PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Apakah defenisi dari demensia ?
b. Bagaimanakah konsep lansia ?
c. Apa sajakah klasifikasi demensia ?
d. Apakah etiologi dari demensia ?
e. Apakah faktor predisposisi dan presipitasi demensia ?
f. Bagaimanakah patofisiologi dari demensia ?
g. Bagaimanakah WOC demensia ?
h. Apakah manifestasi klinis dari demensia ?
i. Apakah komplikasi dari demensia ?
j. Bagaimanakah pencegahan dari demensia ?
k. Bagaimanakah penatalaksanaan demensia ?
l. Apa sajakah pemeriksaan penunjang demensia ?
2
1.4 MANFAAT PENULISAN
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan kepada
pembaca mengenai penyakit demensia pada lansia. Bagi kelompok lansia makalah ini
dapat digunakan sebagai masukan untuk memperhatikan gaya hidup mereka yang
merupakan factor resiko terjadinya demensia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
Penyakit yang dapat dialami oleh semua orang dari berbagai latar belakang
pendidikan maupun kebudayaan. Walaupun tidak terdapat perawatan khusus untuk
demensia, namun perawatan untuk menangani gejala boleh dilakukan.
Masalah demensia sering terjadi pada pasien lansia yang berumur diatas 60
tahun dan sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk lanjut usia di
Indonesia mengalami demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu
diantaranya adalah alzeimer.
5
b. Nutrisi
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stress
6
i. Berlangsung 2 – 10 tahun
ii. Episode psikotik
iii. Agresif
iv. Salah mengenali keluarga
2. Menurut Umur:
a. Demensia senilis ( usia >65tahun)
b. Demensia prasenilis (usia <65tahun)
7
1) Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret).
2) Inkontinensia urin.
3) Demensia.
8
1. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal
kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada
sistem enzim, atau pada metabolisme
2. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati,
penyebab utama dalam golongan ini diantaranya :
a. Penyakit degenerasi spino-serebelar.
b. Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert
c. Khorea Huntington
3. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam
golongan ini diantaranya :
9
a. Kekurangan vitamin B12 (anemia pernisiosa)
b. Kekurangan Niasin (pellagra)
c. Kekurangan Thiamine (sindroma Wernicke-Korsakoff)
d. Intoksikasi vitamin A, vitamin D, Penyakit Paget
5. Gangguan vaskuler
a. Demensia multi infark
b. Sumbatan arteri carotis
c. Stroke
d. Hipertensi
e. Arthritis Kranial
6. Lesi desak ruang
7. Hirdosefalus bertekanan normal
8. Depresi (pseudo-demensia depresif)
Penyakit degeneratif progresif :
a. Tanpa gejala neurologik penting lain :
1. Penyakit Alzheimer
2. Penyakit Pick
b. Dengan gangguan neurologik lain yang prominen :
1. Penyakit Parkinson
2. Penyakit Huntington
3. Kelumpuhan supranuklear progresif
4. Penyakit degeneratif lain yang jarang didapat
10
3) Perdarahan otak
4) Gangguan infak pada otak
c. Penumpukan racun pada jaringan otak
d. Penyakit hati kronik
e. Penyakit ginjal kronik
f. Kekurangan vitamin (B1 atau Tiamin)
g. Malnutrisi
h. Penyakit HIV
Faktor presipitasi
Setiap kelainan atau gangguan pada otak dapat menjadi factor presipitasi pada
gangguan kognitif. Kelainan tersebut antara lain:
a. Hipoksia
b. Gangguan metabolism (hipertiroidisme, hipotiroidisme, penyakit adrenal,
hipoglikemia)
c. Racun pada otak
d. Adanya perubahan struktur pada otak
e. Stimulus lingkungan yang kurang atau berlebih yang mengakibatkan gangguan
sensori.
f. Respon perlawanan terhadap pengobatan.
11
menggunakan neurotransmiter asetil kolin. Secara biokimia, produksi asetil kolin
yang dipengaruhi aktifitas enzim menurun. Asetil kolin terutama terlibat dalam proses
ingatan.
b. Demensia multi infark
Kerusakan serebri terjadi bila pasokan darah ke otak terganggu. Infark,
kematian jaringan otak, terjadi dengan kecepatan yang luar biasa. Infark serebri kecil-
kecil multipel yang secara klinis bermanifestasi sebagai stroke kecil mengakibatkan
demensia multi infark.
c. Tahap-tahap demensia
1. Tahap awal
a) Perubahan alam perasaan atau kepribadian
b) Gangguan penilaian dan penyelesaian masalah
c) Konfusi tentang tempat (tersesat pada saat akan ke toko)
d) Konfusi tentang waktu
e) Kesuliatan dengan angka,uang dan tagihan
f) Anomia ringan (kesulitan dalam menyebut nama benda )
g) Menarik diri/depresi
2. Tahap pertengahan
a) Gangguan memori saat ini dan masa lalu
b) Anomia,agnosia (ketidakmampuan untuk mengenali objek yang
umum),apraksia (ketidakmampuan melakukan gerakan yang bertujuan
meskipun sistem sensoris dan motoriknya utuh ),afasia (kesulitan
dengan bahasa)
c) Gangguan penilaian dan penyelesaian masalah yang parah.
d) Konfusi tentang waktu dan tempat semakin memburuk.
e) Gangguan persepsi
f) Kehilangan pengendalian impuls.
g) Anxietas,gelisah,mengeluyur dan berkeras (gerakan atau vokalisasi
berulang)
12
h) Hiperoralitas (ingin memasukan makanan atau benda-benda lain ke
dalam mulutnya).
i) Kemungkinan kecurigaan,delusi atau halusinasi
j) Konfabulasi (tidak mampu menemukan kata yang tepat,dapat
menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak logis untuk mengisi
kekosongan).
k) Gangguan kemampuan merawat diri yang sangat besar
l) Mulai terjadi inkontinensia
m) Gangguan siklus tidur bangun
3. Tahap akhir
a) Gangguan yang parah pada semua kemampuan kognitif.
b) Ketidakmampuan untuk mengenali keluarga dan teman-teman
c) Gangguan komunikasi yang parah (dapat
menggerutu,mengeluh,menggumam).
d) Sedikitnya kapasitas perawatan diri.
e) Inkontinensia kandung kemih dan usus
f) Kemungkinan menjadi hiperoralitas dan memiliki tangan yang aktif.
g) Penurunan nafsu makan,disfasia dan resiko aspirasi
h) Depresi sitem imun yang menyebabkan meningkatnya risiko infeksi.
i) Gangguan mobilitas dengan hilangnya kemampuan untuk
berjalan,kaku otot,dan paratonia.
j) Reflex menghisap dan menggenggam
k) Menarik diri
l) Gangguan siklus tidur bangun,dengan peningkatan waktu tidur
2.7 WOC
(Terlampir)
13
Hal yang menarik dari gejala penderita demensia (usia >65 tahun) adalah
adanya perubahan kepribadian dan tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas
sehari-hari. Lansia penderita demensia tidak memperlihatkan gejala yang menonjol
pada tahap awal, mereka sebagaimana Lansia pada umumnya mengalami proses
penuaan dan degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan oleh penderita itu sendiri,
mereka sulit untuk mengingat dan sering lupa jika meletakkan suatu barang. Mereka
sering kali menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan bahwa itu adalah hal yang
biasa pada usia mereka. Kejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh orang-orang
terdekat yang tinggal bersama mereka, mereka merasa khawatir terhadap penurunan
daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin
lansia kelelahan dan perlu lebih banyak istirahat. Mereka belum mencurigai adanya
sebuah masalah besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua
mereka.Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada
Lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti
ini dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparah
kondisi Lansia. Pada saat ini mungkin saja lansia menjadi sangat ketakutan bahkan
sampai berhalusinasi. Disinilah keluarga membawa Lansia penderita demensia ke
rumah sakit dimana demensia bukanlah menjadi hal utama fokus pemeriksaan.
Seringkali demensia luput dari pemeriksaan dan tidak terkaji oleh tim kesehatan.
Tidak semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk dapat mengkaji ddan
mengenali gejala demensia.
14
e. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri.
f. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan kurang dan kesulitan
menggunakan peralatan.
g. Kehilangan kemampuan berinteraksi.
h. Harapan hidup berkurang
15
c. Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi
perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati
tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.
d. Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi
seperti Sertraline dan Citalopram.
e. Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa
menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikotik
(misalnya Haloperidol , Quetiapine dan Risperidone). Tetapi obat ini kurang
efektif dan menimbulkan efek samping yang serius. Obat anti-psikotik efektif
diberikan kepada penderita yang mengalami halusinasi atau paranoid.
16
d. Penanganan terhadap masalah-masalah
17
6. Pemeriksaan neuropsikologis
Pemeriksaan neuropsikologis meliputi pemeriksaan status mental, aktivitas
sehari-hari / fungsional dan aspek kognitif lainnya. (Asosiasi Alzheimer
Indonesia,2003) Pemeriksaan neuropsikologis penting untuk sebagai penambahan
pemeriksaan demensia, terutama pemeriksaan untuk fungsi kognitif, minimal yang
mencakup atensi, memori, bahasa, konstruksi visuospatial, kalkulasi dan problem
solving. Pemeriksaan neuropsikologi sangat berguna terutama pada kasus yang sangat
ringan untuk membedakan proses ketuaan atau proses depresi. Sebaiknya syarat
pemeriksaan neuropsikologis memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Mampu menyaring secara cepat suatu populasi
b. Mampu mengukur progresifitas penyakit yang telah diindentifikaskan demensia.
7. Sebagai suatu esesmen awal pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE) adalah
test yang paling banyak dipakai. (Asosiasi Alzheimer
Indonesia,2003 ;Boustani,2003 ;Houx,2002 ;Kliegel dkk,2004) tetapi sensitif
untuk mendeteksi gangguan memori ringan. (Tang-Wei,2003).
Pemeriksaan status mental MMSE Folstein adalah test yang paling sering
dipakai saat ini, penilaian dengan nilai maksimal 30 cukup baik dalam mendeteksi
gangguan kognisi, menetapkan data dasar dan memantau penurunan kognisi dalam
kurun waktu tertentu. Nilai di bawah 27 dianggap abnormal dan mengindikasikan
gangguan kognisi yang signifikan pada penderita berpendidikan tinggi.(Asosiasi
Alzheimer Indonesia,2003).
Penyandang dengan pendidikan yang rendah dengan nilai MMSE paling rendah
24 masih dianggap normal, namun nilai yang rendah ini mengidentifikasikan resiko
untuk demensia. (Asosiasi Alzheimer Indonesia,2003). Pada penelitian Crum R.M
1993 didapatkan median skor MMSE adalah 29 untuk usia 18-24 tahun, median skor
25 untuk yang > 80 tahun, dan median skor 29 untuk yang lama pendidikannya >9
tahun, 26 untuk yang berpendidikan 5-8 tahun dan 22 untuk yang berpendidikan 0-4
tahun.Clinical Dementia Rating (CDR) merupakan suatu pemeriksaan umum pada
demensia dan sering digunakan dan ini juga merupakan suatu metode yang dapat
18
menilai derajat demensia ke dalam beberapa tingkatan. (Burns,2002). Penilaian
fungsi kognitif pada CDR berdasarkan 6 kategori antara lain gangguan memori,
orientasi, pengambilan keputusan, aktivitas sosial/masyarakat, pekerjaan rumah dan
hobi, perawatan diri. Nilai yang dapat pada pemeriksaan ini adalah merupakan suatu
derajat penilaian fungsi kognitif yaitu; Nilai 0, untuk orang normal tanpa gangguan
kognitif. Nilai 0,5, untuk Quenstionable dementia. Nilai 1, menggambarkan derajat
demensia ringan, Nilai 2, menggambarkan suatu derajat demensia sedang dan nilai 3,
menggambarkan suatu derajat demensia yang berat. (Asosiasi Alzheimer
Indonesia,2003, Golomb,2001)
19
BAB III
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Demensia
Tn. Ali Hermanto berumur 73 tahun dibawa anaknya ke rumah sakit M. Djamil
untuk dirawat. Beliau dengan keluhan bicara bingung dan kacau, mudah lupa, sering
pergi-pergi, tidak dapatBAB dan BAK pada tempatnya, sulit berkomunikasi dengan
orang lain. beliau sering tidak menghabiskan makanannya sehingga berat badan
berkurang.sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit.
TD : 130/80 mmHg
RR : 15 X/menit
BB : 45 kg
TB : 160 cm
N : 65X /menit
3.1. Pengkajian
20
Pekerjaan :pensiun Pegawai Negeri Sipil
Penanggung jawab :Sarinia Marliya
Tekanan Darah :110/80 mmHg
Respirasi Rate :24 X/menit
Berat Badan :55 kg
Tinggi Badan :155 cm
Nadi :80X /menit
21
Genogram : (Tiga Generasi)
Keterangan gambar:
:laki-laki
:pasien
:perempuan
Pasangan Anak-anak
Hidup masih hidup masih hidup
Status kesehatan sehat sehat
Nama dan Alamat Arina 1. Sarinia Marliya
2. Sarinia Mutia
3.Randa Hermanto
Umur 59 tahun 1. 38 tahun
2. 35 tahun
3. 28 tahun
Pekerjaan IRT 1. PNS
2. PNS
22
3. PNS
3.2.5.Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini: pensiun
Pekerjaan sebelumnya:PNS
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan:pekerjaan
sebagai PNS
3.2.7.Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : batminton
Keanggotaan organisasi:-
Liburan:pantai, mal, taman bunga, perkebunan buah
23
3. Status Kesehatan Saat Ini
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu
Pasien sering bicara berulang-ulang, sering lupa, linglung
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu
Normal(sehat)
Keluhan-keluhan kesehatan utama
keluhan bicara bingung dan kacau, mudah lupa, sering pergi-pergi, dan
sulit berkomunikasi dengan orang lain. beliau sering tidak
menghabiskan makanannya sehingga berat badan berkurang
Pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan
Anak beliau selalu bertanya tentang keinginan pasien untuk melakukan
aktivitas selanjutnya
Derajat keseluruhan fungsi relatif terhadap masalah kesehatan dan
diagnosa medis
Diagnosa medis: Demensia
Obat-obatan
Nama:-
Dosis :-
Bagaimana/kapan menggunakanya :-
Dokter yang menginstruksikan:-
Tanggal resep:-
Status Imunisasi
Tetanus, Difteri:1X
Pneumoni:-
Alergi:-
Obat-obatan:-
Kontak substansi:-
24
Faktor-faktor lingkungan:-
Nutrisi
Diet, Pembatasan makanan.minuman: rendah kalori, tinggi kalsium dan serat
Riwayat Peningkatan/Penurunan Berat badan:5 kg dalam rentang waktu 2
bulan
Pola konsumsi makanan: makan terkadang dengan bantuan
Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan:-
Kebiasaan:biasa saja
25
Keterangan gambar:
:laki-laki
:pasien
:perempuan
iya Tidak
Kelelahan -
Perubahan BB -
Perubahan nafsu makan -
Demam -
Keringat malam -
Kesulitan tidur -
Sering pilek/infeksi -
Penilaian diri terhadap status kesehatan: pasien tidak menyadari akan hal yang terjadi
pada dirinya
Kemampuan untuk melakukan aktivitas: pasien masih dapat melakukan
aktivitas walau terkadang dibantu oleh anaknya
Integumen
Lesi/luka :tidak
Pruritus :tidak
Perubahan pigmentasi:tidak
26
Perubahan tekstur :tidak
Sering memar :iya
Perubahan rambut :iya(beruban)
Perubahan kuku :iya(kering)
Pemajanan lama terhadap matahari :tidak
Pola penyembuhan lesi, memar : tidak
Skor Norton :tidak
Hemopoietik
Perdarahan/memar abnormal:tidak
Pembengkakan kelenjar limfa : tidak
Anemia : tidak
Riwayat tranfusi darah :2X
Kepala
Sakit kepala :tidak
Trauma berarti pada masa lalu:tidak
Pusing :tidak
Gatal kulit kepala :tidak
Mata
Perubahan penglihatan:iya
Kaca mata/lensa kontak:iya
Nyeri :tidak
Air mata berlebihan :tidak
Pruritis :tidak
Bengkak sekitar mata:tidak
Diplopia :tidak
Kabur :tidak
Foto pobia :tidak
27
Telinga
Perubahan pendengaran:iya
Tinitus :tidak
Vertigo :tidak
Sensitivitas pendengaran:tidak
Alat-alat protesa:tidak
Riwayat infeksi:tidak
Tanggal pemeriksaan paling akhir:belum pernah dibawa kerumah sakit
Kebiasaan perawatan telinga:membersihkan telinga dengan kapas
28
Tanggal pemeriksaan gigi paling akhir:tidak ingat
Pola menggosok gigi:2x/hari
Masalah dan kebiasaan membersihkan gigi palsu:tidak
Leher
Kekakuan :tidak
Nyeri/nyeri tekan :tidak
Benjolan/massa :tidak
Keterbatasan gerak :tidak
Payudara
-
Pernafasan
Batuk :tidak
Sesak nafas :tidak
Hemopteses :tidak
Sputum :iya
Mengi :tidak
Asma/alergi pernafasan:tidak
Kardiovaskuler
Nyeri/ketidaknyamanan dada:tidak
Palpitasi :tidak
Sesak nafas :tidak
Dispnea pada aktivitas :tidak
Dispnea noktural paroksimal:tidak
Ortopnea :tidak
Murmur :tidak
Edema :tidak
Varises :tidak
29
Kaki timpang :tidak
Parestesia :tidak
Perubahan warna kaki :tidak
Gastro Intestinal
Disfagia :tidak
Tak dapat mencerna :tidak
Nyeri ulu hati :tidak
Mual/muntah :tidak
Hematemesis :tidak
Perubahan nafsu makan :iya
Intoleran makanan :iya
Ulkus :tidak
Nyeri :tidak
Ikterik :tidak
Benjolan/massa :tidak
Perubahan kebiasaan defekasi:tidak
Diare :tidak
Konstipasi :tidak
Melena :tidak
Hemoroid :tidak
Perdarahan rektum :tidak
Pola defekasi biasanya :tidak
Perkemihan
Disuria :tidak
Menetes :tidak
Ragu-ragu :tidak
Dorongan :tidak
Hematuria :tidak
30
Poliuria :tidak
Oliguria :tidak
Nokturia :tidak
Inkontinensia :tidak
Nyeri saat berkemihan :tidak
Batu :tidak
Infeksi :tidak
Frekuensi :normal
31
Masalah cara berjalan :tidak
Nyeri punggung :tidak
Protesa :tidak
Pola kebiasaan latihan/olah raga:sering mondar-mandir(ling-lung)
Sistem Endokrin
Intoleran panas :tidak
Intoleran dingin :tidak
Goiter :tidak
Pigmentasi kulit/tekstur:tidak
Perubahan rambut :iya
Polifagia :tidak
Polidipsi :tidak
Poliuria :tidak
32
a. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK / BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas
c. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
d. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.
e. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi yang
lain.
f. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu
fungsi yang lain.
g. Ketergantungan untuk semua fungsi.
h. Lain-lain :
Keterangan :
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.
1 Makan 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
2 Minum 5 10 Frekuensi
Jumlah
Jenis
3 Berpindah dari kursi roda ke 0 15
33
tempat tidur, sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi
menyisir rambut, gosok gigi).
5 Keluar masuk toilet (mencuci 5 10
pakaian, menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi
7 Jalan di permukaan datar 0 5
8 Naik turun tangga 5 10
9 Mengenakan pakaian 5 10
10 Kontrol bowel (BAB) 10 0 Frekuensi
Konsisten
11 Kontrol Bladder (BAK) 10 0 Frekuensi
Warna
12 Olah raga atau latihan 5 10 Frekuensi
Jenis
13 Rekreasi atau pemantapan 5 10 Frekuensi
waktu luang Jenis
Keterangan :
a. >130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan Sebagian
c. >60 : Ketergantungan total
34
BENAR SALAH NO PERTANYAAN
01 Tanggal berapa hari ini?
02 Hari apa sekarang?
03 Apa nama tempat ini?
04 Dimana alamat anda?
05 Berapa umur anda?
06 Kapan anda lahir? (minimal tahun
lahir)
07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
08 Siapa presiden indonesia sebelumnya?
09 Siapa nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap angka baru,
semua secar menurun
Jumlah :5 Jumlah :5
Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
35
a. Aplikasi NANDA, NOC, NIC)
36
Akut • Memperkuat atau mengulangi
Indikator: informasi
• Disorientasi waktu • Minta pasien untuk
• Disorientasi tempat mengulang informasi
• Disorientasi orang • Gunakan terapi sentuhan
• psikomotor aktivitas • Memberikan instruksi lisan
• Gangguan kognisi dan tertulis
• Gangguan memori
• Kesulitan mengikuti Manajemen demensia
perintah kompleks Aktifitas:
• Kesulitan menafsirkan • Sertakan anggota keluarga
rangsangan lingkungan dalam perencanaan ,
• Kesulitan penyediaan , dan
mempertahankan fokus mengevaluasi perawatan ,
• percakapan dengan keinginan
mempertahankan memperpanjang
Kesulitan • Mengidentifikasi pola
• Gelisah perilaku yang biasa untuk
• Agitasi kegiatan seperti tidur,
• Gangguan pola tidur- penggunaan obat, eliminasi ,
bangun asupan makanan , dan
Status neurologis perawatan diri
Indikator: • Menentukan fisik, sosial , dan
• Kesadaran psikologis pasien , kebiasaan
• Kontrol sentral motorik yang biasa , dan rutinitas
• Fungsi sensorik dan • Menyediakan lingkungan fisik
motorik Spinal secara konsisten dapat dan
• Komunikasi sesuai dengan rutinitas sehari-hari
situasi • Perkenalkan diri saat memulai
• Ukuran mengingat kontak
• reaktivitasi daya ingat • Bicaralah dengan jelas, rendah
• Tekanan darah , hangat , nada hormat suara
37
• Tekanan denyut nadi • Label foto akrab dengan
• Tingkat pernapasan nama-nama individu dalam
foto
• Mintalah anggota keluarga
dan teman untuk melihat
pasien satu atau dua kali , jika
diperlukan , untuk
mengurangi stimulasi
• Membantu keluarga untuk
memahami mungkin mustahil
bagi pasien untuk belajar
materi baru
• Pelatihan memori daya ingat
• Diskusikan dengan pasien /
keluarga masalah memori
praktis yang dialami
• Mengenang pengalaman
massa laludengan pasien
• Membantu tugas asosiasi -
learning , seperti praktek
belajar dan mengingat
informasi verbal
• Memantau perilaku pasien
selama terapi
• Memantau perubahan dalam
memori dengan pelatihan
Peningkatan coping
Aktifitas:
• Menilai penyesuaian pasien
terhadap perubahan citra
tubuh , seperti yang
38
ditunjukkan
• Memberikan suasana
penerimaan
• Mendorong pasien untuk
mengidentifikasi kekuatan dan
kemampuan sendiri
• Membantu pasien dalam
mengidentifikasi tujuan
jangka pendek dan jangka
panjang yang sesuai
• Dorong pasien untuk
mengevaluasi perilaku sendiri
2. Ganggua Komunikasi Peningkatankomunikasi:
n Indikator: defisitpidato
komunik • menggunakanbahasa lisan Aktifitas:
asi • pengakuanpesan • memintabantuankeluarga
verbal • mengarahkanpesan yang dalammemahami
diterima pembicaraanpasien, sesuai
Do:pasie
• pertukaranpesansecara • memungkinkan pasienuntuk
n sulit di
akuratdengan orang lain mendengarbahasa
ajak
lisansering,Sesuai
39
berkomu komunikasiekspresif • menyediakanlisanmeminta/
nikasi indikator: pengingat
• kejelasan bicara • memberikansatu
Ds:anak
• menggunakanbahasa arahsederhanapada satu waktu,
beliau
lisan: vokal Sesuai
mengatak
• mendengarkan dgn perhatian
an bicara
• menggunakan kata-
bingung
katasederhana dankalimat
dan
pendek, Sesuai
kacau
• menahan diri dariberteriak
padapasiendengan
gangguankomunikasi
• berdiridi depan pasienketika
berbicara
• menggunakan gerakan tangan
• melakukanpreskriptifterapiwica
ra-bahasaselama
interaksiinformal denganpasien
• menginstruksikanpasien dan
keluargatentangpenggunaan
alatbantubicara
• mendorong pasienuntuk
mengulangkata-kata
3. Resiko Kontrol resiko Manajemen lingkungan
cedera Indikator : Intervensi :
• Memantau faktor resiko • Jauhi senjata yang potensial
Do:pasie
lingkungan dati lingkungan pasien (benda
n tampak
• Memantau faktor resiko tajam, jerat, dan lain-lain)
gelisah(ti
perilaku pribadi • Pantau keamanan alat-alat
dak
• Mengembangkan yang dibawa pengunjung ke
tenang)
strategi kontrol resiko sekitar pasien
Ds:anak
yang efektif • Instruksikan pengunjung dan
beliau
40
mengatak • Menyesuaikan strategi petugas kesehatan lain
an bahwa kontrol resiko yang mengenani informasi
beliau dibutuhkan keamanan pasien
sering • Melakukan strategi • Berikan ruangan sendiri untuk
pergi- kontrol resiko pasien menghindari
pergi • Menghindari paparan kesempatan adanya perilaku
ancaman kesehatan kekerasan kepada orang lain
• Berpartisipasi dalam • Sediakan perlengkapan
skrining untuk makanan dari plastik
mengidentifikasi risiko • Memelihara bentuk daerah
• Menggunakan yankes yang aman (kamar
yang sesuai kebutuhan pengasingan) kepada pasien
• Menggunakan sistem jika sering mengamuk
dukungan pribadi untuk Pencegahan jatuh
mengontrol risiko Intervensi :
• Pantau perubahan status • Identifikasi deficit kognitif
kesehatan atau fisik pasien yang
berpoensi untuk jatuh
• Monitor gaya, keseimbangan
berjalan dan kelemahan daya
ambulasi
• Pertahankan penggunaan alat
bantu jalan
• Instruksikan pasien untuk
meminta bantuan dengan
menggunakan gerakan
• Gunakan tekhnik yang tepat
untuk memindahkan pasien
dari dank ke tempat tidur,
toilet, kursi roda, dan
sebagainya
• Tempatkan tempat tidur
41
mekanis pada posisi terendah
4. Toileting perawatan diri: toileting pelatihanmemori
diri: indikator: aktifitas:
difisit • meresponkandung • merangsangmemoridengan
perawat kemihpenuhsecaratepat mengulangiterakhirpikiranpasi
an waktu enmengungkapkan, Sesuai
Do:pasie • merespondorongantuharu • mengenangpengalaman masa
n mudah sbuang airbesarsecara lalu dengansabar,Sesuai
lupa tepat waktu • perilakumemonitorpasiensela
Ds:anak • mendapatmasuk dan ma terapi
beliau keluarkamar mandi • memantau perubahandalam
mengatak • menghilangkanpakaian memoridengan pelatihan
an bahwa • posisidiridi toilet
beliau • sampai diribantuanperawatan:
tidak ketoiletantaradoronganda toileting
dapat n pengesahanurin aktifitas:
BAB dan • sampai • mempertimbangkanbudayapas
BAK ketoiletantaradoronganda ienketika
pada npendidikantinja mempromosikanaktivitas
tempatny • menyekadirisetelah buang perawatandiri
a air kecil • menanggalkan
• menyekadirisetelahbuang pakaianpentinguntuk
air besar memungkinkaneliminasi
• menyesuaikanpakaiansete • membantupasienke toilet
lah toileting • mempertimbangkanrespons
pasien terhadapkurangnya
privasi
• memberikan
privasiselamaeliminasi
5. Nutrisi Status nutrisi Monitoring nutrisi
kurang Indikator: Aktifitas:
dari • Asupan zat gizi Timbang berat badan
42
kebutuh • Asupan makanan dan klien
an tubuh cairan Monitor kehilangan dan
Do:bb:45 • Energi pertambahan berat badan
kg, • Indeks masa tubuh Monitor tipe dan kuantitas
tb:160cm • Berat badan olah raga
Ds:anak Jadwalkan perawatan, dan
beliau tindakan keperawatan
mengatak agar tidak mengganggu
an berat jadwal makan
badan Monitor menu makanan
beliau dan pilihannya
turun Monitor tingkat energi,
drastis, lelah, lesu, dan lemah
sulit Monitor intake kalori dan
untuk nutrisi
menghabi
skan Manajemen nutrisi
makanan Aktifitas:
nya Memantau ketepatan
urutan makanan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi harian
Menentukan jimlah kalori
dan jenis zat makanan
yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli
makanan, jika diperlukan
Menetukan makanan
pilihan dengan
mempertimbangkan
43
budaya dan agama
Anjurkan intake makanan
yang tinggi kalsium, jika
diperlukan
Memastikan bahwa
makanan berupa makanan
yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Membantu pasien untuk
memilih makanan lembut,
lunak dan tidak asam, jika
diperlukan
Melakukan perawatan
mulut sebelum makan,
jika diperlukan
Membantu pasien
membentuk posisi duduk
yang benar sebelum
makan
Mengajarkan pasien dan
kelurga tentang memilih
makanan
Memberi pasien dan
keluarga contoh tertulis
makanan pilihan
44
mengembangkan rencan
pengobatan: meliputi
pasien dan /atau orang
yang terkait, jika
diperlukan
Berunding dengan tim
atau pasien untuk
membuat sebuah target
berat, jiak pasien tidak
sampai pada batas berat
yang dianjurkan sesuai
umur dan postur tubuh
Membuat sejumlah
catatan mengenai
penambahan berat badan
sehari-hari yang
diinginkan
Berunding dengan ahli
makanan untuk
menentukan keperluan
intake kalori sehari-hari
untuk mencapai dan /atau
mempertahankan target
berat badan
Mengembangkan
hubungan persahabatan
yang mendukung dengan
pasien
Memantau intake kalori
makanan sehari-hari
Anjurkan pasien
memantau sendiri intake
45
makanan sehari-hari dan
menambah/mempertahank
an berat badan, jika
diperlukan
Amati pasien selama dan
setelah makan untuk
memastikan bahwa
kecukupan intake dapat
dicapai dan dipertahankan
Memberikan bantuan
untuk menambah berat
badan dan perilaku yang
berhubungan dengan
penambahan berat badan
Memberikan pemahaman
tentang konsekuensi
akibat penurunan berat
badan, perilaku
penurunan berat badan,
atau kekurangan
penambahan berat badan
Batasi aktivitas fisik
untuk meningkatkan
penambahan berat badan,
jika diperlukan
Memberikan pengawasan
terhadap program latihan,
ketika diperlukan
46
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat
mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan
beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom)
yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive)
(Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998).
Klasifikasi demensia menurut kerusakan struktur otak ada 2 yaitu tipe
alzheimer dan demensia vaskuler. Berdasarkan umur ada 2 yaitu demensia senilis
( usia >65tahun) dan demensia prasenilis (usia <65tahun). Sedangkan menurut
perjalanan penyakitnya ada 2 yaitu Reversibel dan Ireversibel, dan berdasarkan
sifat klinis terbagi 2 yaitu demensia proprius dan pseudo-demensia.
3.2 SARAN
Dengan membaca makalah ini penulis mengharapkan kepada seluruh tenaga
kesehatan khususnya para perawat agar dapat memberikan perawatan sesuai
dengan peran perawat itu sendiri berdasarkan kebutuhan pasienny dan standar
keperawatan.
47
48