanam
Penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya
anjuran. (SA)

D. Pemupukan
1. Jenis Pupuk
a. pupuk terdaftar atau diizinkan oleh pemerintah. (SA)
b. penggunaan pupuk organik yang telah mengalami
dekomposisi dan layak digunakan. (SA)
c. pemupukan sesuai anjuran. (SA)
d. penggunaan pupuk tidak mengakibatkan terjadinya
pencemaran lingkungan. (SA)
e. kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk. (W)
2. Penyimpanan Pupuk
a. pupuk disimpan pada tempat yang bersih, kering dan tidak
lembab. (A)
b. pupuk disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar
matahari, hujan, air dan api. (SA)
c. pupuk disimpan di tempat aman dan terpisah dengan produk
pertanian. (W)
d. pupuk yang berbentuk cair, granular dan bubuk disimpan
pada tempat yang benar yang meminimalkan resiko
pencemaran lahan produksi dan sumber air. (SA)
e. pupuk disimpan dengan cara yang benar dan mengurangi
resiko pencemaran lingkungan. (SA)
3. Kompetensi
a. pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan pemupukan. (A)
b. aplikasi cara pemupukan berdasarkan rekomendasi para
ahli, dosis/konsentrasi, jenis, frekuensi. (SA)

www.djpp.kemenkumham.go.id
13 2013, No.686

E. Perlindungan Tanaman
1. Prinsip Perlindungan Tanaman
a. pengendalian OPT sesuai prinsip PHT. (SA)
b. penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi
dan aturan pakai. (SA)
2. Kompetensi
Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan mengaplikasikan pestisida. (W)
3. Pestisida
a. pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan, bila untuk
tujuan ekspor disesuaikan dengan peraturan negara tujuan.
(SA)
b. pestisida yang digunakan belum kadaluwarsa. (SA)
4. Penyimpanan Pestisida
a. pestisida disimpan di lokasi yang layak/kokoh. (SA)
b. pestisida disimpan di ruang yang berventilasi baik. (SA)
c. pestisida disimpan di tempat aman dan terpisah dari produk
pertanian. (W)
d. pestisida disimpan di tempat dengan pencahayaan yang baik
untuk memastikan agar label dapat dibaca dengan jelas. (SA)
e. pestisida disimpan dalam kemasan asli. (SA)
f. pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk. (SA)
g. tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan.
(SA)
h. terdapat pedoman/tata cara penanggulangan kecelakaan
akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang
mudah dibaca/dilihat. (SA)
i. terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat. (SA)
j. tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat dan strategis. (SA)
5. Penanganan Wadah Pestisida
a. wadah bekas pestisida ditangani dengan benar agar tidak
mencemari lingkungan. (SA)
b. wadah bekas pestisida dirusakkan agar tidak digunakan
untuk keperluan lain. (SA)
c. kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan
untuk pengendalian di tempat lain. (SA)

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 14

6. Peralatan
a. peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu
berfungsi dengan baik. (SA)
b. peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk
menjaga keakurasiannya. (SA)
c. tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan
mencampur pestisida. (SA)
d. tersedia panduan penggunaan peralatan dan aplikasi
pestisida. (A)
F. Pengairan
1. Ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman. (SA)
2. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). (SA)
3. Terdapat fasilitas pengelolaan air limbah. (A)
4. Penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan
kepentingan umum. (SA)

G. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik


1. Pengawasan
Tersedia dokumen hasil pengawasan internal terhadap
penerapan GAP Florikultura. (SA)
2. Pencatatan
Tersedia catatan tentang tahap kegiatan mulai dari
jenis/varietas, mutu benih, tanggal kadaluwarsa, jenis, dosis
pupuk, waktu dan frekuensi pemupukan, bahan aktif pestisida,
cara aplikasi, dosis, waktu pengairan, frekuensi, penggunaan
bahan kimia, dosis, waktu aplikasi, alasan pengguna. (SA)

VI. TANAMAN HIAS DAN BUNGA


A. Benih/Varietas
Pemilihan Benih
a. pelaku usaha memahami kualitas dan spesifikasi benih. (W)
b. pemilihan benih sesuai dengan preferensi pasar. (A)
B. Pengelolaan Lahan dan Media Tanam
1. Sterilisasi media
Dilakukan sterilisasi media. (A)
2. Fumigasi tanah
a. tersedia rekomendasi tanah di fumigasi. (A)
b. interval fumigasi dan waktu tanam harus dicatat. (A)

www.djpp.kemenkumham.go.id
15 2013, No.686

C. Penggunaan Pupuk
Kebutuhan nutrisi
a. tanaman dan tanah diberi pupuk untuk meminimalkan
kekurangan nutrisi. (A)
b. aplikasi pemupukan berdasarkan perhitungan kebutuhan
tanaman. (A)
D. Panen
Kebersihan
a. tersedia fasilitas toilet dan tempat mencuci tangan yang bersih.
(SA)
b. wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik,
bersih dan tidak terkontaminasi. (SA)

E. Perlakuan Pascapanen
1. Kualitas Air
Pencucian hasil panen menggunakan air bersih (tidak berwarna,
tidak berbau, tidak terkontaminasi). (SA)
2. Penggunaan Bahan Kimia
a. bahan kimia yang digunakan dalam proses pascapanen
terdaftar dan diizinkan. (SA)
b. penggunaan bahan kimia untuk perlakuan pascapanen
hanya dilakukan jika tidak ada alternatif lain. (A)
c. tersedia dokumen yang jelas dan memadai tentang
penggunaan perlakuan pascapanen. (SA)
3. Pengemasan
a. pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa
melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan. (A)
b. tempat pengemasan bersih, bebas dari hama dan
kontaminasi. (SA)
c. kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk. (W)
4. Penyimpanan
Ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan
dan kontaminan. (SA)
5. Kompetensi
Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan mengaplikasikan bahan kimia. (SA)
6. Tempat Pengemasan
Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan
pupuk dan pestisida. (SA)

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 16

VII. SARANA, PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN


A. Penggunaan alsintan dilakukan secara tepat. (A)
B. Sarana, peralatan, dan mesin pertanian dirawat secara teratur. (A)
C. Peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran dikalibrasi
secara berkala. (SA)

VIII. PENGADUAN
A. Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpuasan konsumen. (SA)
B. Tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan
konsumen. (SA)
C. Terdapat dokumen tindak lanjut dari pengaduan. (SA)

IX. PENCATATAN
A. Tersedia sistem pencatatan yang mudah ditelusuri. (SA)
B. Catatan dan dokumentasi selalu diperbarui. (SA)

X. EVALUASI INTERNAL
A. Tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik.
(SA)
B. Tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi. (A)

XI. PENUTUP
Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices
for Floriculture) bersifat umum, belum spesifik komoditi, dan bersifat
dinamis yang akan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat.
Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices
for Floriculture) agar disosialisasikan kepada pemangku kepentingan
dan pelaku usaha untuk dapat menerapkan dan meregistrasi lahan
usaha dalam budidaya florikultura.

MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,

SUSWONO

www.djpp.kemenkumham.go.id
17 2013, No.686

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013
TENTANG
PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK
(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

TATACARA PENERAPAN REGISTRASI LAHAN USAHA DALAM


BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK

A. PROSES DAN SYARAT PERMOHONAN


1. Proses permohonan sampai dengan penerbitan nomor
registrasi paling lama 6 (enam) bulan.
2. Permohonan registrasi lahan usaha dilakukan melalui
permohonan sesuai format-1a dan format-1b.
3. Formulir permohonan registrasi meliputi permohonan untuk
registrasi baru dan/atau registrasi perpanjangan.
4. Pemohon registrasi baru mengajukan permohonan kepada
Dinas provinsi melalui Dinas kabupaten/kota sesuai format-1a
dan format-1b.
5. Proses dan syarat perpanjangan sebagai berikut:
a. pemohon mengajukan permohonan perpanjangan registrasi
kepada Dinas provinsi melalui Dinas kabupaten/kota
sesuai format-2a dan format-2b;
b. prosedur perpanjangan nomor registrasi dilaksanakan
sama dengan proses registrasi awal, dengan mengajukan
permohonan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
sebelum masa berlaku nomor registrasi berakhir;
c. pemohon yang masa berlaku nomor registrasinya telah
berakhir tetapi sudah mengajukan permohonan
perpanjangan tetap dapat melaksanakan kegiatannya
sampai terbit keputusan hasil penilaian yang tetap dan
untuk sementara waktu akan diterbitkan persetujuan oleh
Kepala Dinas provinsi.
6. Pemohon perlu mengajukan permohonan registrasi baru
apabila terjadi perubahan kepemilikan lahan, jenis komoditas
yang diusahakan dan/atau lokasi lahan usaha.
7. Pemohon registrasi harus memenuhi persyaratan:
a. telah memahami dan menerapkan GAP;

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 18

b. telah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip PHT;


c. telah memiliki, memahami dan menerapkan SOP;
d. telah melakukan pencatatan/pembukuan.
8. Bagi pemohon kelompok tani/gabungan kelompok perlu
menambahkan persyaratan dokumen:
a. pernyataan kesanggupan anggota untuk melaksanakan
kesepakatan pelaksanaan GAP sesuai keputusan kelompok;
dan
b. struktur organisasi kelompok tani/gabungan kelompok tani
yang menerapkan GAP untuk diregistrasi.

B. VERIFIKASI DAN PENILAIAN


1. Verifikasi
Verifikasi dilakukan untuk menilai dokumen administrasi
terhadap berkas/dokumen permohonan yang dilaksanakan
oleh petugas Pembina.
a. apabila ditemukan kekurangan/ketidaklengkapan, maka
berkas/dokumen akan dikembalikan ke pemohon agar
diperbaiki/dilengkapi;
b. apabila berkas/dokumen telah lengkap, maka
berkas/dokumen akan disampaikan ke Kepala Dinas untuk
ditindaklanjuti.
2. Penilaian
Penilaian dilakukan oleh petugas penilai atas lahan usaha
untuk mengetahui tingkat kepatuhan dalam penerapan GAP
setelah mendapat persetujuan/perintah dari Kepala Dinas dan
dilakukan dengan menggunakan check list Penilaian Lahan
Usaha GAP sebagaimana format-3.
3. Hasil penilaian
a. Hasil penilaian lapangan dinyatakan dengan kategori:
1) Lulus
a) pemohon dinyatakan lulus, apabila memenuhi 100%
kategori kegiatan wajib (W), minimal 60% kegiatan
kategori Sangat Anjuran (SA) dan minimal 40%
kegiatan kategori Anjuran (A);
b) bagi pemohon baru dapat diterbitkan nomor
registrasi lahan usaha dan diberikan surat
keterangannya. Sedangkan bagi pemohon
perpanjangan dapat memperoleh perpanjangan
nomor registrasi atau memakai nomor registrasinya

www.djpp.kemenkumham.go.id
19 2013, No.686

kembali yang diterakan dalam surat keterangan


yang baru.
2) Lulus dengan catatan perbaikan
a) hasil ini diberikan apabila ditemukan
ketidakpatuhan/penyimpangan kegiatan khususnya
pada kategori Sangat Dianjurkan (SA) dan Anjuran
(A) sehingga tidak memenuhi syarat minimal;
b) dalam waktu tidak terlalu lama (maksimal 3 (tiga)
bulan sejak diterima keputusan perbaikan)
diharapkan dapat segera diperbaiki;
c) untuk hasil ini, bagi pemohon hanya diberitahukan
nomor registrasi lahan usahanya saja. Sedang Surat
keterangan akan diberikan apabila pemohon telah
melakukan perbaikan sebagaimana yang dimaksud
dalam hasil penilaian;
d) bila dalam kurun waktu perbaikan pemohon tidak
juga melakukan perbaikan, maka nomor registrasi
yang telah diberikan dianggap batal dan ditetapkan
tidak lulus.
3) Tidak lulus
a) hasil ini diberikan apabila ditemukan
ketidakpatuhan/penyimpangan penerapan GAP
terutama pada kategori Wajib (W) sehingga tidak
memenuhi syarat minimal.
b) kepada pemohon disarankan:
i. melakukan perbaikan pada aspek kegiatan
penerapan GAP yang tidak memenuhi persyaratan;
ii. mengajukan permohonan registrasi kembali
setelah melakukan perbaikan.

b. Hasil penilaian selanjutnya disampaikan secara langsung


kepada Kepala Dinas pertanian provinsi untuk diproses lebih
lanjut. Alur registrasi lahan usaha tanaman florikultura
sebagaimana bagan pada format-5.

C. PEMBERIAN NOMOR REGISTRASI DAN SURAT KETERANGAN


1. Nomor registrasi dan surat keterangan diberikan kepada
lahan usaha yang dinyatakan “lulus” dan memenuhi kriteria
penilaian.

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 20

2. Nomor registrasi berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat


diperpanjang untuk 2 (dua) tahun berikutnya setelah didahului
dengan proses surveilan untuk pengesahannya.
3. Penerbitan nomor registrasi dan surat keterangan registrasi
lahan usaha dilakukan oleh Dinas Provinsi berdasarkan
Pedoman ini sesuai format-4.
4. Pola urutan nomor registrasi mengikuti format sebagai berikut:

GAP.01 – 01.01.1 – IV.001


Segmen1 Segmen 2 Segmen3

Keterangan :
• Segmen 1 : GAP Hortikultura.
• Segmen 2 : Kode lokasi provinsi, kode lokasi
kabupaten/kota, nomor lahan usaha mengacu Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008 sebagaimana
format-6).
• Segmen 3 : Kode kelompok Komoditas, urutan nomor
komoditas yang diregistrasi mengacu pada Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006
sebagaimana format-7 , kode I untuk Buah Segar, kode II
untuk Sayur Segar, kode III untuk tanaman Obat atau
Tanaman Biofarmaka, dan kode IV untuk Tanaman Hias.
5. Nomor Registrasi dan surat keterangan Registrasi Lahan Usaha
disampaikan kepada pemohon dengan tembusan kepada Dinas
kabupaten/kota dan Kementerian Pertanian c.q Direktorat
Jenderal Hortikultura.
6. Nomor registrasi lahan usaha tidak bisa dipindahtangankan
atau diperjualbelikan.

D. SURVAILEN
1. Surat keterangan registrasi lahan usaha berlaku selama 2
(dua) tahun dan dapat diperpanjang selama 2 (dua) tahun
berikutnya setelah didahului dengan survailen baik secara
berkala maupun sewaktu-waktu untuk mengetahui komitmen
dan konsistensi penerapan GAP pada lahan usaha yang telah
mendapat nomor registrasi;
2. Survailen berkala dilakukan paling kurang 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun sejak surat keterangan registrasi
diterbitkan atau survailen terakhir dilakukan;

www.djpp.kemenkumham.go.id
21 2013, No.686

3. Survailan sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila ada


informasi dan/atau indikasi bahwa pemohon yang telah
memperoleh surat keterangan registrasi melakukan
ketidakpatuhan/penyimpangan atas pelaksanaan GAP.

E. PEMBEKUAN, PENCABUTAN DAN PEMBERLAKUAN KEMBALI


NOMOR REGISTRASI
Tindakan pembekuan atau pencabutan nomor registrasi lahan
usaha tanaman florikultura dilakukan apabila ditemukan adanya
ketidakpatuhan atau terjadi penyimpangan atas pelaksanaan
GAP.
1. Pembekuan nomor registrasi dilakukan apabila:
a. ditemukan adanya ketidakpatuhan/penyimpangan atas
kegiatan Wajib (W), Sangat dianjurkan (SA) dan Anjuran
(A) pada GAP tanaman florikultura sesuai syarat minimal
yang dipersyaratkan dan dalam jangka waktu paling lama
6 (enam) bulan tidak dilakukan perbaikan atas
ketidakpatuhan/penyimpangan tersebut;
b. masa berlaku nomor registrasi telah habis dan pengajuan
masa perpanjangannya disampaikan kurang dari 30 (tiga
puluh) hari kerja sebelum masa berlakunya habis. Untuk
kondisi ini, maka pemohon harus mengajukan permohonan
awal kembali.
2. Pencabutan nomor registrasi dilakukan apabila:
a. nomor registrasi sudah 3 (tiga) kali dibekukan;
b. selama 1 (satu) tahun setelah registrasi, pemohon tidak
melakukan kegiatan sesuai komponen yang disyaratkan;
atau
c. atas permintaan pemohon.
3. Pemberlakukan kembali nomor registrasi
Pemberlakuan kembali diberikan kepada pemegang nomor
registrasi setelah yang bersangkutan terbukti telah
melaksanakan perbaikan atas ketidakpatuhan/penyimpangan
yang menjadi penyebab dikenakannya tindakan pembekuan.

MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,

SUSWONO

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 22

Format-1a
FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI AWAL

Nomor : ................... (nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)


Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Permohonan Registrasi Lahan
Usaha Tanaman Florikultura
Yang Menerapkan GAP

Kepada Yth.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………..
Di
........................

Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan permohonan agar kiranya lahan usaha tanaman
florikultura yang kami kelola dapat diregistrasi sebagai lahan usaha tanaman
florikultura GAP sesuai dengan aturan yang berlaku.

Adapun data dan informasi teknis mengenai lahan usaha yang akan
diregistrasi sebagaimana terlampir.

Selanjutnya kami mohon kesediaannya untuk dapat memproses lebih lanjut


permohonan ini.

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Hormat kami

Pemohon,

(nama jelas,tandatangan)

Tembusan Yth:
Kepala Dinas Pertanian Provinsi............

www.djpp.kemenkumham.go.id
23 2013, No.686

Format-1b

DATA PERMOHONAN REGISTRASI AWAL

A. DATA PEMOHON
Jenis Pengajuan Registrasi Perorangan Kelompok
Nama :
Alamat :
Telepon/HP :
Alamat e-mail :
Alamat/Lokasi Lahan Usaha :
Luas Lahan Usaha :
Komoditas yang akan diregistrasi :

B. INFORMASI AWAL LAHAN USAHA


Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah sudah melakukan pencatatan kegiatan ?
2. Apakah sudah memahami dan menerapkan SOP ?
3. Apakah sudah memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip PHT?
4. Apakah sudah memahami dan menerapkan GAP?

Gambar Denah Pencapaian Lokasi Lahan Usaha (contoh)

Jl. Pramuka
Jl. Sirep

Gg. Antri

Balai Desa

Lokasi Gg. Masdikun

Persetujuan dan Kesepakatan


Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya berikan
di atas adalah benar, dan saya setuju untuk mengikuti aturan
yang berlaku pada proses registrasi lahan usaha.
Nama :
Jabatan :
Tempat, Tanggal :
_____________
Nama Jelas & Tanda Tangan

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 24

Format-2a

SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN REGISTRASI

Nomor :................... (nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)


Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Permohonan Perpanjangan Registrasi
Lahan Usaha Tanaman Florikultura
Yang Menerapkan GAP

Kepada Yth.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………...
di–
.............................
Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan berakhirnya masa berlaku surat keterangan


registrasi lahan usaha penerapan GAP pada lahan usaha yang kami kelola,
maka bersama ini kami bermaksud mengajukan permohonan perpanjangan
nomor registrasi lahan usaha tanaman florikultura dalam penerapan GAP
sesuai ketentuan yang berlaku.
Bersama surat ini juga kami lampirkan copy surat keterangan yang telah
kami peroleh sebelumnya dan data/informasi teknis mengenai mengenai
lahan usaha yang akan registrasi ulang sebagaimana terlampir.

Selanjutnya kami mohon kesediaannya untuk dapat memproses lebih lanjut


permohonan ini.

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Hormat kami

Pemohon,

(nama jelas,tandatangan)
Tembusan Yth :
Kepala Dinas Pertanian Provinsi…………

www.djpp.kemenkumham.go.id
25 2013, No.686

Format-2b

DATA PEMOHON PERPANJANGAN REGISTRASI

A. DATA PEMOHON

Jenis Pengajuan Registrasi Perorangan Kelompok

Nama :
Alamat :
Telepon/HP :
Alamat e-mail :
Alamat/Lokasi Lahan Usaha :
Luas Lahan Usaha :
Komoditas yang akan diregistrasi :

B. INFORMASI KONDISI LAHAN USAHA TERKINI

Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah masih melakukan pencatatan


kegiatan ?

2. Apakah dokumen pencatatan masih


dilakukan dan selalu diperbaharui ?

3. Apakah penerapan SOP masih konsisten


dilaksanakan ?

4. Apakah penerapan prinsip PHT masih


konsisten dilaksanakan ?

5. Apakah penerapan GAP masih konsisten


dilaksanakan ?

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 26

Format-3
CHECK LIST PENILAIAN
PENERAPAN BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK

I. DASAR-DASAR USAHA TANI


Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
I. LAHAN
A. Pemilihan Lokasi
A.1 Apakah lokasi A Lokasi lahan
kebun/lahan usaha sesuai
usaha sesuai untuk usaha
dengan pertanian,
RUTR/RDTRD? berada didaerah
sentra
produksi, tidak
berada didaerah
industri, sesuai
dengan tata
ruang setempat,
tidak
bertentangan
dengan undang-
undang
budidaya
A.2 Apakah lokasi A Lokasi lahan
sesuai dengan usaha sesuai
peta pewilayahan dengan peta
komoditas? pewilayahan
komoditas yang
akan
diusahakan;
Apabila peta
pewilayahan
komoditas
belum tersedia,
lokasi sesuai
dengan Agro
Ecology Zone
(AEZ)
A.3 Apakah ada SA Untuk lahan
catatan riwayat baru, dilakukan
penggunaan pengamatan/pe
lahan? nelitian untuk
mengetahui
resiko yg dapat
menyebabkan
kerusakan
lingkungan.

www.djpp.kemenkumham.go.id
27 2013, No.686

Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
Pengamatan
tersebut
meliputi:
pemanfaatan
lahan
sebelumnya,
potensi dampak
produksi
terhadap
lingkungan
sekitarnya,
potensi dampak
lahan yang
berdekatan
terhadap lahan
baru. Terdapat
catatan
penggunaan/pe
manfaatan
lahan serta
status dan hak
penggunaannya
(milik, sewa,
sakap/ bagi
hasil dll)
B. Pemetaan Lahan
Apakah tersedia A Tersedia peta
peta lokasi kepemilikan
lahan? lahan yang
menginformasi-
kan lokasi
lahan produksi,
tempat untuk
mencampur dan
menyimpan
bahan kimia,
sumber
air/saluran
drainase,
tempat
pembuangan
limbah, gudang
dan
infrastruktur
C. Kesuburan Lahan
Apakah tingkat A Lahan untuk
kesuburan lahan budidaya
cukup baik? tanaman

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 28

Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
memiliki
kesuburan
tanah sesuai
dengan
kebutuhan
tanaman yang
mengandung
unsur hara
mikro dan
makro yang
cukup yang
ditunjukkan
oleh
pertumbuhan
tanaman yang
baik atau
kondisi tanah di
lapang atau
analisis tanah
D. Penyiapan Lahan
D.1 Apakah lahan W Lahan bebas
bebas dari dari
cemaran limbah pencemaran
bahan berbahaya limbah bahan
dan beracun berbahaya dan
beracun.
Lahan usaha
tidak dicemari
limbah bahan
berbahaya dan
beracun dalam
bentuk padat
dan cair yang
berasal antara
lain dari limbah
rumah tangga,
rumah sakit
dan buangan
pabrik
D.2 Apakah W Lahan yang
kemiringan lahan digunakan
< 30%? untuk budidaya
adalah lahan
datar atau
lahan yang
mempunyai
kemiringan
kurang dari
30% atau

www.djpp.kemenkumham.go.id
29 2013, No.686

Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
apabila sampai
40% harus
dengan
melakukan
tindakan
konservasi
(terasering,
parit, guludan)
D.3 Apakah SA Penyiapan
penyiapan lahan lahan dilakukan
dilakukan dengan cara
dengan cara yang yang dapat
dapat menghindarkan
menghindarkan terjadinya erosi
erosi? permukaan
tanah dan
kelongsoran
tanah sesuai
dengan
bangunan
konservasi
(terasering,
parit, guludan)
II. KELESTARIAN
LINGKUNGAN
E. Analisis dampak
lingkungan
Apakah sebelum A Pembukaan
pembukaan lokasi lahan
lahan dilakukan sebaiknya
analisa dampak dilakukan
lingkungan analisa dampak
untuk lingkungan
mengetahui
potensi dampak?
F. Isu Lingkungan
F.1 Apakah pelaku SA Pelaku usaha
memahami harus
dampak memahami
usahataninya dampak usaha
terhadap taninya
pelestarian terhadap
lingkungan? pelestarian
lingkungan
mencakup
aspek
kesuburan
tanah,

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 30

Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
keseimbangan
mikroba tanah,
kualitas air,
sifat fisik tanah,
bebas erosi dan
lainnya
F.2 Apakah SA Penambahan
pemberian bahan bahan kimia
kimia untuk dalam
penyiapan lahan penyiapan
dan media tanam lahan dilakukan
tidak mencemari dengan cara
lingkungan? yang
menghindarkan
terjadinya
pencemaran
lingkungan.
Bahan kimia
yang
ditambahkan
harus diketahui
jenis dan asal
usulnya serta
cara aplikasinya
G. Pengolahan Limbah
Apakah tersedia W Tersedia tempat
tempat atau pembuang/
fasilitas pengolah
pembuangan limbah yang
dan/ atau letaknya jauh
pengolah dari lokasi
limbah? produksi untuk
mencegah
terjadinya
resiko cemaran
pada produk
III. Tenaga Kerja
A. Kompetensi Tenaga
Kerja
A.1 Apakah tenaga SA Tenaga kerja
kerja yang sebaiknya
bekerja di usaha memiliki
budidaya keahlian,
mempunyai keterampilan
keahliaan, dan kompetensi
keterampilan dan di bidang
kompetensi? budidaya dan
keselamatan

www.djpp.kemenkumham.go.id
31 2013, No.686

Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
kerja
A.2 Apakah tenaga SA Tenaga kerja
kerja telah telah
mendapatkan mendapatkan
pelatihan sesuai pelatihan/maga
bidang dan ng/konsultasi
tanggungjawabny dan mampu
a? menunjukkan
keterampilanny
a sesuai dengan
tugas dan
tanggungjawab
nya.
A.3 Apakah tenaga SA Tenaga kerja
kerja memenuhi memenuhi
peraturan Peraturan
ketenagakerjaan? Perundangan
Ketenagakerjaa
n dari aspek
batasan umur,
jam kerja,
keselamatan
kerja dan upah
kerja
B. Keselamatan dan
Kesehatan Pekerja
B.1 Apakah pekerja SA Pekerja yang
yang menangani menangani
peralatan yang peralatan/baha
berbahaya telah n berbahaya
mengikuti harus
pelatihan K3? mengikuti
pelatihan K3
(keamanan dan
keselamatan
kerja)
B.2 Apakah tersedia SA Prosedur
prosedur penanganan
penanganan kecelakaan
kecelakaan kerja agar
kerja? dipajang di
tempat kerja
B.3 Apakah tersedia SA Tersedia
. fasilitas sanitasi fasilitas sanitasi
dan P3K dan P3K di
(pertolongan lokasi tempat
pertama pada produksi/
kecelakaan)? kebun

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 32

Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
B.4 Apakah pekerja SA Pekerja harus
mengetahui mengetahui
peraturan ketentuan
tentang peraturan
keselamatan tentang
kerja dan keselamatan
tatacara kerja,
pencegahan? persyaratan dan
tatacara
pencegahan
keracunan
pestisida

B.5 Apakah pekerja SA Pekerja yang


yang menangani menangani
pestisida pestisida
mendapatkan dilakukan
pengecekan pengecekan
kesehatan secara kesehatan
berkala? secara berkala
dan rutin
B.6 Apakah pekerja W Pekerja harus
menggunakan menggunakan
peralatan dan peralatan dan
perlengkapan perlengkapan
perlindungan pelindung kerja
sesuai anjuran? sesuai dengan
anjuran baku
B.7 Apakah tersedia A Baju
tempat untuk perlengkapan
menyimpan pelindung kerja
baju/ ditempatkan
perlengkapan pada tempat
pelindung kerja? khusus (lemari)
terpisah dengan
barang lainnya

II. DASAR-DASAR BUDIDAYA


Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
I. LAHAN
A. Penyiapan Lahan

www.djpp.kemenkumham.go.id
33 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
A.1 Apakah SA Kesuburan tanah
dilakukan yang rendah diatasi
tindakan untuk melalui pemupukan,
mepertahankan menggunakan
kesuburan pupuk organik
tanah? misalnya pupuk
kandang/kompos
atau pupuk
anorganik
A.2 Apakah SA Penyiapan
Penyiapan lahan/media
lahan/media tanam dilakukan
tanam dengan cara yang
dilakukan dapat mem
dengan cara perbaiki atau
yang dapat memelihara
memperbaiki struktur tanah dan
atau menghindari
memelihara terjadinya
struktur tanah? pemadatan tanah
B. Media Tanam
B.1 Apakah media A Media tanam yang
tanam digunakan
diketahui diketahui asal
sumbernya? usulnya;
B.2 Apakah media W Media tanam yang
tanam tidak digunakan tidak
mengandung mengandung
cemaran bahan cemaran bahan
berbahaya dan berbahaya dan
beracun (B3)? beracun (B3)
seperti logam berat
atau bahan
berbahaya lainnya.
B.3 Apakah media A Media tanam yang
tanam tidak digunakan tidak
mengandung mengandung OPT
OPT?
II. PENGGUNAAN
BENIH/VARIETAS
A. Mutu benih
A.1 Apakah Benih A Benih yang dipilih
yang ditanam untuk ditanam
merupakan adalah varietas
varietas unggul unggul yang telah
komersial? dilepas oleh
Menteri Pertanian

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 34

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
A.2 Apakah benih A Benih atau bahan
mempunyai tanaman yang
surat digunakan
keterangan mempunyai surat
mutu? keterangan mutu,
berasal dari
penangkar/produs
en yang terdaftar di
instansi yang
berwenang
dibidang
perbenihan
A.3 Apakah label A Label benih
benih disimpan (minimal
disimpan? 2 tahun) untuk
membuktikan
bahwa tanaman
yang
dibudidayakan
berasal dari benih
yang mempunyai
surat keterangan
mutu
B. Perlakuan Benih
Apakah bahan SA Penggunaan bahan
kimia untuk kimia untuk
perlakuan perlakuan benih
benih sesuai dilakukan sesuai
anjuran? anjuran
III. Penanaman
A. Teknik menanam
Apakah SA Kegiatan
penanaman penanaman
sudah dilakukan sesuai
dilakukan dengan
sesuai dengan rekomendasi/anjur
teknik budidaya an sesuai SOP
anjuran?
IV. Pemupukan
A. Jenis Pupuk
A.1 Apakah pupuk SA Pupuk yang
terdaftar atau digunakan adalah
diijinkan oleh jenis pupuk yang
pemerintah? terdaftar, diijinkan
atau
direkomendasikan
oleh pihak yang

www.djpp.kemenkumham.go.id
35 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
kompeten/
berwenang
A.2 Apakah pupuk SA Pupuk organik
organik telah yang digunakan
mengalami berasal dari pupuk
dekomposisi? yang telah
matang/telah
mengalami
dekomposisi (tidak
berbau, tidak
panas)
A.3 Apakah SA Pupuk yg
pemupukan digunakan sesuai
sesuai anjuran? dengan panduan
pemupukan (SOP)
mliputi jenis,dosis,
cara aplikasi dan
waktu pemupukan
A.4 Apakah SA Penggunaan pupuk
pemupukan organik dan/atau
tidak anorganik tidak
mencemari mengakibatkan
lingkungan? terjadinya
pencemaran
lingkungan
A.5 Apakah kotoran W Tidak ditemukan
manusia tidak bukti/tanda-tanda
digunakan penggunaan
sebagai pupuk? kotoran manusia
dilapangan dan
konfirmasi pelaku
usaha/masyarakat
sekitarnya
B. Penyimpanan
Pupuk
B.1. Apakah pupuk A Pupuk anorganik
anorganik disimpan pada
disimpan pada tempat yang kering
tempat yang dan tidak lembab.
bersih, kering Pupuk disimpan
dan tidak ditempat yang
lembab? berventilasi baik,
tidak diletakkan
langsung di tanah,
tidak terkena air
hujan
B.2 Apakah pupuk SA Pupuk anorganik

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 36

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
anorganik disimpan pada
disimpan pada tempat yang
tempat yang terlindung dari
terlindung? sinar matahari,
hujan, air dan api
B.3 Apakah pupuk W Pupuk disimpan di
disimpan di tempat yang aman
tempat aman dari jangkauan
dan terpisah anak-anak dan
dari produk terpisah dengan
pertanian? produk pertanian
B.4 Apakah pupuk SA Pupuk anorganik
anorganik yang berbentuk
disimpan cair, granular dan
dengan cara bubuk disimpan
yang benar dan pada tempat yang
mengurangi benar yang
resiko meminimalkan
pencemaran resiko pencemaran
air? lahan produksi dan
sumber air.
Pupuk cair
disimpan dalam
wadah yang ditutup
rapat dan diberi
alas yang dapat
menampung
tumpahan
B.5 Apakah pupuk SA Tempat
organik mencampur,
disimpan mengkomposkan
dengan cara dan menyimpan
yang benar dan pupuk organik
mengurangi pada tempat yang
resiko selalu dipelihara
pencemaran dengan baik agar
lingkungan? tidak menimbulkan
pencemaran
lingkungan
C. Kompetensi
C.1 Apakah A Petani/pekerja
petani/pekerja yang melakukan
dapat pemupukan
menunjukkan memiliki
pengetahuan sertifikat/dapat
dan menjelaskan atau
keterampilan mendemonstrasika
pemupukan? n cara pemupukan

www.djpp.kemenkumham.go.id
37 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
yang benar
C.2 Apakah SA Aplikasi
pemupukan pemupukan
sudah (dosis/konsentrasi,
dilakukan jenis, frekwensi,
sesuai waktu, cara)
rekomendasi? berdasarkan
rekomendasi para
ahli; literatur,
produsen
V. PERLINDUNGAN
TANAMAN
A. Prinsip
Perlindungan
Tanaman
A.1 Apakah SA Pengendalian OPT
pengendalian dilakukan sesuai
OPT sesuai dengan prinsip
prinsip PHT? PHT. Pengendalian
OPT dilakukan
melalui berbagai
cara seperti kultur
teknis, fisik,
mekanik dan
biologi; adanya
bukti catatan
dilakukan
pengamatan tingkat
serangan, jenis OPT
dan musuh alami.
Penggunaan
pestisida sintetik
merupakan
alternatif terakhir
dengan
pertimbangan nilai
ekonomis
A.2 Apakah SA Penggunaan
penggunaan pestisida sesuai
pestisida sesuai dengan instruksi
dengan anjuran yang tertera pada
rekomendasi label atau
dan aturan mendapat
pakai? bimbingan dari
penyuluh/petugas
lapang
B. Kompetensi

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 38

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
Apakah petani/ W Petani/pekerja
pekerja dapat yang melakukan
menunjukkan aplikasi pestisida
pengetahuan memiliki
dan pengetahuan dan
keterampilan keterampilan atau
mengaplikasika surat
n pestisida? keterangan/sertifik
at yang dapat
menjelaskan atau
mendemonstrasika
n cara penggunaan
pestisida yang baik
dan benar
C. Pestisida
C.1 Apakah SA Pestisida yang
pestisida yang digunakan terdaftar
digunakan dan diizinkan oleh
terdaftar dan Menteri Pertanian,
diijinkan? bila untuk tujuan
ekspor disesuaikan
dengan peraturan
negara tujuan
C.2 Apakah SA Pestisida yang
pestisida yang digunakan belum
digunakan kadaluarsa (tanggal
belum penggunaannya
kadaluarsa? masih berlaku)
D. Penyimpanan
Pestisida
D.1 Apakah SA Pestisida disimpan
pestisida ditempat yang
disimpan di kokoh
lokasi yang
layak?
D.2 Apakah SA Pestisida disimpan
pestisida pada tempat
disimpan di dengan sirkulasi
ruang yang udara yang baik
berventilasi untuk menghindari
baik? terjadinya
akumulasi gas
berbahaya

D.3 Apakah W Pestisida disimpan


pestisida di tempat yang
disimpan di aman dari

www.djpp.kemenkumham.go.id
39 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
tempat aman jangkauan anak-
dan terpisah anak serta terkunci
dari produk? dan terpisah dari
produk pertanian
agar tidak terjadi
kontaminasi
D.4 Apakah SA Pestisida disimpan
pestisida pada tempat
disimpan di dengan
ruang yang pencahayaan yang
memiliki baik untuk
pencahayaan memastikan agar
yang baik? label dapat dibaca
dengan jelas
D.5 Apakah SA Pestisida disimpan
pestisida dalam kemasan
disimpan aslinya dengan
dalam label yang jelas dan
kemasan sesuai dengan
aslinya? petunjuk yang ada.
Jika terjadi
kerusakan pada
kemasan, maka
pestisida harus
dipindahkan ke
kemasan lain, dan
kemasan yang baru
tersebut harus
diberi label yang
jelas sesuai dengan
merknya, dosis dan
waktu kadaluarsa
D.6 Apakah SA Pestisida berbentuk
pestisida cair cair diletakkan
diletakkan terpisah dari
terpisah dari pestisida berbentuk
pestisida bubuk. Pestisisida
bubuk? cair diletakkan
paling bawah dan
diberi alas yang
dapat menampung
tumpahan
D.7 Apakah SA Tempat
tempat penyimpanan
penyimpanan pestisida mampu
pestisida menahan
mampu tumpahan dengan
menahan cara bagian
tumpahan?

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 40

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
dasar/lantai diberi
alas yang kedap
air.
Tempat
penyimpanan
pestisida dilengkapi
dengan alas yang
dapat menampung
cairan yang lebih
besar dari kemasan
terbesar yang
disimpan untuk
menjamin tidak
terjadinya
kontaminasi di luar
tempat
penyimpanan. Alas
terbuat dari beton,
metal atau plastik
yg kedap
D.8 Apakah SA Terdapat
terdapat pedoman/tatacara
pedoman/tata penanggulangan
cara kecelakaan akibat
penanggulang keracunan
an kecelakaan pestisida yang
akibat terletak pada lokasi
keracunan yang mudah dibaca
pestisida yang dan dilihat (seperti
terletak pada stiker, tulisan
lokasi yang dipapan, poster, dll)
mudah
dilihat?
D.9 Apakah SA Pada tempat
terdapat penyimpanan
fasilitas untuk pestisida terdapat
mengatasi fasilitas untuk
keadaan mengatasi keadaan
darurat? darurat seperti
ember, selang,
sumber air, P3K
D.10 Apakah tanda- SA Pestisida
tanda merupakan materi
peringatan yang memiliki
potensi potensi yang
bahaya menimbulkan
pestisida bahaya, oleh
diletakkan karena itu
pada tempat diperlukan tanda-

www.djpp.kemenkumham.go.id
41 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
strategis? tanda
peringatan/tanda
diletakkan pada
tempat strategis
dan jelas (dilarang
merokok, dilarang
makan minum, dll)
E. Penanganan Wadah
Pestisida
E.1 Apakah wadah SA Wadah bekas
bekas pestisida pestisida dibuang
ditangani agar ke tempat
tidak pembuangan yang
mencemari tidak
lingkungan? membahayakan
manusia dan
mencemari
lingkungan, antara
lain merusak,
membuang dan
mengubur wadah
bekas pestisida
yang aman untuk
manusia maupun
lingkungan
E.2 Apakah wadah SA Wadah bekas
bekas pestisida pestisida dirusak
tidak dengan cara
digunakan disobek untuk
untuk bahan
keperluan lain? kertas/plastik atau
dilubangi untuk
bahan dari kaleng
agar wadah bekas
pestisida tersebut
tidak digunakan
untuk keperluan
lain
E.3 Apakah SA Pemakaian
kelebihan pestisida harus
pestisida dalam direncanakan
tabung dengan baik
penyemprotan sehingga tidak ada
digunakan kelebihan pestisida.
untuk Apabila ada
pengendalian kelebihan pestisida
ditempat lain? digunakan untuk
menyemprot

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 42

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
tanaman ditempat
lain sampai habis
F. Peralatan
F.1 Apakah SA Peralatan aplikasi
peralatan pestisida dirawat
aplikasi secara teratur, agar
pestisida selalu berfungsi
dirawat secara dengan baik,
teratur agar dicatat tanggal
selalu berfungsi perawatan
dengan baik termasuk
perbaikan-
perbaikan
penggantian
pelumas, suku
cadang dan
dilakukan
pemeriksaan
terhadap cara
kerjanya minimal
sekali dalam
setahun serta
dilakukan oleh
orang yang
berkompeten
F.2 Apakah SA Peralatan aplikasi
peralatan pestisida
aplikasi dikalibrasi secara
pestisida berkala oleh
dikalibrasi petugas yang
secara berkala kompeten untuk
untuk menjaga menjaga
keakurasiannya keakurasiannya
F.3 Apakah tersedia SA Tersedia fasilitas
peralatan yang untuk menakar
memadai untuk dan mencampur
menakar dan pestisida berupa
mencampur gelas ukur, ember,
pestisda alat pengaduk
untuk mencampur
pestisida yang
selalu dalam
keadaan baik dan
bersih
F.4 Apakah tersedia A Tersedia panduan
panduan yang jelas tentang
penggunaan penggunaan
peralatan dan peralatan dan

www.djpp.kemenkumham.go.id
43 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
aplikasi aplikasi pestisida.
pestisida Untuk menjamin
proses
pencampuran
pestisida,
menggunakan
prosedur yang
benar sesuai
instruksi pada label
VI. PENGAIRAN
1 Apakah SA Setiap budidaya
ketersediaan air tanaman didukung
sesuai dengan dengan
kebutuhan ketersediaan air
tanaman? sesuai kebutuhan
dan
peruntukkannya
(waktu pemberian
air, fase
pertumbuhan
tanaman,
musim/iklim) dan
diberikan secara
efektif dan efisien
dengan
mempertimbangka
n pengaruhnya
terhadap
lingkungan
2 Apakah air yang SA Tidak
digunakan menggunakan air
untuk irigasi limbah bahan
tidak berbahaya beracun
mengandung (B3).
limbah bahan Penggunaan air
berbahaya dan limbah bahan
beracun (B3)? berbahaya beracun
(B3) untuk irigasi
sangat berbahaya
karena dapat
memberikan
dampak yang
negatif untuk
pertumbuhan
tanaman serta
keamanan produk
yang dihasilkan
3 Apakah A Terdapat fasilitas

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 44

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
terdapat pengelolaan air
fasilitas limbah yang dapat
pengelolaan air mengolah limbah.
limbah? Air yang sudah
diolah tersebut
harus sesuai
dengan baku mutu
untuk irigasi

4 Apakah SA Penggunaan air


penggunaan air untuk irigasi tidak
pengairan tidak menimbulkan
bertentangan permasalahan
dengan dengan masyarakat
kepentingan disekitarnya
umum? (keperluan rumah
tangga) terutama
pada musim
kemarau.
Penggunaan air
untuk irigasi sesuai
dengan peraturan
yang berlaku
dimasyarakat
setempat
VII.PENGAWASAN,
PENCATATAN DAN
PENELUSURAN BALIK
A. Pengawasan
Apakah tersedia SA Hasil pengawasan
dokumen hasil internal
pengawasan didokumentasikan,
internal dicatat dan
terhadap GAP disimpan dengan
Tanaman baik untuk
Florikultura? menunjukkan bukti
bahwa aktivitas
produksi telah
sesuai dengan
ketentuan
B. Pencatatan
Apakah tersedia SA Tersedia catatan
catatan setiap tentang tahap
tahap kegiatan, kegiatan mulai dari
misal: jenis/varietas,
pemilihan bibit, mutu benih,
penanaman, tanggal kadaluarsa,

www.djpp.kemenkumham.go.id
45 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
pemupukan, jenis, dosis pupuk,
pemberian air, waktu dan
perlindungan frekwensi
tanaman pemupukan, bahan
(penggunaan aktif pestisida, cara
pestisida), aplikasi, dosis,
panen, pasca waktu pengairan,
panen, dll?

III. TANAMAN HIAS DAN BUNGA


Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
1. Benih/varietas
A. Pemilihan benih
A.1 Apakah pelaku W Benih harus jelas
usaha nama varietasnya,
memahami daya tumbuh,
kualitas dan tempat asal dan
spesifikasi nama perusahaan
benih? dan penangkar yang
menyediakan
A.2 Apakah A Jenis yang ditanam
pemilihan benih harus varietas
sesuai dengan unggul dan sesuai
preferensi dengan preferensi
pasar? pasar
2. Pengelolaan lahan dan
media tanam
A. Sterilisasi media
Apakah A Sterilisasi media
dilakukan dilakukan untuk
sterilisasi media mengeliminasi OPT
tanam? dengan syarat tidak
menyebabkan
pencemaran
lingkungan
B. Fumigasi tanah
B.1 Apakah ada A Ada bukti/catatan
rekomendasi yang
tanah merekomendasikan
difumigasi tanah di fumigasi
meliputi: waktu,
bahan aktif, metode
aplikasi dan
operator.
B.2 Apakah ada A Interval fumigasi dan
interval dengan waktu tanam harus
waktu tanam? dicatat

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 46

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
3. Penggunaan Pupuk
A. Kebutuhan nutrisi
A.1 Apakah A Tersedia hasil
tanaman dan analisa tanah yang
tanah diberikan dibuat sebelum
pupuk untuk merencanakan
meminimilkan tanam dan program
kekurangan pemupukan (waktu,
nutrisi? frekwensi, jumlah)
untuk
meminimalkan
kekurangan nutrisi
A.2 Apakah aplikasi A Perhitungan dibuat
pemupukan berdasar kan
berdasarkan kebutuhan setiap
perhitungan tanaman mulai
kebutuhan tanam hingga panen
tanaman akan secara kontinue
nutrisi?

4. Panen
A. Kebersihan
A.1 Apakah pekerja SA Di kebun tersedia
mendapatkan fasilitas toilet dan
fasilitas toilet tempat mencuci
dan pencuci tangan yang bersih
tangan setelah
bekerja?
A.2 Apakah wadah SA Wadah panen yang
panen yang akan digunakan
akan digunakan dalam keadaan
dalam keadaan baik,bersih&bebas
baik, bersih dan dari kontaminan
tidak (pestisida,
terkontaminasi kotoran&cemaran
lainnya). Wadah
panen berasal dari
bahan yang tidak
dapat
mengkontaminasi
produk
5. Perlakuan Pasca Panen
A. Kualitas air untuk
pasca panen
Apakah SA Pencucian
pencucian hasil menggunakan air
panen bersih (tidak
menggunakan berwarna, tidak
air bersih? berbau, tidak
terkontaminasi).

www.djpp.kemenkumham.go.id
47 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
Pembersihan
dilakukan dengan
hati-hati agar tidak
rusak dengan
menggunakan air
bersih yang mengalir
atau tidak mengalir
yang diganti secara
berkala
B. Penggunaan bahan
kimia
B.1 Apakah bahan SA Penggunaan bahan
kimia yang kimia, pulsing dan
digunakan holding harus tidak
dalam proses berbahaya bagi
pasca panen kesehatan pekerja
terdaftar dan dan
diijinkan? konsumen
B.2 Apakah A Penggunaan bahan
perlakuan kimia untuk
pasca panen perlakuan pasca
merupakan panen hanya
alternatif untuk dilakukan jika tidak
menjaga ada alternatif lain
kualitas
produk?
B.3 Apakah ada SA Tersedia dokumen
petunjuk yang jelas dan
penggunaan? memadai tentang
penggunaan
perlakuan pasca
panen, seperti:
catatan perlakuan
perlindungan pasca
panen produk,
pengemasan, tanggal
pengiriman dan
perlakuan produk
yang ditunjukkan
dengan label
instruksi produk,
pengemasan, tanggal

C. Pengemasan
C.1 Apakah A Pengemasan atau
pengemasan pengepakan dapat
atau melindungi produk
pengepakan dari kerusakan
yang dilakukan karena proses
bisa melindungi penanganan dan

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 48

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
produk dari distribusi. Bahan
kerusakan dan kemasan
kontaminan? disesuaikan dengan
sifat produk agar
tidak mengakibatkan
kerusakan atau
pencemaran oleh
bahan kemasan
C.2 Apakah tempat SA Lokasi/area
pengemasan pengemasan produk
bersih, bebas berada pada tempat
dari hama dan yang bersih, bebas
kontaminasi? kontaminasi dan
terlindung dari
panas dan hujan
serta hama
pengganggu lainnya
C.3 Apakah W Kemasan diberi label
kemasan diberi yang menjelaskan
label yang identitas produk
menjelaskan (meliputi jenis
identitas komoditas, varietas,
produk? asal
kebun/petani/produ
sen, tanggal panen,
tanggal pengepakan,
kelas mutu)
D. Penyimpanan
Apakah ruang SA Produk segar yang
penyimpanan dikemas, disimpan
mampu pada ruangan yang
melindungi sesuai dengan
produk dari karakteristik produk
kerusakan dan sebelum
kontaminan? didistribusikan.
Ruang penyimpanan
produk bebas dari
hewan dan serangga.
Sirkulasi udara pada
ruang penyimpanan
harus baik yang
suhu dan
kelembaban nya
disesuaikan dengan
kondisi penyimpanan
yang baik bagi
komoditas yang
disimpan.
Ruang penyimpanan
harus dibersihkan

www.djpp.kemenkumham.go.id
49 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
secara periodik
(sebelum dan
sesudah produk
dimasukkan ke
dalam ruang
penyimpanan)
E. Kompetensi
Apakah pelaku SA Pekerja/pelaku
usaha mampu usaha yang
menunjukkan mengaplikasikan
pengetahuan bahan kimia untuk
dan proses pascapanen
keterampilan telah terampil dan
mengaplikasika terlatih; memiliki
n bahan kimia? sertifikat atau dapat
menjelaskan/
mendemonstrasikan
cara
mengaplikasikan
yang benar
F. Tempat
Pengemasan
Apakah SA Produk yang telah
tempat/areal dikemas disimpan
pengemasan pada tempat yang
terpisah dari terpisah dari tempat
tempat pupuk dan pestisida
penyimpanan agar produk tidak
pupuk dan tercemar dan aman
pestisida? bagi konsumen

IV. SARANA, PERALATAN


DAN MESIN PERTANIAN
1 Apakah A Penggunaan alsintan
penggunaan dilakukan secara
alsintan untuk tepat. Terdapat bukti
pengolahan penggunaan alsintan
lahan sesuai tidak berdampak
rekomendasi? terhadap pemadatan
tanah, erosi tanah,
pelongsoran tanah
atau kerusakan
tanah
2 Apakah sarana, A Peralatan dan mesin
peralatan dan pertanian perlu
mesin pertanian dijaga dan dirawat
dirawat secara secara teratur agar
teratur? dapat berfungsi
dengan baik dan

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 50

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
dapat digunakan
kembali; yang bisa
ditunjukkan dengan
dokumen pencatatan
perawatan berkala

3 Apakah SA Untuk peralatan dan


peralatan dan mesin yang sensitif
mesin yang perlu dilakukan
terkait dengan kalibrasi secara
pengukuran berkala, oleh pihak
dikalibrasi yang berkompeten
secara berkala?

V. PENGADUAN
1 Apakah tersedia SA Tersedia catatan
catatan tentang tentang
keluhan/ketida keluhan/ketidakpua
kpuasan san konsumen
konsumen? terhadap produk
yang dihasilkan
2 Apakah tersedia SA Adanya respon
catatan sebagai tindak lanjut
mengenai dari keluhan/
langkah koreksi ketidakpuasan
dari keluhan konsumen dan
konsumen? masyarakat terkait
dengan langkah
koreksi
3 Apakah SA Terdapat dokumen
terdapat tindaklanjut dari
dokumen pengaduan
tindaklanjut
dari
pengaduan?

VI. PENCATATAN
1 Apakah tersedia SA Sistem pencatatan
sistem dan
pencatatan pendokumentasian
yang mudah yang dapat ditelusuri
ditelusuri? ke belakang dari
semua aktifitas
mulai dari konsumen
ke proses produksi
dan selalu
diperbaharui
2 Apakah seluruh SA Catatan dan
catatan dan dokumentasi selalu
dokumentasi diperbaharui untuk

www.djpp.kemenkumham.go.id
51 2013, No.686

Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
selalu mengetahui semua
diperbaharui? aktifitas yang sudah
dilakukan
VII. EVALUASI INTERNAL
1 Apakah tersedia A Tersedia bukti bahwa
bukti bahwa evaluasi internal
evaluasi dilakukan dengan
internal interval waktu dan
dilakukan berkelanjutan
secara periodik?
2 Apakah tersedia A Tindakan
catatan perbaikan/koreksi
tindakan dilaksanakan sesuai
perbaikan hasil evaluasi dan
sesuai hasil didokumentasi kan
evaluasi?

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 52

Format-4

KOP DINAS PERTANIAN PROVINSI


SURAT KETERANGAN REGISTRASI
Nomor :

Diberikan kepada :

Nama (perorangan/kelompok*) : ___________


Komoditas : ___________
Luas Lahan : ___________
Alamat Lahan Usaha : ___________

Menerangkan bahwa nama dan alamat lahan usaha yang dikelola


telah memenuhi persyaratan GAP Tanaman Florikultura berdasar
Permentan Nomor /Permentan/OT.140/.... /20..... dengan
Nomor Registrasi :

GAP.01 - .......

Berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan oleh :
Dinas Pertanian : ……………….…
Tanggal : ………………….

Kepala Dinas Pertanian Provinsi ……

Catatan : *) Pilih sesuai kategori

www.djpp.kemenkumham.go.id
53 2013, No.686

Format-5

Alur Registrasi Lahan Usaha Tanaman Florikultura

Pemahaman dan
Penerapan GAP, SOP,
PHT dan Pencatatan oleh
Pelaku Usaha

Pengajuan Permohonan
Registrasi Lahan Usaha

Tindakan Pencukupan
Dokumen Verifikasi Kecukupan
Dokumen

Penetapan
Hasil Verifikasi
Tidak Cukup Kecukupan
Dokumen

Cukup
Penilaian Lapangan

Tindakan Perbaikan Penetapan


Sesuai Catatan Hasil Penilaian
Tidak Lulus

Lulus dengan
Catatan Lulus

Penerbitan dan
Penyerahan Nomor
Registrasi dan Surat
Keterangan Lahan Usaha

Nomor Registrasi dan


Surat Keterangan

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 54

www.djpp.kemenkumham.go.id
55 2013, No.686

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 56

www.djpp.kemenkumham.go.id
57 2013, No.686

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 58

www.djpp.kemenkumham.go.id
59 2013, No.686

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 60

www.djpp.kemenkumham.go.id
61 2013, No.686

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 62

www.djpp.kemenkumham.go.id
63 2013, No.686

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 64

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN


Format-7

NOMOR : 511/Kpts/PD.310/9/2006
TANGGAL : 12 September 2006

DAFTAR KOMODITI TANAMAN BINAAN


DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

No. Nama Indonesia Nama


I. Komoditas Buah-buahan Latin
1 Alpukat (Persea americana mill)
2 Anggur (Vitis vinifera L)
3 Apel (Malus sylvestris Mill)
4 Belimbing (Averrhoa carambola L)
5 Biwa (Eriobotrya japonica Lind)
6 Blewah (Cucumis sp)
7 Bidara (Zyzyphus jujuba)
8 Buah Naga (Hylocerous undatus SP)
9 Buah Negeri (Diospyiros discolor Wild)
10 Buah Nona (Annona reticulate L)
11 Buni (Antidesma bunius)
12 Cempedak (Artocarpuschampeden spring)
13 Ceremai (Phyllantus acidus (L) Skeels)
14 Delima (Punica granatum L)
15 Duku (Lancium domesticum Corr)
16 Durian (Durio zibethinus Murr)
17 Gandaria (Bouea macrophyla Griff)
18 Gowok (Eugenia polycephala Mig)
19 Jambu Air (Syzygium aqueum Merr)
20 Jambu Biji (Psidium guavana L)
21 Jambu Bol (Syzygium Malaccensis L)
22 Jeruk (Citrus sp.)
23 Jeruk Besar (Citrus grandis (L) Osbeck)
24 Juwet (Eugenia cumini merr)
25 Kapulasan (Nephelium mutabile BL)
26 Kawista (Feronia limonia (L)
27 Kebembem (Mangifera odorata griff)
28 Kecapi (Sandoricum koetjape Merr)
29 Kedondong (Spondias pinnata)
30 Kemang (Mangifera caesia jack)
31 Kesemek (Diospyros kaki L F)
32 Kurma (Phoenix dactylifera Friff)
33 Lechi (Litchi chinensis Sonn)

www.djpp.kemenkumham.go.id
65 2013, No.686

34 Lengkeng (Nephelium longana L)


35 Lobi-lobi (Flacourita inermis Roxb)
36 Mangga (Mangiffera sp)
37 Manggis (Garcinia Mangostana L)
38 Markisa (Passiflora edulis)
39 Melon (Cucumis sp)
40 Menteng (Baccaurea racemosa muel arg)
41 Mundu (Garcinia dulcis (Roxb) kurz)
42 Nam-nam (Cynometra cauliflora)
43 Nangka (Artocarpus integra Merr)
44 Nenas (Ananas commosus (L) Merr)
45 Pepaya (Carica papaya L)
45 Pisang (Musa parasidiaca)
47 Rambai/Menteng (Baccaurea sp)
48 Rambutan (Nephelium lappacceum L)
49 Rukem (Flacourita rukam zoll & Mor)
50 Salak (Salaca edulis Reinw)
51 Sawo (Acharas zapota L)
52 Semangka (Citrullus vulgaris Schrad)
53 Sirsak (Annona muricata L)
54 Stroberi (Fragaria sp)
55 Sukun (Artocarpus altiliss fosberg)
56 Terong Brastagi (Czphomandra betaceae)
57 Mentimun Suri (Cucumis sativus L)
58 Matoa (Pometia pinnata)
59 Kepel (Stelechocarpus sp)
60 Duwet (Syzygium cumini)

II Komoditas Sayuran
1 Andewi (Chicorium endiva)
2 Asparagus (Asparagus officinalis)
3 Bligo (Benincasa hispida)
4 Bawsang Bakung (Allium ampeloprasum Var. parrum)
5 Bawang Bombay (Allium cepa)
6 Bawang Daun (Allium fistulosum)
7 Bawang Kucai (Allium schoenoprasum)
8 Bawang Merah (Allium Cepa var. ascolonicum)
9 Bawang Prei (Allium porrum)
10 Bawang Putih (Allium sativum L)
11 Bayam (Amaranthus sp)
12 Bit (Beta vulgaris)
13 Blimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
14 Brokoli (Brassica oleraceae cv italica)
15 Bustru (Luffa cylindrica)

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 66

No. Nama Indonesia Nama Latin


16 Cabai Merah (Capsium annum)
17 Cabai Rawit (Capsium frutescens)
18 Gandaria (Bovea macrophylia)
19 Genjer (Limnocharis flava Buch)
20 Gobo (Arcticum lappa. L)
21 Jagung Baby (Zea mays sp)
22 Jagung Manis (Zea mays var rugosa)
23 Jamur (Volvariela sp)
24 Jamur kuping (Agaricus bisporus)
25 Jamur Merang (Auricularia auricula)
26 Jamur Shitake (Lentinus edodes)
27 Jamur Tiram (Picorotus citirnapileatus)
28 Jengkol (Pithecolobium jiringan)
29 Kacang Aci (Vigna umbrella)
30 Kailan (Brassica oleraceae var acephala)
31 Kangkung (Ipomea aquatica)
32 Katuk (Saoropus androgines)
33 Kecipir (Phospocarpus tetragonolobus)
34 Kenikir (Cosmos caudatus)
35 Kentang (Solanum tuberosum)
36 Kluwih (Artocarpus incisa L.f.)
37 Koro Benguk (Monochoria vaginalis)
38 Koro Karatok (Phaseolus lunatus L)
39 Koro Pedang/ Kara (Canavalia ensiformis)
40 Kubis (Brassica sp)
41 Kubis Bunga (Brassica o.v botrytis)
42 Kubia Tunas (Brassica o.v gemmifera)
43 Labu Putih (Benincasa hispida)
44 Labu Putih/ Air (Lagenaria vulgaris)
45 Labu Siem (Sechium edule)
46 Lobak (Raphanus sativus L)
47 Melinjo (Gnetum gnemon L)
48 Mentimun (Cucumis sativus)
49 Okra (Abelmoschus esculentus)
50 Oyong/ Gambas (Luffa acutangula)
51 Pak Choi (Brassica rapa)
52 Paprika (Capsicum annum CV grossum)
53 Pare Belut (Trichosan thes anguina Linn)
54 Paria (Mamordica charantia)
55 Parsley (Petroselimum hortenses)
56 Petai (Parkia speciosa)

www.djpp.kemenkumham.go.id
67 2013, No.686

No. Nama Indonesia Nama


57 Petsai/ sawi putih Latin
(Brassica peckinensis)
58 Poh-pohan (Pilea melastomoides)
59 Ranti (Solanum nigrum L)
60 Rebung (Dendrocalamus aspers)
61 Sawi (Brassica yuncea)
62 Seledri (Apium graveolens)
63 Semanggi (Marsilea crenata Pres L)
64 Sintrong (Erechitetes valerianifolia)
65 Slada (Lactuca sativa)
66 Slada Air (Rorippa nasturtium)
67 Spinach (Spinaceae oleraceae)
68 Takokak (Solanum torvum Sw)
69 Terong (Solanum melongena)
70 Tespong (Abroma augusta)
71 Tomat (Lycopersicum esculentum)
72 Waluh (Curcubita sp)
73 Wortel (Daucus carrota L)
74 Zucchini Blossom (Cucurbita maxima)

III. Komoditas Biofarmaka


1 Akar kucing (Toddalia asiatica LAMK)
2 Artemisia (Artemisia papuana)
3 Bakung (Crinum aciaticum)
4 Bangle (Zingiber pupurcum Rxb)
5 Bawang Sabrang (Ekuhterune americana)
6 Beluntas (Pluchea indica)
7 Bidara Laut (Strychonos lingustrira)
8 Brotowali (Tinospora crispa)
9 Buah Merah (Pandanus conoideus)
10 Cincau (Cycllea barbata)
11 Dlingo (Acerus salamus)
13 Jahe (Zingiber officinale)
14 Jamur Ling Zhi (Ganoderma lucidum)
15 Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)
16 Jawer Kotok (Calewus scutellaroiges)
17 Jeruk Klingkit (Triphasia trifolia)
18 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
19 Johar (Cassia siamea)
20 Jojoba (Simmondsia chinensis)
21 Kapulaga (Ammomum cardamomum)
22 Kecubung (Datura metel)
23 Kemangi (Ocimun sanchum I)
24 Kemrunggi (Caesalpinia crista Linn)

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 68

No. Nama Indonesia Nama Latin


25 Kencur (Kaempferia galanga)
26 Kepet (Guania javanica)
27 Kunyit (Curcuma domestica)
28 Kuwalot (Brucea sumatrana Rox)
29 Lavender (Lavandula spp)
30 Lempuyang pahit (Zingiber amorican)
31 Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum)
32 Lengkuas (Languas galanga)
33 Lidah Buaya (Aloe vera)
34 Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)
35 Mangkokan (Nothopanax scutelarius)
36 Mengkudu (Morinda citrifolia L)
37 Nenas Kerang (Rhoco discoloi)
38 Pacar air (Impatiens spp)
39 Paliasa (Kleinhovia hospita)
40 Pasmau (Eupatorium inulifolium)
41 Patah Tulang (Euphorbia terucelli)
42 Pegagan (Centella asiatica)
43 Pulepandak (Rauvolfia serpentine)
44 Purwoceng (Pimpinella pruatjan)
45 Salam (Eugenia polayantha)
46 Sambiloto (Andrographis paniculata)
47 Sanrego (Lunacia amara Blanco)
48 Selasih (Ocimum basilicum L)
49 Sembung (Sphaerantus indicus)
50 Senggugu (Clerodendrum Serratum L)
51 Sereh (Cybopogen nardus)
52 Sirih (Piper Betle)
53 Tapkliman (Elephantopus scaber)
54 Tempuyung (Sonchus arvensis)
55 Temu Giring (Curcuma heyneana)
56 Temu Ireng (Curcuma aeroginosa)
57 Temu Kunci (Boesenbergia pandurata)
58 Temu Wiyang (Emilia sonchifolia)
59 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
60 Temumangga (Curcuma mangga)
61 Temuputih (Curcuma zedoria Berg)
62 Tribulus (Tribulus terrestris)
63 Tribulus (Tribulus cistoides)
64 Ungu (Graphtophillum pictum)
65 Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum)
66 Zodia (Evodia suaveolens)

www.djpp.kemenkumham.go.id
69 2013, No.686

No. Nama Indonesia Nama


IV Komoditas Tanaman Hias Latin
1 Aeradachnis (Aeradachnis spp)
2 Akalipa (Acalypha spp)
3 Agave (agave spp)
4 Alamanda (Allamanda spp)
5 Alpinia (Alpinia spp)
6 Alstromeria (Alstomeria spp)
7 Anggrek (Orchidaceae spp)
8 Anyelir (Dianthus spp)
9 Aglaoenema (Aglaoenema spp)
10 Aranda (Aranda spp)
11 Amaranthus (Amaranthus spp)
12 Ascocenda (Ascocenda)
13 Bahgia (Dieffenbachia spp)
14 Bambu Hias (Chamaedorea spp)
15 Bambu Kuning (Phylostachys aurea)
16 Beringin (Ficus spp)
17 Bunga Bakung (Amaryllis spp)
18 Bunga Bakor (Hydrangea macrophylla)
19 Bunga Kertas (Bougenvillea spp)
20 Bunga Matahari (Helianthus annuus)
21 Bunga Pisang (Musa uranoscopus)
22 Bunga Pukul Empat (Mirabilis Jalapa)
23 Bunga Tasbeh (Canna indicia)
24 Calistemon (Callistemon spp)
25 Catleya (Cattleya spp)
26 Celosia (Celosia spp)
27 Cemara Irian (Cupressus spp)
28 Cemara Laut (Cassuarina spp)
29 Cemara Susun (Araucaria spp)
30 Ciplukan (Passiflora foetida)
31 Crosandra (Crosandra spp)
32 Cactus (Cactaceae)
33 Cyperus (Cyperus spp)
34 Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata)
35 Cordylene (Cordylena spp)
36 Daun Beludru (Espiscia spp)
37 Dendron (Phylodendron spp)
38 Drasena (Dracaena spp)
39 Fitonia (Fittonia spp)
40 Gipsophila (Gypsophilla spp)
41 Gladiol (Galdiolus hybrida)
42 Hoya (Hoya spp)
43 Hebras (Gerbera spp)

www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 70

No. Nama Indonesia Nama Latin


44 Ivy (Hedera helix)
45 Janggut Musa (Cissus discolor)
46 Jawer Kotok (Coleus scutellarioides)
47 Kalla Lili (Zanthedeschicia)
48 Kamboja Jepang (Adenium spp)
49 Kastuba (Euphorbia spp)
50 Kecombrang (Zingiber oficinale)
51 Kedondong Laut (Nthopanax fruticosum)
52 Kembang Kenap (Cophrena globosa)
53 Kembang Nona Makan Sirih (Clerodendron)
54 Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
55 Kembang Sungsang (Gloriosa superba, L)
56 Kembang Telang (Clitoria ternatea)
57 Kenikir (Cosmos spp)
58 Kolojengking (Aranthera spp)
59 Kuping Gajah (Anthurium spp)
60 Lantana (Lantana spp)
61 Lilin Emas (Pachistachys lutea)
62 Mawar (Rosa spp)
63 Melati (Jasminum sambac)
64 Melati Gambir Hutan (Jaminum pubescent)
65 Melati Kosta (Jasminum nitidium)
66 Mirten (Malphigia spp)
67 Mokara (Mokara spp)
68 Monstra (Monstera spp)
69 Nanas-Nanasan (Bromeliaceae)
70 Oxalys (Oxalys spp)
71 Pacar Air (Impatiens spp)
72 Pacing (Costus spp)
73 Pakis Haji (Cycas revoluta)
74 Paku-Pakuan (Nephrolepis spp)
75 Palm Jepang (Ptychosperma macarthurii)
76 Palm Kuning (Crysladocorpus lutescen)
77 Palm Merah (Crytostachys lakka)
78 Palm Waregu (Rhapis exelsa)
79 Pandanus (Pandanus spp)
80 Pentas (Pentas lanceolata)
81 Peperonia (Peperonia spp)
82 Petrea (Petra spp)
83 Pinus (Pinus merkusi)
84 Pisang-pisangan (Sterilizia spp)
85 Pisang-pisangan (Heliconia spp)

www.djpp.kemenkumham.go.id
71 2013, No.686

No. Nama Indonesia Nama Latin


86 Pisang Hias (Ravenala madagascarriensis)
87 Pohon Dolar (Eucalypus gunnii)
88 Ponix (Phoenix roebellinii)
89 Pteris (Pteris spp)
90 Pakis-pakisan (Polypodiaceae)
91 Pedang-pedangan (sansevieria spp)
92 Pule pandak (Plumbago indicia)
93 Polyscias (Polyscias spp)
94 Rose Bombay (Portulaeae grandiflora)
95 Rumput Embun (Polytrias ammaura Hack)
96 Rumbut Golf (Poa pratensis)
97 Rumput Grening (Panicum dactylon)
98 Rumput Jarum (Andropogon aciculatus Retz)
99 Rumput Manila (Zoysia matrella merr)
100 Rumput Paitan (Axonopus compressus)
101 Rumput Peking (Agrostis canina)
102 Scindapsus (Scindapsus spp)
103 Sirih-sirihan (Syngonium spp)
104 Sedap Malam (Polyanthes tuberosa)
105 Seruni (Chrysanthemum spp)
106 Soka (Ixora spp)
107 Solidago (Solidago spp)
108 Spathipyllum (Spathipyllum spp)
109 Stefanut (Stephanotis spp)
110 Suplir (Adianthum spp)
111 Tembelekan (Tagetes spp)
112 Teratai (Nymphaea lotus)
113 Tala-Talasan (Alocasia spp)
114 Typa (Typa spp)
115 Vanda (Vanda spp)
116 Verbena (Verbena tenera)
117 Yacobinia (Jacobinia spp)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Anda mungkin juga menyukai