Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengatar

Segala puji dan rasa syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya ,sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis yang berjudul “AKHLAK’’.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun
sistematika pembahasannya. Kami juga mengharapkan masukan atau kritikan
maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan
datang.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini Mudah-


mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat
kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

Bengkulu, Februari 2020

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini terwujud
dalam bebrapa hal diantaranya; Rassulullah SAW diutus kepada umatnya untuk
membawa risalah yang telah diwahyukan Allah SWT melalui Malaikat Jibril AS,
diantaranya yaitu untuk menyempurnakan Akhlak. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW dalam salah satu hadisnya; “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan
keluluran Akhlak.(HR.Malik). mendefinisikan agama sebagai akhlak yang baik.
Dalam sabda Rasulullah SAW, ketika beliau ditanya tentang makna agama, Beliu
menjawab; “bahwa agama adalah akhlak yang baik”. Rasulullah SAW juga bersabda
“Timbangan yang berat pada hari perhitungannanti adalah Takwa kepad Allah dan
Akhlak yang mulia”.

Cara-cara untuk membentuk akhlak yang baik:

1. Mengetahui macam-macam akhlak yang baik dan akhlak yang buruk


2. Mengetahui dan menyadari akan pentingnya berakhlak
3. Merealisasikan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan


menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan
peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan
untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah


pangkalan yang menetukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila
adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan
tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak,
sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah
menentang kesadaran itu.
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengertian Akhlak
2. Macam-macam akhlak dan aktualisasinya dalam kehidupan
3. Aspek-Aspek yang mempengaruhi Akhlak

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam dari Akhlak
2. Untuk mengetahui aktualisasi dari macam-macam akhlaq dalam kehidupan
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ahlak

Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat,
perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat
yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan
senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak
berarti budi pekerti atau kelakuan. Sedangkan menurut para ahli, pengertian akhlak
adalah sebagai berikut:

 Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa
manusia yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan
senang dan mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan
terlebih dahulu.
 Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang
darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah
terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir,
marah dan syahwat atau

B. Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak


1. Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3. Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau
tekanan dari luar.
4. Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5. Dilakukan dengan ikhlas

C. Macam Macam Akhlak


1. Akhlak terpuji (al-akhlaaqul mahmuudah)
Yaitu perbuatan baik terhadap Allah, sesama manusia, dan makhluk-
makhluk yang lain. Berikut ini contoh akhlak terpuji :
a. Berbakti kepada kedua orang tua
b. Menghormati tetanggga dan tamu
c. Berusaha menimbulkan rasa kasih sayang serta menarik simpati
orang lain
d. Memberikan sumbangan yang bersifat meringankan beban hidup
orang-orang yang berhak menerimanya
e. Membantu memudahkan urusan sesama manusia bagi yang
berkemampuan
2. Akhlak tercela (al-akhlaaqul madzmuumah)
Yaitu, perbuatan buruk terhadap Allah, sesama manusia, dan makhluk-
makhluk yang lain. Berikut ini contoh-contoh akhlak tercela :
a. Berdusta
b. Mengumpat
c. Mengadu domba
d. Iri hati/dengki
e. Congkak

D. Ruang Lingkup Akhlak


a. Akhlak kepada Allah
 Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.
 Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi
dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir
kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
 Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan
dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan
Allah terhadap segala sesuatu
 Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah
dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
 Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui
bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.

b. Akhlak Kepada Rasululullah Saw


Akhlak terhadap Rasulullah adalah cara kita berinteraksi secara tidak langsung
kepada Rasulullah SAW yang meliputi tata cara bersikap kepada beliau dan tata
cara berinteraksi dengan segala sesuat yang di bawanya.
Contoh akhlak terhadap Rasulullah antara lain :
 Mencintai dan memuliakannya . Mencintai Rasulullah juga berarti
mencintai orang-orang yang di cintai oleh beliau dan membenci
orang-orang yang di bencinya.Lebih khusus mencintai keluarga
dan sahabat-sahabatnya.
 Menghormati dan memuliakan Rasulullah. Bentuk penghormatan
dan pemuliaan terhadap beliau adalah tidak boleh mendahului
beliau dalam mengambil keputusan atau menjawab pertanyaan.
Bentuk lain menghormati Rasulullah dapat di teruskan oleh
umatnya yaitu dengan tidak mengeraskan suara di hadapan para
ulama pewaris nabi.
 Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita.
Mengikuti Rasuullah adalah bukti kecintaan seorang hamba
terhadap Allah SWT.
 Mengucapkan sholawat dan salam untuk Rasulullah. Perintah
untuk bersholawat menunjukkan betapa mulia dan terhormatnya
kedudukan Rasulullah di sisi Allah. Di samping bukti
penghormatan kepada beliau juga untuk kebaikan kita sendiri.

c. Akhlak kepada diri sendiri


Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik
itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan
jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa
bersifat psikis. Misalkan iri, dengki, munafik dan lain sebagainya. Itu semua dapat
membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.

Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri :

 Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong.
Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir
batin, benar hati, benar perkataan dan benar perbuatan. Rasulullah
memerintahkan setiap muslim untuk selalu shidiq, karena sikap shidiq
membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkannya ke
surga.Shidiq (benar) meliputi benar perkataan, benar pergaulan, benar
kemauan, benar janji dan benar kenyataan.
 Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat
amanah lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan
seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya.Bentuk
amanah dapat berupa tidak menyalahgunakan jabatan untuk
kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban dengan baik dan
memelihara semua nikmat yang diberikan Allah SWT.
 Istiqamah
Istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan
dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan.
Seorang yang beriman haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi
tersebut. Dia akan selalu menjaga kesucian hatinya, kebenaran
perkataan dan kesesuaian perbuatannya dengan ajaran Islam.
 Iffah
Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan
memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan,
merusak dan menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri
tersebut, dia harus dapat mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari
hal-hal yang haram, bahkan kadang-kadang harus juga menjaga
dirinya dari hal-hal yang halal karena bertentangan dengan
kehormatan dirinya.
 Tawadhu’
Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau
takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat
dari orang lain. Rendah hati berbeda dengan rendah diri.Sikap
tawadhu’ adalah sifat mulia yang lahir dari kesadaran akan
Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-Nya.
 Malu
Malu atau dalam bahasa Arab al-hayaa-uadalah sikap menahan
segala kecenderungan berbuat keburukan, kedzaliman, kekejian,
kewenang-wenangan dan tindak kemaksiatan lainnya. Orang yang
memiliki rasa malu akan mendapatkan banyak kebaikan. Perasaan
malu juga merupakan akhlak yang paling asli dan pokok pada
Rasulullah SAW.
 Sabar
Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak
disukai karena mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti
menahan dan mengekang diri dari mempertuhankan hawa nafsu.
 Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang
lain tanpa harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada,
tetapi boleh jadi karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang
tidak mau meminta maaf. Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam,
yaitu menahan rasa permusuhan di dalam hati dan menunggu
kesempatan untuk membalas.
d. Akhlak kepada Tetangga atau masyarakat
 Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.
 Memulai salam.
 Bermuka berseri-seri (ceria).
 Memberikan Penghormatan yang Istimewa.
 Menerima Udzur (permohonan maaf).
 Menasehati dengan lemah lembut.
 Menutup Aib.
 Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk
mengunjungi tetangganya.
 Bersikap Ramah Tamah.
 Akhlak Terhadap Orang Tua (Ibu Dan Bapak)

e. Orang tua (ibu dan bapak)

adalah orang secara jasmani menjadi asal keturunan anak. Itu pula sebabnya
secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan mencintai anaknya sebagai mana ia
menyayangi dan mencintai dirinya sendiri. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa
dari anak atas semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua
hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak yang
memberi kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka setelah mereka
meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain yang menyebabkan seorang anak harus
berbakti kepada orang tua.

f. Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal

Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini juga
mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang
sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar
kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan do’a
oaring fakir untuk orang kaya.Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita sudah
wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab itu,
kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.

g. Akhlak terhadap Keluarga

Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut
diantaranya:
1) Memimpin rumah tangga

adalah sebuah tanggung jawab, demikian juga memimpin bangsa. Tanggung


jawab itu pun idealnya harus ditunjang dengan kemampuan di berbagai bidang
termasuk kemampuan leadership (kepemimpinan)..

2) Kerjasama

Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa misalnya tidak
mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah pemimpin daerah tidak searah
dengan kepemimpinan pusat. Kepemimpinan di setiap daerah itu sendiri pun tidak
akan berjalan mulus jika bertentangan dengan kepemimpinan atau langkah-langkah
keluarga dan jelaslah pula bahwa keluarga merupakan tulang punggung bagi
tegaknya suatu bangsa.

3) PerhitungandanKeseimbangan

Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh ajaran


Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan tanggung jawab terhadap
generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an anak disebut sebagai “buah hati yang
menyejukkan”, serta “Hiasan kehidupan dunia”.

4) Disiplin

Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting. Untuk


mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu memiliki sikap disiplin
dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan istirahat, demikian juga seorang
anak, untuk menggapai cita-citanya dia harus rela mendisiplinkan diri dan waktunya
untuk belajar, bermain, ibadah dan istirahat. Tanpa kedisiplinan, keteraturan hidup
susah tercapai. mudah

5) Kasihsayang

keajaiban dari kekuatan besar yang dinamakan cinta yang merupakan anugrah
dari Allah Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi seluruh aspek kehidupan
berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang berat akan terasa.SWT.

A. ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI AKHLAK

 Tingkah laku manusia


o Sikap seseorang boleh jadi tidak digambarkan dalam perbuatan atau tidak
tercermin dalam perilaku sehari-hari tapi adanya kontradiksi antara sikap dan
tingkah laku.
o Fitrah manusia selalu untuk berbuat baik (hanif). Seseoarang itu di nilai
berdosa karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya, seperti
pelanggaran terhadap akhlakul karimah, melanggar fitrah manusia,
melanggar aturan agama dan adat istiadat.

 Insting dan Naluri


o Dalam ilmu akhlak ,insting berarti akal pikiran. Akal dapat memperkuat
akidah, namun harus ditopengi ilmu ,amal, dan takwa pada Allah.
o Naluri merupakan asa tingkah laku perbuatan manusia. Naluri dapat diartikan
sebagai kemauan tak sadar yang dapat melahirkan perbuatan mencapai tujuan
tanpa berfikir kearah tujuan dan tanpa dipengaruhi oleh latihan berbuat.
o Selain itu, banyak insting yang mendorong perilaku perbuatan yang menjurus
kepada akhlaqul karimah maupun akhlaqul madzmumah, tergantung  yang
mengendalikannya.

 Nafsu
o Nafsu berasal dari bahasa Arab, yaitu, nafsun yang artinya niat. Nafsu ialah
keinginan hati yang kuat. Nafsu merupakan kumpulan dari kekuatan amanah
dan syahwat yang ada pada manusia. Menurut Kartini Kartono nafsu ialah
dorongan batin yang sangat kuat,memili kecenderungan yang sangat hebat
sehingga dapat menggangu  keseimbangan fisik. Nafsu dapat menyingkirkan
semua pertimbangan akal, memengaruhi peringatan hati nurani dan
menyingkirkan hasrat baik yang lainnya.
o Nafsu merupakan salah satu potensi yang diciptakan Allah dalam diri
manusia hingga ia dapat hidup,bersemangat,dan lebih kreatif. Nafsu sangat
penting bagi kehidupan manusia. Hanya saja mengingat tabiat nafsu itu
berkecenderungan untuk mencari kesenangan, lupa diri, bermalas-malasan
yang membawa kesesatan dan tidak pernah merasa puas, maka manusia harus
dapat mengendalikannya agar tidak membawa kepada kejahatan.
o Manusia yang tidak berkepribadian selalu mengikuti nafsunya tanpa
pertimbangan kemanusiaannya, yang dijadikan pedoman ialah 
kepuasannya. Nafsu yang sudah menjadi-jadi sehingga bukan lagi manusia
yang menguasainya melainkan nafsulah yang menguasai manusia itu.

 Adat dan Kebiasaan.


Adat menurut bahasa (etimologi) ialah aturan yang lazim diikuti sejak dahulu.
Adat adalah suatu pandangan hidup yang mempunyai ketentuan-ketentuan yang
objektif , kokoh dan benar serta mengandung nilai mendidik yang besar terhadap
seseorang dalam masyarakat.
Kebiasaan adalah rangkain perbuatan yang dilakukan dengan sendirinya , tetapi
masih di pengaruhi oleh akal pikiran. Pada permulaan sangat dipengaruhi oleh
pikiran. Tetapi makin lama pengaruh pikiran itu makin berkurang  karena sering kali
dilakukan. Kebiasaan merupakan kualitas kejiwaan, keadaan yang tetap, sehingga
memudahkan pelaksanaan perbuatan. Lingkungan yang baik mendukung kebiasaan
yang baik pula. Lingkungan dapat mengubah  kepribadian seseorang. lingkungan
yang tidak baik dapat menolak adanya disiplin dan pendidikan.kebiasaan buruk
mendorong kepada hal-hal yang lebih rendah, yaitu kembali kepada adat kebiasaan
primitif. Seseorang yang hidupnya dikatakan modern,tetapi lingkungan bersifat
primitif bisa merubah kepada hal yang primitif.  Kebiasaan itu bisa timbul  karena ada
dala diri pribadi seseorang itu yang dibawah sejak lahir. Kebiasaan yang sudah
melekat pada diri seseorang sukar untuk dihilangkan, tetapi jika ada dorongan yang
kuat dalam dirinya untuk menghilangkannya,tetapi jika ada dorongan yang kuat
dalam dirinya untuk menghilangkan, ia dapat mengubahnya.

 Kehendak dan Takdir


Kehendak menurut bahasa (etimologi) ialah kemauan, keinginan, dan harapan
yang keras. Kehendak yaitu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang
merupakan kekuatan dari dalam hati, bertautan dengan pikiran perasaan.
Kehendak mempunyai dua macam perbuatan , yaitu:
o Perbuatan yang menjadi pendorong, yakni kadang-kadang mendorong
kekuatan manusia  supaya berbuat sepaerti,
membaca,menulis,mengarang,dll
o Perbuatan menjadi penolak, yaitu terkadang mencegah perbuatan
tersebut seperti, melarang berkata atau berbuat.
o Kehendak bukanlah sesuatu kekuatan, tetapi merupakan tempat
penerapan seluruh kekuatan. Allah menciptakan dengan kehendak.
Oleh karena itu, apa yang disebut dengan kehendak dalam diri, pada
hakikatnya adalah suatu kekuatan Allah.
o Takdir yaitu ketetapan Allah, apa yang sudah ditetapkan Allah
sebelumnya  atau nasib manusia. Secara bahasa takdir ialah ketentuan
jiwa, yaitu suatu peraturan  tertentu yang telah dibuat Allah baik aspek
struktual  maupun aspek fungsionalnya untuk segala yang ada dalam
alam semesta yang maujud ini.
o Garis takdir itu ghaib bagi manusia, tak seorang pun yangmengetahui
takdir yang telah ditentukan Allah  bagi dirinya, tidak ada yang tahu
apa yang akan terjadi atas dirinya esok.
Dengan demikian manusia bukan saja dituntut agar tidak alpa dan tidak angkuh
terhadap sumber daya yang dimiliknya, melainkan juga dituntut untuk
memperhatikan apa yang sebenarnya dikehendaki oleh pemilik (Tuhan) menyangkut
apa yang berada di sekitar manusia.firman Allah: “Kami tidak menciptakan langit
dan bumi serta yang berada di antara keduanya, kecuali dengan (tujuan) yang hak
dan pada waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Ahqaf 46:3)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang
baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama
makhluk. Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul
karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah
Rasulullah S.A.W.  Akhlak baik terhadap Allah Swt., terhadap Rasulullah Saw,
Pribadi, Sesama Manusia dan Lingkungan hidup perlu diaktualisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W,
setidaknya kita termasuk kedalam golongan kaumnya.

MAKALAH AGAMA ISLAM

“AKHLAK”
Disusun oleh kelompok 3:

1. Keken Juliani (G1F019008)


2. Hamidah (G1F019012)
3. Sivani Rispanila (G1F019020
4. Ratna Syafitri (G1F019021)
5. Yana Nopitasari (G1F019027)

Dosen Pengampu :

Besperi S.T., M.T.

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2020

Anda mungkin juga menyukai