Anda di halaman 1dari 21

DAMPAK MENTORING PADA

KEBERHASILAN START-UP BUSINESS:


STUDI KASUS PADA START-UP BUSINESS DI INDONESIA

Christina Yanita Setyawati


Universitas Ciputra, Surabaya

Email: csetyawati@ciputra.ac.id
ABSTRAK
Kewirausahaan adalah satu bidang ilmu yang sangat berkembang dewasa ini, begitupun di dunia
pendidikan Indonesia. Pengajaran kewirausahaan di tingkat univeritas terutama di beberapa
universitas di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, membawa dampak positif yaitu
munculnya 74,03% start-up business yang bertahan dan berkembang pada tahun 2014. Berdasarkan
hasil pengamatan, start-up-business tersebut didampingi mentor. Mentoring merupakan suatu
proses membentuk dan mempertahankan hubungan yang berkembang yang berlangsung secara
intensif antara senior dengan yunior. Fungsi mentoring yaitu fungsi karir dan fungsi psikososial.
Hal yang menarik untuk diteliti adalah mengenai hubungan peran mentoring dan keberhasilan start-
up-business. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
metode random sampling sehingga diperoleh 100 sampel. Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah questionnaire. Metodologi yang digunakan untuk menganalisis adalah
deskriptif kuantitatif yaitu dengan metode regresi sederhana dan pengujian hipotesa. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa mentoring berpengaruh terhadap keberhasilan start-up-business
mahasiswa pada beberapa universitas di Surabaya, Indonesia sebesar 21,2% sedangkan 78,8%-nya
dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata Kunci: Wirausaha, Kewirausahaan, Start-up-business, Pendampingan.

ABSTRACT
Entrepreneurship is a highly developed science today, as well as in the world of education in
Indonesia. Teaching entrepreneurship at the University level, especially at some universities in
Surabaya, the second city of Indoensia, show positive impact that there were 74.03% of start-up
businesses survived and thrived in 2014. Based on the previous observation, some business start-
up are accompanied by a mentor. Mentoring is a process of forming and maintaining lasting
relationships that develop intensively among seniors with juniors. Mentoring function is the
function of career and psychosocial functions. The main purpose of this research is to study the
relationship between mentoring role and success of start-up business. This study is a quantitative
descriptive research using random sampling method to obtain 100 samples. The tools used to
collect data was questionnaire. The methodologies used to analyze the quantitative description is
using simple regression method and also to test the hypothesis. The results of this study indicate
that mentoring influence on the success of start-up-business that was owned by university students
in Surabaya, Indonesia by 21,2%. and 78,8% is influenced by other variables.

Keywords: Entrepreneur, Entrepreneurship, Start-up-business, Mentoring.

290 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


1. Pendahuluan 2012).
Definisi wirausaha, menurut Prof. Dr. Edy Suandi Hamin, M.Ec.
Hamdani (2012) merupakan seseorang dalam Hamdani (2012) menekankan
yang mendirikan perusahaan miliknya bahwa sedikitnya jumlah wirausaha di
sendiri, kemudian mengelolanya, Indonesia hanya 0,24% dari total jumlah
mengembangkan, serta membuatnya penduduk Indonesia. Hal ini apabila
menjadi suatu lembaga. Hamdani (2012) dibandingkan dengan negara-negara di
menjelaskan bahwa setiap orang berhak benua Asia, yaitu Singapura, Cina, dan
untuk menjadi wirausaha asalkan memiliki Jepang terlihat sangat kecil. Hal ini
kemauan serta berkesempatan untuk merupakan salah satu latar belakang
belajar dan berusaha. Hal ini didukung kewirausahaan menjadi bagian dalam
pula oleh Pemerintah Indonesia yang telah kurikulum institusi pendidikan di
menetapkan Instruksi Presiden Nomor 4 Indonesia untuk meningkatkan
tahun 1995 pada tanggal 30 Juni 1995 pertumbuhan jumlah wirausaha di
dengan tujuan menumbuhkan semangat Indonesia. Beberapa universitas di kota
masyarakat dalam mengembangkan terbesar kedua di Indonesia, Surabaya,
program kewirausahaan sehingga menerapkannya dengan menyusun
diharapkan dapat melahirkan wirausaha kurikulum yang difokuskan pada
baru di Indonesia sehingga dapat pengembangan pendidikan kewirausahaan
membuka lapangan kerja baru (Uman, karena hal ini diharapkan dapat
2011). Menjadi wirausaha merupakan menciptakan wirausaha melalui dunia
suatu keputusan bagi setiap orang yang pendidikan sehingga dapat meningkatkan
didorong oleh beberapa kondisi, antara harkat kehidupan masyarakat Indonesia
lain kondisi latar belakang keluarga yang menjadi lebih baik. Berdasarkan
memiliki tradisi dalam bidang usaha pengamatan sebelum penelitian ini
(confidence modalities), kondisi tekanan dilakukan, beberapa universitas di
yang mengharuskan dirinya menjadi Surabaya telah menerapkan pendidikan
wirausaha karena tidak ada pilihan lain kewirausahaan pada setiap mahasiswa
(tension modalities), serta kondisi dimana baru walaupun berasal dari berbagai latar
seseorang memiliki satu keinginan kuat belakang keluarga. Para mahasiswa
untuk mempersiapkan dirinya menjadi tersebut didorong untuk memahami
wirausaha (emotion modalities) (Hamdani, konsep kewirausahaan dan diminta untuk

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 291


mempraktekkannya secara langsung pengembangan diri yuniornya berupa
dengan mengaplikasikan konsep tersebut berbagi pengalaman, nasihat, serta
ke dalam start-up business yang dirintis bimbingan.
sejak semester awal perkuliahan. Definisi mentoring, menurut
Penerapan konsep kewirausahaan oleh Kreitner dan Kinicki (2005), merupakan
para mahasiswa tersebut didampingi oleh proses pembentukan serta pemeliharaan
proses mentoing dengan mentor yang telah hubungan antara pihak mentor dan yunior.
berpengalaman dalam berbisnis. Para Penelitian Abiddin (2006) menjelaskan
mentor tersebut memiliki keahlian tertentu bahwa peran utama mentor adalah
sehingga dapat memberi masukan dalam menyediakan sumber daya dan peluang
berjalannya start-up bisnis. untuk pengembangan, membantu peserta
Sullivan (2000) menjelaskan didik untuk menetapkan tujuan yang tinggi
bahwa mentor yang tepat dapat membantu tetapi dapat dicapai, membuat rencana
wirausaha baru ke tahap perkembangan yang realistis, memantau kemajuan,
yang lebih baik. Mentor diperlukan karena memberikan umpan balik, memberikan
bisnis bersifat dinamis sehingga kehadiran teladan, menyampaikan keterampilan,
mentor diperlukan untuk melakukan membantu dalam memecahkan masalah,
analisis kelayakan bisnis yang akan di- serta memberikan dukungan pribadi dan
start-up serta membuat komitmen dalam motivasi dimana hubungan antara mentor
menjaga kedisplinan dan semangat dalam dan peserta didiknya adalah hubungan
berwirausaha, dan menambah yang menguntungkan. Hunt dan Michael
pengetahuan yang berhubungan dengan (1983) dalam Wirjono (2011) menjelaskan
perkembangan dunia bisnis. Mentor bahwa keuntungan yang diperoleh dari
menurut Clutterbuck (1991) dalam proses mentoring adalah mengembangkan
Sullivan (2000) memiliki peran penting nilai dan norma organisasi serta
yakni sebagai pelatih, koordinator, memfasilitasi pengembangan bakat
pendukung, pemantau, dan penyelenggara, manajerial secara profesional serta
sedangkan karakteristik mentor dimiliki mendidik yang kurang berpengalaman.
oleh seseorang atau satu bagian dari Mentoring merupakan bagian dari
organisasi dengan peringkat yang lebih pengembangan budaya prestasi kerja yang
tinggi dalam pengetahuan dan pengalaman disebabkan oleh tiga alasan, yaitu
selanjutnya memberi dukungan pada membentuk rasa kesatuan dalam

292 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


organisasi, meningkatkan rasa Gambar 1. Hasil Observasi Awal

keanggotaan, serta meningkatkan Start-Up-Business Mahasiswa di


Kota Surabaya
hubungan antarpribadi dalam organisasi Berhasil &
25.97% Berkembang
tersebut (Cahyono, 2005). Gagal

Sullivan (2000) menunjukkan 74.03%

bahwa mentoring merupakan sarana


penunjang bagi wirausaha muda yaitu Hal ini menjadi menarik ketika
dengan menyediakan mentor dan 74,03% dari 77 start-up bisnis yang
membantu dalam mengatasi masalah, dibangun oleh mahasiswa-mahasiswa
memberikan wawasan yang berguna yang menempuh mata kuliah
dalam menjalankan start-up-business kewirausahaan dan mendapatkan
dengan belajar dari pengalaman mentor mentoring di beberapa universitas di
sebelumnya. Selanjutnya, Sullivan (2000) Surabaya yang selanjutnya diobservasi
menekankan bahwa mentoring membantu sebelum penelitian ini dilakukan (Gambar
tercapainya keberhasilan bisnis start-up 1), dapat berhasil dan mengembangkan
yang ditunjukkan dalam penentuan alat bisnisnya. Oleh karena itu, penelitian ini
untuk mengatasi masalah serta dilakukan untuk mengetahui seberapa
kemampuan belajar dari insiden kritis besar dampak mentoring terhadap
selama fase awal pembangunan bisnis. keberhasilan start-up-business yang
Menurut Grifin dan Ebert (1997), dalam didirikan para mahasiswa tersebut
Astuti (2005), enam puluh persen dari sehingga rumusan masalah dalam
start-up-business hanya dapat bertahan penelitian ini adalah apakah fungsi
kurang dari enam tahun. Selanjutnya, mentoring berpengaruh pada keberhasilan
Hasbullah, et.al. (2014) menunjukkan data start-up bisnis di Surabaya?
bahwa keberhasilan start-up bisnis di
Indonesia hanya 20% pada tahun pertama 2. Kajian Literatur
dan 10% pada tahun kedua, sehingga 2.1. Keberhasilan Bisnis
sangat penting untuk meningkatkan Menurut Porter (1991) dalam
keberhasilan start-up bisnis. Hamdani (2012), suatu bisnis dapat
mencapai keberhasilan bila tiga kondisi
terpenuhi, yaitu:

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 293


a. Tujuan perusahaan dan kebijakan seseorang yang dapat ditelusuri secara
fungsi-fungsi manajemen (seperti spesifik seperti kemampuan, upaya, dan
produksi dan pemasaran) harus kesulitan tugas (Wayan, 2000 dalam
secara kolektif memperlihatkan Cahyono, 2005). Oleh karena itu, kinerja
posisi kuat di pasar; sebagai hasil pola tindakan yang dilakukan
b. Tujuan dan kebijakan tersebut untuk mencapai tujuan sesuai dengan
ditumbuhkan berdasarkan standar prestasi, kualitatif maupun
kekuatan perusahaan serta kuantitatif, yang telah ditetapkan oleh
diperbaharui terus-menerus secara individu secara pribadi maupun oleh
berkesinambungan sesuai dengan perusahaan yang berkaitan dengan
perubahan peluang dan ancaman pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan,
dari lingkungan di luar perusahaan; termasuk di dalamnya berkaitan dengan
c. Perusahaan mampu memiliki dan aspek sosialisasi, pelatihan, motivasi dan
menggali kompetensi khusus minat-minat individu (Cahyono, 2005).
sebagai pendorong untuk Hamdani (2012) menjelaskan
menjalankan perusahaan, misalnya mengenai tolok ukur keberhasilan suatu
reputasi merek dan strategi biaya bisnis yang sukses, yaitu pada umumnya
rendah. difokuskan pada pelaku yang memiliki
Hasil dari pengembangan bisnis start-up kompetensi yaitu seseorang dengan ilmu
dapat diidentifikasi menjadi kinerja kerja pengetahuan, keterampilan, dan kualitas
atau prestasi kerja dimana selanjutnya individu yang meliputi sikap, motivasi,
prestasi kerja diartikan sebagai kesuksesan nilai, serta tingkah laku yang diperlukan
yang dicapai seseorang dalam untuk melaksanakan pekerjaan atau
melaksanakan suatu pekerjaan (Cahyono, kegiatan. Kompetensi menurut Hamdani
2005). Kesuksesan yang dimaksud (2012) didefinisikan sebagai kewenangan
tersebut ukurannya tidak dapat disamakan (kekuasaan) untuk menentukan
pada semua orang sebab lebih merupakan (memutuskan) sesuatu yang menunjuk
hasil yang dicapai oleh seseorang menurut pada kemampuan melaksanakan sesuatu
ukuran yang berlaku sesuai dengan yang diperoleh melalui pendidikan atau
pekerjaan yang ditekuninya sedangkan latihan, dimana seorang wirausaha
kinerja berkaitan erat dengan tujuan, diharapkan dapat mempelajarinya melalui
sebagai suatu hasil perilaku kerja dunia pendidikan seperti yang dewasa ini

294 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


ditawarkan oleh banyak institusi Proses mentoring menurut Kram
pendidikan di Indonesia. Pendidikan (1985) dalam Cahyono (2005) yang
kewirausahaan yang dilalui oleh para ditunjukkan pada gambar 2 adalah sebagai
wirausaha bukan hanya pada pemahaman berikut:
konsep dasar melainkan juga pada 1. Fungsi karir yang meliputi dukungan
sosialisasi konsep tersebut ke dalam yaitu secara aktif mencalonkan
kehidupan nyata. Menurut Messmer yunior untuk mendapatkan posisi
(1988) dalam Cahyono (2005), salah satu yang lebih baik; pengetahuan
cara membangun budaya organisasi adalah (exposure) dan pandangan
melalui program mentoring yang (visibility) yaitu menempatkan
diberikan kepada anggota organisasi yunior dalam posisi yang
dimana program mentoring adalah bagian menunjukkan adanya peluang
dari proses sosialisasi. (opportunity); pelatihan yaitu
menyediakan tipe praktis tentang
2.2. Mentoring bagaimana mencapai tujuan serta
Definisi mentoring menurut kamus memperoleh pengakuan;
ilmiah populer dalam Wirjono (2011) perlindungan yaitu melindungi
adalah penasihat (yang dipercayai), yunior dari situasi yang
pembimbing, penunjuk jalan, pengasuh. membahayakan; penugasan yaitu
Keuntungan yang diperoleh dari proses membantu yunior dalam
mentoring menurut Hunt dan Michael mengembangkan kompetensi
(1983) dalam Wirjono (2011) adalah untuk melalui penugasan dan umpan yang
mengembangkan nilai dan norma menguntungkan.
organisasi serta memfasilitasi 2. Fungsi psikososial yang meliputi
pengembangan bakat manajerial secara pembentukan peran dengan
profesional serta mendidik yang kurang memberikan yunior sebuah pola
berpengalaman. Definisi mentoring nilai dan perilaku untuk mampu
menurut Kreitner dan Kinicki (2005) menghadapi persaingan; penerimaan
adalah suatu proses membentuk dan dan konfirmasi yaitu dengan
mempertahankan hubungan yang memberikan dukungan serta
berlangsung intensif antara senior dan dorongan; konseling yakni
yunior. memberikan bantuan bagi yunior

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 295


jika menghadapi suatu bahwa mentoring merupakan suatu proses
permasalahan; persahabatan dengan rutin yang dilakukan oleh mahasiswa
adanya ikatan dalam interaksi sosial dengan mentornya untuk mendiskusikan
yang memuaskan. setiap hal yang dialami oleh mahasiswa
Gambar 2. Proses Mentoring dalam menjalankan start-up bisnisnya.

Proses Mentoring
Mentoring dapat membantu start-up
wirausaha dalam menghadapi

Fungsi Karir Fungsi Psikososial


permasalahan yang dialaminya. Sullivan
(2000) juga menyebutkan bahwa mentor
1. Dukungan 1. Membentuk bukan hanya menceritakan pengalaman
2. Pengetahuan Peran
3. Pelatihan 2. Penerimaan & pribadinya dalam merintis bisnis yang
4. Perlindungan Konfirmasi
5. Penugasan yang
Menantang
3. Konseling
4. Persahabatan
pernah dialaminya, tetapi juga mengambil
posisi penting dalam memaknai setiap
pengalaman tersebut sehingga dapat
menjadi cerminan bagi wirausaha muda
Sumber: Kram (1985) dalam Cahyono (2005) yang mendirikan dan menjalankan start-
up business-nya. Hal ini menunjukkan
Peran mentor menurut Clutterbuck fungsi penting seorang mentor dalam
(1991) dalam Sullivan (2000) dapat dunia pendidikan kewirausahaan, yaitu
dikategorikan ke dalam lima hal, yaitu mempengaruhi sikap dan tindakan seorang
pelatih, koordinator, pendukung, wirausaha untuk menciptakan dan
pemantau, dan penyelenggara. mewujudkan bisnisnya.
Karakteristik mentor menurut pendapat Dalam Sullivan (2000), Graham
Sullivan (2000) adalah seseorang atau satu dan O'Neill (1997) berpendapat bahwa
bagian dari organisasi dengan peringkat definisi mentoring adalah definisi terbaik
yang lebih tinggi dalam pengetahuan dan dan paling sesuai dengan proses mentoring
pengalaman untuk selanjutnya memberi kepada wirausaha muda dalam mendirikan
dukungan pada pengembangan diri start-up-business sehingga keterampilan
yuniornya yang dilakukan dengan potensial dapat dikembangkan dan
memberikan berbagi pengalaman, nasihat, hasilnya dapat diukur dari segi kompetensi
serta bimbingan. yang diperoleh yaitu melalui:
Sullivan (2000) menjelaskan

296 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


a. Kegiatan melatih untuk 2.3. Penelitian Terdahulu
menciptakan suatu hubungan yang Penelitian yang dilakukan oleh
dilindungi di mana belajar dan Cahyono (2005) bertujuan untuk
eksperimen dapat terjadi; mengetahui pengaruh mentoring terhadap
b. Contoh peran ketika mentor kepuasan kerja, konflik peran dan
memberikan wawasan baru dalam prestasi/keberhasilan kerja serta niatan
menjalankan usaha kecil dan untuk pindah yang difokuskan pada
menceritakan pengalaman mentor lingkungan kantor akuntan publik (KAP).
sebelumnya; Jumlah responden yang dilibatkan dalam
c. Dukungan sosial yakni dengan penelitian ini adalah 110 responden dan
menyediakan bantuan dalam dianalisis dengan menggunakan Structure
mengatasi masalah. Equation Modelling (SEM). Hasil
Menurut Cahyono (2005), mentoring penelitian ini menunjukkan bahwa
diklasifikasikan menjadi mentoring formal mentoring formal dan informal yang
dan mentoring informal. Definisi dari dilakukan di lingkungan KAP
mentoring formal adalah suatu berpengaruh positif terhadap
pementoran formal yang dilakukan dua prestasi/keberhasilan kerja dan kepuasan
orang atau lebih yang dan terstruktur dan kerja auditor independen. Pengaruh
dikelola secara organisasi, sedangkan prestasi kerja terhadap niatan untuk pindah
mentoring informal adalah pementoran adalah negatif tidak signifikan. Pengaruh
yang dibangun secara spontan dan sangsi mentoring terhadap konflik peran belum
organisasi yang diberikan juga secara tidak dapat didukung. Hasil dari penelitian ini
formal (Cahyono, 2005). Bagi suatu menunjukkan agar mentor dapat
organisasi, menjelaskan bahwa mentoring memberikan pengaruh positif pada yunior
merupakan bagian dari pengembangan yang dimentor karena mentor dianggap
budaya prestasi kerja yang disebabkan sebagai sumber penting untuk
oleh tiga alasan, yaitu membentuk rasa mendapatkan informasi mengenai proses
kesatuan berorganisasi, meningkatkan rasa organisasi, untuk menjalin hubungan
keanggotaan, serta meningkatkan dengan anggota penting organisasi,
hubungan antarpribadi dalam organisasi memberikan umpan balik penting pada
tersebut (Cahyono, 2005). masa penugasan yang sulit, dan tempat

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 297


belajar untuk mengatur kelompok kerja, dan pemantauan masalah profesional.
rekan kerja, dan atasan. Salah satu fungsi penting dari seorang
Penelitian yang dilakukan oleh mentor adalah menjadi panutan bagi
Sullivan (2000) difokuskan pada isu-isu peserta didik karena memiliki pengalaman
yang muncul pada proses belajar, dan kemampuan profesional. Dalam
pengembangan wirausaha, mentoring, dan rangka untuk bereaksi secara efektif,
kesesuaian antara mentor dengan seorang mentor harus: (1) memiliki tujuan
wirausaha yang dimentor. Hal yang dan rencana tertentu; (2) menjadi
penting dilakukan dalam penelitian ini komunikator yang baik; (3) memiliki
adalah mempelajari ketahanan dan pengetahuan dan keterampilan yang
pertumbuhan usaha kecil di tengah relevan; (4) dapat membangun hubungan
dinamika pasar yang disertai dengan yang baik dan profesional; dan (5)
ketidakpastian. Wirausaha yang dapat fleksibel dalam strategi pengawasan
bertahan memiliki pengetahuan, tergantung pada kebutuhan individu.
kemampuan, dan pengalaman dari proses Dalam menjaga hubungan yang baik,
mentoring yang dialaminya. Hal ini mentor dan peserta didik harus memiliki
menunjukkan adanya keterkaitan antara tujuan atau sasaran tertentu dimana
proses belajar, mentoring, dan hubungan tersebut akan difokuskan pada
kelangsungan bisnis yang baru berdiri oleh sesuatu hal dan kedua belah pihak harus
wirausaha muda. percaya, menghormati, berempati dan
Penelitian yang dilakukan oleh jujur satu sama lain. Sebuah hubungan
Abiddin (2006) menunjukkan bahwa yang baik dapat membuat kedua belah
mentor berperan untuk membantu peserta pihak nyaman dengan pertemuan secara
didik untuk mencapai tujuannya yakni teratur dan berbagi ide atau pengetahuan
dengan bertindak sebagai konselor, dengan maksud untuk perkembangan
fasilitator, penasihat, dan panduan. peserta didik. Mentor dan peserta didik
Konseling adalah fungsi penting karena harus memiliki pertemuan rutin yang dapat
dapat menyebabkan peningkatan dilakukan secara tatap muka.
hubungan antara mentor dan peserta didik
yang diwujudkan dalam pemberian 2.4. Hipotesa Penelitian
dukungan, umpan balik, nasihat, Pemaparan teoritis dan hasil
konsultasi, pengajaran, evaluasi, motivasi, penelitian yang dilakukan oleh

298 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


Abiddin(2006), Cahyono (2005), dan business akan meningkatkan keberhasilan
Sullivan (2000) menjadi dasar dalam bisnis. H1: Mentoring berpengaruh positif
membuat satu dugaan sementara yaitu pada keberhasilan start-up-business di
bahwa proses mentoring pada start-up- Kota Surabaya.
Gambar 4. Model Penelitian

KEBERHASILAN
MENTORING START-UP-BUSINESS
(X) (Y)

3. Metode Penelitian analisis statistik. Metode pengumpulan


3.1. Model Penelitian data yang dilakukan dalam penelitian ini
Penelitian ini dilakukan untuk dengan menggunakan alat bantu
mengetahui pengaruh mentoring terhadap kuesioner. Kuesioner adalah pertanyaan
keberhasilan start-up-business yang terstruktur yang diisi sendiri oleh
dikelola oleh mahasiswa di beberapa responden atau diisi oleh pewawancara
universitas di Kota Surabaya. Kerangka yang membacakan pertanyaan dan
model penelitian ditunjukkan pada gambar kemudian mencatat jawaban yang
3 yang menggambarkan pengaruh diberikan (Sulistyo, 2006). Jenis
mentoring terhadap keberhasilan start-up- kuesioner yang digunakan adalah
business, dimana mentoring berpengaruh kuesioner tertutup dimana responden
positif pada keberhasilan start-up- diminta untuk menjawab pertanyaan dan
business. menjawab dengan memilih dari
sejumlah alternatif.
3.2. Metode Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah
Penelitian ini merupakan
seluruh mahasiswa di Kota Surabaya
penelitian deskriptif kuantitatif dimana
pemilik start-up-business yang dibangun
Sulistyo (2006) menjelaskan bahwa
dan dikelola selama mengikuti mata kuliah
penelitian deskriptif dapat dilakukan
kewirausahaan. Jumlah populasi dalam
secara kuantitatif agar dapat dilakukan
penelitian ini adalah sebanyak 1.873 orang

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 299


pemilik start-up-business. Penentuan penelitian terdiri dari 15 item pertanyaan
sampel dilakukan dengan menggunakan dengan skala likert lima poin berkisar dari
random sampling dimana setiap elemen “sangat tidak setuju” hingga “sangat
populasi memiliki kesempatan yang sama setuju”. Pertanyaan dibangun berdasarkan
untuk dipilih menjadi sampel (Kuncoro, pada pendapat Graham dan O'Neill (1997)
2013). Selanjutnya, untuk menentukan dalam Sullivan (2000) yaitu bahwa
jumlah sampel, penelitian ini mengacu definisi mentoring menurut Collin (1979)
pada pendapat Roscoe (1975) dalam adalah definisi terbaik dan paling sesuai
Sekaran (2003) yang menjelaskan bahwa dengan proses mentoring kepada
rules of thumb dalam penentuan jumlah wirausaha muda dalam mendirikan start-
sampel harus lebih besar dari 30 dan up-business sehingga keterampilan
kurang dari 500 responden untuk dapat potensial dapat dikembangkan dan
digunakan pada berbagai jenis penelitian hasilnya dapat diukur dari segi kompetensi
selanjutnya jumlah sampel 10 kali atau yang diperoleh. Indikator dari mentoring
lebih dari jumlah variabel dalam penelitian pada penelitian ini, yaitu:
multivariate. Oleh karena itu, jumlah a. Kegiatan melatih untuk menciptakan
sampel dalam penelitian ini adalah 100 suatu hubungan yang dilindungi di
sampel yang dipilih secara random. mana belajar dan eksperimen dapat
terjadi, yang merupakan fungsi karir
3.3. Definisi Operasional Variabel
dalam proses mentoring (Kram,
Arikunto (2002) menjelaskan
1985 dalam Cahyono, 2005);
bahwa variabel penelitian merupakan
b. Contoh peran ketika mentor
objek penelitian atau apa yang menjadi
memberikan wawasan baru dalam
titik perhatian suatu penelitian. Variabel
menjalankan usaha kecil dan
dalam penelitian ini adalah sebagai
menceritakan pengalaman mentor
berikut:
sebelumnya, yang merupakan fungsi
psikososial dalam proses mentoring
1. Variabel Bebas (X) yaitu mentoring:
(Kram, 1985 dalam Cahyono, 2000);
Definisi mentoring adalah suatu
c. Dukungan sosial yakni dengan
proses membentuk dan mempertahankan
menyediakan bantuan dalam
hubungan yang berlangsung intensif
mengatasi masalah yang merupakan
antara senior dan yunior (Kreitner dan
fungsi psikososial dalam proses
Kinicki, 2005). Kuesioner dalam

300 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


mentoring (Kram, 1985 dalam prestasi, kualitatif mupun kuantitatif, yang
Cahyono, 2005). telah ditetapkan oleh individu secara
Item pertanyaan ini diambil dari skala pribadi maupun oleh perusahaan yang
yang digunakan dalam penelitian- berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas
penelitian terdahulu mengenai mentoring yang diberikan, termasuk di dalamnya
(Kram, 1985, 2001 dalam Cahyono, 2005) berkaitan dengan aspek sosialisasi,
dengan koefisien Alpha Cronbach pelatihan, motivasi dan minat-minat
berkisar 0,89-0,86. individu (Cahyono, 2005). Selanjutnya,
Hamdani (2012) menekankan bahwa tolok
2. Variabel Terikat (Y) yaitu keberhasilan
ukur keberhasilan suatu bisnis yang
start-up-business:
sukses, yaitu pada umumnya difokuskan
Pengembangan bisnis start-up dapat
pada pelaku yang memiliki kompetensi
diidentifikasi hasilnya menjadi suatu
yaitu seseorang dengan ilmu pengetahuan,
kinerja kerja atau yang disebut prestasi
keterampilan, dan kualitas individu yang
kerja dimana selanjutnya prestasi kerja
meliputi sikap, motivasi, nilai, serta
diartikan sebagai kesuksesan atau
tingkah laku yang diperlukan untuk
keberhasilan yang dicapai seseorang
melaksanakan pekerjaan atau kegiatan.
dalam melaksanakan suatu pekerjaan
Oleh karena itu, penelitian ini memiliki 6
(Cahyono, 2005). Ukuran kesuksesan atau
indikator yang membentuk variabel
keberhasilan yang dimaksud tidak dapat
keberhasilan start-up-business (Miller,
disamakan pada semua orang sebab lebih
1999 dalam Cahyono, 2005) yakni:
merupakan hasil yang dicapai oleh
a. Usaha yang dilakukan dalam
seseorang menurut ukuran yang berlaku
menjalankan bisnisnya;
sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya
b. Berhati-hati dalam menjalankan
sedangkan kinerja berkaitan erat dengan
bisnis;
tujuan, sebagai suatu hasil perilaku kerja
c. Kegiatan dokumentasi yang
seseorang yang dapat ditelusuri secara
dilakukan untuk kegiatan bisnis;
spesifik seperti kemampuan, upaya, dan
d. Kepedulian untuk mau bekerja
kesulitan tugas (Wayan, 2000 dalam
dengan baik;
Cahyono, 2005). Kinerja sebagai hasil
e. Peningkatkan produktivitas dalam
pola tindakan yang dilakukan untuk
berwirausaha;
mencapai tujuan sesuai dengan standar
f. Perubahan yang dilakukan.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 301


Pengukuran keberhasilan bisnis start-up 3.5. Teknik Analisis Data
pada penelitian ini sama dengan penelitian Data yang diperoleh dalam
sebelumnya yaitu menggunakan instrumen penelitian ini selanjutnya diolah dan
yang dikembangkan oleh Miller (1999) dianalisis. Metode analisis yang
dalam Cahyono (2005), untuk mengukur dipergunakan dalam penelitian ini
kinerja kerja para pemilik bisnis start-up adalah analisis deskriptif dengan
dengan mengaplikasikan skala likert lima metode regresi linier sederhana dengan
poin yang memiliki alpha cronbach model persamaan sebagai berikut:
sebesar 0,70. Y = a + bX
dimana:
3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Y= keberhasilan start-up-business
Validitas dan reliabilitas merupakan a = konstanta
dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh b =koefisien regresi
alat ukur yang digunakan dalam penelitian X= mentoring
ini (Kuncoro, 2013). Pengujian ini Selanjutnya, dilakukan pengujian
dilakukan dengan menggunakan software hipotesa untuk mengetahui hipotesa
SPSS untuk mengetahui bahwa uji yang tersebut akan diterima atau ditolak.
dilakukan benar-benar mengukur yang
seharusnya diukur dan konsisten.

4. Hasil dan Pembahasan


4.1. Karakteristik Umum Responden sebanyak 22 orang (22%) tidak
Jumlah responden yang digunakan menjalankan start-up bisnis yang dirintis
dalam penelitian ini sebanyak 100 orang di semester awal perkuliahan.
dengan memiliki karakteristik umum Responden dalam penelitian ini
sebagai berikut berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan sebanyak 49% menjalankan
dari total 100 responden, 50% di antaranya program mentoring secara formal, 6 orang
adalah laki-laki dan sisanya sebanyak 50% (6%) di antaranya menjalankan program
perempuan. Dari 100 responden yang mentoring secara informal, dan sisanya
diamati, 78 orang (78%) diantaranya sebanyak 45 orang (45%) di antaranya
menjalankan start-up bisnis yang dirintis menjalankan program mentoring secara
di semester awal perkuliahan dan sisanya formal dan informal. Sebanyak 100 orang

302 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


yang diamati, 42 orang (42%) di antaranya signifikansi (p-value) sebesar 0,000
menjalankan program mentoring kurang menunjukkan bahwa risiko kesalahan
dari 6 bulan dan sisanya sebanyak 58 orang pengambilan keputusan dalam
(58%) menjalankan program mentoring menyatakan bahwa terdapat pengaruh
lebih dari 6 bulan. mentoring (X) terhadap keberhasilan start-
up bisnis (Y) adalah sebesar 0,0%.
4.2 Hasil Analisis Data Koefisien regresi yang bernilai positif
Penelitian ini dilakukan untuk sebesar 0,132 menjelaskan bahwa apabila
mengetahui pengaruh dari mentoring (X) peningkatan mentoring (X) sebesar 1
terhadap keberhasilan start-up bisnis (Y). satuan, maka keberhasilan start-up bisnis
Metode yang digunakan regresi linier (Y) akan mengalami peningkatan sebesar
sederhana dengan taraf kesalahan maksimal 0,132 satuan.
(alpha) sebesar 5%. Variabel dependen pada Pengujian hipotesa dilakukan untuk
hasil uji regresi sederhana adalah mengetahui pengaruh variabel independen
keberhasilan start-up bisnis (Y) variabel (X) terhadap variabel dependen (Y).
independennya adalah mentoring (X). Pengujian ini dilakukan dengan digunakan
Model regresi berdasarkan hasil analisis di uji t. Hasil uji t untuk variabel mentoring
atas adalah : (X) pada tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
t hitung 5,133. Nilai itu lebih besar dari t
Y = 15,429 + 0,132 X
tabel 1.984 atau nilai signifikansi 0,000
Koefisien regresi mentoring (X) sebesar lebih kecil dari alpha 5% atau 0,050,
0,132 dengan nilai t hitung 5,133 (lebih sehingga pengujian hipotesis untuk H0
besar dari t tabel 1,984) atau nilai ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti
signifikansi 0,000 (lebih kecil dari alpha bahwa variabel mentoring (X)
5% atau 0,050) yang artinya bahwa mempengaruhi keberhasilan start-up
variabel mentoring (X) berpengaruh bisnis (Y) sehingga hipotesa penelitian
signifikan terhadap keberhasilan start-up diterima.
bisnis (Y) pada taraf kesalahan 5%. Nilai

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 303


Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients t Sig. t Keterangan
B Std. Error Beta
(Constant) 15.429 1.393 11.080 .000 Signifikan
Mentoring .132 .026 .460 5.133 .000 Signifikan
t table
1.984
(t5%,98)
R .460
R-square .212
F hitung 26.343
Sig. F .000
F table
3.938
(F5%,1,98)

4.3. Koefisien Determinasi jumlah variabel independen yang


Koefisien determinasi (R2) dimasukkan ke dalam model. Setiap
digunakan untuk mengukur seberapa jauh penambahan satu variabel independen,
kemampuan model dalam menerangkan maka R2 pasti meningkat tidak peduli
variasi variabel dependen (Y), sedangkan apakah variabel tersebut berpengaruh
sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar secara signifikan terhadap variabel
model. Menurut Ghozali (2006), dependen. Oleh karena itu, nilai R Square
kelemahan mendasar penggunaan dalam penelitian ini digunakan untuk
koefisien determinasi adalah bias terhadap mengevaluasi model regresi terbaik.

Tabel 2. Koefisien Determinasi


Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square
Square Estimate

d
1 .460a .212 .204 2.50593

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai R sisanya sebesar 78,8% dijelaskan oleh


Square sebesar 0,212 atau 21,2%. Hal ini variabel lain atau variabel independen di
berarti bahwa variabel keberhasilan start- luar persamaan regresi.
up bisnis (Y) dijelaskan sebesar 21,2%
oleh variabel mentoring (X), sedangkan

304 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


4.4 Pengujian Hipotesa Selanjutnya, para mentor juga berhasil
Pengujian hipotesa dilakukan membangun relasi yang baik dengan para
dengan menggunakan uji t dimana t hitung mahasiswa sehingga mampu memberikan
adalah 5,133 (lihat tabel 1) dan lebih besar dukungan sosial kepada para mahasiswa
dari t tabel 1,984 sehingga pengujian yang ada pada tahap start-up. Hal ini
hipotesa untuk H0 ditolak dan H1 diterima. sesuai dengan kajian teoritis yang
Hasil temuan ini, secara empiris, disampaikan oleh Kreitner dan Kinicki
menunjukkan bahwa mentoring (2005) bahwa mentoring merupakan
berpengaruh positif pada keberhasilan proses dimana senior membentuk dan
start-up bisnis (tabel 1). Hal ini mempertahankan hubungan yang sedang
membuktikan bahwa keberhasilan suatu dikembangkan dengan yuniornya.
bisnis yang berada pada tahap start-up Dalam memulai bisnis,
dipengaruhi oleh proses mentoring yang keberhasilan bisnis tersebut ditentukan
dilakukan oleh para mentor. oleh seberapa besar wirausaha memiliki
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
4.5 Pembahasan kualitas individu yang diperlukan untuk
Pada periode penelitian, para melaksanakan pekerjaan atau kegiatan.
mentor memberikan pengaruh yang positif Hamdani (2012) menyebutkan bahwa
bagi para mahasiswa yang terlibat dalam bisnis disebut berhasil jika orang-orang
kegiatan mentoring yang dilakukan pada yang mendirikan bisnis tersebut
saat mata kuliah kewirausahaan yaitu menunjukkan kemampuannya dalam
dengan memberikan waktu, perhatian menentukan sesuatu yang berdasar pada
khusus, saran, pelatihan untuk memulai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
bisnis, mengarahkan untuk fokus pada dimilikinya baik melalui proses
tujuan bisnis sehingga dapat memajukan pendidikan formal maupun informal. Hal
bisnis. Kegiatan mentoring yang dilakukan tersebut terbukti di dalam penelitian ini
oleh para mentor juga berpengaruh pada karena para mahasiswa yang mampu
mahasiswa pada tahap start-up bisnis membangun bisnisnya dalam tahap start-
karena para mentor memberikan contoh up telah melakukan usaha keras, berhati-
berperilaku dalam berbisnis, memotivasi, hati dalam menjalankan bisnisnya,
serta memiliki kemampuan untuk menambah produktivitasnya, melakukan
mengelola bisnis dengan baik. perubahan dalam hidup, serta berhasil

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 305


mendokumentasikan aktivitas bisnisnya yang dimentor untuk menciptakan sikap
dengan baik. dan perilaku yang baik dalam organisasi.
Temuan dalam penelitian ini juga Hasil penelitian ini juga mendukung
mendukung penelitian yang dilakukan penelitian yang dilakukan oleh Abiddin
oleh Sullivan (2000) yang menunjukkan (2006) yang menunjukkan bahwa terdapat
bahwa faktor penting keberhasilan dalam hubungan antara proses belajar,
menjalankan bisnis bagi wirausaha muda mentoring, dan keberhasilan bagi peserta
adalah melalui kegiatan mentoring karena didik dimana dalam penelitian ini, proses
dapat membentuk karakteristik yang kuat mentoring telah dilalui mahasiswa dengan
dari para wirausaha muda. Kegiatan baik memberikan pengaruh yang baik bagi
mentoring tersebut mengedepankan bisnis yang baru didirikan.
kedekatan antara mentor dengan para Hasil penelitian ini menunjukkan
wirausaha muda sehingga relasi yang bahwa kegiatan mentoring merupakan
terbentuk memudahkan para wirausaha salah satu faktor yang mempengaruhi
muda untuk memahami tujuan dari setiap keberhasilan bisnis yang didirikan pada
aktivitas belajar berbisnis. Hasil penelitian tahap start-up oleh mahasiswa dalam
ini juga mendukung temuan penelitian kegiatan perkuliahannya di beberapa
Wirjono (2011) yang menunjukkan bahwa universitas di Surabaya. Mentoring
kegiatan mentoring dapat menekan merupakan salah satu aktivitas penting
permasalahan yang muncul dalam diri dalam pelaksanaan mata kuliah
individu pada satu organisasi. kewirausahaan dimana melibatkan
Secara empiris, hasil dalam akademisi (dosen pengampu) dan juga
penelitian ini juga mendukung penelitian praktisi bisnis (pengusaha senior).
yang dilakukan oleh Cahyono (2005) yang Kegiatan mentoring yang mengedepankan
menyebutkan bahwa kegiatan mentoring pelatihan, contoh peran, dan dukungan
yang dilakukan di organisasi berpengaruh sosial ternyata dapat menjadi salah satu
positif terhadap prestasi dan kepuasan faktor penentu keberhasilan start-up-
kerja individu dalam satu organisasi. business seperti yang telah disampaikan
Temuan penelitian ini juga mendukung dalam penelitian Kram (1985) dalam
hasil penelitian Cahyono (2005) yang Cahyono (2005). Mentor yang dilibatkan
menjelaskan bahwa mentor merupakan dalam kegiatan mentoring dipersiapkan
sumber paling penting bagi orang-orang untuk meluangkan waktu dalam

306 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


membimbing para mahasiswa dalam yang baik, serta memberikan dukungan
membangun bisnis start-up. sosial bagi mahasiswa yang dimentor.
Keberhasilan bisnis start-up dapat
diukur dari usaha yang telah dilakukan 5.2. Saran dan Keterbatasan
oleh para wirausaha muda dalam Penelitian
menjalankan bisnisnya, selalu berhati-hati Penelitian ini menggunakan data
dalam menjalankan bisnis, melaksanakan yang dikumpulkan dari responden yang
kegiatan dokumentasi kegiatan bisnis merupakan mahasiswa di beberapa
dengan baik, memiliki kepedulian untuk universitas di Kota Surabaya. Data yang
mau bekerja dengan baik, meningkatkan terkumpul sangat beragam karena
produktivitas dalam menjalankan usaha, melibatkan mahasiswa tahun pertama dan
membuat perubahan besar dalam tahun kedua yang sedang menjalankan
bisnisnya. Pencapaian tersebut start-up bisnis. Data tersebut hanya
mendukung penelitian yang telah memberikan informasi mengenai kegiatan
dilakukan oleh Miller (1999) dalam mentoring yang telah dilakukan saat
Cahyono (2005) serta memperkuat hasil responden duduk di semester kedua.
penelitian Hamdani (2012). Kendala yang dihadapi peniliti adalah
menemui beberapa responden mengalami
5. Penutup kesulitan mengingat kembali mentornya
5.1. Kesimpulan dan aktivitas mentoring yang dialaminya.
Berdasarkan hasil penelitian yang Penelitian ini memfokuskan pada
telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat peran mentor dalam kegiatan mentoring
dikemukakan simpulan dari penelitian ini, akan tetapi mentor tidak dilibatkan dalam
yaitu bahwa mentoring mempengaruhi penelitian ini. Hal ini dapat menyebabkan
keberhasilan start-up bisnis mahasiswa di hasil dari penelitian ini terbatas pada
beberapa universitas di Surabaya. Hal ini seberapa besar peran proses mentoring
menunjukkan bahwa aktivitas yang dilalui pada keberhasilan start-up-business.
oleh mentor dengan mahasiswa yang Berdasarkan temuan dalam
dimentor akan menentukan berhasil atau penelitian ini, maka selanjutnya pihak
tidaknya start-up-business tersebut. Peran universitas dapat melakukan upaya dalam
mentor ditunjukkan dengan melatih tiap menentukan standar kegiatan mentoring
individu dalam bisnis, menjadi panutan dalam mata kuliah kewirausahaan

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 307


sehingga diharapkan dapat menelurkan wawasan bahwa peran mentor sangat
bisnis-bisnis baru yang berdampak bagi penting dalam menciptakan prestasi kerja
lingkungan. individu dalam suatu bisnis sehingga dapat
Berdasarkan temuan dalam menentukan keberhasilan start-up-
penelitian ini, pihak universitas perlu business tersebut dapat tercapai atau tidak.
melakukan telaah lebih lanjut mengenai Bagi para mentor, disarankan untuk
kemampuan mentor yang dilibatkan dalam mempersiapkan diri dalam mementor
kegiatan mentoring agar tetap berdampak mahasiswa yang ada pada tahap start-up
positif bagi perkembangan bisnis yaitu dengan mengetahui fungsi karir dan
mahasiswa yang ada pada tahap start-up. fungsi psikososial sehingga dapat
Selanjutnya, kemampuan para mentor memberikan mentoring dengan baik. Hal
dalam melatih, menjadi panutan, dan ini dapat tercapai dengan melibatkan para
memberikan dukungan sosial bagi para mentor dalam penelitian yaitu dengan
mahasiswa tentu menjadi poin utama yang meminta mentor sebagai informan.
harus diberi perhatian ekstra karena akan Berdasarkan penelitian yang telah
langsung mempengaruhi kinerja individu dilakukan, maka disarankan bagi
yang terlibat dalam bisnis start-up penelitian selanjutnya untuk memasukkan
tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila variabel lain yang mempengaruhi
para mentor diberikan pembekalan keberhasilan bisnis start-up serta
mengenai teknik dalam penyampaian menghimpun data dengan melibatkan
materi terkait bagaimana mendirikan mahasiswa yang berada dimana para
bisnis dan bagaimana menciptakan relasi mahasiswa tersebut sedang menjalankan
yang baik dengan para mahasiswa tahap start-up. Hal ini dapat
sehingga bisnis yang berada pada tahap - meminimalkan risiko penyimpangan
start-up dapat berjalan baik. informasi yang diberikan karena waktu
Bagi para mentor yang dilibatkan mentoring yang baru dilalui (rentang
dalam kegiatan mentoring, temuan dalam waktu relatif lebih dekat).
penelitian ini diharapkan dapat membuka

308 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016


DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dewi. (2005). Kajian Bisnis Franchise Makanan di Indonesia. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahakan, 7(1), 83-98.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Cahyono, Dwi. (2005). Pengaruh Mentoring terhadap Kepuasan Kerja, Konflik Peran, dan
Prestasi Kerja serta Niatan untuk Pindah. Makalah Simposium Nasional Akuntansi
VIII.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamdani, Muhammad. (2012). Buku Ajar Entrepreneurship untuk Mahasiswa: Sebuah


Solusi untuk Siap Mandiri. Jakarta: Trans Info Media.

Hasbullah, R., Surahman, M., Yani, A., Almada, D. P., & Faizaty, E. N. (2014). Model
Pendampingan UMKM Pangan Melalui Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi. Jurnal
Ilmu Pertanian Indonesia, 19(1), 43-49.

Kreitner, R. & Kinicki, K.E. (2005). Organizational Behaviour. New York: McGraw Hill.

Kuncoro, Mudrajad. (2013). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti
dan Menulis Tesis?. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sekaran, Uma. (2003). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sulistyo, Basuki. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya UI.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016 309


Sullivan, Robert. (2000). Entrepreneurial Learning and Mentoring. International Journal of
Entrepreneurial Behaviour and Research, 6(3), 160-175.

Uman, Cholil & Afkar, Taudlikhul. (2011). Modul Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan
Umum. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.

Wirjono, Endang Raino. (2011). Peran Mentor, Intensitas Berpindah Kerja, dan Hambatan
yang Dirasakan oleh Akuntan Wanita dalam Mentoring di Kantor Akuntan Publik.
Media Riset Akuntansi, 1(2), 92-108.

Zainal, Abiddin, N. (2006). Mentoring and Coaching: The Roles and Practices. Available at
SSRN 962231.

310 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

Anda mungkin juga menyukai