Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik Good Agriculture Practices For Floriculture
Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik Good Agriculture Practices For Floriculture
686
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013
TENTANG
PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK
(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki
prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor
maupun untuk pemasaran di dalam negeri. Pada era perdagangan
global, tidak lagi mengandalkan hambatan tarif tetapi lebih
menekankan pada hambatan teknis berupa persyaratan mutu,
sanitary dan phytosanitary. Kondisi ini menuntut produsen untuk
meningkatkan daya saing produknya termasuk tanaman florikultura.
Menghadapi tuntutan persyaratan tersebut, dan dalam rangka
menghasilkan produk florikultura bermutu yang diproduksi secara
ramah lingkungan serta menindaklanjuti amanat Pasal 65 dan Pasal
68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan
Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, maka perlu disusun pedoman
budidaya florikultura yang baik, mencakup penerapan teknologi
yang ramah lingkungan, pencegahan penularan OPT, penjagaan
kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan petani, serta prinsip
penelusuran balik (traceability).
Pedoman Budidaya Tanaman Florikultura Yang Baik selanjutnya
dijabarkan ke dalam petunjuk teknis atau Standard Operational
Procedure (SOP) spesifik komoditas, agar dapat dilakukan registrasi
lahan usaha sebagai bukti bahwa pelaku usaha telah menerapkan
GAP.
B. Maksud
Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Florikultura Yang
Baik (Good Agriculture Practices for Floriculture) ini sebagai panduan
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 6
C. Tujuan
Tujuan dari penerapan Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik
untuk:
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman;
2. Meningkatkan mutu produk dan efisiensi produksi tanaman
florikultura;
3. Menjamin pelestarian, kesuburan lahan, penggunaan sumber
daya dan sistem produksi yang berkelanjutan/ramah lingkungan;
4. Menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja;
5. Menjamin keamanan konsumen;
6. Meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar
internasional maupun domestik;
7. Meningkatkan kesejahteraan petani.
D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik meliputi:
1. Kriteria.
2. Registrasi dan Sertifikasi.
3. Dasar-dasar Usaha Tani
a. Lahan;
b. Kelestarian Lingkungan;
c. Tenaga Kerja.
4. Dasar-dasar Budidaya
a. Lahan;
b. Penggunaan Benih/Varietas;
c. Penanaman;
d. Pemupukan;
e. Perlindungan Tanaman;
f. Pengairan;
g. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik.
5. Tanaman Hias dan Bunga.
6. Alat dan Mesin Pertanian.
7. Pengaduan.
www.djpp.kemenkumham.go.id
7 2013, No.686
8. Pencatatan.
9. Evaluasi Internal.
E. Pengertian
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Tanaman Florikultura adalah suatu kelompok jenis tanaman
hortikultura yang bagian atau keseluruhannya dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan, keasrian dan
kenyamanan di dalam ruang tertutup dan/atau terbuka.
2. Budidaya Tanaman Florikultura adalah semua kegiatan proses
produksi yang meliputi kegiatan pratanam, penanaman,
pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pascapanen florikultura.
3. Benih Tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman.
4. Varietas adalah bagian dari suatu jenis tanaman yang ditandai
oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan
sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.
5. Varietas Unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh
pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang
mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat
lainnya.
6. Perlindungan Tanaman adalah segala upaya untuk mencegah
kerugian pada budidaya tanaman florikultura yang diakibatkan
oleh organisme pengganggu tumbuhan.
7. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah upaya pengendalian
populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan
dengan menggunakan teknik pengendalian yang dikembangkan
dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian
secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup.
8. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua
organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau
menyebabkan kematian tumbuhan.
9. Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh
dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau
virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
10. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung
atau tidak langsung.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 8
www.djpp.kemenkumham.go.id
9 2013, No.686
II. KRITERIA
Kriteria yang digunakan dalam Pedoman Budidaya Florikultura yang
Baik ada tiga kelompok, yaitu:
1. Dianjurkan/A (*) yaitu dianjurkan untuk dilaksanakan;
2. Sangat dianjurkan/SA (**) yaitu sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan; atau
3. Wajib/W (***) yaitu harus dilaksanakan.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 10
B. Kelestarian Lingkungan
1. Analisis Dampak Lingkungan
Sebelum pembukaan lahan dilakukan analisis dampak
lingkungan. (A).
2. Isu Lingkungan
a. pelaku usaha memahami dampak usaha taninya terhadap
pelestarian lingkungan. (SA)
b. penambahan bahan kimia dalam penyiapan lahan dan media
tanam tidak mencemari lingkungan. (SA)
3. Pengolahan Limbah
Tersedia tempat atau fasilitas pembuangan dan/atau pengolah
limbah yang letaknya terpisah dari lokasi produksi untuk
mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk dan
lingkungan. (W)
www.djpp.kemenkumham.go.id
11 2013, No.686
V.DASAR-DASAR BUDIDAYA
A. Lahan
1. Penyiapan Lahan
a. dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan
tanah. (SA)
b. penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang
dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah dan
menghindari terjadinya pemadatan tanah. (SA)
2. Media Tanam
a. media tanam diketahui sumbernya. (A)
b. media tanam tidak mengandung cemaran Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3). (W)
c. media tanam yang digunakan tidak mengandung OPT. (A)
B. Penggunaan Benih dan Varietas Tanaman
1. Mutu Benih
a. benih yang ditanam merupakan varietas unggul komersial.
(A)
b. benih memiliki surat keterangan mutu. (A)
c. label benih disimpan. (A)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 12
2. Perlakuan Benih
Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai
anjuran. (SA)
C. Penanaman
Teknik menanam
Penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya
anjuran. (SA)
D. Pemupukan
1. Jenis Pupuk
a. pupuk terdaftar atau diizinkan oleh pemerintah. (SA)
b. penggunaan pupuk organik yang telah mengalami
dekomposisi dan layak digunakan. (SA)
c. pemupukan sesuai anjuran. (SA)
d. penggunaan pupuk tidak mengakibatkan terjadinya
pencemaran lingkungan. (SA)
e. kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk. (W)
2. Penyimpanan Pupuk
a. pupuk disimpan pada tempat yang bersih, kering dan tidak
lembab. (A)
b. pupuk disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar
matahari, hujan, air dan api. (SA)
c. pupuk disimpan di tempat aman dan terpisah dengan produk
pertanian. (W)
d. pupuk yang berbentuk cair, granular dan bubuk disimpan
pada tempat yang benar yang meminimalkan resiko
pencemaran lahan produksi dan sumber air. (SA)
e. pupuk disimpan dengan cara yang benar dan mengurangi
resiko pencemaran lingkungan. (SA)
3. Kompetensi
a. pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan pemupukan. (A)
b. aplikasi cara pemupukan berdasarkan rekomendasi para
ahli, dosis/konsentrasi, jenis, frekuensi. (SA)
www.djpp.kemenkumham.go.id
13 2013, No.686
E. Perlindungan Tanaman
1. Prinsip Perlindungan Tanaman
a. pengendalian OPT sesuai prinsip PHT. (SA)
b. penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi
dan aturan pakai. (SA)
2. Kompetensi
Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan mengaplikasikan pestisida. (W)
3. Pestisida
a. pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan, bila untuk
tujuan ekspor disesuaikan dengan peraturan negara tujuan.
(SA)
b. pestisida yang digunakan belum kadaluwarsa. (SA)
4. Penyimpanan Pestisida
a. pestisida disimpan di lokasi yang layak/kokoh. (SA)
b. pestisida disimpan di ruang yang berventilasi baik. (SA)
c. pestisida disimpan di tempat aman dan terpisah dari produk
pertanian. (W)
d. pestisida disimpan di tempat dengan pencahayaan yang baik
untuk memastikan agar label dapat dibaca dengan jelas. (SA)
e. pestisida disimpan dalam kemasan asli. (SA)
f. pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk. (SA)
g. tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan.
(SA)
h. terdapat pedoman/tata cara penanggulangan kecelakaan
akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang
mudah dibaca/dilihat. (SA)
i. terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat. (SA)
j. tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat dan strategis. (SA)
5. Penanganan Wadah Pestisida
a. wadah bekas pestisida ditangani dengan benar agar tidak
mencemari lingkungan. (SA)
b. wadah bekas pestisida dirusakkan agar tidak digunakan
untuk keperluan lain. (SA)
c. kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan
untuk pengendalian di tempat lain. (SA)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 14
6. Peralatan
a. peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu
berfungsi dengan baik. (SA)
b. peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk
menjaga keakurasiannya. (SA)
c. tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan
mencampur pestisida. (SA)
d. tersedia panduan penggunaan peralatan dan aplikasi
pestisida. (A)
F. Pengairan
1. Ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman. (SA)
2. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). (SA)
3. Terdapat fasilitas pengelolaan air limbah. (A)
4. Penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan
kepentingan umum. (SA)
www.djpp.kemenkumham.go.id
15 2013, No.686
C. Penggunaan Pupuk
Kebutuhan nutrisi
a. tanaman dan tanah diberi pupuk untuk meminimalkan
kekurangan nutrisi. (A)
b. aplikasi pemupukan berdasarkan perhitungan kebutuhan
tanaman. (A)
D. Panen
Kebersihan
a. tersedia fasilitas toilet dan tempat mencuci tangan yang bersih.
(SA)
b. wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik,
bersih dan tidak terkontaminasi. (SA)
E. Perlakuan Pascapanen
1. Kualitas Air
Pencucian hasil panen menggunakan air bersih (tidak berwarna,
tidak berbau, tidak terkontaminasi). (SA)
2. Penggunaan Bahan Kimia
a. bahan kimia yang digunakan dalam proses pascapanen
terdaftar dan diizinkan. (SA)
b. penggunaan bahan kimia untuk perlakuan pascapanen
hanya dilakukan jika tidak ada alternatif lain. (A)
c. tersedia dokumen yang jelas dan memadai tentang
penggunaan perlakuan pascapanen. (SA)
3. Pengemasan
a. pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa
melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan. (A)
b. tempat pengemasan bersih, bebas dari hama dan
kontaminasi. (SA)
c. kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk. (W)
4. Penyimpanan
Ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan
dan kontaminan. (SA)
5. Kompetensi
Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan mengaplikasikan bahan kimia. (SA)
6. Tempat Pengemasan
Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan
pupuk dan pestisida. (SA)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 16
VIII. PENGADUAN
A. Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpuasan konsumen. (SA)
B. Tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan
konsumen. (SA)
C. Terdapat dokumen tindak lanjut dari pengaduan. (SA)
IX. PENCATATAN
A. Tersedia sistem pencatatan yang mudah ditelusuri. (SA)
B. Catatan dan dokumentasi selalu diperbarui. (SA)
X. EVALUASI INTERNAL
A. Tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik.
(SA)
B. Tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi. (A)
XI. PENUTUP
Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices
for Floriculture) bersifat umum, belum spesifik komoditi, dan bersifat
dinamis yang akan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat.
Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices
for Floriculture) agar disosialisasikan kepada pemangku kepentingan
dan pelaku usaha untuk dapat menerapkan dan meregistrasi lahan
usaha dalam budidaya florikultura.
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
SUSWONO
www.djpp.kemenkumham.go.id
17 2013, No.686
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013
TENTANG
PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK
(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 18
www.djpp.kemenkumham.go.id
19 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 20
Keterangan :
• Segmen 1 : GAP Hortikultura.
• Segmen 2 : Kode lokasi provinsi, kode lokasi
kabupaten/kota, nomor lahan usaha mengacu Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008 sebagaimana
format-6).
• Segmen 3 : Kode kelompok Komoditas, urutan nomor
komoditas yang diregistrasi mengacu pada Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006
sebagaimana format-7 , kode I untuk Buah Segar, kode II
untuk Sayur Segar, kode III untuk tanaman Obat atau
Tanaman Biofarmaka, dan kode IV untuk Tanaman Hias.
5. Nomor Registrasi dan surat keterangan Registrasi Lahan Usaha
disampaikan kepada pemohon dengan tembusan kepada Dinas
kabupaten/kota dan Kementerian Pertanian c.q Direktorat
Jenderal Hortikultura.
6. Nomor registrasi lahan usaha tidak bisa dipindahtangankan
atau diperjualbelikan.
D. SURVAILEN
1. Surat keterangan registrasi lahan usaha berlaku selama 2
(dua) tahun dan dapat diperpanjang selama 2 (dua) tahun
berikutnya setelah didahului dengan survailen baik secara
berkala maupun sewaktu-waktu untuk mengetahui komitmen
dan konsistensi penerapan GAP pada lahan usaha yang telah
mendapat nomor registrasi;
2. Survailen berkala dilakukan paling kurang 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun sejak surat keterangan registrasi
diterbitkan atau survailen terakhir dilakukan;
www.djpp.kemenkumham.go.id
21 2013, No.686
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
SUSWONO
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 22
Format-1a
FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI AWAL
Kepada Yth.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………..
Di
........................
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan permohonan agar kiranya lahan usaha tanaman
florikultura yang kami kelola dapat diregistrasi sebagai lahan usaha tanaman
florikultura GAP sesuai dengan aturan yang berlaku.
Adapun data dan informasi teknis mengenai lahan usaha yang akan
diregistrasi sebagaimana terlampir.
Hormat kami
Pemohon,
(nama jelas,tandatangan)
Tembusan Yth:
Kepala Dinas Pertanian Provinsi............
www.djpp.kemenkumham.go.id
23 2013, No.686
Format-1b
A. DATA PEMOHON
Jenis Pengajuan Registrasi Perorangan Kelompok
Nama :
Alamat :
Telepon/HP :
Alamat e-mail :
Alamat/Lokasi Lahan Usaha :
Luas Lahan Usaha :
Komoditas yang akan diregistrasi :
Jl. Pramuka
Jl. Sirep
Gg. Antri
Balai Desa
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 24
Format-2a
Kepada Yth.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………...
di–
.............................
Dengan hormat,
Hormat kami
Pemohon,
(nama jelas,tandatangan)
Tembusan Yth :
Kepala Dinas Pertanian Provinsi…………
www.djpp.kemenkumham.go.id
25 2013, No.686
Format-2b
A. DATA PEMOHON
Nama :
Alamat :
Telepon/HP :
Alamat e-mail :
Alamat/Lokasi Lahan Usaha :
Luas Lahan Usaha :
Komoditas yang akan diregistrasi :
Pertanyaan Ya Tidak
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 26
Format-3
CHECK LIST PENILAIAN
PENERAPAN BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK
www.djpp.kemenkumham.go.id
27 2013, No.686
Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
Pengamatan
tersebut
meliputi:
pemanfaatan
lahan
sebelumnya,
potensi dampak
produksi
terhadap
lingkungan
sekitarnya,
potensi dampak
lahan yang
berdekatan
terhadap lahan
baru. Terdapat
catatan
penggunaan/pe
manfaatan
lahan serta
status dan hak
penggunaannya
(milik, sewa,
sakap/ bagi
hasil dll)
B. Pemetaan Lahan
Apakah tersedia A Tersedia peta
peta lokasi kepemilikan
lahan? lahan yang
menginformasi-
kan lokasi
lahan produksi,
tempat untuk
mencampur dan
menyimpan
bahan kimia,
sumber
air/saluran
drainase,
tempat
pembuangan
limbah, gudang
dan
infrastruktur
C. Kesuburan Lahan
Apakah tingkat A Lahan untuk
kesuburan lahan budidaya
cukup baik? tanaman
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 28
Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
memiliki
kesuburan
tanah sesuai
dengan
kebutuhan
tanaman yang
mengandung
unsur hara
mikro dan
makro yang
cukup yang
ditunjukkan
oleh
pertumbuhan
tanaman yang
baik atau
kondisi tanah di
lapang atau
analisis tanah
D. Penyiapan Lahan
D.1 Apakah lahan W Lahan bebas
bebas dari dari
cemaran limbah pencemaran
bahan berbahaya limbah bahan
dan beracun berbahaya dan
beracun.
Lahan usaha
tidak dicemari
limbah bahan
berbahaya dan
beracun dalam
bentuk padat
dan cair yang
berasal antara
lain dari limbah
rumah tangga,
rumah sakit
dan buangan
pabrik
D.2 Apakah W Lahan yang
kemiringan lahan digunakan
< 30%? untuk budidaya
adalah lahan
datar atau
lahan yang
mempunyai
kemiringan
kurang dari
30% atau
www.djpp.kemenkumham.go.id
29 2013, No.686
Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
apabila sampai
40% harus
dengan
melakukan
tindakan
konservasi
(terasering,
parit, guludan)
D.3 Apakah SA Penyiapan
penyiapan lahan lahan dilakukan
dilakukan dengan cara
dengan cara yang yang dapat
dapat menghindarkan
menghindarkan terjadinya erosi
erosi? permukaan
tanah dan
kelongsoran
tanah sesuai
dengan
bangunan
konservasi
(terasering,
parit, guludan)
II. KELESTARIAN
LINGKUNGAN
E. Analisis dampak
lingkungan
Apakah sebelum A Pembukaan
pembukaan lokasi lahan
lahan dilakukan sebaiknya
analisa dampak dilakukan
lingkungan analisa dampak
untuk lingkungan
mengetahui
potensi dampak?
F. Isu Lingkungan
F.1 Apakah pelaku SA Pelaku usaha
memahami harus
dampak memahami
usahataninya dampak usaha
terhadap taninya
pelestarian terhadap
lingkungan? pelestarian
lingkungan
mencakup
aspek
kesuburan
tanah,
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 30
Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
keseimbangan
mikroba tanah,
kualitas air,
sifat fisik tanah,
bebas erosi dan
lainnya
F.2 Apakah SA Penambahan
pemberian bahan bahan kimia
kimia untuk dalam
penyiapan lahan penyiapan
dan media tanam lahan dilakukan
tidak mencemari dengan cara
lingkungan? yang
menghindarkan
terjadinya
pencemaran
lingkungan.
Bahan kimia
yang
ditambahkan
harus diketahui
jenis dan asal
usulnya serta
cara aplikasinya
G. Pengolahan Limbah
Apakah tersedia W Tersedia tempat
tempat atau pembuang/
fasilitas pengolah
pembuangan limbah yang
dan/ atau letaknya jauh
pengolah dari lokasi
limbah? produksi untuk
mencegah
terjadinya
resiko cemaran
pada produk
III. Tenaga Kerja
A. Kompetensi Tenaga
Kerja
A.1 Apakah tenaga SA Tenaga kerja
kerja yang sebaiknya
bekerja di usaha memiliki
budidaya keahlian,
mempunyai keterampilan
keahliaan, dan kompetensi
keterampilan dan di bidang
kompetensi? budidaya dan
keselamatan
www.djpp.kemenkumham.go.id
31 2013, No.686
Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
kerja
A.2 Apakah tenaga SA Tenaga kerja
kerja telah telah
mendapatkan mendapatkan
pelatihan sesuai pelatihan/maga
bidang dan ng/konsultasi
tanggungjawabny dan mampu
a? menunjukkan
keterampilanny
a sesuai dengan
tugas dan
tanggungjawab
nya.
A.3 Apakah tenaga SA Tenaga kerja
kerja memenuhi memenuhi
peraturan Peraturan
ketenagakerjaan? Perundangan
Ketenagakerjaa
n dari aspek
batasan umur,
jam kerja,
keselamatan
kerja dan upah
kerja
B. Keselamatan dan
Kesehatan Pekerja
B.1 Apakah pekerja SA Pekerja yang
yang menangani menangani
peralatan yang peralatan/baha
berbahaya telah n berbahaya
mengikuti harus
pelatihan K3? mengikuti
pelatihan K3
(keamanan dan
keselamatan
kerja)
B.2 Apakah tersedia SA Prosedur
prosedur penanganan
penanganan kecelakaan
kecelakaan kerja agar
kerja? dipajang di
tempat kerja
B.3 Apakah tersedia SA Tersedia
. fasilitas sanitasi fasilitas sanitasi
dan P3K dan P3K di
(pertolongan lokasi tempat
pertama pada produksi/
kecelakaan)? kebun
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 32
Kriteria A SA W
NO KEGIATAN INDIKATOR KET
Y T Y T Y T
B.4 Apakah pekerja SA Pekerja harus
mengetahui mengetahui
peraturan ketentuan
tentang peraturan
keselamatan tentang
kerja dan keselamatan
tatacara kerja,
pencegahan? persyaratan dan
tatacara
pencegahan
keracunan
pestisida
www.djpp.kemenkumham.go.id
33 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
A.1 Apakah SA Kesuburan tanah
dilakukan yang rendah diatasi
tindakan untuk melalui pemupukan,
mepertahankan menggunakan
kesuburan pupuk organik
tanah? misalnya pupuk
kandang/kompos
atau pupuk
anorganik
A.2 Apakah SA Penyiapan
Penyiapan lahan/media
lahan/media tanam dilakukan
tanam dengan cara yang
dilakukan dapat mem
dengan cara perbaiki atau
yang dapat memelihara
memperbaiki struktur tanah dan
atau menghindari
memelihara terjadinya
struktur tanah? pemadatan tanah
B. Media Tanam
B.1 Apakah media A Media tanam yang
tanam digunakan
diketahui diketahui asal
sumbernya? usulnya;
B.2 Apakah media W Media tanam yang
tanam tidak digunakan tidak
mengandung mengandung
cemaran bahan cemaran bahan
berbahaya dan berbahaya dan
beracun (B3)? beracun (B3)
seperti logam berat
atau bahan
berbahaya lainnya.
B.3 Apakah media A Media tanam yang
tanam tidak digunakan tidak
mengandung mengandung OPT
OPT?
II. PENGGUNAAN
BENIH/VARIETAS
A. Mutu benih
A.1 Apakah Benih A Benih yang dipilih
yang ditanam untuk ditanam
merupakan adalah varietas
varietas unggul unggul yang telah
komersial? dilepas oleh
Menteri Pertanian
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 34
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
A.2 Apakah benih A Benih atau bahan
mempunyai tanaman yang
surat digunakan
keterangan mempunyai surat
mutu? keterangan mutu,
berasal dari
penangkar/produs
en yang terdaftar di
instansi yang
berwenang
dibidang
perbenihan
A.3 Apakah label A Label benih
benih disimpan (minimal
disimpan? 2 tahun) untuk
membuktikan
bahwa tanaman
yang
dibudidayakan
berasal dari benih
yang mempunyai
surat keterangan
mutu
B. Perlakuan Benih
Apakah bahan SA Penggunaan bahan
kimia untuk kimia untuk
perlakuan perlakuan benih
benih sesuai dilakukan sesuai
anjuran? anjuran
III. Penanaman
A. Teknik menanam
Apakah SA Kegiatan
penanaman penanaman
sudah dilakukan sesuai
dilakukan dengan
sesuai dengan rekomendasi/anjur
teknik budidaya an sesuai SOP
anjuran?
IV. Pemupukan
A. Jenis Pupuk
A.1 Apakah pupuk SA Pupuk yang
terdaftar atau digunakan adalah
diijinkan oleh jenis pupuk yang
pemerintah? terdaftar, diijinkan
atau
direkomendasikan
oleh pihak yang
www.djpp.kemenkumham.go.id
35 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
kompeten/
berwenang
A.2 Apakah pupuk SA Pupuk organik
organik telah yang digunakan
mengalami berasal dari pupuk
dekomposisi? yang telah
matang/telah
mengalami
dekomposisi (tidak
berbau, tidak
panas)
A.3 Apakah SA Pupuk yg
pemupukan digunakan sesuai
sesuai anjuran? dengan panduan
pemupukan (SOP)
mliputi jenis,dosis,
cara aplikasi dan
waktu pemupukan
A.4 Apakah SA Penggunaan pupuk
pemupukan organik dan/atau
tidak anorganik tidak
mencemari mengakibatkan
lingkungan? terjadinya
pencemaran
lingkungan
A.5 Apakah kotoran W Tidak ditemukan
manusia tidak bukti/tanda-tanda
digunakan penggunaan
sebagai pupuk? kotoran manusia
dilapangan dan
konfirmasi pelaku
usaha/masyarakat
sekitarnya
B. Penyimpanan
Pupuk
B.1. Apakah pupuk A Pupuk anorganik
anorganik disimpan pada
disimpan pada tempat yang kering
tempat yang dan tidak lembab.
bersih, kering Pupuk disimpan
dan tidak ditempat yang
lembab? berventilasi baik,
tidak diletakkan
langsung di tanah,
tidak terkena air
hujan
B.2 Apakah pupuk SA Pupuk anorganik
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 36
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
anorganik disimpan pada
disimpan pada tempat yang
tempat yang terlindung dari
terlindung? sinar matahari,
hujan, air dan api
B.3 Apakah pupuk W Pupuk disimpan di
disimpan di tempat yang aman
tempat aman dari jangkauan
dan terpisah anak-anak dan
dari produk terpisah dengan
pertanian? produk pertanian
B.4 Apakah pupuk SA Pupuk anorganik
anorganik yang berbentuk
disimpan cair, granular dan
dengan cara bubuk disimpan
yang benar dan pada tempat yang
mengurangi benar yang
resiko meminimalkan
pencemaran resiko pencemaran
air? lahan produksi dan
sumber air.
Pupuk cair
disimpan dalam
wadah yang ditutup
rapat dan diberi
alas yang dapat
menampung
tumpahan
B.5 Apakah pupuk SA Tempat
organik mencampur,
disimpan mengkomposkan
dengan cara dan menyimpan
yang benar dan pupuk organik
mengurangi pada tempat yang
resiko selalu dipelihara
pencemaran dengan baik agar
lingkungan? tidak menimbulkan
pencemaran
lingkungan
C. Kompetensi
C.1 Apakah A Petani/pekerja
petani/pekerja yang melakukan
dapat pemupukan
menunjukkan memiliki
pengetahuan sertifikat/dapat
dan menjelaskan atau
keterampilan mendemonstrasika
pemupukan? n cara pemupukan
www.djpp.kemenkumham.go.id
37 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
yang benar
C.2 Apakah SA Aplikasi
pemupukan pemupukan
sudah (dosis/konsentrasi,
dilakukan jenis, frekwensi,
sesuai waktu, cara)
rekomendasi? berdasarkan
rekomendasi para
ahli; literatur,
produsen
V. PERLINDUNGAN
TANAMAN
A. Prinsip
Perlindungan
Tanaman
A.1 Apakah SA Pengendalian OPT
pengendalian dilakukan sesuai
OPT sesuai dengan prinsip
prinsip PHT? PHT. Pengendalian
OPT dilakukan
melalui berbagai
cara seperti kultur
teknis, fisik,
mekanik dan
biologi; adanya
bukti catatan
dilakukan
pengamatan tingkat
serangan, jenis OPT
dan musuh alami.
Penggunaan
pestisida sintetik
merupakan
alternatif terakhir
dengan
pertimbangan nilai
ekonomis
A.2 Apakah SA Penggunaan
penggunaan pestisida sesuai
pestisida sesuai dengan instruksi
dengan anjuran yang tertera pada
rekomendasi label atau
dan aturan mendapat
pakai? bimbingan dari
penyuluh/petugas
lapang
B. Kompetensi
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 38
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
Apakah petani/ W Petani/pekerja
pekerja dapat yang melakukan
menunjukkan aplikasi pestisida
pengetahuan memiliki
dan pengetahuan dan
keterampilan keterampilan atau
mengaplikasika surat
n pestisida? keterangan/sertifik
at yang dapat
menjelaskan atau
mendemonstrasika
n cara penggunaan
pestisida yang baik
dan benar
C. Pestisida
C.1 Apakah SA Pestisida yang
pestisida yang digunakan terdaftar
digunakan dan diizinkan oleh
terdaftar dan Menteri Pertanian,
diijinkan? bila untuk tujuan
ekspor disesuaikan
dengan peraturan
negara tujuan
C.2 Apakah SA Pestisida yang
pestisida yang digunakan belum
digunakan kadaluarsa (tanggal
belum penggunaannya
kadaluarsa? masih berlaku)
D. Penyimpanan
Pestisida
D.1 Apakah SA Pestisida disimpan
pestisida ditempat yang
disimpan di kokoh
lokasi yang
layak?
D.2 Apakah SA Pestisida disimpan
pestisida pada tempat
disimpan di dengan sirkulasi
ruang yang udara yang baik
berventilasi untuk menghindari
baik? terjadinya
akumulasi gas
berbahaya
www.djpp.kemenkumham.go.id
39 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
tempat aman jangkauan anak-
dan terpisah anak serta terkunci
dari produk? dan terpisah dari
produk pertanian
agar tidak terjadi
kontaminasi
D.4 Apakah SA Pestisida disimpan
pestisida pada tempat
disimpan di dengan
ruang yang pencahayaan yang
memiliki baik untuk
pencahayaan memastikan agar
yang baik? label dapat dibaca
dengan jelas
D.5 Apakah SA Pestisida disimpan
pestisida dalam kemasan
disimpan aslinya dengan
dalam label yang jelas dan
kemasan sesuai dengan
aslinya? petunjuk yang ada.
Jika terjadi
kerusakan pada
kemasan, maka
pestisida harus
dipindahkan ke
kemasan lain, dan
kemasan yang baru
tersebut harus
diberi label yang
jelas sesuai dengan
merknya, dosis dan
waktu kadaluarsa
D.6 Apakah SA Pestisida berbentuk
pestisida cair cair diletakkan
diletakkan terpisah dari
terpisah dari pestisida berbentuk
pestisida bubuk. Pestisisida
bubuk? cair diletakkan
paling bawah dan
diberi alas yang
dapat menampung
tumpahan
D.7 Apakah SA Tempat
tempat penyimpanan
penyimpanan pestisida mampu
pestisida menahan
mampu tumpahan dengan
menahan cara bagian
tumpahan?
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 40
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
dasar/lantai diberi
alas yang kedap
air.
Tempat
penyimpanan
pestisida dilengkapi
dengan alas yang
dapat menampung
cairan yang lebih
besar dari kemasan
terbesar yang
disimpan untuk
menjamin tidak
terjadinya
kontaminasi di luar
tempat
penyimpanan. Alas
terbuat dari beton,
metal atau plastik
yg kedap
D.8 Apakah SA Terdapat
terdapat pedoman/tatacara
pedoman/tata penanggulangan
cara kecelakaan akibat
penanggulang keracunan
an kecelakaan pestisida yang
akibat terletak pada lokasi
keracunan yang mudah dibaca
pestisida yang dan dilihat (seperti
terletak pada stiker, tulisan
lokasi yang dipapan, poster, dll)
mudah
dilihat?
D.9 Apakah SA Pada tempat
terdapat penyimpanan
fasilitas untuk pestisida terdapat
mengatasi fasilitas untuk
keadaan mengatasi keadaan
darurat? darurat seperti
ember, selang,
sumber air, P3K
D.10 Apakah tanda- SA Pestisida
tanda merupakan materi
peringatan yang memiliki
potensi potensi yang
bahaya menimbulkan
pestisida bahaya, oleh
diletakkan karena itu
pada tempat diperlukan tanda-
www.djpp.kemenkumham.go.id
41 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
strategis? tanda
peringatan/tanda
diletakkan pada
tempat strategis
dan jelas (dilarang
merokok, dilarang
makan minum, dll)
E. Penanganan Wadah
Pestisida
E.1 Apakah wadah SA Wadah bekas
bekas pestisida pestisida dibuang
ditangani agar ke tempat
tidak pembuangan yang
mencemari tidak
lingkungan? membahayakan
manusia dan
mencemari
lingkungan, antara
lain merusak,
membuang dan
mengubur wadah
bekas pestisida
yang aman untuk
manusia maupun
lingkungan
E.2 Apakah wadah SA Wadah bekas
bekas pestisida pestisida dirusak
tidak dengan cara
digunakan disobek untuk
untuk bahan
keperluan lain? kertas/plastik atau
dilubangi untuk
bahan dari kaleng
agar wadah bekas
pestisida tersebut
tidak digunakan
untuk keperluan
lain
E.3 Apakah SA Pemakaian
kelebihan pestisida harus
pestisida dalam direncanakan
tabung dengan baik
penyemprotan sehingga tidak ada
digunakan kelebihan pestisida.
untuk Apabila ada
pengendalian kelebihan pestisida
ditempat lain? digunakan untuk
menyemprot
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 42
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
tanaman ditempat
lain sampai habis
F. Peralatan
F.1 Apakah SA Peralatan aplikasi
peralatan pestisida dirawat
aplikasi secara teratur, agar
pestisida selalu berfungsi
dirawat secara dengan baik,
teratur agar dicatat tanggal
selalu berfungsi perawatan
dengan baik termasuk
perbaikan-
perbaikan
penggantian
pelumas, suku
cadang dan
dilakukan
pemeriksaan
terhadap cara
kerjanya minimal
sekali dalam
setahun serta
dilakukan oleh
orang yang
berkompeten
F.2 Apakah SA Peralatan aplikasi
peralatan pestisida
aplikasi dikalibrasi secara
pestisida berkala oleh
dikalibrasi petugas yang
secara berkala kompeten untuk
untuk menjaga menjaga
keakurasiannya keakurasiannya
F.3 Apakah tersedia SA Tersedia fasilitas
peralatan yang untuk menakar
memadai untuk dan mencampur
menakar dan pestisida berupa
mencampur gelas ukur, ember,
pestisda alat pengaduk
untuk mencampur
pestisida yang
selalu dalam
keadaan baik dan
bersih
F.4 Apakah tersedia A Tersedia panduan
panduan yang jelas tentang
penggunaan penggunaan
peralatan dan peralatan dan
www.djpp.kemenkumham.go.id
43 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
aplikasi aplikasi pestisida.
pestisida Untuk menjamin
proses
pencampuran
pestisida,
menggunakan
prosedur yang
benar sesuai
instruksi pada label
VI. PENGAIRAN
1 Apakah SA Setiap budidaya
ketersediaan air tanaman didukung
sesuai dengan dengan
kebutuhan ketersediaan air
tanaman? sesuai kebutuhan
dan
peruntukkannya
(waktu pemberian
air, fase
pertumbuhan
tanaman,
musim/iklim) dan
diberikan secara
efektif dan efisien
dengan
mempertimbangka
n pengaruhnya
terhadap
lingkungan
2 Apakah air yang SA Tidak
digunakan menggunakan air
untuk irigasi limbah bahan
tidak berbahaya beracun
mengandung (B3).
limbah bahan Penggunaan air
berbahaya dan limbah bahan
beracun (B3)? berbahaya beracun
(B3) untuk irigasi
sangat berbahaya
karena dapat
memberikan
dampak yang
negatif untuk
pertumbuhan
tanaman serta
keamanan produk
yang dihasilkan
3 Apakah A Terdapat fasilitas
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 44
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
terdapat pengelolaan air
fasilitas limbah yang dapat
pengelolaan air mengolah limbah.
limbah? Air yang sudah
diolah tersebut
harus sesuai
dengan baku mutu
untuk irigasi
www.djpp.kemenkumham.go.id
45 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
pemupukan, jenis, dosis pupuk,
pemberian air, waktu dan
perlindungan frekwensi
tanaman pemupukan, bahan
(penggunaan aktif pestisida, cara
pestisida), aplikasi, dosis,
panen, pasca waktu pengairan,
panen, dll?
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 46
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
3. Penggunaan Pupuk
A. Kebutuhan nutrisi
A.1 Apakah A Tersedia hasil
tanaman dan analisa tanah yang
tanah diberikan dibuat sebelum
pupuk untuk merencanakan
meminimilkan tanam dan program
kekurangan pemupukan (waktu,
nutrisi? frekwensi, jumlah)
untuk
meminimalkan
kekurangan nutrisi
A.2 Apakah aplikasi A Perhitungan dibuat
pemupukan berdasar kan
berdasarkan kebutuhan setiap
perhitungan tanaman mulai
kebutuhan tanam hingga panen
tanaman akan secara kontinue
nutrisi?
4. Panen
A. Kebersihan
A.1 Apakah pekerja SA Di kebun tersedia
mendapatkan fasilitas toilet dan
fasilitas toilet tempat mencuci
dan pencuci tangan yang bersih
tangan setelah
bekerja?
A.2 Apakah wadah SA Wadah panen yang
panen yang akan digunakan
akan digunakan dalam keadaan
dalam keadaan baik,bersih&bebas
baik, bersih dan dari kontaminan
tidak (pestisida,
terkontaminasi kotoran&cemaran
lainnya). Wadah
panen berasal dari
bahan yang tidak
dapat
mengkontaminasi
produk
5. Perlakuan Pasca Panen
A. Kualitas air untuk
pasca panen
Apakah SA Pencucian
pencucian hasil menggunakan air
panen bersih (tidak
menggunakan berwarna, tidak
air bersih? berbau, tidak
terkontaminasi).
www.djpp.kemenkumham.go.id
47 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
Pembersihan
dilakukan dengan
hati-hati agar tidak
rusak dengan
menggunakan air
bersih yang mengalir
atau tidak mengalir
yang diganti secara
berkala
B. Penggunaan bahan
kimia
B.1 Apakah bahan SA Penggunaan bahan
kimia yang kimia, pulsing dan
digunakan holding harus tidak
dalam proses berbahaya bagi
pasca panen kesehatan pekerja
terdaftar dan dan
diijinkan? konsumen
B.2 Apakah A Penggunaan bahan
perlakuan kimia untuk
pasca panen perlakuan pasca
merupakan panen hanya
alternatif untuk dilakukan jika tidak
menjaga ada alternatif lain
kualitas
produk?
B.3 Apakah ada SA Tersedia dokumen
petunjuk yang jelas dan
penggunaan? memadai tentang
penggunaan
perlakuan pasca
panen, seperti:
catatan perlakuan
perlindungan pasca
panen produk,
pengemasan, tanggal
pengiriman dan
perlakuan produk
yang ditunjukkan
dengan label
instruksi produk,
pengemasan, tanggal
C. Pengemasan
C.1 Apakah A Pengemasan atau
pengemasan pengepakan dapat
atau melindungi produk
pengepakan dari kerusakan
yang dilakukan karena proses
bisa melindungi penanganan dan
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 48
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
produk dari distribusi. Bahan
kerusakan dan kemasan
kontaminan? disesuaikan dengan
sifat produk agar
tidak mengakibatkan
kerusakan atau
pencemaran oleh
bahan kemasan
C.2 Apakah tempat SA Lokasi/area
pengemasan pengemasan produk
bersih, bebas berada pada tempat
dari hama dan yang bersih, bebas
kontaminasi? kontaminasi dan
terlindung dari
panas dan hujan
serta hama
pengganggu lainnya
C.3 Apakah W Kemasan diberi label
kemasan diberi yang menjelaskan
label yang identitas produk
menjelaskan (meliputi jenis
identitas komoditas, varietas,
produk? asal
kebun/petani/produ
sen, tanggal panen,
tanggal pengepakan,
kelas mutu)
D. Penyimpanan
Apakah ruang SA Produk segar yang
penyimpanan dikemas, disimpan
mampu pada ruangan yang
melindungi sesuai dengan
produk dari karakteristik produk
kerusakan dan sebelum
kontaminan? didistribusikan.
Ruang penyimpanan
produk bebas dari
hewan dan serangga.
Sirkulasi udara pada
ruang penyimpanan
harus baik yang
suhu dan
kelembaban nya
disesuaikan dengan
kondisi penyimpanan
yang baik bagi
komoditas yang
disimpan.
Ruang penyimpanan
harus dibersihkan
www.djpp.kemenkumham.go.id
49 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
secara periodik
(sebelum dan
sesudah produk
dimasukkan ke
dalam ruang
penyimpanan)
E. Kompetensi
Apakah pelaku SA Pekerja/pelaku
usaha mampu usaha yang
menunjukkan mengaplikasikan
pengetahuan bahan kimia untuk
dan proses pascapanen
keterampilan telah terampil dan
mengaplikasika terlatih; memiliki
n bahan kimia? sertifikat atau dapat
menjelaskan/
mendemonstrasikan
cara
mengaplikasikan
yang benar
F. Tempat
Pengemasan
Apakah SA Produk yang telah
tempat/areal dikemas disimpan
pengemasan pada tempat yang
terpisah dari terpisah dari tempat
tempat pupuk dan pestisida
penyimpanan agar produk tidak
pupuk dan tercemar dan aman
pestisida? bagi konsumen
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 50
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
dapat digunakan
kembali; yang bisa
ditunjukkan dengan
dokumen pencatatan
perawatan berkala
V. PENGADUAN
1 Apakah tersedia SA Tersedia catatan
catatan tentang tentang
keluhan/ketida keluhan/ketidakpua
kpuasan san konsumen
konsumen? terhadap produk
yang dihasilkan
2 Apakah tersedia SA Adanya respon
catatan sebagai tindak lanjut
mengenai dari keluhan/
langkah koreksi ketidakpuasan
dari keluhan konsumen dan
konsumen? masyarakat terkait
dengan langkah
koreksi
3 Apakah SA Terdapat dokumen
terdapat tindaklanjut dari
dokumen pengaduan
tindaklanjut
dari
pengaduan?
VI. PENCATATAN
1 Apakah tersedia SA Sistem pencatatan
sistem dan
pencatatan pendokumentasian
yang mudah yang dapat ditelusuri
ditelusuri? ke belakang dari
semua aktifitas
mulai dari konsumen
ke proses produksi
dan selalu
diperbaharui
2 Apakah seluruh SA Catatan dan
catatan dan dokumentasi selalu
dokumentasi diperbaharui untuk
www.djpp.kemenkumham.go.id
51 2013, No.686
Kriteria A SA W
No Kegiatan Indikator Ket
Y T Y T Y T
selalu mengetahui semua
diperbaharui? aktifitas yang sudah
dilakukan
VII. EVALUASI INTERNAL
1 Apakah tersedia A Tersedia bukti bahwa
bukti bahwa evaluasi internal
evaluasi dilakukan dengan
internal interval waktu dan
dilakukan berkelanjutan
secara periodik?
2 Apakah tersedia A Tindakan
catatan perbaikan/koreksi
tindakan dilaksanakan sesuai
perbaikan hasil evaluasi dan
sesuai hasil didokumentasi kan
evaluasi?
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 52
Format-4
Diberikan kepada :
GAP.01 - .......
Ditetapkan oleh :
Dinas Pertanian : ……………….…
Tanggal : ………………….
www.djpp.kemenkumham.go.id
53 2013, No.686
Format-5
Pemahaman dan
Penerapan GAP, SOP,
PHT dan Pencatatan oleh
Pelaku Usaha
Pengajuan Permohonan
Registrasi Lahan Usaha
Tindakan Pencukupan
Dokumen Verifikasi Kecukupan
Dokumen
Penetapan
Hasil Verifikasi
Tidak Cukup Kecukupan
Dokumen
Cukup
Penilaian Lapangan
Lulus dengan
Catatan Lulus
Penerbitan dan
Penyerahan Nomor
Registrasi dan Surat
Keterangan Lahan Usaha
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 54
www.djpp.kemenkumham.go.id
55 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 56
www.djpp.kemenkumham.go.id
57 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 58
www.djpp.kemenkumham.go.id
59 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 60
www.djpp.kemenkumham.go.id
61 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 62
www.djpp.kemenkumham.go.id
63 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 64
NOMOR : 511/Kpts/PD.310/9/2006
TANGGAL : 12 September 2006
www.djpp.kemenkumham.go.id
65 2013, No.686
II Komoditas Sayuran
1 Andewi (Chicorium endiva)
2 Asparagus (Asparagus officinalis)
3 Bligo (Benincasa hispida)
4 Bawsang Bakung (Allium ampeloprasum Var. parrum)
5 Bawang Bombay (Allium cepa)
6 Bawang Daun (Allium fistulosum)
7 Bawang Kucai (Allium schoenoprasum)
8 Bawang Merah (Allium Cepa var. ascolonicum)
9 Bawang Prei (Allium porrum)
10 Bawang Putih (Allium sativum L)
11 Bayam (Amaranthus sp)
12 Bit (Beta vulgaris)
13 Blimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
14 Brokoli (Brassica oleraceae cv italica)
15 Bustru (Luffa cylindrica)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 66
www.djpp.kemenkumham.go.id
67 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 68
www.djpp.kemenkumham.go.id
69 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.686 70
www.djpp.kemenkumham.go.id
71 2013, No.686
www.djpp.kemenkumham.go.id