PENDAHULUAN
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan bayi utama dan alami yang sudah
dikenal sejak manusia itu ada. ASI dengan komposisi yang unik diciptakan sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI juga mengandung zat kekebalan
tubuh sehingga bayi yang diberi ASI lebih kebal rerhadap penyakit (IDAI, 2002)
meningkatkan jalinan kasih sayang dan bermanfaat juga bagi ibu menyusui yaitu
waktu, portabel dan praktis serta memberi kepuasan bagi ibu (Utami Roesli,
2000). Namun dalam pemberian makanan yang ideal untuk bayi dapat dicapai
dukungan dari keluarga karena keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat
yang merupakan segala bentuk hubungan kasih sayang antara manusia sehingga
dukungan dari suami dan keluarga mempunyai peran penting dalam pemberian
bahwa yang dapat memberi ASI exclusif hanya sekitar 5% padahal 98% ibu-ibu
tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari
ibu-ibu tersebut juga tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI.
Sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI exclusif.
1
2
penurunan dari tahun ketahun yaitu tahun 2001 : 77,1%, tahun 2002 : 47,51%,
tahun 2003 : 45,74% dimana semestinya harus dicapai sebesar 80% baik ditingkat
Oktober 2006 jam 16.15 WIB). Selain itu data tahun 2005 yang diperoleh dari
puskesmas terhadap 16855 bayi, tetapi yang mendapat ASI exclusif yaitu 341 bayi
(2,02%) sedangkan yang tidak mendapat ASI exclusif yaitu 16514 bayi (97,98%),
dan khususnya data tahun 2005 yang diperoleh dari Puskesmas Kemuning
Sampang dari 974 bayi yang mendapat ASI exclusif hanya 20 bayi (2,29%)
sedangkan yang tidak mandapat ASI exclusif sebanyak 854 bayi (97,71%).
Dampak yang dapat timbul jika bayi usia 0-6 bulan tidak mendapatkan
pemberian ASI exclusif ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
perubahan sosial budaya seperti meniru teman, tetangga atau orang yang
terkemuka yang memberikan susu botol, merasa ketinggalan zaman jika menyusui
bayinya. Faktor psikologis misalnya : takut kehilangan daya tarik sebagai seorang
wanita yaitu badan takut menjadi tidak langsing lagi. Faktor fisik ibu misalanya :
ibu sakit (panas, mastitis, batuk dan sebagainya), selain faktor diatas faktor
pengalaman ibu tentang pemberian ASI exclusif juga mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pemberian ASI exclusif, juga dukungan dari keluarga
3
utamanya suami yang mendorong ibu untuk tidak memberikan susu botol dan
bubur susu, serta meningkatkannya promosi susu formula sebagai pengganti ASI.
kaum ibu, remaja putri dan kaum laki-laki memahami manfaat pemberian ASI
secara exclusif.
“hubungan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI exclusif pada bayi 0-6
(0-6 bulan).
Hasil penelitian ini dapat digunakan bahan lebih lanjut dengan wawasan
lebih luas.
dengan bayinya
2. Agar kasih sayang ibu terhadap anak lebih banyak sehingga dapat