Anda di halaman 1dari 46

TATALAKS

ANA
KUSTA
dr Tita Rostiana

EPIDEMIOLOGI
KUSTA adalah ▪ Penularan terjadi dari penderita kusta yang
penyakit menular yang disebabkan oleh tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan
kuman Mycobacterium leprae yang bagian atas
terutama menyerang saraf tepi, kulit dan
organ tubuh lain kecuali susunan saraf
pusat.
CARA PENULARAN :
MASA INKUBASI :
▪ Manusia merupakan satu satu nya sumber
penularan. 2 – 5 TAHUN BISA KURANG ATAU LEBIH

Cara masuk kedalam pejamu Pejamu (Tuan rumah = Host)

sampai saat ini belum dapat dipastikan. melalui saluran pernapasan bagian atas
Diperkirakan cara masuknya adalah dan melalui kontak kulit yang tidak utuh
Hanya sedikit orang yang akan terjangkit Leprae termasuk kuman yang obligat
kusta setelah kontak dengan penderita, hal intraseluler, dan sistem kekebalan yang
ini disebabkan karena adanya imunitas. M. paling efektif adalah kekebalan seluler.

KEKEBALAN SELULER

100 ORANG YANG

TERPAPAR : ➢ 95 ORANG

KEBAL

➢ 5 ORANG DAPAT TERTULAR

▪ 3 ORANG SEMBUH DNG


SENDIRINYA

▪ 2 ORANG SAKIT..
Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan
Penyakit Kusta

Berikan kemoprofilaksis pada kontak


Temukan Kasus Sedini Mungkin
dan
Obati Penderita sampai RFT
PENEMUAN KASUS KUSTA

1. Aktif
• Pemeriksaan kontak
• Pemeriksaan Anak Sekolah
• Survey Kasus : RVS , LEC, ICF

2. Pasif
• Masyarakat/penderita aktif memeriksakan diri
• Kegiatan yang dilakukan petugas
menyampaikan informasi terkait kusta
kepada masyarakat dengan penyuluhan,
media informasi lainnya
UPAYA PENANGGULANGAN KUSTA

● Promosi
● Surveilans
● Kemoprofilaksis
● Tatalaksana Kusta
DIAGNOSIS
Cardinal sign/Tanda utama Penebalan syaraf tepi

Lesi/ Kelainan kulit yang


Mati Rasa
Kelainan kulit dapat berbentuk
bercak putih (hipopigmentasi) 1 dari 3
atau kemerah-merahan CARDINAL SIGN / TANDA UTAMA
(eritematous) yang mati rasa
(anestesi).

BTA positif
Bahan pemeriksaan BTA diambil dari kerokan kulit (skin smear)
asal cuping
telinga (rutin) dan bagian aktif suatu lesi kulit Gangguan fungsi saraf ini bisa berupa: • Gangguan fungsi sensoris
: mati rasa • Gangguan fungsi motoris : kelemahan otot
(Parese) atau kelumpuhan (Paralisis) • Gangguan fungsi otonom :
yang disertai gangguan Kulit kering dan retak-retak.

fungsi
BERCAK KUSTA
Bercak Putih
Bercak Merah
NODUL
DIAGNOSIS BANDING
● Psoriasis
● Pitiriasis versicolor
● Pitiriasis Alba
● Vitiligo
● Granuloma Annulare
● Neurofibromatosis

KLASIFIKASI
Dasar Klasifikasi Kusta

Manifestasi Klinik Hasil pemeriksaan bakteriologis

● Jumlah lesi kulit mati rasa ● Jumlah ● Skin smear basil tahan asam
(BTA) positif atau negatif.
saraf yang terganggu
● Pemeriksaan laboratorium hanya meragukan
dilakukan bila klasifikasi
TUJUAN

KLASIFIKASI ●
Tipe penyakit kusta menentukan jenis
dan lamanya pengobatan
● Tipe penyakit kusta menentukan
kapan penderita RFT
PB / PAUCYBASILLARY MENURUT WHO MB / MULTIBACILLARY
KLASIFIKASI
• Jumlah bercak kusta 1-5 • Penebalan saraf disertai
gangguan fungsi > 1
• Penebalan saraf disertai
gangguan fungsi 1 • BTA Positif

• BTA Negatif
• Jumlah bercak kusta > 5Tanda Khusus MB : Nodul, Infiltrat
, Punched Out Lesion
ALUR TATALAKSANA PENDERITA KUSTA
TANDA UTAMA / CARDINAL SIGN

KUSTA
ADA RAGU TIDAK ADA TERSANGKA BUKAN KUSTA

JUMLAH BERCAK JML GG FS SYARAF BTA Periksa BTA atau


observasi 3-6 bl

1-5
1
>1
BTA(+)
RAGU
ADA TAK ADA
BTA (-) TANDA UTAMA
>5

PB M RUJUK

PEMERIKSAAN
SYARAT PEMERIKSAAN
• Cahaya ---> Menggunakan Cahaya Matahari
Tidak Langsung
• Pasien diminta menghadap cahaya dan
petugas membelakangi cahaya.
• Jarak antara petugas & pasien sekira 1/2 meter

• Seluruh tubuh diperiksa dengan tetap


menghargai privasi penderita ---> Privasi

• Sistematis ---> Seluruh tubuh diperiksa secara


sistematis
PERSIAPAN PEMERIKSAAN

• Kapas/Jarum
• Bolpoint yang Ujungnya Tumpul •
Kartu Penderita
• Form Pemeriksaan Fungsi Saraf (PFS) •
Form Evaluasi Reaksi Berat
SISTEMATIKA PEMERIKSAAN

01 BIODATA

A. ANAMNESA

02 RiWAYAT KELUHAN
RIWAYAT KONTAK
03
04 RIWAYAT PENYAKIT LAIN
RIWAYAT PENGOBATAN SEBELUMNYA
05
SISTEMATIKA PEMERIKSAAN

01 PEMERIKSAAN PANDANG

B. PEMERIKSAAN
PALPASI SARAF
02 TEST MATI RASA PADA BERCAK 03
04 PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF
TEST MATI RASA PADA BERCAK
PALPASI
SARAF

Saraf Auricularis Saraf Ulnaris magnus


PALPASI SARAF
Saraf
Peroneus
communis

Saraf
Peroneus
communis
PALPASI
SARAF
Saraf
Tibialis posterior
Saat Palpasi Saraf,
Perhatikan :

• Ada penebalan / pembesaran


• Bandingkan saraf kanan dan
kiri sama besar atau berbeda
• Ada nyeri atau tidak pada
saat perabaan
PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF
MOTORIK
Saraf Fasialis
Saraf Ulnaris

PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF MOTORIK


Saraf Ulnaris
Saraf Ulnaris

PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF MOTORIK


Saraf Medianus
Saraf Medianus

PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF MOTORIK


Saraf Radialis
Saraf Radialis

PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF MOTORIK


Saraf Peroneus communis
Saraf Peroneus communis

PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF SENSORIK


Saraf Ulnaris & Saraf Medianus
Saraf Tibialis Posterior
FORM PFS
➢ Penderita Baru / Kunjungan Pertama
➢ Penderita dalam Pengobatan MDT (
Setiap bulan saat pasien mengambil
obat)
➢ Penderita yang akan RFT
PENGOBATAN
TUJUAN PENGOBATAN

➢ Menyembuhkan pengidap kusta


➢ Memutuskan rantai penularan
➢ Mencegah terjadinya cacat atau
➢ bertambahnya cacat sebelum pemgobatan
Menurut Rekomendasi WHO :
MDT
MULTI DRUGS THERAPY
MDT Ripampisin
Bakteriosid
DDS Lampren
Bakteriostatis Bakteriostatis,
bakterisidlemah dan
anti reaksi
MDT MB Blister Dewasa
3 Clofacimin 100 mg

2 Rifampicin 300 mg

1 Dapsone 100 mg
1. Clofacimin 50 mg
DIMINUM DIDEPAN PETUGAS
SETIAP BULAN
1 Dapsone 100
mg

DIMINUM DIRUMAH SETIAP HARI

DIMINUM 12 BLISTER DALAM


WAKTU 12-18 BULAN
MDT MB Blister Anak 10 -
<15 Thn

2 Rifampicin :
150 mg & 300 mg
3 Clofacimin 50 mg 1 Clofacimin 50 mg
Setiap 2 hari
1 Dapsone 50 mg DIMINUM DIDEPAN PETUGAS SETIAP
BULAN

1 Dapsone 50 mg DIMINUM DIRUMAH SETIAP


HARI

DIMINUM 12 BLISTER DALAM


WAKTU 12-18 BULAN
MDT PB Blister Dewasa
2 @ 300 mg

1 Dapsone: 100 mg

1 Dapsone: 100 mg

DIMINUM DIDEPAN PETUGAS


SETIAP BULAN

Rifampicin
DIMINUM DIRUMAH SETIAP HARI
DIMINUM 6 BLISTER DALAM
WAKTU 6 - 9 BULAN
MDT PB Blister Anak 10 - <15 Thn

2 Rifampicin
300 mg 150 mg

1 Dapsone: 50 mg

1 Dapsone: 50 mg
DIMINUM DIDEPAN PETUGAS DIMINUM DIRUMAH SETIAP HARI
SETIAP BULAN

DIMINUM 6 BLISTER DALAM


WAKTU 6 - 9 BULAN
DOSIS ANAK < 5 THN

• Rifampisin : 10 - 15 mg/Kg BB
• DDS : 1 – 2 mg/Kg BB
• Clofazimin : Bulanan 6 mg/Kg BB
Harian 1 mg/Kg BB

MDT AMAN UNTUK BUMIL & ANAK


EFEK SAMPING OBAT

• Rifampisin : Air seni merah


Ikterus
Masalah Gastrointestinal
Allergi, Urtikaria
Shock, Gagal Ginjal
• DDS : Anemia
Masalah Gastrointestinal
Dermatitis exfoliatif
• Clofazimin : Perubahan warna kulit menjadi coklat
Masalah Gastrointestinal
MONITORING PENGOBATAN
• Petugas Harus memonitor tanggal
pengambilan obat paien
• Apabila pasien tidak datang
mengambil obat paling lama dalam 1
bulan harus dilacak dan diketahui
penyebab ketidakhadiran
EVALUASI PENGOBATAN

RFT ( Release From Treatment ) Default

● PB : 6 Blister dalam waktu 6-9 Bulan ● MB : ● PB : Tidak minum Obat > 3 Bulan ●

12 Blister dalam waktu 12-18 Bulan MB : Tidak minum obat > 6 Bulan
RELAPS / KAMBUH

Bila Sudah dinyatakan RFT timbul Kembali tanda


tanda utama baru atau aktif Kembali.

MONITORING PENGOBATAN

• Petugas Harus memonitor tanggal


pengambilan obat paien
• Apabila pasien tidak datang
mengambil obat paling lama dalam 1
bulan harus dilacak dan diketahui
penyebab ketidakhadiran
SAS ( SEMI ACTIVE SURVEILANCE
• Pengamatan yang dilakukan kepada penderita
yang sudah RFT yang memiliki Faktor Resiko :
1. Cacat tingkat 1 atau 2
2. Pernah mengalami Reaksi
3. BTA pada awal pengobatan positif > 3
( ada Nodul / Infiltrat
• Pengamatan minimal setiap 3 bulan. Jika
penderita tidak datang maka petugas
puskesmas melakukan kunjungan untuk
melakukan pemantauan fungsi saraf
THANKS

CREDITS: This presentation template


was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai